MODIFIKASI PASCA TRANSLASI PROTEIN
Protein adalah rantai molekul panjang yang terdiri dari asam amino yang amino yang bergabung dengan ikatan peptida ikatan peptida.. Pro Protei tein n mem membent bentuk uk baha bahan n st struk ruktur tural al jar jaring ingan an tub tubuh uh kit kita. a. Pro Protei tein n mem memili iliki ki beberapa fungsi yang berbeda, misalnya menyediakan struktur (ligamen, kuku, rambut), membantu pencernaan (enzim (enzim perut), perut), membantu gerakan (otot), dan berperan dalam kemampuan kita untuk melihat (lensa (lensa mata kita adalah kristal kristal protein murni). murni). Mekanisme sintesis protein terjadi melalui dua tahap utama yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah pencetakan mR! oleh "! yang terjadi di nukleus, sedangkan translasi adalah penerjemahan kode oleh tR! tR! berupa berupa urutan urutan yang yang dikehe dikehenda ndaki. ki. Transl Translasi asi pada sintes sintesis is protei protein n mengac mengacu u pada pada fase fase perakitan protein dalam sel yang melibatkan ribosom di mana R! diterjemahkan untuk menghasilkan rantai asam amino. Pemrosesan pasca translasi protein merupakan komponen penting dalam jalur ekpresi genom. Translasi bukan akhir jalur ekspresi genom. Polipeptida hasil trnaslasi tidak langsung ak tif, untuk menjad menjadii protei protein n aktif aktif atau atau fungsi fungsiona onall dalam dalam sel maka maka protei protein n harus harus dipros diproses es sekura sekurang ng # kurangnya satu satu dari empat tipe pemrosesan, p emrosesan, yaitu$ %. Protei Protein n foldin folding g (pelip (pelipata atan n protei protein) n) &ekuens asam amino pada protein menentukan proses pelipatannya. 'anyak protein yang butuh bantuan untuk$ a. Mencegah Mencegah salah salah pelipatan pelipatan (mis (misfoldin folding) g) sebelum sebelum sintes sintesis is selesai selesai b. Terlipat secara tepat Protein folding dimediasi oleh protein lain dan dapat diinduksi oleh stres pada sel. molekul protein yang membantu proses folding adalah haperon molekuler yaitu mengikat dan menstabilkan protein yang belum dilipat (unfolded protein), sehingga tidak beragregat dengan protein lain. haperonin yaitu membantu proses pelipatan protein dalam sel (in io). 'egitu diperoleh kondisi yang sesuai, kebanyakan polipeptida akan segera melipat menjadi struktur tersier yang tepat karena biasanya struktur tersier ini merupakan konformasi dengan energi yang paling rendah. !kan tetapi, secara in io pelipatan yang tepat seringkali dibantu oleh protein* protein tertentu yang disebut chaperon.
+. Proteolytic cleaage (pemotongan proteolitik) Pemotongan protein oleh protease ini dapat membuang segmen # segmen dari satu atau kedua ujung polipeptida. asil pemotongan dapat berupa fragmen protein aktif yang lebih pendek atau menjadi fragmen # fragmen protein yang seluruh atau beberapa fragmen protein aktif. Pemotongan proteolitik mempunyai dua fungsi pada pemrosesan paska translasi, yaitu$ a. "igunakan untuk membuang potongan pendek dari ujung daerah dan atau dari polipeptida, meninggalkan suatu molekul tunggal yang pendek yang melipat menjadi protein yang aktif. b.
"igunakan untuk memotong poliprotein menjadi bagian‐ bagian dengan semua atau beberapa diantaranya adalah potein yang aktif.
Pemotongan proteolitik seperti menghilangkan residu terminal metionin, peptide signal, konersi prekursor inaktif menjadi aktif. -. hemical modification (modifikasi kimia) !sam amino polipeptida dimodifikasi melalui penambahan gugus kimia baru seperti$ a. osforilasi Penambahan gugus fosfat pada peptida atau asam amino. b. Modifikasi /ipofilik Penambahan komponen lipid pada protein. c. Metilasi Penambahan gugus metil pada residu asam amino misalnya pada aspartate dan lisin. d. Penambahan gugus prosteotik Pembentukan ikatan sulfide misalnya pada insulin. e. 0likolisis
Merupakan penambahan komponen gula. !da dua tipe umum glikolisasi, $ -
0likolisasi terpaut 1 adalah penempelan sisi rantai gula le2at gugus hidroksil suatu serin atau asama amino threonin
-
0likolisasi terpaut melibatkan penempelan melalui gugus amino pada sisi rantai aspargin.
3. 4ntein splicing (pembuangan intein) 4ntein adalah urutan penyela pada beberapa protein, mirip intron pada mR!. 4ntein harus dibuang (splicing) dan disambung (e5teins) menjadi protein aktif.
KESIMPULAN
Protein hasil translasi masih dalam bentuk tidak aktif, untuk menjadi protein aktif atau fungsional dalam sel maka protein harus diproses sekurang # kurangnya satu satu dari empat tipe pemrosesan, yaitu Protein folding (pelipatan protein), Proteolytic cleaage (pemotongan proteolitik), hemical modification (modifikasi kimia, dan 4ntein splicing (pembuangan intein).
Daftar pustaka Murray, Robert K.,dkk. 2006.
BIOKIMIA HARPER EDISI 27 .
Jakarta : EGC