Penulis/Sumber | Iman Suligi Mendidik Melalui Seni – bersama guru PAUD Dimoderasi pada 11 November 2009 oleh Iman Suligi
bereksplorasi dengan bahan dan tehnik, petualangan kreatif ke wilayah baru. Mendapat kesempatan mengajar senirupa para guru dan calon guru PAUD adalah sangat membahagiakan. Dari sinilah pendidikan senirupa untuk anakanak bisa dimulai menuju arah yang tepat. Mengajak para guru untuk memahami bahwa pendidikan senirupa bukanlah tujuan melainkan sarana pembentuk watak dan kepribadian. Melatih mereka dengan berbagai macam kegiatan kreatif, melakukan penjelajahan tehnik dan bahan, bereksperimen, agar terlatih melakukan inovasi.
melatih irama dan gradasi untuk menumbuhkan citarasa estetis
Menumbuhkan rasa percaya diri sebagaimana yang harus ditanamkan kepada anak didik.
Kesimpulan Hasil Kajian Kebijakan Kurikulum PAUD
1. Pada ketiga dokumen, yaitu Kurikulum 2004 20 04 Standar Kompetensi TK/RA versi Puskur dan versi Direktorat TK/SD serta Menu Pembelajaran Generik terdapat 6 (enam) aspek perkembangan yang sama substansinya, yaitu Moral
dan Nilai-nilai Agama; Sosial, Emosional dan Kemandirian; Berbahasa; Kognitif; Fisik/ motorik; dan Seni. Namun ada sedikit perbedaan pada pengelompokan aspek perkembangan. •
•
Aspek perkembangan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pada dokumen versi Puskur, aspek perkembangan Moral dan Nilai-nilai Agama; Sosial, Emosional dan Kemandirian dikelompokkan ke dalam Pembentukan Perilaku dan Pembiasaan. Sedangkan versi Direktorat TK/SD kedua aspek perkembangan tersebut dikelompokkan ke dalam Bidang Pengembangan Pembiasaan. Aspek perkembangan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni pada kedua dokumen (versi Puskur dan Direktorat) dikelompokkan ke dalam Kemampuan Dasar. Secara substansi aspek perkembangan pada Menu Pembelajaran Generik sama dengan aspek perkembangan pada Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (dokumen versi Puskur dan versi Direktorat TK/SD), tetapi ada perbedaan dalam perumusan kemampuan, yaitu pada Menu Pembelajaran Generik hanya ada indikator kemampuan yang sudah disusun secara bergradasi sesuai dengan usia perkembangan anak (lahir s.d. 6 tahun) pada masing-masing bidang pengembangan. Sedangkan pada Kurikulum 2004 terdapat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator. Di samping itu, pada menu pembelajaran generik juga memuat program layanan kesehatan dan gizi anak dini usia (lahir – 6 tahun) yang mencakup Gizi Seimbang dan Deteksi Dini Pertumbuhan Anak. 2. Urutan kompetensi pada Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK/RA belum tersusun secara gradual (berurutan) sesuai tahapan perkembangan anak khususnya dalam bidang kognitif, sains, matematika dan seni. Disamping itu juga belum sesuai dengan landasan teoritis (landasan psikologis), terutama dalam hal penyusunan gradasi perkembangan dan lingkup perkembangan.
3. Dalam Standar Kompetensi TK/RA terdapat tumpang tindih (overlapping ) antara kompetensi pada bidang pengembangan fisik motorik dengan bidang pengembangan seni. 4. Kompetensi (indikator) anak usia dini pada dokumen Menu Pembelajaran Generik dari Direktorat PAUD sudah tersusun secara gradual berdasarkan usia anak. Namun belum tersusun sesuai dengan aspek perkembangan dan tahapan perkembangan pada setiap bidang pengembangan. 5. Dokumen Kurikulum 2004 Standar Kompetensi dari direktorat TK SD, belum diungkapkan konsep yang lengkap tentang bidang pengembangan yang mencakup pengertian, tujuan, ruang lingkup dan struktur kompetensi pada masing-masing bidang pengembangan. Demikian juga yang dikeluarkan oleh Puskur dan direktorat PAUD.
•
Beranda
•
Buku Tamu
•
Download
•
Info Bisnis
•
Kontak
•
media belajar
•
Berita Pendidikan
•
skripsi lengkap
CARI ILMU ONLINE BORNEO
RSS Entri | Komentar RSS Top of Form Cari
Bottom of Form
•
Silakan Mencicipi mesin pencari Pakde Sofa
Teman Sedang Online saat ini ada.......
Kontakmail Pengelola * Tempat belajar berbagi pengalaman dan pengetahuan * Tempat belajar hidup bersama, saling menghormati •
Sejak 15 Des 2007,Anda Pengunjung Ke ... ○
4,904,318 orang PRODI
•
○
PGSD
○
PAUD
○
Fak. Ekonomi
○
FISIP/HUKUM
○
Biologi dan Fisika
○
Fak. Bahasa & Satra
Mata Kuliah ○
PTK
○
MKDU
○
Inglish
○
Penelitian
○
Pembelajaran
○
Interaksi PBM
○
Pemb. Maj. Sekolah
○
Pemb. Perpustakaan Umum
○
GURU
○
KTSP
○
Psikologi
○
Sekolah Menengah
○
Contoh/Draft/ Format
Khusus ○
Soal latihan
○
Nilai Mhs UB
○
Penelitian Mhs UB
○
Uncategorized
Download MATEMATIKA INTERAKTIF untuk siswa SD dan SMP Download PROGRAM Simulasi Gerhana Bulan Download disini Simulasi Energi Kinetik dan Suhu Download Hubungan Amplitudo dan frequensi Materi Lengkap Ilmu Budaya Dasar Kumpulan Materi Listening serta teksnya dari British Council Program Bantu Simulasi Gempa Bumi Aneka materi pembelajaran untuk TK / PAUD
klik Donasi
•
a> Klik di sini juga boleh
Kategori
Kami promosikan usaha anda di 115 situs
•
iklan baris •
Renungan Kita
Untuk anda yang ingin tahu, ingin belajar, mengubah ketertinggalan menjadi modern. Mengubah kemelataran menjadi kemakmuran. Mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Terus aktifitas
takkan pernah lelah untuk belajar. CARI ILMU dimana saja, kapan saja dan berguru kepada siapa saja
Pencariilmu Kunjungi grup ini *Melihat Kota tempat weblog ini dikelola dari Satelit •
Sepuluh Masukan Terkini
IZOERS on Contoh Proposal PTK YEYEN PURWIYANTI on Berita Pendidikan YEYEN PURWIYANTI on media belajar copii on Contoh Judul Skripsi dan Tesis… leny on Pengertian, Tujuan dan Ruang L… gunawati fatimah fit… on Mikroorganisme, Bakteri dan… Hendri on Contoh Surat Perjanjian Jual B… ADHEL on Biologi Sel Anonymous on CONTOH SURAT PERJANJIAN K… Dedi on Sejarah Pertumbuhan Pemerintah…
•
•
Admin ○
Daftar
○
Masuk log
○
RSS Entri
○
RSS Komentar
○
WordPress.com
SUB CARI ILMU ONLINE
Add new tag Administrasi Anak artikel Bahasa Belajar Bimbingan Konseling Biologi dan fisika BUDAYA Contoh/daft/format DASAR Download english Fak. Ekonomi fisip FISIP/HUKUM GURU inquiri IPS kepemimpinan Kepsek KTSP Kurikulum Lingkungan metode pembelajaran bahasa organisasi pegawai PEMBELAJARAN pembelajaran bahasa pemerintahan pendidikan Penelitian PENGETAHUAN perda PGSD politi politik Profesi Psikologi Skripsi Sosiologi Sosiologi Politik •
Pendidikan Kesenian di Taman Kanak-kanak
Posted on Maret 18, 2008 by Pakde sofa Pendidikan Kesenian di Taman Kanak-kanak
Konsep seni secara utuh mencakup: (a) Pengertian seni, (b) Sifat dasar seni, (c) Unsur-unsur karya seni, dan (d) Ragam seni. Seni adalah kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran artistiknya yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indriawi dan rasa, kemampuan intelektual, kreativitas serta keterampilan teknik untuk menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai media. Pengertian Seni bersifat majemuk, dinamis, bergerak bebas, terbuka mencakup berbagai kecenderungan individual yang khas. Banyak faktor yang menentukan
batasan atau makna seni, seperti: kurator, kritikus, pasar, kondisi kultural, dan lain-lain. Pada dasarnya semua cabang seni memiliki peran atau fungsi yang penting dalam kehidupan. Peran atau fungsi tersebut antara lain: fungsi individual dan fungsi sosial. Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya dalam melakukan penilaian karya anak didik, supaya hasil kreasi anak tidak diukur menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional. Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam kerja profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya secara profesional. Sifat dasar seni: (a) kreatif, (b) individualitas, (c) nilai ekspresi/perasaan, (d) keabadian, (e) semesta/universal. Karya seni diciptakan seniman tidak selalu untuk menyenangkan perasaan manusia. Karya seni dapat memberikan perasaan kaget, terkejut, terteror, namun tetap memberikan nilai-nilai lain yang dibutuhkan manusia, seperti perenungan, pemikiran, penyadaran, pencerahan, dan sebagainya (prosa, puisi, dan sebagainya). Nilai-nilai yang terdapat pada suatu karya seni dapat dinikmati dan diapresiasi melalui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, yakni: a. struktur visual, b. tema, c. medium, d. gaya atau Style.
Konsep Pendidikan Seni
Dasar-dasar pemikiran dimasukkannya seni dalam Kurikulum Pendidikan Nasional bertumpu pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Pendidikan Seni di sekolah-sekolah umum seyogianya menggunakan pendekatan multidisiplin, multidimensional dan multikultural. 2. Pembentukan pribadi yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan kemampuan dasar anak didik melalui pendekatan ‘belajar dengan seni’, ‘melalui seni’ dan ‘tentang seni’ sesuai minat dan potensi anak. 3. Pendidikan seni berperan mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan kreativitas (CQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan multi-intelegensi (MI). Tujuan Pembelajaran selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Mengembangkan sensitivitas persepsi indriawi melalui berbagai pengalaman kreatif berkesenian. 2. Menstimulus pertumbuhan ide-ide imajinatif dan kemampuan menemukan berbagai gagasan kreatif dalam memecahkan masalah artistik atau estetik melalui proses eksplorasi, kreasi, presentasi/penyajian dan apresiasi. 3. Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan berkesenian dengan disiplin ilmu lain yang serumpun atau tak serumpun melalui berbagai pendekatan keterpaduan. 4. Mengembangkan kemampuan apresiasi seni dalam konteks sejarah dan budaya sebagai sarana pembentukan sikap saling toleran dan demokratis dalam masyarakat yang pluralistik (majemuk).
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran seni secara optimal maka baik proses maupun hasil pembelajaran keduanya perlu mendapat perhatian
yang sama. Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah-sekolah, pengalaman belajar mencipta seni disebut sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman memersepsi, melihat, dan menghayati serta memahami seni disebut sebagai pembelajaran apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek kompetensi, yaitu: keterampilan dan kreativitas. Di Taman Kanak-kanak kompetensi keterampilan lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi untuk melatih kemampuan sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dari produk/hasil karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar, 1990: 10). Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun melibatkan pengalaman mengamati, mengalami, menghayati, menikmati dan menghargai secara langsung aktivitas berolah seni.
Konsep Pendidikan Seni di Taman Kanak-kanak Tujuan pendidikan seni di TK adalah agar anak mampu mengungkapkan apa yang mereka ketahui dan rasakan melalui seni. Proses bagaimana anak mengungkapkannya lebih menjadi perhatian dibandingkan dengan hasilnya: 1. ekspresi, 2. komunikasi, 3. pengembangan bakat, 4. kreativitas. Keempat fungsi utama tersebut dikembangkan dalam 3 rumpun pengembangan yaitu pengembangan moral dan nilai agama, sosial-emosional serta kemampuan dasar yang terdiri dari bahasa, kognitif dan pra-akademik. Pembelajaran di TK amat tidak efektif tanpa musik, rupa, gerak dan drama.
Pendidikan seni dapat menjadikan anak belajar lebih menyenangkan serta dapat mengasah ketajaman rasa dan mengendalikan emosi.
Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa di Taman Kanak-kanak
Sebagai guru Taman Kanak-kanak Anda penting memperhatikan bahwa bagi anak-anak TK bukan hasil karya yang diutamakan namun pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya eksplorasi yang dibutuhkan anak.
1. 2. Pengalaman ini akan menimbulkan kesan yang mendalam dan memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan. Hal ini dimungkinkan karena program kegiatan seni bersifat fleksibel. 3. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan kesuksesan dalam pengalaman seni anak. 4. Berbagai stimulus yang dapat diberikan untuk anak-anak balita agar mereka termotivasi berkreasi seni antara lain: menyediakan material seni yang mudah dikuasai, menyediakan ruang yang nyaman untuk berkarya, dan memberi kebebasan anak untuk mengeksplorasi materi seni sesuai keinginannya. 5. Tema yang disenangi anak-anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya
bersumber dari realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga, lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan,
dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun binatang, kolam renang, taman bermain dan sebagainya. 6. Suatu pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori yakni: a. Gambar spontan: yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak sendiri sebagai suatu kegiatan bermain. b. Gambar bebas atau sukarela: yakni gambar yang dibuat atas permintaan guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek gambar dipilih sendiri oleh anak. c. Gambar terarah: yakni gambar yang tema/topiknya sudah diarahkan. d. Menyalin gambar atau melengkapi gambar: yakni gambar yang telah disiapkan contohnya dalam format Lembar Kerja Siswa. 7. Situasi/kondisi yang dapat memotivasi anak dalam berkarya dapat dilakukan melalui bermacam-macam metode pembinaan, antara lain: Metode pembinaan ekspresi, metode pembinaan kreativitas, metode pembinaan sensitivitas. 8. Pembinaan ekspresi merupakan pembinaan proses pengungkapan perasaan termasuk ungkapan jiwa. Pembinaan ekspresi meliputi dua hal: a. Memberikan rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan pengungkapan jiwa dengan cara: 1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa-peristiwa di luar kelas, misalnya: mengenal proporsi, bayangan, mengenal bermacam-macam aroma, tekstur. 2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak.
b. Melatih keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan bermacam-macam media ungkap, sebagai saran mengekspresikan perasaan jiwa, dengan cara: 1. Eksplorasi: kegiatan menjelajah, mencoba-coba ide atau material lain. 2. Eksperimen: kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat dalam proses mencoba berbagai media ungkap. 9. Pembinaan kreativitas, bisa diartikan dengan kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, memiliki keaslian serta memiliki kemampuan berpikir secara menyeluruh. 10.Pembinaan sensitivitas berarti kepekaan rangsangan dari luar yang diserap melalui pancaindra. Cara membina sensitivitas dapat ditempuh melalui: a. Latihan melihat/mengamati sesuatu, misalnya mengamati macam bentuk, warna, tekstur, kemudian diserap oleh anak-anak sehingga menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan. b. Latihan meresponss pengalaman sensori, misalnya mengenali karakter macam-macam tekstur dengan meraba permukaan sesuatu benda. c. Mempelajari, menganalisis susunan sesuatu, misalnya: mula-mula anak mengamati susunan benda (objek) kemudian diteruskan dengan menganalisis kondisi, karakter objek, selanjutnya dicoba mengungkapkan hasil pengamatan itu. 11.Metode pembinaan keterampilan. Keterampilan di sini meliputi segala macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap seni rupa.
12.Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai-nilai seni. Kesadaran ini meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai karya seni.
Proses Penciptaan Karya Seni Rupa di Taman Kanak-kanak 1. Dalam proses penciptaan karya seni rupa di Taman Kanak-kanak ada 4 kategori sebagai berikut. a. Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk mengembangkan kepekaan persepsi (perceptual awareness) melalui kegiatan mengembangkan kemampuan pengamatan kritis. b. Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk mengembangkan “respons estetis” (Aesthetic awareness) melalui kegiatan apresiasi dan pengembangan kepekaan penilaian estetis. c. Berpikir (thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan “kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi”, melalui evaluasi objektif dan diskriminasi/perbedaan personal. d. Melakukan (doing), yang memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan (skills) “memanipulasi alat dan media” dalam menghadirkan “visual - form” (bentuk-bentuk visual) yang merupakan ungkapan emosi, gagasan dan perasaan. 2. Proses penciptaan karya seni rupa melalui berpikir (thinking), bisa diartikan dengan kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi. a. Menggambar adalah media yang paling ekspresif, yang dengan langsung dapat mengungkapkan gagasan serta ide dari dalam diri seorang anak secara bebas. b. Dalam membuat lukisan dengan jari hal utama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan cat yang khusus. dalam hal ini Anda dapat membeli cat-jari atau membuatnya sendiri.
c. Sebelum membuat lukisan dengan jari, sebaiknya kertas dibasahi terlebih dahulu, agar cat dapat mengalir dengan baik. d. Alat lain yang dapat dilakukan untuk anak TK dalam membuat gambar yaitu dengan sedotan, yang berguna sebagai pengganti kuas. e. Konstruksi dibangun dengan merekatkan batang-batang ice cream yang disusun tumpang tindih. f. Persilangan susunan batang-batang ice cream membangun dimensi bidang yang berirama gerak ke segala arah. Hal ini dapat melatih anak dalam mengenal makna hubungan, gerak, irama, dan bidang. Rancangan Pembelajaran Seni di TK Pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di TK berdasarkan (1) Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan kompetensi lintas kurikulum. Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan dalam beberapa model, keterpaduan belajar antarbidang seni dengan melihat keterpaduan bidang kemampuan yang satu dengan yang lain. Dalam proses pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh beragam pengalaman baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.
Evaluasi Pembelajaran Seni Evakuasi pendidikan seni meliputi aspek: intelektual, perseptual, emosional, sosial, fisik, kreativitas dan estetika. Penilaian diperoleh melalui: catatan harian, wawancara dengan anak dan orang yang dekat dengan anak (orang tua atau pengasuh) dan portofolio. Laporan hasil penilaian berbentuk uraian.
Apresiasi Seni di TK
Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan dikembangkan pada anak. Cara menumbuhkan apresiasi 1. Seni musik: mendengarkan, bereksplorasi, bermain musik dan bernyanyi. 2. Seni tari : mendengar, melihat, melihat dan mendengarkan, bereksplorasi dan menari. 3. Seni rupa : melihat, eksplorasi, membuat/mencipta.
Pada waktu menonton pagelaran musik dan tari serta pameran seni rupa diperlukan mematuhi tata tertib. Tata tertib perlu ditanamkan pada anak dengan beberapa cara, antara lain: 1. memberikan pengertian agar tidak mengganggu pagelaran; 2. berbisik di telinga anak apabila ingin menyampaikan pesan, demikian sebaliknya; 3. menyiapkan diri anak sebelum pagelaran dimulai agar menonton dengan perut terisi.
Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi, pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel. Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia dkk
Pelaksanaan Pembelajaran Seni Pada Kegiatan Membentuk Melalui Pengunaan Bahan Plastisin Di Taman Kanak – kanak Sekar Indah Malang
Eko Budiyono
Abstrak
ABSTRAK Budiyono, Eko. 2009. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Pada Kegiatan Membentuk Melalui Pengunaan Bahan Plastisin Di Taman Kanak – kanak Sekar Indah Malang. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing ( I ) Dra. Tjitjik Sriwardhani M.Pd, ( II ) Drs. Ponimin, M.Hum Kata kunci:Pembelajaran Seni, Membentuk, Plastisin, Taman Kanak-kanak. Berbagai bentuk kegiatan dan media kreatif memberi banyak kesempatan pada anak untuk berekspresi menurut keinginan dan caranya sendiri. Salah satu upaya mengembangkan potensi anak yaitu melalui lembaga formal Taman Kanakkanak. Pada umumnya kegiatan seni rupa di lembaga pendidikan atau lingkungan kelompok bermain lebih banyak berupa kegiatan menggambar atau mewarna. Kegiatan menggambar dan mewarna bahkan cenderung menjadi komoditas untuk meraih materi maupun prestise melalui lomba-lomba secara
regional, nasional, maupun internasional. Peran sekolah dan guru sangat dibutuhkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar,dan berusaha menemukan bagaimana kegiatan seni yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosional, mental dan estetik siswa.Taman Kanak-kanak Sekar Indah merupakan salah satu Taman Kanakkanak di kota Malang, yang dalam pembelajaran seninya mengajarkan seni rupa tiga dimensi berupa kegiatan membentuk dengan menggunakan bahan plastisin. Meskipun guru di TK Sekar Indah tidak memiliki kemampuan spesifik di bidang kegiatan membentuk, guru memiliki strategi pembelajaran khusus dalam mengajar.dari permasalahan tersebut maka penelitian ini bermaksud mengatahui bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran seni pada kegiatan membentuk melalui penggunaan plastisin di TK Sekar Indah Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran seni pada kegiatan membentuk melalui pengunaan plastisin di Taman Kanak-Kanak Sekar Indah Malang, meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi pada proses pembelajaran, wawancara dengan guru dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan melalui reduksi data, paparan data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ini meliputi: (1) perencanaan pembelajaran yang disusun dalam bentuk Satuan kegiatan harian, (2) pelaksanaan proses pembelajaran yaitu; kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir ,model pembelajarannya adalah model aprentisip. Pendekatan yang digunakan pendekatan formal. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode bercerita, demonstrasi, dan mencontoh,(3) penilaian yang dilakukan meliputi penilaian hasil karya dan penilaian proses, (4) faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan kepada Guru dan lembaga pendidikan/sekolah terutama Taman Kanak-kanak dalam pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan secara fisik, tetapi juga psikis. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat mengembangkan potensi siswa. Teks Penuh: DOC PDF
skip to main | skip to sidebar Jauhari Go-Blog
[email protected] •
Home
•
PostsRSS
•
CommentsRSS
•
Edit
Rabu, 30 Juli 2008 Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa di Taman Kanak-kanak
Sebagai guru Taman Kanak-kanak Anda penting memperhatikan bahwa bagi anak-anak TK bukan hasil karya yang diutamakan namun pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya eksplorasi yang dibutuhkan anak.
1. 2. Pengalaman ini akan menimbulkan kesan yang mendalam dan memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan. Hal ini dimungkinkan karena program kegiatan seni bersifat fleksibel. 3. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan kesuksesan dalam pengalaman seni anak. 4. Berbagai stimulus yang dapat diberikan untuk anak-anak balita agar mereka termotivasi berkreasi seni antara lain: menyediakan material seni yang mudah dikuasai, menyediakan ruang yang nyaman untuk berkarya, dan memberi kebebasan anak untuk mengeksplorasi materi seni sesuai keinginannya. 5. Tema yang disenangi anak-anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya bersumber dari realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga, lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan, dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun binatang, kolam renang, taman bermain dan sebagainya. 6. Suatu pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori yakni:
a. Gambar spontan: yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak sendiri sebagai suatu kegiatan bermain. b. Gambar bebas atau sukarela: yakni gambar yang dibuat atas permintaan guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek gambar dipilih sendiri oleh anak. c. Gambar terarah: yakni gambar yang tema/topiknya sudah diarahkan. d. Menyalin gambar atau melengkapi gambar: yakni gambar yang telah disiapkan contohnya dalam format Lembar Kerja Siswa. 7. Situasi/kondisi yang dapat memotivasi anak dalam berkarya dapat
dilakukan melalui bermacam-macam metode pembinaan, antara lain: Metode pembinaan ekspresi, metode pembinaan kreativitas, metode pembinaan sensitivitas. 8. Pembinaan ekspresi merupakan pembinaan proses pengungkapan perasaan termasuk ungkapan jiwa. Pembinaan ekspresi meliputi dua hal: a. Memberikan rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan pengungkapan jiwa dengan cara: 1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa-peristiwa di luar kelas, misalnya: mengenal proporsi, bayangan, mengenal bermacam-macam aroma, tekstur. 2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak. b. Melatih keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan bermacam-macam media ungkap, sebagai saran mengekspresikan perasaan jiwa, dengan cara: 1. Eksplorasi: kegiatan menjelajah, mencoba-coba ide atau material lain.
2. Eksperimen: kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat dalam proses mencoba berbagai media ungkap. 9. Pembinaan kreativitas, bisa diartikan dengan kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, memiliki keaslian serta memiliki kemampuan berpikir secara menyeluruh. 10.Pembinaan sensitivitas berarti kepekaan rangsangan dari luar yang diserap melalui pancaindra. Cara membina sensitivitas dapat ditempuh melalui: a. Latihan melihat/mengamati sesuatu, misalnya mengamati macam bentuk, warna, tekstur, kemudian diserap oleh anak-anak sehingga menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan. b. Latihan meresponss pengalaman sensori, misalnya mengenali karakter macam-macam tekstur dengan meraba permukaan sesuatu benda. c. Mempelajari, menganalisis susunan sesuatu, misalnya: mula-mula anak mengamati susunan benda (objek) kemudian diteruskan dengan menganalisis kondisi, karakter objek, selanjutnya dicoba mengungkapkan hasil pengamatan itu. 11.Metode pembinaan keterampilan. Keterampilan di sini meliputi segala macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap seni rupa. 12.Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai-nilai seni. Kesadaran ini meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai karya seni.
Proses Penciptaan Karya Seni Rupa di Taman Kanak-kanak 1. Dalam proses penciptaan karya seni rupa di Taman Kanak-kanak ada 4 kategori sebagai berikut.
a. Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk mengembangkan kepekaan persepsi (perceptual awareness) melalui kegiatan mengembangkan kemampuan pengamatan kritis. b. Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk mengembangkan “respons estetis” (Aesthetic awareness) melalui kegiatan apresiasi dan pengembangan kepekaan penilaian estetis. c. Berpikir (thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan “kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi”, melalui evaluasi objektif dan diskriminasi/perbedaan personal. d. Melakukan (doing), yang memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan (skills) “memanipulasi alat dan media” dalam menghadirkan “visual - form” (bentuk-bentuk visual) yang merupakan ungkapan emosi, gagasan dan perasaan. 2. Proses penciptaan karya seni rupa melalui berpikir (thinking), bisa diartikan dengan kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi. a. Menggambar adalah media yang paling ekspresif, yang dengan langsung dapat mengungkapkan gagasan serta ide dari dalam diri seorang anak secara bebas. b. Dalam membuat lukisan dengan jari hal utama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan cat yang khusus. dalam hal ini Anda dapat membeli cat-jari atau membuatnya sendiri. c. Sebelum membuat lukisan dengan jari, sebaiknya kertas dibasahi terlebih dahulu, agar cat dapat mengalir dengan baik. d. Alat lain yang dapat dilakukan untuk anak TK dalam membuat gambar yaitu dengan sedotan, yang berguna sebagai pengganti kuas. e. Konstruksi dibangun dengan merekatkan batang-batang ice cream yang disusun tumpang tindih.
f. Persilangan susunan batang-batang ice cream membangun dimensi bidang yang berirama gerak ke segala arah. Hal ini dapat melatih anak dalam mengenal makna hubungan, gerak, irama, dan bidang. Rancangan Pembelajaran Seni di TK Pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di TK berdasarkan (1) Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan kompetensi lintas kurikulum. Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan dalam beberapa model, keterpaduan belajar antarbidang seni dengan melihat keterpaduan bidang kemampuan yang satu dengan yang lain. Dalam proses pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh beragam pengalaman baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.
Evaluasi Pembelajaran Seni Evakuasi pendidikan seni meliputi aspek: intelektual, perseptual, emosional, sosial, fisik, kreativitas dan estetika.
.
Penilaian diperoleh melalui: catatan harian, wawancara dengan anak dan orang yang dekat dengan anak (orang tua atau pengasuh) dan portofolio. Laporan hasil penilaian berbentuk uraian.
Apresiasi Seni di TK Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan dikembangkan pada anak. Cara menumbuhkan apresiasi 1. Seni musik: mendengarkan, bereksplorasi, bermain musik dan bernyanyi.
2. Seni tari : mendengar, melihat, melihat dan mendengarkan, bereksplorasi dan menari. 3. Seni rupa : melihat, eksplorasi, membuat/mencipta.
Pada waktu menonton pagelaran musik dan tari serta pameran seni rupa diperlukan mematuhi tata tertib. Tata tertib perlu ditanamkan pada anak dengan beberapa cara, antara lain: 1. memberikan pengertian agar tidak mengganggu pagelaran; 2. berbisik di telinga anak apabila ingin menyampaikan pesan, demikian sebaliknya; 3. menyiapkan diri anak sebelum pagelaran dimulai agar menonton dengan perut terisi.
Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi, pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel.
Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia dkk. skip to main | skip to sidebar Pembelajaran Seni Rupa pada pendidikan Dasar dan Menengah
Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuantujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan. Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain. Jenis-jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu seniman, kriyawan, dan desainer. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada
keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional. Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan karya yang maksud dan tujuannya telah ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara mandiri, sedangkan desainer bekerja untuk keperluan klien. Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain. Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya. Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung, seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap
karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan. Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar dan Menengah meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut. Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidangbidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi. Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi,
mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi. Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat pribadi.
Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema, dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya. Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan), spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.
Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran. ( sumber modul UT )