BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan komunikasi daam berinteraksi dengan sesama. Pada dasarnya manusia diciptakan dengan berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan mahluk lainya. Mampu melakukan interaksi merupakan anugerah yang tidak ternilai harganya, meski dalam kenyataanya banyak kendala yang akan dihadapi tiap-tiap individu dalam melakukan interaksi melalui komunikasi. Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka, sehingga memungkinkan pesertanya dapat menangkap reaksi yang ditimbulkan baik secara verbal ataupun non verbal. Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain.Hal lain. Hal ini yang sering menjadi permasalahan saat dua individu atau lebih yang memiliki kepribadian dan karakter berbeda saling melakukan interaksi, terkadang ada hal-hal yang ditimbulkan dan menjadikan situasi menjadi tidak nyaman. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif yang harus dimiliki seorang manusia. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi. berkomunikasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal? 2. Apakah tujuan dari komunikasi interpersonal? 3. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam komunikasi interpersonal? 4. Bagaimana dalam menghadapi hambatan dalam komunikasi interpersonal? 5. Bagaimana cara membuat komunikasi interpersonal menjadi efektif?
1
1.3. Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen 2. Untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa baik dalam lingkup universitas maupun civitas akademika yang lain. 3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal 4. Mengetahui bagaimana menyelesaikan hambatan komunikasi interpersonal.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Interpersonal Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin cum (preposisi : dengan atau bersama dengan), dan (kata bilangan : satu), dari kedua kata tersebut terbentuk kata benda communio yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan, dan kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman, berpartisipasi atau memberitahukan. Trenholm dan jensen (1995:26) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antar dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah: a. Spontan dan informal, b. Saling menerima feedback secara maksimal, c. Partisipan berperan fleksibel. Littlejohn (1999) memberikan definisi komunikasi antarpribadi (inter personal communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Deddy mulyana (2008:81) bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Dari pemahaman prinsip-prinsip pokok pikiran yang terkandung dalam berbagai pengertian tersebut dapatlah dikemukakan pengertian yang sederhana, bahwa komunikasi interpersonal aladalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan denagan penerima baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dikatakan terjadi secara langsung apabila pihak pihak yang terlibat komunikasi dapat salianga berbagi informasi tanpa melalui media. Komunikasi tidak langsung dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu.
B. Hakikat Komunikasi Interpersonal Terdapat unsur hakikat yang senantiasa muncul baik tersurat maupun tersirat dalam definisi-definisi yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu:
Komunikasi interpersonal hakikatnya adalh suatu proses.
Pesan tersebut tidak ada dengan sendirinya, melainkan diciptakan dan dikirimkan oleh seorang komunikator atau sumber informasi.
3
Komunikasi interpersonal dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung .
Penyampaian pesan dapat dilakukan seecara lisan amaupun tulisan.
Komunikasi interpersonal tatap muka memungkkinkan balikan atau respon dapat diketahui dengan segera (instant feedback)
C. Komponen-komponen komunikasi interpersonal DeVito (1996; dalam Maulana, 1997: 26) menyatakan ada 8 (delapan) komponen dari proses komunikasi yang perlu dicermati setiap komunikator, yaitu: a. Konteks (lingkungan) merupakan sesuatu yang kompleks. Antara dimensi fisik, sosial psikologis dan dimensi temporal saling mempengaruhi satu sama lain. Kita mesti memahami bahwa kenyamanan ruangan, peranan seseorang dan tafsir budaya serta hitungan waktu, merupakan contoh dari sekian banyak unsur lingkungan komunikasi. b. Komponen sumber-penerima menunjukkan bahwa keterlibatan seseorang dalam berkomunikasi bahwa ia adalah sumber yang juga penerima. Sebagai sumber dalam berkomunikasi menunjukkan bahwa Anda mengirim pesan. Andapun menerima pesan. Anda menerima pesan berarti Anda menerima pesan Anda sendiri dengan mendengar diri sendiri dan merasakan gerakan atau isyarat tubuh Anda sendiri. Anda menerima pesan orang lain, berati Anda mendengarkan, melihat secara visual bahkan melalui merabanya atau menciumnya. Pada saat Anda berbicara dengan orang lain, Anda berusaha memAndangnya untuk memperoleh tanggapan: dukungan, pengertian, simpati, dan sebagainya; dan pada saat Anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal, Anda menjalankan fungsdi penerima dalam berkomunikasi. c. Enkoding-Dekoding, Kode-kode yang dihasilkan ini berlangsung melalui proses pengkodean (enkoding). Bagaimana suatu pesan terkodifikasi, amat tergantung pada keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya yang mempengaruhi. Artinya, keyakinan dan nilai-nilai yang dianut memiliki peranan dalam menentukan tingkat efektivitas sumber komunikasi. Sebelum suatu pesan itu disampaikan atau diterimakan, dalam berkomunikasi kita berusaha menghasilkan pesan simbol-simbol patut diterjemahkan lebih dahulu kedalam ragam kode atau simbol tertentu oleh si penerima melalui mendengarkan atau membaca. Inilah pengkodean kembali (dekoding) dari pesan yang dikirim dan tentu saja tidak akan lepas dari adanya keterbatasan penafsiran pesan.
4
d. Kompetensi Komunikasi, Kompetensi ini mencakup pengetahuan tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi isi dan bentuk pesan komunikasi. Masalah kompetensi komunikasi dapat mengungkapkan mengapa seseorang begitu mudah menyelesaikan studi, begitu cepat membina karir, begitu menyenangkan dalam berbicara, sedang yang lainnya tidak. Anda di sini dituntut dapat meningkatkan kompetensi komunikasi, sehingga menjadi banyak pilihan untuk Anda berperilaku. e. Pesan dan Saluran. Pesan sebenarnya merupakan produk fisik dari proses kodifikasi. Pesan itu dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna atau isi dari pesan itu sendiri dan dipengaruhi oleh keputusan memilih dan menata kode dan isi tersebut. Saluran merupakan medium; lewat mana suatu pesan itu berjalan. Saluran dipilih oleh sumber komunikasi. Sumber komunikasi dalam organisasi biasanya ditetapkan menurut jaringan otoritas yang berlaku bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan secara formal dalam organisasi itu. Sedangkan saluran informal biasanya biasanya digunakan untuk meneruskan pesan-pesan pribadi atau pesan-pesan sosial yang menyertai pesan pesan yang disampaikan secara formal. Dalam memilih saluran atau medium untuk penyampaian pesan inipun tidak pernah luput dari kelemahan dan kekurangan yang ada yang menimbulkan suatu distorsi dalam komunikasi. f.
Umpan Balik dan Maju, Umpan balik merupakan pengecekan tentang sejauhmana sukses dicapai dalam mentransfer makna pesan sebagaiman dimaksudkan semula. Setelah
si-penerima
pesan
melaksanakan
pengkodean
kembali,
maka
yang
bersangkutan sesungguhnya telah berubah menjadi sumber. Umpan balik menentukan apakah suatu pesan telah benar-benar dipahami ata u belum dan adakah suatu perbaikan patut dilakukan. Karena itu umpan balik harus dihidupkan g. Gangguan; merupakan komponen yang mendistorsi pesan. Gangguan merintangi sumber dalam mengirim pesan dan merintangi penerima dalam menerima pesan. Gangguan ini dapat berupa fisik, psikologis dan semantik. Bukankah desingan suara mobil, pandangan atau pikiran yang sempit dan penggunaan istilah yang menimbulkan arti yang berbeda-beda, merupakan contoh dari masing-masing jenis gangguan yang dapat mendistorsi pesan yang dimaksudkan dalam komunikasi. h. Efek Komunikasi. Pada setiap peristiwa komunikasi selalu mempunyai konsekuensi atau dampak atas satu atau lebih yang terlibat. Dampak itu berupa perolehan pengetahuan, sikap-sikap baru atau memperoleh cara-cara/gerakan baru sebagai refleksi psiko-motorik. 5
D. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal Ada lima aspek yang merupakan ciri - ciri dari komunikasi interpersonal, antara lain :
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara spontan dan tanpa tujuan terlebih dahulu. Maksudnya, bahwa biasanya komunikasi interpersonal terjadi secara kebetulan tanpa rencana sehingga pembicaraan terjadi secara spontan.
Komunikasi interpersonal mempunyai akibat yang direncanakan maupun tidak terencana.
Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung berbalasan. Salah satu ciri khas komunikasi interpersonal adalah adanya timbal balik bergantian dalam saling memberi maupun menerima informasi antara komunikator dan komunikan secara bergantian sehingga tercipta suasana dialogis.
Komunikasi interpersonal biasanya dalam suasana kedekatan atau cenderung menghendaki keakraban. Untuk mengarh kepada suasana kedekatan atau keakraban tentunya kedua belah pihak yaitu komunikator dan komunikan harus berani membuka hati, siap menerima keterusterangan pihak lain.
Komunikasi interpersonal dalam pelaksanaannya lebih menonjol dalam pendekatan psikologis daripada unsur sosiologisnya. Hal ini karena adanya unsur kedekatan atau keakraban yang terbatas pada dua atau dengan paling banyak tiga individu saja yang terlibat. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kejiwaan seseorang lebih mudah terungkap dalam komunikasi tersebut.
E. Proses Komunikasi Interpersonal Proses komunikasi ialah langka-langka yang menggambarkan terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dan penerima pesan. Proses tersebut terdiri dari enam langkah yaitu sebagai berikut:
Keinginan berkomunikasi
Enconding oleh komunikator
Pengirim pesan
Penerimaan pesan
Decoding oleh komunikan
Umpan balik
6
Proses komunikasi terus berlangsung secara interaktif timbal balik, sehingga komunikator dan komunikan dapat saling bertukar peran. Shirley taylor (1999:6) menggambarkan langkah-langkah kunci dalam komunikasi interpersonal sebagai siklus. Prosesnya dikategorikan sebagai siklus karena aktivitas pengiriman dan penerimaan pesan berlangsung secara timbal balik dan berkelanjutan.
F. Tujuan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain (Muhammad, 2004, p. 165-168) :
Menemukan Diri Sendiri Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
Menemukan Dunia Luar Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
Berubah Sikap dan Tingkah Laku 7
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
Untuk Membantu Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita seharihari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagain ya.
G. Asas-Asas Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal melibatkan sekurang kurangnya dua orang. Satu orang berperan sebagai pengirim informasi, dan seorang laiinya sebagai penerima. Beikut ini dikemukakan lima asas komunikasi interpersonal .
Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain. Agar komunikasi dapat berjalan efektif, maka dipersyaratkan diantara orang-orang yang terlibat komunikasi tersebut memiliki pengalaman bersama dalam memahami pesan.
Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkannya paada suatu hal lain yang telah dimengerti. Artinya ketika memahami suatu iinformasi, seseorag akan menghubungkannya dengan pengalaman da pengetahuan yang sudah dimengerti.
8
Setiap orang berkomunikasi tentu mempunyai tujuan. Tujuan komunikasi itu mulai dari sekedar ingin menyapa atau basa-basi untuk menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain atau sampai kepada keinginan mengubah sikap dan perilaku orang lain.
Orang yang telah melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban untuk menyakinkan dirinya bahwa ia memahami makna pesan yang akan disampaikan itu. Dengan demikian sebelum pesan tersebut diiformasikan kepada orang lain, seorang komunikator harus terlebih dulu menyakini bahwa makna pesan yang akan disampaikan sudah sesuai dengan yang diinginkan.
Orang yang tidak memahami makna informasi yang diterima, memiliki kewajiban untuk meminta penjelasan agar tidak terjadi bias komunikasi. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya mis-komunikasi, diperlukan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk meminta klarifikasi sekiranya tidak memahami arti pesan yang diterima.
H. Tipe Komunikasi Interpersonal Ada tiga tipe komunikasi intrpersonal yang bersifat diadik dan dan langsung (tatap muka) yaitu:
Komunikasi dua orang Komunikasi dua orang, atau komunikasi diadik mencakup segala jenis hubungan antarpribadi, antara satu orang dengan orang lain, mulai dari hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan yang bertahan lama dan mendalam.
Wawancara Wawancara adalah salah satu tipe komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan yang berpa tanya jawab.
Komunikasi kelompok kecil Komunikasi kelompok kecil dimana beberapa
merupakan salah satu tipe komunikasi interpersonal
orng terlibat dalam suatu pembicaraan, musyawarah dan
sebagainya. Efektifitas Komunikasi Interpersonal Efektifitas
Komunikasi
Interpersonal
dimulai
dengan
lima
kualitas
umum
yang
dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung
9
(supportiveness), sikap mendukung (supportiveness), dan kesetaraan (equality). ( Devito, 1997, p.259-264 )
Keterbukaan (Openness) Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan t erhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
Empati (empathy) Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa 10
mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal.
Secara
nonverbal,
kita
dapat
mengkomunikasikan
empati
dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
Sikap mendukung (supportiveness) Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung
(supportiveness).
Suatu
konsep
yang
perumusannya
dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
Sikap positif (positiveness) Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengam sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang
yang
tidak
menikmati
interaksi
atau
tidak
bereaksi
secara
menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
Kesetaraan (Equality) Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama11
sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
I.
Penghambat Dalam Melakukan Komunikasi Inter Personal.
Setiap individu memiliki cara berfikir yang berbeda, terutama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Ada yang bersikap santai, ada yang bersikap cuek seperti tidak memiliki masalah, bahkan ada yang mensikapi sesuatu dengan emosi. Hal ini di pengaruhi karena masing-masing individu memiliki karakteristik yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan terkadang semua itu menjadi masalah dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sering menjadi penghambat dalam menciptakan komunikasi yang efektif, sikap emosional yang berlebihan bagi masing-masing individu saat menghadapi situasi tertentu dapat memperburuk proses komunikasi. Suatu ketika terdapat sedikit masalah yang sebenarnya sepele, dan mestinya bisa diselesaikan dengan baik. Akan tetapi jika disikapi dengan emosional, maka hal itu akan menjadi bumerang dan akan memperkuat ego dari individu tersebut yang akan berdampak pada terhambatnya proses komunikasi yang efektif. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut agar penulis mampu memahami tentang sikap dan perilaku setiap individu, dan dapat menghindari kemungkinan terjadinya komunikasi yang tidak sehat dalam menghadapi situasi tertentu 1. Faktor Situasional Dapat Mempengaruhi Persepsi Situasi yang menyenangkan akan menciptakan komunikasi yang menyenangkan pula, dan akan menimbulkan persepsi yang baik pula. Karena pada dasarnya sikap emosi akan mudah terpancing saat berada pada situasi yang salah, sehingga akan membentuk persepsi dimana ego akan lebih mendominasi.
12
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi ( Desiderato, 1976:129 ). Jalaludin R akhmat dalam bukunya ( Psikologi Komunikasi 2009:56 ) menyebutkan beberapa faktor dalam pembentukan persepsi manusia. Yang pertama faktor Fungsional, berasal dari kebutuhan serta pengalaman masa lalu . Dalam hal ini Krech dan Cruthfield juga merumuskan, persepsi bersifat selektif secara fungsional, objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Beberapa contoh adalah faktor kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi, serta faktor biologis juga menyebabkan persepsi yang berbeda. Kedua merupakan faktor Stuktural,berasal dari sifat stimuli fisik dan efek saraf yang ditimbulkanya pada sistem saraf individu. Dari pemaparan diatas dapat dipahami, persepsi merupakan keadaan dimana manusia dapat memberi penilaian terhadap suatu objek dan peristiwa yang sedang dihadapi. Oleh sebab itu faktor situasional akan berpengaruh besar terhadap proses terbentuknya persepsi. Dalam situasi yang menyenangkan akan menimbulkan persepsi yang menyenangkan, begitu pula sebaliknya, jika berada pada situasi yang salah maka akan terbentuk persepsi yang salah pula, serta akan menjadi penghambat dalam proses komunikasi yang terjadi. 2. Pengaruh Konsep Diri Dalam Komunikasi Interpersonal Setiap individu memiliki konsep diri yang berbeda, hal itu dapat terbentuk dari cara berfikir masing-masing yang terpengaruh dari penilaian individu lain. Misal cara berfikir yang selalu menaruh rasa curiga terhadap individu lain, maka itu adalah konsep diri yang terbentuk dalam diri sebagai orang yang tidak pernah mudah menaruh rasa percaya terhadap sesuatu. Terkadang konsep diri dapat disebut dengan kepribadian, saat manusia memiliki konsep diri yang baik maka dapat mencerminkan pula pribadi yang baik. William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “Those physical, sicial, and psychological perpections of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with other” (1976:40). Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologis, sosial dan fisis. Gabriel Marcel filusuf Eksistensialis menulis tentang peranan orang lain dalam memahami diri, kita
13
mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagai mana anda mengenal diri saya, akan membentuk konsep diri saya. Penulis berpendapat, terbentuknya konsep diri dipengaruhi oleh faktor pergaulan dan kebiasaan dimana setiap personal memberi penilaian, proses komunikasi yang baik akan mempengaruhi konsep diri yang baik pula. Dan sebaliknya, jika konsep diri sudah terbentuk dengan hal yang tidak baik, maka hal itu akan menghambat terjadinya komunikasi inter personal. 3. Atraksi Interpersonal Komunikasi interpersonal merupakan proses interaksi yang berlangsung secara tatap muka. Dalam proses komunikasi ini akan terbentuk sebuah atraksi interpersonal, dimana individu mencoba memprediksi sesuatu yang akan terjadi. Dean C Barlund seorang ahli komunikasi interpersonal menulis “Menghindari garis-garis atraksi dan penghindaran dalam sistem sosial, artinya mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir, dan bagaimana pesan itu akan di terima” (Barlund, 1968:71). Atraksi interpersonal akan berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika ada kenyamanan dan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Jika individu melakukan komunikasi dengan individu lain yang tidak disukai, maka akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan proses komunikasi dinilai tidak efektif. 4. Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal akan melibatkan dan membentuk dua pihak, yaitu hubungan antara anda dan saya, dimana kita bisa saling berbagi pengalaman. Hal ini dapat dinamakan proses perkenalan, saat masing-masing individu saling bertemu dan memulai interaksi. Hubungan ini akan selalu berubah karena membutuhkan tindakan tertentu untuk membentuk keseimbangan.
14
Tiga sikap untuk menumbuhkan hubungan interpersonal 1. Sikap percaya, hal ini penting untuk menentukan efektifitas dalam berkomunikasi. Jika sikap ini dapat diwujudkan, maka proses komunikasi akan berlangsung dengan baik dan akan menimbulkan interaksi yang menyenangkan. 2. Sikap Suportif, merupakan proses mengurangi sikap difensif dalam komunikasi. Sikap difensif akan terjadi saat individu merasa bahwa dirinya tidak dapat menerima, atau bahkan saat melakukan kebohongan dan tidak jujur. Misal dalam kasus penipuan, disini pelaku akan menggunakan sikap difensif untuk melindungi diri. 3.
Sikap terbuka sangat berpengaruh dalam membentuk komunikasi interpersonal yang efektif. Sikap ini akan mengurangi perasaan curiga atau sikap tidak percaya terhadap individu lain saat berlangsungnya komunikasi interpersonal.
J. Banyak cara mengurangi atau mengatasi hambatan komunikasi, di antaranya sebagai berikut.
Gunakan umpan balik Komunikasi dua arah memungkinkan komunikator memperoleh masukan/isyarat verbal maupun non verbal dari penerima.
Gunakan komunikasi tatap muka Untuk kebanyakan orang akan lebih mudah bertatap muka langsung karena komunikator/komunikan langsung mengerti apa yang dibicarakan.
Sensitif terhadap penerima Setiap orang berbeda karena nilai, kebutuhan, sikap dan harapan masing-masing, oleh karena itu kepekaan terhadap komunikan sangat diperlukan.
Berhati-hati dalam berkata Pilih atau gunakan kata-kata yang tepat ketika kita berkomunikasi. Terutama memberi saran atau komentar kepada orang lain dalam suatu rapat misalnya, perlu dipilih katakata yang tepat agar orang lain tidak merasa “diserang”.
15
Gunakan bahasa yang tepat Bahasa yang tepat berarti sesuai dengan komunikan dan efektif. Hati-hati dalam penggunaan bahasa asing dan bahasa yang teknis, serta jangan menggunakan kalimat yang terlalu panjang.
.Kurangi pengulangan kata Pengulangan yang tidak diperlukan akan dapat mengganggu perhatian penerima.
16
BAB III PENUTUP
3.1 1Kesimpulan Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia seharihari. Dengan melakukan komunikasi yang baik, maka segala urusan dan pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Misalnya, masingmasing pihak akan membicarakan latar belakang dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut. Komunikasi sangat penting bagi semua aspek kehidupan manusia. Dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan gagasan, perasaan, harapan dan kesan kepada sesama serta memahami gagasan, perasaan dan kesan orang lain. Komunikasi tidak hanya mendorong perkembangan kemanusiaan yang utuh, namun juga menciptakan hubungan sosial yang sangat diperlukan dalam kelompok sosial apapun. Komunikasi memungkinkan terjadinya kerja sama sosial, membuat kesepakatan-kesepakatan penting dan lain-lain. Individu yang terlibat dalam komunikasi memiliki latar belakang sosial, budaya dan pengalaman psikologis yang berbeda-beda. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih. Setiap pihak dapat menjadi pemberi dan pengirim pesan sekaligus pada waktu yang bersamaan. 3.2 Saran Saya selaku penulis menyadari bahwa isi makalah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami selaku penulis membutuhkan kritik dan saran seperti :
Perlunya dorongan dan perhatian dari dosen pembimbing guna memperbaiki kekurangan dari isi makalah yang diselesaikan penulis.
Kritik dan saran bagi pembaca makalah ini yang sifatnya membangun guna perbaikan isi makalah
17
DAFTAR PUSTAKA Aw, Sutrisno. 2011. komunikasi interpersonal. Yogyakarta: Graha Imu Kurniawati, Nia Karnia Rd.2014.komunikasi antarpribadi konsep dan teori dasar .Yogyakarta: graha ilmu Rakhmat, Jalaudin.1966.Psikologi Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya. Muhammad, Arni.1995.Komunikasi organisasi.Jakarta:Bumi Aksara. A.G.Lunadi.1987. Komunikasi Mengena.Yogyakarta:Kanisius. www.wikipedia.comss Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya. Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
18