BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap perubahan angin asia dan angin australia yang selalu berganti arah dua kali selama setahun, hal ini terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah utara/selatan garis khatulistiwa. Sehingga wilayah Indonesia mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih dikenal dengan musim pancaroba. BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun 2010 menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Bencana Alam yang ditimbulkannya adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Pada musim pancaroba cuaca di wilayah Indonesia terkadang tak mudah di prediksi. Dimana pada musim pancaroba kerap terjadi cuaca ekstrim, seperti; hujan, badai, hujan es, petir, angin kencang, angin puting beliung, banjir dan longsor serta gelombang laut yang tinggi. tin ggi. Kejadian cuaca ekstrim ini terjadi di hampir seluruh Indonsia selama bulan-bulan musim peralihan. Kejadian cuaca ekstrim pada musim pancaroba yang paling banyak adalah bencana angin puting beliung. Musim pancaroba biasanya suhu udara berubah menjadi lebih panas dan gerah, disertai datangnya angin kencang,
1
terjadinya awan gelap yang relative singkat serta hujan deras (kadang-kadang ada hujan butiran es). Angin puting beliung sering terjadi diwilayah Indonesia pada bulan bulan peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena proses perubahan arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali setahun. Perubahan arah angin regional tersebut akan mempengaruhi kestabilan beda tekanan udara permukaan dan lapisan atas yang cukup besar sehingga menimbulkan daya sedot udara dari permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun area kejadian angin puting beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu yang singkat. Tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung, antara lain; (1) Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan gerah, (2) Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00 pagi ada pertumbuhan
awan
gelap
yang
cepat,
(3)
Terbentuk
awan
gelap
Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk awannya seperti bunga kol, (4) Angin dingin mulai berhembus dan ranting serta daun pepohonan disekitar mulai bergoyang kencang, (5) Angin dingin semakin lama semakin kencang dan terjadilah angin ribut (puting beliung). Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama periode tahun 1815-2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia, angin puting beliung menempati urutan ke 2 terbesar yaitu 21 % . Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa, luka-luka 171 jiwa, menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, serta rumah rusak ringan hingga rusak berat sebanyak 26.703 unit. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang memperkirakan sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur yang topografi wilayahnya berbukit-bukit berpotensi dilanda angin puting beliung sehingga perlu diwaspadai. Sikap waspada ini penting dimiliki masyarakat terutama yang beraktivitas di darat maupun di laut karena tekanan angin kencang yang melanda seluruh wilayah kepulauan ini dengan kecepatan rata-rata berkisar
2
antara 40-45 km/jam, kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Juli Setiyanto, di Kupang. Sebelumnya angin puting beliung menerjang 10 rumah dan satu fasilitas umum di Dusun Dendeng, Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Jumat (31/1/2014) siang, sehingga mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa dalam peritiwa yang berlangsung tiba-tiba dan singkat itu. Dari 10 rumah tercatat lima rumah mengalami kerusakan parah. Sebab, atap dan kap rumah diterbangkan angin sehingga rumah-rumah itu terlihat gundul. Hanya sisa tembok rumah dan perkakas dalam rumah. Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan berubah menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan cepat, sehingga bisa mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa itu angin puing beliung, apa tindakan yang harus dilakukan bila akan terjadi angin putting beliung serta bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum dan setelah bencana terjadi.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini diantaranya ialah : 1.
Apa yang dimaksud dengan angin puting beliung ?
2.
Bagaimana proses terjadinya angin puting beliung ?
3.
Apa penyebab terjadinya angin puting beliung ?
4.
Bagaimana dampak yang ditimbulkan angin puting beliung ?
5.
Bagaimana manajemen bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah terjadi bencana ?
3
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya ialah : 1.
Mengetahui definisi angin puting beliung
2.
Mengetahui proses terjadinya angin puting beliung
3.
Mengetahui penyebab terjadinya angin puting beliung
4.
Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin puting beliung
5.
Mengetahui manajemen bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah terjadi bencana
1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya ialah : Mengetahui bagaimana manajemen bencana angina puting beliung dan agar masyarakat dapat waspada jika terjadi gejala-gejala seperti angina putting beliung.
4
BAB II ISI
2.1 Definisi Bencana Angin Putting Beliung Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di daerah Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar. Angin puting beliung adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan kumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Angin puting beliung muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terkihat jelas yang ujungnya yang menyentuh buimi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing. Tornado adalah angin kencang yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 km/jam yang berlangsung 5-30 menit akibat adanya perbedaan tekanan yang sangat besar dalam area skala yang sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan cumulunimbus (Cb). Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapislapis (awan Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini biasanya berbentuk bunga kol dan pertumbuhannya menjulang vertikal sampai pada ketinggian lebih dari 30.000 ft, dan bisa juga berasal dari multi sel awan, dengan luasan area horizontalnya sekitar 0-5 Km.
5
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu diikuti angin kencang yang berangsur-angsur kecepatannya melemah. Angin puting beliung biasanya mempunyai kecepatan dapat mencapai 40 -50 Km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, Filipina, Jepang, Korea maupun China. Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot. Angin puting beliung ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat cuaca hujan atau di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang hari atau malam hari, karena memang fenomena nya selalu terjadi setelah lepas pukul 13.00 – 17.00 waktu setempat, namun demikian tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari.
2.2 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
2.3 Ciri - ciri Angin Puting Beliung Ciri-ciri dari angina putting beliung diantaranya ialah :
6
a. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang yang kecepatannya berangsur melemah b. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/jam c. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km d. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan di siang atau sore hari. e. Terjadi antara jam 13 hingga 17
2.4 Proses Terjadinya Angin Puting Beliung Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuhnya awan Cb yaitu seperti dijelaskan dibawah ini: a. Fase Tumbuh Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal-kristal es, masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan. b. Fase Dewasa Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat menimbulkan arus geser memutar, dan membentuk pusaran. Arus udara ini memutar semakin ce pat, irip seperti sebuah siklon yang “menjilat” bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout). c. Fase Punah Tidak ada massa udara naik, massa udara yang turun meluas diseluruh awan. Kondensasi berhenti, udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cumulunimbus (Cb).
7
2.5 Tanda-tanda yang mendahului Angin Puting Beliung Tanda-tanda yang mendahului angina putting beliung diantaranya ialah : a. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk, pengap b. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awantersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna abuabu menjulang tinggi seperti bunga kol c. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hita m gelap d. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan dating e. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri f. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri g. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan lebat dan angin kencang akan terjadi h. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan, kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin kencang yang memiliki kecepatan lebih rendah.
2.5 Karakteristik Angin Puting Beliung Karakteristik dari angina putting beliung diantaranya ialah : a. Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting beliung b. Kehadirannya belum dapat diprediksi c.
Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat lokal
d. Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner
8
e. Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan f. Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah
2.6 Dampak yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin puting beliung bila menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, hal ini tergantung dari skala intensitas angin. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung yang terjadi di indonesia memiliki skala intensitas antara F1 dan F0, yang digolongkan pada tornado lemah. Kerusakan yang dilimbulkan diantaranya: 1.
Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan
2.
Merusak jaringan listrik
3.
Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil
4.
Membahayakan keselamatan
2.7 Manajemen Bencana Angin Puting Beliung Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin puting : 1.
Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan terhadap gaya angina
2.
Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan
3.
Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin topan
9
4.
Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina
5.
Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan
6.
Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau arang lain disekitarnya
7.
Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri
8.
Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin.
9.
Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapalkapalnya.
Manajemen Bencana Puting Beliung A. Sebelum bencana :
Perlu
dilakukan
sosialisasi
mengenai
puting
beliung
agar
masyarakat memahami dan mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal, karakteristik, bahaya, dan mitigasinya
Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data historis
Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta tidak membiasakan memarkir kendaraan di bawah pohon besar
Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap dan menggantung
Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang
Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara
10
B. Saat bencana:
Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang menerjang
Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat
Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh
Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel listrik
Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit, sehingga jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang belum benar-benar reda
C. Setelah Bencana:
Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam pencarian dan pertolongan para korban
Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat
Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk pengobatan dan dapur umum
Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran dan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi
Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian material.
11
2.8 Antisipasi dan Penanggulangan Angin Putting Beliung Antisipasi adanya angin puting beliung, antara lain sebagai berikut: a. Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut b. Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent, kecil kemungkinan terhempas. c. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut d. Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena tersebut sangat cepat e. Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb.
Adapun upaya penanggulangan angin puting beliung adalah sebagai berikut : A. Sebelum Datangnya Angin
Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat
Waspadalah terhadap perubahan cuaca
Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat
Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut: Langit gelap, sering berwarna kehijauan.
Hujan es dengan butiran besar
Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar
Suara keras seperti bunyi kereta api cepat
Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin topan mendekat
12
B. Saat Datangnya Angin
Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)
Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.
Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas.
Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:
Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda
Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah
Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat.
Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.
13
BAB III KASUS ANGIN PUTING BELIUNG
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Puluhan rumah warga di Desa
Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau rusak akibat diterjang angin puting beliung disertai hujan yang terjadi pada Rabu (19/10/2016). Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.Pantauan dilokasi kejadian, sejumlah kanopi ruko roboh, dan sejumlah atap bangunan rumah rusak akibat tersapu oleh hembusan angin puting beliung. Selain itu sejumlah pohon juga bertumbangan, dan beberapa diantaranya jatuh menimpa atap rumah warga. Yusmari,
salah
satu
korban puting
beliung yang
mengalami
kerusakan rumah cukup parah menerangkan prihal kajadian itu.Dia menerangkan angin puting beliung terjadi pada Pukul 01.30 Wib dini hari.Saat itu dia mendengar suara angin berderu kencang disertai hujan, dan kemudian menerbangkan atap rumah sejauh lebih kurang 500 meter."Saya langsung bergeges mematikan listrik PLN, dan kemudian saya bersama anggota keluarga saya mencari tempat berlindung,"katanya.Dia mengatakan, peristiwa angin puting beliung ini merupakan kali pertama yang pernah terjadi di daerah mereka. Di lokasi kejasian sejumlah warga masyarakat bersama puluhan personil TNI dari satuan Kompi Kavaleri Panser (Kikavser) Kodam I/BB bahu secara gotong
royong
membantu
memperbaiki
memotong sejumlah pohon yang tumbang.
14
bangunan rumah yang rusak dan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut: 1.
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.
2.
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya awan Cb (Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu: Fase Tumbuh, Fase Dewasa dan Fase Punah.
3.
Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
4.
Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung.
5.
Mitigasi bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.
3.2 Saran Saran yang ingin saya sampaikan pada makalah ini yaitu kita sebagai mahasiswa-mahasiswi kebumian yang banyak mempelajari tentang bumi dan kejadian-kejadian alam di dalamnya termasuk bencana alam yang terjadi di bumi, hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai
15
cara mitigasi sebelum,
saat
bencana alam angin puting beliung pada masyarakat yaitu dan
setelah
terjadi
bencana,
guna
untuk
mengantisipasi dan menanggulangi bencana angin puting beliung
16
membantu
DAFTAR PUSTAKA http://regional.kompas.com/read/2017/03/07/20240801/200.rumah.di.malang.rusa k.akibat.diterjang.puting.beliung https://www.scribd.com/doc/269735954/Makalah-Angin-Puting-Beliung-pdf http://warnetalbarokah.blogspot.co.id/2013/10/contoh-makalah-angin-puting beliung.html
17