PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES dr. SOEPRAOEN
Digunakan Untuk Kalangan Sendiri dan disampaikan pada perkuliahan Etika Keperawatan Mahasiswa Tingkat 2 Semester 4 TA. 2014/2015
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr SOEPRAOEN MALANG 2015
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Modul Keperawatan Anak Pokok Bahasan
: Konsep hospitalisasi pada anak dan keluarga
Tujuan pembelajaran
:
Setelah mengikuti proses belajar mengajar pada pokok bahasan ini mahasiswa mampu: memahami tentang hospitalisasi pada anak dan keluarga
Capaian Pembelajaran : 1.
Konsep hospitalisasi
2. Stressor dan reaksi anak 3. Peran perawat dalam mencegah atau meminimalkan dampak hospitalisasi
MATERI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN KONSEP DASAR HOSPITALISASI 1.Pengertian 1.Pengertian Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan klien untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan stress, ( Supartini, 2004 hal : 188 ). Hospitalisasi merupakan pengalaman yang penuh tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan status kesehatan ( Potter & Perry, 2005, hal : 665 ) Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu : cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah ( Wong, 2000, 2000, dalam Supartini, 2004, hal : 188 ). Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Tidak hanya anak, orang tua juga mengalami hal yang sama. (Supartini, (Supartini, 2004 hal : 188 ). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang tua mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya dirumah sakit walaupun beberapa orang tua juga dilaporkan tidak mengalami karena perawatan anak dirasakan dapat mengatasi
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Apabila anak stress selama dalam perawatan, orang tua menjadi stress pula, dan stress orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin meningkat ( Supartini, 2004 hal : 188 ). Anak adalah bagian dari kehidupan orang tuanya sehingga apabila ada pengalaman yang mengganggu kehidupannya maka orang tua pun merasa sangat stress ( Brewis ,1995, dalam Supartini hal : 188 ). Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan, bergantung pada institusi, sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis penerimaan masuk rumah sakit. ( Stuart, 2007, hal :102 ) Jadi, dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi ini merupakan perawatan yang dilakukan selama dirumah sakit dimana terdapat rasa penekanan akan sesuatu yang baru dan belum bisa menerima keadaan dan hospitalisasi juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta stress yang bisa dialami oleh klien maupun keluarga.
2. Macam macam hospitalisasi –
Macam-macam hospitalisasi adalah menurut Lyndon (1995, dikutip oleh Supartini 2004, hal 189),, Sebagai berikut :
a. Hospitalisasi Informal Perawatan dan pemulangan dapat diminta secara lisan, dan pasien dapat meninggalkan tempat pada tiap waktu, bahkan jika menentang dengan nasehat medis. Sebagian besar pasien medis dan bedah dirawat secara informal.
b.
Hospitalisasi Volunter Hospitalisasi volunter memerlukan permintaan tertulis untuk perawatan dan
untuk pemulangan. Setelah pasien meminta pulang, dokter dapat mengubah hospitalisasi volunter menjadi hospitalisasi involuter.
c.
Hospitalisasi Hospitalisasi Involunter Hospitalisasi Involunter adalah sangat membatasi otonomi dan hak pasien.
Keadaan ini tidak memerlukan persetujuan pasien dan dan seringkali digunakan digunakan untuk pasien yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orag lain. Hospitalisasi Involunter memerlukan pengesahan (sertifikasi) oleh sekurang-kurangya dua dokter; pengesahan dapat berlaku sampai 60 hari dan dapat diperbaharui. Keadaan ini mungkin diminta oleh pegadilan sebagai jawaban atas permohonan dari rumah sakit atau anggota
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
d.
Hospitalisasi Gawat Darurat Hospitalisasi Gawat Darurat (sementara atau persetujuan satu orang dokter)
adalah bentuk yang mirip dengan komitmen involunter yang memrluka pengesahan atau sertifikasi hanya oleh satu orang dokter; pengesahan berlaku selama 15 hari. Pasien harus diperiksa oleh dokter kedua dalam 48 jam untuk menegakkan perluya perawatan gawat darurat. Setelah 15 hari, pasien harus dipulangkan, diubah menjadi status involunter, atau diubah menjadi status volunter.
3. Faktor-faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi hospitalisasi pada anak a. Berpisah dengan orang tua dan sparing. b. Fantasi-fantasi
dan
unrealistic
anxieties
tentang
kegelapan,
monster,
pembunuhan dan binatang buas diawali dengan yang asing. c. Gangguan kontak social jika pengunjung tidak diizinkan d. Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit. e. Prosedur yang menyakitkan dan takut akan cacat dan kematian ke matian .
4. STRESSOR UMUM PADA HOSPITALISASI a. Perpisahan b. Kehilangan kendali c. Perubahan gambar diri d. Nyeri dan Rasa takut
5. RENTANG RESPON HOSPITALISASI Menurut Supartini ( 2004, hal : 189 ), berbagai macam perilaku yang dapat ditunjukkan klien dan keluarga sebagai respon terhadap t erhadap perawatannya perawatannya dirumah sakit, sebagai berikut :
a.
Reaksi anak terhadap hospitalisasi Setelah dikemukan diatas, anak akan menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman hospitalisasi. Reaksi tersebut bersifat individual, dan sangat bergantung pada tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, system pendukung yang tersedia, dan
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
nyeri. Berikut ini reaksi anak terhadap hospitalisai sesuai dengan tahapan perkambangannya .
1)
Masa bayi ( 0 1 tahun ) –
Masalah utama terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan orang tua sehingga ada gangguan pembentukkan rasa percaya dan kasih sayang. Pada Pada anak usia lebih dari 6 bulan terjadi stranger anxiety atau cemas atau cemas apabila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya dan cemas karena perpisahan. Reaksi yang sering muncul pada anak ini adalah menangis, marah, dan banyak melakukan gerakan sebagai sikap stranger anxiety. Bila bayi berpisah dengan dengan orang tua, maka pembentukan pembentukan rasa percaya percaya dan pembinaan kasih sayangnya terganggu. Pada bayi usia 6 bulan sulit untuk memahami secara maksimal bagaimana reaksi bayi bila dirawat, Karena bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Sedangkan pada bayi dengan usia yang lebih dari 6 bulan, akan banyak menunjukkan perubahan. Pada bayi usia 8 bulan atau lebih telah mengenal ibunya sebagai orang yang berbeda- beda dengan dirinya, sehingga akan terjadi “Stranger Anxiety” (cemas pada orang yang tidak dikenal), sehingga bayi akan menolak orang baru yang belum dikenal. Kecemasan ini dimanifestasikan dengan meanagis, marah dan pergerakan pergerakan yang berlebihan. berlebihan. Disamping itu bayi juga telah merasa memiliki ibunya ibunya, sehingga jika berpisah dengan ibunya akan menimbulkan “Separation Anxiety” (cemas akan berpisah). Hal ini akan kelihatan jika bayi ditinggalkan oleh ibunya, maka akan menangis sejadi jadinya, melekat melekat dan sangat tergantung tergantung dengan kuat. kuat.
2)
Masa todler ( 1-3 tahun ) Toddler belum mampu berkomunikasi dengan menggunkan bahasa yang memadai dan pengertian terhadap realita terbatas. Hubungan anak dengan ibu sangat dekat sehingga perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan orang yang terdekat bagi diri anak dan lingkungan yang dikenal serta akan mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
a) Tahap Protes (Protest) Pada tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat, menjerit dan memanggil ibunya atau menggunakan tingkah laku agresif agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta menolak perhatian orang lain. b) Tahap Putus Asa (Despair) Pada tahap ini anak tampak tenang, menangis berkurang, tidak aktif, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu makan, menarik diri, sedih dan apatis. c) Tahap menolak (Denial/Detachment) Pada tahap ini secara samar-samar anak menerima perpisahan, membina hubungan dangkal dengan orang lain serta kelihatan mulai menyukai lingkungan. Toddler telah mampu menunjukkan kestabilan dalam mengontrol dirinya dengan mempertahankan kegiatan rutin seperti makan, tidur, mandi, toileting dan bermain. Akibat sakit dan dirawat di Rumah Sakit, anak akan kehilangan kehilanga n kebebasan dan pandangan egosentrisnya egosentr isnya dalam mengembangkan
otonominya.
Hal
ini
akan
menimbulkan
regresi.
Ketergantungan merupakan karakteristik dari peran sakit. Anak akan bereaksi terhadap ketergantungan dengan negatifistik dan agresif. Jika terjadi ketergantungan dalam jangka waktu lama (karena penyakit kronik) maka anak akan berespon dengan menarik diri dari hubungan interpersonal.
3)
Masa prasekolah ( 3-6 tahun ) Anak usia Pra Sekolah telah dapat menerima perpisahan dengan orang tuannya dan anak juga dapat membentuk rasa percaya dengan orang lain. Walaupun
demikian
anak
tetap
membutuhkan
perlindungan
dari
keluarganya. Akibat perpisahan akan menimbulkan reaksi seperti : menolak makan, menangis pelan-pelan, sering bertanya misalnya : kapan orang tuanya berkunjung, tidak kooperatif terhadap aktifitas sehari-hari. Kehilangan kontrol terjadi karena adanya pembatasan aktifitas sehari-hari
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
merasa tidak aman dan kemandiriannya dihambat. Anak akan berespon dengan perasaan malu, bersalah dan takut. Anak usia pra sekolah sangat memperhatikan penampilan penampilan dan fungsi tubuh . Mereka menjadi ingin tahu dan bingung melihat seseorang dengan gangguan penglihatan penglihatan atau keadaan tidak normal. Pada usia ini anak merasa takut bila mengalami perlukaan, anak memgangap
bahwa
tindakan
dan
prosedur
mengancam
integritas
tubuhnya. Anak akan bereaksi dengan agresif, ekspresif verbal dan depandensi. Disamping itu anak juga akan menangis, bingung, khususnya bila keluar darah dari tubuhnya. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa infeksi, mengukur tekanan darah, mengukur suhu perrektal dan prosedur tindakan lainnya tidak akan menimbulkan perlukaan.
4)
Masa sekolah (6-12 tahun ) Anak usia sekolah yang dirawat di rumah sakit akan merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya, takut kehilangan ketrampilan, merasa kesepian dan sendiri. Anak membutuhkan rasa aman dan perlindungan dari orang tua namun tidak memerlukan selalu ditemani oleh orang tuanya. Pada usia ini anak berusaha independen dan produktif. Akibat dirawat di rumah sakit menyebabkan perasaan kehilangan kontrol dan kekuatan. Hal ini terjadi terjadi karena adanya adanya perubahan dalam peran, peran, kelemahan fisik, takut mati dan kehilangan kegiatan dalam kelompok serta akibat kegiatan rutin rumah sakit seperti bedrest, penggunaan pispot, kurangnya privacy, pemakaian kursi roda, dll. Anak
telah
dapat
mengekpresikan
perasaannya
dan
mampu
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Anak tidak merasa takut berpisah dengan orang tua akan tetapi takut kehilangan status dan hubungan dengan teman sekelompok. Kecemasan lain disebabkan oleh akibat yang ditimbulkan oleh akibat penyakit fisik, kecacatan serta kurangnya “privacy”.
Sakit dandirawat merupakan ancaman terhadap identitas diri, perkembangan dan kemampuan anak. Reaksi yang timbul bila anak remaja dirawat, ia akan merasa kebebasannya terancam sehingga anak tidak kooperatif, menarik diri, marah atau frustasi. Remaja sangat cepat mengalami perubahan body image selama perkembangannya. Adanya perubahan dalam body image akibat penyakit atau pembedahan dapat menimbulkan stress atau perasaan tidak aman. Remaja akan berespon dengan banyak bertanya, menarik diri dan menolak orang lain.
b.
Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi Reaksi yang terjadi akibat pasien yang dirumah sakit adalah sebagai berikut: 1)
Perasaan cemas dan takut a) Rasa cemas paling tinggi dirasakan keluarga pada saat menunggu informasi tentang diagnosis penyakit pasien (Supartini, 2000 dikutip oleh Supartini 2004 hal. 193) b) Rasa takut muncul pada keluarga terutama akibat takut kehilangan pasien pada kondisi sakit yang terminal (Brewis, 1995 dikutip oleh Supartini 2004 hal. 193). c) Perilaku yang sering ditunjukan keluarga berkaitan dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya atau bertanya tentang hal sama berulang-ulang pada orang yang
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
a) Perasaan ini muncul terutama pada saat pasien dalam kondisi terminal dan keluarga mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan bagi pasien untuk sembuh. b) Pada kondisi ini keluarga menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. 3)
Perasaan frustrasi Perasaan frustasi yang dirasakan menurut Supartini (2004, hal. 193-194), adalah sebagai berikut : a) Pada kondisi pasien yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya dukungan psikologis yang diterima keluarga, baik dari keluarga maupun kerabat lainnya maka keluarga akan merasa putus asa, bahkan frustrasi. b) Sering kali keluarga menunjukkan perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang paksa. (Supartini, 2004).
Seriusnya penyakit baik akut atau kronis mempengaruhi tiap anggota dalam keluarga : 1.
Reaksi orang tua Orang tua akan mengalami stress jika anaknya sakit dan dirawat dirumah sakit. Kecemasan akan meningkat jika mereka kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan anak serta dampaknya terhadap masa depan anak. Orang tua bereaksi dengan tidak tidak percaya terutama jika penyakit ananknya ananknya secara tiba-tiba dan serius. Setelah menyadari tentang keadaan anak, maka mereka akan bereaksi
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6. MANFAAT HOSPITALISASI Menurut Supartini (2004, hal : 198) manfaat hospitalisasi, sebagai berikut : a) Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara memberi kesempatan keluarga mempelajari reaksi pasien terhadap stresor yang dihadapi selama perawatan di Rumah sakit b) Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Untuk itu perawatan dapat memberi kesempatan pada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur, prosedur, penyembuhan, terapi, terapi, dan perawatan perawatan pasien. c) Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi kesempatan pada pasien mengambil keputusan, tidak terlalu bergantung pada orang lain dan percaya diri. Berikan juga penguatan yang positif dengan selalu memberikan pujian atas kemampuan klien dan keluarga dan dorong terus untuk meningkatkannya meningkatkannya d) Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesame klien yang ada, teman teman sebaya atau teman sekolah. Berikan Berikan kesempatan kesempatan padanya untuk saling kenal dan membagi pengalamannya. Demikian juga interaksi dengan petugas kesehatan dan keluarga harus difasilitasi oleh perawat karena selama dirumah sakit klien dan keluarga mempunyai kelompok yang baru
7. DAMPAK HOSPITALISASI Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitaisasi menimbulkan dampak pada lima aspek,yaitu privasi,gaya hidup,otonomi diri,peran,dan ekonomi. a. Privasi Privasi dapat diartika sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan bersifat pribadi. Bisa dikatakan,privasi adalah suatu hal yang sifatnya pribadi.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan. Artinya ia akan “pasrah” terhadap
tindakan apa pun,yang dilakukan oleh petugas kesehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini menunjukkan bahwa klien yang dirawat di rumah sakit,akan mengalami peruahan otonomi. d. Peran Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Jika ia seorang perawat,peran yang diharapkannya adalah peran sebagai perawat,bukan sebagai dokter. Perubahan terjadi akibat hospitalisasi ini tidak hanya berpengaruh pada individu,tetapi juga pada keluarga. Perubahan yang terjadi antara lain : 1) Perubahan peran Jika salah seorang anggota keluarga sakit,akan terjadi perubahan peran dalam keluarga. 2) Masalah keuangan Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi,keuangan yang sedianya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga akhirnya digunakan untuk keperluan klien yang dirawat. 3) Kesepian Suasana rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga dirawat.
Keseharian
keluarga
yang
biasanya
dihiasi
dengan
keceriaan,kegembiraan,dan senda gurau,anggotanya tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. 4) Perubahan kebiasaan sosial Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karenanya, keluarga pun mempunyai kebiasaan dalam lingkup sosialnya. Sewaktu
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
atau rasa nyeri pada anak serta memberi support kepada keluarga seperti membantu perkembangan hubungan hubungan dalam keluarga dan memberikan informasi : 1.
Mencegah atau meminimalkan dampak dari perpisahan, terutama pada anak usia kurang dari 5 tahun.
Rooming In Yaitu orang tua dan anak tinggal bersama. Jika tidak bisa, sebaiknya orang tua dapat melihat anak setiap saat untuk mempertahankan kontak tau komunikasi antar orang tua dan anak.
Partisipasi Orang tua Orang tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam merawat anak yang sakit terutama dalam perawatan yang bisa dilakukan misal : memberikan kesempatan pada orang tua untuk menyiapkan makanan pada anak atau memandikan. Perawat berperan sebagai Health Educator terhadap keluarga.
Membuat ruang perawatan seperti situasi di rumah dengan mendekorasi dinding memakai poster atau kartu bergambar sehingga anak merasa aman jika berada diruang tersebut.
Membantu anak mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah dengan mendatangkan tutor khusus atau melalui kunjungan teman-teman
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Teknik untuk meminimalkan gangguan dalam melakukan kegiatan seharihari yaitu dengan “Time Structuring”.
Pendekatan ini sesuai untuk anak usia sekolah dan remaja yang telah mempunyai konsep waktu. Hal ini meliputi pembuatan jadual kegiatan penting bagi perawat dan anak, misal : prosedur pengobatan, latihan, nonton TV, waktu bermain, dll. Jadual tersebut dibuat dengan kesepakatan antara perawat, orang tua dan anak. 3. Meminimalkan rasa takut terhadap perlakuan tubuh dan rasa nyeri Persiapan anak terhadap prosedur yang menimbulkan rasa nyeri adalah penting untuk mengurangi ketakutan. Perawat menjelaskan apa yang akan dilakukan, siapa yang dapat ditemui oleh anak jika dia merasa takut, dll. Memanipulasi prosedur juga dapat mengurangi ketakutan akibat perlukaan tubuh, misal : jika anak takut diukur temperaturnya melalui anus, maka dapat dilakukan melalui ketiak atau axilla. 4. Memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi Walaupun hospitalisasi merupakan stressfull bagi anak dan keluarga, tapi juga membantu memfasilitasi perubahan kearah positif antara anak dan anggota keluarga :
Membantu perkembangan hubungan orang tua – anak Hospitalisasi memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Jika anak yang dirawat dalam satu ruangan usianya sebaya maka akan membantu anak untuk belajar tentang diri mereka. Sosialisasi juga dapat dilakukan dengan team kesehatan se3lain itu orang tua juga memperoleh kelompok social baru dengan orang tua anak yang punya masalah yang sama. 5. Memberi support pada anggota keluarga Perawat dapat mendiskusikan dengan keluarga tentang kebutuhan anak, membantu orang tua. Mengidentifikasi alas an spesifik dari
perasaan dan dan
responnya terhadap stress memberi kesempatan kepada orang tua untuk mengurangi beban emosinya.
Memberi Informasi Salah satu intervensi keperawatan yang penting adalah memberikan informasi sehubungan dengan penyakit, pengobatan, serta prognosa, reaksi emosional anak terhadap sakit dan dirawat, serta reaksi emosional anggota keluarga terhadap anak yang sakit dan dirawat.
Melibatkan Sibling Keterlibatan sibling sangat penting untuk mengurangi stress pada anak. Misalnya keterlibatan dalam program rumah sakit (kelompok bermain), mengunjungi saudara yang sakit secara teratur, dll.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3) Kaji juga pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah dialami oleh klien. d. Pemeriksaan fisik 1) Tanda Vital meliputi: tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi. 2) Ukur berat badan badan dan tinggi badan. badan. 3) Perkembangan Bertujuan untuk mengidentifikasikan tingkat perkembangan saat ini dan keterampilan yang dicapai e. Observasi respon terhadap hospitalisasi Bertujuan untuk mengidentifikasikan perilaku koping saat ini dan intesitas mereka. f.
Riwayat penyakit, hospitalisasi dan perpisahan sebelumnya. Bertujuan untuk mengidentifikasikan pola koping sebelumnya dan pengaruh koping tersebut.
g. Riwayat pengobatan Bertujuan untuk mengidentifikasikan keseriusan masalah dan pengaruhnya pada perkembangan kemampuan. h. Persepsi tentang penyakit. Bertujuan untuk mengidentifikasikan pemahaman pasien saat ini tentang penyakit dan alasan hospitalisasi.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat berdasarkan Perry & Potter (2002, hal. 670), adalah sebagai berikut : a. Ketakutan
berhubungan
dengan
lingkungan
rumah
sakit
yang
menakutkan dan perpisahan dengan keluarga. b. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan sistem pendukung yang tidak adekuat Sedangkan diganosa keperawatan yang dapat diangkat menurut Lynda Juall Carpenito (1998, hal. 9-14 & hal. 112-114), adalah sebagai berikut : a. Ansietas berhubungan dengan kehilangan orang terdekat aktual atau yang dirasakan sekunder terhadap; perpisahan sementara. b. Kurang aktivitas berhubungan dengan perawatan dirumah sakit dalam waktu lama.
3.
RENCANA KEPERAWATAN Rencana asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa Perry & Potter (2002, hal. 670), adalah sebagai berikut : a. Ketakutan berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang menakutkan dan perpisahan dengan keluarga. 1) Tujuan : Pasien akan mengatasi secara efektif rasa takut yang dihubungkan dengan
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
c) Orientasikan
keluarga
pada
divisi,
suplai
dan
lingkungan
keperawatan Rasional : Lingkungan yang asing akan mengancam kepercayaan keluarga
dan
menimbulkan
kelemahan
terhadap
layanan
keperawatan yang diberikan.
b. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan sistem pendukung yang tidak adekuat. 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Hasil : a) Mengidentifikasikan respons-respons yang membahayakan atau mengabaikan b) Mengungkapkan Mengungkapkan kebutuhan akan bantuan dalam mengatasi situasi c) Menghubungi sumber-sumber komunitas yang tersedia.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b) Memberikan kenyamanan dan ketentraman hati c) Singkirkan stimulasi yang berlebihan, batasi kontak dengan orang lain atau keluarga yang juga mengalami cemas d) Bantu klien yang sedang marah: identifikasi adanya marah. e) Bila
berkenan,
berikan
aktivitas
yang
dapat
mengurangi
ketegangan. d. Kurang aktivitas berhubungan dengan perawatan dirumah sakit dalam waktu lama. 1) Tujuan dan Kriteria Hasil a) Menceritakan perasaan bosan dan mendiskusikan metode tentang cara menemukan aktivitas yang dapat menghibur b) Menceritakan metode koping dengan perasaan marah atau defresi yang disebabkan oleh kebosanan
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
hubungan dalam keluarga dan memberikan informasi sehingga masalah /dampak akibat hospitalisasi bisa diminimalkan.
LATIHAN SOAL 1. Berikut ini benar tentang hospitalisasi : 1.
Suatu proses yang mengharuskan anak tinggal di RS
2.
Proses administrasi di RS
3.
Masuknya seorang penderita ke dalam Rumah Sakit
4. Menjalani terapi dan dilakukan perawatan 2. Menurut Whaley & Wong’s factor risiko yang meningkatkan anak lekas tersinggu ng pada stress hospitalisasi adalah ;
1. Temperamen yang sulit 2. Ketidakcocokan antara anak dan orang tua
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6. Reaksi anak dalam mengatasi krisis tergantung pada :
1. usia anak 2. Pengalaman sakit dan dirawat sebelumnya 3. Support sistem 4. keseriusan penyakit anak 7. Pada tahap menolak ( Detachment ) karena perpisahan, yang terjadi adalah : 1. Anak mulai menerima perpisahan 2. Anak mengalami penurunan kemauan 3. Membina hubungan dekat dengan orang lain 4. Kondisi anak sangat memprihatinkan
8. Reaksi orang tua terhadap anak yang sakit dan dirawat di rumah sakit adalah : 1. Denial / disbelief
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
12.
Dibawah ini adalah tindakan keperawatan untuk mencegah / meminimalkan dampak dari perpisahan : 1. Rooming in 2. Partisipasi ortu 3. Membuat ruang perawaatn seperti dirumah 4. Memberi kesempatan untuk sosialisasi
DAFTAR PUSTAKA Anonim.(2012). E-Book Konsep Hospitalisasi . Diakses pada tanggal 27 September 2012 dari http://ebookbrowse.com/dia-122-slide-konsep-hospitalisasi-pdf-d337836072 Anonim.(2011). Hospitalisasi . Diakses pada tanggal http://www.scribd.com/doc/56601675/Hospitalisasi
26
September
2012
dari
Dachi, J. (2007). Hospitalisasi . Diakses pada tanggal 26 September 2012 dari http://jovandc.multiply.com/reviews/item/3?&sh http://jovandc.m ultiply.com/reviews/item/3?&show_interstitial=1&u=% ow_interstitial=1&u=%