Hary Hermawan. 2018. Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata. Open Sciene Framwork
DOI : 10.17605/OSF.IO/NYVUG
Metode Kualitatif untuk Riset Pariwisata
Oleh : Hary Hermawan
[email protected]
www.indonesiacultureandtourism.com
Pendahuluan
Ilmu pariwisata merupakan ilmu terapan yang memiliki permasalahan cukup kompleks, disertai dinamika perkembanganya yang sangat cepat menyesuaikan zaman. Jenis dan model pengelolaan pariwisata baru sangat cepat sekali muncul dan berkembang. Bisnis pariwisata sebagai bisnis berskala global juga membawa berbagai tantangan sosial-budaya yang harus segara dijawab.
Penulis merasa bahwa berbagai problematika dalam bidang kepariwisataan tidak selamanya mampu dijawab dengan riset-riset kuantitatif. Oleh karena itu, pembahasan artikel ini difokuskan untuk mengenalkan metode kualitatif dalam riset pariwisata kepada kalangan peneliti pemula dan mahasiswa untuk menambah perbendaharaan metode serta tehnik-tehnik risetnya agar diperoleh hasil penelitian baru yang lebih mutakhir, tepat guna, serta mampu memenuhi tuntutan industri pariwisata yang semakin beragam dan kompleks permasalahanya. Tidak ada suatu negara yang maju tanpa melibatkan banyak daya serta dukungan dana untuk kegiatan penelitian. Mau atau tidak mau, riset harus menjadi ujung tombak suatu Negara guna menjawab tantangan zaman.
Pengertian Riset
Riset atau penelitian merupakan suatu kegitan yang ditujukan untuk menyelidiki sebuah keadaan dari, sebuah alasan dari, beserta konsekuensi-konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus, bisa sebuah feomena atau variabel (Nazir, 2003). Sedangakan penelitian kualitatif secara khusus dimaknai sebagai tradisi tertentu dalam ilmu sosial yang secara fundamental begantung pada pengamatan, manusia dan kawasanya sendiri, dan hubungan orang-orang dalam bahasanya beserta peristilahanya (Keirl dan Miller dalam Moleong, 2004).
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti sendiri merupakan instrumen kunci dalam penelitian, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis bersifat induktif dan hasilnya lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Secara umum, sebuah penelitian biasanya terdiri dari empat macam tujuan yang meliputi :
Tujuan exsploratif, yaitu riset yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu. Dalam bidang pariwisata, penelitian eksploratif ini dapat digunakan untuk mengetahui potensi daya tarik wisata yang ada dalam sebuah kawasan cagar alam tertentu, kawasan yang belum pernah dilakukan pendataan atau dieksplorasi oleh peneliti sebelumnya.
Tujuan verifikatif, yaitu sebuah riset yang diadakan untuk menguji kebenaran konsep atau teori yang telah ada dalam suatu bidang atau ilmu terntentu. Sebagai contoh, dalam teori kepariwisataan disebutkan bahwa sarana prasarana wisata merupakan unsur penunjang kepuasan wisatawan. Oleh karena itu, seorang peneliti berniat untuk menguji kebenaran dari teori tersebut.
Tujuan developmental, yaitu riset yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada. Misalnya pengembangan atau rekayasa jalur untuk penunjang aksebilitas di suatu destinasi wisata.
Riset dapat juga ditujukan untuk penulisan tugas ilmiah seperti : skripsi, thesis, desertasi dan lain sebagainya.
Penelitian memiliki peran penting dalam mendukung segala bentuk kegiatan manusia, diantara peranan penelitian sebagai berikut :
Penelitian sebagai pemecah masalah, meningkatkan kemampuan manusia dalam menginterprestasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan saling terkait. Contohnya adalah rantai suport dalam industri pariwisata.
Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, serta meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut.
Memberikan pengetahuan atau ilmu baru, meskipun hasil penelitian terkadang tidak dapat langsung digunakan.
Perbedaan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Secara garis besar penelitian terbagi menjadi dua jenis, yaitu : (1) Penelitian kuantitatif, yaitu peneitian yang pembuktian fenomena (hipotesis) dengan menggunakan angka-angka hasil perhitungan dan pengukuran dengan kriteria-ktiteria statistik tertentu. Sebgai contoh, dalam mengetahui pengaruh daya tarik wisata terhadap loyalitas wisatawan, peneliti mau tidak mau harus melakukan perhitungan dan pengukuran untuk mencari seberapa besar pengaruhnya, untuk memberikan sebuah gambaran fenomena yang kongrit, bisa dilakukan dengan analisis regresi; (2) Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memiliki dasar diskriptif untuk mengungkapkan atau memahami fenomena-fenomena dengan lebih mendalam. Penelitian kualitatif menggunakan landasan teori sebagai panduan dalam memfokuskan penelitian, serta menonjolkan proses dan makna yang terdapat dalam fenomena tersebut. Misalnya untuk mengetahui makna dibalik Tradisi Grebeg Maulid di Keraton Yogyakarta beserta potensinya sebagai daya tarik wisata, atau mengetahui motivasi masyarakat adat tertentu yang masih melestarikan tradisi tinggal di pedalaman hutan dan menolak moderniasi, maka untuk menjawab kedua fenomena terakhir lebih tepat jika peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, karena akan diperoleh data-data yang lebih mendalam.
Masing-masing metode penelitian memiliki ciri, peran, dan fungsi tersendiri dalam mengungkap sebuah fenomena atau rumusan masalah penelitian. Untuk memperjelas, perbedaan paling mendasar dari kedua penelitian ini terletak pada alur teori dan datanya yang dijelaskan sebagai berikut :
Penelitian kantitatif bermula dari teori kemudian dibuktikan di lapangan (hasil data lapangan) sedangan penelitian kualitatif berlaku sebaliknya. Penelitian kuantitatif memiliki keunggulan dalam memberikan interprestasi data yang akurat dan terukur, serta mudah dipahami. Karena penelitian kuantitatif bermula dari data berupa angka, proses analisis maupun penarikan kesimpulan dilakukan berdasarakan hasil perhitungan dan pengukuran dengan kriteria statistik yang berlaku universal. Contoh jika peelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel "X" ke "Y", pasti akan didapat data "pengaruh" berupa angka 0% sampai dengan 100%.
Penelitian kualitatif berangkat dari data lapangan, menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, kemudian hasilnya akan memunculkan teori baru dari data tersebut. Penelitian kualitatif memiliki keunggulan dalam menginterprestasikan makna-makna yang jauh lebih dalam dari sebuah fenomena atau data empiris di lapangan. Penelitian kualitatif memiliki spesialis tersendiri, seringkali makna-makna dan nilai filosofis dari suatu fenomena budaya sulit diungkap dengan menggunakan metode riset kuantitatif. Namun dengan riset kualitatif, keterbatasan tersebut dapat diatasi.
Keunggulan Metode Penelitian Kualitatif
Sebagai sebuah metode riset, kualitatif memiliki keunggulan tersendiri. Keuntungan penggunaan penelitian kualitatif dibandingkan penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
Metode kualitatif mudah disesuaikan jika menghadapi kenyataan ganda dilapangan.
Metode ini secara tidak langsung merupakan sebuah hakikat hubungan tersendiri antara peneliti dan responden.
Metode ini lebih peka dan mudah menyesuaikan dengan manajemen pengaruh bersama pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2004).
Untuk lebih memahami metode penelitian kualitatif, ciri-ciri penelitian kualitatif dalam artikel ini dijelaskan sebagai berikut :
Bersifat deskriptif analisis, hal ini ditinjau dari cara mengumpulkan dan merekap data. Bukan dicatat dalam bentuk angka, akan tetapi dalam bentuk narasi (kata-kata/kalimat) disertai penjelasan yang sedalam dalamnya. Contoh data kualitatif adalah naskah hasil wawancara, catatan-catatan lapangan, dokumen peribadi, catatan, memmo, beserta dokumen-dokumen resmi lainya.
Penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu dususun atau dimulai dari data-data hasil pencarian di lapangan kemudian dihasilkan simpulan di akhir berupa teori.
Menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman atau pendukung, karena meskipun penelitian kualitatif berangkat dari sebuah data, tetap saja teori digunakan sebagai fokus/ pembatan dari objek penelitian yang diteliti.
Bertujuan untuk menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara lebih mendalam, rinci dan tuntas.
Berfokus pada makna-makna yang dihasilkan dari sebuah fenomena, dapat digali dari persepsi subjek penelitian.
Lebih mengutamakan proses penelitian daripada sekedar hasil.
Keanekaragaman Jenis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :
Fenomenalogi
Fenomenalogi berasal dari kata yunani phainomenon dan logos. Jika diterjemahkan secara harfiah, phainomenon memiliki arti penampakan diri. Sedangkan logos berarti akal. Studi fenomenalogi merupakan bentuk penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan relitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya. Fenomenalogi adalah menggali data untuk menemukan makna-makna (arti) dari hal-hal mendasar dan esesnsial dari fenomena, realitas atau pengalaman yang dialami oleh responden/ objek penelitian.
Penelitian fenomenalogis dapat dimulai dengan mengamati dan menelaah fokus fenomena yang hedak diteliti, melihat berbagai aspek subjektif dari pelaku (responden). Kemudian peneliti dapat melakukan penggalian data, bagaimana responden memberikan pemaknaan (arti) terhadap fenomena terkait.
Penggalian data dalam studi fenomenalogis dapat dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada responden (deep intrview), dapat juga dengan melakukan observasi langsung terhadap "bagaimana informan menginterprestasikan pengalamanya kepada orang lain?"
Enografi
Dalam ilmu antropologi, etnografi merupakan pendekatan penelitian kualitatif yang melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi masyarakat serta meninjau bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya terkait.
Dua dasar konsep yang menjadi landasan penelitian etnografi yaitu aspek budaya (antropologi) dan budaya (linguistik). Dalam etnografi, bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam budaya masyarakat.
Secara ringkas, etnografi merupakan penelitian yang mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam suatu budaya, serta mengkaji bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Etnografi juga mengkaji sistem sosial dalam masayarakat termasuk peran masing masing anggota masyarakatnya.
Dalam ilmu pariwisata, etnografi dapat digunakan untuk menggali kegiatan sosial budaya masyarakat, ritual-ritual tertentu, bahasa, kepercayaan, cara hidup tradisionalnya dan lain-lain, yang mampu menjadi potensi daya tarik wisata untuk kemudian dikemas menjadi atraksi wisata budaya yang berkualitas tanpa mengganggu nilai-nilai kesakralanya.
Studi Kasus
Metode penelitian studi kasus dalam mengkaji fenomena di masyarakat dapat dilakukan secara mendalam untuk memperlajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi.
Studi kasus dapat dilakukan pada kesatuan suatu sistem yang bisa berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.
Penelitian studi kasus bukan ditujukan untuk menarik kesimpulan dan generalisasi terhadap fenomena pada populasi dari jumlah sampel tertentu, melainkan hanya untuk kejadian atau fenomena yang diteliti saja.
Data yang medalam dapat dipeoleh dengan menggunakan tehnik pencarian data wawancara, observasi, sekaligus dokumenter yang ditujukan untuk memperoleh kesimpulan akhir guna mendapatkan suatu teori. Studi khasus merupakan metode untuk memahami dan menelaah kemiduan menafsirkan makna yang didapat dari fenomena yang diteliti. Contohnya adalah studi kasus untuk meneliti dampak pengembangan pariwisata terhadap sosial-budaya masyarakat lokal di suatu desa wisata.
Metode Historis
Metode historis merupakan jenis penelitian yang populer dikalangan mahasiswa ilmu sejarah. Metode historis merupakan penelitian yang berfokus untuk merekontruksi peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu melalui seumber data dan saksi-saksi sejarah. Dalam penelitian pariwisata jenis ini jarang dipakai.
Metode Teori Dasar (Grounded Teory)
Metode teori dasar (grounded teory) merupakan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian dasar yang diarahkan untuk penemuan atau penguatan teori dengan mengkaji prinsip-prinsip atau kaidah dasar yang ada, lalu dibuat kesimpulan kesimpulan yang membentuk prinsip dasar (teori).
Penelitian teori dasar, peneliti harus mampu memilah, mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti, dan mana fenomena yang bukan, serta dapat diambil untuk membentuk suatu teori.
Pengumpulan data pada studi ini, dilakukan dengan studi lapangan, observasi, pembandingan antara kategori, fenomena, dan situasi, berdasarkan berbagai penilaian seperti kajian induktif, deduktif dan verifikasi, sehingga datanya bersifat jenuh ("5 Jenis Metode Penelitian Kualitatif, Pendekatan dan Karakteristiknya," 2018).
Gambaran Proses Penelitian pada Metode Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif Menuntut Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam penelitian kualitatafi bertindak langsung sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti dalam penelitian kualitatif, manusia (peneliti) juga bertindak sebagai intrumen pengumpul dan penganalisa data, dengan demikian analisis dan interprestasi dilakukan secara penuh dan hasil menjadi tanggung jawab peneliti. Peneliti sebagai instrumen, maka kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan sebagai tolok ukur keberhasilan memahami kasus yang diteliti. Selain manusia (peneliti) sebagai instrumen, penelitian kualitataif juga dibantu berbagai alat lain untuk memperoleh data, contohnya : alat perekam suara, video recording, photo, buku catatan penelitian dan lainya digunakan sebagai instrumen pendukung.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dapat dilakukan dimana saja tergantung relevansi kasus yang akan diteliti. Biasanya lokasi penelitian dalam penelitian kualitatif berisi kejadian, kasus, dan fenomena yang natural. Bukan merupakan seting yang dikontrol seperti pada penelitian eksperimen.
Data dan Sumber Data
Penelitian kualitatif biasanya melibatkan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan (Nasution, Nasution, & Damanik, 2009). Seumber data primer dalam penelitian kualitatif secara umum berupa kata-kata (narasi) dan tindakan. Data berupa kata-kata dan tindakan dapat digali melalui tehnik pencarian data : wawancara dan observasi (pengamatan).
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh tidak secara langsung oleh peneliti di lokasi/objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian kualitatif dapat berupa : buku harian, arsip-arsip pengelola wisata dan pemerintah, buku, jurnal penelitian dari peneliti sebelumnya dan lain sebagainya.
Tehnik Pencarian Data
Tehnik pencarian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penulis merekomendasikan minimal 3 tehnik berbeda digunakan dalam penelitian untuk selanjutnya digunakan dalam analisis triangulasi data untuk mengoptimalkan tingkat validitas data. Tehnik pencarian data seperti berikut :
Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan untuk memperoleh maksud (data) tertentu. Wawancara dilakukan secara dialog, dua orang atau lebih yang dilakukan seara berhadap hadapan "face to face" (Hanitijo, 1994). Wawancara minimal dilakukan kedua belah pihak, peneliti/ pencari data (interviewer) dan responden yang memberikan data (interviwee).
Pewawancara harus mampu menciptakan susana interview yang santai atau tidak kaku, namun serius, agar diperoleh data yang valid (Arikunto, 2002). Agar wawancara dapat berlangsung secara fokus, efektif dan efisien, sebaiknya peneliti memebuat daftar pertanyaan (pedoman wawancara) sebelum kegiatan wawancara dilakukan.
Orang-orang yang dipilih sebagai responden sebaiknya adalah orang kunci (key person). Orang-orang kunci dapat ditentukan menggunakan tips berikut :
Key person dapat dipilih dari orang-orang yang terlibat secara langsung dalam suatu fenomena. Misalnya, saat peneliti ingin mengetahui latar belakang terbentuknya desa wisata, maka sebaiknya dipilih orang-orang yang pernah berpartisipasi langsung dalam proses pembentukanya, jika perlu adalah sang inisiator (founder). Dalam desa wisata bisa memilih ketua Kelompok Sadar Wisata sebagai key person atau narasumber.
Key person dapat dipilih dari orang-orang yang menguasai lapangan dan data administrasi. Contoh jika ingin mengetahui profil sosial budaya beserta kebiasaaan-kebiasaan warga di desa wisata X, maka memeprtimbangkan perangkat desa (bapak RT, RW, Lurah (kepala desa)) sebagai narasumber merupakan pilihan yang tepat.
Key person adalah seorang ahli di bidangnya. Ahli yang dimaksud merupakan ilmuan yang memiliki kompetensi dan kredibilitas tinggi dalam konsentrasi bidang ilmu yang sama dengan tema yang diteliti. Seorang ahli diharapkan mampu memberikan jawaban serta penilaian (judgement value) yang memuaskan terhadap fenomena yang kita sedang kita teliti (Hermawan, 2017). Ahli juga dimungkinkan mampu memberikan analisis dari perpektif lain sesuai keilmuanya, yang bisa berbeda dengan penafsiran peneliti sendiri, hal ini dapat digunakan sebagai koreksi maupun pembanding.
Key person juga bisa dipilih dari orang yang tidak terlibat secara langsung dalam pengelolaan pariwisata, namun dimungkinkan terdampak oleh kegiatan wisata. Hal ini dibutuhkan sebagai data pembanding.
Contoh dalam penelitian Hermawan (2016) dan Hermawan (2016a) terkait tema "Dampak Ekonomi dan Sosial Budaya Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran," peneliti mengambil key person meliputi :
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran
Pemerintah Desa Nglanggeran
Ketua paguyuban pelaku usaha lokal
Ketua paguyuban pelaku seni dan kerajinan
Perwakilan masyarakat lokal.
Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan, memusatkan perhatian terhadap suatu objek/ fenomena dengan memaksimalkan panca indra (Arikunto, 2002). Dalam kegiatan observasi penulis dapat melihat dan mengamati baik-baik lingkungan (lokasi penelitian) beserta perilaku subjek penelitian. Selain itu, dalam kasus lain mungkin dibutuhkan juga optimalisasi indera pendengar, peraba, perasa serta kemampuan interprestasi peneliti. Contoh, dalam penelitian kualitatif tentang budaya berburu suku pedalaman, penelitian terlibat langsung dalam aktifitas berburu tentu harus mengoptimalkan panca inderanya, untuk mengenal dengan baik apa, bagaimana cara berburu, dan kenapa berburu, serta bagaimana menjalani kehidupan berburu di hutan. Dengan optimalisasi panca indera, peneliti akan mendapatkan jawaban dan data yang lebih akurat, serta kemampuan diskripsi dan pemaknaan yang lebih mendalam. Opsevasi juga dapat dibantu alat pemotret atau perekam suara dan video untuk mengabadikan moment-moment berharga agar jangan sampai terlewatkan.
Dokumentasi
Dokumen dapat berarti barang tertulis, dokumentasi bisa berarti suatu tehnik pengumpulan data yang memanfaatkan data-data yang sudah ada, atau mencatat kembali (Riyanto, 1996).
Dalam penelitian kualitatif tehnik pengumpulan data merupakan hal yang utama, karena pembuktian hipotesisnya dilakukan secara logis dan rasional memalui pendapat, teori, hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak hipotesis tersebut.
Analisis data
Penelitian kualitatif, analisis data bertolak pada asumsi realitas, atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks. Didalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi atau keberagaman (Bungi, 2003). Analisis dalam metode kualitatif merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Data dalam metode kualitatif merupakan data diskriptif, data tersebut berupa kata-kata tertulis atau lisan, maupun perilaku dari orang-orang yang diamati (Moleong, 2004).
Analsiis data kualitatif dilakukan atau dimulai secara bersamaan dengan proses pencarian data. Analisis data sebagai berikut :
Pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti hendaknya mencatat atau merekam data (hasil wawancara, pengamatan, dokumentasi dst) secara objektif, apa adanya sesuai kenyataan di lapangan.
Data yang valid mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas. Sebaliknya peneitian yang berkualitas dihasilkan dari proses pencarian data yang baik, benar, dan kredibel. Pengupulan data termasuk koding, memilah-milah data berdasarkan kelompoknya agar proses selanjtnya menjadi lebih mudah. Misalnya, kelompok (A: A1, A2, A3 , dst) merupakan data hasil wawancara dari pendapat wisatwan terhadap X, kelompok (B: B1, B2, B3, dst) merupakan pendapat dari pengelola tentang X.
Reduksi
Reduksi dalam penelitian kualitatif merupakan proses memilah-milah data, dar data yang sebelumnya telah terkumpul dan di koding. Memilih hal-hal yang pokok sesuai dengan fokus penelitian, termasuk membuang data-data yang tidak relevan.
Hasil dari pengorganisasian data-data yang telah direduksi akan menghasilkan hasil/ gambaran penelitian yang lebih tajam.
Data diperoleh dari lapangan :A, B, C, 4, %, &, #, 5,6Data diperoleh dari lapangan :A, B, C, 4, %, &, #, 5,6Ilustrasi :
Data diperoleh dari lapangan :
A, B, C, 4, %, &, #, 5,6
Data diperoleh dari lapangan :
A, B, C, 4, %, &, #, 5,6
Mulai tahapData DisplayMulai tahapData DisplayData setelah direduksi :A, B, CData setelah direduksi :A, B, C
Mulai tahap
Data Display
Mulai tahap
Data Display
Data setelah direduksi :
A, B, C
Data setelah direduksi :
A, B, C
Data (4,5,6 dan %, &, #) merupakan gambaran data yang dihilangkan dalam proses reduksi karena dianggap tidak relevan, atau tidak ada hubunganya dengan fokus dan tema dari bidang yang diteliti.
Penyajian Data (Data Display)
Merupakan proses penelitian, setelah data atau informasi tersusun rapi, sehingga memungkinkan untuk penarikan atau pengambilan tindakan. Display data dalam penelitian kualitatif dapat dibantu dalam bentuk metrik, bagan, grafik dan lain sebagainya untuk memudahkan interprestasi oleh peneliti sendiri maupun pembaca laporan penelitian.
Pengambilan keputusan atau verifikasi
Setalah data disajikan, maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Tahap pengambilan keputusan sebelumnya dilakukan dengan analisis: mencari suatu pola hubungan-hubungan atar data, model, persamaan-persamaan, hal-hal yang sering muncul, bahkan hipotesis dan lain sebagainya.
Verifikasi dilakukan berdasarkan reduksi data, penyajian data merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
Keempat proses dalam penelitian kualitatif diatas saling terkait dan salaing memperngaruhi satu dengan lainya.
Uji Keabsahan Data
Keabsahan data diperlukan dalam penelitan jenis apapun, baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif untuk menjamin bahwa penelitian kita berkualitas (kredibel) yang berasal dari data-data yang valid (kredibel). Dalam penelitian kuantitatif dikenal uji validitas dan reabilitas sebagai uji keabsahan istrumen (keabsahan data sebagai hasilnya), yang dilakukan dengan metode perhitungan dan pengukuran dengan rumus-rumus statistik.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, uji keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif tidak dilakukan dengan cara perhitungan statistik. Akan tetapi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pemeriksaan derajat kepercayaan
Pemeriksaan derajat kepercayaan dilakukan dengan beberapa kriteria berikut :
Keikutsertaan peneliti dalam proses penelitian
Seperti disinggung sebelumnya bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri (manusia) merupakan sebuah instrumen. Maka keikutsertaan peneliti dalam proses pencarian data adalah mutalk dan tidak dapat diwakilkan. Hal ini berarti menjadi bahwa, semakin peneliti terlibat (tingkat partisipasi) dalam proses pencarian data, diasumsiakan bahwa data yang dihasilkan dalam penelitian akan semakin baik (valid).
Ketentuan pengamatan
Ketentuan pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui ciri-ciri, dan unsur, serta situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang diteliti, untuk memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Jika keikutsertaan peneliti merupakan sebuah lingkup, maka ketekunan pengamatan akan menghasilkan kedalaman penelitian.
Triangulasi data
Triangulasi data merupakan sebuah proses, atau tehnik pemeriksaan keabsaahan data menggunakan 3 cara atau waktu berbeda sebagai pembanding.
Untuk menegakan suatu pendapat, dalam penelitian kualitatif diperlukan minimal 3 data yang diambil dari 3 data berbeda, 3 cara berbeda, atau 3 kali proses berbeda, untuk digunakan sebagai hujah (pendukung).
Misalnya pada ilustrasi sebagai berikut :
Responden 1 Berkata "A"Responden 1 Berkata "A"Triangulasi data dengan tehnik pencarian data sama (contoh pada tehnik wawancara),
Responden 1
Berkata "A"
Responden 1
Berkata "A"
Maka kesimpulanya adalah A, Didasarkan pada 3 premis "A"Maka kesimpulanya adalah A, Didasarkan pada 3 premis "A"Responden 2Juga berkata "A"Responden 2Juga berkata "A"
Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis "A"
Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis "A"
Responden 2
Juga berkata "A"
Responden 2
Juga berkata "A"
Responden 3Berkata "A"Responden 3Berkata "A"
Responden 3
Berkata "A"
Responden 3
Berkata "A"
Melalui wawancara Responden 1 Berkata "A"Melalui wawancara Responden 1 Berkata "A"Triangulasi tehnik pencarian data (tehnik berbeda menghasilkan data sama)
Melalui wawancara Responden 1
Berkata "A"
Melalui wawancara Responden 1
Berkata "A"
Maka kesimpulanya adalah A, Didasarkan pada 3 premis "A"Maka kesimpulanya adalah A, Didasarkan pada 3 premis "A"Melalui pengamatan Responden 1 konsistenMemperlihatkan perilaku "A"Melalui pengamatan Responden 1 konsistenMemperlihatkan perilaku "A"
Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis "A"
Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis "A"
Melalui pengamatan Responden 1 konsisten
Memperlihatkan perilaku "A"
Melalui pengamatan Responden 1 konsisten
Memperlihatkan perilaku "A"
Melalui dokumentasiTrack record dia menunjukan kencenderungan "A"Melalui dokumentasiTrack record dia menunjukan kencenderungan "A"
Melalui dokumentasi
Track record dia menunjukan kencenderungan "A"
Melalui dokumentasi
Track record dia menunjukan kencenderungan "A"
Triangulasi waktu pencarian data (contoh tehnik pencarian data sama dengan waktu yang berbeda)
Pengamatan waktu pertama subjek 1 berprilaku "A"Pengamatan waktu pertama subjek 1 berprilaku "A"
Pengamatan waktu pertama subjek 1 berprilaku "A"
Pengamatan waktu pertama subjek 1 berprilaku "A"
Maka kesimpulanya adalah A, Didasarkan pada 3 premis "A"Maka kesimpulanya adalah A, Didasarkan pada 3 premis "A"Pengamatan waktu kedua subjek 1 berprilaku "A"Pengamatan waktu kedua subjek 1 berprilaku "A"
Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis "A"
Maka kesimpulanya adalah A,
Didasarkan pada 3 premis "A"
Pengamatan waktu kedua subjek 1 berprilaku "A"
Pengamatan waktu kedua subjek 1 berprilaku "A"
Pengamatan waktu ketiga subjek 1 berprilaku "A"Pengamatan waktu ketiga subjek 1 berprilaku "A"
Pengamatan waktu ketiga subjek 1 berprilaku "A"
Pengamatan waktu ketiga subjek 1 berprilaku "A"
Kecakupan Referensial
Kecakupan referensial, merupakan keseluruhan bahan yang tecatat atau terekam yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai patokan dalam menguji atau analisis data.
Pemeriksaan Keteralihan
Metode ini digunakan untuk menjamin laporan penelitian memiliki fokus yang seteliti mungkin dalam menggambarkan konteks dimana penelitian diadakan. Uraianya diungkapkan secara khusus dan lengkap agar pembaca betul betul memahami temuan-temuan yang diperoleh.
Tehnik Pemerikasaan Ketergantungan
Tehnik ini dilakukan dengan cara auditing ketergantungan. tehnik ketergantungan dapat digunakan jika sebelumnya peneliti memiliki catatan data yang betul betul lengkap, berserta catatan atau dokumentasi proses-prosesnya. Salah satu cara pemeriksaan ketergantungan yang cukup populer adalah dengan tehnik triangulasi sumber data.
Triangulasi sumber data dapat dilakuakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara, adakah kesamaanya? Jika berbeda kira-kira apa penyebab yang memeperngaruhinya?
Membandingkan perkataan responden di depan umum, dengan pernyataan responden secara pribadi dengan peneliti (4 mata). Apakah yang dikatakan konsisten? Jika tidak, kira-kira apa penyebab atau yang memeperngaruhinya?
Atau dengan perbandingan model triangulasi lainya seperrti diungkapkan dalam pembahasan sebelumnya, cek konsestensi data.
Tahap-tahap Penelitian Kualitatif
Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini penelitia menyiapkan berbagai dokumen untuk riset, meliputi : proposal penelitian (berisi latar belakang riset, fokus masalah yang akan diangkat, teorisasi, metode, anggaran dana dan jadwal penelitian jika ada), izin penelitian (di berbagai daerah perijinan untuk riset ditujukan pada intansi yang berbeda).
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data
Pengupulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, bahkan dokumentasi yang dilakukan pada periode tertentu sesuai kesepakatan antara peneliti dan responden, serta tergantung ketercakupan data.
Identifikasi data
Pada tahap ini, data yang telah diperolah peneliti memlalui berbagai tehnik pencarian data diidentifikasi guna memudahkan analisis sesuai tujuan yang diinginkan.
Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap ini penulis telah selesai melakukan pencarian data, peneliti melakukan penyusunan laporan hasil riset dalam bentuk diskripsi dan analisis data sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah dibahas dalam artikel ini, diketahui bahwa metode riset kualitatif berserta segala prosesnya-prosesnya merupakan solusi dalam menjawab berbagai permasalahan dan tantangan dalam bidang pariwisata yang tidak dapat dijangkau dengan pendekatan riset kuantitatif. Riset kualitatif sangat dianjurkan bagi pengembangan keilmuan bidang pariwisata yang akan datang oleh akademisi paiwisata untuk menyelesaikan berbagai problematika dalam bidang pariwisata yang semakin kompleks.
Daftar Pustaka
5 Jenis Metode Penelitian Kualitatif, Pendekatan dan Karakteristiknya. (2018). Retrieved January 8, 2018, from https://pakarkomunikasi.com
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungi, B. (2003). Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Modal Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hanitijo, R. (1994). Metode Penelitian Hukum dan Jurimeter. Jakarta: Ghalis.
Hermawan, H. (2016a). Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2), 105–117.
Hermawan, H. (2016b). Dampak Pengembangan Desa Wisatanglanggeran Terhadap Sosial Budaya Masyarakat Lokal. In Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Komputer (SNIPTEK) Nusa Mandiri (pp. 426–435). Bandung Indonesia: SNIPTEK 2016. Retrieved from http://konferensi.nusamandiri.ac.id/prosiding/index.php/sniptek/issue/view/1%0A
Hermawan, H. (2017). Pengembangan Destinasi Wisata pada Tingkat Tapak Lahan dengan Pendekatan Analisis SWOT. Jurnal Pariwisata, 4(2), 64–74.
Moleong, L. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, S., Nasution, M. A., & Damanik, J. (2009). Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Kualitas Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Sumatera Utara.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
Riyanto, Y. (1996). Metode Penelitian Pendidikan Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC.