KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan pada kesempatan ini. Alhamdulillahi rabbil’alamin. Ucapan syukur, begitu tak terbendung rasa syukur yang dirasakan kami saat ini karena akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Klasifikasi Agnatha, Osteichthytes, Chondrichthyes “. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari jasa dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pula kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam mewujudkan ini semua, yaitu: 1.
Allah SWT yang menggenggam hamba-Nya, yang selalu memberikan anugerah petunjuk,
karunia, nikmat iman islam serta sehat jasmani rohani kepada penulis sehingga makalah ini mampu diselesaikan dengan lancar dan tanpa hambatan 2.
Ayah dan Ibu serta kakak dari keluarga penulis yang senantiasa memberikan kasih sayang,
bimbingan, do’a dan perhatian serta dukungan 3.
Ibu Ike Rustikawati selaku dosen ikhtiologi yang membimbing kami
4.
Teman-teman yang selalu membantu dan mendukung penulis dalam suasana susah maupun
senang, yaitu anak-anak perikanan kelas C 5.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT menerima seluruh amal baiknya. Aamiin. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf karena masih dalam tahap pembelajaran. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jatinangor, 10 Maret 2016
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1 DAFTAR ISI............................................................................................................. 2 BAB I...................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN....................................................................................................... 2 1.1
Latar Belakang.............................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2 1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2 BAB II..................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN......................................................................................................... 3 2.1 SISTEM PENCERNAAN IKAN.............................................................................3 2.2 ALAT PENCERNAAN......................................................................................... 4 2.2.1 Mulut dan Rongga Mulut................................................................................. 4 2.2.2 Kerongkongan.............................................................................................. 9 2.2.3 Lambung..................................................................................................... 9 2.2.4 Pilorik...................................................................................................... 10 2.2.5 Usus......................................................................................................... 11 2.2.6 Rektum dan Anus........................................................................................ 12 2.3 KELENJAR PENCERNAAN...............................................................................12 2.3.1 Hati.......................................................................................................... 12 2.3.2 Pankreas.................................................................................................... 13 2.3.3 Kantung empedu......................................................................................... 13 2.4 MEKANISME PENCERNAAN............................................................................14 2.5 MEKANISME PENYERAPAN MAKANAN...........................................................15 2.6 KELOMPOK IKAN BERDASARKAN JENIS MAKANAN.......................................15 BAB III.................................................................................................................. 20 KESIMPULAN........................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 21
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Ikan atau pisces adalah hewan yang bertulang belakang yang hidup di air. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Seperti makhluk hidup lainnya, ikan memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Ikan juga memiliki sistem pencernaan, sistem pencernaan adalah suatu sistem menerima makanan, mencernanya untuk dijadikan energi dan nutrein, kemudian mengeluarkan sisa-sisa proses itu melalui suatu lubang pembuangan. Ikan ada yang tergolong dalam herbivora atau pemakan tumbuhan, ada pula yang karivora yaitu pemakan daging, bahkan ikan pula ada yang omnivora yang memakan keduanya. Tentu perbedaan tersebut menyebabkan sistem pencernaan yang berbeda di setiap ikan yang jenis makanannya berbeda. Spesialisasi sistem pencernaan.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana sistem pencernaan ikan? 2. Apa saja alat pencernaan ikan? 3. Kelenjar apa saja yang terdapat pada pencernaan ikan?
1.3 Tujuan Adapun tujuannya dibuat makalah ini adalah: 1. Agar kita memahami sistem pencernaan ikan 2. Supaya kita mengetahui apa saja alat pencernaan ikan 3. Agar kita mengetahui kelenjar pencernaan pada ikan
BAB II PEMBAHASAN
3
2.1 SISTEM PENCERNAAN IKAN
Gambar 1. Sistem Pencernaan Ikan Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Selain itu, ikan juga memerlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Mencari makanan bagi ikan merupakan kegiatan rutin keseharian, bahkan sebagian ikan menghabiskan waktu untuk kegiatan ini. Sebagian besar ikan mengembangkan organ agar dapat menemukan dan mendapatkan makanan. Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh. Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati dan pankreas. Saluran Pencernaan ikan dimulai dari mulut, rongga mulut , tekak , kerongkongan, lambung , pilorus dan berakhir di anus
2.2 ALAT PENCERNAAN 2.2.1 Mulut dan Rongga Mulut
4
Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh selsel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut. Rongga mulut Amphioxus menyimpang jauh dari kepunyaan Craniota. Pada hewan ini pinggiran lubang mulut mempunyai 12-20 pasang tentakel yang dilengkapi dengan rambut getar dan indra. Pada mulut bagian belakang terdapat sekat melintang yang disebut velum, ditembus oleh lubang yang berhubungan dengan farings. Ikan pada umumnya, rongga mulut meneruskan diri menjadi farings, yang mempunyai beberapa kantung insang. Menelan makanan pada ikan merupakan gerakan rangka visceral karena kerja dari otot visceral.
Pada
Amphioxus
tidak
dilengkapi lidah sedangkan pada Cyclostomata lidahnya hampir tidak ada. Petromizon lidahnya berfungsi seperti alat penghisap, ikan ini melekat dengan corong mulut pada pada ikan lain, dan dengan gigi tanduk dari lidah ia memarut kulit dan daging dari mangsanya. Pada Myxinoidea gigi tanduk dari lidah digunakan untuk mengebor kulit kulit ikan mangsanya, kemudian ia masuk ke dalamnya dan hidup sebagai parasit. Lidah ikan merupakan suatu peninggian dari dasar mulut yang diselaputi oleh selaput lendir, disokong oleh rangka Hiobrankhial yang tidak dapat bergerak tanpa adanya kelenjar.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang
dinamakan tipe terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal). Selain letak yang berbeda beda, bentuk mulutpun bermacam-macam. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat diatasnya.
Gambar 1.1 Tipe-tipe mulut Ikan: A. Terminal; B. Sub-terminal; C. Superior
5
Ukuran mulut ikan dapat memberilkan petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya. Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan geligi yang menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan besar binatang yang terlalu besaruntuk ditelan begitu saja. Demikian pula dengan ikan baraccuda (Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus). Ikan yang menelan sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relative kecil tanpa modifikasi. Pada ikan yang mendapatkan makanan dengan cara mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal. Bibir pengisap ikan perenang bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau benda-benda lain pada sungai berarus deras misalnya, Glyptosternus, Gyrinocheilus dan beberapa anggota family Loricariidae (Lagler etal., 1997). Pada ikan lamprey yang parasitic,mulut pengisap tak berahang bertindak sebagai sebagai alat pencengkram agar menempel pada inangnya dan mengambil makanan dari inangnya. Mulut seringkali dilengkapi dengan sungut yang bentuk dan jumlahnya sangat bervariasi. Sungut ini berfungsi sebagai alat peraba ketika ikan tersebut mencari makan. Sungut dilengkapi dengan saraf, untuk menemukan makanan di antara material yang ada.
Gambar 12 Berbagai bentuk mulut Ikan A. Mulut dapat yang dapat disembulkan; B. Mulut gergaji; C. Mulut tabung 6
Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Pada cyclostomata dan ostracodermata tidak mempunyai gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi tanduk yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog dengan sisik placoid, yang mungkin timbul dari sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda (Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang. Osteichtheys mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan tempat tumbuhnya: rahang, rongga mulut, dan pharyngeal. Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla, maxilla, dan dentary. Pada langit-langit rongga mulut, gigi terdapat pada vover, palatine, pterygoid, dan parasphenoid. Gigi pharyngeal terdapat pada elemen lengkung insang pada banyak species ikan. Gigi pharyngeal family Cyprinidae dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu: Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like teeth, dan molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek, tajam dan runcing. Bentuk ini didapatkan pada family Ichtaluridae dan Serranidae. Gigi villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Belone dan Pterois. Gigi canine menyerupai gigi anjing, seringkali berbentuk taring; bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan untuk mencengkram. Gigi incisor mempunyai pinggiran yang tajam yang disesuaikan untuk memotong. Bentuk gigi yang mempunyai permukaan rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus, termasuk gigi molariform. Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja Holocephali dan Scianidae (Lagler et al, 1977).
A. Viliform teeth , biasanya terdapat pada spesies ikan coelacanth
7
B. Molariform teeth , biasanya terdapat pada spesies sheepshead fish
C. Comb like teeth / fused into plate teeth, biasanya dimiliki oleh ikan lele
D. Canine teeth , dimiliki oleh spesies ikan tuna , ikan hiu dan juga goliath tiger fish
8
E. Incisor teeth , diiliki oleh spesies ikan kaka tua dan ikan buntal
2.2.2 Kerongkongan Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan. Bentuknya pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang. Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang kurang dibanding dengan ikan predator. Karena adanya kemampuan menggelembung inilah, maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila makan suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan. Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi secara khusus dengan lapisan otot yang berhubungan dengan esophagus. Kantung esophageal berfungsi sebagai penghasil 9
lendir, gudang makanan, dan penggilingan makanan. Pada ikan belut, Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan. 2.2.3 Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus. Lambung menunjukkan beberapa adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada ikan pemakan ikan, lambung lebih panjang dibanding dengan ikan pemakan tumbuhan (herbivora) seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraena ) dan striped bass (Horone saxatilis). Pada ikan omnivora, seringkali
lambung terbentuk seperti
kantung. Pada ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar. Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Namun, lambung tidak terdapat pada lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae, Scomberesocoidae , dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak ada, dan makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).
10
Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan sebagai kantong buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk memperluas permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih sempurna.
2.2.4 Pilorik
Di antara lambung dan usus terdapat pilorik yang merupakan penyempitan saluran pencernaan. Pada bagian ini terdapat penebalan otot licin melingkar. Pilorik berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus. Pada beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae, di bagian depan usus terdapat kantung menjari yang dinamakan pilorik kaeka. Struktur histologis organ ini sama dengan usus. Fungsi pilorik kaeka adalah sebagai tempat 12 pencernaan dan penyerapan makanan terutama lemakdan gliserin , Pilorik kaeka merupakan sumber lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Jumlah bentuk pilorik kaeka sangat bervariasi.. pilorik pada ikan gurame hanya terdapat 1 buah sedangkan pada keluarga salmonidae dapat mencapai ratusan buah
11
2.2.5 Usus
Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus terdiri atas beberapa lapisan yakni mukosa, submukosa, muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel goblet (mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian permukaannya. Fungsi usus sebagai organ untuk mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan. Efektifitas penyerapan meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan. Luas area penyerapan dipengaruhi oleh panjang usus , banyak lipatan usus, jumlah mikrovilli, dan keadaan pilorik kaeka. Panjang usus seringkali erkaitan dengan jenis makanan, ikan ikan herbivora umumnya memiliki panjang usus yang berkali kali panjang tubuhnya sedangkan ikan karnivora memiliki ususu yang lebih pendek dari panjang tubuhnya, karena tumbuhan lebih sukar untuk dicerna dari pada daging , sebenarnya yang terpenting adalah area permukaan mukosa usus.ikan karnnivora mempunyai villi yang tinggi sehingga daerah penyerapan makanan cukup luas. Ada nya mikrovilli pada permukaan sel prinsipal(enterosit) berarti memperluas daerah penyerapan.Elasmobranchii mempunyai ususu yang pendek, namun daerah penyerapannya diperluas dengan adanya modifikasi usus dalam bentuk spiral
Usus merupakan suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus 12
diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung, mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium). 2.2.6 Rektum dan Anus
Di belakang usus terdapat segmen rektum. Rektum ini terletak di antara katup rektum ( rektal valveI) dan anus. Katup rektum yang merupakan penyempitan saluran pencernaan akibat penebalan otot licin melingkar, mengatur pengeluaran makanan yang tidak tercerna dari bagian usus ke bagian rektum. Rektum mempunyai struktur histologis yang serupa dengan usus, namun pada lapisan mukosanya banya terdapat sel mucus dan di bagian belakang dekat anus lapisan otonya terdiri atas otot bergaris. Fungsi utama rektum adalah menyerap air dan mineral, dan memproduksi lendir untuk mempermudah pengeluaran makanan tak tercerna. Disamping fungsi tersebut, rektum pada larva berfungi dalam penyerapan protein makro molekul Bagian terakhir dari saluran pencernaan adalah anus , yang berfungsi untuk mengeluarkan tinja. Bagian ini terletak di belakang sirip ventral dan tepat di depan sirip anal.
2.3 KELENJAR PENCERNAAN Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu. 2.3.1 Hati
Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan. Organ ini umumnya terletak di depan lambung di bawah kerongkongan memanjang sampai di belakang usus. Hati atau hepar besar, berwarna merah kecoklatan. 13
Hati termasuk organ yang besar pada ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan pari biasa mencapai 20 % bobot tubuhnya. Biasanya hati berjumlah dua buah, tetapi mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada mackerel. Pada hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus choledochus. Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan panas. 2.3.2 Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berperan penting dalam proses pencernaan. Pankreas mensekresikan beberapa enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan yakni protease (tripsin) dan karbohidrase (amilase dan lipase).pada beberapa ikan emakan serangga pankreas mengandung khitinase. Sedangkan pada ikan bertulang sejati umumnya mempunyai pankreas yang menyebar dalam hati. Sebenarnya pankreas merupakan organ yang memiliki fungsi ganda, sebagai organ eksokrin dan organ endokrin. Sebagai organ eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim pencernaan; dan sebagai organ endokrin, pankreas memiliki kelompok sel (pulau-pulau Langerhans) yang mensekresikan hormon insulin. 2.3.3 Kantung empedu
Kantung empedu berupa kantung tipis yang berisikan empedu. Kantung ini menempel pada bagian bawah hati.dengan bentuk yang bermacam macam (bulat , lonjong , memanjang dan lain lain ) Kantung empedu atau vesica velea bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung atau menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan. Empedu yang berasal dari kantung empedu mengandung pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin) yang berasal dari perombakan sel hemoglobin. Selain itu, empedu juga berisikan garam empedu pengemulsi lemak yang membantu dalam pengubahan keasaman lambung menjadi netral dalam usus.
2.4 MEKANISME PENCERNAAN
14
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal. Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron. Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus. Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas. Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
15
2.5 MEKANISME PENYERAPAN MAKANAN Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan. Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zatzat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana, misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga, misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air, dan karbondioksida. Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.
2.6 KELOMPOK IKAN BERDASARKAN JENIS MAKANAN 2.6.1 Golongan besar organisme makanan Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut jenis makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu :
16
2.6.1.1 Herbivora Ikan herbivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan yang hidup di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan golongan ini tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat pencerna makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berlikuliku dan dindingnya tipis. Contoh ikan herbivora yaotu ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan bandeng (Chanos chanos).
Ikan Herbivora: a. Tawes; b. Nila
2.6.1.2 Karnivora Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani. Saluran pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna. Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja sedangkan pada ikan herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam. Contoh ikan karnivora yaitu ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer).
Ikan Karnivora: a. Lele; b. Belut
17
2.6.1.3Omnivora Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal dari binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora. Ikan omnivora memiliki lambung dengan menyerupai bentuk kantung dan usus sedang 5-6 kali panjang tubuh. Contoh ikan omnivora adalah ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), dan ikan gurami (Ospronemus goramy).
Ikan Omnivora: a. Gurami; b. Mujair
2.6.1.4 Pemakan plankton Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans) dan ikan cucut (Rhinodon typicus). Ikan Pemakan Plankton: Terbang
18
2.6.1.5 Pemakan detritus Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Contohnya ikan belanak (Mugil sp.) Ikan pemakan detirus : Belanak
2.6.2 Takson Organisme makanan Pada Golongan besar organisme makanan ikan dikelompokan berdasarkan besar
golongan organisme , pengelmompokan tersebut dapat lebih rinci dengan menunjuk takson organisme tertentu . dengan demikian ikan dapat dikelompokan secara lebih khusus 2.6.2.1 pemakan ikan ( piscivora atau iktiofagus ) Adalah ikan yang makanannya terdiri atas jenis ikan , misalnya hampal dan ikan balak saurida tumbil 2.6.2.2 pemakan serangga (insektivora) Adalah ikan yang makanannya terdiri atas jenis serangga (akuatik atau testerial ) , misalnya archer fish , Ikan sumpit (Toxotis jaculatrix ) 2.6.2.3 pemakan tumbuhan tingkat tinggi Adalah ikan yang makananya terdiri atas jenis tumbuhan berukuran besar misalnya ,
Tilapia rendali dan ikan gurami 2.6.2.4 Pemakan plankton Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans) dan ikan cucut (Rhinodon typicus). 2.6.3 Keanekaragaman Makanan 19
Dari sudut variasi jenis organisme yang dimakanya, ikan dapat dikelompokan sebagai berikut 2.6.3.1 Monofagus Adalah ikan yang makananya hanya terdiri dari satu jenis organisme makanan. dalam kenyataan sulit menemukan ikan yang hanya memakan satu jenis organisme atau satu jenis makanan saja 2.6.3.2 Stenofagus Adalah ikan yang makananya terdiri dari beberapa jenis organisme makanan, misalnya Puntius chola dan Puntius dorsalis yang memakan avertebrata bentik 2.6.3.3 Eurifagus Adalah jenis ikan yang makananya berbagai jenis organisme (variasi jenis makananya tinggi ). Ikan jenis ini mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan ( dalam hal makanan)dibandingkan dengan kelompok lainnya contohnya adalah ikan jenis Puntius filamentosus yang menghuni dana Sri Langka mempunya menu makanan yang berbeda antara musim air tinggi dan saat musim ari surut, ikan mujair juga termasuk dalam kelompok ini
BAB III KESIMPULAN
Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat, serta vitamin dan mineral. Sebagai organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. 20
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan keluar dari tubuh. Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan yaitu mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pylorus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu. Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya mencerna makanan tersebut. Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut jenis makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan. Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu ikan herbivora, karnivora, omnivora, pemakan plankton, dan pemakan detritus.
21
DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/17206125/MAKALAH_SISTEM_PENCERNAAN_IKAN http://www.practicalfishkeeping.co.uk/content.php?sid=4497 https://www.academia.edu/17206125/MAKALAH_SISTEM_PENCERNAAN_IKAN http://www.flmnh.ufl.edu/fish/discover/fish/anatomy/tooth-types-patches/ Rahardjo M.F, dkk.2011. Iktiology, Lubuk Agung Bandung, Bandung.83-108
22