Penyelesaian Masalah Etik KeperawatanDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Penyelesaian Masalah Etik KeperawatanFull description
pengambilan keputusanDeskripsi lengkap
pengambilan keputusan
alur
Penyelesaian Masalah Etik Kel 1Deskripsi lengkap
Penyelesaian Masalah Etik Kel 1Deskripsi lengkap
kasus
GhjjFull description
fismatDeskripsi lengkap
penyelesaian masalah menggunakan seven tools, metode check sheet, diagram histograf, diagram pareto, analisis sebab akitab, metode fish bone, peta kontrol dan peta kendaliDeskripsi lengkap
penyelesaian masalah menggunakan seven tools, metode check sheet, diagram histograf, diagram pareto, analisis sebab akitab, metode fish bone, peta kontrol dan peta kendali
spo penanganan masalah etik tenaga keperawatanDeskripsi lengkap
Dokumnetasi KeperawataFull description
dilema etikDeskripsi lengkap
Dokumnetasi KeperawataDeskripsi lengkap
masalah pengangguranFull description
Etika KeperawatanFull description
Full description
alurFull description
sop
DISKUSI KASUS MODEL PENYELESAIAN MASALAH ETIK KEPERAWATAN (METODE JAMETON) Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etik dan Aspek Legal Keperawatan Semester VII Prodi D-IV Keperawatan
Disusun oleh: Dessy Intansari W
P07120213009
Elsa Anggrahini
P07120213016
Jessi Indriasari
P07120213023
Nia Handayani
P07120213027
Putri Prastiti Mubarokah
P07120213042
Rohmad Adi Setyoko
P07120213035
Shilmah Wahyuningsih
P07120213041
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2016
KASUS Seorang
pasien
menjalani
suatu
pembedahan
di
sebuah
kamar
operasi.Sebagaimana layaknya, sebelum pembedahan dilakukan anastesi terlebi dahulu.Pembiusan dilakukan oleh dokter anastesi, sedangkan operasi dipimpin oleh dokter ahli bedah tulang (orthopedy). Operasi berjalan lancar. Namun, tiba-tiba sang pasien mengalami kesulitan bernafas. Bahkan setelah operasi selesai dilakukan, pasien tetap mengalami gangguan pernapasan hingga tak sadarkan diri. Akibatnya, ia harus dirawat terus menerus di perawatan intensif dengan bantuan mesin pernapasan (ventilator). Tentu kejadian ini sangat mengherankan.Pasalnya, sebelum dilakukan operasi, pasien dalam keadaan baik, kecuali masalah tulangnnya. Akan tetapi, ternyata kedapatan bahwa ada kekeliruan dalam pemasangan gas anastesi (N2O) yang dipasng pada mesin anastesi. Harusnya gas N2O, ternyata yang diberikan gas CO2. Padahal gas CO2 dipakai untuk operasi katarak. Pemberian CO2 pada pasien tentu mengakibatkan tertekannya pusatpusat pernapasan sehingga proses oksigenasi menjadi sangat terganggu, pasien jadi tidak sadar dan akhirnya meninggal. Ini sebuah fakta penyimpangan sederhana namun berakibat fatal. Dengan kata lain ada sebuah kegagalan dalam proses penetapan gas anastesi. Dan ternyata, di rumah sakit tersebut tidak ada standar-standar pengamanan pemakaian gas yang dipasang di mesin anastesi.Padahal seeharusnya ada standar, siapa yang harus memasang, bagaimana caranya, bagaimana monitoringnnya, dan lain sebagainya.Idealnya dan sudah menjadi keharusan bahwa perlu ada sebuah standar yang tertulis (misalnya warna tabung gas yang berbeda), jelas, dengan formulir yang memuat berbagai prosedur tiap kali harus ditandai dan ditandatangani. Seandainya prosedur ini ada, tentu tidak akan ada, atau kecil kemungkinan terjadi kekeliruan. Dan kalaupun terjadi akan cepat diketahui siapa yang bertanggungjawab.
MODEL PENYELESAIAN MASALAH ETIK KEPERAWATAN (METODE JAMETON) A. Identifikasi masalah Setelah diidentikiasi kasus di atas, diperoleh hasil bahwa masalah yang terjadi adalah gas O2 yang tertukar dengan gas N2O dalam operasi ortopedi. B. Perawat harus mengumpulkan data tambahan: 1. Pasien mengalami kesulitan untuk bernafas 2. Pasien tidak sadarkan diri 3. Gas CO2 dan N2O tertukar. Gas CO2 harusnya untuk pasien katarak
justru digunakan pada pasien ortopedi 4. Pasien akhirnya meninggal 5. Tidak ada standar-standar pengamanan pemakaian gas yang dipasang di mesin anastesi C. Perawat harus mengidentifikasi semua pilihan semua pilihan atau alternatif secara terbuka kepada pembuat keputusan: D. Perawat harus memikirkan masalah etis secara berkesinambungan: E. Pembuat keputusan harus membuat keputusan F. Melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil