BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g CEDERA KEPA KE PALA LA
Cedera Cedera kepala kepala merupa merupakan kan salah salah satu satu penyeb penyebab ab utama utama kematia kematian n pada pada penggu pengguna na kendaraan bermotor karena tingginya tingkat mobilitas dankurangnya kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan raya (Baheram,2007).Lebih dari 50 kematian disebabkan oleh !edera kepala dan ke!elakaankendaraan bermotor. "etiap tahun, lebih dari 2 juta orang orang mengal mengalami ami !edera !ederakep kepala, ala, 75.000 75.000 dianta diantarany ranyaa mening meninggal gal dunia dunia dan lebih lebih dari dari #00.000 orang yang selamat akan mengalami disabilitas permanen ($idiy ( $idiyanto, anto, 2007). %asus trauma terbanyak disebabkan oleh ke!elakaan lalu lintas,disamping ke!elakaan industri, ke!elakaan olahraga, jatuh dari ketinggian maupun akibat kekerasan.&rauma kepala dide'inisika dide'inisikan n sebagai trauma trauma nondegener nondegenerati'no ati'nonkon nkongineta ginetall yang terjadi akibat akibat ruda paksa mekanis eksteralyang menyebabkan kepala mengalami gangguan kogniti', 'isik dan psikososialbaik sementara atau permanen. &rauma kepala dapat menyebabkan kematian kelumpuhan pada usia dini (*sborn, 200+). ngk ngkaa kejad kejadia ian n !edera !edera kepa kepala la pada pada laki lakila laki ki 5- 5- lebih lebih bany banyak ak diba diband ndin ingk gkan an perempuan. al ini disebabkan karena mobilitas yang tinggi dikalangan usia produkti' sedangk sedangkan an kesadar kesadaran an untuk untuk menjag menjagaa keselam keselamatan atan dijala dijalan n masih masih rendah rendah disamp disamping ing penanganan pertama yang belum benar benarrujukan yang terlambat ("melt/er Bare, 2002). 1enu 1enuru rutt
penel enelit itia ian n
nasi nasio onal nal
merik erikaa
uerre errero ro
et
al
(200 (2000) 0)
di
bagia agian n
kega3atdarur kega3atdaruratan atan menunjukka menunjukkan n bah3a penyebab penyebab primer !edera kepala karena karena trauma pada anakanak adalah karena jatuh, dan penyebab sekunder adalah terbentur terbe ntur oleh benda keras.4enyebab !edera kepala pada remaja dan de3asamuda adalah ke!elakaan kendaraan bermotor dan terbentur, selain karena kekerasan. nsidensi !edera kepala karena trauma kemudian menurun pada usia de3asa6 ke!elakaan kendaraan bermotor dan kekerasan yang sebelumnyamerupa sebelumnyamerupakan kan etiologi !edera utama, digantikan digantikan oleh jatuh pada usia 85 tahun.
Cede Cedera ra kepa kepala la akan akan memb member erik ikan an gang ganggu guan an yang yang si'at si'atny nyaa lebih lebih komp komplek lekss bila bila dibandingkan dengan trauma pada organ tubuh lainnya. al ini disebabkankarena struktur anatomi! anatomi! dan 'isiologik dari isi ruang tengkorak yangmajemuk, yangmajemuk, dengan konsistensi konsistensi !air, lunak dan padat yaitu !airan otak, selaputotak, jaringan syara', pembuluh darah dan tulang (9etnaningsih, 200-). %asus trauma terbanyak disebabkan oleh ke!elakaan lalu lintas,disamping ke!elakaan industri, ke!elakaan olahraga, jatuh dari ketinggian maupun akibat kekerasan.&rauma kepala dide'inisikan sebagai trauma nondegenerati' : non konginetal yang terjadi akibat ruda paksa mekanis eksteral yang menyebabkan kepala mengalami gangguan kogniti', 'isik dan psikososial baik sementara atau permanen. &rauma kepala dapat menyebabkan kematian atau kelumpuhan pada usia dini (*sborn, 200+).
CEDERA MEDULLA SPINALIS
Cedera Cedera medull medullaa spinali spinaliss adalah adalah masalah masalah kesehat kesehatan an mayor mayor , dan !edera !edera medull medullaa spinalis lebih dominant pada pria usia muda sekitar lebih dari 75 dari seluruh !edera. "etengah dari kasus ini adalah ke!elakaan kendaraan bermotor6 selain itu banyak akibat jatuh, olahraga,kejadian industri dan luka tembak. ;ua pertiga kejadian adalah usia+0 tahun atau lebih mudah. dan 7, &orakal ke#2 dan lumbal pertama.
!edera !edera tulang tulang belakang belakang menderita menderita
;okter dan tim medis yang menolong penderita !edera tulang belekang harus selalu berhati : hati bah3a manipulasi yang berlebihan serta immobilisasi yang tidak adekuat akan menambah kerusakan neurologik dan memperburuk prognosis penderita. %urang lebih 5 akan timbul gejala neurologist atau memburuknya keadaan setalah penderita men!apai ?;. al ini disebabkan karena iskemia atau udema progresip pada sumsun tulang belakang.hal ini juga disebabkan oleh kegagalan mempertahankan immobilisasi yang adekuat. "elama tulang belakang penderita dilindungi, e=aluasi tulang belakang dapat ditunda dengan aman, terutama bila ditemukan instabilitas sistemik, seperti hipotensi dan pernapasan yang adekuat. 4ergerakan penderita dengan kolumna pertebralis yang tidak stabil akan memberikan resiko kerusakan lebh lanjut sumsun tulang belakang. 1enyingkirkan kemungkinan adanya
!edera tulang belakang lebih mudah pada
penderita sadar dibandingkan dalam keadaan koma atau penurunan tingkat kesadaran, proses tidak sederhana dan dokter yang menangani
berke3ajiban memperoleh 'oto
rongsen yang tepat untuk menyingkirkan adanya !edera tulang belakang, dan bila tidak berhasil maka immobilisasi pasien harus diperhatikan.
1.2 Rumusan Masalah #. Bagaimana suhan %epera3atan 4ada 4asien ;engan Cedera %epala 2. Bagaimana suhan %epera3atan 4ada 4asien ;engan Cedera 1edulla "pinalis 1. !u"uan
#.
&ujuan ?mum "etelah dilakukan presentasi mahasis3a diharapkan mampu untuk memperoleh gambaran nyata tentang asuhan kepera3atan pada pasien dengan Cedera %epala dan
2.
!edera 1edulla "pinalis. &ujuan %husus. 1ahasis3a mampu memahami tentang pengertian, klasi'ikasi, etiologi, mani'estasi klinis, pato'isiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan.
BAB II PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERA#A!AN KLIEN
DEN$AN CEDERA KEPALA K%NSEP MEDIK A. Pengert&an Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari 'ungsi otak yang disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala (!edera kraniose!ebral) merupakan salah satu penyebab utama ke!atatan dan kematian. Lebih dari 50 !edera kepala disebabkan karena ke!elakaan lalu lintas, selebihnya disebabkan karena 'aktor lain seperti terjatuh, terpukul, ke!elakaan industri dan lainlain. (;aniel &jen, #@@@). B. Et&'l'g& Cedera kepala dapat disebabkan karena ke!elakaan lalu lintas (>0 kematian
yang disebabkan ke!elakaan lalu lintas merupakan akibat !edera kepala). Aaktor konstribusi terjadinya ke!elakaan seringkali adalah konsumsi alkohol, terjatuh, ke!elakaan industri, ke!elakaan olah raga, luka pada persalinan. (ingberg, Lionel, 2005) C. Mekan&sme (e)era ke*ala Cedera kepala disebabkan karena adanya dayakekuatan yang mendadak di
kepala. da tiga mekanisme yang berpengaruh dalam trauma kepala yaitu #. kselarasi kselarasi yaitu mekanisme !edera yang terjadi apabila benda bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada orang diam kemudian dipukul atau terlempar batu. 2. ;eselerasi ;eselerasi yaitu mekanisme !edera kepala yang terjadi apabila kepala bergerak membentur benda yang diam, misalnya padaa saat kepal terbentur +. ;e'ormitas ;e'ormirtas adalah perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang tejadi akibat trauma, misalnya adanya 'raktur kepala, kompresi, ketegangan atau pemotongan pada jaringan otak. D. Pat'+&s&'l'g& danya !edera kepala dapat mengakibatkan adanya gangguan atau kerusakan
struktur misalnya kerusakan pada parenkim otak, kerusakan pembuluh darah, perdarahan, edema dan biokimia otak misalnya penurunan adenosin tripospat dalam mitokondria, perubahan permeabilitas =askuler.
4ato'isiologi !edera kepala dapat digolongkan menjadi 2 proses yaitu !edera kepala primer dan !edera kepala sekunder. Cedera kepala primer merupakan !edera yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian !edera. Cedera ini umumnya menimbulkan kerusakan pada tengkorak, otak, pembuluh darah dan struktur pendukungnya. ("ha3nna, #@@-). Cedera kepala sekunder merupakan proses lanjutan dari !edera primer dan lebih merupakan 'enomena metabolik. 4ada !edera kepala sekunder pasien mengalami hipoksia, hipotensi, asidosis, penurunan suplay oksigen otak. (Leeune 2002). Lebih lanjut keadaan ini menimbulkan edema serebri dan peningkatan tekanan intrakranial yang ditandai adanya penurunan kesadaran, muntah proyektil, papilla edema, nyeri kepala. 4eningkatan tekanan intrakranial harus segera ditangani karena dapat menimbulkan gangguan per'usi jaringan otak dan nerniasi serebral yang dapat mengan!am kehidupan. 4rinsip penatalksanaan peningkatan &% adalah dengan mengontrol !erebral blood 'lo3 (CBA) untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan glukosa otak. %eadaan CBA ditentukan oleh berbagai 'aktor seperti tekanan darah sistemik, !erebral metaboli! rate dan 4aC*2, CBA yang adekuat akan berpengaruh terhadap tekanan per'usi otak (C44), sehingga kebutuhan metabolisme otak terjaga. 4erdarahan serebral menimbulkan hematom, misalnya pada epidural hematon yaitu berkumpulnya darah anatara lapisan periosteum tengkorak dengan duramater, subdural hematon diakibatkan berkumpulnya darah pada ruang antara duramater dengan subarahnoid dan intra!!erebral hematom adalah berkumpulnya darah pada jaringan serebral. %ematian pada !edera kepala banyak disebabkan karena hipotensi gangguan pada outoregulasi. %etika outoregulasi terjadi kerusakan menumbulkan hipoper'usi jaringan serebral dan berakhir pada iskemia jaringan otak, karena otak sangat sensiti' terhadap oksigen dan glukosa. E. Klas&+&kas& (e)era ke*ala #. Berdasarkan kerusakan jaringan otak a. %omosio serebri (gegar otak) gangguan 'ungsi neurologik ringan tanpa
adanya kerusakan struktur otak, terjadi hilangnya kesadaran kurang dari #0 menit atau tanpa disertai amnesia retrograd, mual, muntah, nyeri kepala. b. %ontusio serebri (memar) gangguan 'ungsi neurologik disertai kerusakan jaringan otak tetapi kontinuitas otak masih utuh, hilangnya kesadaran lebih dari #0 menit.
!. Laserasio serebri gangguan 'ungsi neurologik disertai kerusakan otak yang berat dengan 'raktur tengkorak terbuka. 1assa otak terkelupas ke luar dari rongga intrakranial. 2. Berdasarkan berat ringannya !edera kepala a. Cedera kepala ringan jika C" antara #5#+, dapat terjadi kehilangan kesadaran kurang dari +0 menit, tidak terdapat 'raktur tengkorak, kontusio atau hematom. b. Cedera kepala sedang jika nilai C" antara @#2, hilang kesadran antara +0 menit sd 28 jam, dapat disertai 'raktur tengkorak, disorientasi ringan. !. Cedera kepala berat jika C" antara +-, hilang kesadaran lebih dari 28 jam, biasanya disertai kontusio, laserasi atau adanya hematom, edema serebral. +. Berdasarkan si'at kega3atan !edera kepala 4asien dengan taruma kepala berdasarkan si'at kadaruratanya dibagi menjadi periode akut dan post akut. a. 4eriode akut !edera kepala 4ada periode ini keadaan hemodinamik relati=e tidak stabil dan dapat terjadi perubahanperubahan seperti #. 4enurunan tingkat kesadaran, nilai C" dapat kurang dari -, atau pasien dapat mengalami koma,hal ini tergantung dari derajat !edera kepala. 2. 4erubahan pupil, dapat berupa menurunya respon pupil dan perubahan ukuran. 4erubahan pupil merupakan indikasi terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dan mengkompresi sara' kranial . +. 9e'leks batang otak, misalnya tidak adanya re'leD batuk, kornea. 8. &anda =ital, meningkatnya tekanan sistolik atau menurun tekanan darah, perubahan pernapasan dan temperature tubuh. 5. ;e'isit neurologi, disamping adanya penurunan kesadaran, ganggua sensorik dan motorik, perubahan pupil dan sara' kranial juga disertai adanya nyeri kepala. b. Cedera kepala post akut 4eriode !edera kepala post akut merupakan masa pemulihan dan perbaikan jaringan otak. 4eriode ini ditandai adanya hemodinamik yang relati=e stabil, seperti kesadaran pasien meningkat, tanda =ital dalam keadaan stabil. 4enatalaksanaaan pada masa ini adalah untuk mempertahankan pemulihan dan mengurangi gejalagejala penyerta seperti adanya nyeri kepala. ,. !an)a )an $e"ala "e!ara umum tanda dan gejala pada !edera kepala meliputi ada atau tidaknya 'raktur
tengkorak, tingkat kesadaran dan kerusakan jaringan otak. #. Araktur tengkorak, ada laserasi, memar.
Araktur tengkorak dapat melukai pembuluh darah dan sara'sara' otak, merobek duramater yang mengakibatkan perebesan !airan serebrospinal. ika terjadi 'raktur tengkorak kemungkinan yang terjadi adalah %eluarnya !airan serebrospinal atau !airan lain dari hidung (rhinorrhoe) • • • •
dan telinga (otorrhoe) %erusakan sra'a kranial 4erdarahan di belakang membran timpani Ekimosis pada periorbital
ika terjadi 'raktur basiler, kemungkinan adanya gangguan pada sara' kranial dan kerusakan bagian dalam telinga. "ehingga kemungkinan tanda dan gejalanya • • •
• • • •
4erubahan tajam penglihatan karena kerusakan ner=us optikus %ehilangan pendengaran karena kerusakan pada ner=us auditorius ;ilatasi pupil dan hilangnya kemampuan pergerakan beberapa otot mata karena kerusakan ner=us okulomotorius 4aresis 3ajah karena kerusakan ner=us 'asialis
atas mastoid (battle sign) 2. 9i3ayat kejadian trauma kepala +. %esadaran &ingkat kesadaran pasien tergantung dari berat ringannya !edera kepala, asa atau tidaknya amnesia retrograt, mual dan muntah. 8. %erusakan jaringan otak 1ani'estasi klinik kerusakan jaringan otak ber=ariasi tergantung dari !edera kepala. ?ntuk melihat adanya kerusakan !edera kepala perlu dilakukan pemeriksaan C& s!an atau 19. $. K'm*l&kas& %omplikasi yang mungkin terjadi pada !edera kepala diantaranya ;e'isit neurologi 'okal • %ejang • 4neumonia • 4erdarahan gastrointestinal • ;isritmia jantung • "yndrom o' inappropriate se!retion o' antidiureti! hormone (";) • idrosepalus • %erusakan kontrol respirasi • nkontinensia bladder dan bo3el • Fyeri kepala akut maupun kronik •
H. !est )&agn'st&k #. Aoto tengkorak mengetahui adanya 'raktur tengkorak (simpel, depresi,
kommunit), 'ragmen tulang. 2. Aoto ser=ikal mengetahui adanya 'raktur ser=ikal +. C& s!an kemungkinana adanya subdural hematom, intraserebral hematom, 8. 5. >. 7. -.
keadaan =entrikel. 19 sama denga C& s!an "erum alkohol mendeteksi penggunaan alkohol sebelum !edera kepala "erum obat mengetahui penyalahgunaan obat sebelum !edera kepala 4emeriksaan obat dalam urine menegetahui pemakaian obat sebelum kejadian "erum human !horioni! gonadropin mendeteksi kehamilan
I. Penatalaksanaan #. 4enatalaksanaan umum 4enatalaksanaan pasien pada periode akut !edera kepala adalah adekuatnya •
bersihan jalan napas, dimana pada umunya +0>0 menit post !edera kepala pasien mengalami muntah sehingga perlu disiapkan su!tion atau intubasi. %eadaan pernapasan harus diperhatikan. %arena >0 pasien !edera kepala mengalami hipoksia dengan 4a* 2 kurang dari 50. "irkulasi darah pasien juga harus diperhatikan karena tekanan darah mempengaruhi tekanan per'usi otak. "istole pasien diperhatikan lebih dari @0 mmg, kadar b dan •
hemotokrit yang normal akan mendukung kebutuhan oksigen otak. 1onitor respirasi babaskan jalan napas, monitor keadaan =entilasi, periksa ;, berikan oksigen jika perlu. iper=entilasi masih menjadi kontro=ersi dalam penanganan !edera kepala akut karena dapat menurunkan tekanan
•
intrakranial relati=e !epat sehingga aliran darah serebral. 1onitor tekanan intrakranial (&%) %ontrol terhadap terhadap intrakranial dan tekanan per'usi serebral merupakan dasar yang penting pada !edera kepala untuk menjamin adekuatnya oksigenasi otak terutama pada > jam pertama !edera. 4ada umumnya !edera kepala akut akan mengalami iskemia pada jaringan serebral dapat lokal, regional maupun global. ?ntuk mempertahankan adekuatnya per'usi jaringan serebral perlu dihindari tekanan darah yang rendah dan menurunkan &%. %ebutuhan oksigen otak harus diturunkan dengan !ara
•
men!egah terjadinya demam, kejang dan peningkatan akti=itas. tasi syok bila ada "yok merupakan keadaan kedaruratan, dimana tekanan darah pasien menjadi menurun sehingga per'usi jaringan juga akan terganggu.
•
%ontrol tanda =ital %eadaan hiper=entilasi dan hipotensi akan mempengaruhi alirah darah otak yang juga berakibat pada peningkatan &%. ipertermia akan meningkatkan metabolisme otak dan meningkatkan konsumsi oksigen. ipotensi pada !edera kepala akut sangat tidak menguntungkan karena akan memperberat keadaan iskemia. 4ada keadaan normal ratarata 14 sekitar 70 mm dan C44 sekitar >0 mmg. ika pengobatan untuk menurunkan &% tidak berhasil maka perlu peningkatan tekanan darah dengan pemberian =olume intra=askuler. E'ek dari C44 diatas >0 mmg adalah tejadinya akut
•
respiratori distress syndrom (9;") %eseimbangan !airan dan elektrolit 4ada a3al !edera kepala terdapat keka!auan elektrolit yang mengakibatkan
adanya edeme serebri. 2. *perasi ;ilakukan untuk mengeluarkan darah pada intraserebral, debridemen luka, kranioplasti, prosedur shunting pada hidro!epalus, kraniotomi. +. 4engobatan ;iuretik untuk mengurangi edema serebral misalnya manitol 25, • 'urosemid (lasik). 4enurunan =olume intrakranial dengan terapi osmotik merupakan dasar dari managemen tekanan intrakranial. ?munya agen osmoti! yang dipakai adalah mannitol. 1annitol tidak dapat menembus sa3ar otak dan bekerja dengan menarik keluar !airan otak dan dikeluarkan •
melalui hinjal. ntikon=ulsan untuk menghentikan kejang misalnya dengan dilantin, tegretol, =alium. *batobatan sedati=e juga e'ekti' dalam menurunkan
•
metabolisme rate serebral dan menurunkan &%. %ortokosteroid untuk menghambat pembentukan edema misalnya dengan
•
deksametason. ntagonis histamin men!egah terjadinya iritasi lambung karena
•
hipersekresi akibat e'ek trauma kepala misalnya dengan !emetidin, ranitidin. ntibiotik jika tejadi luka yang besar, untuk men!egah terjadinya in'eksi
K%NSEP KEPERA#A!AN
1. Pengka"&an dentitas pasien seperti nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, penanggung ja3an,
status perka3inan. 2. R&-aat ke*era-atan 9i3ayat medis dan kejadian yang lalu • 9i3ayat kejadian !edera kepala • 4enggunaan alkohol dan obatobatan terlarang • . Pemer&ksaan +&s&k / Araktur tengkorak jenis 'raktur, luka tebuka, perdarahan konjungti=a, • •
rihinorrea, otorrhea, ekhimosisis periorbital, gangguan pendengaran. &ingkat kesadaran adanya perubahan mental seperti lebih sensiti', gelisah,
•
stupor, koma. "ara' kranial adanya anosmia, agnosia, kelemahan gerakan otot mata,
•
=ertigo. %ogniti' amnesia postrauma, disorientasi, amnesia retrograt, gangguan
• • •
•
bahasa dan kemampuan matematika. 9angsangan meningeal kaku kuduk, kernig, brud/inskhi antung disritmia jantung 9espirasi rales, rhonkhi, napas !epat dan pendek, takhipnea, gangguan pola napas. Aungsi sensori lapang pandang, diplopia, gangguan persepsi, gangguan
pendengaran, gangguan sensari raba. 0. !est )&agn'st&k 9adiologi C& s!an, 19 ditemukan adanya edema serebri, hematoma • • •
serebral, herniasi otak. 4emeriksaan darah hb, t, trombosit dan elektrolit 4emeriksaan urine penggunaan obatobatan dan minuman keras dapat menimbulkan gangguan kesadaran dan merupakan 'aktor penyebab terj adinya ke!elakaan bermotor.
DIA$N%SA KEPERA#A!AN
Path-a Ce)era Ke*ala Trauma Kulit Kepala
Tulang Kepala
Jaringan Otak
Hematoma pada kulit
Fraktur linear Fraktur communited Fraktur depressed Fraktur basis
Komusio Hematoma Edema kontusio
Kebocoran Rangsangan cairan kapiler simpatis
5. Intake nutrisi tidak
Cedera otak primer Ringan Sedang Gangguan Berat Autoregulasi
Cedera otak " TIK
Respons #siologis otak
Gangguan kesadaran Gangguan TT Kelainan
Cedera otak sekunder
Hipoksemia serebral
Kerusakan sel otak
Kelainan $etabolisme
Strest lokalis
Aliran dara% ke otak
O( gangguan
)roduksi asam laktat
Ta%anan &askuler
Katekolamin Sekresi asam lambung
Tek" )emb" *ara%
$ual' $unta%
Tek"
Edema Otak
2. gangguan perfusi jaringan
Edema paru Cura% +antung
*i,usi O( ter%ambat
3. Gangguan pola napas
4. Gangguan perfusi
Hipoksemia' %iperkapnea
ASUHAN KEPERA#A!AN KLIEN DEN$AN CEDERA MEDULA SPINALIS K%NSEP MEDIK A. Pengert&an
1edulla spinalis merupakan bagian susunan sara' pusat yang terletak di dalam kanalis =ertebralis dan menjulur dari 'oramen magnumke bagian atas region lumbalis. &rauma pada medulla spinalis dapat ber=ariasi dari trauma ekstensi 'iksasi ringan yang terjadi akibat benturan se!ara mendadak sampai yang menyebabkan transeksi lengkap dari medulla spinalis dengan Guadriplegia. B. #. 2. +. 8. 5.
Et&'l'g& %e!elakaan di jalan raya (penyebab paling sering) *lahraga 1enyelam pada air yang dangkal Luka tembak atau luka tikam angguan lain yang dapat menyebabkan !edera medulla spinalis seperti spondiliosis
ser=ikal dengan mielopat, yang menghasilkan saluran sempit dan mengakibatkan !edera progresi' terhadap medulla spinalis dan akan, mielitis akibat proses in'lamasi in'eksi maupun non in'eksi, osteoporosis yang disebabkan oleh 'raktur kompresi pada =ertebrata, siringmielia,tumor,in'iltrasi maupun kon'rensi,dan penyakit =as!ular. C. Pat's&l'g&
Cedera medulla spinalis kebanyakan terjadi sebagai akibat !edera pada =ertebra. 1edula
spinalis
yang
mengalami
!edera
biasanya
berhubungan
dengan
ekselerasi,deselerasi,atau kelainan yang diakibatkan oleh berbagai tekanan yang mengenai
tulang
belakang.
&ekanan
pada
medulla
spinalis
mengalami
kompresi,tertarik,atau merobek jaringan. Lokasi !edera umumnya menganai C # dan C2, C8, C> , dan # atau L2. Aleksirotasi,dislokasi,dislokasi 'raktur, umumnya mengenai ser=ikal pada C 5 dan C>, jika mengenai spina torakolumbar, terjadi pada & #2L#. Araktur lumbal adalah 'raktur yang terjadi pada daerah tulang belakng bagian ba3ah. Bentuk !edera ini mengenai ligament, 'raktur =ertebra, kerusakan pemuluh darah, dan mengakibatkan iskemia pada medulla spinalis. iperekstensi. enis !edera ini umumnya menegai klien dengan usia de3asa yang memiliki perubahan degenerati= =ertebra, usia muda yang mendapat ke!elakaan lalu lintas saat mengendarai kendaraan, dan usia muda yang mengalami !edera leher saat menyelam. enis !edera ini menyebabkan medulla spinalis bertentangan denga ligamentum 'la=a dan mengakibatkan kontusio kolom dan dislokasi=ertebrata. &ranseksi lengkap dari medulla spinalis dapat mengeikuti !edera hiperekstensi. Lesi lengkap dari
medulla spinalis mengakibatkan kehilangan pergerakan =olunteer pada daerah lesi dan kehialangan 'ungsi re'leD pada isolasi bagian medulla spinalis. %ompresi. Cedera kompersi sedang disebabkan karena jatuh atau melompat dari ketinggian,dengan posisi kaki atau bokong (duduk). &ekanan mengakibatkan 'raktur =ertebra dan menekan medulla spinalis. Lumbal dan toraks =ertebra umumnya akan mengalami !edera serta menyebabkan edema dan pendarahan. Edema pada medulla spinalis mengakibatkan kehilangan 'ungsi sensasi.
D. Klas&+&kas& #. Cedera tulang a. "tabil. Bila kemampuan 'ragmen tulang tidak memengaruhi kemampuan
untuk bergeser lebih jauh selain yang terjadi saat !edera . komponen arkus neural intak se!ara ligament yang berhubungan ruas tulang belakang,terutama ligament longitudinal posterior tidak robrk. Cedera stabil disebabkan oleh tenaga 'leksi,ekstensi dan kompresi yan sederhana terhadap kolumna tulang belakang yang paling sering tampak pada daerah torak ba3ah serta lumbal ('raktur baji badan ruas tulang belakangsering disebabkan oleh 'leksi akut pada tulang belakang). b. &idak stabil. Araktur memengaruhi kemampuan untuk bergeser lebih jauh. al ini disebabkan oleh adanya elemen rotasi terhadap !edera 'leksi atau ekstensi yang !ukup untuk merobek logamen longitudinal posterior serta merusak keutuhan arkus neural, baik akibat 'raktur pada 'edekel atau lamina, maupun oleh dislokasi sendi apo'iseal.
2. Cedera Feurologis a. &anpa de'i!it neurologis b. ;isertai de'i!it neurologis, dapat terjadi di daerah punggung karena kanal spiral terke!il terdapat di daerah ini. E. !an)a )an ge"ala #. &ergantung tingkat dan lokasi kerusakan &anda dan gejala !edera medulla spinalis tergantung dari tingkat kerusakan dan
lokasi kerusakan. ;iba3ah garis kerusakan terjadi misalnya hilangnya gerakan =olunteer, hilangnya sensai nyeri, tempertur, tekanan dan propriosepsi, hilangnya 'ungsi bo3el dan bladder dan hilangnya 'ungsi spinal dan re'leD autonom. Batas !edera medulla spinalis, tanda dan gejala
Batas !edera Cer=i!al (C#C8) Huadriplegia
Aungsi yang hilang ilangnya
'ungsi
motorik dan sensorik dari
Aungsi yang diharapkan %etergantungan total 4erlu bantuan
leher ke ba3ah. 4aralisis perna'asan &idak terkontrolnya bo3el dan bladder Berakibat 'atal
Cer=i!al 5 (C5) Huadriplegia
ilangnya
1emerlukan
bantuan
selurunya
'ungsi
motorik dari atas bahu ke ba3ah
hilangnya
sensai
diba3ah kla=ikula Cer=i!al > (C>) Huadriplegia
tidak
terkontrolnya
bo3el dan bladder
hilangnya 'ungsi motorik di ba3ah batas bahu dan
Cer=i!al 7 (C7) Huadriplegia
lengan. "ensasi
lebih
1emerlikan
bantuan
seluruh
akti=itas
pera3atan diri
banyak
pada lengan dan jempol
Aungsi
motorik
yang
sempurna pada bahu,siku pergelangan dan bagian
kemampuan
dari lengan
Cer=i!al - (C-) Huadriplegia
"ensasi
lebih
banyak
pada lengan dan tangan dibandingkan pada C>. Iang
lain
mengalami
'ungsi yan sama dengan C5.
1eningkatnya
untuk
akti=itas hidup seharihari 1asih perlu bantuan mbulasi dengan kursi roda
1ampu
mengontrol
lengan tetapi beberapa &horakal (&2) paraplegia
hari lengan mengalami kelemahan
ilangnya
sensasi
diba3ah dada. &horakal (&>) paraplegia
ilangnya
1ampu
kursi roda 1eningkatnya
kemampuan
menggunakan
kemandirian
motorik dan sensasi di ba3ah dada tengah
%emungkinan
beberapa
otot
interkosta
mengalami kerusakan Lumbal (L#L+) 4araplegia
ilangnya !ontrol bo3el
dan bladder
ilangnya motorik
kemampuan dan
;apat
mandiri
dalam
pera3atan diri ;apat bekerja
dengan
menggunakan kursi roda
sensasi
diba3ah pinggang.
Lumbosa!ral (L8"#) paraplegia
Aungsi
perna'asan
sempurna
tetapi
"ama seperti pada &>
hilangnya 'ungsi bo3el
tetapi
dan bladder.
keseimbangan duduk.
ilangnya
ada
peningkatan
'ungsi
motorik dari pel=is dan
"a!ral ("2"8) 4araplegia
tungkai.
ilangnya sensasi dari abdomen bagian ba3ah
dan
tungkai,
terkontrol bladder.
bo3el
tidak dan
%emandirian dengan kursi roda
ilangnya 'ungsi
beberapa
motorik
pada
pangkal paha,lutut dan
kaki. &idak terkontrol bo3el dan bladder
ilangnya motorik
mbulasi dengan bra!hes
mbulasi normal
'ungsi ankleplantar
'leksor
ilangnya sensasi pada bagian
tungkai
dan
perineum
4ada
keadaan
a3al
terjadi gangguan bladder dan bo3el 2. 4erubahan re'leD "etelah !edera medulla spinalis terjadi edema medulla spinalis sehingga stimulus re'leks juga terganggu misalnya re'leks pada bladder, akti=itas,=iseral,re'leks ejakulasi. +. "pasme otot angguan spasme otot terutama terjadi pada trauma komplit trans=ersal, dimana pasien terjadi ketidakmampuan melakukan pergerakan. 8. "pinal sho!k. &anda dan gejala spinal sho!k meliputi 'la!!id paralisis diba3ah garis kerusakan, hilangnya sensasi, hilangnya re'leksre'leks spinal, hilangnya tonus =asomotor yang mengakibatkan tidak stabilnya tekanan darah,tidak adanya keringat diba3ah garis keruskan dan inkontensia urine dan retensi 'eses. 5. utonomi! dysre'leDia utonomi! dysre'leDia tejadi pada !idera thorakal enam keatas,dimana pasien mengalami gangguan re'leks autonom seperti terjadinya bradikardia,hipertensi paroksimal,distensi bladder >. angguan 'ungsi seksual
Banyak kasus memperlihatkan pada lakilaki adanya impotensi,menurunnya sensasi dan kesulitan ejakulasi. 4asien dapat ereksi tetapi tidak dapat ejakulasi. ,. Penatalaksanaan #. &erapi dilakukan untuk mempertahankan 'ungsi neurologis yang masih ada,
memaksimalkan
pemulihan
neurologis,tindakan
atas
!idera
lain
yang
menyertai,men!egah serta mengobati komplikasi serta kerusakan neural lebih lanjut. 9eabduksi atas subluksasi untuk mendekompresi koral spiral dan tindakan imobilisasi tulang belakang untuk melindungi koral spiral. 2. *perasi lebih a3al sebagai indikasi dekompresi neural, 'iksasi internal, atau debridement luka terbuka. +. Aiksasi internal elekti' dilakukan pada klien dengan ketidakstabilan tulang belakang,!edera ligament tanpa 'raktur , de'ormintas tulang belakang progresi', !idera yang tak dapat di reabduksi, dan 'aktor nonunion. 8. &erapi steroid, nomipidin, atau dopamine untuk perbaiki aliran darah koral spiral. ;osis tertinggi metal prednisolonbolus adalah +0 mgkgBB diikuti 5,8 mgkgBBjam untuk 2+ jam berikutnya. Bila diberikan dalam - jam sejak !edera akan memperbaiki pemulihan setelah !edera koral spiral. 5. 4enilaian keadaan neurologis setiap jam, termasuk pengamatan 'ungsi sensorik, motorik,dan penting untuk mela!ak de'i!it yang progresi' atau asenden. >. 1empertahankan per'usi jaringan yang adekuat, 'ungsi =entilasi, dan mela!ak keadaan dekompensasi. 7. 4engelolaan !edera stabil tanpa de'i!it neurologis seperti angulasi atau baji dari badan ruas tulang belakang, 'raktur proses tran=ersus, spinosus, dan lainnya. &indakannya simptomatis, imobilisasi dengan 'isioterapi untuk pemulihan kekuatan otot se!ara bertahap. -. Cedera tak stabil disertai de'i!it neurologis. Bila terjadi pergeseran, 'raktur memerlukan reabstruksi dan posisi yang sudah baik harus dipertaruhkan. a. 1etode reabstruksi antara lain &ransaksi memakai sepit (tang) yang di pasang pada tengkorak beban 20 kg • tergantung dari tingkat ruas tulang belakang, mulai sekitar 2,5 kg pada 'raktur C#. 1anipulasi dengan anestesi umum • 9eabduksi terbuka melalui operasi • b. 1etode imobilisasi antara lain 9anjang khusus, rangka, atau selubung plester • &raksi tengkorak perlu beban sedang untuk mempertahankan !edera yang • •
sudah direabduksi. 4lester paris dan splin eksternal lain
*perasi @. Cedera stabil disertai de'i!it neuologis. Bila 'raktur stabil, kerusakan neurologis •
disebabkan oleh a. 4ergeseran yang !ukup besar yang terjadi saat !edera menyebabkan trauma langsung terhadap koral spiral atau kerusakan =as!ular. b. &ulang belakang yang sebetulnya sudah rusak akibat penyakit sebelumnya seperti spondiliosis ser=ikal. !. Aragmen tulang atau diskus terdorong ke kanal spiral. 4engelolaan kelompok ini tergantung derajat kerusakan neurologis yang tampak pada saat pertama kali diperiksa &ranseksi neurologis lengkap terbaik dira3at konser=ati'. • Cedera di daerah ser=ikal, leher dimobilisasi dengan kolar atau sepit • • • •
• •
dandiberi metil prednisolon. 4emeriksaan penunjang 19. Cedera neurologis tak lengkap konser=asi' Bila terdapat atau didasari kerusakan adanya spondiliosis ser=ikal,traksi tengkorak dan metil prednisolon Bedah bila spondiliosis sudah ada sebelumnya Bila tidak ada perbaikan atau ada perbaikan tetapi keadaan memburuk maka
•
lakukan mielogra'i Cedera tulang tak stabil Bila lesinya total,dilakukan reabduksi yang diikuti imobilisasi. 1elindungi
•
dengan imobilisasi seperti penambahan pera3atan paraplelia. Bila de'i!it neurologis tak lengkap, dilakukan rebduksi,diikuti imobilisasi
•
untuk sesuai jenis !ederanya Bila diperlukan operasi dekompresi kanal spiral dilakukan pada saat yang
•
•
sama. Cedera yang menyertai dan komplikasi Cedera mayor berupa !edera kepala atau otak,toraks,, berhubungan
dengan ominal, dan =as!ular Cedera berat yang dapat menyebabkan kematian, aspirasi dan syok.
$. K'm*l&kas& Feurogenik sho!k ipoksia angguan paruparu nstabilitas spinal *rthostati! hypotensi leus paralitik n'eksi saluran kemih %ontraktur ;ekubitus
nkontinensia bladder %onstipasi
K%NSEP KEPERA#A!AN 1. Pengka"&an Akt&3&tas )an &strahat &anda kelumpuhan otot (terjadi kelemahan selama sho!k spinal) pada ba3ah lesi %elemahan umum atau kelemahan otot (trauma dan adanya kompresi sara').
2. S&rkulas&
ejala berdebardebar,pusing saat melakukan perubahan posisi. &anda hipotensi,hipotensi postural,bradikardi,ekstremitas dingin dan pu!at ilangnya keringat pada daerah yang terkena. . El&m&nas& &anda inkontinensia de'ekasi dan berkemih 9etensi urine ;istensi berhubungan dengan omen,peristalti! usus hilang. 1elena, emesis ber3arna seperti kopi,tanah (hemetemesis) 0. Integr&tas eg' ejala menyangkal,tidak per!aya,sedih,marah. &anda takut,!emas,gelisah,menarik diri 4. Makanan atau (a&ran &anda mengalami distensi yang berhubungan dengan omentum. 4eristalti! usus hilang (ileus paralitik) 5. Hg&ene &anda sangat ketergantungan dalam melakukan akti=itas seharihari. 6. Neur'sens'r&k
ejala kebas, kesemutan, rasa terbakar pada lengan atau kaki.
4aralisis
'laksid
atau
spatisitas
dapat
teratasi,bergantung pada area spinal yang sakit.
terjadi
saat
syok
spinal
&anda kelumpuhan, kesemutan (kejang dapat berkembang saat terjadi perubahan pada syok spinal ) %ehilangan tonus otot atau =asomotor. %ehilangan atau asimetris termasuk tendon dalam. 4erubahan reaksi pupil,ptosis,hilangnya keringat dari berbagai tubuh yang terkena karena pengaruh trauma spinal
7. Ner&8kenamanan
ejala nyeri atau nyeri tekan otot iperentesia tepat diatas daerah trauma. &anda mengalami de'ormitas 4ostur dan nyeritekan =ertebral. 9. Perna+asan ejala napas pendek, kekurangan oksigen, sukit berna'as &anda perna'asan dangkal atau labored, periode apnea, penurunan bunyi na'as, ronkhi, pu!at,sianosis 1:. Keamanan ejala suhu yang ber'luktuasi 11. Seksual&tas ejala keinginan untuk kembali ber'ungsi normal. &anda ereksi tidak terkendali, menstruasi tidak teratur.
DIA$N%SA KEPERA#A!AN /
BAB III PENU!UP
.1 Kes&m*ulan CEDERA KEPALA
&rauma kepala telah dide'inisikan sebagai kerusakan jaringan di kepala yang diakibatkan oleh benturan kesobekan pada kulit kepala. ;an dari jenisnya dapat dilihat bah3a trauma kepala dapat bersi'at ringan, sedang maupun berat, hal ini dapat dilihat dari jenis benturan yang terjadi misalnya pada 3aktu terjadi ke!elakaan klien terbentur dan dapat mengakibatkan luka dalam pada tulang tengkorak otak, hal ini dapat beresiko terjadinya trauma kepala berat namun kita tidak bisa mende'inisikan hal tersebut sebagai trauma berat apabila sebelum adanya diagnosa medis dari dokter terkait.
CEDERA MEDULLA SPINALIS
Cedera medula spinalis adalah suatu trauma yang mengenai medula spinalis atau sumsum tulang akibat dari suatu trauma langsung yang mengenai tulang belakang. 4enyebap !edera medula spinalis adalh kejadiankejadian yang se!ara langsung dapat mengakibatkan terjadinya kompresi pada medula spinalis seperti terjatuh dari tempat yang tinggi, ke!elakaan lalu lintas, ke!elakanaan olaghara dan lainlain.Cedera medula spinalis dapat menyebapkan terjadinya kelumpuhan jika mengenai sara'sara' yang berperan terhadap suatu organ maupun otot. Cedera medula spinalis ini terbagi menjadi 2 yaitu !edera medula spinalis stabil dan tidak stabil. 4enatalaksanaan untuk !edera medula spinalis adalah dengan pemberian obat kortikosteroid dan melihat kepada sistem pernapasan, jika terjadi gangguan maka perlu diberikan oksigen. .2 Saran
%ami sangat menyadari bah3a penyusunan makalah kami ini sangatlah kurag dari kesempurnaan, oleh karena itu bagai pemba!a atau mahasis3a yang memba!a makalah ini,
kami mohon maa' apabila ada katakata yang salah arti dan kami sebagai manuasia membuka hati kami untuk kritik dan saran yang membangun demi penyusunan makalah sela njutnya.
KA!A PEN$AN!AR
4uji syukur kami panjatkan kehadirat &uhan Iang 1aha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta tau'ik dan hidayahFya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Jsuhan %epera3atan Cedera %epada Cedera 1edulla "pinalisK ini dengan baik meskipun ada beberapa kekurangan didalamnya. ;an juga kami berterima kasih pada ibu 9atna3ati, ".%ep, Fs, 1.%ep selaku ;osen mata kuliah %epera3atan 1edi!al Bedah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
%ami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah 3a3asan serta pengetahuan kita. %ami juga menyadari sepenuhnya bah3a di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. *leh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
"emoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang memba!anya. "ekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang memba!anya. "ebelumnya kami mohon maa' apabila terdapat kesalahan katakata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
orontalo,22 ;esember 20#>
%elompok +
DA,!AR ISI Kata Pengantar ... Da+tar Is& ... Ba; I
/ Pen)ahuluan .
# 2 +
Latar Belakang .. 9umusan 1asalah . &ujuan ....
Ba; II / Pem;ahasan ...
# 2
suhan %epera3atan %lien ;engan Cedera %epala.................. suhan %epera3atan %lien ;engan Cedera %epala..................
Ba; III / Penutu* ......
# 2
%esimpulan .... "aran... ...
Da+tar Pustaka .
DA,!AR PUS!AKA B?%? "?F %E4E9$&F BE9;"9%F ;F*" 1E;" FF; FCF*C 20#5 B?%? 9 "?F %E4E9$&F %LEF ;EFF F?F ""&E1 4E9"9AF. 9A 1?&&HF B?%? 9 %E4E9$&F 1E;%LBE;. B9?FFE9 "?;;9& E;" -. "?MFFE C. "1EL%E9, B9EF; . B9E B?%? 9 "?F %E4E9$&F ;EFF F?F ""&E1 4E9"9AF. A9F""C B. B&&CC