A. PENDAHULUAN
Virus Herpes Simpleks adalah virus DNA yang dapat menyebabkan infeksi akut pada kulit yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab. Ada 2 tipe virus herpes simpleks yang sering menginfeksi yaitu : HSV-ipe ! "Herpes Simple# Virus ype !$ dan HSV-ipe !! "Herpes Simple# Virus ype !!$ . HSV-ipe ! biasanya menginfeksi daerah mulut dan %a&ah "'ral Herpes$( sedangkan HSV-ipe !! biasanya menginfeksi daerah genital dan sekitar anus ")enital Herpes$. HSV-* menyebabkan mun+ulnya gelembung berisi +airan yang terasa nyeri pada mukosa mulut( %a&ah( dan dan seki sekita tarr mata mata.. HSV HSV-2 atau atau herp herpes es geni genita tall ditu ditula larka rkan n mela melalu luii hubu hubunga ngan n seks seksua uall dan dan menyebakan gelembung berisi +airan yang terasa nyeri pada membran mukosa alat kelamin. !nfeksi pada vagina terlihat seperti ber+ak dengan luka. ,ada pasien mungkin mun+ul iritasi( penurunan kesadaran yang disertai pusing( dan kekuningan pada kulit jaundice$ "jaundice$ dan kesulitan bernapas atau ke&ang. esi biasanya hilang dalam 2 minggu. infeksi . pisode pertama "infeksi pertama$ dari infeksi HSV adalah yang paling berat b erat dan dimulai setelah masa inkubasi /-0 hari. )elala yang timbul( meliputi nyeri( inflamasi dan kemerahan pada kulit "eritema "eritema$$ dan diikuti denga dengan n pemben pembentu tuka kan n gele gelemb mbun ungg-ge gelem lembu bung ng yang yang beris berisii +air +airan an.. 1aira 1airan n beni bening ng ters tersebu ebutt selan&utnya dapat berkembang men&adi nanah( diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerak " scab$. scab$.
B. STRUKTUR, KOMPONEN DAN SIFAT VIRUS HERPES
Struktur virus HSV pada dasarnya terdiri dari selubung (envelope)( (envelope)( tegument( kapsid dan genom. genom. Virus Virus herpes herpes berukur berukuran an sekit sekitar ar *-2 *-2 nm( tersus tersusun un dari dari nukleo nukleokaps kapsid id berbent berbentuk uk ikosah ikosahedra edrall yang terdir terdirii dari dari *02 kapsome kapsomer. r. Virus Virus herpes herpes merupak merupakan an virus virus yang yang memili memiliki ki selubung yang terdiri dari glikoprotein yang didapatkan dari membrane plasma sel hospes. )likoprotein berperan penting dalam mengenali reseptor virus pada sel hospes. 3embrane viral sangat rentan dan virus yang kehilangan selubungnya tidak virulen. egum egumen en adalah adalah daerah daerah dianta diantara ra selubu selubung ng viral viral dan kapsid kapsid.. egume egumen n mengand mengandung ung protein dan en4im viral yang berperan pada replikasi a%al virus. )enom virus terdiri dari DNA untai ganda. )enom mengkode sedikitnya 5 &enis protein. Sekitar separuh dari protein-protein viral viral tidak tidak se+ara se+ara langsu langsung ng berfun berfungsi gsi sebagai sebagai protei protein n stru+t stru+tural ural virus virus atau atau berper berperan an dalam dalam
replikasinya( tetapi berfungsi dalam interaksinya dengan sel hospes atau dengan respon imun sel hospesnya. 6entuk dan struktur virus HSV dapat dilihat pada gambar *.
)ambar *. 6entuk dan Struktur Virus HSV )enom terdiri dari untai pan&ang dan untai pendek( genom g6(g1(gD()H mengkode ** &enis glikoprotein permukaan yang berperan dalam fase penempelan virus pada reseptor sel hospes genom g1(g(g! untuk menghindari respon imun( genom g6 untuk fusi membran viral dengan sel hospes( genom g1 melekat pada protein komplemen 17 sehingga menghambat sistem komplemen "8ad&i( 29$ C. REPLIKASI VIRUS HSV
Virus HSV bereplikasi dalam metabolisme sel inang dengan menggunakan asam nukleat. Virus yang menempel pada sel inang akan masuk dalam metabolisme sel inang dan keluar dari sel inang dengan merusak membran plasma.
)ambar 2. angkah A%al !nfeksi Virus 3asuknya virus memerlukan interaksi antara spesifik glikoprotein membran virus "g1$ dan reseptor seluler dari sel hospes "heparin sulfate dan proteoglikan)
.
Hal ini diikuti dengan
interaksi tertentu dengan salah satu dari beberapa reseptor seluler se+ara kolektif disebut HV3 dengan protein gD. emudian( proses fusi dengan membran sel( proses fusi ini memerlukan se¨ah glikoprotein virus yaitu g6 ( gH ( )! ( dan g. Selan&utnya( nukleokapsid pindah dari sitoplasma ke inti sel( setelah itu DNA virus dilepaskan ke dalam inti. )enom virus disertai dengan protein ;-!< yang berfungsi dalam meningkatkan transkripsi a%al virus melalui faktor transkripsi seluler.langkah a%al masuknya virus ke dalam sel inang dapat dilihat pada gambar 2. Setelah transkripsi a%al( protein pindah ke sitoplasma untuk diter&emahkan dan protein yang ditranslasi di sitoplasma kembali lagi ke inti termasuk protein ;. ,rotein ; merupakan
protein fase a%al yang berperan pada regulasi transkripsional dan tidak terdapat pada virion de%asa. ,rotein ; &uga berperan pada produksi protein =. ,rotein = merupakan protein yang berperan dalam replikasi DNA.
)ambar 7. 8eplikasi DNA HSV Ada tu&uh protein yang dibutuhkan dalam replikasi DNA( yaitu protein DNA binding "> /2 dan > 2? $( protein yang mengikat '8! "> ?$( "> 9( 5( dan 92$( dan "> 7$. etika tingkat ke+ukupan protein ini telah terkumpul di dalam sel yang terinfeksi( replikasi DNA virus kemudian akan ter&adi. ,roses replikasi DNA HSV dapat dilihat pada gambar 7. HSV memulai replikasi DNA pada satu atau semua dari tiga sumber lokasi replikasi yaitu 'ri * ( 'ri 2 ( dan 'ri 7. angkah a%al replikasi DNA HSV adalah denaturasi DNA dengan mengikat protein >?. Helikase@primase ">9@>5@>92$ dan kumpulan dari DNA untai tunggal yang mengikat >? mengatur komples DNA polymerase@>/2 untuk sintesis DNA sehingga nantinya akan terbentuk strain DNA yang baru.
)ambar /. ,erakitan Virus HSV ,erakitan virus HSV di mulai dengan protein >*? dan kumpulan protein > 20@> 20(9 keluar menu&u sitoplasma membentuk seperti lekukan (scaffold) yang berbentuk segi enam. emudian protein > *5 dan > 75 berkumpul mengelilingi scaffold protein sehingga disebut dengan prokapsid. Setelah itu( ter&adi peme+ahan dari s+affolding protein yang akan men&adi kapsid yang matang. emudian DNA masuk ke dalam kapsid yang matang tersebut. Vesikel transport virus mengkode glikoprotein untuk berada di u&ung membrane nukleus. apsid yang matang masuk diantara lapisan luar dan lapisan dalam membrane nukleus( kemudian envelope kapsid masuk ke sitoplasma.
,ada proses pembungkusan dan pengeluaran virus( glikoprotein virus yang diter&emahkan dari HSV 8NA pada retikulum endoplasma kemudian diangkut ke tubuh )olgi dalam vesikel untuk melan&utkan proses glikosilasi. )likoprotein kemudian diangkut dalam vesikel ke membran plasma. emudian kapsid bergabung dengan protein tegument dan ;-!< membentuk amplop yang matang melalui proses budding men&adi e#o+ytosis vesikel. Amplop bermigrasi menu&u virus yang telah terbentuk dan menu&u keluar sel.
D. PATOGENESIS DAN PATOLOGI
ransmisi primer VHS melalui paparan pada membrane mukosa( lesi kulit( ataupun sekresi mukosa dari penderita VHS aktif. Virus herpes simpleks tipe * ditransfer melalui &alan napas dan ludah. !nfeksi ter&adi melalui inokulasi virus pada permukaan mukosa yang rentan. Virus akan melekat pada sel epitel kemudian masuk dengan +ara meleburkan diri di dalam membran. Sekali di dalam sel( ter&adi replikasi yang menghasilkan lebih banyak virion yang menyebabkan kematian sel " imberlin( 2/$. Virus &uga memasuki u&ung saraf sensorik. Virion kemudian ditransportasi ke inti sel neuron di ganglia sensorik. Virion dalam neuron yang terinfeksi akan bereplikasi menghasilkan progeni atau virus akan memasuki keadaan laten tak bereplikasi. Neuron yang terinfeksi akan mengirim balik virus progeni ke lokasi kulit tempat dilepaskannya virion sebelumnya dan menginfeksi sel epitel yang berdekatan dengan u&ung saraf( sehingga ter&adi penyebaran virus dan &e&as sel. !nkubasi pada infeksi primer umumnya / hari namun dapat berkisar 2-*2 hari( diikuti dengan periode pemba%a virus aktif yang berselang satu hingga beberapa minggu. >mumnya penderita infeksi primer adalah asimtomatik( sehingga virus dapat ditransmisikan selama periode inkubasi %alaupun tidak terdapat lesi kulit yang aktif. Virus herpes simpleks bersifat laten pada ganglion sensorik sistem saraf autonom setelah paparan infeksi primer. Virus kemudian bereplikasi dan menghindar dari deteksi system pertahanan tubuh di dalam ganglion otonom. Virus herpes simpleks tipe * umumnya menetap di dalam ganglion trigeminal mengingat target utama virus tersebut di sekitar regio oral( sedangkan VHS tipe 2 menetap pada ganglion sakral setelah infeksi pada regio genital "1hayavi+hitsil et al( 2?$. !nfeksi laten VHS tipe * pada ganglion trigeminalis *5 ter&adi pada usia neonatus hingga 2 tahun. !nfeksi sekunder akibat reaktivasi virus yang dorman di dalam ganglion dorsalis( umumnya didahului pen+etus seperti misalnya stres( menstruasi( paparan sinar matahari( maupun kelelahan. Virus herpes simpleks tipe * yang persisten dalam ganglion trigeminal dan VHS tipe 2 dalam ganglion sakralis dapat menyebabkan kekambuhan infeksi mukosa ataupun pada kulit dengan penyebaran aksonal. nsefalitis herpes simpleks dapat disebabkan oleh infeksi primer maupun sekunder( penelitian serologis mendapatkan bah%a kira-kira 29 dari kasus HS ter&adi sebagai akibat infeksi primer "Soetomenggolo( *???$.
Selama infeksi VHS( virion masuk ke sepan&ang akson men+apai nukleus neuron sensoris. Virulensi VHS ke dalam sel-sel neuron berhubungan dengan afinitas VHS yang mampu masuk dan berkembang biak di dalam åan saraf( sehingga bias menyebabkan kelainan saraf dengan sekuele neurologis berat. 6agian genom dari VHS yang memungkinkan virulensi virus ke dalam åan saraf telah dipetakan ke dalam gen timidin kinase yang terletak di u&ung komponen . )en B * 7/.9 di dalam SS, diperlukan untuk replikasi di dalam SS, dan men+egah apoptosis dari sel-sel neuron yang terinfeksi. imidin kinase pada VHS menyebabkan menurunnya gen B * 7/.9 di dalam SS,( sehingga ter&adi nekrosis pada SS, " imberlin( 2/$. Virus dapat men+apai otak melalui +abang saraf trigeminal ke basal meningen "Soetomenggolo( *???$ menyebabkan karakteristik lesi yang ditimbulkan oleh VHS tipe * pada otak terlokalisasi di daerah frontoinferior dan mediotemporal. adangkala virus &uga dapat merusak daerah batang otak sehingga menimbulkan ensefalitis nekrotikan( dengan daerah nekrosis yang umumnya asimetris, gambar tentang nekrosis pada daerah frontoinferior dan mediotemporal dapat dilihat pada gambar 7.
Se+ara mikroskopis terdapat infiltrasi limfosit ke
perivaskular dan terdapat nodulnodul mikroglia. ,ada infeksi akut yang berat( mungkin terdapat granulosit( nekrosis( perdarahan mikro dan makrofag.
Ga mb ar3 .Ne k r o s i sp ad ada e r a hf r o nt o i nf e r i o rd anme d i o t e mp o r a l( Ar ms t r o ng ,
DAFTAR PUSTAKA 2007)
imberlin DC. Neonatal herpes simple# infe+tion. 1lin mi+robiol rev. 2/*E:*F*7.
1hayavi+hitsilp ,( 6u+k%alter GV( rako%ski A1(
3AAN!S3 !N<S!
V!8>S H8,S S!3,I "3ata uliah : 3ekanisme !nfeksi$
'H: >H ,>> DSJ ,>S,AN!N)8A N8,: 6297*/*7*
6A)!AN 3!8'6!'')! D,A83N !3> ,NJA! HCAN DAN S3AV
AS D'8AN HCAN !NS!> ,8AN!AN 6')'8
2*9