MODA TRANSPORTASI DARAT UNTUK BARANG
1) Pendahuluan
Bagi Industri, pemilihan moda transportasi darat untuk mengangkut barang merupakan salah satu faktor penting karena menentukan keberhasilan perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih moda transportasi untuk angkutan barang antara lain : •
Jumlah barang yang akan diangkut, sifat barang dan persyaratan kemasan barang
•
Total biaya angkutan dan penentuan besarnya tarif angkutan
•
Penentuan jenis Penentuan jenis alat angkutan angkutan yang yang tepat
•
Penentuan rute atau trayek dan bongkar muat
•
Jarak tempuh dan waktu perjalanan
•
Keamanan barang, resiko kerusakan barang dan asuransi
•
Dokumentasi dan administrasi pengiriman barang
Industri memiliki beberapa alternatif dalam menggunakan moda transportasi darat untuk angkutan barang antara lain : •
Armada sendiri
•
Kombinasi antara armada sendiri dan sewa
•
Armada sewa tetapi operasinya dilaksanakan sendiri
•
Armada yang operasinya dilaksanakan oleh pemilik kendaraan
Keputusan penentuan moda transportasi merupakan keputusan strategis yang harus dipertimbangkan dengan matang oleh perusahaan karena mempengaruhi besarnya biaya operasional yang akan dikeluarkan perusahaan.
2) Jenis-Jenis Moda Transportasi dan Karakteristiknya
Jenis moda transportasi darat untuk angkutan barang yang sering digunakan adalah truk, kereta api dan pipa. 2.1 Truk Moda transportasi angkutan barang yang paling sering digunakan adalah truk, dikarenakan faktor ketersediaan jumlah truk. Selain itu penggunaan truk lebih fleksibel karena tidak dibatasi oleh jadwal tertentu seperti jadwal kereta barang. Truk juga lebih diminati karena mampu menjangkau menjangkau wilayah yang lebih luas bahkan hingga ke pelosok daerah maupun pegunungan, sedangkan kereta api hanya mampu menjangkau daerah yang berada di sepanjang jalur rel kereta api. Terdapat beberapa kategori truk yang beroperasi saat ini. Berdasarkan jenis muatannya, secara umum truk dibagi menjadi empat kategori yaitu : 1) Truk Tangki Truk tangki adalah truk yang dirancang untuk mengangkut muatan berbentuk cair.
Gambar 1. Truk Tangki Untuk meningkatkan utilisasi ruangan dalam transportasi cairan, tangki dapat dibagi dalam beberapa kompartemen (ruangan) yang dipisahkan dengan sekat-sekat. Daya angkut truk tangki bervariasi mulai dari ribuan hingga puluhan ribu liter dan tergantung pada berat jenis cairan yang diangkut misalnya air, BBM, ataupun zat kimia cair lainnya. Selain itu, truk tangki juga digunakan untuk mengangkut zat kimia berbentuk serbuk dan gas.
2) Truk Boks Truk boks adalah jenis angkutan barang yang memiliki boks tertutup untuk mengangkut barang. Boks yang digunakan pada truk boks terbuat dari bahan baja atau alumunium. Dengan adanya boks yang tertutup maka barang akan terlindungi dari panas, hujan dan angin. Ada pula tru boks yang dilengkapi pendingin yang digunakan untuk mengangkut barang yang mudah busuk atau rusak karena suhu seperti es, daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan.
Gambar 2. Truk Boks
3) Truk Peti Kemas Truk peti kemas atau truk kontainer adalah kendaraan pengangkut peti kemas yang terdiri dari kendaraan penarik (tractor head) dan kereta tampilan dimana peti kemas ditempatkan. Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena jenis truk ini dapat mempermudah proses bongkar muat barang sehingga biaya angkutan secara keseluruhan menurun drastis dan keamanan barang menjadi lebih tinggi.
Gambar 3. Truk Peti Kemas
4) Truk Doli Truk doli adalah truk yang digunakan di pelabuhan atau terminal peti kemas untuk memindahkan peti kemas dari kapal ke lapangan atau sebaliknya. Penggunaan truk doli sangat efisien karena dapat menarik dan memindahkan 4 peti kemas standar (20 kaki) atau 2 peti kemas (40 kaki) sekaligus. Untuk mempermudah dan mempercepat proses bongkar muat peti kemas, suatu mekanisme yang dilengkapi dengan bidang miring dirancang pada truk doli sehingga peti kemas dapat diturunkan atau dinaikkan ke truk dengan cepat.
Gambar 4. Truk Doli Selain dikelompokkan menurut jenis muatannya, truk juga dikelompokkan menurut jumlah muatan atau kapasitasnya. Masing-masing jenis truk ini memiliki batas muatan yang berbeda-beda yang biasa disebut JBI (Jumlah Berat yang diIjinkan). JBI adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui. Jumlah berat yang diijinkan semakin besar kalau jumlah sumbu kendaraan semakin banyak. Pada tabel 1 ditunjukkan JBI untuk jalan kelas II dan III dengan berbagai konfigurasi sumbu kendaraan. Tabel 1. Klasifikasi truk menurut kapasitas muatan Konfigurasi Sumbu 1–1 1–2 1 – 2.2 1.1 – 2.2 1 – 2 – 2.2 1 – 2.2 – 2.2 1 – 2.2 – 2.2
Jumlah Sumbu 2 2 3 4 4 5 6
Jenis Truk Truk Engkel Truk Besar Truk Tronton Truk 4 sumbu Trailer Trailer Trailer
JBI Kelas II 12 ton 16 ton 22 ton 30 ton 34 ton 40 ton 43 ton
JBI Kelas III 12 ton 14 ton 20 ton 26 ton 28 ton 32 ton 40 ton
(a)
(b)
(c)
Gambar 5. (a) Truk Engkel (b) Truk Tronton (c) Truk Trailer
2.2 Kereta Api Barang Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral). Sedangkan kereta api trailer digunakan untuk mengangkut peti kemas. Kereta api trailer ini dapat dilengkapi gerbong khusus untuk mengangkut ternak, minyak atau komoditas cair lainnya seperti bahan kimia tertentu.
Gambar 6. Kereta Api Barang
2.3 Pipa
Gambar 7. Sistem Perpipaan untuk Angkutan Barang Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair atau gas dari satu tempat ke tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat. Aliran terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka atau karena adanya pompa. Beberapa contoh system perpipaan adalah pengaliran minyak antar kota, jaringan air minum di perkotaan, dan lain-lain. Untuk memindahkan zat cair dapat digunakan dua sistem perpipaan yaitu dengan sistem pipa dengan turbin dan sistem pipa dengan pompa. Pada pembangkit listrik tenaga air, aliran air yang menimbulkan tenaga digunakan untuk memutar turbin dan untuk mendapatkan kecepatan yang besar untuk memutar turbin maka pada ujung pipa diberi curat. Sistem pipa dengan pompa adalah system pipa yang memanfaatkan tenaga yang dipompakan untuk mendorong zat cair yang akan dialirkan. Penggunaan jaringan pipa sebagai alat angkutan sangat menguntungkan terutama untuk menyalurkan minyak bumi di seluruh Indonesia. Cadangan dan pemakaian gas bumi tersebar di seluruh Indonesia supaya dapat dimanfaatkan secara tepat perlu adanya system distribusi. Ada empat macam jaringan gas bumi yang digunakan yaitu jaringan antar pulau, jaringan pipa regional, jaringan pipa ke konsumen dan jaringan gas kota.
3. Sistem Operasi Perusahaan Jasa Pengiriman Barang Terdapat dua macam perusahaan penyedia jasa pengiriman barang yaitu transporter dan Third Party Logistics (3PL). Perusahaan transporter hanya menyediakan jasa pengiriman barang dari tempat
asal hingga tujuan, contohnya perusahaan Tiki (Titipan Kilat). Third Party Logistics adalah perusahaan yang menyediakan jasa meliputi pengiriman barang, pendistribusian barang hingga system pergudangannya. Di Indonesia, saat ini telah banyak beroperasi perusahaan 3PL. Perusahaan-perusahan 3PL tersebut ada yang memiliki kendaraan sendiri dan ada juga yang bertindak sebagai consolider (pihak yang bertindak menerima order pengiriman barang, mengambil barang dari tempat asal kemudian mengantarkannya ke tempat tujuan). Proses operasi perusahaan-perusahaan 3PL baik yang memiliki kendaraan sendiri maupun yang bertindak sebagai consolider adalah sebagai berikut : a) Penerimaan permintaan dari konsumen. Permintaan yang diterima dari konsumen berisi informasi volume permintaan (kapasitas barang yang akan dimuat meliputi dimensi barang) dan berat permintaan. Volume permintaan harus diketahui untuk menentukan jenis angkutan barang yang akan dipilih. Sedangkan berat permintaan diperlukan untuk mengetahui apakah berat barang memenuhi berat maksimum yang ditentukan. b) Identifikasi order konsumen. Proses identifikasi order konsumen meliputi zona konsumen dan akses truk. Identifikasi zona konsumen merupakan kegiatan untuk menentukan zona tujuan pengiriman barang sesuai dengan wilayahnya. Penentuan zona tujuan pengiriman barang adalah untuk mengetahui biaya pengiriman barang sesuai zona tujuan pengiriman. Akses truk adalah kegiatan untuk menentukan alternatif jenis kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut barang serta berapa jumlah kendaraan yang diperlukan. c) Konsolidasi pesanan konsumen. Konsolidasi adalah kegiatan untuk menggabungkan beberapa permintaan pengiriman barang baik yang memiliki tujuan yang sama maupun tidak. Tujuan dari kegiatan konsolidasi adalah untuk mengoptimalkan penggunaan kendaran serta meminimumkan biaya pengiriman barang. Selain itu konsolidasi juga bertujuan untuk mempersingkat waktu pengiriman barang karena barang dapat dikirim tanpa harus menunggu tersedianya moda transportasi yang kosong. d) Penentuan truk yang akan mengangkut barang. Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan jenis kendaraan untuk mengangkut barang adalah kapasitas yang tersedia pada masing-masing kendaraan dan biaya penggunaan masing-masing kendaraan. Jika perusahaan menggunakan kendaraan sendiri maka biaya yang dipertimbangkan adalah biaya operasional yang meliputi biaya bahan bakar, tenaga sopir dan biaya overhead. Namun jika perusahaan menggunakan kendaraan yang disewa dari pihak lain maka biaya yang dipertimbangkan adalah biaya sewa masing-masing kendaraan. e) Kombinasi jenis kendaraan. Jika permintaan pengiriman barang yang datang memiliki variasi yang sangat tinggi baik zona tujuan, ukuran barang maupun batas waktu pengiriman, maka sangat memungkinkan bagi perusahaan jasa pengiriman barang untuk mempertimbangkan penggunaan kendaraan yang bervariasi dengan tujuan untuk meminimalkan biaya.
MODA TRANSPORTASI UDARA UNTUK ANGKUTAN BARANG
1. Kategori Utama Angkutan Kargo Udara
Angkutan kargo udara dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama yaitu : -
Angkutan kargo/barang
yang diangkut bersama dengan pesawat penerbangan untuk
penumpang -
Angkutan barang yang diangkut dengan pesawat khusus kargo
-
Angkutan barang dengan muatan berukuran besar yang diangkut dengan menggunakan peswat kargo super.
Sebagian besar pesawat untuk penumpang juga membawa muatan barang. Saat sebuah paket barang dikirimkan melalui angkutan udara
maka paket itu biasanya disatukan dengan paket dan
muatan lain yang disusun dalam container khusus. Ukuran container tersebut disesuaikan dengan ukuran area penyimpanan di pesawat penumpang tersebut. Sebagai contoh pesawat Boeing 747-400 3
3
dapat membawa 416 penumpang dan muatan barang sebanyak 5.330 ft (150 m ). Besarnya muatan barang tersebut setara dengan ukuran muatan dua buah truk semi trailer.
Gambar 1. Bagian Lambung Pesawat Kargo Sebagian besar muatan dimasukkan dalam kontainer khusus yang bentuknya dirancang agar muat dalam ruang kargo di pesawat dan beberapa muatan lain dapat diletakkan pada palet. Dengan memasukkan muatan dalam kontainer khusus dan palet maka kemungkinan kehilangan muatan dapat dicegah. Oleh karena itu banyak pesawat penumpang dan pengangkut barang yang dirancang dengan pintu bongkar muat di bagian samping pesawat ( side loading) dan di bagian depan ( front loading).
(a)
(b) Gambar 2. (a) Side Loading (b) Front Loading
2. Kategori Produk yang Dikirim dengan Transportasi Udara
Pesawat terbang memungkinkan manusia untuk melakukan segala macam pengiriman melalui udara, diantaranya paket-paket, mobil, peralatan konstruksi, dan jenis pesawat terbang lain. Jenis pesawat terbang yang digunakan juga beragam mulai dari pesawat terbang penumpang komersil sampai
pesawat terbang dengan ukuran khusus yang tidak lazim. Namun sebagian besar produk yang dikirim melalui transportasi udara termasuk dalam salah satu kategori berikut : -
Produk-produk yang nilai ekonomisnya cepat turun
-
Produk-produk yang secara fisik mudah rusak
-
Komponen untuk perawatan darurat
-
Bentuk strategi manajemen persediaan
Saat ini banyak perusahaan manufaktur yang menerapkan Just In Time sebagai strategi manajemen persediaannya. Konsep efisiensi persediaan pada dasarnya adalah mengelola tingkat persediaan seminimal mungkin dengan cara mendatangkan produk hanya saat produk dibutuhkan sehingga tidak terlalu lama dan terlalu banyak menyimpan persediaan. Untuk menjalankan strategi ini dengan baik diperlukan dukungan system transportasi yang dapat diandalkan dari segi kendalan waktu dan ketepatan, oleh karena itu moda transportasi udara merupakan pilihan yang tepat.
3. Tiga Pemain Utama dalam Angkutan Kargo Udara
Ada tiga pelaku utama dalam angkutan kargo udara yaitu : a. Asset Provider ( Air Cargo Carrier ). Pihak yang menawarkan transportasi dari airport ke airport dan mengoperasikan asset fisik berupa pesawat yang menyediakan kapasitas muatan tertentu. Contoh perusahaan asset provider di dunia adalah Lufthansa Cargo, Air France Cargo, Singapore Airlines Cargo. b. Shipper . Pihak yang mengirimkan muatan barang yang diangkut oleh pesawat terbang. Shipper dapat berasal dari pihak manapun baik perorangan maupun perusahaan yang menggunakan jasa transportasi cargo udara untuk mengirimkan barang ke tujuan. c. Intermediaries (perantara) / Forwarder . Perantara adalah pihak perusahaan freight forwarding yang mengoperasikan truk-truk untuk menjangkau dari tempat pengirim ( shipper ) ke airport dan dari airport ke tempat penerima barang ( consignee). Perusahaan freight forwarding termasuk indirect carrier . Perusahaan
freight forwarding memiliki aktivitas yang luas tidak sekedar aktivitas
transportasi namun juga menyediakan layanan logistik seperti penanganan muatan, penyimpanan, pemindahan dan koordinasi rantai pengiriman sehingga freight forwarding bisa disebut sebagai Third Party Logistics (3PL) atau pihak perantara.
Berdasarkan penelitian Althen dkk. (2001) hanya sebagian kecil (sekitar 5 -1 10%) dari total volume pengiriman muatan barang dengan pesawat udara dimana shipper melakukan pengiriman muatan langsung menggunakan asset provider . Sebagian besar total pengiriman yaitu 90-95% diserahkan shipper kepada intermediaries untuk melakukan koordinasi dan pengangkutan.
Meningkatnya aktivitas perdagangan dunia berdampak pada meningkatnya aktivitas kargo udara. Hal ini karena sebagian besar proporsi aktivitas perdagangan dunia memilih pengangkutan udara sebagai solusi transportasi. Banyak pihak yang memilih moda transportasi udara karena memanfaatkan keunggulan berupa kecepatan, pengemasan yang lebih murah, factor keamanan dan keselamatan pengiriman yang lebih terjamin, dan biaya asuransi pengiriman yang lebih murah. Akibatnya keberadaan perusahaan
integrated carrier semakin dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan
transportasi kargo udara. Perusahaan integrated carrier adalah perusahaan yang menawarkan jasa pengiriman door to door service (menangani semua proses pengangkutan mulai dari pengambilan barang yang akan dikirim di alamat pengirim hingga ke alamt penerima) secara terintegrasi dengan
jaminan ketepatan waktu pengambilan dan pengantaran, yang membebaskan konsumen dari semua keterlibatan langsung aktivitas pengiriman, dan menyediakan layanan tracking atau pelacakan yang memungkinkan konsumen untuk memeriksa dan melakukan pelacakan sepanjang proses pengiriman. Contoh Perusahaan yang termasuk integrated carrier adalah Fedex dan DHL. Di seluruh dunia, DHL menggunakan 250 pesawat terbang, memperkerjakan 285.000 orang, memiliki 76.000 kendaraan, 4000 kantor, 120.000 lokasi tujuan di 220 negara, dan 3.5 juta pelanggan tiap hari. Sedangkan fedex mengirimkan 3,2 juta paket per hari dengan 50.000 lokasi pemberhentian di lebih dari 220 negara, menggunakan 671 pesawat, 41.000 mobil van dan melibatkan 138.000 pekerja.
Gambar 3. Armada Kargo Udara DHL
MODA TRANSPORTASI AIR UNTUK ANGKUTAN BARANG
1. Pendahuluan
Kapal pengangkut barang memiliki satuan ukuran kapasitas kapal yang dinyatakan dalam tonase kapal. Ukuran tonase kapal dipakai sebagai penentuan besarnya sewa kapal. Tonase kapal dapat dibedakan sebagai berikut : a. Gross Registered Tonnage (GRT) adalah ukuran kapasitas kapal yang dinyatakan dalam 100 ft3 yang terletak di bawah dek kapal yang merupakan ruang tertutup. b. Net Registered Tonnage (NRT) merupakan ukuran dari the real learning capacity kapal sebagai bagian dari GRT yang tersedia untuk muatan. c. Displacement Tonnage (DT) adalah berat kapal yang sama dengan banyaknya air yang dipindahkan oleh kapal jika berada di air. Jika kapal dalam keadaan kosong disebut light displacement dan bila kapal dalam keadaan penuh muatan disebut load displacement .
d. Death Weight Tonnage (DWT) yaitu jumlah ton yang dapat diangkut kapal termasuk BBM, air, awak kapal dan peralatan lainnya sampai mencapai bats maksimum permitted draight . Kapal pengangkut barang mempunyai karakteristik berbeda bila dibandingkan dengan kapal pengangkut penumpang. Karakteristik-karakteristik kapal pengangkut barang adalah sebagai berikut : a. Jumlah muatan barang yang diangkut dalam jumlah besar dan jarak yang jauh. b. Memakan waktu relative lama untuk bongkar muat bila dibandingkan dengan kapal pengangkut penumpang. Barang harus diangkut dan diturunkan dengan alat atau metode tertentu. c. Kecepatan berlayar rendah, hanya 15-20 mil/jam. d. Biaya transportasi relatif lebih murah dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.
2. Jenis-Jenis Kapal Pengangkut Barang
Berbagai jenis kapal barang dapat dibedakan sebagai berikut : a. Kapal Kargo, terdiri dari : kapal container, kapal ro – ro, dan kapal tongkang b. Kapal bulk cargo (barang-barang curah) c. Kapal tanker
2.1 Kapal Kargo Kapal barang atau kapal kargo adalah kapal yang membawa barang-barang dan muatan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Kapal ini terdiri dari ruang yang dapat memuat berbagai jenis barang dan dilengkapi dengan peralatan bongkar muat barang.
Gambar 1. Kapal Barang
1. Kapal Kontainer Kapal ini mempunyai ruang datar yang luas untuk memuat peti kemas. Peti kemas tersebut diangkut dari dan ke pelabuhan dengan menggunakan truk dan crane khusus. Kapal ini dilengkapi dengan program computer agar penyusunan peti kemas dapat disesuaikan dengan tujuan. Penyusunan peti kemas merupakan salah satu hal yang sangat penting karena kesalahan pada proses ini dapat menyebabkan terjadinya shifting yang dapat membuat biaya transportasi semakin mahal. Kapal container memiliki kapasitas sekitar 25.000 DWT dengan panjang ratarata 180-200 m dan kecepatan 33 knots/jam. Daya angkut kapal ini dapat mencapai empat kali daya angkut kapal barang biasa dan proses bongkar muat barang lebih cepat.
Gambar 2. Kapal Kontainer Kapal container ini didesain untuk mengurangi terjadinya ruangan kosong pada kapal. Ukuran peti kemas adalah TEU (twenty foot unit) dengan panjang 20 ft, lebar 8 ft dan tinggi 8.5 ft (atau 6,1 x 2,4 x 2,6 m). Akan tetapi ada juga ukuran peti kemas yang lain yaitu panjang 40 kaki atau 12 meter. Kapal container dengan ukuran 2900 TEU dilengkapi dengan alat khusus untuk mengangkut peti kemas, sedangkan untuk kapasitas yang besar tidak dilengkapi sehingga proses bongkar muat container dilakukan dengan alat khusus ( crane) yang terdapat di pelabuhan. 2. Kapal Ro – Ro ( Roll on and Roll off ) Kapal ini merupakan penyempurnaan dari kapal container dengan dilengkapi peralatan roda untuk memudahkan pengaturan peti kemas di dalam kapal tersebut. Peti kemas dimasukkan dan dikeluarkan melalui ruang depan atau samping dengan pintu yang bisa dibuka dan ditutup. Kapal ini merupakan kapal ferry yang didesain untuk mengangkut kendaraan darat seperti mobil, truk, trailer, semitrailer, atau gerbong kereta api.
Gambar 3. Kapal Ferry Ro - Ro Prinsip pada kapal Ro Ro yaitu menempatkan barang-barang yang diangkut diatas trailer atau rolling stock lainnya, selanjutnya trailer rolling stock berikut barang diatasnya ditarik oleh
sebuah traktor kedalam kapal dan melalui sebuah tramp pada bagian belakang dari kapal.
3. Kapal lash atau tongkang Kapal tongkang merupakan kapal kontainer berupa tongkang-tongkang yang dapat beroperasi sendiri setelah dilepas dari kapal induknya. Peranan kapal tongkang ini sangat vital dalam transportasi air hal ini dikarenakan tidak semua kondisi pelabuhan dapat digunakan kapal untuk berlabuh. Kapal tongkang didesain dengan ukuran terbuka cukup besar yang digunakan untuk mengangkut barang. Pada umumnya kapal ini tidak dilengkapi dengan sumber tenaga sendiri sehingga harus ditarik dengan kapal lain ketika proses transportasi barang. Kapal tongkang ini umumnya beroperasi di daerah sekitar pelabuhan atau di sungai-sungai.
Gambar 4. Kapal Tongkang
2.2 Kapal Bulk Cargo Kapal bulk cargo merupakan kapal yang mengangkut barang-barang curah/terurai dalam jumlah yang sangat besar. Barang-barang yang dapat diangkut dengan kapal ini antara lain beras, gula, batu bara, bijih besi, dan hasil tambang lainnya.
Gambar 5. Kapal dry bulk cargo Kemajuan teknik pengemasan barang muatan membuat barang-barang curah tidak lagi diangkut dalam kondisi curah. Barang-barang curah tersebut dikemas dalam kantong sehingga tidak sepenuhnya lagi menjadi barang curah. Barang muatan curah yang sudah dikemas dalam kantong ini sering juga dinamakan barang dalam kemasan kantong ( bagged cargo) atau barang curah lepas ( break bulk cargo). Tetapi jika dimuat dalam peti kemas maka barang tersebut berubah menjadi muatan peti kemas (container cargo).
2.3 Kapal Tanker Kapal tanker merupakan kapal yang digunakan untuk mengirimkan minyak. Kapal ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu crude tanker dan product tanker . Crude tanker digunakan untuk mengangkut minyak mentah yang belum disuling dari tempat ekstraksi ke tempat penyulingan,
sedangkan product tanker digunakan untuk mengangkut cairan kimia dari tempat penyulingan ke konsumen.
Gambar 6. Crude Oil Tanker