INVERTEBRATA
a. Pencernaan Intraseluler
Pencernaan intraseluler ciri khas dari protozoa seperti Paramecium dan Amoeba. Lapisan sel yang bersilium menutupi tubuh dan di dalamnya terdapat suatu massa sel yang padat. Besar kemungkinanya hewan tidak mempunyai mulut atau usus. Butir makanan kecil seperti bakteri, alga, dan protozoa dirintis oleh sel-sel luar. Butir makanan lalu dibungkus oleh vakuola makan dalam sel, dan enzim pencernaan dari sitoplasma masuk kedalam vakuola dimana kemudian terjadi intraseluler. Hasil pencernanan diserap dari vakuola. Semua limbah pencernaan dikeluarkan dari badan. Zat makanan yang diabsorpsi masuk kedalam secara difusi.
Protozoa
Proses pencernaannya terjadi dalam vakuola, merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan yang berupa rongga yang diselaputi membran (tonoplas). Mula-mula, lisosom menyekresikan enzim pencernaan ke dalam vakuola makanan. Enzim tersebut menyebabkan suasana vakuola berubah menjadi asam sehingga bahan makanan tercerna. Selanjutnya, terjadi pemisahan berbagai garam kalsium. Hal ini akan menciptakan suasana lingkungan dengan pH yang tepat bagi berbagai enzim untuk berfungsi secara optimal. Dalam keadaan tersebut, bahan makanan akan disederhanakan sehingga dapat diserap oleh sitoplasma. Berakhirnya proses pencernaan ditandai dengan adanya perubahan keadaan lingkungan dalam vakuola menjadi netral. Bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui proses eksositosis (Isnaeni, 2006). Menurut Campbell dkk (2004) vakuola makanan, organel seluler di manaenzim hidrolitik merombak makanan tanpa mencerna sitoplasma sel sendiri adalah kompartemen yang paling sederhana. Protista heterotrofik mencerna makanannya dalam vakuola makanan, umumnya setelah menelan makanan melalui fagositosis atau pinositosis. Vakuola makanan menyatu dengan lisosom yang merupakan organel yang mengandung enzim hidrolitik. Keadaa ini akan memungkinkan makanan bercampur dengan enzim sehingga pencernaan terjadi secara aman di dalam suatu kompartemen yang terbungkus oleh membran. Mekanisme pencernaan ini disebut pencernaan intraseluler (Gambar 1).
Gambar 1. Pencernaan Intraseluler Paramaecium dan Amoeba
Porifera
Spons berbeda dari hewan-hewan lain karena pencernaan makanannya secara keseluruhan berlangsung melalui mekanisme intraseluler. Menurut Isnaeni (2006) invertebrata tingkat rendah tidak mempunyai organ pencernaan khusus. Pencernaan makanan terjadi secara intraseluler, yakni di dalam sel khusus. Porifera tidak mempunyai rongga pencernaan tetapi mempunyai sel khusus yang disebut koanosit (Gambar 2).
Gambar 2. Sel Koanosit pada Porifera
b. Pencernaan Ekstraseluler
Pada sebagian besar hewan, paling tidak beberapa hidrolisis terjadi melalui pencernaan ekstraseluler, yaitu perombakan makanan di luar sel.
Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam kompartemen yang bersambungan melalui saluran-saluran berupa rongga gastrovaskuler, berfungsi dalam pencernaan dan distribusi nutrien keseluruh tubuh.
Cnidaria
Hydra sp yang termasuk hewan Cnidaria merupakan contoh yang baik mengenai bagaimana suatu rongga gastrovaskuler bekerja. Hidra adalah karnivora yang menyengat mangsa dengan organel khusus yang disebut nematosit dan kemudian menggunakan tentakel untuk memasukkan makanan dari mulut kedalam rongga gastrovaskuler (Lihat Gambar 3).
Gambar 3. Pencernaan Ekstraseluler dalam suatu rongga gastrovaskuler Hydra
Dengan adanya makanan di dalam rongga itu, sel-sel khusus gastrodermis, lapisan jaringan yang melapisi rongga itu, mensekresikan enzim pencernaan yang merusak atau merombak jaringan lunak pada mangsanya menjadi potongan- potongan kecil. Sel-sel gastrodermal kemudian akan menelan partikel makanan, dan sebagian besar hidrolisis makromolekul yang sesungguhnya terjadi secara intraseluler seperti pada Paramaecium dan Cnidaria. Setelah hidra selesai mencerna makanannya, bahan-bahan yang tidak tercerna yang masih tetap berada di dalam rongga gastrovaskuler, seperti eksoskeleton Crustacea kecil, dikeluarkan melalui sebuah pembukaan tunggal, yang berfungsi ganda sebagai mulut dan anus.
Coelenterata
Alat pencernaan berupa gastrovaskuler, yaitu ruang untuk proses pencernaan sekaligus untuk sirkulasi. Sel yang membatasi rongga gastrovaskuler disebut gastrodermis. Sel ini mampu menyekresikan enzim ke ruang gastrovaskuler. Oleh karena itu, pemecahan bahan makanan secara kasar dapat berlangsung dalam saluran tersebut. Namun, pencernaan makanan secara lengkap tetap berlangsung secara intraseluler. Sistem dilengkapi dengan satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus (Gambar 4).
Gambar 4. Pencernaan Ekstraseluler pada Coelenterata
Beberapa spesies cacing pipih yang hidup bebas (non parasit) sudah mempunyai mulut, tetapi tidak mempunyai rongga pencernaan.
Platyhelminthes
Mulut yang juga berperan sebagai anus terletak di permukaan bawah tubuh cacing pipih akan mengambil makanan dengan dibantu oleh faring. Faring akan menghisap makanan dan memasukannya ke dalam rongga gastrovaskular. Enzim pencernaan dari sel-sel gastrodermis akan mencerna makanan menjadi partikel yang lebih kecil (Gambar 5).
Gambar 5. Proses Pencernaan pada Planaria (Dugesia sp)
Pada hewan tersebut, makanan dicerna oleh sel jaringan di dekat mulut, yang belum terorganisasi secara baik. Ada juga jenis cacing pipih yang mempunyai saluran pencernaan makanan sederhana yang mirip dengan ruang gastrovaskuler Coelenteranta namun bercabang-cabang. Permukaan tubuh cacing pipih sering digunakan untuk menyerap makanan. Untuk keperluan tersebut cacing pipih mempunyai mikrofili pada usus halus manusia yang memiliki pipa atau tabung pencernaan yang memanjang antara dua pembukaan, mulut dan anus. Pipa atau tabung ini disebut saluran pencernaan lengkap (complete digestive tract) atau saluran pencernaan (alimentary canal).
Nemathelmintes
Mulut lalu masuk ke lambung dan di usus – terjadi penyerapan nutrisi dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh cairan tubuh (pseudoselom) lalu keluar melalui anus (Gambar 6). Contoh : Cacing tambang, kremi
Gambar 6. Pencernaan ekstraseluler pada Nemathelmintes
Annelida
Pencernaan dari mulut ke faring melalui esofagus menuju tembolok di dalam empedal terjadi penyerapan mekanik dan di usus mengalami pelipatan (tiplosol) untuk memperluas daerah penyerapan nutrisi (Gambar 7). Contoh : Cacing tanah.
Gambar 7. Pencernaan Ekstraseluler Annelida pada Cacing tanah
Mollusca
Terjadi proses pertama di mulut memiliki gigi radula untuk pencernaan secara mekanik, lalu ke lambung pencernaan terjadi secara kimiawi, terakhir di usus terjadi penyerapan (Gambar 8). Contoh : bekicot/siput
Gambar 8. Pencernaan Ekstraseluler pada Mollusca
Insecta
Insecta seperti belalang, memiliki ruang-ruang pencernaan yang terbagi menjadi 3 daerah yaitu foregut, terdiri dari esophagus dan tembolok, midgut terdiri lambung dan usus, dan hindgut terdiri dari rektum dan anus. Makanan dibasahi dan disimpan pada tembolok, tetapi pencernaan terjadi pada midgut. Gastric ceca, merupakan kantung yang memanjang dari midgut untuk mengabsorbsi nutrien (Gambar 9).
Gambar 9. Pencernaan pada Insecta misalnya belalang hijau (Melanoplus femurrubrum)
8. Echinodermata
Lambung yang dilengkapi dengan kelenjar pencernaan (pyloric cecae) mensekresikan enzim pencernaan. Usus memiliki ukuran yang bervariasi, bergantung pada spesiesnya. Anus yang ada di permukaan tubuh atas (Gambar 10). Contoh : bintang laut.
Gambar 10. Proses pencernaan pada Echinodermata
VERTEBRATA
Hewan tingkat tinggi yang memiliki kompleksitas dalam sistem pencernaan memiliki tahap utama proses makanan yaitu ingestion, digestion, absorbtion dan elimination. Ingestion merupakan perilaku makan yang merupakan tahap pertama memproses makanan. Digestion yaitu tahap kedua dalam proses makanan yang mana memecah makanan ke dalam molekul kecil yang cukup untuk di absorbsi. Termasuk enzim hidrolisis dari bentuk polimer menjadi monomer. Absorption yaitu tahap ketiga proses makanan yang mana mengangkut nutrien oleh sel tubuh. Elimination yaitu tahap keempat proses makanan yang terjadi yaitu melalukan material yang tidak dicerna ke kompartemen pencernaan (Gambar 11).
Gambar 11. Empat tahap proses makanan hewan tingkat tinggi
Sistem Pencernaan Pada Pisces
Saluran Pencernaan (Tractus Digestivus)
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris) yang termasuk zona ingresif. Di dalam rongga mulut ikan terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan, serta banyak mengandung lendir tetapi tidak menghasilkan ludah. Glandula mukosa atau kelenjar lendir berfungsi untuk mempermudah jalannya makanan. Peninggian dasar mulut pun terjadi, yaitu diantara mandibularis dan arcus hyoideus, dilengkapi selaput lendir, disokong rangka hyobranchial tidak dapat bergerak / gerak terbatas, tanpa kelenjar. Terdapat organ pengecap yang sering menyelimuti lidah yang berfungsi sebagai penyeleksi makanan. Pada rongga mulut pisces juga terdapat organ palatin yang terletak pada langit-langit bagian belakang, dan merupakan penebalan dari lapisan mukosa. Langit-langit (palatum) tidak ada hubungannya dengan rongga mulut dan rongga hidung. Organ ini terdiri dari lapisan otot dan serat kolagen serta berfungsi sebagai proses penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan (Gambar 12).
Gambar 12. Proses pencernaan pada Pisces
Setelah melalui mulut, makanan menuju ke esophagus (Zona Progresif) melalui faring. Rongga mulut meneruskan diri menjadi faring dengan beberapa pasang insang sebagai jalan masuk makanan dan air. Faring yang terdapat di daerah sekitar insang ini berbentuk kerucut dan pendek. Pada faring ini berfungsi sebagai penyaring makanan, tetapi pada faring biasanya masih ditemukan organ pengecap, jika ada material yang bukan makanan maka material tersebut akan dibuang melalui celah insang. Dari esophagus (kerongkongan) makanan di dorong masuk ke lambung. Esophagus pada ikan sangat pendek dan batas dengan ventrikulusnya tidak jelas. Terdapat di sebelah dorsal trachea, dinding ototnya tersusun oleh otot polos tetapi di bagian anteriornya serabut otot polos perlahan berubah menjadi otot rangka, kemudian makanan menuju lambung (ventriculus).
Lambung pada ikan mempunyai dua fungsi, selain sebagai penampung makanan, lambung juga sebagai pencerna makanan. Pada ikan yang tidak berlambung, fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantung yang membesar atau sering disebut lambung palsu. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam dan berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Pada lambung juga mempunyai sel-sel penghasil cairan gastric yang terletak di bagian bawah dari lapisan epithelium yang berfungsi untuk mensekresikan peptin dan asam klorida. Proses pencernaan di lambung dilakukan ada yang kimiawi dan ada pula pencernaan secara mekanik. Ikan herbivora menggerus makanan pada lambung, lambung tersebut sering disebut gizard atau lambung khusus. Lambung pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Bentuknya bervariasi, ada yang berbentuk lurus atau huruf J. Pylorus jauh lebih kecil dari pada cardiaknya. Di dalam lambung ini akan terjadi proses pencernaan protein, lemak, dan karbohidrat. Pencernaan protein di lambung akan mengalami denaturasi oleh kerja HCl dan dihidrolisis oleh enzim pepsin, sehingga protein menjadi peptid. Pencernaan protein, lemak dan karbohidrat di lambung merupakan tahap awal, tetapi secara intensif dilakukan di usus. Sedangkan pada ikan yang tidak mempunyai lambung, pencernaan protein dilakukan pada usus depan oleh enzim protease.
Dari lambung (Zona Progresif), makanan masuk ke usus (Zona Degresif) yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus (Zona Egresif). Bagian ini merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan atau tractus digesti. Pada bagian depan usus ini ada yang terdapat dua saluran dan ada yang satu saluran. Dua saluran tersebut yaitu saluran yang berasal dari kantong empedu (ductus choledochus) dan saluran yang berasal dari pankreas. Sedangkan yang hanya mempunyai satu saluran pada depan lambung ini, karena pankreas pada ikan tertentu tersebut menyebar pada organ hati. Jadi hanya terdapat satu saluran yaitu ductus choledochus. Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel epithelium dengan bentuk prismatic. Pada lapisan ini terdapat tonjolan-tonjolan atau prisma atau villi yang membentuk seperti sarang tawon pada usus bagian depan dan akan lebih beraturan pada usus bagian belakang. Bentuk sel yang umum ditemukan di epithelium usus adalah sel enterosit dan sel mukosit. Sel enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah ke rongga usus. Sel ini adalah sel yang paling dominan, yang jumlahnya akan semakin meningkat ke arah bagian belakang usus. Sel enterosit memiliki tonjolan kecil atau mikrovilli kecil yang berperan dalam penyerapan makanan. Sel mukosit atau sering disebut sel penghasil lendir merupakan sel yang berbentuk seperti piala, pada permukaan sel ini juga terdapat mikrovilli. Lendir ini berfungsi sebagai pelumas dan pelindung dinding usus.
Perbedaan intestinum pada tiap jenis ikan terletak pada bentuknya. Ikan jenis herbivora memiliki usus yang menggulung dan panjang. Sedangkan untuk ikan omnivora memiliki usus yang hampir sama dengan herbivora tetapi lebih pendek. Sedangkan untuk ikan karnivora memiliki usus pendek dan tidak menggulung. Hal ini disebabkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk usus dalam proses pemecahan makanan. Pada usus terjadi mekanisme peristaltik dan kontrolnya. Proses ini melibatkan kontraksi bergelombang dari lapisan otot sirkular dan longitudinal pada dinding usus. Sehingga material dari bahan makanan yang ada di usus bisa berpindah. Keberadaan jaringan saraf intrinsik dalam usus mengontrol proses ini.
Kelenjar Pencernaan (Glandula Digestoria)
Glandula digesti pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hepar (hati) merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan. Hepar terdiri atas 2 lobus, fungsi hati adalah untuk menghasilkan empedu yang akan disimpan dikantung empedu untuk pencernaan lemak. Hepar adalah organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini berwarna merah kecoklatan yang tersusun oleh sel-sel hati atau hepatosit. Organ ini terletak dibagian depan rongga badan dan mengelilingi usus. Hepar pada ikan terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus dorsal, lobus dexter dan lobus sinister. Pada sel-sel lemak atau hepatosit akan membentuk asam empedu yaitu asam yang berasal dari kolesterol, yakni asam kholik, asam khenodesoksikholik, dan asam desoksikholik. Selanjutnya nanti akan terbentuk garam empedu. Garam empedu ini yang berperan melarutkan lemak dalam air.
Vesica felea (kantung empedu) berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Fungsi vesica felea adalah menyimpan empedu dan mengalirkannya ke usus apabila diperlukan. Jika kekurangan cairan empedu dapat menurunkan kecernaan lemak dan kekurangan vitamin-vitamin yang hanya larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K.
Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan hormon insulin. Pankreas terletak berdekatan dengan usus depan dan lambung. Saluran pankreas ini bermuara pada usus depan. Warnanya kekuning-kuningan. Pada pankreas ini mempunyai dua tipe sel, yang pertama adalah sel eksokrin yang berfungsi untuk menyintesis enzim. Hasil utama pankreas eksokrin adalah enzim-enzim pencernaan, seperti protease, amilase, khitinase, dan lipase. Sel yang kedua adalah sel endokrin yang berfungsi untuk mensintesis hormone. Enzim pada ikan karnivora yaitu enzim pemecah protein sedangkan pada ikan herbivora menghasilkan enzim pemecah karbohidrat.
Sistem Pencernaan Pada Amphibi
Saluran Pencernaan (Tractus Digestivus)
Tractus digestivus pada amphibi terbagi atas empat zona yaitu zona ingresif (mengambil dan memasukkan makanan), zona progresif (mendorong makanan serta mulai mengubahnya), zona degresif (berlangsung proses kimia, seleksi dan absorbsi), dan zona engresif (melepaskan sisa makanan) (Gambar 13).
Gambar 13. Proses pencernaan pada Amfibi misalnya katak (Rana sp)
Zona ingresif yaitu rongga mulut: gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa, lidah untuk menangkap mangsa dan choane terletak di palatum primer. Pada pinggir lubang mulut mempunyai 12-20 pasang tentakel dan rambut getar lidah amphibi yang dapat bergerak.
Zona progresif , adalah esophagus berupa saluran pendek. Esophagusnya pendek sekali dan batas dengan ventrikulusnya tidak jelas.
Zona progresif, adalah ventrikulus (lambung) berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Ujung cardia lebar, fundus tidak terlihat jelas, ujung pylorus pendek dan sempit. Fungsi ventriculus adalah tempat menyimpan makanan, pencernaan secara mekanik, serta pencernaan secara kimiawi.
Zona Degresif, adalah intestinum (usus) yang terdiri atas usus halus meliputi: duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Seperti batas intestinum crassum dan tenue yang kurang jelas. Seluruh permukaan intestinum disusun oleh sel-sel yang memiliki kemampuan absorbsi.
Zona Egresif yaitu usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
Kloaka merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar Pencernaan (Glandula Digestoria)
Glandula digestoria pada amphibi terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum) pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
Sistem Pencernaan Pada Reptil
Organ pencernaan Reptil
Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
Rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
Gigi
Tumbuh pada rahang atas dan bawah, kebanyakan akrodont atau plerodont kecuali buaya yang tekodont. Bentuk konis dan mempunyai tiga ujung yang meruncing. Pergantian giginya bersifat polyphyodont.
Lidah
Melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Dapat digerakan dengan leluasa. Pada ular dapat digunakan sebagai alat peraba. Pada bunglon lidahnya pekat untuk alat penangkap serangga. Sedangkan lidah pada cicak digunakan untuk menangkap mangsa.
Berdasarkan tempatnya kelenjar ludah dibedakan menjadi kelenjar lidah, kelenjar bibir, kelenjar yang terletak di dekat kerongkongan, kelenjar pada atap rongga racun dan kelenjar gigi.
Esofagus (kerongkongan) : esophagus tidak berkelenjar pada reptile bersifat elastic, berbulu getar dan bersel lender yang lebih panjang. Pada Chelotria (bangsa bulus) selaput lendirnya mempunyai papilla.
Ventrikulus (lambung) : lambung berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Pada organ ini mempunyai muscular yang tebal dan berbentuk silindris. Bentuk dari ventrikulus pada reptile disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Terdapat kelenjar lendir dan ludah perut. Pada buaya ventriculus amat kuat dan berfungsi sebagai pengunyah. Khusus pada ular, proses makanan pertama kali dicerna pada organ ini.
Intestinum : terdiri atas usus halus (Intestinum tenue) usus tebal (Intestinum crissum) yang bermuara pada kloaka.
Kloaka : lubang posterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang untuk saluran pencernaan dan urin.
Kelenjar Pencernaan Reptil
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pancreas sebagai berikut:
Hepar pada retil terdapat dua lobus, yaitu lobus dexter dan lobus sinister. Pada hepar ini menghasil empedu. Hati pada ular panjang dan sempit, tidak berlobus dan mempunyai cystic atau kantong empedu. Pada penyu berlobus dua dan berbentuk lebar.
Vesica fellea atau kandung empedu terletak pada sebelah kanan hati.
Pancreas pada reptile terletak diantara ventrikulus dan duodenum. warnanya kekuningan. Pada reptile dapat memiliki lebih dari satu ductus.
Saluran pencernaan Reptilia:
Crocodiles (specialized because they have gizzard)
Esophagus gizzard (stomach) small intestine large intestine cloaca (2 regions) coprodeum (solid waste) urodeum (liquefied wastes) (Gambar 14).
Gambar 14. Proses pencernaan pada Buaya
Gambar 15. Proses pencernaan pada Ular Gambar 16. Proses pencernaan pada Salamander
Sistem Pencernaan Aves
Organ Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Paruh : merupakan modifikasi dari gigi. Bentuk paruh bermacam-macam tergantung dari makanannya. Paruh pendek dan tebal pada pemakan biji-bijian, halus dan tipis pada hewan pemakan serangga, lebar dan gepeng dengan alat penyaringan dari zat tanduk dan paruh bagian atas kuat, pendek, dan bengkok yang dimiliki oleh burung burung buas.
Rongga mulut : terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tembolok. Pada rongga mulut terdapat lidah dimana pada bagian atas lidahnya menanduk, sedang bentuknya disesuaikan dengan bentuk paruhnya. Di dalam rongga mulut, pakan dicampur dengan air ludah dan enzim air ludah (saliva).
Faring: berupa saluran pendek
Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat. Tembolok adalah pelebaran oesophagus (tenggorokan). Organ ini merupakan tempat penampungan, penimbunan, pelunakan dan penyimpanan pakan yang masuk untuk sementara waktu. Ada dua macam tembolok:
Ingluvies palsu : merupakan penonjolan memanjang salah satu sisi, misalnya terdapat pada burung buas.
Ingluvies sejati : merupakan tonjolan satu tempat. Contoh pada burung pemakan biji-bijian.
Lambung terdiri dari dua bagian, yaitu lambung kelenjar di bagian depan dan empedal di bagian belakang. Lambung aves mengalami diferensiasi dan terbagi menjadi 2 bagian:
Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Lambung (Proventrikulus) yang asam karena pengaruh asam lambung (HCI) akan menghentikan aktivitas enzim amilase saliva.
Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai "hen's teeth",
Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Ciri panjang berkilat-kilat mempunyai caeca yang panjang namun pada spesies merpati pendek. Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu. Usus buntu berguna memperluas daerah penyerapan sari-sari makanan. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran, yaitu saluran pencernaan usus, saluran uretra, dan saluran kelamin. Proses didalam usus besar, di dalam usus besar masih terdapat substansi pakan yang belum / tidak tercerna dan tidak terabsorbsi oleh usus halus, seperti selulosa dan hemiselulosa. Selulosa dan hemilulosa tidak terhidrolisis oleh enzim apapun yang dihasilkan burung.
Sekum dan Kolon : di dalam sekum dan kolon terdapat kegiatan jasad renik, seperti bakteri proteolitik dengan fungsi utama mencerna protein - protein yang belum tercerna di usus halus seperti skatole, indole, fenol, asam - asam lemak, H2S, asam - asam amino dll.
Saluran Pencernaan Aves:
Esophagus crop stomach regions (proventriculus gizzard small intestines (2 regions) large intestine (short) cloaca
Kelenjar Pencernaan Aves
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu. Hewan unggas memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair (Girisenta, 1980). Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Dari empedal makanan yang bergerak melalui lekukan usus yang disebut duodenum, yang secara anatomis sejajar dengan pankreas. Pankreas tersebut mempunyai fungsi penting dalam pencernaan unggas seperti hanya pada spesies-spesies lainnya. Alat tersebut menghasilkan getah pankreas dalam jumlah banyak yang mengandung enzim-enzim amilolitik, lipolitik dan proteolitik. Enzim-enzim tersebut berturut-turut menghidrolisa pati, lemak, proteosa dan pepton. Empedu hati yang mengandung amilase, memasuki pula duodenum.
Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus. Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.
Unggas tidak mengeluarkan urine cair. Urine pada unggas mengalir ke dalam kloaka dan dikeluarkan bersama-sama feses. Warna putih yang terdapat dalam kotoran ayam sebagian besar adalah asam urat. Saluran pencernaan yang relatif pendek pada unggas digambarkan pada proses pencernaan yang cepat (lebih kurang empat jam).
Gambar 17. Bagian anterior sistem pencernaan Aves:
Sistem Pencernaan Mammalia
Pada hewan tingkat tinggi, makanan dicerna dalam saluran khusus yang pada umumnya sudah berkembang dengan baik. Jadi, pencernaan makanan pada hewan ini berlangsung di dalam organ gastrointestinal (secara ekstraseluler). Sistem gastrointestinal tersusun atas berbagai organ yag secara fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu daerah penerimaan makanan, daerah penyimpanan, daerah pencernaan dan penyerapan nutrien, serta daerah penyerapan air dan ekskresi.
Daerah Penerimaan
Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya dilengkapi dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan makanan. Dalam ludah terkandung berbagai substansi seperti amilase (enzim pencerna karbohidrat pada beberapa mamalia), toksin (pada ular berbisa), dan antikoagulan (pada insekta pengisap darah). Esofagus juga dikelompokkan sebagai daerah penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari mulut ke lambung dengan gerakan peristaltik.
Daerah Penyimpanan
Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal (gizzard) dan lambung. Organ tersebut merupakan pelebaran saluran gastrointestinal pada bagian depan, yang memiliki fungsi utama sebagai penyimpan makanan. Sebagai proses pencernaan makanan sudah terjadi di bagian ini.
Empedal merupakan kantong berotot yang berperan dalam pencernaan mekanik. Organ ini dapat ditemukan pada vertebrata maupun invertebrata. Pada artropoda, empedal dapat menggerus dan menyaring makanan yang berukuran tertentu. Sementara, partikel makanan yang ukurannya melebihi ukuran "saringan" akan tetap dipertahankan di dalam empedal, tidak akan diangkut ke organ berikutnya. Empedal akan terus mencernanya secara mekanik dan mengubahnya menjadi partikel partikel kecil yang mudah disaring. Pada burung, pencernaan makanan secara mekanik yang terjadi di empedal dilakukan oleh kontraksi otot empedal, dibantu oleh kerikil yang ditelannya.
Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim, yaitu makanan yang telah dicerna sebagian. Lambung akan meloloskan khim ke usus (duodenum) dengan jeda waktu tertentu. Lambung juga berfungsi untuk mencerna protein dengan menyeksresikan enzim protease (zimogen) dan asam lambung. Asam lambung menyebabkan kondisi lambung vertebrata menjadi asam, dengan pH sekitar 1-2. Kondisi ini sangat penting untuk mengaktifkan enzim protease yang disimpan dan dikeluarkan oleh sel lambung dalam bentuk belum aktif.
Pada sejumlah herbivora, misalnya lembu dan domba, lambung telah dikhususkan untuk mencerna selulosa. Pada hewan ini, lambung memiliki beberapa ruang. Hewan seperti itu dikenal dengan nama ruminansia. Dalam mencerna selulosa, ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa yang hidup pada rumen dan retikulum di lambungnya.
Selama makan, ruminansia mengunyah rerumputan dan bebijian secara singkat, lalu menelannya hingga makanan masuk ke rumen. Dalam rumen terjadi pencernaan makanan secara biologis oleh adanya aksi bakteri. Selanjutnya, makananakan diteruskan ke retikulum yang akan mengubah bahan makanan tersebut menjadi gumpalan/bongkahan (cud) yang siap dimuntahkan lagi untuk dikunyah kedua kalinya. Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan ditelan lagi. Pada tahapan ini, makanan langsung masuk ke dalam omasum tanpa melalui rumen dan retikulum.
Daerah Pencernaan dan Penyerapan
Proses pencernaan secara lebih sempurna dan penyerapan sari makanan berlangsung di dalam usus. Bahan makanan (karbohidrat, lipid, dan protein) dicerna lebih lanjut dengan bantuan enzim dan diubah menjadi berbagai komponen penyusunnya agar dapat diserap dan digunakan secara optimal oleh hewan. Secara garis besar, enzim pencernaan pada hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu enzim pemecah karbohidrat, pemecah lemak, dan pemecah protein. Apabila proses pencernaan telah mencapai maksimal, bahan makanan berubah untuk menjadi bahan sederhana yang siap diserap. Perlu diingat bahwa di usus juga terdapat berbagai nutrien lain yang diperlukan hewan, seperti vitamin dan mineral.
Organ saluran pencernaan
Gigi
Gigi pada mammalia bersifat thekodont dan diphyodont
Gigi seri (dens incisivus) disingkat dengan I untuk dewasa dan id untuk gigi anak. Bentuk seperti tatah dan berguna untuk memotong.
Gigi taring (dens caninus) disingkat C atau cd bagi anak-anak. Berbentuk kerucut yang berguna untuk merobek dan menerkam mangsa.
Geraham muka (pre molare) disingkat P. Besar, gemuk, dan mempunyai bidang pengunyah untuk menggilas makanannya.
Geraham sejati (molare) disingkat M atau md. Digunakan untuk mengunyah dan menggilas makanannya.
Terdapat 3 macam geraham :
Bunodont: geraham yang konis tumpul, dimilki oleh omnivore.Seccodont: tajam dan mempunyai tepi-tepi yang tajam pula, terdapat pada karnivora.
Bunodont: geraham yang konis tumpul, dimilki oleh omnivore.
Seccodont: tajam dan mempunyai tepi-tepi yang tajam pula, terdapat pada karnivora.
Lophodont: bidang atas berupa parit-parit yang tajam, terdapat pada herbivore.
Lophodont: bidang atas berupa parit-parit yang tajam, terdapat pada herbivore.
` Perbedaan gigi mamalia :
Rumus gigi Mamalia :
Sifat makanan mamalia :
Binatang pemakan serangga. Gigi dan geraham tajam, rahang bawah bergerak atas ke bawah.
Binatang buas. Incisivus tajam, caninus besar untuk merobek mangsa, geraham seccodont untuk mengunyah daging. Rahang atas lebih besar daripada rahang bawah.
Binatang pengerat. Mempunyai dua gigi pemotong yang bagian mukanya tajam. Email gigi hanya terdapat pada bagian muka gigi saja, sehingga gigi pemotong bersifat dapat tumbuh terus.
Misalnya pada:
Jenis anjing laut. Gigi tumbuh kearah belakang yang berguna untuk menghalangi lepasnya mangsa, untuk menangkap dan merobek tetapi tidak dipakai untuk mengunyah. Gerahamnya tajam dan runcing.
Pemamah biak. Gigi muka hanya terdapat pada rahang bawah saja dan digunakan untuk memontong rumput. Geraham mempunyai bidang pengunyah bergaris-garis tajam.
Gajah. Gigi pemotong berubah menjadi alat pembela diri (gading). Pada hewan herbivor, di antara gigi taring dan geraham depan ada ruang yang tidak ditumbuhi dinding. Ruang ini disebut diastema. Gigi hewan herbivor selalu tumbuh dan gigi yang tanggal akan digantikan. tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Lidah
Lidah (lingua) pada mammalian sangat leluasa untuk digerakan karena berupa daging tebal. Lidah tersebut berfungsi sebagai alat pengambil makanan, penelan, pengecap, pembantu alat suara dan sebagai alat rias. Pada kucing lidahnya dilapisi zat tanduk sehingga kasar seperti parut.
Kelenjar ludah pada mammalian terdapat 3 pasang, yakni glandula parotis, glandula sub mandibularis dan glandula sub lingualis. Kelenajr-kelenjar tersebut menghasilkan saliva yang sebagian besar air yang mengandung garam-garam anorganik, zat-zat organic dan enzym.
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan keseluruh arah. Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu : Radiks lingua : Pangkal lidah, Dorsum lingua : Punggung lidah, Apeks lingua : Ujung lidah.
Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan nafas. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir.
Gambar. Lidah dan rongga mulut
Pada lidah terdapat kelenjar ludah. Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah ini ada 2 yakni:
Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), yang terdapat di bawah tulang rahang atas pada bagian tengah.
Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang terdapat di sebelah depan di bawah lidah.
Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di antara lipatan bawah lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sub lingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva).
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 buah, yaitu:
Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah
Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8-7 dan suhu 37oC. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju faring.
Gambar. Bagian Mulut dan Kelenjar Mulut
Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana.
Tekak terdiri dari; bagian superior, bagian media dan bagian inferior. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
Gambar. Letak faring
Oesophagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar yaitu lapisan selaput lender (mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung.Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis.
Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik.
Gambar. Esofagus
Ventrikulus/ Lambung
Lambungnya berbentuk U, terdapat kelenjar ludah perut yang menghasilkan ludah perut yang terdiri dari: hydrogen chloride, mempunyai arti penting untuk menggiatkan kerja pepsin dengan memberi suasana asam, menggiatkan kerja usus, hati dan pancreas, serta sebagai desinfektor.
Lambung terletak disebelah kiri rongga perut. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot polos yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lender ( musin ), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung. Di dalam lambung terjadi pencernaan kimiawi karena dibantu oleh senyawa kimia yang dihasilkan lambung.
Asam HCl, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
Lipase, memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
Renin, mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus, melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Gambar. Lambung ( Gaster )
Figure 41.17Pepsin (active enzyme)HClParietal cellChief cellStomachFolds of
epithelial
tissueEsophagusPyloric
sphincterEpitheliumPepsinogen321 Interior surface of stomach.The interior surface of the
stomach wall is highly folded
and dotted with pits leading
into tubular gastric glands.Gastric gland. The gastric
glands have three types of cells
that secrete different components
of the gastric juice: mucus cells,
chief cells, and parietal cells.Mucus cells secrete mucus,which lubricates and protectsthe cells lining the stomach.Chief cells secrete pepsino-gen, an inactive form of thedigestive enzyme pepsin.Parietal cells secretehydrochloric acid (HCl).1Pepsinogen and HCIare secreted into thelumen of the stomach.2HCl convertspepsinogen to pepsin.3Pepsin then activatesmore pepsinogen,starting a chainreaction. Pepsinbegins the chemicaldigestion of proteins.5 µmSmall
intestineCardiac orifice
Figure 41.17
Pepsin (active enzyme)
HCl
Parietal cell
Chief cell
Stomach
Folds of
epithelial
tissue
Esophagus
Pyloric
sphincter
Epithelium
Pepsinogen
3
2
1
Interior surface of stomach.
The interior surface of the
stomach wall is highly folded
and dotted with pits leading
into tubular gastric glands.
Gastric gland. The gastric
glands have three types of cells
that secrete different components
of the gastric juice: mucus cells,
chief cells, and parietal cells.
Mucus cells secrete mucus,
which lubricates and protects
the cells lining the stomach.
Chief cells secrete pepsino-
gen, an inactive form of the
digestive enzyme pepsin.
Parietal cells secrete
hydrochloric acid (HCl).
1
Pepsinogen and HCI
are secreted into the
lumen of the stomach.
2
HCl converts
pepsinogen to pepsin.
3
Pepsin then activates
more pepsinogen,
starting a chain
reaction. Pepsin
begins the chemical
digestion of proteins.
5 µm
Small
intestine
Cardiac orifice
Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melaluipencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kim atau kimus. Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
Terdapat perbedaan lambung antara mamalia biasa dengan ruminansia misalnya sapi, yakni : lambung pada sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali. Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi. Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus.
Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
Intestinum
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Amino acids or fatty acids in the duodenum trigger the release of cholecystokinin (CCK), which stimulates the release of digestive enzymes from the pancreas and bile from the gallbladder.LiverGall-bladderCCKEntero-gastroneGastrinStomachPancreasSecretinCCKDuodenumKeyStimulationInhibitionEnterogastrone secreted by the duodenum inhibits peristalsis and acid secretion by the stomach, thereby slowing digestion when acid chyme rich in fats enters the duodenum.Secreted by the duodenum,
secretin stimulates the pancreas
to release sodium bicarbonate,
which neutralizes acid chyme
from the stomach.Gastrin from the stomach
recirculates via the bloodstream
back to the stomach, where it
stimulates the production
of gastric juices.
Amino acids or fatty acids in the duodenum trigger the release of cholecystokinin (CCK), which stimulates the release of digestive enzymes from the pancreas and bile from the gallbladder.
Liver
Gall-
bladder
CCK
Entero-
gastrone
Gastrin
Stomach
Pancreas
Secretin
CCK
Duodenum
Key
Stimulation
Inhibition
Enterogastrone secreted by the duodenum inhibits peristalsis and acid secretion by the stomach, thereby slowing digestion when acid chyme rich in fats enters the duodenum.
Secreted by the duodenum,
secretin stimulates the pancreas
to release sodium bicarbonate,
which neutralizes acid chyme
from the stomach.
Gastrin from the stomach
recirculates via the bloodstream
back to the stomach, where it
stimulates the production
of gastric juices.
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut:
Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Intestinum pada mamalia dibagi menjadi dua yaitu :
Intestinum tenue
Terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Memiliki panjang kurang lebih 6 meter dan merupakan bagian terpanjang dari saluran pancernaan. Sebagian besar proses pencernaanenzimatis dari makromolekul makanan dan penyerapan nutrisi terjadi dalam duodenum. Sementara dua bagian lain lebih berperan dalam proses penyerapan nutrisi dan air. Pada hewan ruminansia. misalnya sapi bagian intestinumnya sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Intestinum crassum
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar yaitu selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan jaringan ikat. Fungsi usus besar, terdiri dari:
- Menyerap air dan makanan.
- Tempat tinggal bakteri E.coli.
- Tempat feses.
Sedangkan, bagian usus besar terdiri dari :
Kolon Ascendens (bagian yang menaik)
Kolon Transversum (bagian yang mendatar)
Kolon Descendens (bagian yang menurun)
Kolon Sigmoid
Appendiks
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidakdapat tercerna, misalnya selulosa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
Dalam usus besar juga terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Selain itu juga membantu penyerapan zat-zat gizi.
Gambar. Usus Besar
Perbedaan intestinum ruminansia herbivore dengan mamalia karnivora :
Rektum / Anus
Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2 yaitu otot polos dan otot lurik. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Kelenjar Pencernaan Mamalia
Pada pencernaan makanan dalam usus terdapat peranan dari hati dan pancreas. Hati mammalia terdiri atas lobus kanan dan lobus kiri dan mempunyai vesica fellea. Sedangkan pancreasnya pada umumnya besar dan pada rodentia adalah difus terdiri dari dua lobus yang biasanya bersatu dan dihubungkan oleh dua ductus.
Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau langerhans, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat.
Hati juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.
Kantung empedu
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama Hb yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolestrol.
Saluran pencernaan Mamalia:
Ruminants (specilaized)
Esophagus rumen stomach regions (reticulum omasum abomasum) small intestine cecum large intestine rectum anus
Pencernaan Hewan Ruminansia
Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin). Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin. Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung. Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.
Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak terbang. Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B. Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial. Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa. Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula karbohidrat. Enzim-enzim tersebut adalah
1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Contoh sistem pencernaan Mamalia :
Sistem pencernaan pada Sapi (ruminansia) Sistem pencernaan pada manusia dan kelinci: