MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015 TATA TERTIB PRAKTIKUM LABORATORIUM PFT TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum
1. Praktikan wajib memenuhi seluruh kelengkapan praktikum yaitu:
Kartu Praktikum
Setiap kelompok wajib mencetak kartu praktikum menggunakan kertas concord .
Wajib dilengkapi dengan data praktikan, foto dan cap laboratorium.
Apabila kartu praktikum hilang, praktikan dapat mencetak ulang kartu praktikum maksimal 1 kali serta meminta cap laboratorium. Konsekuensi lebih lanjut berlaku apabila penggantian kartu lebih dari 1 kali.
2. Asisten berhak memberikan sanksi kepada praktikan yang tidak melengkapi persyaratan yang telah ditentukan. 3. Praktikan wajib menjaga sopan, santun dalam bertutur kata dan berperilaku baik sesama praktikan maupun kepada asisten. 4. Ketidakhadiran a. Tidak mengikuti praktikum maksimal 2 modul, maka praktikan berhak mengikuti praktikum susulan (jadwal pelaksanaan akan menyusul). Apabila praktikan tidak mengikuti praktikum susulan dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan maka berhak mengulang keseluruhan praktikum di tahun berikutnya. b. Jika praktikan berhalangan hadir dikarenakan sakit, maka diwajibkan menyerahkan surat keterangan dokter maksimal dua hari setelah praktikum. 5. Setiap praktikan wajib mengembalikkan fasilitas, perlengkapan dan/atau peralatan praktikum yang digunakan dan dipinjam pada saat praktikum dan tidak diperkenankan membawa barang-barang tersebut keluar dari ruangan Laboratorium PFT.
1
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
6. Penjadwalan a. Registrasi
Input Jadwal dilaksanakan satu kali oleh perwakilan anggota tiap kelompok
dan
dilakukan
secara
online online melalui
Web Web resmi
laboratorium.
Jadwal shift praktikum berlaku hingga Praktikum Perancangan Tata Letak dan Fasilitas berakhir.
Jadwal shift praktikum yang dipilih sesuai dengan kelas masingmasing kelompok.
Apabila ada kelompok yang tidak input jadwal pada waktu yang telah ditentukan, maka asisten laboratorium berhak menentukan jadwal praktikum dari kelompok tersebut.
b. Tukar jadwal
Praktikan dapat melakukan tukar jadwal praktikum dengan alasan yang dipertanggungjawabkan paling lambat satu hari (24jam) sebelum praktikum dilaksanakan.
Dilakukan dengan mengisi form tukar jadwal dalam kelompok (bukan individu)
7. Praktikum a. Praktikum Perancangan Tata Letak dan Fasilitas tahun akademik 2014/2015 terdiri dari 9 modul meliputi 1 modul penentuan lokasi, 7 modul tata letak manufaktur, dan 1 modul integrasi. b. Praktikan wajib hadir tepat waktu saat pelaksanaan praktikum. Setiap keterlambatan mendapat konsekuensi :
Keterlambatan 1-10 menit, boleh mengikuti praktikum tetapi tidak ada tambahan waktu untuk pengerjaan tes awal.
Keterlambatan 10-30 menit, boleh mengikuti praktikum, tetapi nilai Tes Awal = 0.
Keterlambatan > 30 menit, tidak diizinkan mengikuti praktikum.
c. Alat komunikasi dinyalakan dalam mode silent atau atau dimatikan.
2
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
8. Prosedur Praktikum Susulan a. Praktikum susulan maksimal 1 modul dari 4 modul pertama dan 1 modul dari 5 modul terakhir, lebih dari dua modul dinyatakan tidak lulus. b. Jadwal susulan dilaksanakan seminggu sebelum UTS dan seminggu sebelum UAS. c. Aturan lainnya sama dengan aturan pelaksanaan praktikum. 9. Pakaian a. Praktikan pria diwajibkan mengenakan seragam rapi dan sopan berupa kemeja putih dan celana bahan warna biru gelap dan wajib dimasukkan serta memakai sepatu (tidak boleh memakai celana jeans & jaket). b. Praktikan wanita diwajibkan mengenakan seragam rapi dan sopan berupa kemeja putih dan rok bahan warna biru gelap atau hitam dan memakai sepatu (tidak boleh memakai celana jeans & jaket). c. Pemakaian seragam disesuaikan dengan peraturan seragam yang telah ditetapkan oleh Universitas Telkom. 10. Segala pengumuman yang berkaitan dengan Praktikum Perancangan Tata Letak dan Fasilitas 2014/2015 hanya dapat dilihat di mading atau web Laboratorium PFT. 11. Laboratorium PFT tidak mentolerir segala bentuk kecurangan. Apabila praktikan terbukti berbuat curang, maka nilai praktikum PTLF 2014/2015 dipastikan untuk mendapat nilai E. 12. Kepentingan mahasiswa secara resmi dapat dilayani oleh Laboratorium PFT pada jam kerja sampai dengan pukul 07.00 - 19.00 WLPFT (Waktu Laboratorium PFT). 13. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini ditentukan kemudian.
3
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
4
Penilaian Praktikum
1. Konten Tiap Modul MODUL
TES AWAL
PRAKTIKUM
TES AKHIR
PROGRESS REPORT
I
10%
25%
30%
35%
II
20%
15%
25%
40%
III
20%
25%
30%
25%
IV
15%
20%
15%
50%
V
10%
25%
25%
40%
VI
20%
25%
20%
35%
VII
15%
30%
20%
35%
VIII
15%
20%
20%
45%
IX
-
40%
-
60%
2. Progress Report a. Progress report dikumpulkan kepada asisten Lab PFT dalam waktu 3 x 24 jam setelah jadwal praktikum. b. Keterlambatan pengumpulan progress report dikenakan sanksi sebagai berikut :
Terlambat 1 - 15 menit : Nilai progress report dipotong 25%
Terlambat 15 – 15 – 30 30 menit : Nilai progress report dipotong 50%
Terlambat 30 – 30 – 60 60 menit : Nilai progress report dipotong 75%
Terlambat > 60 menit : Nilai progress report dipotong 100%
c. Wajib mengumpulkan kartu praktikum lengkap 1 kelompok dan lembar asistensi paling lambat H-1 praktikum modul selanjutnya.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
d. Asistensi
progress
report
dilakukan
maksimal
H-6
jam
waktu
pengumpulan.
e. Apabila tidak mengumpulkan Progress mengumpulkan Progress Report atau atau ada kelengkapan yang kurang dalam pengumpulan, maka dianggap tidak mengumpulkan Pr ogr ess Report .
5
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015 PENGANTAR TATA LETAK FASILITAS
Perencanaan tata letak (layout) secara umum banyak dibahas dalam beberapa literatur antara lain pada facilities planning (perencanaan fasilitas). Facilities planning adalah berkaitan dengan desain, tata letak (layout), lokasi, dan akomodasi orang, mesin, dan kegiatan dari sistem atau manufaktur/jasa yang menyangkut lingkungan lingkungan atau tempat yang bersifat fisik. fisi k.
Sumber: Facilities Sumber: Facilities Planning , Tompkins Berikut merupakan sistematika dalam perencanaan fasilitas : 1. Define and Redefine The Objective Pada tahapan ini menentukan tujuan dari perencanaan fasilitas. Apakah akan membuat rancangan fasilitas baru atau mendesaign mendesaign ulang rancangan yang sudah ada. 2. Specify the Primary and Support Activity Menspesifikasikan mana aktifitas primer untuk mencapai tujuan dan menspesifikasikan aktifitas sekunder yang mendukung aktifitas primer.
6
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
3. Determine The Interrelationship Menentukan hubungan keterkaitan antar aktivitas, apabila suatu departemen memiliki keterkaitan yang sangat erat, maka posisinya bisa didekatnya agar aliran operasinya lebih efisien. 4. Determine The Space Requirement Menentukan kebutuhan ruang berdasarkan peralatan, pekerja, dan bahan material. 5. Generate Facility Plan Perancangan fasilitas alternatif meliputi rancangan tata letak alternatif, rancangan struktural dan rancangan sistem pemindahan material (material ( material handling ). ). 6. Evaluate Alternative Facility Plan Menelusuri dampak penggunaan alternatif tersebut, memvisualisasikan interaksi dan urutkan berdasarkan manfaat. 7. Select Facility Plan Memilih rancangan fasilitas yang paling memiliki sedikit backtracking serta biaya penyusutan yang paling rendah. 8. Implement Facility Plan Mengimplementasikan rancangan tata letak fasilitas yang telah dirancang. 9. Maintain and Adapt Adapt Keseluruhan dari rencana fasilitas harus dimodifikasi secara serasi. Rencana fasilitas merupakan refleksi dari penghematan energi atau perbaikan dari peralatan penanganan bahan menjadi lebih berguna. berguna. Tata letak fasilitas ( facility facility Layout ) adalah susunan mesin, proses, departemen, tempat kerja, area penyimpanan, gang dan fasilitas umum yang ada. Sedangkan tata letak (layout (layout ) adalah susunan departemen, tempat kerja, dan peralatan, dengan perhatian utama pada gerakan kerja (pelanggan atau material) melalui sistem: tata letak tetap ( fixed-position fixed-position layouts), layouts), tata letak proses ( process process layouts), layouts), tata letak produk ( product product layouts), layouts), atau tata letak kombinasi (combination (combination layouts). layouts ).
7
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum tujuan dan manfaat dari adanya perancangan tata letak fasilitas adalah sebagai berikut : 1. Mengurangi investasi peralatan. Perancangan tata letak akan memberi manfaat untuk menurunkan investasi dalam peralatan. Penyusunan mesin-mesin dan fasilitas pabrik, dan departemen yang tepat, serta pemilihan metode yang cermat, sedikit banyak akan dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang diperlukan. Sebagai contoh adalah bila dua atau lebih komponen berbeda, dalam proses pembuatannya memerlukan mesin yang sama, maka sebaiknya proses pembuatan tersebut dapat dilewatkan pada mesin yang sama. 2. Penggunaan ruang lebih efektif. Manfaat lain dari perncangan tata letak adalah penggunaan ruang yang lebih efektif. Penggunaan ruang akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik lainnya disusun atau diatur sedemikian rupa sehingga jarak antar mesin-mesin atau fasilitas pabrik tersebut dapat seminimal mungkin tanpa mengurangi keleluasaan gerak para pekerja. Dengan jarak minimal maka akan menghemat area yang digunakan. Penghematan area berarti juga penghematan biaya, karena setiap meter persegi luas lantai akan memberi beban biaya. 3. Menjaga perputaran barang setengah jadi menjadi lebih baik. Adanya perancangan tata letak yang baik akan menjaga perputaran barang setengah jadi menjadi lebih baik. Suatu proses produksi dapat dikatakan lancar jika bahan melewati proses dengan waktu sesingkat mungkin. Hal ini dapat terjadi jika suatu proses produksi dapat terhindar dari adanya penumpukan barang setengah jadi. Suatu aliran produksi sedapat mungkin melalui proses dimana penyimpanan barang setengah jadi diturunkan mendekati titik nol. 4. Menjaga fleksibilitas susunan mesin dan peralatan. Ada kalanya suatu pabrik melakukan perbaikan atau penambahan fasilitas atau bangunan baru. Untuk itu perancangan tata letak harus dapat menjamin atau menjaga fleksibilitas dari susunan mesin-mesin atau fasilitas-fasilitas pabrik dari kemungkinan tersebut. perbaikan atau penambahan fasilitas atau
8
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
bangunan baru tidak serta merta akan mengubah atau mengganti seluruh susunan yang telah ada. 5. Memberi kemudahan, keamanan dan kenyaman bagi karyawan. Untuk maemberi kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi para karyawan, maka yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan tata letak adalah bagaimana mengatur lingkungan kerja seperti pencahayaan atau penerangan, sirkulasi udara, temperatur, te mperatur, pembuangan limbah dan sebagainya. Penempatan mesin-mesin dan peralatan lainnya harus dilakukan dengan memperhatikan keselamatan dari para karyawan. 6. Meminimumkan material handling . Perancangan tata letak tidak dapat dipisahkan dengan masalah penanganan bahan. Setiap proses produksi tidak bisa dihindari adanya gerakan perpindahan bahan. Gerakan perpindahan bahan b ahan ini akan memberikan beban biaya yang tidak sedikit. Lebih-lebih jika proses pergerakan perpindahan bahan ini tidak menganut asas efektivitas, e fektivitas, misalkan suatu proses operasi yang satu dengan yang lain yang berurutan jaraknya relatif jauh. Hal ini akan membutukan waktu tambahan sehingga total waktu pengerjaan suatu produk akan menjadi lebih lama. Demikian pula biaya dalam perpindahan material ini juga akan semakin besar. 7. Memperlancar proses produksi. Proses manufaktur akan menjadi lebih mudah jika telah dilakukan perancangan tata letak. Dengan menggunakan beberapa metode atau tipe-tipe tipe -tipe tata letak yang sesuai, proses produksi akan berjalan sesuai dengan aliran proses yang telah digariskan. 8. Meningkatkan efektivitas penggunaan tenaga kerja. Tata letak yang ada pada pabrik sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja. Departemen yang disusun berdasarkan aliran produksi yang tepat, dengan peralatan pemindah bahan yang lebih modern seperti conveyor , crane, crane, hoist , dan peralatan modern lainnya akan mengurangi waktu dan tenaga yang digunakan para pekerja dalam melakukan pergerakan. Efektivitas pemakaian tenaga kerja dengan sendirinya akan lebih meningkat.
9
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
Dalam mendesain tata letak pabrik, berdasarkan literatur ada beberapa algoritma yang dapat digunakan dalam mengatur letak tiap departemen, algoritma tersebut terdiri dari algoritma konstruksi dan algoritma perbaikan. Berikut merupakan penjelasan dari kedua algoritma tersebut beserta contohnya :
Algoritma Konstruksi
Algoritma konstruksi terdiri dari penyeleksian dan penempatan fasilitas atau departemen secara berturut-turut sehingga diperoleh suatu tata letak yang baik. Algoritma ini digunakan untuk mengembangkan tata letak yang baru atau awal. Maksud dari algoritma dengan metode ini bekerja dari keadaan belum adanya susunan tata letak dan membentuk susunan tata letak dengan cara menempatkan departemen-departemen yang disediakan sehingga terbentuk susunan yang baik. o
CORELAP CORELAP (Computerized (Computerized Relationship Layout Technique) Technique ) merupakan suatu algoritma konstruksi yang menentukan penyusunan tata letak, prinsip kerjanya menggunakan hasil perhitungan Total Closeness Rating (TCR) dari setiap departemen. TCR merupakan jumlah dari nilai-nilai numerik yang menyatakan hubungan kedekatan antar departemen. Hubungan tersebut ditunjukkan melalui huruf-huruf yang masing-masing telah diberi bobot. Adapun bobot kedekatan yang digunakan adalah sebagai berikut: A = 6 (Mutlak harus didekatkan) B = 5 (Sangat penting didekatkan) I = 4 (Penting didekatkan) O = 3 (Dapat didekatkan) U = 2 (Tidak penting didekatkan) X = 1 (Dihindari untuk didekatkan)
10
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
o
ALDEP Algoritma ALDEP ( Automated Layout Design Program) Program ) termasuk dalam metode konstruksi dengan data yang digunakan adalah data kualitatif. Algoritma ini pertama kali dikembangkan oleh Seehof dan Evans pada tahun 1967. Pengembangan berikutnya dilakukan oleh perusahaan di IBM. Prinsip kerja ALDEP berdasarkan prefensif hubungan aktivitas seperti algoritma CORELAP. Perbedaan dasar dengan CORELAP terletak pada jumlah AAD yang dihasilkan. CORELAP menghasilkan satu AAD terbaik, sedangkan ALDEP menghasilkan beberapa kemungkinan AAD yang evaluasinya diserahkan kepada perancang. ALDEP menggunakan nilai pada setiap bentuk tingkat hubungan dalam bentuk angka. Nilai-nilai tersebut adalah: A = 64 (Mutlak harus didekatkan) B = 16 (Sangat penting didekatkan) di dekatkan) I = 4 (Penting didekatkan) O = 1 (Dapat didekatkan) U = 0 (Tidak penting didekatkan) X = -1024 (Dihindari untuk didekatkan) Nilai untuk alternatif yang dihasilkan diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai departemen yang saling berdampingan. ALDEP dapat melayani sampai 63 departemen atau aktivitas, dapat juga diterapkan dalam bangunan tiga lantai dengan mempertimbangkan lokasi-lokasi yang sudah diterapkan terlebih dahulu seperti lorong, tangga dan lain sebagainya.
o
PLANET PLANET ( Plant Layout Analysis and Evaluation Technique) Technique ) pada awalnya merupakan pengembangan model oleh J.M. Devis terhadap riset yang dilakukan oleh A.J. Gani pada tahun 1965 di Institut Teknologi Georgia yang berjudul Evaluation of Alternative Material Handling Flow, kemudian oleh K.M. Kleim model yang telah dikembangkan tersebut dibuat program komputrnya. PLANET dalam pembentukan tata letak mempunyai kelebihan karena mampu untuk menerima tiga jenis input data
11
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
dan mempunyai tiga metode seleksi departemen yang akan ditempatkan. Ketiga jenis input ini adalah: a. Extended a. Extended part list b. From b. From to chart c. Penalty c. Penalty chart Selain input tersebut, PLANET juga membutuhkan prioritas penempatan untuk setiap departemen. Prioritas tertinggi adalah 1 dan prioritas terendah adalah 9. Metode seleksi yang digunakan dalam memilih departemen yang akan ditempatkan dalam tata letak yaitu metode seleksi A, B, C.
Algoritma Perbaikan
Algoritma dengan metode perbaikan ( Improvement Method ) digunakan untuk mengalokasikan kembali tata letak fasilitas fasilit as dari suatu susunan yang sudah ada dengan cara melakukan pertukaran lokasi departemen yang sudah ada. Selain dapat digunakan untuk re-allocation, algoritma perbaikan juga dapat digunakan untuk merencanakan tata letak. Perencanaan tata letak dengan algoritma perbaikan dilakukan dengan cara membuat tata letak awal, kemudian dilakukan pertukaran tata letak sampai diperoleh hasil akhir. o
COFAD Algoritma COFAD (Computerized ( Computerized Facilities Design) Design) pada dasarnya merupakan modifikasi dari CRAFT yang mempertimbangkan ongkos dari setiap alternatif penggunaan berbagai peralatan penanganan material yang sesuai agar diperoleh ongkos sekecil mungkin. Data masukan yang dibutuhkan COFAD adalah sebagai berikut: 1. Alternatif-alternatif peralatan material handling. 2. Ongkos operasi masing-masing alternatif. 3. From To Chart untuk masing-masing peralatan material handling. 4. Tata letak awal (sekarang).
12
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
o
CRAFT Sejak tahun 1983 teknik CRAFT ( Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques) Techniques ) bertujuan untuk meminimumkan biaya perpindahan material , dimana biaya perpindahan material didefenisikan sebagai aliran produk,
jarak
dan
biaya
unit
pengangkutan.
CRAFT
awalnya
dipresentasikan oleh Armour dan Bufa. CRAFT merupakan contoh program tipe teknik Heuristic yang berdasarkan pada interpretasi Quadratic Assignment dari program proses layout , yaitu mempunyai kriteria dasar yang digunakan meminimumkan biaya perpindahan material , dimana biaya ini digambarkan sebagai fungsi linier dari jarak perpindahan. Fungsi tujuan dari dari CRAFT adalah: F = max/min Σ ij i j Cij Wij Dij ......................... ......................... (2.4) Dimana: Cij = Ongkos aliran antar departemen Wij = Frekuensi aliran antar departemen Dij = Jarak antar departemen CRAFT memerlukan input yang berupa biaya perpindahan material . Input biaya perpindahan berupa biaya per satuan perpindahan per satuan jarak (ongkos material handling per satuan sa tuan jarak/OMH j arak/OMH per satuan s atuan jarak). Asumsiasumsi biaya perpindahan material adalah sebagai berikut: 1. Biaya perpindahan tidak tergantung (bebas) terhadap utilisasi peralatan. 2. Biaya perpindahan adalah linier terhadap panjang perpindahan. 3. algoritma CRAFT melakukan pertukaran dua atau tiga departemen sekaligus.
Untuk
setiap
pertukaran,
CRAFT
menghitung
ongkos
transportasinya. Pertukaran yang menghasilkan ongkos terbesar akan dipilih atau dicetak dalam tata letak. Prosedur ini berlanjut sampai tidak ada lagi pertukaran lokasi yang menghasilkan ongkos lebih kecil dari ongkos tata letak saat ini. CRAFT hanya dapat melayani pertukaran sampai 40 departemen.
13
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
CRAFT merupakan sebuah program perbaikan. Program ini mencari perancangan optimum dengan melakukan perbaikan tata letak secara bertahap. CRAFT mengevaluasi tata letak dengan cara mempertukarkan lokasi
departemen.
Perubahan
antar
departemen
diharapkan
dapat
mengurangi biaya perpindahan material . Selanjutnya CRAFT membuat pertimbangan pertukaran departemen untuk tata letak yang baru, dan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai menghasilkan tata letak yang terbaik dengan mempertimbangkan biaya perpindahan material . Input yang diperlukan untuk algoritma CRAFT ( Francis ( Francis R., L., and White J., A.) A.) adalah: o
Tata letak awal
o
Data aliran (frekuensi perpindahan)
o
Data biaya (OMH per satuan jarak)
o
Jumlah departemen yang tidak berubah ( fixed ( fixed )
Perhitungan jarak antar mesin i dan mesin j dengan dua titik pusat yang berbeda adalah: Mesin i – i – mesin mesin j = [Xi – [Xi – Xj] Xj] + [Yi – [Yi – Yj] Yj] .......................... .......................... (2.5) CRAFT untuk selanjutnya mempertimbangkan perubahan antar departemen yang luasnya sama atau mempunyai sebuah batas dekat untuk mengurangi biaya transportasi. Tipe pertukaran dapat terjadi seperti berikut ( Francis Francis R., L., and White J., A.) A. ) : a) Pair-Wise Interchanges (Pertukaran 2 departemen). b) Three-Way Interchanges (Pertukaran 3 departemen). c) Pair Wise Allowed by Three Way Interchanges (Pertukaran 2 departemen dilanjutkan dengan pertukaran 3 departemen). d) The best of Pair Wise or Three Way Interchanges (Pemilihan yang terbaik antara pertukaran 2 departemen dan 3 departemen). CRAFT membangun sebuah tata letak akhir dengan perbaikan bagian dari tata letak awal melalui beberapa iterasi sampai pada layout terakhir, dan tata
14
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
letak akhir ini diperoleh tergantung pada tata letak awal. Departemen dummy adalah departemen yang tidak mempunyai aliran terhadap departemen lain tetapi meliputi sebuah area spesifik. Departemen dummy antara lain dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
Mengisi bangunan yang bersifat umum atau tidak beraturan.
Menggambarkan area yang tetap di dalam fasilitas dimana departemen tidak dapat dialokasikan, yaitu tangga elevator, ruang istirahat, tempat alat-alat service alat-alat service dan lain-lain.
Menyatakan ruang ekstra dalam fasilitas.
Membantu dalam mengevaluasi lokasi gang dalam tata letak.
Ketika departemen dummy digunakan untuk menyatakan sebuah departemen tidak berubah-ubah posisinya maka lokasi departemen harus dibuat tetap. Keuntungan lain, CRAFT mengizinkan pengguna untuk menetapkan lokasi beberapa departemen (dummy atau departemen lainnya). CRAFT mampu untuk menyesuaikan departemen nonrectangular (tidak berbentuk kotak) atau departemen yang tidak beraturan ditempatkan dimanapun yang diinginkan. Kriteria penukaran data inti pada CRAFT adalah: 1. Kriteria pertukaran Departemen yang menjadi kandidat untuk pertukaran dua atau tiga departemen harus memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut ini:
Departemen harus memiliki perbatasan yang sama.
Departemen harus memiliki ukuran atau area yang sama.
Departemen harus memiliki kedua perbatasan yang sama pada ketiga departemen.
2. Data input (masukan) Data masukan yang dibutuhkan oleh CRAFT yaitu :
Tata letak awal
Data aliran material ( From From to chart )
Data ongkos perpindahan ( Move cost chart )
Jumlah dan lokasi dari departemen yang tetap atau tidak ikut dipertukarkan.
15
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015 MODUL I DETERMINING FACILITY LOCATION
PRACTICUM OBJECTIVES
1. Practican is able to understand the related aspects to the determining determining the location of a facility/factory. 2. Practican is able to understand the selection of alternative plan locations using qualitative and quantitative methods. 3. Practican is able to analyze and select the optimal alternative location for center placement facility. PRACTICUM TOOL
1. Microsoft Excel THEORETICAL BASIC
The factory is a place where people, machines, materials, energy, money, information, and natural resources are managed together in a production system to produce a product or service effectively, efficiently, efficient ly, and safely. safel y. And the layout la yout of the plant or facility layout can be defined as a procedure for setting the plant facilities to support the production process (Wignjosoebroto, 1996). In planning the layout of the facility / factory there are two subjects, namely Facilities Location and Facilities Design that includes Layout Design, Material Handling Design, and System Facilities Design.
Facility Planning
Facilities Location Facilities Design
Layout Design Material Handling Design System Facilities Design
Figure 1.1 hierarchy of facilities planning (source: Wingjoesoebroto, 2011)
16
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
I. Determining Facilities Location I.1 Location Strategy
There are Several reasons in determining plant location :
Expansion
Decentralization
Economic factors (market change, availability of labor, etc)
There are two main steps to be taken in the process of determining the location of a factory, that is regional or territorial selections in general and the selection based on the size of the population and in particular land. Alternative classification of regional selection or territorial selections in general and the selection based on the size of population and land in particular, such as: a. City location •
Availabilty of skilled labor
•
The production process is highly depends on the facilities that are generally only found in a big city such as electricity, gas and other
•
Ease to communicate with suplliers
•
Transportaion and communications easily obtained
b. Sub urban location •
Availabilty of semi-skilled labor
Avoid higher taxes
Labors could live near the plant location
Plan for the plant expansion will be easy to make
Less enviromental problems
c. Country location
Availability of extensive land
Lowest tax can be obtained
There are many unskilled labors
17
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
Easy to get lower wages
Appropriate for the harmful manufacturing process
I.2 Ideal location
The ideal location is a position or place of an industry or a company that is able to deliver a low total production cost and able to provide the maximum benefit. A good location can be characterized by :
Good infrastructure, such as roads, electricity, water, and security.
Close to the supplier.
Low distribution costs.
Proximity to the customers to provide customers satisfaction.
I.3 Determinants of location
1. Availability of labor (Including attitude, age, distribution, expertise, and cost). Production factor labor is the significant factor for determining the location. Each production process requires skilled labors, not only seen from the availability of labor but also the quality and kinds of labor should be considered. The number of labors must must be adapted to the needs. 2. The distance to the location of raw materials and suppliers . This is intended in order to save transportation costs.
Another
considerations if perishable goods supplied and the quantity of production is very large. Productivity. 3. Company Operational Productivity
Productivity level can be measured by the production equipment performances. Related to the determination of loc ation strategy. Therefore, many companies consider the level of labor’s productivity and production equipment at several alternative locations considered. 4. Distance to market . Center of facility locations should be placed close to the market to simplify fulfill the demand and minimize the cost of distribution. 5. The Enviromental Regulation.
18
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
Government policy to private property , zoning, pollution, labor stability, leadership patterns, and culture. 6. Location Cost: land, expansion, parking . There are two kinds of location cost. First, tangible cost . These costs include: public services, labor, rent, taxes, depreciation, and other expenses. The second one is intangible cost, include : education quality, attitude labor, living cost. 7. Availability of transportation (land, sea, and air) . This factor is also an important factor because raw material will be arrived and finish goods will be sent. Neglected of transportation problems will cause difficult production (eg: due to delays in the delivery of raw materials) and delays in the distribution of products to the market. 8. Quality of Life Community is an important factor in determining business location. In addition to provide the benefit, the company also cause disadvantages to the community. Therefore, community’s acceptance becomes important. 9. Foreign Exchange (exchange rate and exchange rate stability) The more stable exchange rate in that area, the better to build a facility because it can minimize the risk of losses when the exchange rate fluctuates. 10. Government Regulation . Government has been decided for the residential and industrial areas. Thus the company can not build facility in the residential area. Including permittion to build a facility, maximum building height, waste disposal, and others. 11. Proximity to competitors Presence of competitors, including the factors to be considered because it is linked to the amount of demand according to the marketing and the services used or facilities of the company. Mistakes in determining facility location: 1. Lack of analyze/considerations of relevans factor 2. Too much subjective influence of management
19
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
3. Saturation of an area. 4. Availability of the land I.4 Alternative methods in determining facility location
In determining the location of the plant, there are two methods are used, qualitative method and quantitative methods. For qualitative methods, in this module are using the ranking procedure, procedure, while quantitative methods using center of gravity (COG) and coverage center method. I.4.1 Quantitative methods I.4.1.1 Center of Gravity (CoG)
The center of gravity method is a mathematical technique that used to find the best location for a distribution point to minimize the costs costs of distribution. Step-by-step of CoG : a. Put the total demand within each grid region b. Calculate the total demand of each row and column and then count the squares (d ^ 2) then multiply by the coordinates ((d ^ 2) * x) and ((d ^ 2) * Y) c. Define the X the X and Y coordinates
=
=
Σ( ) Σ( )
Σ( ) Σ( )
20
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
21
d
d^ 2 x Y
Table 1. 1 center of gravity (source: excel practicum pft laboratory)
Koord
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
d^ 2
7
16
23
20
15
0
0
0
0
0
0
0
0
74
5476
38332
6
11
21
37
27
13
0
0
12
0
0
0
0
121
14641
87846
5
10
20
13
38
26
24
18
21
21
20
13
9
233
54289
271445
4
0
9
14
23
27
21
21
18
17
14
0
0
164
26896
107584
3
0
0
0
18
23
16
15
20
25
10
12
11
150
22500
67500
2
0
0
0
0
0
0
0
20
15
26
16
13
90
8100
16200
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 10
10
100
d
d^2
d^2 x X
37 37
73
84
121
89
61
54
91
78
70
41
43
842
13 1369
5329
7056
14641
7921
3721
2916
8281
6084
4900
1681
1849
65748
1369
10658
21168
58564
39605
22326
20412
66248
54756
49000
18491
22188
384785
132002
100 589007
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
Remarks: d
= number of demand of each row and column
d^2
= square of the sum of each row and column demand
d^2xX
= demand multiplied by the square of the number of coordinates X
d ^2 x Y
= demand multiplied by the square of the number of coordinates Y
Based on table 1.1, the next step is to calculate the X and Y coordinates using the formula of COG method that mentioned earlier, and the results is :
=
=
Σ( ∗ ) Σ( ) 384785 65748
= 5,85 =
=
Σ( ∗ ) Σ( ) 589007 132002
= 4,46 Based on the results, the alternative of central location is at coordinates c oordinates (5,85; 4,46). These coordinates include cells E4, E5, F4, F5. Based on the grid, those alternatives are located at coordinates : 1. CoG = (5,4) 2. CoG = (5,5) 3. CoG= (6,4) 4. CoG= (6,5)
22
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
23
2014/2015 I.4.1.2 Coverage Center
Step-by-step of coverage center : a. Put the total demand within each grid grid region b. Calculate the total demand of each row and column, then also count the cumulative so that the cumulative number of horizontal equals to the cumulative number of vertical c. Determine the demand center from the cumulative demand according to the median Table 1. 2 coverage center (source:excel practicum pft laboratory) Koord
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
d
d kum
7
16
23
20
15
0
0
0
0
0
0
0
0
74
842
6
11
21
37
27
13
0
0
12
0
0
0
0
121
768
5
10
20
13
38
26
24
18
21
21
20
13
9
233
647
4
0
9
14
23
27
21
21
18
17
14
0
0
164
414
3
0
0
0
18
23
16
15
20
25
10
12
11
150
250
2
0
0
0
0
0
0
0
20
15
26
16
13
90
100 10
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10 10
10
d
37
73
84
121
89
61
54
91
78
70
41
43
842
d kum
37
110
194
315
404
465
519
=
=
610
688
758
799
842
2 842 2
= 421 I.5 Qualitative Method (Ranking Procedure) Procedure)
This method is subjective, usually applied to problems that are diffi cult to quantify. Step-by-step of ranking procedure 1. Identify the relevance factors for site selection process, for example:
Availability of land
Proximity to supplier
The price of land
Salaries of employees in the area
Transportation costs
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
24
2014/2015
2. Define the related data of relevance factors of each location to be compared Example : Table 1. 3 factors consideration of ranking procedure (source:excel practicum pft laboratory) Nama Wilayah Wilayah
Faktor
Harga Tanah (/m2)
Tegal
Ciamis
Banyumas
Brebes
Kuningan
Rp374.000
Rp125.000
Rp500.000
Rp250.000
Rp90.000
262
317
230
264
341
314
344
137
305
261
1400588
1511942
1480575
1751460
1045691
Rp1.000.000
Rp1.040.928
Rp1.000.000
Rp1.000.000
Rp1.002.000
Jarak dengan Supplier (Km) Jarak dengan Distributor (Km) Kepadatan Penduduk UMR
3. Determine the weight of each factor, and then multiply the value of each factor Example : Table 1. 4 weight of each factor (source: excel practicum pft laboratory) Tegal Faktor
Ciamis
Banyumas
Bre be s
Kuningan
Wt
Norm
Wtd
Norm
Wtd
Norm
Wt Wtd
No Norm
Wt Wtd
No Norm
Harga Tanah
0,3
2,41
0,7
7,20
2,2
1,80
0,5
3,60
1,1
10,00
Wt Wtd
3,0
Jarak dengan Supplier
0,25
8,78
2,2
7,26
1,8
10,00
2,5
8,71
2,2
6,74
1,7
Jarak dengan Distributor (Km)
0,2
4,36
0,9
3,98
0,8
10,00
2,0
4,49
0,9
5,25
1,0
Ke padatan Penduduk
0,15
8,00
1,2
8,63
1,3
8,45
1,3
10,00
1,5
5,97
0,9
0,1
10,00
1,0
9,61
1,0
10,00
1,0
10,00
1,0
9, 9,98
1, 1 ,0
UMR Jumlah
6,0
7,0
7,3
6,7
4. Determine the number of multiplication results at point 3, and select area or location that have the greatest points.
7,6
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015 REFFERENCE
1. Wignjosoebroto, Ir. Sritomo. Tata Letak Pabrik da n Pemindahan Bahan. Surabaya : Guna Widya. Edisi ketiga 2. PFT Laboratory. 2013.Modul Praktikum Perancangan Fasilitas Telekomunikasi. Bandung.
25
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
2014/2015
26