MAPABA RAYA 2017
modul ini, Oleh karena itu kami sangat sangat mengharapkan mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan modul ini.
Wallahul Muwaffieq Ilaa Aqwamieth Thorieq
Wass Wassalamu’ alaikum War War ahmatull ahmatull ahi Wabarakatuh Wabarakatuh
Koordinator OC,
Mokhammad Fiky Romadhon
MAPABA RAYA 2017
Sambutan Koordinator Stering Committee (SC)
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Innal hamdalillahi nahmaduhu wanasta'inuhu wanastaghfiruhu wana'udubillahi min syururi anfusinaa wamin sayyiati a'maalinaa, man yahdihillaahu falaa mudhillalah, wamayyudhlil falaa haadiyalah, asyhadu allaa illaa ha illallahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh Salam Pergerakan!!!
Rasa syukur tak terhingga kami ucapkan kepada Dzat yang Maha Mengetahui. Atas limpahan rahmatNya, kami bisa merampungkan MODUL MAPABA ini. Kemudian kami sampaikan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dari mulai perumusan hingga penyusunan modul mapaba ini. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, besar harapan kami agar modul ini dapat menjadi pegangan sahabat/I sekalian dalam memahami berbagai hal tentang PMII. Semoga “Ruh PMII” senantiasa merasuki sahabat/I semua. “M embacalah seper ti bernafas, yang bil a kau tinggal maka kau per lahan mati .” Kritik dan saran sangat kami tunggu untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Koordinator SC,
Zahro’ul Aini
MAPABA RAYA 2017
Sambutan Wakil Ketua Bidang Internal
Assalamu’ alai kum Warahmatullahi Wabarokatuh Salam Pergerakan!!!
Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT dzat maha kuasa yang memberikan kemudahan dan keistiqomahan kepada kami untuk tetap berproses di PMII. Dengan semangat memperbaiki kaderisasi, meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota baru, maka kami selaku bidang internal PMII Komisariat Sunan Kalijaga Malang sejak awal kepengurusan berkomitmen untuk membuat konsep sematang mungkin dalam kegiatan pelatihan kaderisasi formal (MAPABA dan PKD). Semangat perjuangan dari Sahabat/i Komisariat PMII Sunan Kalijaga berbuah terselenggaranya MAPABA RAYA 2017. Untuk mempermudah proses pemahaman materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan MAPABA ini kita persembahkan MODUL sebagai bahan bacaan Sahabat/i anggota baru. Salam ta’dzim serta terima kasih yang sebesar -besarnya kami ucapkan kepada Sahabat Nur Abadi dan Sahabat Muhammad Najih yang telah membimbing dan memfasilitasi team kaderisasi dalam agenda TOT TOF untuk mengkonsep MAPABA ini dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada team SC dan para Fasilitator yang telah bekerja keras untuk terkumpulnya bahan bacaan ini. Bahan bacaan yang tersusun dalam MODUL ini hanya sebagai referensi awal untuk sahabat/i berdiskusi. Kedepan tentu harus sahabat/i kembangkan tersendiri untuk mencari referensi-referensi lain dalam hal pemahaman terhadap materi MAPABA. Dilatar belakangi mulai lunturnya semangat perjuangan dari para Sahabat/i warga Komisariat PMII Sunan Kalijaga Malang, dalam MAPABA RAYA ini kami mengusung tema besar “Memperkokoh Ruh Perjuangan Melalui Pergerakan”. Dari tema tersebut, besar harapan kami sematkan kepada Sahabat/i anggota baru nantinya akan menjadi pejuang-pejuang yang tangguh melalui jalan berproses di PMII. Hal tersebut karena tantangan kedepan tentu akan lebih mengerikan kalau sahabat/i tidak segera menata diri untuk memperbaiki kaderisasi dan memperkokoh semangat perjuangannya. Maka bisa jadi kedepan sahabat/i akan tergerus oleh zaman dan kini PMII LIGA yang menjelma sebagai organisasi ekstra kampus terbesar di UM tidak mustahil akan kalah saing dalam hal kualitas dan semangat perjuangan dengan omek lainnya. Menjadi tanggung jawab bersama sebagai kader PMII untuk ikut andil dalam proses kaderisasi sebagai penyiapan generasi penerus perjuangan sahabat/i pengurus saat ini. Setiap perjalanan tentu akan kita hadapi berbagai rintangan, dengan semangat perjuangan dan kesatuan tujuan bukan tidak mungkin Komisariat PMII Sunan Kalijaga bukan hanya dipandang sebagai Komisariat tertua di Kota Malang, tetapi kedepan dapat menjadi Komisariat rujukan dalam hal Kuantitas dan Kualitas kader, amiiiiiiiiinnnnn. Semoga sahabat/i anggota baru kedepan tetap istiqomah untuk berjuang bersama PMII. Akhirnya, kepada para anggota baru kami ucapkan selamat datang, selamat berproses dan selamat berjuang bersama PMII. Satu pesan dari kami, jangan pernah menganggap setelah MAPABA ini sudah selesai berproses, tetapi MAPABA ini adalah awal sahabat/i membuka
MAPABA RAYA 2017
gerbang untuk masuk rumah besar yang benama PMII. Semoga bahan bacaan ini dapat bermanfaat untuk sahabat/i anggota baru khususnya dan sahabat/i PMII umumnya sebagai referensi berproses di PMII. Bait-bait tulisan ini tentu masih banyak kekurangan, besar harapan kritik dan saran yang membangun dari sahabat/i pembaca untuk kami sebagai team penyusun sehingga kedepan kami dapat memperbaikinya.
Selagi matahari masih terbit dari timur, selagi masih bisa bernafas, mari kita terus berjuang untuk kebaikan diri dan organisasi PMII tercinta
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thorieq
Wassalamu’ alaikum Warahmatull ahi Wabarokatuh
Malang, 29 Januari 2017 Wakil Ketua Bidang Internal (Eko Yusup Edi Wijaya)
MAPABA RAYA 2017
Sambutan Ketua Komisariat PMII Sunan Kalijaga Malang CUAP-CUAP Bismillahirrohmanirrohiim..
Assalamu’ alai kum Warahmatull ohi Wabarokatuh.. Salam silaturrahim kami sampaikan kepada seluruh pembaca yang budiman, terkhusus kepada para peserta Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Komisariat PMII Sunan Kalijaga yang telah meniatkan diri untuk berproses sebagai mahasiswa ideal dalam bingkai pergerakan.
Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin bini’matil iman wal islam, ucapan rasa syukur tak terhingga kepada Allah tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan nikmat, ridlo, dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa beraktifitas dan berjuang sebagai mahasiswa ideal. Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, pemimpin revolusioner yang membawa kita menuju jalan Islam. Semoga nur beliau tetap menyinari hari-hari kehidupan kita dan kita mendapat syafaatnya kelak di yaumul hisab. Amin. Terima kasih kepada Pengurus Komisariat PMII Sunan Kalijaga Bidang Pengkaderan yang telah senantiasa mencurahkan perhatian, pemikiran, tenaga, materi, dan bentuk kontribusi lainya sehingga buku kumpulan materi Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) dapat tersusun rapi dengan tema “ Memperkokoh Ruh Perj uangan melal ui Pergerakan” . Berbicara mengenai mahasiswa, banyak hal yang harus diketahui dan juga dipahami oleh mahasiswa. Ketika sudah memutuskan pilihan untuk menjadi mahasiswa, akan melekat pula sebuah tanggung jawab akan apa yang telah disandangnya. Sebagai seorang yang belajar di Perguruan Tinggi, mahasiswa mempunyai tanggung jawab sosial kepada masyarakat disekitarnya. Sejarah telah membuktikan bahwa mahasiswa adalah golongan yang bisa merubah suatu tatanan sosial dalam masyarakat. Tentunya mereka (mahasiswa) berjuang tidak hanya dengan bekal apa yang mereka dapatkan di dalam kampus. Diperlukan adanya semangat atau ruh yang dapat memperkokoh perjuangan. Buku ini merupakan bacaan yang insylloh akan mengantarkan sahabat-sahabati menjadi mahasiswa yang diharapkan oleh masyarakat dan bangsa. Harapan saya Mapaba ini merupakan proses yang mengantarkan sahabat-sahabati untuk mengerti peran dan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Saya ucapkan selamat bergabung dan
MAPABA RAYA 2017
bersama-sama memperkokoh perjuangan sebagai penerus bangsa. Sekian dari saya, kiranya ada salah dan kurang berkenan saya sampaikan mohon maaf. Wallahu A’lam. Tangan terkepal dan maju ke muka Wallahul muwafieq ila aqwamitthoriq Wassalamu ‘alaikum warahmatullohi wabarokatuh Malang, 29 Januari 2017 Ketua PK. PMII Sunan Kalijaga Malang
(Ahmad Sofiuddin)
MAPABA RAYA 2017
DAFTAR ISI
1. Sambutan 1.1 Sambutan Ketua Organizing Committee (OC)..................................................i 1.2 Sambutan Ketua Stering Committee (SC).........................................................iii 1.3 Sambutan Wakil Bidang Internal ...................................................................... iv 1.4 Sambutan Ketua Komisariat Sunan Kalijaga Malang.......................................vi 2. Daftar Isi..................................................................................................................1 3. Lirik Lagu 3.1 Mars PMII .........................................................................................................2 3.2 Hymne PMII......................................................................................................2 3.3 Berjuanglah PMII .............................................................................................. 2 3.4 Lagu An-Nashih ................................................................................................2 3.5 Buruh Tani......................................................................................................... 3 3.6 Darah Juang....................................................................................................... 3 3.7 Mars Mahasiswa................................................................................................ 3 4. Materi 4.1 Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial ..........................................................4 4.2 Ke-PMII-an .......................................................................................................9 4.3 Nilai Dasar Pergerakan PMII ............................................................................20 4.4 Keislaman..........................................................................................................28 4.5 Keindonesiaan ...................................................................................................35 5. AD/ART .................................................................................................................. 40 6. Catatan
MAPABA RAYA 2017
Lirik Lagu Mars PMII Inilah kami wahai Indonesia Satu barisan dan satu cita Pembela bangsa, penegak agama Tangan terkepal dan maju kemuka Habislah sudah masa yang suram Selesai sudah derita yang lama Bangsa yang jaya Islam yang benar Bangun tersentak dari bumiku subur *Reff : Denganmu PMII Pergerakanku Ilmu dan bakti, ku berikan Adil dan makmur kuperjuangkan Untukmu satu tanah airku Untukmu satu keyakinanku Inilah kami wahai Indonesia Satu angkatan dan satu jiwa Putera bangsa bebas merdeka Tangan terkepal dan maju kemuka `
Hymne PMII Bersemilah, Bersemilah Tunas PMII Tumbuh subur, tumbuh Subur Kader PMII Masa depan Kita rebut Untuk meneruskan perjuangan Bersemilah, bersemilah kaulah harapan bangsa Bersemilah, Bersemilah Tunas PMII Tumbuh subur, tumbuh Subur Kader PMII Masa depan Kita rebut Untuk meneruskan perjuangan Bersemilah, bersemilah kaulah harapan bangsa
Berjuanglah PMII Berjuanglah PMII Berjuang Marilah kita bina Persatuan 2X Hancur leburkanlah angkara murka, perkokohlah barisan kita…siap… Reff. Sinar api Islam kini menyala Tekat bulat kita membara 2X Berjuanglah PMII Berjuang Menegakkan lalimat Tuhan Berjuanglah PMII Berjuang 2X Marilah kita bina Persatuan Hancur leburkanlah angkara murka, perkokohlah barisan kita…siap… Reff. Sinar api Islam kini menyala Tekat bulat kita membara 2X Berjuanglah PMII Berjuang Menegakkan kalimat Tuhan
A…….A…….A……… A…….A…….A……… Kami bersama didalam kehidupan Melawan penindasan dan jadi jiwa yang mulia Tangan terkepal dan selalu maju ke muka Penidasan 2X Rakyat yang jadi korban Penindasan 2X Kami pasti melawan Pergerakan kami bukan omong belaka Pergerakan kami bukan untuk bergaya Kami akan berbakti demi negri ini Kami akan berjuang bersama PMII cipta sahabat faris:an-nashih
MAPABA RAYA 2017
Buruh Tani Buruh, tani, mahasiwa, rakyat miskin kota Bersatu padu tuntut perubahan Bersatu tekad dalam satu suara Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita Terciptanya masyarakat sejahtera Terbentuknya tatanan masyarakat Indonesia baru tanpa ORBA Marilah kawan Mari kita kabarkan Di tangan kita tergenggam Arah bangsa Marilah kawan mari kita nyanyikan Sebuah lagu tentang pembebasan Di bawah rezim tirani Ku susuri garis jalan ini Berjuta kali turun aksi Bagiku satu langkah pasti.. Berjuta kali turun aksi Bagiku satu langkah pasti..
Darah Juang Disini negeri kami Tempat padi terhampar Samuderanya kaya raya Negeri kami subur Tuhan
Di negeri permai ini Berjuta rakyat bersimbah luka Anak kurus tak sekolah Pemuda desa tak kerja Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar Bunda relakan darah juang kami ‘Tuk bebaskan rakyat Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar Bunda relakan darah juang kami Padamu kami berjanji Padamu kami berbakti
Darah Juang Disini negeri kami Tempat padi terhampar Samuderanya kaya raya Negeri kami subur Tuhan
Di negeri permai ini Berjuta rakyat bersimbah luka Anak kurus tak sekolah Pemuda desa tak kerja Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar Bunda relakan darah juang kami ‘Tuk bebaskan rakyat Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar Bunda relakan darah juang kami Padamu kami berjanji Padamu kami berbakti
MAPABA RAYA 2017
MAHASISWA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL Oleh: A’ toill ah Sholahuddin A. Definisi Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia. B. Peran dan Fungsi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya: 1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya yg banyak 2. Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan perubahan 3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis. 4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik. 5. Social Control , mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,cntoh mengontrol kehidupan sosial yg dilakukan masyarakat. Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiwa, yaitu :
Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat. Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya
MAPABA RAYA 2017
bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.
C. TYPE MAHASISWA
Tipe ‘ Kupu-Kupu’
Mahasiswa ini selalu hadir di kelas. Jarang nitip absen. Tapi begitu dia keluar kelas, dia langsung menghilang. Aktivitasnya ya ‘kuliah-pulang-kuliah- pulang’.
Tipe ‘Kunang-Kunang’
Mahasiswa dengan tipe ‘kunang-kunang’ ini maksudnya ‘kuliah nangkring-kuliah nangkring’. Mahasiswa jenis ini menguasai tempat-tempat nongkrong di kampus atau Mall. Biasanya, waktu yang dihabiskan buat nongkrong itu lebih banyak dari waktu kuliah ataupun waktu ngerjain tugasnya.
Tipe ‘Aktivis’
Kegiatannya sehari-hari tidak luput dari seputar organisasi. Dia bisa aja ada di kampus sampai tengah malam buat ngurusin organisasi, atau sekedar ngobrol yang topiknya nggak jauh-jauh dari hal yang berbau politik. Kadang, pas moment-moment tertentu mereka juga demo. Biasanya, mereka juga kritis dan nggak takut buat ngasih kritik kemanapun, dan kepada siapapun. Merekalah yang menguasai jabatan di organisasi kampus. Biasanya, mahasiswa kayak gini lulusnya lama, dan kalau kuliah pagi sering dateng telat. Soalnya mereka sering begadang buat rapat-rapat.
Tipe 'Konfrensi'
Berikutnya ada mahasiswa dengan tipe ‘konfrensi’. ada bedanya sama tipe 'aktivis'? Beda dong, kamu baca dulu nih kriteria mereka. Jangan heran kalau hari ini dia ada di kelas, tapi besoknya tahu-tahu dia ada di luar negeri atau luar kota.
MAPABA RAYA 2017
Tipe 'Seleb'
Kalau kuliah di Jakarta, kita akan terbiasa lihat artis yang biasa kita liat di TV nongol di kampus kita jadi mahasiswa
Tipe 'diskusi & pendebat'
Dia ini sering dateng ke acara-acara diskusi apa aja. Dia bisa nguasain banyak topik. Mulai filsafat, politik, agama, seni dan barangkali topik yang nggak kamu pikirkan sebelumnya. Tipe orang kayak gini sering keliatan menonjol di forum-forum karena terbiasa ngomong dan menguasai wacana. Tipe 'misterius'
Dia adalah mahasiswa dengan kriteria yang tampak seperti mahasiswa biasa yang dateng ke kampus. Tapi, kita semua nggak tau pas dia ke kampus aktifitasnya apaan. Barangkali dia adalah seorang agen intelegen yang lagi undercover dan sedang menjalankan sebuah konspirasi.
D. SEJARAH GERAKAN MAHASISWA DI INDONESIA
Era Pra Kemerdekaan 1) Gerakan 1908
Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda, pelajar, dan mahasiswa sebagai refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual yang bertujuan untuk kemajuan bangsa, terutama di bidang pendidikan, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan. 2) Gerakan 1928
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St
Era Kemerdekaan 1) Gerakan 1945
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa
MAPABA RAYA 2017
menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok. 2) Gerakan 1966
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, di antaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947. Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik.GMKI Gerakan Mahasiswa kristen Indonesia, PMKRI Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia dengan Partai Katholik, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dekat dengan PNI, Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dekat dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos) dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan Partai NU, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.
Era Orde Baru 1) Gerakan 1974
Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer. Gerakan mahasiswa saat itu, melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:
· Golput yang
menentang
pelaksanaan pemilu pertama
pada
masa
Orde
Baru
pada 1972 karena Golkar dinilai curang.
· Gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif Budiman, Adnan Buyung Nasution, Asmara Nababan. yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi. 2) Gerakan 1977-1978
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Menjelang Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, m aka pada tanggal
MAPABA RAYA 2017
24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai perguruan tinggi.
Era Reformasi
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999. E. NILAI YANG HARUS ADA DALAM DIRI MAHASISWA
Nilai-nilai kebenaran ilmiah yang didapatkan mahasiswa dibangku kuliah kemudian melandasi cara berpikir dan bertindak mahasiswa termasuk dalam menyikapi kondisi sosial masyarakat. Nilai-nilai kebenaran ilmiah ini kemudian melahirkan suatu “Idealisme Mahasiswa”. Konsekuensi logis dari idealisme mahasiswa ialah tanggungjawab sebagai seorang yang menuntut ilmu harus dipenuhi dan peran sebagai sosial kontrol harus tetap dijaga. Dalam peran sebagai sosial kontrol, tidak jarang mahasiswa harus berbenturan langsung dengan aparat sebagai kaki tangan penguasa. Pada kondisi seperti ini kita sebagai mahasiswa akan diperhadapkan pada penindasan dan perlawanan yang nantinya kita akan memilih antara “Lawan atau Tertindas” Mahasiswa sebagai penerus roda pembangunan dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk Republik ini baik skill, ilmu, materi atau bahkan darah kita.
MAPABA RAYA 2017
Ke-PMII-an Oleh: Ahmad Sofiuddin
SEJARAH PERKEMBANGAN PMII DALAM SETTING PERUBAHAN SOSIAL
Historisitas PMII
PMII, atau yang disingkat dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( Indonesian Moslem Students Movement ), dalam bahasa jawanya adalah Anak Cucu organisasi NU yang lahir dari rahim Departemen perguruan Tinggi IPNU. Lahirnya PMII bukannya berjalan mulus, banyak sekali hambatan dan rintangan. Hasrat mendirikan organisasi NU sudah lama bergolak. namun pihak NU belum memberikan green light. Belum menganggap perlu adanya organisasi tersendiri buat mewadahi anak-anak NU yang belajar di perguruan tinggi. melihat fenomena yang ini, kemauan keras anak-anak muda itu tak pernah kendur, bahkan semakin berkobar-kobar saja dari kampus ke kampus. hal ini bisa dimengerti karena, kondisi sosial politik pada dasawarsa 50-an memang sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru. Banyak organisasi Mahasiswa bermunculan dibawah naungan payung induknya. misalkan saja HMI yang dekat dengan Masyumi, SEMI dengan PSII, KMI dengan PERTI, IMM dengan Muhammadiyah dan Himmah yang bernaung dibawah Al-Washliyah. Wajar saja jika kemudiaan anak-anak NU ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung dibawah panji bintang sembilan, dan benar keinginan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) pada akhir 1955 yang diprakarsai oleh beberapa tokoh pimpinan pusat IPNU. Namun IMANU tak berumur panjang, dikarenakan PBNU menolak keberadaannya. ini bisa kita pahami kenapa Nu bertindak keras. sebab waktu i tu, IPNU baru saja lahir pada 24 Februari 1954. Apa jadinya jika organisasi yang baru lahir saja belum terurus sudah menangani yang lain? hal ini logis seakli. Jadi keberatan NU bukan terletak pada prinsip berdirinya IMANU atau PMII, tetapi lebih pada pertimbangan waktu, pembagian tugas dan efektifitas organisasi. Oleh karenanya, sampai pada kongres IPNU yang ke-2 (awal 1957 di pekalongan) dan ke-3 (akhir 1958 di Cirebon). NU belum memandang perlu adanya wadah tersendiri bagi anak-anak mahasiswa NU. Namun kecenderungan ini nsudah mulai diantisipasi dalam bentuk kelonggaran menambah Departemen Baru dalam kestrukturan organisasi IPNU, yang kemudian dep[artemen ini dikenal dengan Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Dan baru setelah konferensi Besar IPNU (14-16 Maret 1960 di kaliurang), disepakati untuk mendirikan wadah tersendiri bagi mahsiswa NU, yang disambut dengan berkumpulnya tokoh-tokoh mahasiswa NU yang tergabung dalam IPNU, dalam sebuah musyawarah selama tiga hari(14-16 April 1960) di Taman Pendidikan Putri Khadijah(Sekarang UNSURI) Surabaya. Dengan semangat membara, mereka membahas nama dan bentuk organisasi yang telah lama mereka idam-idamkan.
MAPABA RAYA 2017
Bertepatan dengan itu, Ketua Umum PBNU KH. Idam Kholid memberikan lampu hijau. Bahkan memberi semangat pada mahasiswa NU agar mampu menjadi kader ahlussunnah waljamaah, lahirlah organisasi Mahasiswa dibawah naungan NU pada tanggal 17 April 1960. Kemudian organisasi itu diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ). Dari paparan diatas bisa ditarik kesimpulan atau pokok-pokok pikiran dari makna dari kelahiran PMII:
¨ Bahwa PMII karena ketidakmampuan Departemen Perguruan Tinggi IPNU dalam menampung aspirasi anak muda NU yang ada di Perguruan Tinggi . ¨ PMII lahir dari rekayasa politik sekelompok mahasiswa muslim ( NU ) untuk mengembangkan kelembagaan politik menjadi underbow NU dalam upaya merealisasikan aspirasi politiknya. ¨ PMII lahir dalam rangka mengembangkan paham Ahlussunah Waljama’ah dikalangan mahasiswa. ¨ Bahwa lahirnya PMII merupakan wujud kebebasan berpikir, artinya sebagai mahasiswa harus menyadari sikap menentukan kehendak sendiri atas dasar pilihan sikap dan idealisme yang dianutnya.
Dengan demikian ide dasar pendirian PMII adalah murni dari anak-anak muda NU sendiri Bahwa kemudian harus bernaung dibawah panji NU itu bukan berarti sekedar pertimbangan praktis semata, misalnya karena kondisi pada saat itu yang memang nyaris menciptakan iklim dependensi sebagai suatu kemutlakan. Tetapi, keterikatan PMII kepada NU memang sudah terbentuk dan sengaja dibangun atas dasar kesamaan nilai, kultur, akidah, cita-cita dan bahkan pola berpikir, bertindak dan berperilaku. Kemudian PMII harus mengakui dengan tetap berpegang teguh pada sikap Dependensi timbul berbagai pertimbangan menguntungkan atau tidak dalam bersikap dan berperilaku untuk sebuah kebebasan menentukan nasib sendiri. Oleh karena itu haruslah diakui, bahwa peristiwa besar dalam sejarah PMII adalah ketika dipergunakannya istilah Independent dalam deklarasi Murnajati tanggal 14 Juli 1972 di Malang dalam MUBES III PMII, seolah telah terjadi pembelahan diri anak ragil NU dari induknya. Sejauh pertimbangan-pertimbangan yang terekam dalam dokumen historis, sikap independensi itu tidak lebih dari dari proses pendewasaan. PMII sebagai generasi muda bangsa yang ingin lebih eksis dimata masyarakat bangsanya. Ini terlihat jelas dari tiga butir pertimbangan yang melatar belakangi sikap independensi PMII tersebut. Pertama, PMII melihat pembangunan dan pembaharuan mutlak memerlukan insaninsan Indonesia yang berbudi luhur, taqwa kepada Allah SWT, berilmu dan cakap serta tanggung jawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat. Kedua, PMII selaku generasi muda indonesia sadar akan perannya untuk ikut serta bertanggungjawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati secar merata
MAPABA RAYA 2017
oleh seluruh rakyat. Ketiga , bahwa perjuangan PMII yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan idealisme sesuai deklarasi tawangmangu, menuntut berkembangnya sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap, dan pembinaan rasa tanggungjawab. Berdasarkan pertimbangan itulah, PMII menyatakan diri sebagai organisasi Independent, tidak terikat baik sikap maupun tindakan kepada siapapun, dan hanya komitmen terhadap perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskanPancasila.
Identitas dan citra diri PMII
APA itu identitas PMII, seperti empat huruf kata 'PMII', yaitu Suatu wadah atau perkumpulan organisasi kemahasiswaan dengan label 'Pergerakan' yang Islam dan Indonesia yang mempunyai tujuan: Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia Yang; (1) Bertaqwa kepada Allah swt (2) Berbudi luhur (3) Berilmu (4) Cakap, dan (5) Bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya. (Bab IV AD PMII) Menuju capaian ideal sebagai mahluk Tuhan, sebagai ummat yang sempurna, yang kamil, yaitu mahluk Ulul Albab.
Kata 'Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia' jika diudar lebih lanjut adalah: 1. Pergerakan bisa didefinisikan sebagai 'lalu-lintas gerak', gerak dalam pengertian fisika adalah perpindahan suatu titik dari ordinat A ke ordinat B. Jadi 'Pergerakan' melampaui 'gerak' itu sendiri, karena pergerakan berarti dinamis, gerak yang terus-menerus. Ilustrasinya demikian, Misalnya seorang Alexandro Nesta menendang bola, mengarahkannya kepada Zambrotta, itu berarti suatu gerakan bola dari Nesta ke Zambrotta (hanya itu). Bandingkan, Nesta menendang bola ke Zambrotta, lalu mengoperkan bola itu kepada Vieri, dengan trik cantik Vieri menendang bola persis di pojok atas kanan gawang dan …… Itu yang namanya pergerakan bola. Kesimpulannya, pergerakan meniscayakan dinamisasi, tidak boleh stagnan (berhenti beraktivitas) dan beku, beku dalaam pengertian kaku, tidak kreatif-inovatif. Prasyarat kreatif-inovatif adalah kepekaan dan kekritisan, dan kekritisan butuh kecerdasan. Kenapa 'Pergerakan' bukan 'Perhimpunan'?, kalau berhimpun terus kapan bergeraknya….. Artinya bahwa, 'pergerakan' bukan hanya menerangkan suatu perkumpulan/organisasi tetapi juga menerangkan sifat dan karakter organisasi itu sendiri.
MAPABA RAYA 2017
2. Mahasiswa adalah sebutan orang-orang yang sedang melakukan studi di perguruan tinggi, dengan predikat sebutan yang melekat, mahasiswa sebagai 'wakil' rakyat, agen perubahan, komunitas penekan terhadap kebijaakan penguasa dll 3. Islam, Agama Islam yang dijadikan basis landasam sekaligus identitas bahwa PMII adalah organisasi mahasiswa yang berlandaskan agama. Karenanya jelas bahwa rujukan PMII adalah kitab suci agama Islam ditambah dengan rujukan selanjutnya, sunnah nabi dan para sahabat, yang itu terangkum dalam pemahaman jumhur , yaitu ahlussunnah waljama'ah. Jadi Islam ala PMII adalah Islam yang mendasarkan diri pada aswaja --dengan varian didalamnya-- sebagai landasan teologis (keyakinan keberagamaan). 4. Indonesia. Kenapa founding fathers PMII memasukkan kata 'Indonesia' pada organisasi ini, tidak lain untuk menunjukkan sekaligus mengidealkan PMII sebagai organisasi kebangsaan, organisasi mahasiswa yang berpandangan nasionalis, punya tanggung-jawab kebangsaan, kerakyataan dan kemanusiaan. Juga tidak tepat jika PMII hanya dipahami sebagai organisasi keagamaan semata. Jadi keislaman dan keindonesiaan sebagai landasan PMII adalah seimbang. (kalo' mencari organisasi mahasiswa yang nasionalis dan agamis maka pilihan itu jatuh pada PMII)
Jadi PMII adalah pergerakan mahasiswa yang Islam dan yang Indonesia, yang mendasarkan pada agama Islam dan sejarah, cita-cita kemerdekan dan laju perjalanan bangsa ini kedepan. Islam-Indonesia (dua kata digabung) juga bisa dimaknai Islam yang bertransformasi ke ranah Nusantara/Indonesia, Islam Indonesia adalah Islam lokal --bukan Islam Arab secara persis--, tapi nilai universalitas Islam atau prinsip nilai Islam yang 'bersinkretisme' dengan budaya nusantara menjadi Islam Indonesia. Ini adalah karakter Islam PMII yang sejalan dengan ajaran aswaja.
Kesimpulaan: Identitas PMII adalah Keislaman dan Keindonesia (kebangsaan) Kata Kunci: Pergerakan, Mahasiswa, Islam, dan Indonesia
Landasan Teologis dan Filosofis PMII
Landasan filosofis dan teosofis PMII sebenarnya tergali dalam rumusan NDP dan turunannya kebawah. Artinya bahwa NDP dibangun atas dasar dua sublimasi besar yaitu keIslaman dan ke-Indonesiaan. Sublimasi ke-Islaman berpijak dari kerangka paradikmatik bahwa Islam memiliki kerangka besar yang universal, transendental, trans-historis dan bahkan trans-
MAPABA RAYA 2017
personal. Universalisme atau variasi-variasi identitas Islam lainnya yang dimaksud bermuara pada satu gagasan besar, bagaimana membangun masyarakat yang berkeadilan. Namun, harus disadari bahwa sungguhpun Islam memiliki universalitas atau yang lainnya, ia juga menampakkan diri sebagai entitas dengan identitas sangat kultural, antropologis, historis, sosiologis dan bahkan politis. Dua gambaran tentang Islam yang paradoks menghadapkan believer pada tingkat minimal untuk melakukan human exercise bagaimana Islam dalam identitas yang ganda itu mampu disandingkan, dan bahkan dileburkan menjadi satu identitas besar, rahmatan lil alamin. Dari sini, mengharuskan PMII untuk mengambil inisiatif dengan menempatkan Islam sebagai salah satu sublimasi identitas kelembagaan. Ini berarti, PMII menempatkan Islam sebagai landasan teologis untuk dengan tetap meyakini universalitas, transhistoris dan bahkan transpersonalnya. Lebih dari itu, Keyakinan teologis tersebut tidak semata-mata ditempatkan sebagai landasan normatifnya, melainkan disertai upaya bagaimana Islam teologis itu mampu menunjukkan dirinya dalam dunia riel. Ini berarti, PMII akan selalu menempatkan Islam sebagai landasan normatif yang akan selalu hadir dalam setiap gerakan-gerakan sosial dan keagaamaan yang dimilikinya. Selain itu, PMII sebagai konstruksi besar juga begitu menyadari bahwa ia tidaklah hadir dalam ruang hampa, kosong, berada diawang-awang dan jauh dari latar sosial dan bahkan politik. Tetapi, ia justru hadir dan berdiam diri dalam satu ruang identitas besar, Indonesia dengan berbagai kemajemukan watak kulturalnya, sosiologis dan hingga antropologisnya. Oleh karena, identitas diri yang tak terpisahkan dengan identitas besar Indonesia mengharuskan PMII untuk selalu menempatkan identitas besar itu menjadi salah satu sublimasi selain ke-Islaman. Penempataan itu berarti menempatkan PMII sebagai institusi besar yang harus selalu melakukan pembacaan terhadap lingkungan besarnya, "Indonesia". Hal ini dalam rangka membangun aksi-aksi sosial, kemasyarakatan, dan kebangsaan yang selalu relevant, realistik, dan transformatik. Dua penjelasan kaitannya dengan landasan sublimatif PMII diatas, dapat ditarik kedalam satu konstruksi besar bahwa PMII dalam setiap bangunan gerakan dan institusionalnya tetap menghadirkan identitas teologisnya, identitas Islam. Tetapi, lebih dari itu, landasan teologis Islam justru dihadirkan bukan hanya sebatas dalam bentuk pengaminan secara verbal dan normatif, melainkan bagaimana landasan teologis ini menjadi transformable dalam setiap gerakan dan aksi-aksi institusionalnya. Dengan begitu, mau tidak mau PMII harus mempertimbangkan tempat dimana ia lahir, berkembang, dan melakukan eksistensi diri, tepatnya ruang ke-Indonesiaan. Yang berarti, secara kelembagaan PMII harus selalu mempertimbangkan gambaran utuh konstruksi besar Indonesia dalam membangun setiap aksiaksi kelembagaanya. Endingnya, proses yang runut transformasi landasan teologis Islam dan konstruksi besar keIndonesia-an sebagai medium pembacaan objektifnya, maka akan muncul citra diri kader atau citra diri institusi yang ulil albab. Citra diri yang tidak hanya semata-mata menampilkan diri secara personal sebagai manusia beriman yang normatif dan verbalis, melainkan juga sebagai
MAPABA RAYA 2017
believer kreatif dan membumi-kontekstual. Citra diri personal ini secara langsung akan mengujudkan PMII secara kelembagaan sebagai entitas besar yang juga ulil albab.
Kesimpulan: 1. Landasan teologis PMII adalah Islam-Keindonesiaan. 2. Identitas filosofis PMII adalah citra diri yang dibangun melalui Islam sebagai teologi transformatif dan Ruang ke-Indonesia-an sebagai media pembacaan objektif. 3. Tranformasi dua hal, landasan teologis dan identitas filosofis akan berakhir dengan tampilnya identitas personal dan kelembagaan yang ulil albab.
Produk Hukum PMII
1.
NDP(Nilai Dasar Pergerakan) Secara esensial NDP adalah suatu sublimasi nilai Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah Wal Jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan pendorong, serta penggerak seluruh kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, islam mendasari dan menginspirasikan NDP ini, meliputi cakupan akidah, syari’ah dan ahlaq dalam upaya kita memperoleh kesejahteraan hidup dunia dan akhirat. Dan sebagai upaya dalam memahami, menghayati dan mengamalkan islam tersebut, PMII menjadikan ASWAJA sebagai pemahaman keagamaan yang paling benar. Fungsi NDP yaitu : a.
Landasan Berpijak, bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijaksanaan yang harus dilakukan b. Landasan Berfikir, Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi. c. Sumber Motifasi, bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai yang terkandung didalamnya. Kedudukan NDP yaitu : a.
Rumusan nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal dalam berbagai aturan dan kegiatan PMII b. Landasan dan dasar pembenar dalam berfikir, bersikap dan berperilaku. 2. AD/ART PMII Adalah suatu aturan-aturan teknis yang menjadi pedoman dalam menjalankan fungsi organisasi sehari-hari baik intern maupun ekstern. AD/ART ini dibuat, dirubah dan disyahkan dalam forum tertinggi PMII yaitu Kongres PMII yang dilaksanakan dua tahun sekali. Adapun isi dari AD/ART itu antara lain : aturan organisasi tingkat PB sampai Rayon
MAPABA RAYA 2017
sistem kaderisasi formal PMII PPTA (Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi), dsb.
Citra diri mahluk ulul albab Kader pmii dapat mewujudkan:
Tri motto: dzikir fikir amal sholeh Tri khidmad: taqwa intelektual profesional Tri komitmen: kebenaran kejujuran keadilan
Landasan filosofis lambang pmii
Pencipta lambang
: h. Said budairy
Makna lambang
:
I.
Bentuk Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa islam terhadap berbagai tantangan dan pengaruh dari luar. Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar. 5 (lima) bintang sebelah atas, menggambarkan rasulullah dengan empat sahabat terkemuka (khulafa’ur rasyidin) 4 (empat) bintang sebelah bawah menggambarkan empat madzhab yang berhaluan ahlussunnah wal jama’ah. 9 (sembilan) bintang secara keseluruhan dapat berarti ganda, yaitu: a. Rasulullah dengan empat orang sahabatnya serta empat imam madzhab aswaja itu laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan penerang umat manusia.
MAPABA RAYA 2017
b. Sembilan bintang juga menggambarkan sembilan orang pemuka penyebar agama islam di indonesia yang disebut wali songo. II. Warna Biru tua / biru laut, sebagaimana tulisan pmii, berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan digali oleh warga pergerakan, biru juga menggambarkan lautan indonesia yang mengelilingi kepulauan indonesia dan merupakan kesatuan wawasan nusantara. Biru muda, sebagaimana dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu, budi pekerti dan taqwa. Kuning, sebagaimana perisai sebelah atas, berarti identitas mahasiswa yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan.
· PMII Malang dan Komisariat Sunan Kalijaga Pergerakan PMII di kota Malang dimulai sejak tahun 1964, empat tahun setelah PMII mendeklarasikan kelahiranya dan sebelum itu sedang dalam proses membentuk jati dirinya sebagai organisasi kemahasiswaan yang kukuh untuk memperjuangkan rakyat dibawah pengapnya ketiak tirani yang memebelenggu dan rakus. Tepatnya di Jl. Jaksa Agung Suprapto 10 A Celaket (kini SMA Shalahuddin), sebuah tempat suci (sekretariat) awal dimana junta anak manusia memahatkan dirinya dalam tangis dan tawa, suka dan duka membela bangsa di bawah bendera kuning yang terkibar begitu gagahnya. Sahabat KH. Hasyim Muzadi (Mantan ketua PBNU), Sahabat KH. Marzuki Mustamar ( Ketua PCNU Kota Malang), sahabat KH. Zawawi, sahabat Prof. Dr. Rofi’uddin (Rektor UM), sahabat EN Sjahid Wiyoto (Ketua PC PMII Kota Malang 1967-1968), serta ribuan sahabat/i lainnya yang kini masih berdiri tegap membela tumpah darah tanah air Indonesia menjadi saksi proses mereka di PMII. Merekalah tunas – tunas awal kebesaran PMII Kota Malang yang kini telah berdiri kokoh di Jl. Mayjend Pandjaitan 164 mulai awal 90 – an. Komisariat PMII Sunan Kalijaga dikenal sebagai komisariat tertua di Indonesia. Meskipun belum ada sumber yang menyebutkan pada tanggal berapa tepatnya Komisariat PMII Sunan Kalijaga berdiri, namun banyak sumber tulis dan lisan yang menyebutkan Komisariat PMII Sunan Kalijaga adalah komisariat tertua yang berdiri pada tahun 60-an. Komisariat PMII Sunan Kalijaga dulunya bernama Komisariat PMII IKIP Malang sehubungan dengan nama Kampus yaitu IKIP Malang. Setelah nama sebelumnya Fakultas Pendidikan UNAIR dan berganti menjadi IKIP Malang. Komisariat PMII IKIP Malang berganti menjadi Komisariat PMII Sunan Kalijaga pada tahun 80-an, tepatnya pada masa kepengurusan sahabat Sakban Rosidi (Budayawan malang). Setiap pergantian kepengurusan di komisariat tentunya membawa cerita dan karakter yang berbeda-beda tiap tahunnya. Diusia yang diperkirakan sudah menginjak setengah abad, Komisariat PMII Sunan Kalijaga sudah mendirikan tujuh rayon, yang masing-masing berjuang ditataran fakultas di Universitas Negeri Malang. Tujuh rayon tersebut i alah Rayon Al-Maturidi, Rayon Ibnu Sina, Rayon Ibnu Kholdun, Rayon Al-Haddad (berdiri diwaktu yang sama februari 1992), Rayon Al-Ghozali (satu bulan setelahnya, maret 1992), Rayon
MAPABA RAYA 2017
Al-Biruni (2010), dan Rayon Ibnu Nafis (2016). Kini PMII Sunan Kalijaga siap mewujudkan salah satu mimpinya, tentunya dengan segala bentuk Doa dan Ikhtiar, kita yakin dan pastiakan menggapai mimpi tersebut. Bergeraklah selalu PMII Liga-ku gapai terus mimpi-mimpimu, Karena sekali engkau bergerak tak akan ada yang mampu menghentikanmu. Move-on dan Exist selalu.
SEJARAH KETUA PMII LIGA
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KETUA KOMISARIAT PMII SUNAN KALIJAGA MALANG Roisudin Lukman Hakim Kadim Masyur Samsul Islam Ishom Ihsan Rofiq
MASA KHIDMAT 1975-1976 1977 1979 1980 1980-1981 1982
Abdul Karim Suratno Soni Sudiro Sayuti Mujib Adikara Abu Amar Bustomi Subingan Adi Syukron Fikri Zainal Arifin Suretno M. Jauhar Ariful Ulfi (Alm) Husni Mubarok M.Khusen Yusuf Muda Prasetya Ahmad Ahdiansyah Abdul Kholiq M. Basrhi Zainal Musthofa M. Farih Sulaiman Arif Rahman Hudaifi M. Nur Wahid Abdulloh Habiburrahman El-Stiffianni
1989-1990 1990-1991 1991-1992 1992-1993 1993-1994 1994-1995 1995-1996 1996-1997 1997-1998 1998-1999 1999-2000 2000-2001 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
MAPABA RAYA 2017
35 36 37 38 39
Aribatul Isnaini M. Mahfud Ali S. Ilham Muhtadi Ragil Setyo Cahyono Ahmad Sofiuddin
2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-Sekarang
SEJARAH KETUA PC PMII KOTA MALANG
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
KETUA PC PMII KOTA MALANG E.N Sjahid Wiyoto Ba A Ghofa Rachman Drs. Suroso Drs. Damanhuri Abdul Haris Wiryoguno Mas’ud Said Fauzan Alfas Robikin Emhas Rifa’i Andry Dewanto Ahmad Malik Haramain Syukron Fikri Badi’ Zamanil Hasanuddin Wahid Abdussalam Agus Khudori M. Khusen Yusuf Fauzan Fuady Ali Jamal Zaini Mustakim Fery Firmansyah Fairouz Huda Aliful Ma’arif Iden Robert Ulum Dwi Fitri Wiyono Habiburrahman El-Stiffianni Alif Khafi Nur Naqti M. Fariz Abdul Aziz
MASA KHIDMAT 1967-1968 1969-1982 1982-1985 1985-1989 1989-1990 1990-1992 1992-1994 1994-1995 1995-1996 1996-1997 1997-1999 1999-2000 2000-2001 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006 2006-2007 2007-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2015 2015-2016 2016-Sekarang
MAPABA RAYA 2017
SEJARAH KETUA PB PMII
NO. 1. 2. 3.
KETUA PB PMII (Alm) Mahbub Djunaidi (Alm) M. Zamroni, Ba Drs. Abduh Paddere
MASA KHIDMAT 1960-1967 1967-1973 1973-1977
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Ahmad Bagdja Muhyiddin Arubusman Suryadharma Ali (Alm) Iqbal Assegaf Ali Masykur Moesa Muhaimin Iskandar Saiful Bahri Anshori Nusron Wahid A. Malik Haramain Hery Haryanto Azzumi M.Rodli Kaelani Jauharudin Aminuddin Ma’ruf
1977-1981 1981-1985 1985-1988 1988-1991 1991-1994 1994-1997 1997-2000 2000-2003 2003-2005 2005-2008 2008-2011 2012-2014 2014-2016
Wallahu A’lam
MAPABA RAYA 2017
NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP) PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA Oleh: Ragil Setyo Cahyono
Mukaddimah Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk dimodifikasi di dalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Hal ini dibutuhkan di dalam memberikan kerangka, arti dan motivasi dan wawasan pergerakan dan sekaligus memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan dan mesti dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya organisasi ini. Insaf dan sadar bahwa semua itu adalah kejarusan bagi setiap fungsionaris maupun anggota PMII untuk memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII itu, baik secara orang perorang maupun bersama-sama.
BAB I Arti, Fungsi, dan Kedudukan
1. Arti :
Secara esensial Nilai Dasar Pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai ke -Islaman dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII.Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi Nilai Dasar Pergerakan ini meliputi cakupan aqidah, syari’ah dan akhlak dalam upaya kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah sebagai pemahaman keagamaan yang paling benar.
MAPABA RAYA 2017
2. Fungsi :
i.
Landasan berpijak: Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijakan yang harus dilakukan.
ii.
Landasan berpikir : Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalanpersoalan yang dihadapi.
iii. Sumber motivasi : Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai yang terkandung di dalamnya. 3. Kedudukan :
i.
Rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal dalam berbagai aturan dan kegiatan PMII.
ii.
Landasan dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap, dan berprilaku.
BAB II Rumusan Nilai Dasar Pergerakan
TAUHID
Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah agama samawi telah terkandung sejak awal keberadaan manusia. Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat-sifat, dan perbutan-perbuatan-Nya. Allah adalah dzat yang fungsional.Allah menciptakan, memberi petunjuk, memerintah, dan memelihara alam semesta
ini.Allah
juga
menanamkan
pengetahuan,
membimbing
dan
menolong
manusia.Allah Maha Mengetahui, Maha Menolong, Maha Bijaksana, Hakim, Maha Adil, dan Maha Tunggal.Allah Maha Mendahului dan Maha Menerima segala bentuk pujaan dan penghambaan. Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari pada alam semesta, serta merupakan kesadaran dan keyakinan kepada yang ghaib.Oleh karena itu, tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memadu, dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan, dan perwujudan
MAPABA RAYA 2017
dalam perbuatan.Maka konsekuensinya Pergerakan harus mampu melarutkan nilai-nilai Tauhid
dalam
berbagai
kehidupan
serta
terkomunikasikan
dan
merambah
ke
sekelilingnya.Dalam memahami dan mewujudkan itu, Pergerakan telah memiliki Ahlussunnah wal jama'ah sebagai metode pemahaman dan penghayatan keyakinan itu. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia di hadapan ciptaan-Nya yang lain. Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral.Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsi sebagai khalifah dan hamba Allah.Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya.Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuanketentauan-Nya.Untuk itu, manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah. Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani secara seimbang, lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu sambil mengabaikan yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat mengejawentahkan prinsip tauhid secara maksimal. Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini dijalani dengan mengharapkan keridloan Allah.Sehingga pusat perhatian dalam menjalani dua pola ini adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh.Sedangkan hasil optimal sepenuhnya kehendak Allah.Dengan demikian, berarti diberikan penekanan menjadi insan yang mengembangkan dua pola hubungan dengan Allah.Dengan menyadari arti niat dan ikhtiar, sehingga muncul manusia-manusia yang berkesadaran tinggi, kreatif dan dinamik dalam berhubungan dengan Allah, namun tetap taqwa dan tidak pongah Kepada Allah. Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan dan berfikir t entang ke-MahaanNya, yakni ke-Mahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun. Akan tetapi manusia yang dilengkapi dengan potensi-potensi positif memungkinkan dirinyas untuk menirukan fungsi
MAPABA RAYA 2017
ke-Maha-anNya itu, sebab dalam diri manusia terdapat fitrah uluhiyah - fitrah suci yang selalu memproyeksikan tentang kebaikan dan keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud dan dzikir kepadaNya, Manusia berarti tengah menjalankan fungsi Al Quddus. Ketika manusia berbelas kasih dan berbuat baik kepada tetangga dan sesamanya, maka ia telah memerankan fungsi Arrahman dan Arrahim. Ketika manusia bekerja dengan kesungguhan dan ketabahan untuk mendapatkan rizki, maka manusia telah menjalankan fungsi Al Ghoniyyu. Demikian pula dengan peran ke-Maha- an Allah yang lain, Assalam, Al Mukmin, dan lain sebagainya. Atau pendek kata, manusia dengan anugrah akal dan seperangkat potensi yang dimilikinya yang dikerjakan dengan niat yang sungguhsungguh, akan memungkinkan manusia menggapai dan memerankan fungsi-fungsi Asma'ul Husna. Di dalam melakukan pekerjaannya itu, manusia diberi kemerdekaan untuk memilih dan menentukan dengan cara yang paling disukai. 14) Dari semua pola tingkah lakunya manusia akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai yang diupa yakan, karenanya manusia dituntut untuk selalu memfungsikan secara maksimal kemerdekaan yang dimilikinya, baik secara perorangan maupun secara bersama-sama dalam konteks kehidupan di tengah-tengah alam dan kerumunan masyarakat, sebab perubahan dan perkembangan hanyalah milikNya, oleh dan dari manusia itu sendiri.15) Sekalipun di dalam diri manusia dikaruniai kemerdekaan sebagai esensi kemanusiaan untuk menentukan dirinya, namun kemerdekaan itu selalu dipagari oleh keterbatasan-keterbatasan, sebab perputaran itu semata-mata tetap dikendalaikan oleh kepastian-kepastian yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana,yang semua alam ciptaanNya ini selalu tunduk pada sunnahNya, pada keharusan universal atau takdir. 16 ) Jadi manusia bebas berbuat dan berusaha ( ikhtiar ) untuk menentukan nasibnya sendiri, apakah dia menjadi mukmin atau kafir, pandai atau bodoh, kaya atau miskin, manusia harus berlomba-lomba mencari kebaikan, tidak terlalu cepat puas dengan hasil karyanya. Tetapi harus sadar pula dengan keterbatasan- keterbatasannya, karena semua itu terjadi sesuai sunnatullah, hukum alam dan sebab akibat yang selamanya tidak berubah, maka segala upaya harus diserrtai dengan tawakkal.Dari sini dapat dipahami bahwa manusia dalam hidup dan kehidupannya harus selalu dinamis, penuh dengan gerak dan semangat untuk berprestasi secara tidak fatalistis.Dan apabila usaha itu belum berhasil, maka harus ditanggapi dengan lapang dada, qona'ah (menerima) karena disitulah sunnatullah berlaku.Karenanya setiap usaha yang dilakukan harus disertai dengan sikap tawakkal kepadaNya.17 )
MAPABA RAYA 2017
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA
Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada materi dasar manusia menunjukan, bahwa manusia berkedudukaan mulia diantara ciptaan-ciptaan Allah. Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki manusia, anak manusia mempunyai kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai warga dunia manusia adalah satu dan sebagai warga negara manusia adalah sebangsa , sebagai mukmin manusia adalah bersaudara. 18) Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya, kecuali karena ketakwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang terlalu menonjol potensi kelemahannya, agar antara satu dengan yang lainnya saling mengenal, selalu memadu kelebihan masing-masing untuk saling kait mengkait atau setidaknya manusia harus berlomba dalam mencari dan mencapai kebaikan, oleh karena itu manusia dituntut untuk saling menghormati, bekerjasama, tolong menolong, menasehati, dan saling mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama. Manusia telah dan harus selalu mengembangkan tanggapannya terhadap kehidupan.Tanggapan tersebut pada umumnya merupakan usaha mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.Dengan demikian maka hasil itu merupakan budaya manusia, yang sebagian dilestarikan sebagai tradisi, dan sebagian diubah.Pelestarian dan perubahan selalu mewarnai kehidupan manusia.Inipun dilakukan dengan selalu memuat nilai-nilai yang telah disebut di bagian awal, sehingga budaya yang bersesuaian bahkan yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai tersebut dilestarikan, sedang budaya yang tidak bersesuaian diperbaharui. Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan bergerak secara dinamik dan kreatif dalam kehidupan manusia.Manusia dituntut untuk memanfaatkan potensinya yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT.Melalui pemanfaatan potensi diri itu justru manusia menyadari asal mulanya, kejadian, dan makna kehadirannya di dunia. Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dalam hubungan dengan Allah, manusia dan alam selaras dengan perekembangan kehidupandan mengingat perkembangan
MAPABA RAYA 2017
suasana.Memang manusia harus berusaha menegakan iman, taqwa dan amal shaleh guna mewujudkan kehidupan yang baik dan penuh rahmat di dunia. Di dalam kehidupan itu sesama manusia saling menghormati harkat dan martabat masing-masing, berderajat, berlaku adil dan mengusahakan kebahagiaan bersama. Untuk diperlukan kerjasama yang harus didahului dengan sikap keterbukaan, komunikasi dan dialog antar sesama.Semua usaha dan perjuangan ini harus terus -menerus dilakukan sepanjang sejarah. Melalui pandangan seperti ini pula kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan kerelaan dan kesepakatan untuk bekerja sama serta berdampingan setara dan saling pengertian. Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimaksudkan untuk mewujudkan citacita bersama: hidup dalam kemajuan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tolok ukur bernegara adalah keadilan, persamaan hukum dan perintah serta adanya permusyawaratan. Sedangkan hubungan antara muslim dan non muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap universalitas dan kebenaran Islam sebagai ajaran kehidupan paripurna. Dengan tetap berpegang pada keyakinan ini, dibina hubungan dan kerja sama secara damai dalam mencapai cita-cita kehidupan bersama umat manusia. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan sesama Islam, persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan sesama ummat manusia. Perilaku persaudaraan ini, harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat memberikan kemanfaatan maksimal untuk diri dan lingkungan persaudaraan.
MAPABA RAYA 2017
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. Dia menentukan ukuran dan hukumhukumnya. Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga nilai tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan alam. Sebagai ciptaan Allah, alam berkedudukan sederajat dengan manusia. Namun Allah menundukan alam bagi manusia, dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, maka manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam, bukan penghambaan terhadap Allah. Karena itu sesungguhnya berkedudukan sebagai khalifah di bumi untuk menjadikan bumi maupun alam sebagai obyek dan wahana dalam bertauhid dan menegaskan dirinya. Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan di dunia dan diarahkan kepada kebaikan di akhirat, di sini berlaku upaya berkelanjutan untuk mentransendensikan segala aspek kehidupan manusia. Sebab akhirat adalah masa masa depan eskatologis yang tak terelakan. Kehidupan akhirat akan dicapai dengan sukses kalau kehidupan manusia benar-benar fungsional dan beramal shaleh. Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan. Dengan sendirinya cara-cara memanfaatkan alam, memakmurkan bumi dan menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga harus bersesuaian dengan tujuan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dengan alam tersebut. Cara-cara tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dasar dalam kehidupan bersama. Melalui pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan manusia terhadap pekerjaan, nafkah dan masa depan. Maka jelaslah hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. Hidup bersama antar manusia berarti hidup dalam kerja sama, tolong menolong dan tenggang rasa. Salah satu hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia .Dalam memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tertentu; karena alam ciptaan Allah bukanlah sepenuhnya siap pakai, melainkan memerlukan pemahaman terhadap alam dan ikhtiar untuk mendayagunakannya. Namun pada dasarnya ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Penguasaan dan pengembangannya disandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Allah.Ayat-ayat tersebut berupa wahyu dan seluruh ciptaanNya.Untuk memahami dan mengembangkan
MAPABA RAYA 2017
pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia mengerahkan kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal dan aktifitas intelektualnya. Di sini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan ijtihad yang utuh dan sistimatis terhadap ayat-ayat Allah, mengembangkan pemahaman tersebut menjadi iptek, menciptakan kebaruan iptek dalam koteks kemanusiaan, maupun menentukan simpul-simpul penyelesaian terhadap masalah-masalah yang ditimbulkannya. Iptek merupakan perwujudan fisik dari ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, terutama digunakan untuk memudahkan kehidupan praktis. Penciptaan, pengembangan dan penguasaan atas iptek merupakan keniscayaan yang sulit dihindari. Jika manusia menginginkan kemudahan hidup, untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama bukan sebaliknya. Usaha untuk memanfaatkan iptek tersebut menuntut pengembangan semangat kebenaran, keadilan , kmanusiaan dan kedamaian. Semua hal tersebut dilaksanakan sepanjang hayat, seiring perjalanan hidup manusia dan keluasan iptek. Sehingga, berbarengan dengan keteguhan iman-tauhid, manusia dapat menempatkan diri pada derajat yang tinggi
BAB III PENUTUP
Itulah Nilai Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang dipergunakan sebagai landasan teologis normatif, etis dan motivatif dalam pola pikir, pola sikap dan pola perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama dan kelembagaan. Rumusan tersebut harus selalu dikaji dan dipahami secara mendalam, dihayati secara utuh dan terpadu, dipegang secara teguh dan dilaksanakan secara bijaksana. Dengan Nilai Dasar Pergerakan tersebut dituju pribadi muslim yang berbudi luhur, berilmu,
bertaqwa,
cakap
dan
bertanggung
jawab
dalam
mengamalkan
ilmu
pengetahuannya, yaitu sosok ulul albab Indonesia yang sadar akan kedudukan dan peranannya sebagai khalifah Allah di bumi dalam jaman yang selalu berubah dan berkembang, beradab, manusiwi, adil penuh rahmat dan berketuhanan.
MAPABA RAYA 2017
BICARA (TENTANG) ISLAM DAN ASWAJA
1
Oleh : Aliyul Murtadlo2
Islam adalah agama. Agama itu penting, pokok dan mendasar. Agama memuat informasi yang tidak dapat diketahui jika tidak ada agama. Karena begitu pokok dan mendasarnya lah tak heran kecintaan terhadap label agamanya lebih besar pada kecintaan dalam mengamalkan agama itu sendiri. Agama tentu berbeda dengan “ religion” yang memandang agama hanya ritus-ritus keagamaan. Agama lebih sepadan dengan “ ad-din” bahkan makna “ ad-din” lebih luas. “ Agama” berasal dari bahas sanksekerta yang berarti “tidak bercerai- berai”, dengan makna ini agama tidak hanya dipandang sebagai ritus, agama juga s ebuah jalan hidup. “ Ad-din” memiliki makna yang lebih luas. Selain berarti agama, “ad -din” juga berarti hari pembalasan, seperti pada surat alfatihah ayat 4 . Ad-Din juga memiliki kesamaan huruf dengan “ad -dain” yang berarti hutang3. Orang beragama memili keadaran bahwa dirinya berhutang kepada Allah SWT ketika ada di dalam alam ruh “ alastu birobbikum? Qoolu bala, syahidna ” dan kebanyakan manusia banyak yang lalai pada hari pembalasan. Sebuah makna penting dalam beragama ada berkeyakinan pada hari seteleh kematian. Dalam tulisan ini akan berbicara tentang Islam. Berbicara tentang Islam tidak lah dimaksudkan untuk mendoktrin, tapi untuk menambah wawasan kita. Dengan wawasan yang luas, kita bisa menjadi bijak dalam bersikap. Tulisan ini tidak pula luput dari kesalahan Sehingga, yang ada di dalam teks ini tidaklah lepas dari kritik.
A. Latar Belakang Islam di Indonesia
Islam bukanlah agama baru di Indonesia. Sebelum Hindu dan Budha, masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran beragama yang tinggi. Kepercayaan Kapitayan adalah agama (red. Kepercayaan) asli bangsa Indonesia, orang barat menyebut sebagai animisme dan dinamisme. Hindu dan Budha hanyalah agama kerajaan. Sedangkan rakyatnya masih berkepercayaan kapitayan. 4 Masuknya Islam di Indonesia ada banyak teori. Ada yang mengatakan abad ke 7 (berdasar berita arab), abad 12 (berdasar berita arab) abad ke-14 dan lain-lain. Perantaranya pun berbeda, ada yang menyatakan bahwa penyebaran Islam di Indonesia oleh pedagang dari Persia, Arab,
1
Disampaikan saat Mapaba Raya PMII Sunan Kalijaga 2017 tanggal 3 — 5 Februari 2017 Pengurus Cabang PMII Kota Malang Biro Kajian dan Dakwah 2016 — 2017 3 Syed Naquib Alatas. Islam dan Sekulerisme 2
MAPABA RAYA 2017
dan Gujarat serta China. Bukti datangnya Islam di Indonesia seperti berita, Makan nisan Binti Maimun di Gresik, dll. Perlu jadi catatan bahwa perkembangan Islam di Indonesia tidak lepas dari faktor budaya masyarakat. Keutamaan dakwah wali songo, masing-masing wali memiliki metode tersndiri dalam menentukan metode dakwahnya masing-masing. Berbeda dengan sebelumnya Islam sebelumnya yang kurang pesat sebelum abad ke-14. Islam masih kental dengan budaya Arabnya, sehingga sulit masuk ke kultur Indonesia. Menurut Ahmad Sugiri (1996:43), keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam sebagai pendatang, untuk mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya dalam pengakuan dunia Islam. 5 Saluran Islamisasi kesenian misalnya melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah dengan pertunjukan wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga untuk media dakwahnya.
Seni
gamelan juga digunakan nama Sunan Bonang, begitu juga Sunan Kudus, yang menggunakan Menara mirip Pura dan tempat Wudhu Kebo Gumarang. Perkembangan Islam di Indonesia juga didukung dengan aspek pemerintahan Kerajaan Islam. Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan dan Maluku, kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Meski Islam kini menjadi agama mayoritas di Indonesia, Islam bisa jadi hanya bungkus belaka. Kepercayaan lokal (kapitayan) masih menancap kuat di hati masyarakat. Kalau agama hindu mendatangkan pengelompkkan berdasarkan kasta. Datangnya Islam harus diakui menghasilkan antara santri dengan abangan.
5
Ahmad Sugiri, “Proses Islamsisasi dan Percaturan Politik Umat Islam di Indonesia”, dalam Al -Qalam, Majalah Ilmiah Bidang Keagamaan dan Kemasyarakatan, No. 59/XI/1996, (Serang: IAIN SGD, 1996), hlm.
MAPABA RAYA 2017
B. Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Aswaja adalah singkatan dari “ ahlus Sunnah wal Jama’ah”. Dari segi bahasa” ahlu berarti kelurga” al-Sunnah berarti “cara (jalan) Nabi”, al- Jama’ah berarti ‘’kelompok yang terorganisir”. Menurut eksiklopedi Islam (a) merupakan salah satu aliran yang teologi Islam yang timbul karena reaksi terhadap golongan Mu’tazilah; (b) merupakan nama aliran dari paham Asy’ariyah dan Maturidi yang berpegang teguh pada tradisi Nabi SAW dan para sahabatnya dan merupakan aliran mayoritas umat Islam 6. Menurut pandangan ulama’ NU, aswaja adalah umat Islam yang selalu berpegang teguh kepada kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunnah Nabi Muhammad SAW, serat kepada para sahabatnya yang melaksanakan petunjuk berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah tersebut. Menurut KH. Ahmad Siddiq merupakan suatu pembaharuan atau penelusuran terhadap penyelewengan, penyimpangan, kekacauan-kekacauan pikiran dan pendapat dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits. Menurut salah satu pemikir Islam, yakni Harun Nasution adalah penganut tradisi Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang dilakukan oleh mayoritas Umat Islam. Aspek-apek Aswaja yang sebagaimana yang tertera pada ummul hadits yang menanyakan mengenai iman, islam dan ihsan. *
Lelaki
: “Wahai Muhammad, jelaskan kepadaku tentang Islam.”
*
Nabi SAW
:Islam adalah hendaknya kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji ke Baitullah apabila kamu mampu dalam perjalanannya.” *
Lelaki
:Kamu benar. Lalu jelaskan tentang iman.”
*
Nabi saw
: “Iman adalah, hendaknya kamu beriman kepada Allah, kepada para
malaikat, para rasul, kitab-kitab Allah, hari akhir dan kamu beriman kepada ketentuan Allah, baik dan buruknya.” *
Lelaki
: Jelaskan tentang ihsan.”
*
Nabi saw
: “Ihsan ialah hendaknya kamu beribadah kepada Allah seolah-olah
kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”7
6
Modul Halaqoh Aswaja PMII Kota Malang tahun 2 013 Hadits ini juga dinamakan hadits jibril. Musnad Ahmad hadits nomor 179, 186; Shahih Muslim hadits nomor 9; Sunan Al-Tirmidzi hadits nomor 2535;Sunan Al-Nasa`i hadits nomor 4904; Sunan Abi Dawud hadits nomor 4075 dan Sunan Ibn Majah haditsnomor 62. Nama lain dari hadits ini diantaranya: 1) Induk semua hadits 7
MAPABA RAYA 2017
Dan lebih tegas lagi, Al-Habib Zain ibn Ibrahim ibn Sumaith Ba-’Alwi (ulama kontemporer dari Madinah Al-Munawwarah) mengatakan: “Ketahuilah, bahwasanya hadits tersebut disamping memuat tiga perkara yang menjadi pilar agama yaitu islam, iman dan ihsan, hadits tersebut juga memuat tiga macam ilmu pengetahuan Islam yaitu: (1) Ilmu fiqih, yaitu pengetahuan tentang hukum-hukum syari’ah yang praktis yang menjadi kewajiban kaum Muslimin (2) Ilmu tauhid, yaitu pengetahuan tentang hal-hal keimanan dan kepercayaan semua mukallaf,yaitu hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan, kenabian dan sam’iyyat (hal-hal
yang ditetapkan oleh dalil-dalil naqli dari Al-Quran dan Al-Sunnah). (3) Ilmu
tashawuf, yaitu pengetahuan tentang akhlak hati, baik akhlak yang berfungsi sebagai penyelamat yang harus menjadi hiasan setiap hamba, maupun akhlak yang dapat mencelakakan yang harus dihindari olehnya. 1. Aqidah
Dalam segi akidah, Imam al-Asy’ari adalah imam utama aswaja, belau yang dahulu mu,tazilah tampil berkhotbah menyampaikan pemikiran-pemikiran teologi Islamnya sebagai koreksi atas pemikiran teologi Mu’tazilah dalam beberapa hal yang dianggap bid’ah atau menyimpang, maka dengan serta merta masyarakat Islam menyambutnya dengan positif, dan akhirnya banyak umat Islam menjadi pengikutnya yang kemudian disebut dengan kelompok Asy’ariyah dan terinstitusi kan dalam bentuk Madzhab Asy’ari. 8 Di tempat lain yakni di Samarqand Uzbekistan, juga muncul seorang Imam Abu Manshur al-Maturidi (w. 333 H) yang secara garis besar rumusan pemikiran teologi Islamnya paralel dengan pemikiran teologi Asy’ariyah, sehingga dua imam inilah yang kemudian diakui sebagai imam penyelamat akidah keimanan, karena karya pemikiran dua imam ini tersiar ke seluruh belahan dunia dan diakui sejalan dengan sunnah Nabi saw, serta petunjuk para sahabatnya, Akhirnya para ulama menjadikan rumusan akidah Ima m Asy’ari dan Maturidi sebagai pedoman akidah yang sah dalam Aswaja. Meskipun sama-sama ulama Ahlussunnah Waljamaah, sebenarnya mash terdapat ikhltilaf diantara mereka. Tertama tentang kehendak Tuhan dan Kehendak Manusia. Tetapi mayoritas sependapat dalam bidang Sifat dan wujud Allah, Surga dan Neraka dan lain-lain. 9
terhadap bahasan syari’ah, hakikah dan thariqah, 4) Rujukan seluruh bidang studi ilmu keislaman, hadits salah satu pokok agama. 5) hadits salah satu kaedah agama 8 Fauzan Abbas. Sejarah Pemikiran Islam
MAPABA RAYA 2017
Secara
materiil
banyak
produk
pemikiran
Mu’tazilah
yang,
karena
metodenya lebih mengutamakan akal daripada nash ( Taqdîm al-‘Aql ‘alâ al -Nash), dinilai tidak sejalan dengan sunnah, sehi ngga sarat dengan bid’ah, maka secara spontanitas para pengikut imam tersebut bersepakat menyebut sebagai kelompok Aswaja, meskipun istilah ini bahkan dengan pahamnya telah ada dan berkembang pada masa-masa sebelumnya, tetapi belum terinstitusikan dalam bentuk mazhab. Karena itu, secara historis term aswaja baru dianggap secara resmi muncul dari periode ini. Setidaknya dari segi paham telah berkembang sejak masa ‘Ali bin Abi Thalib ra., tetapi dari segi fisik dalam bentuk mazhab baru terbentuk pada masa al-Asy’ari, alMaturidi, dan al-Thahawi 2. Fikih
Ruang lingkup yang kedua adalah fiqh, artinya sama dengan al-fahmu, yakni pemahaman dan pengertian. Secara itilah fikih adalah memahami ketentuan-ketentuan syaiah yang bersift aplikatif dengan mengetahui dalilnya secra terperinci 10. Karena Islam agama yang tidak hanya mengajarkan tentang keyakinan tetapi juga mengajarkan tentang tata cara hidup sebagai seorang yang beriman yang memerlukan komunikasi dengan Allah swt., dan sebagai makhluk sosial juga perlu pedoman untuk mengatur hubungan sesama manusia secara harmonis, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Yang
dimaksud
dengan (fikih) ibadah adalah tuntutan formal yang
berhubungan dengan tata cara seorang hamba berhadapan dengan Tuhan, seperti shalat, zakat, haji, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan (fikih) muâmalah adalah bentuk ibadah yang bersifat sosial, menyangkut hubungan manusia dengan sesama manusia secara horisontal, misalnya dalam hal jual beli, pidana-perdata, socialpolitik, sains dan sebagainya. Dalam konteks historis, ruang lingkup yang kedua ini disepakati oleh jumhur ulama bersumber dari empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali. Secara substantif, ruang lingkup yang kedua ini sebenarnya tidak terbatas pada produk hukum yang dihasilkan dari empat madzhab diatas, produk hukum yang dihasilkan oleh imam-imam mujtahid lainnya, yang mendasarkan penggalian hukumnya melalui al-Qur’an, Hadits, dan ijtihad (Ijma’ dan Qiyas) seperti, Hasan Bashri, Awzai, dan lain-lain tercakup dalam lingkup pemikiran Aswaja, karena
MAPABA RAYA 2017
mereka memegang prinsip utama Taqdîm al-Nash ‘ alâ al -‘Aql (mengedepankan nash daripada akal). Haruskah umat Islam bermadzhab? Sebelum kita menjawab, alangkah baiknya kita melihat kondisi umat Islam, jika dilihat akan terbagi menjadi 3 golongan, yang pertama orang awam, yang kedua orang terpelajar (santri) dan yang ketiga ialah Mujtahid. Jika diihat maka mayoritas umat Islam ada adalah orang awam, orang awam akan kesulitan memutuskan permasalahan kehidupan sehari-hari. Sedangkan mujtahid dan santri bisa jadi tidak kesulitan menghadapi masalah sehari-hari yang kenaan di kehidupan sehari-hari. Melihat relaita yang ada, alangkah lebih bijaksana apabila kita mengikuti orang yang memiliki dasar keilmuan yang mantab untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 11. 3. Tasawuf
Ruang lingkup ketiga dari Aswaja adalah akhlak atau tasawuf. Wacana ruang lingkup yang ketiga ini difokuskan pada wacana akhlaq yang dirumuskan oleh Imam al-Ghazali, Abu Yazid al-Busthami, dan al-Junayd al-Baghdadi, serta ulamaulama sufi yang sepaham. Ruang lingkup ketiga ini dalam diskursus Islam dinilai penting
karena
mencerminkan faktor
ihsan
dalam
diri
seseorang.
Iman
menggambarkan keyakinan, sedang Islam menggambarkan syari’ah, dan ihsan menggambarkan kesempurnaan iman dan Islam. Iman ibarat akar, Islam ibarat pohon. Artinya manusia sempurna, ialah manusia yang disamping bermanfaat untuk dirinya, karena ia sendiri kuat, juga memberi manfaat kepada orang lain (transformasi kesholehan individuan menuju kesholehan sosial). Ini yang sering disebut dengan insan kamil. Kalau manusia memiliki kepercayaan tetapi tidak menjalankan syari’at, ibarat akar tanpa pohon, tetapi pohon yang berakar dan rindang namun tidak menghasilkan buah, juga kurang bermanfaat bagi kehidupan. Jadi ruang lingkup ini bersambung dengan ruang lingkup yang kedua, sehingga keberadaannya sama pentingnya dengan keberadaan ruang lingkup yang pertama dan yang kedua, dalam membentuk insan kamil.
MAPABA RAYA 2017
C. Nilai-Nilai Universalitas Islam
Terlepas dari pemaknaan secara formal, Islam tidak lahir dari sebuah ruang hampa. Ada beberapa latar belakang yang menjadi penyebab mengapa agama samawi tersebut turun. Factor yang paling dominan adalah sosio-kultural tempat di mana ia turun yakni di semenanjung Arabia. Di tempat gersang dengan perilaku masyarakatnya yang jahil inilah diutus
seorang
agung
keturunan Quraisy Muhammad SAW. Dibalik itu Islam akan
berkembang jika ditunkan di Arab, kondisinya kurang subur. Sehingga Islam akan mudah didakwahkan ke penjuru Bumi. Karena Islam merupakan Agama misi, agama untuk seluruh alam dengan mengedepankan pokok ajaran utama dalam Islam. Harus dibedakan mana yang ghoyah (tujun) mana yang washilah (perantara/media), mana kebenaran qoth’i dan mana kebenaran dhonni. Sehingga tercipta Islam Romatan lil alamin mengedepankan nilai-nilai Islam (qoth’i ) tanpa menutup mata dengan keadaan sosial budaya yang selalu berkembang ( dhonni). Dengan demikian tidak diherankan bahwa Islam bisa diterima seluruh kalangan umat manusia. Islam tidak sekonyong-konyong datang dari langit dalam satu paket untuk diterapkan secara tektualis. Tetapi Islam disampaikan dengan rasa kasih sayang tanpa mengurangi nilai-nilai penting kehidupan syariat Islam D. Aswaja Sebagai Sistem Nilai
Dalam perkembangan selanjutnya Aswaja ditawarkan sebagai Manhajul Fikr . Meski masih tetap mengikuti aswaja sebagai madzhab, aswaja tidak diposisikan sebagai teks yang haram disentuh. Karenanya, harus ada cara pandang baru dalam memahami aswaja. Bahwa dalam setiap ajaran (doktrin) punya nilai substansi yang sifatnya lintas batas karena universalitasnya (qoth’i ). Hal ini bisa dilihat dari tiga nilai dasar aswaja; yakni tawasuth , tawazun, dan i’tidal . Diketahui, nilai-nilai itu nyatanya amat fleksibel dan bisa
diterapkan dalam situasi dan kondisi, bahkan tempat apapun ( dzonni). Selain itu, dalam aplikasinya, tiga nilai itu menuntut kerja intelektual agar bisa diterapkan dengan baik. Nilainilai ini bila dikembangkan akan menyebabkan aswaja semakin shalih likulli zamân wa makân , aplikabel di setiap masa dan ruang. Pun, aswaja bisa tampil dengan gaya yang enak dan diterima umum sebagai sebuah jalan keluar. Selain itu, Sunni yang mayoritas, bisa melakukan tugasnya menjaga stabilitas sosial keagamaan.
MAPABA RAYA 2017
KEINDONESIAAN Oleh: Suprapto
A. Sejarah Singkat Indonesia
Indonesia terkenal dengan negara yang indah dan kaya raya. Bagi rakyat yang hidup di pesisir pantai bisa mencari nafkah di laut untuk membiayai kebutuhan hidupnya dan bagi rakyat yang hidup di perbukitan dapat mencari nafkah dengan menanam tanaman-tanaman. dan Indonesia juga terkenal dengan budayanya yang bagus dan diwariskan oleh leluhur kita. dan yang paling kita banggakan dari Indonesia adalah Bapak presiden pertama Indonesia yang memerdekakan bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno beliau juga tidak menyenangkan bangsa Indonesia Sendiri akan tetapi juga negara lain yaitu Arab saudi, Uni sofiet atau sekarang kita sebut sebagai negara Rusia. Kalian pasti tahu tentang hari merdeka negara Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. pada tanggal tersebut Indonesia telah bebas dari penjajahan diatas dunia dan ada yang belum terselesaikan oleh Indonesia yaitu memberantas para PKI yang ada di Indonesia dan beserta ormas-ormas nya, PKI adalah Singkatan dari Partai Komunis Indonesia yang ingin memerdekakan negara Indonesia sendiri dan mengganti bendera Indonesia.
B. Sebelum Berdirinya Indonesia
Indonesia terletak di 2 Benua yaitu benua Asia dan benua Australia dan terletak di 2 samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pacific, jadi negara Indonesia adalah letak yang strategis bagi penjajah-penjajah Indonesia untuk menjajah Indonesia apalagi di Indonesia banyak rempah-rempah yang di cari oleh para penjajah eropa untuk menjajah. dan rempah-rempah menurut bangsa eropa adalah sebanding dengan emas bagi bangsa eropa zaman dahulu, dan tujuan bangsa eropa adalah menyebarkan agama Katholik atau nasrani.
Negara yang pertama ke Indonesia adalah negara Portugis atau sekarang kita sebut sebagai Portugal yang di pimpin oleh Magellan pada tahun 1522. dan pada tahun tersebut juga bertepatan dengan terselesainya penjajahan oleh Magellan. dan yang kedua adalah negara spanyol yang berhasil menepi di daerah Maluku pada tahun 1521 daerah Maluku terbagi menjadi 2 kerajaan Ternate dan Tidore dua kerajaan tersebut di adu domba oleh Portugis. dan pada saat itu disambut hangat oleh rakyat Tidore dan merencanakan untuk bersekutu melawan rakyat Ternate, dan rakyat Ternate bersekutu dengan bangsa Portugis, dua negara yang berasal dari bangsa eropa ini juga sama tujuannya. akan tetapi mereka ingin menguasai daerah nya
MAPABA RAYA 2017
untuk diambil sendiri, dan akhirnya di adakan perjanjian Saragosa atau perjanjia Gianti yang berisi bahwa bangsa spanyol memperoleh wilayah yang ada di negara Filipina dan bangsa Portugis akan tetap berada di wilayah Maluku.
Negara yang ke-tiga ke Indonesia adalah negara Belanda. Negara Belanda adalah negara yang paling lama menjajah negara Indonesia yaitu 350 tahun. Setelah negara Belanda sudah tiba ke Indonesia, negara Belanda ingin membuat sebuah perusahaan yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang membuat rakyat Indonesia sengsara dan pada saat itu banyak Pemberontakan dari rakyat Indonesia. Pahlawan yang memimpin ketika pemberontakan adalah : (1)Kapitan Patimura atau Thomas Matulesi pemimpin rakyat Maluku (2)Tuanku Imam Bonjol (3)Mahmud Badaruddin II (4)Sutan Syahrir (5)Sultan ageng Tirtayasa, Dll. Bangsa Inggris adalah bangsa yang ke-empat yang ke Indonesia, yang sudah menguasai Indonesia sejak tahun 1811 dan mengangkat Thomas Stamford Raffels sebagai Gubernur Jendral Indonesia. Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris akan di kembalika olen Belanda dengan perjanjian. Pemerinth Inggris di wakili oleh John Fendall sedangkan dari pihak Belanda di wakili oleh Van Der Cappelen. pada tahun 1816 berakhirlah kekuasaan Inggris di wilayah Indonesia.
Setelah berakhirnya kekuasaan negara Inggris di wilayah Indonesia, masa Penjajahan Jepang sudah berkuasa menguasai Indonesia di mulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tahun 17 agustus 1945 yang bertepatan dengan hari kebebasan Indonesia atau kemerdekaan Indonesia. setelah kota penting di Jepang di Bom oleh sekutu yaitu Kota Hiroshima pada tanggal 6 agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 agustus 1945.
MAPABA RAYA 2017
Naskah proklamasi di rancang di rumah laksamana Maeda dari Jepang yang memberi simpati atau dukungan untuk memerdekakan bangsa Indonesia di jalan Imam bonjol no.1 dan para tokoh yang merumuskan adalah : Soekarno, Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo. Perumusan naskah Proklamasi di saksikan oleh : Sukarni, Mbah diro, dan B.M. Diah. Setelah itu naskah proklamasi di tanda tangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. dan kemudian di ketik oleh Sayuti melik. dan ada kata-kata yang dirubah seperti : kata "Tempoh" menjadi "Tempo" ; "Wakil-wakil Bangsa Indonesia" menjadi "atas nama bangsa Indonesia" ; tulisan "Djakarta, 17-08-05" menjadi "Djakarta, Hari 17 Boelan 8 tahun'05".Naskah yang sudah diketik dan sudah di tanda tangani oleh Soekarno dan Hatta di sebut naskah Otentik. Pada tanggal 17 agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Teks Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi oleh Moh. Hatta di Jl. Pegangsaan timur. dan sekarang Jl. Proklamasi 56. setelah pembacaan teks proklamasi, adalah upacara yang selanjutnya pengibaran bendera merah putih. yang di kibarkan oleh S. Suhud dan Sudanco Latif, sebelumnya bendera tersebut di jahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno C. KEINDONESIAAN
Indonesia dan ke-Indonesiaan merupakan nama atau penamaan dari konsep tentang orang, bangsa, dan wilayah negara kita yang berbentuk republik dengan susunan organisasi negara kesatuan. Karena itu, negara kita disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wadah bersama bagi segenap warga bangsa kita mengasosiasikan diri dan mengikatkan diri dalam satu persekutuan hukum organisasi negara di tengah pergaulan antar bangsa dan antar negara di dunia. Ke-Indonesiaan berisi kandungan pengertian kebersamaan dan muatan perasaan kebangsaan yang mengatasi kebhinnekaan dalam ruang hidup di atas tanah dan air nusantara dalam satu kesatuan barisan berhadapan dengan dunia luar, dengan bangsa-bangsa dan negaranegara lain dalam dinamika pergaulan regional dan global. Spirit kebersamaan dan perasaan sebangsa dan setanah-air itulah yang biasa kita namakan dengan Indonesia dan ke-Indonesiaan. Namun demikian, jika diperhatikan, penamaan Indonesia itu sendiri tidaklah sepenuhnya identik dengan pengertian kita mengenai organisasi negara. Indonesia dan ke-Indonesiaan, karena sejarahnya, tidaklah identik dengan wilayah nusantara, dengan negara Indonesia atau pun semata-mata dengan pengertian bangsa Indonesia. Indonesia dan ke-Indonesiaan mencakup semua konsep dimaksud, dan bahkan dapat mencakup lingkup pengertian yang lebih dinamis dari ketiganya.
MAPABA RAYA 2017
Dulunya, sebutan kata “Indonesia” itu sendiri kita dapatkan dari penamaan yang diberikan dan diperkenalkan oleh sarjana Inggeris dan Jerman bagi wilayah dan penduduk yang hidup di atas wilayah nusantara. Ketika itu, Indonesia dan ke-Indonesiaan tidak terkait dengan pengertian negara tertentu. Ketika Sumpah Pemuda dicetuskan pada tahun 1928, kata “Indonesia” secara resmi mulai dipakai untuk menyebut nama bagi kesatuan bangsa penduduk nusantara yang dinamakan sebagai bangsa Indonesia, dan kesatuan tanah dan air wilayah nusantara yang dinamakan tanah tumpah darah Indonesia, diiringi dengan tekad untuk menjunjung bahasa persatuan yang dinamakan sebagai bahasa Indonesia. Karena itu, ke-Indonesiaan dalam semangat Sumpah Pemuda mencakup pengertian kewilayahan tanah air Indonesia, pengertian kebangsaan bangsa Indonesia, dan pengertian kebahasaan sebagai bahasa pemersatu, bahasa Indonesia. D. Sejarah Penetapan Dasar Negara Indonesia
Konstitusi negara Indonesia dibuat sebenarnya tidak melulu oleh para pakar sarjana hukum belaka. Kalau kita melihat para pakar hukum yang andil dalam menentukan dasar hukum diantaranya hanya Moh. Yamin dan Soepomo, justru yang dominan dalam proses penetapannya adalah Ir. Soekarno yang latar belakang pendidikanya non hukum. Ketika waktu itu terjadi perdebatan yang hebat antara founding father sehingga memecah menjadi dua kubu, yakni kubu yang menginginkan negara Indonesia menjadi negara sekular dan yang lain adalah negara Agama. Negara sekular memisah antara urusan negara dengan urusan agama, menurut paham sekularisme agama merupakan hak pribadi yang tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun sekalipun negara itu sendiri sebagaimana di Perancis, Turki dan Amerika. Sedangkan yang dimaksud dengan negara Agama adalah negara yang didirikan atas dasar agama dan untuk agama itu sendiri, misal di Vatikan dan Saudi Arabia. Alasan yang mendasari terjadinya perbedaan tersebut sangat kuat. Kala waktu itu model sistem ketatanegaraan memang dua sistem tersebut yang menonjol. Kubu negara agama beranggapan bahwa demokrasi dibangun atas dasar mayoritas, sedangkan penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Kubu lain beranggapan bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama. Kemudian dengan Arif para founding father kita menetapkan bahwa dasar negara Indonesia adalah pancasila, tidak mengikut kepada sekularis maupun agama akan tetapi memadukan segisegi positif kedua sistem tersebut. Indonesia bukan merupakan negara agama namun tidak hampa dengan agama, ada spirit keagamaan yang membimbing jalannya sebuah negara. Sistem inilah kemudian yang disepakati dan dijalankan sampai hari ini dan akan dipertahankan sampai ahir.
MAPABA RAYA 2017
Bahan diskusi :
(Video) dalam kasusnya telah terjadi kebudayaan-kebudayaan dulu hingga sekarang masih terawatt bahkan dengan perkembangan tehnologi yang sekarang, dengan berbagai perkembangan dan kemajuan tentang tehnologi namun bangsa kita masih melestarikan budaya asli kita. Walaupun tanpa adanya perhatian dari pemerintah ataupun tanpa adanya dorongan yang melatar belakangi dari pihak pemerintahan. Dari video yang anda lihat simpulkan menurut pandangan anda berdasarkan sisi pandang keindonesian, dari sisi karakter dan bagaimana kita seharusnya menyikapi itu. Serta apa langkah kita untuk menjaga kebudayaan asli bangsa Indonesia.
MAPABA RAYA 2017
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA ANGGARAN DASAR
MUKADDIMAH :
Insyaf dan sadar bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan ideology negara dan falsafah bangsa Indonesia. Sadar dan yakin bahwa Islam merupakan panduan bagi umat manusia yang kehadirannya memberikan rahmat sekalian alam. Suatu keharusan bagi umatnya mengejewantahkan nilai Islam dalam pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan masyarakat dunia. Bahwa keutuhan komitmen keisalaman dan keindonesiaan merupakan perwujudan kesadaran beragama dan berbangsa bagi setiap insan muslim Indonesia dan atas dasar itulah menjadi keharusan untuk mempertahankan bangsa dan negara dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara perseorangan maupun bersama-sama. Mahasiswa Islam Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban komitmen keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun material dalam segala bentuk. Maka atas berkat rahmat Allah SWT, dibentuklah Pergerakan Mahasiswa Islam Indoensia yang berhaluan Ahlussunnah wal-jamaah dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) sebagai berikut: BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang disingkat PMII. 2. PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 17 April 1960 M. dengan jangka waktu yang tidak terbatas. 3. PMII berpusat di Ibukota Republik Indonesia. BAB II ASAS Pasal 2 PMII berasaskan Pancasila. BAB III SIFAT Pasal 3
PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independen, dan profesional. BAB IV TUJUAN DAN USAHA Pasal 4 TUJUAN Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Pasal 5 USAHA 1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan tujuan PMII serta peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku. 2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta upaya mewujudkan pribadi insan ulul a lbab. BAB V ANGGOTA DAN KADER Pasal 6 1. Anggota PMII 2. Kader PMII BAB VI STRUKTUR ORGANISASI Pasal 7 Struktur organisasi PMII terdiri dari : 1. Pengurus Besar (PB) 2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC) 3. Pengurus Cabang (PC) 4. Pengurus Komisariat (PK) 5. Pengurus Rayon (PR) BAB VII PERMUSYAWARATAN Pasal 8 Permusyawaratan dalam organisasi ini, terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kongres Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab) Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
7. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 8. Konferensi Cabang (Konfercab) 9. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab) 10. Rapat Kerja Cabang (Rakercab) 11. Rapat Tahunan Komisariat (RTK) 12. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) 13. Kongres Luar Biasa (KLB) 14. Konferensi Koorcab Luar Biasa (Konkorcab LB) 15. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab LB) 16. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK LB) 17. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB) BAB VIII PENGEMBANGAN PMII PUTRI Pasal 9 1. Pengembangan PMII Putri Putri diwujudkan dengan pembentukan wadah kader putri PMII yaitu Korps PMII Putri yang selanjutnya disingkat KOPRI. 2. KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan oleh kader putrid PMII melalui kelompok kerja sebagai keputusan kongres PMII XIV. 3. KOPRI didirikan pada tanggal 29 September 2003 di asrama haji Pondok Gede Jakarta dan merupakan kelanjutan sejarahdari KOPRI yang didirikan pada 26 November 1967. 4. KOPRI berstatus Badan Semi Otonom O tonom pada setiap level kepengurusan PMII. BAB IX PERUBAHAN DAN PERALIHAN Pasal 10 Anggaran Dasar ini dapat dirubah oleh kongres dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 suara yang hadir. Pasal 11 1. Apabila PMII terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan kongres atau referendum yang khususnya diadakan untuk itu, maka hak milik dan kekayaan organisasi diserahkan kepada organisasi yang lain yang asas dan tujuannya tidak bertentangan. 2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Aggaran Rumah Tangga, serta peraturan peraturan organisasi lainnya. Wallahul Muafieq ila Aqwamithorieq Ditetapkan di : Jambi Pada tanggal : 9 Juni 2014 Pimpinan Kongres XVIII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Addin Jauharudin Ketua Umum
A. Jabidi Ritonga Sekretaris Jendral
PENJELASAN ANGGARAN DASAR UMUM
A. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai Hukum Dasar Organisasi. Anggaran Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, yaitu aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan organisasi. B. Pokok Pikiran dalam Pembukaan Organisasi sebagai bagian dari bangsa Indonesia mengakui adanya ideologi dan falsafah hidup bangsa yang terumuskan dalam pancasila. Sebagai organisasi yang menganut nilai ke-Islaman, yang senantiasa menjadikan Islam sebagai panduan dan sekaligus menyebarkan dan mengejawantahkan kedalam pribadi, masyarakat, bangsa bangsa dan negara. Bahwa nilai ke-Indonesiaan dan ke-Islaman merupakan paduan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari Indonesia, maka kewajiban bagi setiap orang adalah mempertahankannya dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara pribadi maupun bersama-sama. Sebagai organisasi yang mengemban misi perubahan dan intelektual, Mahasiswa Islam wajib bertanggung be rtanggung jawab membebaskan bangsa Indonesia dari keterbelakangan dan keterpurukan kepada kemajuan, kemakmuran dan keadilan. Kewajiban dan tanggung jawab ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan Intelektual, menginspirasikan terbentuknya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai Organisasi Mahasiswa Islam yang berhaluan be rhaluan Ahlussunah Ahlussunah Wal Jamaah. Jamaah. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 3
Ke-Islaman adalah nilai-nilai Islam Ahlussunah Wal Jamaah. Kemahasiswaan adalah sifat-sifat yang dimiliki mahasiswa, yaitu idealisme, perubahan, komitmen, keperdulian sosial dan kecintaan kepada hal-hal yang bersifat positif. Kebangsaan adalah nilai-nilai yang bersumber dari kultur, filosofi, sosiologi dan yuridis bangsa Indonesia. Kemasyarakatan adalah bersifat include dan menyatu dengan masyarakat dengan masyarakat. Bergerak dari dan untuk masyarakat. Independen adalah berdiri secara mandiri, tidak bergantung kepada pihak lain, baik secara perorangan maupun kelompok. Profesional adalah distrubusi tugas dan wewenang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan keilmuan masing-masing.
Pasal 4 Cukup Jelas
Pasal 5
(1) Cukup Jelas (2) Pribadi ulul albab albab adalah seseorang yang selalu haus akan ilmu, dengan senantiasa berdzikir kepada Allah, berkesadaran historis-primordial atas relasi Tuhanmanusia-alam, berjiwa optimis transendental sebagai kemampuan untuk mengatasi masalah kehidupan, berpikir dialektis, bersikap kritis dan bertindak transformatif. Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9
Yang dimaksud dengan Badan Semi Otonom adalah badan tersendiri yang dibentuk pada setiap tingkatan kepengurusan PMII yang menangani persoalan perempuan di PMII dan issue perempuan secara umum serta bertanggungjawab pada pleno PMII pada setiap set iap level kepengurusan PMII. Selanjutnya ketentuan lain tentang badan semi otonom diatur oleh peraturan organisasi. Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA BAB I ATRIBUT Pasal 1
1. Yang dimaksud dengan artibut PMII adalah Lambang, bendera, mars dan hymne 2. Untuk lebih jelas diatur dalam peraturan organisasi BAB II USAHA Pasal 2
1. Melakukan dan meningkatkan amar ma’ruf nahi munkar. 2. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan Islam dan IPTEK. 3. Meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia dan umat Islam melalui kontekstualisasi pemikiran, pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam sesuai dengan perekembangan budaya budaya masyarakat. 4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerjasama untuk kesejahteraan umat manusia, umat Islam dan mahasiswa serta usaha sosial s osial kemasyarakatan. 5. Mempererat hubungan dengan ulama dan umara demi terciptanya ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan wathoniyah dan ukhuwah insaniyah. insaniyah. 6. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya pemahaman, dan pengamalan pancasila secara kreatif dan bertanggung bertanggung jawab. BAB III KEANGGOTAAN Bagian I Anggota dan Kader Pasal 3
1. Anggota biasa adalah : a. Mahasiswa Islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi dan atau yang sederajat dan telah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA). b. Mahasiswa Islam yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan tinggi dan atau yang sederajat dan belum melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun. c. Anggota yang dimaksud pada poin (a) dan (b) belum melampaui usia 35 tahun. 2. Kader adalah anggota yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan followup-nya. dan followup-nya. bagian II Penerimaan Anggota Pasal 4
Penerimaan anggota dilakukan dengan cara : 1. Calon anggota mengajukan permintaan secara tertulis atau mengisi formulir untuk menjadi calon anggota PMII kepada panitia pelaksana MAPABA.
2. Seseorang sah menjadi anggota PMII setelah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) dan mengucapkan bai’at persetujuan dalam suatu upacara pelantikan. 3. Apabila syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) dan (2) di atas dipenuhi kepada anggota tersebut diberikan tanda anggota oleh Pengurus Cabang. 4. Tanda Sebagaimana dimasud dalam ayat (3) dapat berupa sertifikat, kartu anggota atau label sebagai kader Mu’taqid Pasal 5
Jenjang Pengkaderan dilakukan dengan cara : 1. Calon kader mengajukan permintaan tertulis atau mengisi formulir PKD kepada pengurus cabang dan atau panitia pelaksana PKD. 2. Seseorang telah syah menjadi kader apabila dinyatakan Lulus mengikuti PKD dan diikuti pernyataan bai’at. Bagian III Masa Keanggotaan Pasal 6
1. Masa keanggotaan berakhir apabila: a. Meninggal dunia. b. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang disampaikan kepada Pengurus Cabang. c. Diberhentikan sebagai anggota, baik secara terhormat maupun secara tidak terhormat. d. Telah selesai masa keanggotaan sebagai anggota biasa sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat 1 ART ini. 2. Bentuk dan tata cara pemberhentian anggota diatur dalam Peraturan Organisasi (PO). 3. Anggota yang telah selesai masa keanggotaannya pada saat masih menjabat sebagai pengurus diperpanjang masa keanggotaannya hingga berakhirnya masa kepengurusan. 4. Anggota yang telah selesai masa keanggotaannya disebut Alumni PMII. 5. Hubungan PMII dengan Alumni PMII adalah hubungan historis, kekeluargaan dan kesetaraan. Bagian V Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 7
Hak Anggota: Anggota berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat, perlindungan, dan pembelaan serta pengampunan. Kewajiban Anggota: 1. Membayar uang pangkal dan iuran pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh Pengurus Cabang. 2. Mematuhi AD/ART, NDP, Paradigma Gerakan serta produk hukum organisasi lainnya. 3. Menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik Islam, Negara dan organisasi. Pasal 8
Hak Kader : 1. Berhak memilih dan dipilih. 2. Berhak mendapat pendidikan, kebebasan berpendapat, perlindungan, dan pembelaan serta pengampunan. 3. Berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan dan pertanyaan-pertanyaan secara lisan maupun tulisan. Kewajiban Kader : 1. Melakukan dinamisasi organisasi dan masyarakat melalui gerakan pemikiran dan rekayasa sosial secara sehat dan mulia. 2. Membayar uang pangkal dan iuran pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh Pengurus Cabang. 3. Mematuhi dan menjalankan AD/ART, NDP, Paradigma Gerakan dan produk hukum organisasi lainnya. 4. Menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik agama Islam, negara dan organisasi. Bagian V Perangkapan Keanggotaan dan Jabatan Pasal 9
1. Anggota dan Kader tidak dapat merangkap dengan keanggotaan organisasi mahasiswa lain yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh PMII. 2. Pengurus PMII tidak dapat merangkap sebagai pengurus partai politik, calon anggota legislatif,calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), calon Presiden/Wakil Presiden, calon gubernur/wakil Gubernur, dan calon Bupati/Wakil Bupati dan atau calon Walikota/Wakil Walikota. 3. Perangkapan keanggotaan atau jabatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2) di atas dikenakan sanksi pemberhentian keanggotaan dan atau kepengurusan. Bagian VI Penghargaan dan Sanksi Organisasi Pasal 10 Penghargaan
1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau mengangkat citra dan mengharumkan nama organisasi. 2. Bentuk dan tata cara penganugrahan dan penghargaan di atur dalam ketentuan tersendiri. Pasal 11 Sanksi organisasi
1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota karena: Melanggar ketentuan AD/ART serta peraturan-peraturan PMII dan mencemarkan nama baik organisasi. 2. Sanksi yang diberikan pada anggota berbentuk scorsing atau pemberhentian keanggotaan. 3. Anggota yang diberi sanksi organisasi dapat mengajukan banding atau pembelaan dalam suatu mekanisme organisasi yang ditentukan 4. Tata cara dan tentang mekanisme banding diatur dalam peraturan organisasi.
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG Bagian I Struktur Organisasi Pasal 12
Struktur organisasi PMII adalah: 1. Pengurus Besar (PB) 2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC) 3. Pengurus Cabang (PC) 4. Pengurus Komisariat (PK) 5. Pengurus Rayon (PR) Bagian II Susunan, Tugas, Wewenang dan Persyaratan Pengurus Pasal 13 Pengurus Besar
1. Pengurus Besar adalah pimpinan tertinggi PMII pengemban amanat kongres. 2. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun. 3. Pengurus Besar terdiri dari : a. Ketua umum b. Ketua- ketua sebanyak 10 (sepuluh) Orang c. Sekretaris jenderal. d. Sekretaris-sekretaris sebanyak 10 (sepuluh) orang. e. Bendahara Umum f. Bendahara-bendahara sebanyak 3 (Tiga) orang g. Biro-biro h. Badan Semi Otonom yaitu KOPRI i. Lembaga semi otonom seperti LBH, Koperasi, Jurnal, Cyber, dll. 4. Ketua-ketua seperti yang dimaksud ayat (3) poin (b) membidangi : a. Kaderisasi Nasional. b. Penataan aparatur organisasi c. Pengembangan pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Keagamaan dan hubungan antar umat beragama. e. Hubungan luar negeri dan jaringan internasional. f. Pengembangan ekonomi dan pemberdayaan kelompok professional. g. Komunikasi Organ Gerakan, Kepemudaan, LSM dan Ormas. h. Kajian hokum dan advokasi kebijakan publik. i. Pengembangan jaringan kampus dan profesi akademik. j. Kajian dan pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup 5. Jumlah bidang seperti dimaksud pada pasal 13 point (4) diatas, dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan organisasi. 6. Ketua umum dipilih oleh Kongres. 7. Ketua umum PB tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode. 8. Pengurus Besar memiliki tugas dan wewenang :
a. Ketua umum memilih sekretaris jenderal dan menyusunan perangkat kepengurusan secara lengkap dibantu 9 (Sembilan) orang formatur yang dipilih kongres selambat lambatnya 14 x 24 jam. b. Formatur PB PMII sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) point (a) diatas dipilih olehpeserta kongres dengan memperhatikan keterwakilan region. c. Pengurus Besar berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang yang ditetepkan kongres, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan peraturan peraturan organisasi lainnya, serta memperhatikan nasehat, pertimbangan dan saran Majelis Pembina Nasional (Mabinas). d. Pengurus besar berkewajiban mengesahkan susunan pengurus Koordinator Cabang dan Pengurus Cabang. 9. Persyaratan Pengurus Besar adalah: a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKL. b. Pernah aktif menjadi pengurus di tingkat PC, PKC atau PB PMII minimal satu periode. c. Mendapat rekomendasi dari cabang asal. d. Membuat pernyataan bersedia aktif di PB secara tertulis. Pasal 14 Pengurus Koordinator Cabang
1. PKC merupakan perwakilan PC di wilayah koordinasinya. 2. Wilayah koordinasi PKC minimal satu Provinsi dan atau gabungan Provinsi terdekat yang belum ada PKC nya. 3. PKC dapat dibentuk manakala terdapat 3 (Tiga) cabang definitif atau lebih dalam wilayah koordinasinya. Tata cara pembentukan PKC diatur dalam peraturan organisasi. 4. PKC berkedudukan di Ibu kota Provinsi. 5. Masa jabatan PKC adalah 2 (dua) tahun. 6. PKC terdiri dari kader terbaik dari PC dalam wilayah koordinasi. 7. PKC terdiri dari: a. Ketua Umum; b. Ketua sebanyak 3 orang; c. Sekretaris Umum; d. Sekretaris sebanyak 3 orang; e. Bendahara Umum; f. Wakil Bendahara; g. Biro-biro; h. Badan semi otonom yaitu KOPRI i. Lembaga semi otonom 8. Tiga orang ketua sebagaimana dimasud dalam ayat (7) membidangi: a. Bidang Internal; b. Bidang Eksternal; c. Bidang Keagamaan. 9. Bidang internal sebagaimana dimasud ayat (8) point (a) membidangi: a. Biro kaderisasi dan pengembangan sumber daya anggota; b. Biro Pendayagunaan potensi dan kelembagaan organisasi; c. Biro kajian, pengembangan intelektual dan eksplorsi teknologi; dan d. Biro pemberdayaan ekonomi dan kelompok profesional. 10. Bidang eksternal sebagaimana dimasud ayat (8) point (b) membidangi: a. Biro hubungan pemerintah dan kebijakan public;
b. Biro komunikasi Organisasi gerakan, kepemudaan dan perguruan tinggi; c. Biro pengembangan media dan informasi; d. Biro Hubungan dan kerja sama LSM; dan e. Biro advokasi, HAM dan lingkungan hidup. 11. Bidang Keagamaan sebagaimana dimasud ayat (8) point (c) membidangi: a. Biro dakwah dan kajian islam; b. Biro komunikasi dan hubungan pesantren; c. Biro hubungan dan komunikasi lintas agama. 12. Lembaga semi otonom dapat dibentuk berdasarkan azas lokalitas kebutuhan seperti bulletin, koperasi, LBH, dll. 13. Ketua umum PKC dipilih oleh Konferensi Koorrdinator Cabang (Konkorcab). 14. Ketua umum memilih Sekretaris Umum dan menyusun PKC selengkapnya, dibantu 6 (enam) orang formatur yang dipilih oleh Konkorcab dalam waktu selambatnya 7×24 jam. 15. PKC baru syah setelah mendapat pengesahan dari PB PMII. 16. Ketua Umum PKC tidak dapat dipilih kembali lebih dari satu Periode. 17. Persyaratan kepengurusan PKC: a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKL. b. Pernah aktif di kepengurusan cabang minimal satu periode. c. Mendapat rekomendasi dari cabang asal. d. Membuat pernyataan bersedia aktif di kepengurusan PKC secara tertulis. 18. PKC memiliki tugas dan wewenang: a. PKC melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan tentang berbagai masalah organisasi di lingkungan koordinasinya. b. PKC berkewajiban melaksanakan AD /ART, keputusan kongres, keputusan muspimnas, keputusan Konkorcab, peraturan peraturan organisasi dan memperhatikan nasehat serta saran-saran Msjelis Pembina Daerah (Mabinda) c. PKC berkewajiban menyampaikan laporan kepada PB PMII 6 (enam) bulan sekali dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Muspimnas. d. Pelaporan yang disampaikan PKC meliputi perkembangan cabang, komisariat dan kampus serta aktivitas internal dan eksternal. e. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi. Pasal 15 Pengurus Cabang
1. Pengurus Cabang dapat dibentuk di kabupaten/kota di daerah yang ada perguruan tingginya. 2. Cabang dapat dibentuk apabila sekurang kurangnya ada 2 (dua) komisariat. 3. Dalam keadaan dimana ayat (2) di atas tidak dapat dilaksanakan cabang dapat dibentuk apabila telah mencapai 50 (lima puluh) anggota. 4. Point (1) dan (2) harus dengan usulan dan rekomendasi dari PKC dan atau cabang terdekat, untuk selanjutnya Pengurus Besar dapat menunjuk carteker. 5. Selanjutnya tata cara pembentukan PC diatur dalam pe raturan organisasi. 6. Masa jabatan PC adalah setahun. 7. Cabang dapat diturunkan statusnya menjadi persiapan dan atau pengguguran cabang apabila tidak dapat memenuhi klasifikasi dan kriteria yang ditetapkan oleh PB yang menyangkut standar Program Minimum. 8. Sekurang-kurangnya dalam jangka waktu setahun tidak menyelenggarakan kaderisasi formal/MAPABA dan followup nya serta kaderisasi informal.
9. Dan sekurang-kurangnya dalam masa kepengurusan tidak menyelenggarakan konferensi cabang maka akan diturunkan statusnya menjadi cabang persiapan. 10. Jika dalam jangka waktu 6 bulan pasca diturunkan statusnya, jika tidak melaksanakan konferensi cabang maka akan dilakukan pengguguran cabang. 11. Cabang dan Pengurus Cabang dapat dianggap sah apabila telah mendapat pengesahan dari PB melalui Rekomendasi PKC dan apabila terdapat cabang didaerah provinsi yang belum terbentuk PKC maka dapat meminta langsung dari PB. 12. PC terdiri dari: a. Ketua Umum; b. Ketua sebanyak 3 orang; c. Sekretaris Umum; d. Sekretaris sebanyak 3 orang; e. Bendahara Umum; f. Wakil Bendahara; g. Biro-biro; h. Badan semi otonom yaitu KOPRI i. Lembaga semi otonom 13. Tiga orang ketua sebagaimana dimasud dalam ayat (12) membidangi: a. Bidang Internal; b. Bidang Eksternal; c. Bidang Keagamaan. 14. Bidang internal sebagaimana dimasud ayat (13) point (a) membidangi: a. Biro kaderisasi dan pengembangan sumber daya anggota; b. Biro Pendayagunaan potensi dan kelembagaan organisasi; c. Biro kajian, pengembangan intelektual dan eksplorasi teknologi; dan d. Biro pemberdayaan ekonomi dan kelompok profesional. 15. Bidang eksternal sebagaimana dimasud ayat (13) point (b) membidangi: a. Biro hubungan dan komunikasi pemerintah dan kebijakan publik; b. Biro hubungan dan komunikasi Organisasi gerakan, kepemudaan dan perguruan tinggi; c. Biro pengembangan media dan informasi; d. Biro Hubungan dan kerja sama LSM; dan e. Biro advokasi, HAM dan lingkungan hidup. 16. Bidang Keagamaan sebagaimana dimasud ayat (13) point (c) membidangi: a. Biro dakwah dan kajian islam; b. Biro komunikasi dan hubungan pesantren; c. Biro hubungan dan komunikasi lintas agama. 17. Lembaga semi otonom dapat dibentuk berdasarkan azas lokalitas kebutuhan seperti bulletin, koperasi, LBH, teater, grup music, dll. 18. Ketua Umum dipilih oleh Konferensi Cabang. 19. Ketua Umum memilih sekretaris Umum dan menyusun PC selengkap-lengkapnya dibantu 6 (enam) orang formatur yang dipilih konfercab dalam waktu selambat lambatnya 7 x 24 jam. 20. Ketua Umum PC tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (sat u) periode. 21. Pengurus cabang memiliki tugas dan wewenang : a. Menjalankan keputusan AD/ART kongres, keputusan Muspimnas, keputusan Konfercab dan memperhatikan nasehat, pertimbangan dan saran Majelis Pembia Cabang (Mabincab). b. Menyampaikan pemberitahuan kepengurusan kepada PKC serta kepada PB secara periodik empat bulan sekali.
c. Pemberitahuan yang disampaikan kepada PKC meliputi; perkembangan jumlah anggota, aktivitas internal dan eksternal. d. Mekanisme pemberitahuan lebih lanjut akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi. 22. Persyaratan Pengurus Cabang : a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKD. b. Pernah aktif di kepengurusan Pengurus Komisariat (PK) atau Pegurus Rayon (PR) minimal satu periode. c. Mendapat rekomendasi dari PK atau PR asal. d. Membuat pernyataan bersedia aktif di pengurus cabang secara tertulis. Pasal 16 Pengurus Komisariat
1. Komisariat dapat dibentuk disetiap perguruan tinggi. 2. Komisariat dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya telah ada 2 (dua) pengurus rayon. 3. Dalam keadaan dimana ayat 2 di atas tidak dapat dilaksanakan komisariat dapat dibentuk apabila sekurang kurangnya 25 orang. 4. Komisariat dan PK dapat dianggap sah setelah mendapatkan pengesahan dari PC. 5. Masa Jabatan PK adalah setahun. 6. PK merupakan PR di wilayah koordinasinya. 7. PK terdiri dari: a. Ketua; b. Wakil ketua sebanyak (3) orang; c. Sekretaris; d. Wakil Sekretaris sebanyak (3) orang; e. Bendahara; f. Wakil bendahara; g. Biro-biro; h. Lembaga semi otonom. 8. Tiga orang wakil ketua sebagaimana dimaksud dalam a yat (7) meliputi: a. Bidang internal yang membawahi: 1) Biro kaderisasi dan pembinaan sumber daya anggota; 2) Biro Pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi; dan 3) Biro keagamaan. b. Bidang eksternal yang membawahi: 1) Biro hubungan komunikasi instansi kampus di wilayahnya 2) Biro hubungan komunikasi Organ gerakan dalam kampus. c. Bidang keagamaan yang membawahi biro dakwah dan kajian islam. 9. Konsentrasi penuh PK semata-mata adalah melakukan pendampingan dan pemberdayaan kepada Rayon-rayon di bawah koordinasinya. 10. Ketua PK dipilih oleh rapat tahunan komisariat. 11. Ketua memilih sekretaris dan menyusun PK selengkapnya, dibantu 3 (tiga) orang formatur yang dipilih oleh RTK dalam waktu sel ambatnya 3×24 jam. 12. Ketua PK tidak dapat dipilih kembali lebih dari satu periode. 13. Persyaratan Pengurus Komisariat : a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKD. b. Pernah aktif di kepengurusan PR minimal satu periode. c. Mendapat rekomendasi dari PR asal, membuat pernyataan tertulisbersedia aktif di pengurus komisariat
Pasal 17 Pengurus Rayon
1. Pengurus Rayon dapat dibentuk di setiap fakultas ata u setingkatnya. 2. Pengurus Rayon sudah dapat dibentuk ditempat yang dianggap perlu oleh PK apabila telah memiliki sekurang kurangnya 10 (sepuluh) anggota. 3. Pengurus Rayon dianggap sah apabila telah mendapat pengesahan dari PC. 4. Masa Jabatan PR adalah setahun. 5. Ketua Rayon dipilih oleh Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR). 6. PR terdiri dari: a. Ketua; b. Wakil ketua; c. Sekretaris; d. Wakil sekretaris; e. Bendahara; f. wakil bendahara; g. Biro-biro yang disesuaikan dengan studi minat, hobby, profesi, kesejahteraan, bakti kemasyarakatan dan keagamaan. 7. PR memiliki tugas dan wewenang: a. PR berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan kongres dan RTAR; b. PR berkewajiban menyampaikan laporan kepada PK dengan tembusan kepada PC secara periodik; c. Pelaporan yang disampaikan PR kepada PKmeliputi perkembangan jumlah anggota, aktivitas internal dan eksternal. d. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi. BAB V LEMBAGA SEMI OTONOM Pasal 18
1. Lembaga semi otonom adalah badan yang dibentuk oleh ketua umum di setiap tingkat kepengurusan berdasarkan azas lokalitas kebutuhan. 2. Pengurus Lembaga semi otonom bertanggungjawab kepada pleno badan pengurus harian pada tingkat kepengurusan masing-masing. 3. Lembaga semi otonom sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas dapat berupa: a. LBH; b. Koperasi; c. Group musik; d. Teater; e. Dan atau lainnya. 4. Pemimpin lembaga semi otonom yang selanjutnya bisa disebut direktur atau ketua ditunjuk oleh ketua umum dengan meminta pertimbangan pleno dan di-SK-kan oleh ketua umum PMII pada tingkatan masing-masing. 5. Kepengurusan lembaga semi otonom sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. 6. Lembaga semi otonom tidak punya struktur hierarki kebawah. 7. Pedoman dan tata kerja lembaga disusun oleh lembaga masing-masing. 8. Kebijakan tentang tata kerja, pola koordinasi dan mekanisme organisasi lembaga semi otonom akan diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri.
BAB VI PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR WAKTU Pasal 19
1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan tersebut diisi oleh anggota pengurus yang berada dalam urutan langsung di bawahnya. 2. Apabila ketua Umum PB, PKC, PC, PK, PR berhenti atau mengundurkan diri maka jabatannya digantikan oleh: a. Apabila Ketua Umum PB, jabatan digantikan Ketua Bidang Pengkaderan. b. Apabila Ketua Umum PKC, jabatan digantikan Ketua Bidang Internal. c. Apabila ketua Umum PC, Jabatan digantikan Ketua Bi dang Internal. d. Apabila Ketua PK digantikan wakil ketua bidang internal. e. Apabila Ketua PR digantikan wakil Ketua. 3. Dalam kondisi dimana tidak dapat dilakukan pengisian lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan jabatan dapat diisi oleh anggota pengurus lainnya berdasarkan keputusan rapat badan pengurus harian yang khusus diadakan untuk itu. BAB VII KUOTA KEPENGURUSAN Pasal 20
1. Kepengurusan disetiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan 1/3 dari keseluruhan anggota pengurus. 2. Setiap kegiatan PMII harus dilaksanakan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan minimal 1/3 dari keseluruhan anggota. BAB VIII KORP PMII PUTRI Pasal 21
1. Korp PMII Putri selanjutnya disingkat KOPRI. 2. KOPRI diwujudkan dalam badan semi otonom yang secara khusus menangani pengembangan Kader putrid berperspektif keadilan dan kesetaraan gender. 3. Selanjutnya pengertian semi otonom dijelaskan dalam Bab penjelasan. Pasal 22
1. Pengurus KOPRI terdiri dari seorang ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara dan sejumlah biro-biro sesuai dengan kebutuhan. 2. Pengurus KOPRI disahkan dengan SK ketua umum disetiap level kepengurusan. a. Pengurus KOPRI PB PMII, Disahkan oleh ketua umum PB PMII b. Pengurus KOPRI PKC PMII, Disahkan oleh ketua umum PKC PMII c. Pengurus KOPRI PC PMII, Disahkan oleh ketua umum PC PMII 3. Ketua KOPRI dipilih oleh kongres yang dilakukan oleh seorang utusan kader putri dari seluruh pengurus PKC dan PC yang sah. 4. Ketua KOPRI berkewajiban menyusun komposisi kepengurusan selambat-lambatnya 14x24 jam dengan memperhatikan keterwakilan daerah. 5. Keterwakilan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatas adalah utusan kader putrid dari PKC dan atau PC yang belum berbentuk PKC.
Pasal 23
1. Ketua dan Sekretaris KOPRI masuk dalam anggota pleno badan pengurus harian PB PMII. 2. KOPRI bertanggungjawab kepada ketua umum PB PMII. 3. Ketentuan lebih lanjut tentang system administrasi KOPRI diatur dalam peraturan organisasi. BAB X MAJELIS PEMBINA Pasal 24
1. 2. 3. 4.
Majelis pembina adalah badan yang terdapat ditingkat organisasi PB, PKC dan PC. Majelis pembina ditingkat PB disebut Majelis Pembina Nasional (Mabinas). Majelis pembina ditingkat PKC disebut Majelis Pembina Daerah (Mabinda). Majelis pembina tingkat PC disebut Majelis Pembina Cabang (Mabincab). Pasal 25
1. Tugas dan fungsi Majelis Pembina : a. Memberikan nasehat, gagasan pengembangan dan saran kepada pengurus PMII baik diminta maupun tidak. b. Membina dan mengembangkan secara informal kader kader PMII dibidang Intelektual dan profesi. 2. Susunan Majelis pembina terdiri dari: a. Satu orang ketua merangkap anggota. b. Satu orang sekretaris merangkap Anggota. c. Jumlah anggota sesuai dengan kebutuhan. 3. Kenggotaan Majelis dipilih dan ditetapkan pengurus di tingkat m asing-masing. BAB XI PERMUSYAWARATAN Pasal 26
Musyawarah dalam organisasi PMII terdiri dari dari : 1. Kongres 2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) 3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 4. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 5. Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab) 6. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 7. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda) 8. Konferensi Cabang (Konfercab) 9. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspincab) 10. Rapat Kerja Cabang (Rakercab) 11. Rapat Tahunan Komisariat (RTK) 12. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) 13. Kongres Luar Biasa (KLB) 14. Konferensi Koorcab Luar Biasa (Konkorcab LB) 15. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab LB)
16. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa(RTK LB) 17. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB) Pasal 27 Kongres
1. 2. 3. 4.
Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi. Kongres dihadiri oleh PKC, PC dan peninjau. Kongres diadakan tiap 2 (dua) tahun sekali. Kongres syah apabila dihadiri oleh sekurangnya separuh lebih dari satu jumlah peserta yang sah. 5. Kongres memiliki kewenangan: a. Menetapkan/merubah AD/ART PMII. b. Menetapkan dan merubah NDP PMII. c. Menetapkan paradigma gerakan PMII dan aswaja. d. Menetapkan strategi pengembangan PMII e. Menetapkan kebijakan umum dan GBHO. f. Menetapkan sistem pengkaderan PMII. g. Menetapkan Ketua Umum PMII dan Ketua KOPRI dan Tim Formatur. h. Menilai Laporan Pertanggungjawaban PB PMII Pasal 28 Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
1. 2. 3. 4. 5.
Muspimnas adalah forum tertinggi setelah kongres. Muspim dihadiri oleh Pengurus Besar, PKC dan PC. Muspimnas diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan. Muspimnas menghasilkan ketetapan organisasi dan Peraturan Organisasi (PO). Muspimnas membentuk Badan Pekerja Kongres. Pasal 29 Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
1. Rakernas dilaksanakan oleh PB PMII. 2. Rakernas dilaksanakan setidaknya satu kali atau lebih selama satu periode. 3. Peserta Rakernas adalah Pengurus Harian PB PMII, biro-biro, badan semi otonom dan lembaga semi otonom. 4. Rakernas memiliki kewenangan membuat dan menetapkan action planning berdasarkan program kerja yang diputuskan di Kongres. Pasal 30 Rapat Koordinasi Nasional
1. Rakornas adalah rapat yang dihadiri oleh pimpinan PB PMII dengan PKC yang berfungsi untuk merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut kebijakan internal dan eksternal organisasi 2. Rakornas diadakan setiap 6 (enam) bulan sekalidan atau sesuai dengan kebutuhanorganisasi.
Pasal 31 Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab)
1. 2. 3. 4.
Dihadiri oleh utusan PC. Dapat berlangsung apabila dihadiri oleh 2/3 dari j umlah PC yang sah. Diadakan setiap 2 tahun sekali. Konkorcab memiliki wewenang. a. Menyusun program kerja PKC dalam rangka pelaksanaan program dan kebijakan PMII. b. Menilai laporan pertanggung jawaban PKC. c. Memilih ketua umum PKC dan tim formatur. Pasal 32 Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
1. 2. 3. 4.
Muspimda adalah forum tertinggi setelah Konkorcab. Muspimda dihadiri PKC dan PC yang be rada dalam wilayah koordinasinya. Muspimda diadakan paling sedikit sekali dalam s atu periode kepengurusan. Musyawarah Pimpinan Daerah memiliki kewenangan: a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang mengikat kondisi lokal, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang l ebih tinggi. b. Evaluasi program selama satu semester ba ik bidang internal maupun eksternal. c. Mengesahkan laporan organisasi dari berbagai wilayah koordinasi. Pasal 33 Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
1. Rakerda dilaksanakan oleh PKC paling sedikit sekali dalam masa kepengurusan. 2. Rakerda berwenang merumusken action plan berdasarkan program kerja yang diputuskan di konkorcab. Pasal 34 Konferensi Cabang (Konfercab)
1. Konfercab adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat PC. 2. Konfercab dihadiri oleh utusan PK dan PR. 3. Apabila cabang dibentuk berdasarkan ART pasal 15 ayat 3 maka konfercab dihadiri oleh setengah anggota yang ada ditambah satu. 4. Konfercab dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 peserta atau suara yang sah. 5. Konfercab diadakan satu tahun sekali. 6. Konfercab memiliki wewenang: a. Menyusun program kerja cabang dalam rangka pelaksanaan program kerja umum dan kebijakan PMII. b. Menilai Laporan Pertannggung jawaban kepengurusan PC. c. Memilih ketua umum dan formatur. Pasal 35 Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
1. Muspimcab adalah forum tertinggi setelah Konfercab.
2. Muspimcab dihadiri oleh PC, PK dan PR. 3. Muspimcab diadakan paling sedikit sekali dalam sat u periode kepengurusan. 4. Muspimcab memiliki kewenangan: a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang menyangkut kondisi lokal, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang l ebih tinggi. b. Evaluasi program Pengurus Cabang selama catur wulan. c. Mengesahkan laporan organisasi dari PK dan Pengurus Rayon. Pasal 36 Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil dari Konfercab. 2. Rakercab dilaksanakan oleh PC. 3. Peserta Rakercab adalah seluruh jajaran pengurus harian dan badan-badan di lingkungan PC. Pasal 37 Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
1. RTK adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat komisariat 2. RTK dihadiri oleh utusan-utusan rayon. 3. Apabila Komisariat dibentuk berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 ayat 3 maka RTK dihadiri oleh anggota komisariat 4. RTK berlangsung dan dianggap sah apabila dihadiri minimal 2/3 rayon yang sah 5. RTK diadakan setahun sekali 6. RTK memiliki wewenang : a. Menyusun program kerja PK dalam rangka pelaksanaan program kerja umum dan kebijakan PMII. b. Menilai Laporan Pertanggungjawaban pengurus komisariat. c. Memilih ketua komisariat dan tim formatur. Pasal 38 Rapat Tahunan Anggota Rayon
1. 2. 3. 4.
RTAR dihadiri oleh Pengurus Rayon dan anggota PMII dilingkungannya. Diadakan setahun sekali. Dapat berlangsung dan dianggap sah apabila dihadiri minimal 2/3 jumlah anggota. Menyusun program kerja rayon dalam rangka penjabaran program dan pelaksanaan program umum dan kebijakan PMII. 5. Menilai laporan kegiatan pengurus rayon. 6. Memilih ketua dan tim formatur. 7. Setiap satu anggota mempunyai satu sua ra. Pasal 39 Kongres Luar Biasa (KLB)
1. KLB merupakan forum yang setingkat dengan Kongres. 2. KLB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Besar.
3. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Tingkat Tinggi PMII, yang akan diatur dalam peraturan organisasi. 4. KLB diadakan atas usulan 1/2+1 dari j umlah cabang yang sah. 5. Sebelum diadakan KLB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan PB diambil alih oleh Majelis Pembina Nasional (Mabinas), yang kemudian membentuk panitia KLB yang terdiri dari unsur Mabinas dan cabang-cabang. Pasal 40 Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (Konkoorcab-LB)
1. Konkorcab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konkoorcab. 2. Konkoorcab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Koordinator Cabang. 3. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan diatur dalam peraturan organisasi. 4. Konkoorcab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah cabang yang sah. 5. Sebelum diadakan Konkoorcab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan Korcab didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Besar, yang kemudian membentuk panitia Konkorcab-LB yang terdiri dari unsur PB dan cabang-cabang. Pasal 41 Konferensi Cabang Luar Biasa (Konpercab- LB)
1. Konpercab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konpercab. 2. Konpercab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Cabang. 3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan diatur dalam peraturan organisasi. 4. Konpercab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah komisariat yang sah. 5. Sebelum diadakan Konpercab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan Cabang didomisioner dan diambil alih oleh PB atau PB Menunjuk PKC PMII sebagai pejabat sementara (Pjs), yang kemudian membentuk panitia Konfercab-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Korcab dan Komisariat-komisariat. Pasal 42 Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
1. RTK-LB merupakan forum yang setingkat dengan RTK. 2. RTK-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan /atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Komisariat. 3. RTK-LB diadakan atas usulan 2/3 dari j umlah Rayon yang sah. 4. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan diatur dalam peraturan organisasi. Sebelum diadakan RTK-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan Komisariat didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Cabang, yang kemudian membentuk panitia RTK-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Cabang dan rayon-rayon.
Pasal 43 Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR-LB)
1. RTAR-LB merupakan forum yang setingkat dengan RTAR. 2. RTAR-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Rayon. 3. Ketentuan pelanggaaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang akan diatur dalam peraturan organisasi. 4. RTAR-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah anggota. 5. Sebelum diadakan RTAR-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan Rayon didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Cabang, yang kemudian membentuk panitia RTK-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Komiasriat dan anggota Rayon. Pasal 44 Penghitungan Anggota
1. Setiap anggota dianggap mempunyai bobot kuota manakala telah ditetapkan oleh PB berdasarkan pelaporan organisasi yang disampaikan PKC dan PC. 2. Ketentuan pelaporan anggota akan di tentukan dalam peraturan organisasi. Pasal 45 Quorum dan Pengambilan Keputusan
1. Musyawarah, konferensi dan rapat-rapat seperti tersebut dalam pasal 26 ART ini adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari s etengah jumlah peserta. 2. Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk mufakat dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. 3. Keputusan mengenai pemilihan seseorang dilaksanakan secara bebas dan rahasia. 4. Dalam hal pemilihan terdapat suara yang s eimbang, maka pemilihan diulang kembali. 5. Manakala dalam pemilihan kedua masih terdapat suara yang sama, maka akan ditentukan dengan mekanisme undi (qur’ah) yang dipimpin pimpinan sidang dengan asas musyawarah dan kekeluargaan. PERUBAHAN DAN PERALIHAN Pasal 46 Perubahan
1. Perubahan ART ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres dan Referendum yang khusus diadakan untuk itu. 2. Keputusan ART baru sah apabila disetujui oleh 2/3 jumlah cabang yang sah. Pasal 47 Peralihan
1. Apabila segala badan-badan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ART ini belum terbentuk, maka ketentuan lama akan tetap berlaku sejauh tidak bertentangan dengan ART ini.
2. Untuk melaksanakan perubahan organisasi harus dibentuk penitia pembubaran, guna menyelesaikan segala sesuatu diseluruh jajaran organisasi. 3. Kekayaan PMII setelah pembubaran diserahkan kepada organisasi yang seazas dan setujuan. BAB XII PENUTUP Pasal 46
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan oleh PB dalam peraturan Organisasi. 2. ART ini ditetapkan oleh Kongres dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. Wallahul Muafieq ila Aqwamithorieq Ditetapkan di : Jambi Pada tanggal : 9 Juni 2014 Pimpinan Kongres XVIII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Addin Jauharudin Ketua Umum
A. Jabidi Ritonga Sekretaris Jendral
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
Catatan:
...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................