1. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Perumusan Masalah Penelitian Suatu penelitian pada dasarnya ditujukan untuk pemecahan masalah. Sedemikian banyaknya permasalahan dibidang bisnis yang perlu dipecahkan, peneliti pertama harus mampu melakukan pemilahan terhadap berbagai permasalahan tersebut, sehingga dapat dimunculkan suatu permasalahan terpilih. Untuk keperluan tersebut peneliti kuantitatif studi pendahuluan dari obyek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Untuk memperoleh masalah yang benar-benar masalah seorang peneliti harus melakukan obsevasi terhadap obyek yang sesungguhnya guna mendapatkan bukti-bukti empiris. Ketika masalah sudah ditetapkan,langkah selanjutnya adalah peneliti harus merumuskan masalah tersebut secara spesifik. 2. Kajian Pustaka dan Hipotesis Jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian dapat digali dari kajian pustaka. Peneliti menggali teori-teori, konsep yang relevan terkait dengan masalah yang akan dipecahkan melalui kajian pustaka. Beberapa tujuan dari kajian pustaka yaitu :
Untuk menemukan variabel-variabel yang akan diteliti, Untuk membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan,
Untuk melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru,
Untuk menentukan makna dan hubungan antar variabel.
Jawaban sementara atas rumusan masalah juga digali dari hasil-hasil penelitian terdahulu. Jawaban sementara yang dirumuskan melalui kajian pustaka disebut dengan hipotesis. Perumusan hipotesis biasanya dibagi menjadi tiga tahapan, yang pertama adalah menetukan hipotesis penelitian berdasarkan asumsi penulis terhadap hubungan variabel yang diteliti, tahap kedua adalah menetukan hipotesis operasional yang terdiri dari hipotesis 0(H0) dan hipotesis 1(H1). Ketiga, menetukan hipotesis statistik. H0 bersifat netral dan H1 bersifat tidak netral. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis misalkan penelitian deskriptif. 3. Populasi dan sampel Jawaban sementara yang telah dirumuskan melalui kajian pustaka (cara berfikir deduksi dan induksi) harus diuji secara empiris. Untuk itu peneliti dapat memilih Metode penelitiannya yang meliputi Metode pemilihan sampel, Metode pengumpulan data, dan Metode analisis data. Dalam pemilihan Metode penelitian khususnya pemilihan sampel, terlebih dahulu peneliti menetapkan kerangka sampel yang berisi karakteristik dari anggota-anggota populasi. Dari populasi tersebut apabila diperlukan peneliti dapat mengambil sampel. Sampel yang diambil tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga representatif untuk melakukan generalisasi. Untuk mengambil sample maka diperlukan beberapa proses yaitu : a) Memilih populasi, populasi yang baik adalah yang mencakup rancangan eksplisit semua elemen yang terlibat yaitu elemen, unit sampling, keluasan skop dan waktu b) Memilih unit sampling, unit analisis yang membahas asal muasal sa mple
c) Memilih kerangka sampling d) Memilih desain sample e) Memilih ukuran sample, dipengaruhi oleh tingkat homogenitas, kepercayaan, presisi, kekuatan statistik, prosedur analis, dan biaya f) Memilih rancangan sampling, dalam tahap ini adalah menentukan prosedur operasional untuk mendapatkan sample yang diinginkan g) Memilih sample 4. Metode pengumpulan data
Setelah teknik penentuan sampel ditetapkan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan data yaitu dengan koesioner yang telah disusun, dengan wawancara, dengan observasi, partisipasi, kajian dokumen. Suatu teknik pengumpulan data tertentu memiliki kelebihan dan kelemahannya sesuai dengan kondisi objek yang ingin diteliti. Peneliti dapat pula menggunakan ketiga cara tersebut dalam pengumpulan berbagai informasi untuk mendukung penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif ada beberapa teknik mengumpulkan data yaitu, teknik kesesuaian(memilih unit yang dianggap sesuai oleh peneliti), teknik penilaian(memilih sample dari populasi berdasarkan informasi yang tersedia, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan, teknik bola salju(memilih unit-unit yang memiliki karakteristik langka dan unit tambahan yang ditunjuk responden sebelumnya) 5. Rencana Analisis Data
Penetapan terhadap rencana analisis data sangat tergantung pada rumusan masalah yang hendak dipecahkan hipotesis dan sifat data yang telah dikumpulkan. Suatu penelitian deskriptif memerlukan teknik analisis data secara deskriptif. Pemecahan masalah komparatif memerlukan analisis data secara komparatif, dan pemecahan masalah secara asosiatif memerlukan analisis data asosiatif. Rencana analisis data terutama data yang diperoleh dari koesioner atau wawancara terstruktur perlu didahului dengan proses editing atau koding. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh benar benar clean sebelum diolah untuk memperoleh informasi. 6. Penulisan Laporan Penulisan laporan merupakan langkah terakhir dalam proses penelitian, dimana dalam laporan akan memuat proses penelitian secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Laporan penelitian ini akan berisikan simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan juga terdapat saran bila diperlukan. Selanjutnya laporan ini juga bermanfaat bagi peneliti – peneliti berikutnya sebagai suatu refrensi. 7
Proposal Penelitian Menurut Cooper dan Emory (1996) Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk
melakukan penelitiannya. Rancangan atau proposal penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan sebuah penelitian. Rancangan atau proposal penelitian berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian. Proposal Penelitian dibagi menjadi dua, yaitu proposal penelitian kuantitatif dan proposal penelitian kualitatif. Pada umumnya proposal terdiri dari lima bagian yaitu pendahuluan, kajian pustaka dan hipotesis, metode penelitian, daftar pustaka, jadwal penelitian, dan bia ya penelitian.
Ketentuan Mengenai Pengutipan 1. Mengutip Langsung. Mengutip langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tanda petik dua, pada bagian kalimat atau frase yang dikutip. Perlu diperhatikan jika melakukan kutipan langsung, sehingga kutipan langsung tersebut tidak menjadi bagian yang dominan dalam suatu karya. Artinya karya tersebut tidak sekedar hanya kumpulan kutipan dari berbagai sumber. Kutipan langsung dapat dilakukan jika: Kita khawatir jika menggunakan bahasa penulis sendiri, akan menimbulkan penafsiran yang berbeda. Misalnya untuk perundang-undangan. Untuk mengungkapkan teori, dalil, rumus matematika serta rumus ilmiah lain. Ayat-ayat yang bersumber dari kitab suci atau hadist. Ingin mengomentasi gagasan, ide dari penulis lain. Sehingga kita perlu mengkutipnya secara langsung. Tidak mungkin melakukan parafrasa, karena apa yang diungkapkan pengarang asli, telah cukup ringkas.
2. Menggunakan Parafrasa Menurut Zulkarnaen ( 2012) parafrasa yaitu menyatakan suatu kalimat atau paragraf menggunakan kalimat yang berbeda dari kalimat asli, dengan tidak mengubah maksud. Penulisan parafrasa tidak memerlukan tanda petik, namun tetap harus menyebutkan sumbernya.Pembuatan parafrasa akan melatih penulis untuk berkreasi secara redaksional, karena dituntut ketrampilan dalam merumuskan kembali dan menuangkan dalam suatu kalimat yang berbeda. Bagaimana membuat parafrasa, berikut langkah-langkah membuat parafrasa, Zurkarnaen (2011): a) Membaca keseluruhan, cermat, sehingga benar-benar memahami ide sumber kutipan yang akan dibuat parafrasa. b) Menggunakan kosa kata sendiri, menyusun kalimat yang sesuai dengan ide gagasan sumber kutipan. c) Memeriksa apakah kalimat yang kita buat sudah benar-benar berbeda dengan kalimat aslinya dan apakah sudah mencakup seluruh ide yang tertuang dalam kalimat aslinya. d) Jika ada kata unik yang harus kita kutip apa adanya, maka gunakan tanda kutip dua, seperti pada kutipan langsung. Beberapa Model Sitasi Model sitasi berikut ini, sebagai panduan model yang dapat dipilih dalam penulisan sit asi dan daftar pustaka. Ada beberapa model sitasi, Baskoro (2013):
a) MLA (Modern Linguage Association)
b) c) d) e)
APA (American Psycological Association) Turabian Chicago IEEE
Model MLA, ciri khas model ini adalah mengutamakan nama pengarang, digunakan pada bidang sastra dan bahasa. Model APA, digunakan untuk bidang psikologi dan sosial. Model ini lebih mengutamakan tahun. Nama depan pengarang tidak diketahui secara lengkap oleh pembaca. Untuk model Turabian, untuk bidang sosial. Model Chicago juga demikian, untuk bidang sosial dan juga jurnalistik. Model Chicago hampir sama dengan model Turabian. Terakhir model IEEE, memiliki ciri khas, penulisan tahun dibelakang. Model ini digunakan dalam bidang ilmu komputer, teknik dan elektro. Model APA ( American Psycological Association) Mensitasi di dalam teks
Awal kalimat Widodo (2006) mengemukakan bahwa pemerintah local merupakan pemerintahan yang didekatkan dengan rakyat.
Tengah kalimat Setelah mencermati keadaan dilapangan, Widodo (2007) menyatakan bahwa pengelolaan kepentingan publik bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat.
Akhir kalimat Stereotype merupakan pandangan umum suatu kelompok tentang kelompok lain (Iskan, 2007).
Tiga sampai 5 pengarang. Contoh: Thomas, Smith, and Jonet (2007) atau (Thomas, Smith, and Jonet, 2007)
Terdiri enam orang pengarang atu lebih, maka cukup disebutkan pengarang pertama. Contoh: ( Thomas et al., 2007)
Mengutip dari sumber kedua Berikut cara menuliskan kutipan sumber sekunder di dalam teks: Menurut McClelland (dikutip dalam Thoha, 2005), McClelland menyatakan bahwa seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
Kesimpulan
Sebelum memulai penelitian maka diperlukan masalah. Sedemikian banyaknya permasalahan dibidang bisnis yang perlu dipecahkan, peneliti pertama harus mampu melakukan pemilahan terhadap berbagai permasalahan tersebut, kemudian mengidentifikasi masalah yang selanjutnya dijadikan rumusan masalah. Setelah merumuskan masalah maka diperlukan kajian teoritis dari literatur untuk mendapatkan hipotesis. Dalam merumuskan hipotesis biasanya dibagi menjadi tiga tahapan, yang pertama adalah menetukan hipotesis penelitian tahap kedua adalah menetukan hipotesis operasional, ketiga, menentukan hipotesis statistik. Setelah menentukan hipotesis maka diperlukan populasi untuk diambil sampelnya dengan menggunakan metode pencarian data seperti dengan koesioner yang telah disusun, dengan wawancara, dengan observasi, partisipasi, kajian dokumen. Selanjutnya adalah menentukan analisis data. Penetapan terhadap rencana analisi s data sangat tergantung pada rumusan masalah yang hendak dipecahkan hipotesis dan sifat data yang telah dikumpulkan. Suatu penelitian deskriptif memerlukan teknik analisis data secara deskriptif. Apabila proses penetapan rencana analisis selesai maka dapat dibuat menjadi proposal penelitian yang jika proposal ini dilaksanakan maka akan mendapatkan hasil berupa laporan penelitianyang berguna untuk referensi peneliti berikutnya.
Daftar Pustaka
Sarwono, Jonathan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu : Yogyakarta Rahyuda, I Ketut. 2004. Metodologi Penelitian. Udayana : Denpasar https://www.researchgate.net/publication/270050381_Membuat_Sitasi_dan_Daftar_Pustaka. Diakses pada 26 September 2017