PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN DAKON ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B TK PGRI 03 KEMIJEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Diajukan Kepada Falkutas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Disusun Oleh :
YAYUK SUTANTI 10159101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS AKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG 2013
i
PERSETUJUAN
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN DAKON ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B TK PGRI 03 KEMIJEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Yang disusun dan diajukan diaj ukan Oleh : YAYUK SUTANTI 10159101
Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan dihadapan Dewan D ewan Penguji Pada tanggal : 22 Juli 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Agung Prasetyo, S.Psi, M.Pd.Psi
Ir. Ir. Anita Chandra D.S, M.Pd
NPP 046901158
NPP 09710123
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI BERMAIN DAKON ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B TK PGRI 03 KEMIJEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Yang disusun dan diajukan oleh : YAYUK SUTANTI 10159101 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 22 Juli 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji Ketua
Sekretaris
Dra. M.Th.S.R. M.Th.S.R. Retnaningdyastut Retnaningdyastuti, i, M.Pd Agung Prasetyo, Prasetyo, S.Psi,M.Pd.Psi S.Psi,M.Pd.Psi NIP 19530603 198003 2001
NPP 046901158
Anggota Penguji, 1. Agung Prasetyo, S.Psi,M.Pd.Psi
(………………………………..)
NPP 046901158 2.
Ir. Anita Chandra D.S, M.Pd
(………………………………..)
NPP 097101236
(……………………………….)
3. Kristanto, S.Pd, M.Pd NPP 047201160
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO :
Janganlah mudah berputus asa dalam menghadapi cobaan dan kesulitan, sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Kedua orangtuaku yang selalu mendoakanku. 2. Suami dananakku yang aku cintai. 3. Teman-temanku di TK PGRI 03 Kemijen yang selalu mendukungku. 4. Teman-temanku seperjuangan.
iv
KATA PENGATAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancer, setelah melewati waktu yang panjang dengan mengalami berbagai macam kesulitan dan hambatan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moral maupun material. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih atas bimbingan, bantuan serta petunjuk-petunjuk yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini kepada : 1. 2.
Dr. Muhdi, S.H, M.Hum, Rektor IKIP PGRI Semarang. Dra.M.Th.S.R.Retnaningdyastuti, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang.
3.
Agung Prasetyo,S.Psi,M.Pd.,Psi selaku Ketua Program Study Pendidikan Anak Usia Dini FIP IKIP PGRI Semarang dan Pembimbingan I.
4.
Ir. Anita Chandra Dewi S,M.Pd Dosen Pembimbing II
yang telah
memberikan pengarahan yang berguna dengan penuh ketekunan dan kecermatan. 5. 6.
Teman-teman TK PGRI 03 Kemijen yang membantu dan mendukung. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah berkenan membalas budi baik semua dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Semarang,
Penulis
v
Juli2013
ABSTRAK Yayuk Sutanti 10151901, ”Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melaui Bermain Dakon Anak Usia Dini Pada Kelompok B TK PGRI 03 Kemijen PadaTahun Pelajaran 2012/2013 ”. Program studi : Fakultas Ilmu Pendidikan. Jurusan : Pendidikan Anak Usia Dini IKIP PGRI Semarang. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar anak dalam hal berhitung yang dipengaruhi oleh pola asuh dirumah, lingkungan yang tidak mendukung, guru masih monoton dalam mengajar, serta guru tidak menggunakan alat peraga yang kurang untuk anak. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung melalui bemain dakon pada kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus melalui perencanaan, pelaksaan tindakan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis pengumpulan data menggunakan teknis analisis kuantitatif dan diskriptif kuanlitatif pada tiap-tiap siklus. Dari hasil akhir dengan menggunakan teknik pemberian tugas dan observasi dengan dua siklus diperoleh hasil meningkatkan berhitung anak, yaitu 50% pada siklus I dan 80% pada siklus II(indikator kinerja tercapai). Hasil hipotesis yang berbunyi berhitung anak meningkat melalui bermain dakon pada kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013, dan berdasarkan hasil akhir tersebut maka hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berhitung dapat ditingkatkan melalui bermain dakon. Oleh karena itu hendaknya guru memberikan permainan dengan alat yang menarik untuk anak. Kata Kunci : bermain dakon, berhitung.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
v
KATA PENGANTAR.................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................
7
C. Pembatasan Masalah ........................................................
7
D. Rumusan Masalah ............................................................
8
E. Tujuan Penelitian ..............................................................
8
F. Manfaat Penelitian ...........................................................
8
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Berhitung Pada Anak Usia Dini .......................................
10
1. Pengertian Berhitung ..................................................
10
2. Tujuan Berhitung ........................................................
11
vii
3. Tahapan Berhitung ..................................................... 4. Prinsip-prinsip Berhitung .............................................
14
B. Bermain Dakon ..................................................................
16
1. Pengertian Bermain Dakon ........................................
16
2. Manfaat Bermain Dakon ............................................
17
3. Cara Bermain Dakon ..................................................
19
C. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui
BAB III
Bermain Dakon ................................................................
20
D. Penelitian Yang Relevan ...................................................
21
E. Kerangka Berfikir .............................................................
22
F. Hipotesis Tindakan ...........................................................
23
METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ..............................................................
24
B. Subjek Penelitian ..............................................................
24
C. Prosedur Tindakan ..............................................................
24
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................
26
E. Instrumen Penelitian .........................................................
27
F. Teknis Analisis Data .........................................................
27
G. Indikator
30
Keberhasilan ..................................................
............................................................................................ BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Kondisi Awal ...................................................... B. Diskripsi Siklus I ................................................................
viii
31
C. Diskripsi Siklus
II ...........................................................
D. Pembahasan Antar Siklus ................................................. BAB V
55
PENUTUP A. Simpulan ..........................................................................
60
B. Saran .................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
62
LAMPIRAN -LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tabel 3.2. Prosedur Penelitian Tabel 3.3. Teknik Skoring Tabel 4.1. Hasil Observasi Siswa pada Kondisi Awal Tabel 4.2 .Hasil Observasi Siswa pada
siklus I
Tabel 4.3. Hasil Observasi Siswa pada
siklus II
Tabel 4.4. Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak siklus I dan II
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Dakon pada kondisi awal Grafik 4.2. Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Dakon pada siklus I Grafik 4.3. Kemampuan Berhitung Melalui Bermain Dakon pada Siklus II
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.(Permendiknas No. 58 thn 2009). Anak pra sekolah berada pada masa lima tahun pertama yang disebut The Golden Age merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangnya. Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu dikembangkan dalam rangka membekali mereka, untuk bekal kehidupannya di masa depan dan saat ini ialah memberikan bekal kemampuan berhitung. Istilah kemampuan dapat didefinisikan dari berbagai arti, tergantung dari sudut mana kita memandang tentang istilah ini. Salah satu cabang matematika adalah berhitung.Berhitung merupakan dasar dari beberapa ilmu yang dipakai dalam kehidupan manusia.Dalam setiap aktivitasnya manusia tidak dapat terlepas dari peran matematika di dalamnya, mulai dari penambahan, pengurangan, pembagian, sampai perkalian yang kesemuanya itu tidak dapat lepas dari kehidupan sehari – hari. Matematika atau berhitung memainkan peran penting di dalam kurikulum kanak – kanak dini. Anak usia dini sedang mengembangkan keterampilan
–
keterampilan kognitif yang memungkinkan mereka untuk berfikir dan bernalar tentang bilangan – bilangan dan kuantitas. Masa ini anak berada pada tahap berhitung permulaan yaitu anak berhitung dengan benda
– benda yang dari lingkungan yang terdekatnya, dan situasi
permainan yang menyenangkan.Dengan tujuan anak mampu bekerja dengan
1
2
bilangan. Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung dijalur matematika karena anak TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan (diktorat pembinaan taman kanak
– kanak san
sekolah dasar, 2007 : 4 ). Kegiatan menghitung yang sebenarnya dapat dimulai saat prasekolah. Umumnya anak – anak pada pertengahan tahun dari taman kanak
– kanak harus memiliki pengertian yang cukup tentang perhitungan, tetapi anak – anak harus membangun sendiri dan tidak dapat dipaksa. Hanya pembagian perhitungan yang menjadi persoalan utama. Artinya perhitungan adalah kunci dari konsep ide di mana semua konsep bilangan lainnya dikembangkan dan kesempatan belajar anak dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan anak secara aktif dan langsung. Bagi setiap orangtua, tentu mereka menginginkan agar anaknya menjadi orang yang cerdas dan tersendiri ketika orangtua memiliki anak yang seperti itu. Namun, tidak semua orangtua maupun guru mengetahui apa yang harus mereka lakukan jika hendak mengajari anak-anaknya berhitung. Alih-alih mereka akan menjadikan anaknya bisa pandai berhitung, bahkan mereka sendiri terkadang juga merasa kesulitan untuk memecahkan soal-soal berhitung itu sendiri. Dalam kehidupan sehari – hari, ternyata tidak setiap anak dapat berhitung dengan baik. Mereka cenderung menghindar apabila mendengar kata “Berhitung atau Matematika”. Banyak factor yang mempengaruhi anak dalam berhitung permulaan seperti yang terjadi di TK PGRI 03 KEMIJEN, bahwa kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B tahun pelajaran 2012/2013 masih sangat kurang, hal tersebut disebabkan karena : (1) kurangnya stimulasi dari guru, (2) kurangnya sarana dan prasarana sekolah, (3) pemberian metode yang kurang tepat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi anak untuk mempelajari berhitung permulaan dengan baik. Upaya guru untuk meminimalisir keadaan tersebut dengan memberikan stimulasi yang tepat bagi anak, sehingga dapat membantu anak untuk mengembalikan kemampuannya sesuai dengan usia anak. Salah satu bentuk stimulasi yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode bermain.
3
Karena dengan bermain anak akan merasa senang, bereksplorasi dan menemukan sendiri serta mempelajari hal – hal yang baru sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi anak. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berhitung permulaan dengan tahapan. Tahapan tersebut ada tiga antara lain : tahapan penguasaan konsep, tahapan transisi, dan tahapan pengenalan lambang.Pada usia 4 tahun anak baru mengenal lambing bilangan sedangkan pada usia 5
– 6 tahun, anak sudah mengenal serta
menyebutkan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Anak akan lebih mudah berhitung permulaan apabila pembelajarannya melalui bermain. Kegitan bermain bukan hanya sekedar pengisi waktu luang, tetapi menjadi suatu kebutuhan. Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka cara belajar anak sesungguhnya juga lewat permainan itu sendiri. Kita tidak bias memisahkan anak dari permainan dan memaksanya untuk belajar. Justu itu akan mematikan kreativitas dan kemampuan otaknya untuk belajar, sebab dalam permainan anak tengah belajar mengenal, berfikir, mengembangkan kognisi, dan
psikomotornya.
Dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa sekalipun permainan ini dikenal juga di daerah lain. Pada masa lalu permainan ini dimainkan oleh anak – anak wanita.Ternyata permainan ini sangatlah berguna bagi kita karena dengan bermain dakon secara otomatis kita telah belajar berhitung atau matematika. Melalui bermain anak dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan, sehingga guru dapat menggunakan metode bermain untuk mewujudkan konsep tersebut diatas, salah satunya dengan menggunakan alat permainan tradisional yang disebut
“Dakon”.Papan dakon bentuknya unik dan menarik terdapat
cekungan setengah lingkaran yang berjumlah 12 buah yang saling berhadapan dan 2buah cekungan besar terletak di ujung kanan dan kiri.Setiap lubang diisi oleh 7 buah biji kecuali yang besar. Selain itu, anak yang bermain dakon harus pandai membuat strategi agar bias memenangkan permainan. Bermain dakon dapat mengembangkan berhitung permulaan. Berdasarkan uraian di atas melalui penerapan permainan dakon ini
4
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini pada kelompok B TK PGRI 03 KEMIJEN Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terkait dengan peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui bermain dakon, dapat diidenfikasikan sebagai berikut : 1. Apakah metode bermain dakon dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini ?
2. Bagaimanakah penerapan metode bermain dakon dalam kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini ?
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai identifikasi masalah di atas hanya membatasi masalah peningkatan kemampuan berhitung permulaan dan bermain dakon di TK PGRI 03 KEMIJEN Tahun Pelajaran 2012/2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah
“Apakah melalui bermain dakon dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada kelompok B di TK PGRI 03 KEMIJEN Tahun Pelajaran 2012/2013 ”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini melalui bermain dakon di TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013.
5
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis dan segi praktis. 1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat memberikan teori tentang penerapan bermain dakon untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Untuk membangkitkan dan meningkatkan berhitung anak melalui bermain dakon. b. Guru TK Sebagai bahan masukan untuk mengelola proses pembelajaran yang aktif inovatif, kreatif, efektif danmenyenangkan melalui bermain dakon untuk meningkatkan berhitung peserta didik. c. Sekolah Sebagai sarana untuk mengoptimalkan proses pembelajaran terutama berhitung melalui bermain dakon.
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Berhitung Permulaan Untuk Anak Usia Dini 1.
Pengertian Berhitung Permulaan
Menurut Munandar kemampuan berhitung (1999 : 17), bahwa kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya. Dalam pandangan Munandar, kemampuan ini ialah potensi seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir serta dengan adanya pembiasaan dan latihan, sehingga ia mampu melakukan sesuatu.Senada dengan Munandar, Robin (1978:13) juga menyatakan bahwa kemampuan merupakan suatu kapasitas berbagai tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.( Ahmad Susanto, 2011 : 97). Adapun yang dimaksud dengan kemampuan berhitung permulaan ialah kemampuan
yang
dimiliki
setiap
anak
untuk
mengembangkan
kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yaitu berhubungan dengan jumlah dan pengurangan.( Ahmad Susanto, 2011 : 98). Berhitung permulaan merupakan bagian dari matematika diperlukan untuk menumbuhkankembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan untuk kehidupan sehari
– hari terutama konsep bilangan yang
merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. (Depdikbud, 2006 : 1 ). Mengingat begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi anak, maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan berbagai media dan metode yang tepat jangan merusak pola perkembangan anak. Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
disimpulkan
pengertian
berhitungpermulaan adalah kemampuan menumbuhkembangkan konsep bilangan pada anak usia dini dalam kehidupan sehari – hari yang merupakan
6
7
dasar kesiapan untuk mengikuti pendididkan dasar. 2.
Tujuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini
Berhitung permulaan bagi anak TK dapat memotivasi anak dalam mengembangkan konsep diri, melatih kedisiplinan serta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dan anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks, karena berhitung adalah bagian dari matematika yang tidak lepas dari kehidupan sehari – hari yang terdapat dalam (Direktorat Pembinaan Taman Kanak
– kanak dan
Sekolah Dasar : 2006) diantaranya adalah : a. Dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda – benda kongkrit, gambar – gambar atau angka – angka yang terdapat disekitar anak. b. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. c. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi. d. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya. e. Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam mencipkan sesuatu secara spontan. 3.
Tahapan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini
Dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 terdapat tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun yaitu dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan warna atau ukuran,mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi, mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC, mengurutkan benda berdasarkan 5 variasi ukuran atau warna. Dan untuk anak usia 5-6 tahun tingkat pencapaian perkembangannya yaitu dapat mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “lebih dari”“kurang dari” dan “ paling/ter ”, mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi), mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok berpasangan
8
yang lebih dari 2 variasi, mengenal pola ABCD-ABCD, mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya. Selain itu kemampuan berhitung agar anak termotivasi untuk menemukan kesenangan dalam belajar, mengembangkan konsep diri (perasaan mampu dan percaya diri ), melatih kedisiplinan, keberminatan, spontanitas, inisiatif, dan apresiatif. Berhitung ditaman kanak
– kanak
dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahapan penguasan berhitung antara lain :
a. Penguasan Konsep Pemahaman dan pengertian tentan sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan. b. Masa Transisi Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambing yang abstrak, di mana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu dengan menggunakan benda ( satu buah pensil ), anak – ank dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambing dari angka satu itu. c. Lambang Merupakan visualisasi dari berbagai konsep.Misalnya lambing 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang dan persegi empat untukmenggambarkan konsep bentuk. (Depdikbud, 2006 : 6). Dan dalam menurut Dienes dalam Reys (1998:20 dalam Ahmad Susanto ), mengemukakan 5 (lima) tahapan dalam berhitung antara lain : a. Permainan Bebas ( Free Play ) Yaitu Permainan yang aktivitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan,
9
namun anak dapat belajar konsep, anak dapat belajar konsep bentuk dari rus makonsep yang dibuatnya. b. Generalisasi (Generalization) Yaitu anak mulai meneliti pola – pola dan keteraturan yang terdapat pada konsep tertentu, mencari kesamaan sifat dalam suatu permainan, misalnya dengan bermain mengelompokkan dengan mengompakkan dengan bentuk
– bentuk yang sama. c. Representasi (Representation) Yaitu anak mencari kesamaan sifat dari beberapa situasi sejenis. d. Simbolisasi (Symbolization) Yaitu anak harus mampu merumuskan represtasi dari setiap konsep dengan menggunakan symbol matematika atau melalui perumusan verbal. e. Formalisasi (Formalization) Yaitu anak dituntut untuk mengurutkan sifat – sifat baru konsep ini. Sejalan dengan beberapa tahapan yang telah dikemukakan, pada anak usia dini dalam berhitung permulaan dapat dikenalkan konsep berhitung antara lain : a. Korespondensi Satu-satu Pertama mulailah dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang sangat sederhana. b. Pola Pola merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga anak mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk dua sampai tiga pola yang berututan. c. Memilah/Menyotir/Klasifikasi Anak belajar klasifikasi materi, pengelompokkan berdasarkan atribut, bentuk, warna, dana lain-lain. d. Membilang Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka-angka yang akan membantu pemahaman anak tentang arti sebuah angka. e. Makna angka dan pengenalannya
10
Setiap angka memiliki makna dari benda-benda atau simbol-simbol. f. Bentuk Anak dikenalkan pada bentuk-bentuk yang sama/tidak sama, besar-kecil, panjang-pendek. g. Ukuran Anak perlu pengalaman akan mengukur berat, isi, panjang dengan cara mengukur langsung sehingga proses menemukan angka dari sebuah unit standar dari sebuah obyek. h. Waktu dan Uang Dua hal ini merupakan bagian dari proses kehidupan. i.
Penambahan dab pengurangan Dua hal ini dapat dikenalkan pada anak pra sekolah dengan memanipulasi benda.
4.
Prinsip – Prinsip Permainan Berhitung Permulaan
Dalam kemampuan berhitung memiliki prinsip permainan berhitung agar anak termotivasi diantaranya : a. Permainan
berhitung
diberikan
secara
bertahap
diawali
dengan
menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar. b. Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstr ak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks. c. Permainan berhitung akan berhasil jika anak – anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah – masalahnya sendiri. d. Permainan
berhitung
membutuhkan
suasana
menyenangkan
dan
memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga / media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan. e. Bahasa
yang
digunakan
di
dalam
pengenalan
konsep
berhitung
seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil
11
contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak. f. Dalam permainan berhitunganak dapat dikelompokkan sesuai tahap penguasaan berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang. Sedangkan yang diungkapkan oleh Yew (2002:2) ada (5) lima prinsip dalam mengajarkan berhitung antara lain : (1). Buat pelajaran mengasyikkan, (2) Ajak anak terlibat secara langsung, (3) Bangun keinginan dan kepercayaan diri dalam menyelesaikan berhitung, (4) Hargai kesalahan anak dan jangan menghukumnya, dan (5) Fokus pada apa yang anak capai.
B. Bermain Dakon 1. Pengertian Bermain Dakon
Arti lain dakon dikenal juga dengan sebutan congklak.Permainan tradisional ini identik dengan permainan anak perempuan karena anak – anak perempuanlah yang banyak memainkannya.Pada zaman dahulu, dakon biasanya dimainkan di beranda rumah atau di bawah pohon rindang beralaskan tikar. (Keen Achroni, 2012 : 63). Dakon adalah alat yang digunakan dalam permainan ini yaitu papan dakon dan biji dakon.Papan dakon boleh dibuat dari berbagai jenis kayu.Kadang – kadang sebagai ganti papan dakon, lubang – lubangnya dibuat diatas
tanah.Papan
dakon
memiliki
5
atau
7
lubang
pada
setiap
barisnya.Artinya pada setiap papan dakon ada 10 atau 14 lubang yang berbaris di kedua sisi papan.Di setiap ujung papan dakon terdapat lubang besar. (Rismawati, 2012:133). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pengertian dakon adalah suatu alat permainan tadisional yang terbuat dari kayu atau bahan plastik yang mempunyai 14 lubang kecil dan 2 lubang besar kanan – kiri. 2. Manfaat Bermain Dakon
Bermain
permulaan
dakon
memiliki
banyak
manfaat
bagi
perkembangan kecerdasaan anak diantaranya yaitu sebagai berikut : a. Melatih kemampuan motorik halus Saat memegang dan memainkan biji – biji dakon tersebut, yang paling
12
berperanan adalah motorik halus kita, yaitu jari jemari. Bagi individu yang kemampuan motorik halusnya tidak terlalu baik, maka ia tidak dapat menjalankan permainan tersebut dengan cepat, dan mungkin saja biji – biji dakon tersebut akan tersebar dan terlepas dari genggamannya.Kemampuan motorik halus ini sangat bermanfaat bagi anak untuk memegang dan menggenggam alat tulis.Dengan kemampuan motorik halus yang baik, maka anak dapat menulis atau mengetik dengan baik dan cepat. b. Melatih kesabaran dan ketelitian Permainan ini sangat memerlukan kesabaran dan ketelitian.Terutama pada saat si pemain harus memabagikan biji dakon ke dalam lubang – lubang yang ada di papan dakon. Jika si pemain tidak sabar dan tidak teliti, maka permainan tidak akan berjalan dengan baik. c. Melatih jiwa sportifitas Dalam permainan ini diperlukan kemampuan untuk menerima kekalahan. Karena permainan ini dilakukan hanya 2 orang saja, maka akan terlihat jelas antara menang dan kalah. Kekalahan akan sangat terasa manakala di pemegang hanya meninggalkan 1 (satu) butir biji dakon saja. Kondisi kalah tentu saja sangat tidak menyenangkan, namun bagaimana kondisi teersebut harus diterima dengan besar hati. d. Melatih kemampuan menganalisa Untuk bisa menjadi pemenang, maka kemampuan untuk menganalisa sangat diperlukan, terutama saat lawan mendapatkan giliran untuk bermain. Bagi yang mampu menganalisa dengan baik, ia dapat memenangkan permain tersebut dengan hanya meninggalkan satu (1) butir biji dakon atau congklak.
e. Menjalin kontak social Dapat dikatakan, factor ini merupakan hal terpenting dalam permainan ini. Karena dilakukan secara bersama – sama, maka terjalin suatu kontak social antara pemainannya. Berbagai macam informasi dapat disampaikan saat permaiana ini dilakukan.Tak jarang senda garau dan tawa terdengar saat
13
permaianan ini berlangsung. (Ahmad Susanto, 2011: 98 ). Menurut Keen Achroni, 2012 : 65 berpendapat bahwa manfaat bermain dakon antara lain : 1. Memberikan kegembiraan pada anak. 2. Melatih kemampuan motorik halus anak. 3. Melatih kesabaran anak ketika menunggu giliran untuk bermain. 4. Melatih kemampuan anak menyusun strategi untuk memenangkan permainan. 5. Mengembangkan kemampuan berhitung anak. 6. Melatih ketelitian anak. Anak yang sedang bermain harus teliti untuk memasukkan biji – biji dakon satu demi satu hingga habis. 7. Melatih kejujuran anak. 3. Cara Bermain Dakon
Bermain ini dimainkan oleh dua anak yang duduk berhapan.Papan dakon ditempatkan di hadapan mereka. Cara bermain akon adalah sebagai berikut : 1. Kedua pemain melakukan pingsut untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama bermain.
2. Pemain yang mendapat giliran bermain mengambil biji dakon dari salah satu lubang yang menjadi miliknya. 3. Biji dakon diletakkan satu per satu pada lubang di sebelah kanannya sampai habis, termasuk ke lubang milik lawan. 4. Jika melewati lubang besar yang menjadi miliknya, pemain meletakkan satu biji dakon di sana. Namun, jika melewati lubang besar milik lawan, pemain tidak boleh meletakkan biji dakon di dalamnya. 5. Jika biji dakon terakhir jatuh di lubang miliknya, pemain mengambil kembali biji dakon dari lubang miliknya dan meletakkan satu per satu di lubang sebelah kanannya hingga habis. Namun, jik dakon terakhir jatuh pada lubang milik lawan, pemain mengambil biji dakon dalam lubang tempat biji terakhir jatuh, begitu seterusnya.
14
6. Jika biji dakon terakhir jatuh di lubang kosong. Baik lubang kosong miliknya maupun milik lawan, giliran bermain seorang pemain berakhir dan permainan dilanjutkan oleh lawan. Jikabiji dakon terakhir jatuh dilubang kosong milinya, pemain dapat mengambil biji-biji dakon yang ada di dalam lubang milik lawan yang berada di seberang lubang kosong tersebut. Biji-biji dakon tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam lubang besar miliknya. Jika biji dakon terakhir jatuh di lubang kosong milik lawan, pemain tidak mendapatkan apa-apa. 7. Permainan dilaanjutkan seperti itu terus-menerus hingga lubnag-lubang kecil kosong seluruhnya dan semua biji dakon masuk ke dalam luang besar milik masing-masing pemain.
8. Pemain yang mendapatkan biji dakon paling banyak adalah pemain yang keluar sebagai pemenang. 9. Setelah selesai satu putaran, permainan dapat diulang kembali. (Keen Achroni, 2012:64). C. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon
Kemampuan berhitung memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berhitung permulaan anak usia dini dapat memotivasi dalam mengembangkan konsep diri, melatih kedisiplinan serta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dan anak lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks. Berhitung dibutuhkan ketelitian, konsentrasi, abstraksi, dan daya apresiasi yang tinggi.Salah satunya dengan bermain dakon yang dapat meningkatkan berhitung, karena dakon mudah di dapat dan digunakan.Bermain dakon membutuhkan ketelitian, konsentrasi, dan kejujuran. Selain itu anak dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan
terhadap
benda-benda
kongkrit,
gambar-gambar
atau
angka-angka yang terdapat disekitar anak. Melalui bermain dakon diharapkan ada peningkatan kemampuan
15
berhitung permulaan anak usia dini melalui bermain dakon pada kelompok B di TK PGRI 03 Kemjen Tahun Pelajaran 2012/2013.
D. Penelitian Yang
Relevan
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Sudarmi Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Universitas Pendidikan
Negeri
Malang,
2011
dengan
Skripsi
yang
berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Dengan Permainan Dakon Di TK Noor Fadjar Malang Tahun Pelajaran 2011/2012 ”. Berdasarkan hasil observasi di lapangan sebelum melakukan tindakan 53% dan dilakukan siklus I dengan tingkat ketercapaian hanya 9% menjadi 62% belum terlihat adanya perubahan dari perkembangan berhitungnya dan bermain dakon. Oleh karena itu dilakukan perencanaan ulang pada siklus II dengan tingkat ketercapaian 19% menjadi 81%, karena ada bimbingan dari guru dalam bermain dakon dan berhitung yang menyenangkan. Penelitian yang relevan dilakukan juga oleh Siti Munaroh Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2012 dengan Skripsi yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Minat
Berhitung Melalui Permainan Tradisional Congklak Pada Anak Kelompok B Di ABA 34 Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012 ”. Hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan kondisi awal (30,77%) pada siklus I tingkat ketercapaian minat berhitung melalui permainainan tradisional congklak masih rendah. Sedangkan dilakukan pada siklus II ada peningkatan (80%) dengan tingkatan perkembangan yang maksimal sehingga hasil penelitian ini sudah memenuhi indicator pencapaian.
E. Kerangka Berfikir
Dalam proses pembelajaran kemampuan berhitung permulaan pada anak didik TK masih kurang, hendaknya seorang guru menggunakan strategi yang sesuai. Karena pada anak didik di TK masih memerlukan motivasi dan
16
belajar dalam suasana kelompok
yang menyenangkan. Untuk itu rencana
proses pembelajaran harus dirancang agar anak didik termotivasi dan mendapat kesempatan belajar dalam kelompok dengan temannya serta memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan interpersonalnya. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, diduga melalui metode bermain dakon dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan Pada Anak Usia Dini Kelompok B di TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kondisiawal
Guru : belum optimal
Menggunakan media dakon
Tindakan
Kondisi akhir
Kemampuan berhitung permulaan anak meningkat
Siswa : kemampuan anak kurang
Siklus I : Media biji dakon belum diberi warna
Siklus II : Media biji dakon yang sudah diberi warna
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut
“Melalui Bermain Dakondapat Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Permulaan Pada Anak Usia Dini Kelompok B di TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013
“.
17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian inimerupakan penelitian tindakan kelas yang merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya.Penelitian tindakan adalah studi yan dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.Penelitian ini dilakukan di TK PGRI 03 Kemijen Semarang Timur karena peneliti bekerja sebagai pendidik di TK tersebut.
B. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK PGRI 03 Kemijen Semarang Timur Jl. Pengapon Kp. Penjaringan kelompok B dengan jumlah 21 siswa terdiri dari 9 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas khususnnya dalam mencermati berbagai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Hal tersebut selaras dengan tujuan penelitian
tindakan
kelas
diantaranya
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Peneliti merencanakan pelaksanaan tindakan kelas pada semester 1 tahun pelaajaran 2012/2013. Pelaksanaan siklus pertama direncanakan minggu pertama bulan Desember 2012 dan siklus kedua direncanakan minggu kedua dan ketiga bulan Januari 2013 serta minggu pertama dan kedua bulan Februari 2013. Adapun jadwal penelitian seperti tertuang dalam tableberikut :
17
18
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian
No 1..
2.
3. 4. 5.
Jenis Kegiatan Penelitian Persiapan dan penyusunan proposal Penyusunan instrumen dan revisi instrument Pengumpulan data Analisis data Penyusunan laporan
Juli Agust 12 12 x x
Sept 12 x
Bulan Okt Nop 12 12 x
x
Des 12
Jan 13
Feb 13
x
x
x
x x x
C. Prosedur Penelian Siklus I : 1. Perencanaan
a. Guru menyusun RKH sesuai indikator, yang memfokuskan pada materi mengetahui konsep banyak dan sedikit. b. Guru menyediakan/mempersiapkan media dengan menggunakan papan dakon dan kecik (biji). 2. Pelaksanaan
a. Guru mengkondisikan siswa b. Guru mengenalkan papan dakon dan kecik (biji) dakon. c. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk melihat papan dakon dan kecik (biji) tersebut. 3. Observasi
Observasi
dilakukan
dengan
melibatkan
teman
sejawat
dengan
menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi meliputi : a. Aktivitas
guru
(memberikan
apersepsi,
mengkondisikan
siswa,
memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi). b. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar,
19
perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan perolehan hasil belajar). 4. Refleksi
Peneliti mengoreksi PTK berdasarkan ketercapaian indikator kerja.Karena hasil peneltian belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka peneliti mengubah strategi pada siklus 2 agar pelaksanaan lebih efektif. Siklus II 1. Perencanan
a. Guru menyusunRKH sesuai indikator yang menfokuskan pada materi tentang konsep “lebih dari” atau “kurang dari”. b. Guru memberikan tugas kepada anak untuk menyebutkan nama-nama kecik (biji) yang telah ditunjukkan. c. Guru menyiapkan papan dakon dan beberapa biji (kecik) yang sudah diberi warna atau macam-macam biji. 2. Pelaksanaan
a.Guru mengkondisikan siswa b.Guru memberikanpenjelasan yang terkait sesuai materi tugas. c.Siswa diminta secara satu per satu untuk maju kedepan dan menyebutkan biji (kecik) yang bermacam-macam bentuk. 3. Observasi
Observasi
dilakukan
dengan
melibatkan
teman
sejawat
dengan
menggunakan lembar observasi.adapun aspek yang diobservasi meliputi : c. Aktivitas
guru
(memberikan
apersepsi,
mengkondisikan
siswa,
memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi). d. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar, perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan perolehan hasil belajar). 4. Refleksi
Penelitian mengoreksi PTK berdasarkan ketercapaian indikator sesuai dengan indikator yang sudah ada peningkatan dan sudah sesuai dengan target dan peneliti maka penelitian dihentikan.
20
Tabel 3.2 Prosedur Penelitian
Keterangan Perencanaan
Siklus I Siklus II a. Guru menyusunRKH sesua a. Guru menyusunRKH indikator, yang memfokuska sesuai indikator yang pada materi mengetahui konse menfokuskan pada banyak dan sedikit. materi tentang konsep b. Guru “lebih dari” atau “kurang menyediakan/mempersiapkan dari”. media dengan menggunaka b. Guru memberikan tugas papan dakon dan kecik (biji). kepada anak untuk menyebutkan nama-nama kecik (biji) yang telah ditunjukkan. c. Guru menyiapkan papan dakon dan beberapa biji (kecik) yang sudah diberi warna atau macam-macam biji.
Pelaksanaan
a. Guru mengkondisikan siswa a. Guru mengkondisikan b. Guru mengenalkan papan siswa dakon dan kecik (biji) dakon. b. Guru c. Guru memberikan kesempatan memberikanpenjelasan kepada anak untuk melihat yang terkait sesuai materi papan dakon dan kecik (biji) tugas. tersebut. c. Siswa diminta secara satu per satu untuk maju kedepan dan menyebutkan biji (kecik) yang bermacam-macam bentuk.
Observasi
Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi meliputi : a. Aktivitas guru (memberikan apersepsi, mengkondisikan siswa, memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi). b. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar, perhatian dalam belajar,
Observasi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi meliputi : a. Aktivitas guru (memberikan apersepsi, mengkondisikan siswa, memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi). b. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran,
21
Refleksi
ketekunan dalam mengerjakan tugas dan perolehan hasil belajar).
semangat belajar, perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan perolehan hasil belajar).
Peneliti mengoreksi PTK berdasarkan ketercapaian indikator kerja. Karena hasil peneltian belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka peneliti mengubah strategi pada siklus 2 agar pelaksanaan lebih efektif.
Penelitian mengoreksi PTK berdasarkan ketercapaian indikator sesuai dengan indikator yang sudah ada peningkatan dan sudah sesuai dengan target dan peneliti maka penelitian dihentikan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data berupa observasi mengenai kemampuan mengenal banyak dan sedikit bilangan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat kecerdasaan anakl. Adapun aspek yang diobservasi adalah : 1. Kemampuan berhitung 2. Ketepatan berhitung 3. Kecepatan berhitung 4. Kemampuan mengenali warna Lembar tugas kemudian dinilai dengan teknik berikut : Apabila anak mengerjakan dengan baik diberi tanda ( ●) Apabila anak mengerjakan dengan cukup diberi tanda ( √) Apabila anak mengerjakan dengan kurang baik diberi tanda ( ○) Untuk memudahkan dalam melakukan analisis hasil lembar observasi, maka peneliti membuat scoring sebagai berikut :
22
Tabel 3.3 : Teknik Skoring
Nomor 1. 2. 3.
Tanda
● √ ○
Skor 3 2 1
Keterangan Baik Cukup Kurang baik
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan siswa TK PGRI 03 Kemijen Kecamatan Semarang Timur tahun pelajaran 2012/2013.Sedangkan observasi digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum TK PGRI 03 Kemijen Kecamatan Semarang Timur.
E. Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, maka peneliti harus mengetahui sampai dimana perkembangan berhitung para siswa kelompok B. Maka peneliti membuat instrument penelitian untuk mengetahui perkembangan berhitung.Di bawah ini adalah table perkembangan berhitung siswa kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Kecamatan Semarang Timur. Instrumen untuk mengukur kemampuan berhitung anak usia dini dijabarkan sebagai berikut : Tabel 3.4 : Kisi-kisi instrument penelitian berhitung anak didik
No. 1.
Aspek
Indikator
Mengenal Mengerti bilangan beberapa perintah berhitung
Butir Instrumen 1. Melakukan perintah dengan benar (menghitung biji dakon) B = Bisa menyebutkan bilangan 1-20 dengan benar. C = Menyebutkan bilangan 1-20 K = tidak bisa menyebutkan sama sekali 2. Memahami aturan permainan B = dapat memahami aturan dalam permainan C = memahami aturan dalam permaianan
Pencapaian B C K
23
2.
3.
dengan bimbingan K = tidak dapat memahami aturan dalam permainan sama sekali Mengenal Mengelompokkan 1. Menyebutkan nama bentuk bentuk bentuk biji-biji dakon yang B = dapat menyebutkan berbeda nama bentuk biji dakon dengan benar C = menyebutkan nama bentuk biji dakon dengan bimbingan K = tidak dapat menyebutkan nama biji dakon sama sekali 2. Mengelompokan biji dakon yang berbentuk sama B = dapat mengelompokkan biji dakon dengan benar C = mengelompokkan biji dakon dengan bimbingan K = tidak dapat mengelompokkan biji dakon sama sekali Mengenal Mengelompokkan 1. Mengelompokkan warna warna yang biji dakon yang yang berbeda berbeda berbeda B = dapat mengelompokkan warna biji dengan benar C = mengelompokkan warna biji dakon dengan bantuan guru K = tidak dapat mengelompokkan warna biji dakon sama sekai 2. Menghitung biji dakon sesuai warna B = dapat menghitung biji
24
dakon sesuai warna dengan tepat C = menghitung biji dakon sesuai warna dengan bantuan guru K = tidak dapat menghitung biji dakon sama sekali
-
Keterangan : Kolom pencapaian diisi dengan nilai B, C, dan K Nilai baik (●):apabila anak mampu melakukan tugas dengan baik tanpa bantuan. Nilai cukup(√): apabila anak mampu melakukan tugas dengan bimbingan . Nilai kurang (○): apabila anak tidak mampu melakukan tugas yang dimaksud
F. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan kelas maka perlu analisis data.Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisia kualitatif, yaitu suatu metode perolehan data yang menggambarkan kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengajar menggunakan metode atau media pembelajaran bermain dakon.Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus satu dan siklus dua untuk dibandingkan perolehan nilai rata-ratanya. Hasilnya perhitungan dikonsultasikan dengan table kreteria deskriptif persentasi yang dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut : Tabel 3.5 : Klasifikasi kategori tingkatan dan persentasi
Krteria Tinggi Sedang Rendah
Skor 80 – 100 65 – 80 < 64
Penafsiran Kemampuan berhitung tinggi Kemampuan berhitung sedang Kemampuan berhitung rendah
Hasil observasi dari aspek guru dan siswa dianalisis menggunakan
25
teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dalam menentukan keberhasilan dan keefektifan penelitian dirumuskan dengan indikator kinerja sebagai acuan keberhasilan
penelitian.
Keberhasilan
penelitian
untuk
meningkatan
kemampuan berhitung melalui bermain dakon akan meningkat lebih dari 80%. Tabel 3.6 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek Yang Diamati Siswa mempunyai kemampuan berhitung Siswa mempunyai kemampuan ketepatan berhitung Siswa mempunyai kemampuan kecepatan berhitung Siswa mempunyai kemampuan mengenal warna Siswa mempunyai kemampuan membedakan warna Siswa mempunyai kemampuan mengenal bentuk Siswa mempunyai kemampuan membedakan bentuk Ket : 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi
Kriteria Baik Cukup Kurang
Nilai Prosentase 75 – 100 60 – 70 30 – 55
1
2
3
26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian
tindakan
kelas
ini
bertujuan
untuk
peningkatan
kemampuan berhitung permulaan anak usia dini pada kelompok B di TK PGRI 03 Kemijen Tahun Ajaran 2012/2013 melalui bermain dakon. kegiatan penelitian tersebut dilakukan melalui tahap perencanaan sampai kesimpulan akhir. akhir. Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas merupakan langkah awal untuk memperoleh data-data yang diperlukan selama penelitian. Sejauh mana kemampuan berhitung anak usia dini kelompok B di TK PGRI 03 Kemijen adalah kurang. Hal tersebut dapat diketahui dari banyaknya anak yang takut mencoba berhitung karena malu dan kurangnya motivasi dari lingkungan sekitar ( sekolah dan keluarga ). Anak langsung mengatakan tidak bisa bila diminta untuk berhitung baik di depan atau di tempat duduknya. Selain itu, terbatasnya te rbatasnya alat peraga yang tersedia di sekolah, sehingga anak mudah merasa bosan dan jenuh ketika ada kegiatan berhitung . Kebanyakan hasil kemampuan berhitung permulaan anak masih pada tahap membilang / menyebutkan bilangan 1 – 20. 20.
26
27
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kondisi Awal Pra Siklus Indikat or
Kondisi Awal Tingkat Jumlah Pencapaia Anak n Perkemba ngan Baik ( ● ) 4 Cukup 10
Menyeb utkan / Membila ng bilangan 1-20
(√)
Kurang (o) Jumlah
Prose ntase
20% 50%
6
30%
20
100%
Grafik 4.1 Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Kondisi Awal 60 50 40 Tinggi
30
Sedang 20
Rendah
10 0 Baik
Cukup
Kurang
Dari hasil tabel dan grafik di atas dapat diperoleh kemampuan berhitung permulaan anak kelompok B, B, dari hasil analisa dengan rata-rata keberhasilan anak sebagai berikut :
Baik ( ● )
: 20 %
Cukup ( √ )
: 50 %
Kurang ( o )
: 30 %
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa
28
kemampuan berhitung anak dalam indikator membilang / menyebutkan bilangan 1 – 20 hanya 20 % , anak yang sudah termasuk kategori baik
( ● ), padahal yang diharapkan dalam kegiatan tersebut ± 80 % anak berhasil melakukan kegiatan berhitung. Menurut data yang diperoleh tersebut maka kemampuan berhitung masih sangat kurang sehingga perlu ditingkatkan.
B. Deskripsi Siklus I
Siklus I dilakukan dalam 2 minggu pada bulan maret 2013. Pada siklus I peneliti menjelaskan cara bermain dakon dengan biji yang sama warna. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi diuraikan sebagai berikut : 1. Rencana Tindakan Pada siklus I, pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang menfokuskan bermain dakon dengan biji warna sejenis. Guru menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga anak akan merasa senang. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar.
29
Gambar 4.1 Biji dakon yang sejenis
30
2. Pelaksanaan Tindakan Awal dari pelaksanaan siklus I yang menfokuskan pada berhitung dengan biji warna sejenis. Guru menyiapkan RKH, dan alat peraga. Kemudian pembelajaran dimulai sesuai RKH yang dibuat dari kegiatan awal yaitu berbaris, berdo dan salam. Setelah itu guru mengondisikan siswa, anak – anak diajak berolahraga hal ini dilakukan agar anak-anak TK memiliki kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan penjelasan cara bermain dakon secara klasikal. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang setiap kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Guru mulai menujukkan cara bermain dakon yang pertama anak disuruh pingsut, yang menang harus bermain dahulu. Dan setiap lubang diisi satu-satu biji, serta lubang yang dipilih. Dan sebaliknya lawan main.
Gambar 4.2 Anak yang bermain dakon biji sejenis
31
Tabel 4.2 Hasil Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Siklus I Indikat
Kondisi Awal
or
Prose
Tingkat
Jumlah
Pencapaia
Anak
ntase
n Perkemba ngan
Menyeb
Baik ( ● )
10
50%
utkan /
Cukup
8
40%
Membila
(√)
ng
Kurang
2
10%
bilangan
(o)
20
100%
1-20 Jumlah
Grafik 4.2. Grafik Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Siklus I 60 50 40 Column1 30
Column2
20
Column3
10 0 Baik
Cukup
Kurang
Dari hasil dan grafik diatas dapat diperoleh kemampuan berhitung kelompok B, dari hasil analisa dengan rata-rata keberhasilan anak sebagai berikut :
Baik ( ● )
: 50 %
32
Cukup ( √ )
: 40%
Kurang ( o )
: 10 %
Berdasarkan
rata-rata
dapat
diketahui
bahwa
peningkatan
kemampuan berhitung anak setelah melalui bermain dakon 50% yang sudah termasuk kategori baik sehingga perlu dilaksanakan siklus selanjutnya. 3. Observasi Observasi
dilakukan
dengan
melibatkan
teman
sejawat
dengan
menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi meliputi : e. Aktivitas
guru
(memberikan
apersepsi,
mengkondisikan
siswa,
memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi). f. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar, perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan perolehan hasil belajar).
4. Refleksi Hasil dari pelaksanaan tindakan kelas siklus I adalah kegiatan meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui bermain dakon indikator yang telah ditentukan. Hasil observasi di dapatkan bahwa kemampuan berhitung setelah dilaksanakan siklus I masih rendah yaitu 1) masih banyak siswa yang kurang aktif dan berminat, 2) guru kurang maksimal dalam memotovasi anak, oleh karena itu perlu dilakukan siklus selanjutnya.
33
C. Deskripsi Siklus II
Siklus II dilakukan dalam 2 minggu pada bulan april 2013. Pada siklus II peneliti menjelaskan cara bermain dakon dengan biji yang beda warna. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi diuraikan sebagai berikut : 1. Rencana Tindakan Pada siklus II, pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang menfokuskan bermain dakon dengan biji warna yang berbeda. Guru menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga anak akan merasa senang dan berminat. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar. 2. Pelaksanaan Tindakan Awal dari pelaksanaan siklus II yang menfokuskan pada berhitung dengan biji warna yang berbeda. Guru menyiapkan RKH, dan alat peraga. Kemudian pembelajaran dimulai sesuai RKH yang dibuat dari kegiatan awal yaitu berbaris, berdoa dan salam. Setelah itu guru mengondisikan siswa, anak – anak diajak berolahraga dan tanya jawab sesuai RKH hal ini dilakukan agar anak-anak TK memiliki kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan penjelasan cara bermain dakon secara klasikal. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang setiap kegiatan yang
34
akan dilakukan hari ini. Guru mulai menujukkan cara bermain dakon yang diisi biji berbeda warna, pertama anak disuruh pingsut, yang menang harus bermain dahulu. Dan setiap lubang diisi satu-satu biji, serta lubang yang dipilih. Dan sebaliknya lawan main.
Gambar 4.3 Anak bermain dakon dengan warna yang berbeda
35
Tabel 4.3 Tabel Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Siklus II
Indikat
Kondisi Awal
or
Prose
Tingkat
Jumlah
Pencapaia
Anak
ntase
n Perkemba ngan
Menyeb
Baik ( ● )
16
80%
utkan /
Cukup
3
15%
Membila
(√)
ng
Kurang
1
5%
bilangan
(o)
20
100%
1-20 Jumlah 90 80 70 60 50
Column1
40
Column2
30
Column3
20 10 0 Baik
Cukup
Kurang
Grafik 4.3. Grafik Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Siklus II
36
Dari hasil tabel dan grafik diatas dapat diperoleh kemampuan berhitung anak kelompok B, dari hasil analisa dengan rata-rata keberhasilan anak sebagai berikut: Baik ( ● ) Cukup (
: 80%
√ )
Kurang ( o )
: 15%
: 5%
Berdasarkan hasil prosentase diatas,sudah dapat dikatakan berhasil karena peningkatan kemampuan berhitung anak mencapai 80% yang termasuk kategori baik.
3. Observasi Observasi
dilakukan
dengan
melibatkan
teman
sejawat
dengan
menggunakan lembar observasi, adapun aspek yang diobservasi meliputi : a. Aktivitas guru (memberikan apersepsi, mengkondisikan siswa, memanfaatkan papan dakon dan memberikan motivasi). b. Aktivitas siswa (kesiapan mengikuti pelajaran, semangat belajar, perhatian dalam belajar, ketekunan dalam mengerjakan tugas dan perolehan hasil belajar).
4. Refleksi Hasil dari pelaksanaan tindakan kelas siklus II adalah kegiatan meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui bermain dakon indikator yang telah ditentukan. Dalam hal ini dilihat dari angka keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas atau kegiatan yang
37
diberikan oleh guru mengalami kenaikan atau peningkatan dalam kemampuan berhitung anak kelompok B sudah naik dan berhasil. Hasil dari refleksi siklus I dari 50% dan meningkat pada siklus II menjadi 80%. D. Pembahasan Antar Siklus
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh gambaran tentang peningkatan kemampuan berhitung anak kelompok B TK PGRI 03 Kemijen bermain dakon. Adapun tabel prosentase pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Tabel Prosentase Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Siklus
Bai
Cukup
Kura
k
(√)
ng
(●
(o)
)
Pra
20
Siklus
%
Siklus I
50 %
Siklus
80
II
%
50 %
30 %
40 %
10 %
15 %
5%
38
90 80 70 60 50
TINGGI
40
SEDANG
30 RENDAH
20 10 0 PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Grafik 4.4 Perbandingan prosentase Tingkat Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Dari tabel dan grafik fiatas dapat dilihat bahwa kemampuan berhitung anak kelompok B TK PGRI 03 Kemijen mengalami kenaikan dari pra siklus20 % ke perbaikan siklus I 50% yaitu sejumlah 30% dan kenaikan dari siklus I 50% ke siklus II 80% yaitu 30%
39
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui beberapa tindakan yakni kondisi awal dan beberapa siklus, berdasarkan seluruh pembahasan dan penilaian yang telah disimpulkan bahwa peningkatan berhitung permulaan melalui bermain dakon merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak usia dini. Ketika anak bermain dakon
anak merasa semangat untuk memenangkan
permainan ini. Rata-rata peningkatan berhitung permulaan melalui bermain dakon TK PGRI 03 Kemijen, hasil observasi awal adalah 20% kemudian siklus I meningkat menjadi 50% dan siklus II menjadi 80%. Dari hasil data tersebut maka indicator kinerja pada penelitian ini dapat dikatakan berhasil pada siklus II. Sehingga tidak perlu dilanjutkan siklus III. Dari Uraian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa “ Melalui Bermain
Dakon Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini
TK PGRI 03 Kemijen Tahun Ajaran 2012/2013”.
39
40
B. Saran
1.
Anak Agar dapat memanfaatkan media pembelajaran dakon dengan baik secara maksimal dengan memainkannya dalam berbagai kesempatan.
2.
Guru Guru dapat termotivasi dalam pembelajaran dan lebih bersemangat dalam belajar berhitung dengan alat tradisional yaitu dakon.
3.
Sekolah Agar sekolah dapat mengembangkan alat
– alat tradisional yaitu dakon dalam
pembelajaran berhitung, guna untuk meningkatkan minat anak.
41
DAFTAR PUSTAKA
Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Permainan Tradisional. Jogyakarta: Javalitera. Departemen Pendidikan Jakarta.
Nasional. 2006. Permainan
Anak
Melalui
Berhitung Permulaan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta. Husna, A.M. 2009. 100+ Permainan Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Andi. Isnawati, Nurlaela. 2009. Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya dalam 30 hari. Jogyakarta : Garailmu. Rismawati. 2012. Menstimulasi Perkembangan Otak dengan Permainan Yogyakarta : Pustaka Instan Madani. Seefeldt, Carol dan Wasik, Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Prenada Media Group. Suyanto, Slamet. 2008.
Strategi Pendidikan Anak. Yogyakarta:
Hikayat
Publishing. Trimo. 2011. Modul Penelitian Tidakan Kelas. Metode Penelitian. Widayati, Sri. Ayo Berhitung Matematika Usia Prasekolah. Image. Yulianty, Rani. 2010. Permainan yang Meningkatkan Kecerdasan Anak , Jakarta: Laskar Aksara.
42
i
ii
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN
TK PGRI 03 KEMIJEN Jl. Pengapon Kp.Penjaringan Semarang Timur 50128
Semarang, 16 Maret 2013 No
:-
Lampiran : Perihal
: Surat Rekomendasi Kepada RektorIKIP PGRI Semarang di Tempat Memperhatikan surat saudara Nomor : 595 / AM / FIP / IKIP
PGRI / III /2013 tanggal 15 Maret 2013 perihal permohonan ijin penelitian, maka Kepala TK PGRI 03 Kemijen memberikan rekomendasi kepada mahasiswa IKIP PGRI Semarang : Nama
: YAYUK SUTANTI
NPM
: 10159101
Jurusan / Fakultas
: PG – PAUD / FIP
Untuk mengadakan penelitian di TK PGRI 03 Kemijen dengan judul
“ Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaa n Melalui Bermain Dakon Anak Usia Dini Pada Kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Tahun
Pelajaran 2012 / 2013 Mulai 16 Maret s.d 15 April 2013 “. Demikian surat rekomendasi ini kami berikan agar dapat dilaksanakan / dipergunakan dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Kepala TK PGRI 03 Kemijen
YAYUK SUTANTI,A.Ma
iii
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN
TK PGRI 03 KEMIJEN Jl. Pengapon Kp.Penjaringan Semarang Timur 50128 SURAT KETERANGAN
Nomor : Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan
:
YAYUK SUTANTI , A. Ma
: Kepala TK PGRI 03 Kemijen
Menerangkan bahwa mahasiswa PG-PAUD IKIP PGRI Semarang : Nama
: YAYUK SUTANTI
NPM
: 10159101 Benar-benar telah melaksanakan penelitian di TK PGRI 03 Kemijen
dengan judul “ Peningkatan Kemampuan B erhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Anak Usia Dini Pada Kelompok B di TK PGRI
Kemijen Tahun Pelajaran
2012 / 2013 Mulai 16 Maret s.d 15 April 2013 “. Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat digunakan dengan baik dan tanggungjawab. Semarang, 16 April 2013 Kepala TK PGRI 03 Kemijen
YAYUK SUTANTI, A .Ma
iv
BIODATA
Nama lengkap
: YAYUK SUTANTI
NPM
: 10159101
Fakultas / Jurusan
: FIP / PG PAUD
Tempat / Tgl Lahir
: Demak, 8 November 1986
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Kp. Stasiun RT 9 RW 2 Bintoro Demak 59511
Telp./ HP
: 085 641 550 819
Riwayat Pendidikan Jenjang
Pendidikan
Nama Sekolah
XIII Demak
Tahun Lulus
SD
SD N
1999
SMP
SMPN 1 Demak
2003
SMK
SMKN 1 Demak
2005
D2 / PG TK
IKIP PGRI Semarang
2010
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: YAYUK SUTANTI
NPM
: 10159101
Fakultas / Jurusan
: FIP / PG PAUD
Universitas
: IKIP PGRI SEMARANG
Menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan melalui Bermain Dakon Anak Usia Dini Pada
Kelompok B TK PGRI Kemijen Tahun Pelajaran 2012 / 2013 “. Benar – benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Semarang, ......................2013 Penulis
YAYUK SUTANTI
vi
Lembar Observasi Aktivitas Anak dan Guru
No
Aspek yang dinilai
Skor 1
1
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
2
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
3
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
4
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
5
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
6
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
7.
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
8
Guru dalam menyusun RKH
v
9
Guru mengkondisikan anak
v
10
Guru menjelaskan mat eri
v
2
v
Jumlah
11
Presetase (%)
53,3%
3
i
Rencana Kegiatan Harian Semester/Minggu
: II/11
Hari/Tanggal
: Rabu, 20 Maret 2013
Tema
: Alat Komunika si
Sub Tema
: Kegunaan Alat
Kelompok
:B
Waktu
: 09.30-12.00 WIB
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat
Penilaian
Pend.
Peraga/
Perkembangan
Nasionalisme
Sumber
Anak
Karakter Bangsa & Kewirausahaan
Alat
Menyebutkan
Kegiatan Awal 30 menit
ciptaan
- Berbaris, berdo’a, salam - Bercakap-cakap tentang
(NAM 3)
Tuhan
Ciptaan Tuhan dan Buatan Manusia
Observasi
Hasil
Religius
ii
Memanjat,
- Memanjat, bergantung,
bergantung
dan
berayun (FMK 7)
berayun pada tangga
Tangga
Unjuk
Majemuk
Kerja
Lembar
Hasil
Kerja
Karya
Media
Penugasa
majemuk
Mengerjakan.
Kegiatan Inti
Mazze
(yang
sederhana,
3-4
- Menelusuri jalannya Dino rekreasi
ke Gunung
jalan) (KOG 18) Membilang /menyebut
- Mengenal bilangan 1-10 urutan
Audiovis n
bilangan (KOG 33)
Gemar berhitung
ual Istirahat 30 menit
- Berdo’a sebelum makan, Menyanyi
sambil
berekspresi
sesuai
lagu
anak-anak
makan bekal, bermain Kegiatan Akhir 30 menit
- Menyanyi lagu naik-naik
Demontr
Kreativitas
iii
kepuncak gunung
(FMH 15)
asi
- Ulasan kegiatan, saran - Berdo’a, salam, pula ng Semarang, 19 Maret 2013 Mengetahui, Kepala TK PGRI 03
Guru Kelas B
Yayuk Sutanti, A.Ma
Yayuk Sutanti
i
Lembar Observasi Aktivitas Anak dan Guru
No
Aspek yang dinilai
Skor 1
1
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
2
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
3
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
4
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
5
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
6
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
7.
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
8
Guru dalam menyusun RKH
v
9
Guru mengkondisikan anak
v
10
Guru menjelaskan mat eri
v
v
Jumlah Presetase (%)
2
23 76,6%
3
i
Rencana Kegiatan Harian Semester/Minggu
: II/
Hari/Tanggal
: Kamis, 21 Maret 2013
Tema
: Alat Komunika si
Sub Tema
: Kegunaan Alat
Kelompok
:B
Waktu
: 09.30-12.00 WIB
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat
Penilaian
Pend.
Peraga/
Perkembangan
Nasionalisme
Sumber
Anak
Karakter Bangsa & Kewirausahaan
Alat
Menyebutkan
Kegiatan Awal 30 menit
ciptaan
- Berbaris, berdo’a, salam - Bercakap-cakap tentang
Tuhan
(NAM 3)
Observasi
Hasil
Religius
Ciptaan Tuhan dan Buatan Manusia Menirukan kembali
- Menirukan kembali kata
Kartu
Penugasa
yang di ucapkan guru
Kata
n
Komunikatif
ii
3-4
urutan
kata
(Bhs 2) Kegiatan Inti
- Menggabungkan atau
Membilang /menyebut
Media
Penugasa
Gemar
memasangkan lambang
Audiovis
n
Berhitung
bilangan dengan
ual
Observas
Kreativitas
benda-benda urutan
pasangannya.
bilangan (KOG 33) Istirahat 30 menit
Menyanyikan lebih dari
10
lagu
- Berdo’a sebelum makan, makan bekal, bermain
anak-anak Kegiatan Akhir 30 menit
- Menyanyi lagu yang dihafal anak
- Ulasan kegiatan, saran - Berdo’a, salam, pulang
Buku,
i,
lagu,
kerja
gitar
unjuk
iii
Semarang, 20 Maret 2013 Mengetahui, Kepala TK PGRI 03
Guru Kelas B
Yayuk Sutanti, A.Ma
Yayuk Sutanti
i
Lembar Observasi Aktivitas Anak dan Guru
No
Aspek yang dinilai
Skor 1
1
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
2
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
3
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
4
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
5
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
6
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
7.
Siswa mempunyai kemampuan berhitung
v
8
Guru dalam menyusun RKH
v
9
Guru mengkondisikan anak
v
10
Guru menjelaskan mat eri
v
2
v
Jumlah
24
Presetase (%)
80%
3
i
Rencana Kegiatan Harian Semester/Minggu
: II/11
Hari/Tanggal
: Jumat, 22 Maret 2013
Tema
: Alat Komunika si
Sub Tema
: Kegunaan Alat
Kelompok
:B
Waktu
: 08.30-11.00 WIB
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat
Penilaian
Pend.
Peraga/
Perkembangan
Nasionalisme
Sumber
Anak
Karakter Bangsa & Kewirausahaan
Alat
Mau
Kegiatan Awal 30 menit
mengemukakan secara
- Berbaris, berdo’a, salam - Bercakap-cakap
sederhana (SOSEM
membedakan suasana di
26)
gunung dan di pesisir
pendapat
Observasi
Hasil
Bersahabat/ berkomunikasi
ii
Melompat berbagai
ke arah
dengan satu atau
- Melompati tali yang dipegang teman seperti
Tali dan Unjuk Karet
kerja
Kerja keras
melompati ombak
dua kaki ( FMK 5) Menggambar bebas
Kegiatan Inti
Buku
Hasil
dari bentuk dasar
- Menggambar tempat
gambar,
Karya
titik,
lingkaran,
segi tiga (FMH 36) Membilang menyebut bilangan
atau urutan 1-10
rekreasi seperti l.aut atau
pensil
pegunungan.
warna
- Menyebutka urutan lambang bilangan 1-10
Media
Penugasa
Gemar
dengan gambar
Audiovis
n
berhitung
(KOG 33)
ual
Istirahat 30 menit
- Berdo’a sebelum makan, makan bekal, bermain Mendengarkan dan
Kreativitas
iii
Kegiatan Akhir 30 menit
menceritakan kembali
cerita
secara runtut (Bhs 27)
- Mendengarkan cerita
“Tani Pergi ke Gunung” - Ulasan kegiatan, saran - Berdo’a, salam, pulang
Buku
Observas
cerita
i
Semarang, 21 Maret 2013 Mengetahui, Kepala TK PGRI 03
Guru Kelas B
Yayuk Sutanti, A.Ma
Yayuk Sutanti
Komonikatif
i
ii
iii
iv