Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Catatan KoAss Mata By : Maulida Rachmani, Luluk Aminah, Tri Sandiarti R. (KoAss Mata Angkatan 1)
ANATOMI BOLA MATA
Visus : - Sentral o Natural o Koreksi - Perifer (lapang pandang) o Konfrontasi o Perimetri - Warna (Ischihara)
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
NYANYIAN MATA (untuk keterangannya liat di Sidharta Ilyas) 1. AXIS VISUS/ AV Tanpa koreksi Dengan koreksi 2. TIO Palpasi = Normal /palpasi = N/palp. = hipertoni = N+1/palp. = N+2/palp. Dst = hipotoni = N-1/palp. = N-2/palp. dst Tonometer
1
Reflek Senile pada orang tua bisa terlihat coklat seperti katarak
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
3. KEDUDUKAN Orthophoria/normal Eksoftalmus Enoftalmus Esotropia Eksotropia 4. PERGERAKAN 5. PALPEBRA Edema Hiperemi Benjolan-benjolan Ptosis Entropion Ektropion Sikatrik Spasme Lagoftalmus Pseudoptosis Trikiasis Xantelasma 6. KONJUNGTIVA Bleeding Pelebaran pembuluh darah/injeksi Sekret Pterigium Simblefaron 7. KORNEA Kejernihan Abrasi Sikatrik Keratik presipitat Infiltrate Ulcus Arkus senilis 8. BILIK MATA DEPAN Kedalaman Hifema Hipopion Flare 9. IRIS Nodul iris (Nodul Koeppe, Nodul Busacca) Pigment iris
2
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
10.
11.
12. 13.
Sinekia Atropi iris PUPIL Isokor/anisokor Reflek pupil langsung Reflek pupil tidak langsung LENSA Jernih / keruh Dislokasi lensa Afakia pseudoafakia VITREUS (pake fundus) RETINA (pake fundus)
YANG TERLIHAT PADA FUNDUSKOPI : 1. Reflek fundus = normal warna jingga 2. Papil nervus II = batas tegas/tidak, papil pucat/tidak 3. Pembuluh darah = normal A:V = 2:3 4. CDR / Cap disk rasio = normal 1:3 5. Macula = reflek dari fovea suram /tidak 6. Retina = ada eksudat/ tidak = warna jernih/ tidak = Pembuluh darah baru ada /tidak
DeDe MATA MERAH Glaukoma Kongestif Akut Menurun mendadak
perikornea +
Uveitis Anterior Menurun perlahan, tergantung letak radang siliar +
Hiperemi Epifora, fotofobia Sekret Palpebra Kornea
konjungtiva Banyak Normal Jernih
Normal Bercak infiltrat
normal Gumpalan sel radang
COA H. Aquous
Cukup Normal
cukup normal
Iris
Normal
normal
Sel radang (+) Sel radang (+), flare (+), tyndal efek (+) Kadang edema (bombans)
Edema Edema, suram (tidak bening), halo (+) dangkal Kental
Pupil Lensa
Normal Normal
normal normal
miosis Sel radang menempel
Visus
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Mix injeksi -
Kripta menghilang karena edema Mid midriasis (d:5mm) Keruh
3
Keratitis Tergantung letak infiltrat
Page
Konjungtivitis Normal
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Terapi
Antiinfeksi/ antialergi
Komplikasi Keratitis epithelial, ulkus kornea, flikten Prognosis
Baik jika komplikasi (-)
Simptomatik (sikloplegik), kausatif, bebat mata
Simptomatik (sikloplegik), kausatif, bebat mata, steroid jika tidak ada infeksi
Abses kornea, ulkus kornea, uveitis anterior, endoftalmitis, katarak komplikata Baik jika komplikasi (-)
Glaucoma sekunder, katarak komplikata
Baik jika komplikasi (-)
Antiglaukoma Sinekia <1/3 iridektomi Sinekia >1/3 bedah filtrasi
Jelek jika TIO meningkat dlm 3x24jam
Keterangan: Yang lebih lengkap baca di Sidharta warna Ijo
TRIAS-TRIAS Trias akomodasi - kontraksi otot siliar - zonula zinn kendor - lensa cembung Trias keratitis - fotofobia - lakrimasi - blefarospasme Trias uveitis - sinekia posterior - keratik presipitat - flare/tyndall (+) Trias Glaukoma Akut - hiperemis unilateral - pupil midriasis non reaktif - palpasi bola mata keras seperti batu
Page
air mata kantus media punctum lakrimalis kanalis lakrimalis kanalis komunikan sakus lakrimalis duktus nasolakrimalis meatus nasi inferior
4
Sekresi air mata
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Lakrimasi: produksi glandula lakrimal berlebihan Epifora: sumbatan pada saluran ekskresi air mata penting diketahui pada penyakit obstruksi duktus naso lakrimalis, trauma duktus naso lakrimalis (mempengaruhi operasi rekonstruksinya)
TIMBILEN HORDEOLUM Peradangan supuratif kelenjar air mata: Eksterna kelenjar zeis dan moll penonjolan ke arah kulit palpebra Interna kelenjar meibom pembengkakan agak besar Etiologi: infeksi stafilokokkus dan moraxella Gejala klinis - rasa mengganjal pada kelopak mata - rasa sakit yang bertambah bila menunduk, nyeri bila ditekan - tambap benjolan berwarna merah, sakit bila ditekan dekat pangkal bulu mata - gambaran seperti abses kecil Pengobatan - kompres hangat 10-15 menit 3-4x sehari - antibiotic topical (xytrol) + Ampisilin 4x1 - bila tidak kempes insisi - perbaikan hygiene Hordeolum bila menunduk sakit berarti masih stadium infiltratif jangan diinsisi Komplikasi: abses/selulitis palpebra
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
Peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat, infeksi ringan nempel fix di tarsus (pada pemeriksaan) Gejala: - benjolan pada kelopak - hiperemi (-) - nyeri tekan (-) - pseudoptosis - adenopati preaurikuler tidak membesar
5
KALAZION
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Terapi: -
kadang-kadang terjadi perubahan bentuk bola mata kompres hangat antibiotic local/sistemik ekskoriasi/ ekstirpasi/insisi sebagian dapat sembuh sendiri bila berulang periksa histo PA
PTOSIS turunnya kelopak mata bagian atas. Kelopak dapat turun sedikit atau menutupi bola mata secara keseluruhan. Kelopak mata yang turun dapat mengganggu pandangan normal. Jika terjadi sejak lahir, ptosis biasanya disebabkan oleh gangguan perkembangan otot pengangkat kelopak. Gejala: Tanda ptosis yang paling jelas adalah turunnya kelopak itu sendiri. Anak-anak dengan ptosis sering mendongakkan kepalanya kebelakang agar bisa melihat dari tepi bawah kelopak mata mereka. Penanganan Ptosis dapat menyebabkan ambliopia (mata malas). Bila mengganggu operasi. Jika ptosis tersebut tidak mengganggu penglihatan, maka tidak dibutuhkan operasi segera. Operasi dapat dilakukan untuk tujuan kosmetik.
TRIKIASIS Bulu mata tumbuh kedalam menyucuk Etiologi Trikiasis: - Spasme senilis - Trauma kimia - Sikatrik trakoma
DAGING TUMBUH
Page
Etiologi tidak diketahui dengan jelas. Diduga merupakan neoplasma, radang dan degenerasi. Disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas.
6
PTERIGIUM penebalan konjungtiva bulbi berbentuk segitiga, mirip daging yang menjalar ke kornea. Merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas hingga kornea.
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Faktor resiko terpapar sinar ultraviolet tinggi terutama orang dengan aktivitas lebih sering di luar rumah. pria > wanita Pterigium biasanya bilateral, karena kedu mata mempunyai kemungkinan yang sama untuk kontak dengan sinar ultra violet, debu dan kekeringan. Daerah nasal konjungtiva relatif mendapat sinar ultra violet yang lebih banyak dibandingkan dengan konjungtiva yang lain, karena disamping kontak langsung, juga dari pantulan hidung lebih sering didapatkan pterigium Gejala Klinis - mulai dari tanpa keluhan sampai keluhan mata merah, bengkak, gatal, iritasi, dan pandangan kabur Pada pemeriksaan fisik, pterigium dapat memperlihatkan beberapa perubahan fibrovaskular pada lapisan konjungtiva dan kornea. Penatalaksanaan - Pterigium ringan tidak perlu diobati. - Pterigium yang mengalami iritasi, dapat diberikan antiinflamasi tetes mata dan vasokonstriktor tetes mata. - Pterigium yang menjalar ke kornea lebih dari 3 mm, dari limbus sebaiknya dioperasi. - Untuk mencegah terjadinya kekambuhan setelah operasi, dikombinasi dengan pemberian sitostatika mitocin tetes mata atau dapat juga dikombinasi dengan pemberian radio-terapi dengan sinar Beta. Kalo disini yang sering dilakukan adalah Bare Sclera (Cuma ambil pterigiumnya) atau CLG (Corneal Limbal Graft = habis diambil pterigiumnya trus di graft dari konjungtiva) Pencegahan Kacamata pelindung sinar matahari
kekambuhan usia
Tak dapat dimasukkan di bawahnya Residif Dewasa
Tidak anak
Derajat Pterigium : I = hanya terbatas pada limbus II = sudah melewati limbus tetapi tidak melebihi dari 2 mm melewati kornea III = Jika telah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggir pupil mata dalam keadaan cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4 mm) IV = jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
7
sonde
Pseudopterigium Reaksi tubuh penyembuhan dari luka bakar, GO, difteri, dll dapat dimasukkan di bawahnya
Page
Beda pterigium dan pseudopterigium Pterigium sebab Proses degeneratif
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
KONJUNGTIVITIS Gejala Klinis: - rasa ada pasir di mata, - gatal - panas - mata merah hyperemia konjungtiva - epifora - pseudoptosis - hipertrofi papiler - khemosis (edema konjungtiva - preaurikuler adenopati Perbedaan macam-macam konjungtivitis berdasar etiologi: Virus Bakteri Gatal minimal minimal Hiperemi umum umum Air mata banyak sedang Eksudasi Minimal banyak Adenopati Sering jarang preaurikuler Kerokan eksudat monosit PMN Sakit tenggorokan, demam Pengobatan
kadang
kadang
Klamidia minimal umum sedang banyak Pada konjungtivitis inkusi PMN, sel plasma, inklusi Tak pernah
Sulfonamide, gentamicin 0,3%, kloramfenikol 0,5%
Alergi Hebat Umum Sedang Minimal Eosinofil Tak pernah Antihistamin, kortikosteroid
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
KONJUNGTIVITIS VERNAL konjungtivitis bilateral berulang menurut musim dengan gambaran spesifik hipertrofi papiler di tarsus dan limbus Gejala - gatal yang menurun pada musim dingin - ptosis bilateral - getah mata yang elastis bila ditarik - gambaran renda pada limbus - sering terdapat kelainan di kornea Pengobatan: kortikosteroid lokal
8
Konjungtivitis Flikten biasa pada orang dengan infeksi saluran napas.
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
TRAKHOMA Konjungtivitis karena chlamidia trachomatis - cenderung menginfeksi kedua mata - awalnya mirip konjungtivitis kronis yang lain Stadium: 1. edem palpebra + hiperemi konjungti 2. a. hipertrofi folikular b. hipertrofi folikular + papilar 3. sikatriks yang masih aktif 4. sequele/sikatrik tidak aktif Pengobatan Tetrasiklin 1% salep mata + tetrasiklin 4x250 mg atau eritromisin 4x250 mg (3-4 minggu) Komplikasi: kebutaan GONOBLENORE konjungtivitis hiperakut dengan secret purulen disebabkan N gonorea Gejala Klinis - terjadi mendadak - hyperemia konjungtiva hebat - kelopak mata bengkak - nanah banyak sekali - bisa terjadi perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah konungtiva
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Page
SIMBLEFARON Perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva fornix Lebih sering terjadi di inferior. Etiologi: - trauma kecelakaan - operasi - luka baker, akibat zat kimia dan logam cair - peradangan akibat trachoma dan difteri
9
Penanganan - MRS isolasi - Secret dibersihkan dg kapas steril - Inj PP 50000 IU/kgBB - Teramisin 3x1 ODS, gentamisin 6x1 ODS - Secret dicat gram tiap pagi. Bila 3x px (-) pulang - Konsul ke kukel
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Terapi: Ringan: dilepaskan dan diberi salep Berat: operasi plastic, dilepaskan, ditutup dengan membran mukosa mulut atau bibir Pencegahan simblefaron post operasi: beri salep mata yang banyak untuk melicinkan HEMATOM SUBKONJUNGTIVA Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah konjungtiva (a.konjungtiva dan a.episklera) Terjadi pada keadaan dimana pembuluh darah rapuh: - Usia lanjut - Hipertensi - Aterosklerosis - Konjungtivitis hemoragik - Anemia - Pemakaian antikoagulan - Batuk rejan - Trauma Pada fraktur basis cranii hematom kacamata (karena berbentuk kacamata yang berwarna biru pada kedua mata) Pengobatan: kompres hangat dalam 1-3 minggu akan diserap secara spontan Perbedaan sikatriks dan infiltrat Sikatriks Infiltrat Batas tegas Tidak tegas Licin Suram Tes flouresin (-) Tes flouresin (+) Tanda radang (-) Tanda radang (+) 3 tingkatan sikatriks 1. Leukoma di stroma. Dengan mata telanjang bisa dilihat 2. Makula di subepitel. Dengan senter bisa dilihat 3. Nebula di epitel. Dengan slitlamp atau lup bisa dilihat
Page
10
Infiltrat biasnya terlihat pada slit lamp Sikatrik bisa terlihat dengan penyinaran obliq atau slitlam tergantung besar-kecilnya sikatrik
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
UVEITIS Uvea terdiri dari: - badan siliar - iris - koroid
UVEITIS
Anterior
Iris
Media
Badan siliar
Posterior
koroid
iridosiklitis
korioretinitis Uveitis anterior dengan komplikasi sinekia pupil bentuknya seperti bunga
GLAUKOMA Klasifikasi Blok pupil primer Sudut terbuka
Tanpa blok pupil Blok pupil
sekunder Tanpa blok pupil Blok pupil primer GLAUKOMA
Sudut tertutup
Tanpa blok pupil Blok pupil
sekunder Tanpa blok pupil Campuran
Page
Nilai TIO normal 10 – 21 mmHg
11
Kongenital
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Dinamika aquous humor: Badan siliar memproduksi humor aquous bilik mata belakang menaglir lewat pupil masuk ke bilik mata depan keluar melewati anyaman trabekula kanalis schlemm vena episklera (rute konvensional) Pembuangan lewat pembuluh darah m siliar rongga suprasiliar/ suprakoroid pori-pori sclera vena vortex GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP Gejala klinis: - nyeri mata hebat mendadak - mata sangat kabur, melihat halo - mata merah hiperemi konjungtiva dan siliar - visus sangat menurun - edema kornea - COA sangat dangkal - Pupil lebar lonjong, refleks cahaya (-) - TIO sangat tinggi (tonometri) - Sudut bilik mata depan tertutup (gonioskopi) Trias Glaukoma Akut - hiperemis unilateral - pupil midriasis non reaktif - palpasi bola mata keras seperti batu
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIMER
Page
Gejala Mata tenang, tdk merah, tdk cekot-cekot Biasanya mengenai ke-2 mata (derajat beratnya tdk sama) Visus ↓ perlahan-lahan buta menetap ( “maling penglihatan”) (Visus ↓ bila sdh terjadi ekskavasio glaukomatosa) Visus = 0, oleh karena atrofi PN.II - lapang pandang menyempit khas spesifik.
12
- Kelainan tdk khas - Sifat kronis - Biasanya pd org tua > 40 tahun - 2 bentuk : - Juvenile open angle galukoma - POAG - Penderita pria > wanita
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Terapi : disesuaikan keadaan pasien Farmakologi Pembedahan yang sering trabekulektomi Komplikasi dari Trabekulektomi Bleb related endoftalmitis Nb : jangan lupa baca obat-obat glaukoma
KATARAK kekeruhan pada lensa Klasifikasi: Developmental
Kongenital <1 tahun Juvenile (1-20 tahun)
Degeneratif KATARAK
Pre senile (20-50 tahun) Senile (>50 tahun)
Traumatika
Trauma tumpul/tembus
Komplikata
Akibat uveitis anterior, glaucoma, DM, ablasio retina, miop tinggi, galaktosemia
Visus Kekeruhan lensa
5/5 dengan koreksi Perifer ke sentral. Seperti jeruji roda
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Imatur/ Intumesen
Matur
s.d 1/60 >> kapsula posterior
1/300 – 1/~ Penuh merata
Hipermatur/ Katarak Morgagni 1/~ Korteks mencair/ lensa mengkerut
Page
4 Stadium Katarak Senile Gejala Insipien
13
Patofisiologi: 1. Proses di nukleus: serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat hidrasi penimbunan ion kalsium dan sclerosis penimbunan pigmen, lensa hipermetrop 2. Proses di korteks: muncul celah-celah di serabut lensa berisi air penimbunan kalsium lensa lebih tebal, cembung miop
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Iris shadow Fundus refleks
+
Iris Komplikasi
Normal
+ + Tetapi lebih suram terdorong Glaucoma fakomorfik
-
PseudoirisShadow -
normal Glaucoma fakomorfik
Tremularis Glaucoma fakolitik, uveitis fakotoksik
Diagnosis Banding Katarak senile: - refleks senile - katarak komplikata - kekeruhan badan kaca - ablasi retina Anamnesis - Penglihatan kabur - melihat bercak-bercak selalu mengikuti arah gerak mata - monocular polipia (seperti melihat benda menjadi lebih dari satu pada satu mata) - melihat bayangan “halo” disekitar sumber cahaya - artificial myopia (merasa lebih enak tanpa kacamata baca) Pemeriksaan fisik - visus menurun - dengan senter ditemukan kekeruhan lensa - dengan oftalmoskopi= a. stadium insipien dan imatur kekeruhan kehitaman latar belakang jingga; b. stadium matur hanya warna kehitaman tanpa latar belakang (reflek fundus negative). Terapi Pembedahan Metode yang sering dipakai di sini SICS (small incisi catarac surgery)
KI
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Bila massa lensa keras sukar memisahkan kapsulanya
14
Indikasi
ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) lensa diambil intoto, yaitu seluruh kapsul diambil melalui limbus superior
Katarak dgn uveitis, dg glaucoma, dgn retinopati DM
Page
Prosedur
ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) insisi limbus superior kapsul anterior dirobek dan diambil inti diekstraksi korteks lensa diirigasi dan diaspirasi agar keluar dari mata kapsul posterior dipertahankan tetap pada tempatnya - Prosedur paling banyak digunakan karena kapsul posterior tersisa dapat ditanam IOL - bila ragu nucleus lensa sudah terbentuk/belum Infeksi intraorbita, TIO meningkat, GD meningkat, penyakit sistemik, batuk/kelainan paru
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Kerugian
Larutan irigasi dapat merusak endotel dan visus tidak baik Dapat terjadi katarak sekunder dari sisa lensa
Cystic macular edema Tidak dapat dipakai pada usia <40tahun
Penggunaan Kacamata Afakia, Lensa Tanam (IOL), Lensa Kontak setelah operasi katarak Jenis Keuntungan Kerugian IOL Visus kembali normal, lapang pandang seperti Mahal, dapat terjadi alergi, bila pemasangan tidak semula, tidak terjadi pembesaran bayangan di steril infeksi retina, hanya 1x pemasangan seumur hidup Kacamata afakia Murah, mudah, aman, dapat dipakai seumur Distorsi bayangan cukup berat, lapang pandang hidup terbatas (fenomena jack in the box), kosmetik jelek (lensa terlalu tebal), anisometrop Lensa Kontak Lapang pandang normal, tidak ada distorsi Bongkar pasang setiap hari, mudah infeksi bila bayangan, kosmetik lebih baik pemasangan tidak steril, tidak dapat untuk semua umur Indikasi operasi katarak: 1. visus menurun: gangguan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari 2. diagnosis 3. medis: komplikasi glaucoma sekunder 4. kosmetik 5. sosial: rumah sangat jauh, tinggal sendiri. Afakia COA dalam, warna pupil lebih hitam gelap Psudofaki ada mengkilat di pupilnya
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
Add S+ 1 1,5 2 2,5 3
Page
Bila usia > 40 tahun presbiopia Berikan kacamata presbiopia dengan add bila perlu Umur 40 45 50 55 60
15
Setelah operasi katarak, perlu evaluasi : - visus - kornea - IOL di sentral / tidak - Pupil - BMD
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Keterangan : 60 tahun ke atas tetap +3 D Dry Eyes Syndrome bisa terjadi karena banyak hal seperti kelainan pada kel meibom, sel Goblet, Mucin, permukaan bola mata, Sjogren Syndrome.
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
EYE DROP/ED
EYE OINTMENT/EO
ED
EO
16
ED
EO
Page
OBAT-OBAT MATA No. ANTIBIOTIK 1 LFX (quinolone) Isi : levofloxacin 2 Floxa (quinolone) Isi : ofloxacin 3 Ulcori (quinolone) Isi : ciprofloxacin 4 Tobro (aminoglikoside) Isi : tobramycin 5 Cendo fenicol 0,25%, 0,5%, 1% Isi : chloramphenicol 6 Genta 0,3%, 1% (aminoglikoside) Isi : gentamycin sulfat 7 Polygran Isi : polymyxin B sulfat Neomycin sulfat Gramicidin 8 Conjuncto Isi : polymyxin B sulfat Neomycin sulfat 9 Cendo mycetine Isi : chloramphenicol polymyxin B sulfat 10 Albucetine Isi : sulfacetamide sodium chloramphenicol 11 Cendo cetamide Isi : sulfacetamide sodium 12 Albuvit Isi : sulfacetamide sodium No. ANTIVIRAL 1 Cendrid Isi : idoxuridine 2 Hervis Isi : acyclovir No. ANTIFUNGAL
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
No. 1
NSAID
Noncort Isi : diclofenac sodium No.
1 2 3 No. 1
2
3
4
5
6
7
8
EO
ED
EO
ED
EO
SAID
Vosama Isi : bethamethasone Cendo methasone Isi : dexamethasone P-Pred Isi : prednisolone acetat CORTICOSTEROID + ANTIBIOTIK Tobroson Isi : tobramycin dexamethasone Polynel Isi : fluorometholone Neomycin sulfat Polydex Isi : dexamethasone Neomycin sulfate Polymyxin B sulfate Dexaton Isi : dexamethasone Neomycin sulfate Cendo cetapred Isi : prednisolon acetat Sulfacetamide sodium Cendo mycos Isi : hydrocortisone acetat chloramphenicol Cendo P.H.N Isi : Neomycin sulfate Polymyxin B sulfate hydrocortisone acetat Cendo xitrol Isi : dexamethasone Neomycin sulfate Polymyxin B sulfate
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
ED
17
2
Natacen Isi : natamycin Fungicid Isi: amphoterisin B
Page
1
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
11
12
13
14
No. 1 No. 1 2 3 4
No. 1
2
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
ED
EO
ED
EO
ED
EO
18
10
Polypred Isi : prednisolone Neomycin sulfate Polymyxin B sulfate Cendo fradex Isi : framycetine sulfate dexamethasone Gentason B Isi : gentamycin sulfat bethamethasone Cendo gentason Isi : gentamycin sulfat dexamethasone Corthon Isi : hydrocortisone acetat Neomycin sulfate Polymyxin B sulfate Cendo P.N.P Isi : prednisolone Phenyleprine HCl Neomycin sulfate MAST CELL STABILIZER (allergic prophilaxis) Conver 2%, 4% Isi : sodium chromoglycate DECONGESTANT AND/OR ASTRINGENT Cendo vision Isi : tetrahydrozoline HCl Vasacon Isi : Naphazolin HCl Efrisel 0,125% Isi : phenylephrine Zinc prima Isi : zinc sulfate Phenylephrine HCl DECONGESTANT AND/OR ASTRINGENT+ANTIHISTAMIN Vernacel Isi : naphazoline HCl Pheniramine maleate Optohist Isi : phenylephrine HCl Chlorpheniramine maleate
Page
9
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
5
6
No. 1
No. 1
2
No. 1
2 3
4
5
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
ED
EO
ED
EO
ED
EO
19
4
Conal Isi : pyrilamine maleate Phenylephrine HCl Vasacon A Isi : naphazoline HCl Antazoline phosphate Zinc prima A Isi : zinc sulfate naphazoline HCl Antazoline phosphate Cortihist (antihistamine+steroid) Isi : hydrocortisone acetat Chlorpheniramine maleate DEGENERATION EPITHEL Rephitel Isi : aneurine hydrochloride Calcium panthotenate Vit.A ANTIBIOTIC/DECONGESTANT Cendo statrol Isi : polymyxin B sulfate Neomycin sulfate Phenylephrine HCl Polynef Isi : polymyxin B sulfate Neomycin sulfate Phenylephrine HCl ARTIFICIAL TEARS (lens lubricant) Eyefresh Isi : hydroxypropyl methylcellulose Dextran 70 Cenfresh Isi : Carboxymethylcellulose Cendo Lyteers Isi : NaCl KCl Lubricen Isi : hydroxypropyl methylcellulose Retinol palmitate Protagenta Isi : polyvinyl pyrrolidone Natrium hyaluronat
Page
3
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
Vit. A
2
No. 1
2
3
4
5 6 NO. 1 No. 1 No. 1 No. 1 2
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki
ED
EO
ED
EO
ED
EO
ED
EO
ED
EO
ED
EO
TABLET
20
1
ASTHENOFIA/EYE TONIC Cendo asthenof Isi : vit. A palmitat Oxymethazoline HCl HPMC Augentonic Isi : boric acid Zinc sulfate Vit. A palmitat Phenylephrine HCl ANTIGLAUCOMATOUS Glaoplus Isi : latanaprost Timolol (ati2 pd org dg ggn paru&jantung) Tonor 0,5%, 0,25% (cardioselective 1-2 blocker) Isi : betaxolol HCl Timol 0,5%, 0,25% (non selective 1-2 blocker) Isi : timolol maleate Cendo carpine 1%, 2%, 3%, 4% (direct-acting miotic) Isi : pilocarpine HCl Glaopen Isi : latanaprost Glaucon (carbonic anhidrase inhibitor) Isi : acetazolamide GONIOSCOPIC CMC 2% Isi : carboxymethylcellulose OPHTHALMIC EYE Fluorescein 2% Isi : Fluorescein sodium TOPICAL ANESTHETIC Pantocain 0,5%, 2% Isi : tetracain HCl CYCLOPLEGIC / MYDRIATIC Efrisel 2,5% ; 5%; 10% Isi : phenylephrine HCL Cyclon
Page
No.
Catatan Angkatan 1 KoAss Mata FK Unisma
3 4 5 6 No. 1 2
No. 1 2
No. 1 No. 1 2
ED
EO
ED
EO
ED
EO
Page
21
3
Isi : cyclopentholate Boric acid Cendo mydriatil 0,5% ; 1% Isi : tropicamide Homatro Isi : homatropine HBr Scopola Isi : scopolamine HBr Cendo tropin 0,5%; 1% Isi : atropine sulfate ANTI EDEMA Opthalgon Isi : gliserin anhydrous Siloxan Isi : mono-p (1,1,3,3,-tetra methylbuthyl phenoxy polyethylene glucol 603) Polyethylene glycol 600 Dimethyl polysiloxan ANTI CATARACT Catarlent Isi : potassium iodide Vitrolenta Isi : sodium iodide Kalium iodide REMOVAL OF CALCIUM DEPOSIT EDTA Isi : ethylendiamine tetra acetate TABLET Cendo Berry Isi : vaccinum myrtillus fructus extract bilberry Cendo Vital Isi : betacarotene Vit. A acetate Vit.E Vitanorm Isi : vaccinum myrtillus fructus extract bilberry Calendula officinalis flos extract (lutein) Helenium autumnale flos extract (zeaxanthin)
Catatan By : Ida, Luluk, Kiki