METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
METODE PELAKSANAAN PEMAPARAN DAN PERHITUNGAN TEKNIS PEKERJAAN A. PENJELASAN UMUM I.
PENDAHULUAN Proyek Pembangunan Turap / Talud / Bronjong Provinsi Kalimantan Timur di Kalimantan Timur, merupakan proyek dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga dengan waktu pelaksanaan pekerjaan 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender. Dengan sumber dana Tahun Anggaran 2016. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung nantinya adalah : 1. Kenyamanan Masyarakat Sekitar Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Turap / Talud / Bronjong ini akan mengakibatkan bertambahnya mobilitas angkutan karena adanya pengiriman material serta kegiatan proyek lainnya yang berpotensi akan mengganggu aktivitas dan kenyamanan masyarakat sekitar lokasi proyek. Untuk itu koordinasi dengan pihak Pemberi Kerja dan masyarakat sekitar akan dilakukan, yang pada akhirnya baik aktivitas proyek dan maupun kenyamanan masyarakat dapat dioptimalkan. 2. Fasilitas Lapangan Untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan lingkungan dan fasilitas yang memadai, untuk itu pengaturan fasilitas lapangan yang rapi, jelas dan bersih akan dilakukan peraturan-peraturan K3 dan standartnya akan menjadi pertimbangan dominan dalam merencanakan fasilitas lapangan. 2.1)
Pagar Pemagaran Lokasi pekerjaan sekeliling atau sebagian proyek untuk keamanan dan pembatasan aktivitas proyek dengan aktivitas sekitar kantor.
2.2)
Jalan Kerja Jalan kerja akan dibuat sesuai kebutuhan dan jalan kerja di luar pagar yang juga digunakan untuk sarana mobilitas operasional proyek akan menggunakan fasilitas jalan yang ada. Fasilitas ini akan dijaga untuk selama pekerjaan berlangsung dengan cara membersihkan secara rutin. Rute lalu-lintas masuk dan keluar serta rambu-rambu petunjuk proyek akan dibuat gambar secara detail. Kekotoran yang mungkin timbul sebagai akibat aktivitas pekerjaan, akan diperhatikan dan kondisi lalu-lintas tetap diusahakan dalam keadaan normal.
3. Bangunan Sementara Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang kesuksesan pelaksanaan pekerjaan, setelah selesai pelaksanaan, bangunan tersebut akan dibongkar. 3.1)
Kantor Proyek Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang ditentukan, dilengkapi pendingin ruangan, musholla dan system sanitari yang memadai. Penataan ruangan dan furniture direncanakan untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.
3.2)
Gudang Gudang diperuntukkan untuk menyimpanan sementara bahan/stocking dan juga penyimpanan peralatan bantu. Untuk keamanan dan keselamatan gudang direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu terbatas, terlindungi dari cuaca langsung dan hujan. Keberadaan gudang akan didukung system pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam kebakaran dan batasan-batasan lain)
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3.3)
Workshop Workshop dipersiapkan untuk tempat fabrikasi besi dan juga tempat perbaikan alat-alat bantu bila terjadi kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan memakai atap dan lantai dibuat rata, kokoh dan posisinya lebih tinggi dari jalan kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada hujan. Fabrikasi baja akan dilakukan di workshop yang berada di luar area proyek.
II. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLANNING ) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya : kantor kontraktor, gudang, stok material dan lain-lain. Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga : • Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan sekitar. • Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas. • Tidak menyumbat saluran air. • Keamanan material terjamin. • Memudahkan pengambilan dan pelaksanaan. • Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. • Terjamin kebersihannya. Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik genset atau dari PLN. Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi / dibatasi sehingga tertutup kemungkinan terhadap gangguan keamanan maupun terhadap aktivitas di lingkungan sekitar. Disamping tersebut diatas, proyek juga dilengkapi dengan fasilitas : • Barak Pekerja. • Urinoir pekerja. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site. IV.
MANAJEMEN PROYEK Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil PT. Hasanah Jaya yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek serupa, yang sebelum ini telah ditangani oleh PT. Hasanah Jaya. 1. Struktur Organisasi Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh beberapa tenaga staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya. Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya harus memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil. 2. Koordinasi Kepala proyek memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain - lain. Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya. Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya. Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan. Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. Hasanah Jaya. Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benarbenar menjadi perhatian dan komitmen PT. Hasanah Jaya sebagai Pelaksana. V.
METODE PENCAPAIAN SASARAN Untuk dapat mencapai sasaran yang diinginkan, PT. Hasanah Jaya memiliki Sistem Pengendalian dan Sistim Manajemen yang telah dijalankan secara konsisten. Sistem tersebut dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan. 1. Sistem Pengendalian Proyek Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart. Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambargambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana- sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan. 2. Pemilihan Alat Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Pada proyek ini alat yang dipakai antara lain : Excavator, Wheel Loader, Vibrator Roller, Concrete Mixer Dump Truck dan alat bantu lainnya. 3. Bahan dan Sistem Supply Material Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini adalah semen, pasir, aggregate, beton ready mix dan material lainnya. Agar mempercepat pekerjaan, sedapat mungkin material di siapkan dalam jumlah yang mencukupi dan khusus untuk material ready mix sedini mungkin untuk mencegah kelangkaan. 4. Tenaga kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas : • Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek. • Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan operator. • Pekerja (labour). Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek dan pekerjaanpekerjaan yang sejenis. 5. Pengamanan (security) Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. Hasanah Jaya akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal: a. Pengawasan terhadap para pekerja b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian. c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun dikantor lapangan. d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman/helm, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya. e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu pekerjaan. f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari pihak luar, serta mencegah kemungkinan
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
terjadinya perkelahian di dalam lingkungan proyek. h. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini. Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik oleh para petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan. 6. Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan, PT. Hasanah Jaya telah menerapkan Sistem Manajemen K3 yang merupakan integrasi Sistem. a. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek, akan dibentuk unit K3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang mungkin terjadi, maka unit K3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan. Unit K3 mempunyai tugas antara lain untuk : Mengawasi kebersihan daerah kerja Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (safety jaket, helm, safety belt, sepatu dll) jika dipersyaratkan. Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah dll) Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja. Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan. Menentukan daerah evakuasi bila terjadi hal-hal diluar dugaan, misalnya gempa bumi atau kebakaran. Program K3 yang dilaksanakan di proyek meliputi : I.
Pembuatan Safety Plan • Membentuk Organisasi K3 Proyek • Daftar material yang memerlukan penanganan khusus • Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus • Daftar tenaga kerja yang memerlukan keahlian tertentu • Indentifikasi sumber bahaya dan pencengahannya. • Site plan K3. • Program kebersihan dan 5R (Ringkas, Resik, Rapi, Rajin, Rawat)
II. Menyiapkan peralatan, sarana penunjang K3 dan Alat pelindung diri • Alat pemadam kebakaran • Rambu-rambu K3 • Instruksi-instruksi keselamatan kerja • Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara, Pompa air • Helm, Safety belt, sepatu kerja, masker, kotak P3K. III. Kerjasama dengan Rumah sakit/Puskesmas terdekat serta mengasuransikan Tenaga kerja ke Jamsostek Perusahaan telah mempunyai prosedur penanganan kecelakaan kerja yang sudah dibakukan dan diberlakukan diseluruh wilayah kerja perusahaan. Untuk menjamin tercapainya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Hasanah Jaya menerapan siklus harian pelaksanaan pekerjaan sesuai bagan alir di bawah ini :
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Contoh pelaksanaan K3 :
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
B. PEMAPARAN METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN TEKNIS Dalam melaksanakan proyek ini, perlu dibuat metode konstruksi yang secara garis besar akan diuraikan di bawah ini, yaitu meliputi : Pekerjaan persiapan serta metode pelaksanaan item pekerjaan utama (major item). I.
PERSIAPAN & PENUNJANG Pekerjaan ini diantaranya meliputi : 1. Mobilisasi Peralatan dan Perlengkapan Kerja Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang diperlukan di lapangan. Mobilisasi akan dilaksanakan segera setelah kontrak ditandatangani. Mobilisasi alat berat dilakukan sesuai dengan schedule mobilisasi dan schedule pekerjaan. Mobilisasi alat berat dilakukan dengan pengawalan petugas keamanan dan dilakukan pada saat –saat tidak padat kendaraan untuk menghindari kemacetan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu melayani / mendukung pelaksanaan pekerjaan. Selain mobilisasi peralatan, pada awal pelaksanaan juga akan dilakukan mobilisasi perlengkapan kerja lainnya. 2. Penyediaan Perlengkapan K3 Penyediaan perlengkapan K3 meliputi pengadaan dan pemasangan rambu-rambu K3 (rambu-rambu Larangan, Peringatan, Himbauan dan Petunjuk), penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pelindung Diri (helm, safety shoes, masker, sarung tangan) dan perlengkapan K3 lainnya sesuai Identifikasi Risiko yang ada di proyek. 3. Direksi Keet Kantor Direksi dan Konsultan lengkap dengan furniture dan isi bangunan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang akan dipersiapkan bersamaan dengan pekerjaan setting out. Direksi keet tersebut akan ditempatkan di sekitar lokasi pekerjaan. 4. Kantor kontraktor lapangan, gudang sementara dan barak pekerja. Meliputi penyediaan kantor kontraktor termasuk perabot, pembuatan los kerja, gudang dan tempat penimbunan material. Fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan pada lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Barak pekerja akan ditempatkan di luar area proyek. 5. Penyediaan air kerja dan listrik kerja Air kerja akan menggunakan air dari sumur pompa sedangkan listrik kerja menggunakan sumber daya PLN atau genset. 6. Papan nama proyek Papan nama akan ditempatkan di lokasi yang ditentukan Pemberi Tugas/ MK. Papan nama mencntumkan nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Manajemen Konstruksi, Kontraktor dan subkontraktor yang terlibat. 7. Pembersihan dan Pengukuran tapak kembali Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan/ diamankan dari bangunan-bangunan, fasilitas yang mengganggu. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata. Diadakan pengukuran dan gambaran kembali. Lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat- alat yang sudah ditera kebenarannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antar gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Perencana/ Pengawas untuk diminta keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat- alat water pass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
10.Pembuatan shop drawing/ as built drawing Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memperoleh ijin dari Pemilik Proyek untuk memasuki lapangan. Setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop drawing yang memuat semua ukuran-ukuran, dimensi dan informasi secara detail dan disetujui dahulu oleh pengawas lapangan. Sesuai dengan prosedur, sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan permohonan persetujuan material dan shop drawing sesuai flow chart berikut ini : DIVISI 2. DRAINASE 1.
Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air Lingkup pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air meliputi pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batu dengan mortar. Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik yang bersifat sementara maupun tetap, dalam penyelesaian pekerjaan.
Tahapan pelaksanaannya : a.
Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan dibentuk lagi atau digali atau yang dilapisi, dan lokasi semua lubang penampung (catch pits) dan selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar atau detil pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
b.
Pelaksanaan Pekerjaan Selokan Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator dan hasil galian di buang di sekitar lokasi pekerjaan sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas.. Seluruh bahan hasil galian dibuang,dirapikan dan diratakan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
Gambar Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Perhitungan Teknis : Volume Galian Untuk Selokan
=
72.00
Peralatan
Tenaga
=
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
Unit Dump Truck
1.0
Set Alat Bantu
4.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian Kapasitas Kerja Menentukan
=
Waktu Kerja Excavator
=
643.25
72
x
m3 / Alat Excavator / hari
1
hari
=
0.112
Per hari
643.25 Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian Kapasitas Angkutan ( Menentukan ) Kaapsitas Pengangkutan Material
Untuk
5
Unit Dump Truck
Waktu Kerja
=
=
=
=
24.82 72 24.82
5.00 72 124.11
x
x
x
m3 / Dump Truck / hari
1
24.82
1
hari
=
m3
=
hari
=
Lain - Lain
=
Total Waktu Kerja Dibulatkan
2.
=
2.90
124.11
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
0.580
Hari
1.000
Hari
1.692 2.00
Hari
Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan "apron" (lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. a. Material Batu Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi. Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh. b. Material Mortar Adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.
Tahapan pelaksanaannya : 1) 2)
Semen, pasir dan air dicampur menjadi mortar dengan menggunakan alat bantu Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
3)
Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
4)
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
5)
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi.
6)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
7)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
8)
Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
9)
Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
10) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.
Gambar Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Perhitungan Teknis : Volume Pas Batu Mortar
=
14.40
Peralatan
Tenaga
=
Meter Kubik
2.0
Unit Concreate Mixer
5.0
Unit Dump Truck
1.0
Set Alat Bantu
10.0
Orang Pekerja
3.0
Orang Tukang
1.0
Orang Mandor
Waktu Pemasangan Kapasitas Kerja Menentukan Waktu Kerja Conc.Mixer
=
7.58 14.4
=
m3 / Conc.Mixer / hari
x
7.58
1
hari
Lain - Lain
= =
Total Waktu Kerja Dibulatkan
3.
=
1.900 1.000 2.900 3.00
hari/m3 Hari Hari
Pekerjaan Pipa Berlubang Banyak (Perforated) untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan Pekerjaan Pemasangan Pipa Berlubang banyak ini mencakup pemasanag dindin dan bawah Drainase atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan "apron" (lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pipa berlubang banyak di bawah suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. c. Material Jenis Pipa yang cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud. Mutu dan ukuran Pipa harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Pipa untuk drainase, selokan dan saluran air sedapat mungkin harus kuat Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua pipa yang digunakan untuk saluran dasar bawah drainase.
Tahapan pelaksanaannya : 11) Pipa dipasang dengan menggunakan alat bantu 12) Pipa dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan dibawah permukaan Drainase ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga pemasangan pipa akan tertanam dengan baik. 13) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi. 14) Pemasangan dilakukan tahap demi tahap sesuai alur pelaksanaan pembuatan drainase. 15) Penimbunan kembali di sekeliling pemasangan pipa yang sudan di pasang yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi. Perhitungan Teknis : Volume Pipa Berlubang banyak
=
344.00 1.0
Tenaga
=
Meter Set Alat Bantu
2.0
Orang Pekerja
2.0
Orang Tukang
2.0
Orang Mandor
Waktu Pemasangan Kapasitas Kerja Menentukan
=
12.00
M' / hari
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Waktu Kerja Conc.Mixer
=
344
x
12.00
1
hari
=
Lain - Lain
=
1.000
=
29.667 30.00
Total Waktu Kerja Dibulatkan
hari/m3
28.667
Hari Hari
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH 1. Pekerjaan Galian Biasa Lingkup pekerjaan Galian Biasa mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan. Pekerjaan ini umumnya diperlukan pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Tahapan pelaksanaannya : Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk tanah tidak digunakan untuk pekerjaan permanen. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut. Perhitungan Teknis : Volume Galian Biasa
=
1,127.94
Peralatan
Tenaga
=
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
Unit Dump Truck
1.0
Set Alat Bantu
2.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian Kapasitas Kerja Menentukan
=
Waktu Kerja Excavator
=
643.25
1,127.94
x
m3 / Alat Excavator / hari
1
hari
=
643.25 Waktu Pengangkutan / Pembuangan Hasil Galian Kapasitas Angkutan ( Menentukan )
=
30.71
m3 / Dump Truck / hari
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
1.75
hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kapasitas Pengangkutan Material
1,127.94
=
x
1
hari
=
x
30.71
m3
=
x
1
hari
=
30.71
Untuk
10
Unit Dump Truck
Waktu Kerja
=
10.00 1127.94
=
307.13
Total Waktu Kerja Dibulatkan
=
36.72
307.13
3.67 5.43 6.00
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
Hari Hari Hari
2. Pekerjaan Timbunan Biasa dari Sumber Galian Lingkup pekerjaan Timbunan Tanah Biasa mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali pada bekas galian yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. a. Material Timbunan Biasa Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan tanah dengan kualitas baik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti Spesifikasi. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 031744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
Tahapan pelaksanaannya : 1)
Penyiapan Tempat Kerja a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi. b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya. c) Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.
2)
Penghamparan Timbunan a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
b) c)
d)
e)
dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan. Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan. Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari. Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.
Gambar Pekerjaan Timbunan Biasa
3)
Pemadatan Timbunan a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan. d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-ratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar. e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
f) g)
h) i)
j)
lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut. Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama. Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur. Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya. Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Perhitungan Teknis : Volume Timbunan Tanah Biasa
=
1,105.00
Peralatan
Tenaga
=
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
Unit Dump Truck
1.0
Unit Motor Grader
1.0
Unit Vibro Roller
1.0
UnitWater tank truck
1.0
Set Alat Bantu
4.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian Kapasitas Kerja Menentukan
=
Waktu Kerja Excavator
=
643.25
1105.00
x
m3 / Alat Excavator / hari
1
hari
=
1.72
Per hari
643.25 Waktu Pengangkutan/Penimbunan Kapasitas Angkutan ( Menentukan )
=
Kaapsitas Pengangkutan Material
Untuk
10
Waktu Kerja
=
Unit Dump Truck
=
=
24.74 1105.0 24.74
10.00 1105.00 247.36
x
x
x
m3 / Dump Truck / hari
1
24.74
1
hari
=
hari
=
hari
=
Total Waktu Kerja Dibulatkan
=
44.67
247.36
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
4.47
Hari
6.19 7.00
Hari Hari
3. Pekerjaan Timbunan Tanah Pilihan Lingkup pekerjaan Timbunan Tanah Pilihan mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. b. Material Timbunan Pilihan Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah dengan kualitas baik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti Spesifikasi. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 031744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
Tahapan pelaksanaannya : 4)
Penyiapan Tempat Kerja d) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi. e) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya. f) Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.
5)
Penghamparan Timbunan f) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya. g) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan. h) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan. i) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari. j) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
akan terkunci pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan. 6)
Pemadatan Timbunan k) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. l) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. m) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan. n) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disya-ratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar. o) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut. p) Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama. q) Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur. r) Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang. s) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya. t) Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Perhitungan Teknis : Volume Timbunan Tanah Pilihan
=
Peralatan
Tenaga
=
1,913.50
Meter Kubik
1.0
Unit Excavator
5.0
Unit Dump Truck
1.0
Unit Motor Grader
1.0
Unit Vibro Roller
1.0
UnitWater tank truck
1.0
Set Alat Bantu
4.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
Waktu Penggalian Kapasitas Kerja Menentukan
=
13.69
m3 / Alat Dump Truck / hari
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Waktu Kerja Excavator
=
1913.50
x
1
hari
=
13.69
139.81
Per hari
Waktu Pengangkutan/Penimbunan Kapasitas Angkutan ( Menentukan ) Kaapsitas Pengangkutan Material
Untuk
10
Unit Dump Truck
Waktu Kerja
=
=
=
=
13.69 1913.5 13.69
10.00 1913.50 136.87
x
x
x
m3 / Dump Truck / hari
1
13.69
1
hari
=
hari
=
hari
=
Total Waktu Kerja Dibulatkan
=
139.81
136.87
Hari / 1 Dump T
m3 / hari
13.98
Hari
13.98 15.00
Hari Hari
4. Geotextile Filler untuk Drainase bawah Permukaan (kelas2),(CBR Puncture 2350 N0 Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemasangan di bawah permukaan Drainase yang akan dikerjakan ,dimensi pekrjaan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. c. Material Geotextile jenis Filler Kelas 2 dengan CBR 2350 N
Tahapan pelaksanaannya : 7)
Penyiapan Tempat Kerja dan Pemasangan g) Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi. h) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar permukaan drainase atau saluran harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan bawah memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk pemasanagan geotextile yang ditempatkan diatasnya. i) Bilamana Pemasangan Geotextile akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis sehingga pemasangan geotektile sesuai apa yang diharapkan.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 200.00 M2 dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 5 Hari pekerjaan 5. Geotextile Stabilisator Kelas 1 (Kuat Tarik ijin 58 Kn/m) Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemasangan pada penimbunan tanah pilihan atau timbunan tanah biasa yang akan dikerjakan ,dimensi pekrjaan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. d. Material Geotextile Stabilisator Kelas 1 dengan kuat Tarik ijin 58 Kn/m
Tahapan pelaksanaannya :
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
8)
Penyiapan Tempat Kerja dan Pemasangan j) Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi. k) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar dipadatkan lapis perlapis harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan bawah memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk pemasanagan geotextile yang ditempatkan diatasnya. l) Bilamana Pemasangan Geotextile akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis sehingga pemasangan geotektile sesuai apa yang diharapkan.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 3.800.00 M2 dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan Penimbuna tanah untuk stabilisasi perkuatan tanah yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 15 Hari pekerjaan DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR 1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B bahu dilakukan untuk menghindari perbedaan ketinggian yang signifikan antara jalan yang telah di rigit dengan bahu jalan. Pembuatan dan Peninggian Jalan dilakukan dengan menggunakan material Agregat B. Untuk pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan alat berat, seperti : Excavator/Wheel Loader, Dump Truck, Temper dll
Tahapan pelaksanaannya :
Excavator/Wheel Loader memuat material Agregat B ke dalam Dump Truck. Dump Truck mengangkut Agregat B ke alokasi proyek Dump Truck menuang Agregat di lokasi pekerjaan yang telah ditetapkan mulai dari tepian jalan Sekelompok pekerja memuat Agregat di area bahu jalan dengan menggunakan alat bantu Material yang telah siap dipadatkan dengan menggunakan vibrator roller Lingkup pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi agegrat yang telah selesai sesuai yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini. a. Material Lapis Pondasi Agregat Kelas B Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi. Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis Pondasi Agregat Kelas B boleh digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal berdasarkan ketentuan tambahan dalam Spesifikasi. Lapis Pondasi Agregat kelas B agregat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari 50 % berat agregat kasar ini harus mempunyai paling sedikit satu bidang pecah. Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus lainnya. Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.(1) dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.1.2.(2)
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tabel 5.1.2.(1) Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Tabel 5.1.2.(2) Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat
Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.
Tahapan pelaksanaannya : 1) Penyiapan Lapis Pondasi Agregat a) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Spesifikasi. b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai dengan Spesifikasi, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu. c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar. d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik. 2) Penghamparan a) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata. b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisanlapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya. c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik. d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3) Pemadatan a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989, metode D. b) Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat. c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang SNI 03-1743-1989, ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh metode D. d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata. e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.
Gambar Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A & B
PppPP Perhitungan Teknis : PVolume Aggregat B Peralatan
Tenaga
Kapasitas Pencampuran Perhari Waktu Pelaksanaan
Kapasitas Angkut Perhari / Alat
=
96.80
=
M3 1.0
Unit Wheel Loader
5.0
Unit Dump Truck
1.0 1.0
Unit Motor Grader Unit Vibratory Roller
1.0
Water Tanker
=
=
=
=
1.0
Set Alat Bantu
7.0
Orang Pekerja
1.0
Orang Mandor
196.09
M3/ Hari
96.80
x
196.09 32.95
M3/ Hari
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
1
Hari
=
0.49
Hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Untuk Menggunakan 5 Unit Dump Truck
=
Waktu Pelaksanaan
=
Kapasitas Menghampar / Motor Grader
=
Waktu Pelaksanaan
=
Kapasitas Pemadatan / Vibratory Roller/ Hari
=
Waktu Pelaksanaan
=
Kapasitas Penyiraman / Hari
=
Waktu Pelaksanaan
2. -
=
32.95
x
5
Unit
=
164.76
M3
96.80
x
1
Hari
=
0.59
Hari
1
Hari
=
0.16
Hari
1
Hari
=
0.25
Hari
1
Hari
=
0.29
Hari
164.76 597.60
M3/ Hari
96.80
x
597.60 392.18
M3/ Hari
96.80
x
392.18 332.00
M3/ Hari
96.80
x
332.00
TOTAL Waktu Kerja
=
1.78
Dibulatkan
=
2.00
Hari Hari
Pekerjaan Telford
Volume Pekerjaan untuk pekerjaan Telford Batu Gunung adalah 96.80 M3 Waktu Pelaksanaan pekerjaan Telford Batu Gunung adalah 4 hari kalender Pekerjaan Telford Batu Gunung memerlukan Material / Bahan Batu Gunung Peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan Telford Batu Gunung adalah Three Wheel Roller dan Alat bantu Sebelum pelaksanaan pekerjaan pelaksana pekerjaan harus mempersiapkan peralaran K3 seperti seperti kotak P3K ( lengkap dengan isi ) dan peralatan pengaman keselamatan kerja seperti Sarung tangan, topi pelindung kepala, Masker dan sepatu safety serta peralatan lain yang dibutuhkan. Penyedia jasa menyerahkan gambar kerja, Metode pelaksanaan pekerjaan, material / bahan yang akan dipergunakan serta peralatan yang akan dipergunakan Dump truck memuat Batu Gunung dari quari ke lokasi pekerjaan dan sudah dipecah ukuran 10/15 secara manual Batu Gunung yang sudah dipecah disusun berdiri sepanjang jalan Batu pecah yang lebih kecil diisikan ke dalam rongga – rongga diatasnya kemudian digilas dengan T. Wheel roller sampai padat Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu PERHITUNGAN TEKNIS Volume Pekerjaan Telford Peralatan
= =
96.80
M3 1 5 1 1 5
Tenaga
=
Waktu : Kapasitas Kerja ( Menentukan )
=
193.25
Untuk 2 Kelompok Kerja
=
2
x
193.25
Waktu Kerja
=
96.80 386.49
x
1
Whell Loader Dump Truck ALAT BANTU - Mandor - Pekerja
M3/ Wheel Loader/ Hari
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
M3 Hari
=
386.49
=
0.25
M3/ Hari Hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lain - lain ( angkat angkut susun ) TOTAL Waktu Kerja
= =
3.25
3.00
Hari
Hari
DIVISI 7. STRUKTUR 1.
Beton mutu sedang Fc’30 MPa (K300),Perkerasan Beton Semen Lingkup pekerjaan beton di luar pondasi dan dinding box culvert meliputi beton struktural untuk konstruksi jalan. Mutu beton readymix yang digunakan adalah minimal K 300 atau sesuai dengan spesifikasi pekerjaan ini. Tercakup di dalamnya adalah pekerjaan bekisting, pembesian, dan pengecoran. a. Material Beton Pemakaian adukan “Ready-mix” harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan pengawas. Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm. b. Pekerjaan Bekisting dan Baja Tulangan Untuk bekisting digunakan plywood/tego tebal 12-18 mm yang dibentuk sedemikian rupa dengan perancah kayu-kayu kelas III/kayu meranti. Bekisting dibuat sedemikian rupa dengan scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup, sehingga pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol. Baja tulangan dapat dipasang setelah pemasangan bekisting atau secara simultan bersamaan dengan pemasangan bekisting. Pembesian menggunakan besi beton mutu BJTP-24 (polos). Antara papan bekisting dengan baja tulangan, diganjal dengan beton decking sehingga baja tulangan tidak melekat pada papan bekisting dan memudahkan pada waktu pembongkaran bekisting. Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan baja tulangan dan pembengkokannya digunakan alat bar cutter dan dan bar bending. PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton adalah: 1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di dalam campuran beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan air adukan atau pengurangan air adukan selama pembetonan. 2. Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam (uniform), baik sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir. 3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik, mudah dituang dan mudah dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding). 4. Perawatan (curing) yang baik pasca-pembetonan. Pelaksanaan faktor-faktor di atas ditentukan oleh: A. Pekerjaan bekisting (form work), B. Pekerjaan penulangan, C. Pekerjaan pembetonan, D. Perawatan (curing). PEKERJAAN BEKISTING (FORM WORK) Pekerjaan bekisting yang baik ditentukan oleh pemakaian bahan dengan kualitas yang baik dan cukup kuat, serta pengerjaan sesuai dengan dimensi yang direncanakan.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Bahan bekisting yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan: 1. Tidak bocor dan menghisap air dalam campuran beton. Bila hal ini terjadi, faktor air semen rasio dalam beton akan berkurang, sehingga mutu beton terganggu. Pada bagian yang bocor akan terjadi keropos atau sarang kerikil atau pasir. 2. Untuk beton dengan permukaan artistik, bekisting harus mempunyai tekstur seperti yang diinginkan, seperti licin atau bergaris, sehingga beton yang dihasilkan mempunyai permukaan yang baik. 3. Kekuatan bekisting harus diperhitungkan. Bekisting yang kurang kuat dapat menjadikan perubahan bentuk dari beton yang direncanakan. Dalam beberapa kasus terjadi keruntuhan pada waktu pengecoran, akibat sokongan yang tidak memadai. 4. Ukuran atau dimensi sesuai dengan yang direncanakan. 5. Kebersihan dalam bekisting diperiksa sebelum penuangan beton. Beberapa jenis bahan untuk bekisting dan efeknya atau tekstur pada permukaan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Bahan Bekisting untuk Pekerjaan Beton Bahan
Komentar Variasi absorsi air menyebarkan permukaan yang tidak merata, dapat dihilangkan dengan pelapisan cat
Plywood
Jumlah Pemakain Ulang
Sampai 5 kali
(wood sealer) Plywood lapis plastik
Sambungan harus dibuat kedap air, dapat menyebabkan permukaan tidak merata
Baja
Dapat menyebabkan variasi warna permukaan dan tekstur, terdapat noda karet, dapat dihilangkan dengan dilapis cat epoxy
50 sampai 100 kali
Fibre glass
Tekstur dan bentuk special
20 sampai 30 kali
Bahan
Komentar
Sampai 10 kali
Jumlah Pemakain Ulang
Bekesting dengan tekstur (form liner) Kayu
Dengan tekstur tertentu, absorbs air variasi, dapat diperbaiki dengan cat wood sealer
1 sampai 20 kali
Karet atau PVC
Tekstur special, fleksibel, permukaan warna seragam
Sampai 100 kali
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar Pekerjaan Bekesting
Bekisting harus cukup kuat memikul beban dari beton dan tidak berubah bentuk. Untuk bekisting lantai dan balok, di samping harus kuat terhadap beban beton dan beban lain yang ada, juga harus tahan terhadap lendutan. Lendutan pada bekisting biasanya dibatasi 1/300 sampai 1/500 dari jarak sokongan. Perhi PERHITUNGAN TEKNIS Volume Beton Fc'30 Mpa Peralatan
= =
382.80
M3 1 4 1 1 1 1 18 8
Tenaga
=
Waktu Pembuatan Beton : Kapasitas Kerja / Hari
=
69.72
Waktu Kerja yang di pakai pengadukan beton
=
382.80 69.72
Pemasangan Acuan + besi
=
TOTAL Waktu Kerja
=
6.49
WHEEL LOADER TRUCK MIXER CONCRETE VIBRATOR WATER TANK TRUCK ALAT BANTU - Mandor - Tukang - Pekerja
M3/ hari x
1
Hari
=
5.49
Hari
1.00
Hari
Hari
tungan Teknis 2.
Beton mutu Sedang Fc’20 Mpa
Tahapan pelaksanaannya : a. Material Beton Pemakaian adukan “Ready-mix” harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan pengawas. Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm. b. Pekerjaan Bekisting Untuk bekisting digunakan plywood/tego tebal 12-18 mm yang dibentuk sedemikian rupa dengan perancah kayu-kayu kelas III/kayu meranti. Bekisting dibuat sedemikian rupa dengan scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup, sehingga pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol. PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
Ecxavator digunakan untuk memasukkan Semen, pasir, dan agregat kasar kedalam Truck Mixer
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
kemudian dicampur dengan air dan diaduk PERHITUNGAN TEKNIS Volume Beton Fc'20 Mpa Peralatan
= =
240.48
M3 1 5
WHEEL LOADER TRUCK MIXER CONCRETE VIBRATOR WATER TANK TRUCK ALAT BANTU - Mandor - Tukang - Pekerja
1
3.
1 1 1 18 8
Tenaga
=
Waktu Pembuatan Beton : Kapasitas Kerja / Hari
=
69.72
Waktu Kerja yang di pakai pengadukan beton
=
240.48 69.72
Pemasangan Acuan + besi
=
TOTAL Waktu Kerja
=
4.45
M3/ hari x
1
Hari
=
3.45
Hari
1.00
Hari
Hari
Beton mutu rendah fc 10 Mpa
Tahapan pelaksanaannya : a. Material Beton Pemakaian adukan “Ready-mix” harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan pengawas. Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm. b. Pekerjaan Bekisting Untuk bekisting digunakan plywood/tego tebal 12-18 mm yang dibentuk sedemikian rupa dengan perancah kayu-kayu kelas III/kayu meranti. Bekisting dibuat sedemikian rupa dengan scafolding/perancah-perancah/sekur-sekur yang kokoh dan cukup, sehingga pada saat pengecoran bekisting tidak mengalami kerusakan/jebol. PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Truck Mixer Beton di-cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan Penyelesaian dan perapihan setelah pengecoran
PERHITUNGAN TEKNIS Volume Beton Fc'10 Mpa Peralatan
= =
71.60
M3 1 1 1
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
CONCRETE VIBRATOR WATER TANK TRUCK ALAT BANTU
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tenaga
=
1 2 2
Waktu Pembuatan Beton : Kapasitas Kerja / Hari
=
69.72
Waktu Kerja yang di pakai pengadukan beton
=
71.60 69.72
Pemasangan Acuan + besi
=
TOTAL Waktu Kerja
=
2.03
- Mandor - Tukang - Pekerja
M3/ hari x
1
Hari
=
1.03
Hari
1.00
Hari
Hari
A. PEKERJAAN PEMBETONAN Pelaksanaan pembetonan dikerjakan melalui beberapa tahapan pengerjaan beton yang meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pekerjaan persiapan, Penakaran, Pengadukan, Penambahan zat aditif anti korosi, Pengangkutan, Penuangan (pengecoran), Pemadatan, Penyelesaian akhir. 1. Pekerjaan Persiapan Tahap pertama dari pengerjaan beton adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan sangat penting untuk memastikan kelancaran pengerjaan beton selanjutnya. Pekerjaan persiapan meliputi kebersihan alat-alat kerja, pemeriksaan bekisting (form work), pemeriksaan tulangan, sambungan pengecoran atau penghentian pengecoran. Pada bagian struktur yang kedap air harus dipasang penahan air (waterstop). Halhal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan yang cukup untuk volume pengecoran yang diinginkan, seperti kerikil, pasir dan semen, dan tersedia jalan atau akses ke tempat penuangan terakhir, seperti jalan untuk kereta sorong. Biasanya hal-hal di atas dituangkan dalam bentuk lembaran checklist. Untuk pekerjaan yang memakai tenaga pengawas, penuangan atau pengecoran dimulai setelah checklist diperiksa dan disetujui pengawas. 2. Penakaran Penakaran bahan-bahan penyusun beton harus mengikuti ketentuan tata cara pengadukan dan pengecoran beton sebagai berikut: a. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih besar atau sama dengan 20 MPa, proporsi bahan harus menggunakan takaran berat. b. Beton-beton dengan kekuatan tekan (fc’) lebih kecil dari 20 MPa, proporsi bahan dapat menggunakan takaran volume. Penakaran berat menggunakan alat timbang sepatutnya memberikan hasil penakaran yang baik, tidak dipengaruhi oleh pengembangan pasir dan kepadatan timbunan material. Penakaran cara ini sulit dilakukan di tempat pekerjaan bila pengadukan dilakukan dengan mesin aduk (mixer) yang mobile. 3. Pengadukan Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara:
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
a. Cara manual b. Cara masinal
a. Pengadukan cara manual:
Pengadukan cara manual dilakukan dengan tangan dan takaran dilakukan dengan takaran volume. Pengadukan ini biasanya dilakukan untuk pengecoran beton yang bukan struktural, seperti lantai kerja, tiang dan balok perkuatan pasangan dinding bata. Tatacara pengadukan manual dimulai dengan pasir dan semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi yang telah ditentukan, di atas tempat yang datar dan kedap air. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen, kemudian ditambahkan dengan kerikil dan diaduk kembali hingga merata, kemudian dibuat lubang di tengah adukan dan tuangkan air di tengah lubang kira-kira 75% dari yang dibutuhkan. Pengadukan dilanjutkan hingga merata dan tambahkan air sedikit demi sedikit sambil mengaduk.
b. Pengadukan cara masinal:
Pengadukan secara masinal dengan mesin aduk (mixer) dilaksanakan untuk pengecoran beton struktur, dan volume pengecoran yang cukup besar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadukan secara masinal: Bagian dalam dari wadah alat pengaduk harus cukup basah, sehingga tidak menambah atau mengurangi air pencampur. Lamanya waktu pengadukan sesuai dengan kapasitas dari mixer seperti yang diberikan di Tabel 2. Bahan–bahan seperti pasir dan kerikil harus dalam keadaan SSD (saturated surface dry) supaya pengawasan faktor air semen yang tetap untuk setiap pengadukan dapat dilaksanakan. Wadah alat transport harus dibasahi air sebelum beton dituang ke dalamnya. Mesin aduk (mixer) tidak boleh diisi melebihi kapasitasnya, karena akan menyebabkan bahan tumpah sehingga proporsi bahan menjadi tidak tepat. Tabel 2. Waktu Pengadukan Kapasitas dari mixer
Ketentuan ASTM C.94 dan ACI 318
0,8 – 3,1 m3
1 menit
3,8 – 4,6 m3
2 menit
7,6 m3
3 menit
4. Penambahan Zat Aditif Anti Korosi Setiap konstruksi setelah dibangun harus dilakukan evaluasi secara terus menerus untuk menentukan kinerja beton. Ambruknya suatu infrastruktur, seperti jembatan, jalan layang, dermaga dan lain-lain, secara tiba-tiba sering kali membawa korban manusia dan kerugian finansial yang sangat besar. Hal ini merupakan bagian dari tugas pemilik bersama pihak yang berkepentingan untuk menjamin keselamatan masyarakat umum sebagai pengguna. Salah satu penyebab kerusakan beton dilingkungan laut adalah korosi pada beton dan tulangan. Secara umum, tulangan baja didalam beton tidak akan terkorosi, karena beton pada umumnya memiliki PH tinggi (sekitar 12.5), Sifat PH tinggi atau basa / alkali pada beton terjadi saat semen tercampur dengan air. Karena sifat alkali ini, dipermukaan baja dalam beton terbentuk sebuah lapisan pasif yang menyebabkan baja terlindung dari pengaruh luar. Baja baru bisa terkorosi bila lapisan pasif ini rusak (PH Beton turun), yang biasanya disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : Karbonasi (carbonation)
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Proses karbonasi terjadi karena adanya interaksi dari karbon dioksida (CO2) di udara bebas / atmosfer dengan ion hidroksida didalam beton. Hasil dari interaksi tersebut menyebabkan PH beton turun (< 9) dan ini mengakibatkan penurunan ketahanan dari lapisan pasif di permukaan baja tulangan. Klorida (Chlorides) Ion klorida mempunyai kemampuan untuk penetrasi kedalam beton dan merusak lapisan pasif dipermukaan baja dan logam. Ion klorida bisa berasal dari lingkungan eksternal, misalnya air laut atau proses hyrolysis auto katalisis dari bahan logam itu sendiri yang menyebabkan baja terkorosi. Garam Magnesium (Magnesium Salts) Karena pada laut mengandung 3200 ppm bahan setara MgCl2, hal ini sudah cukup untuk melemahkan Portland Cement Hydrates dari serangan ion Mg. Hasil reaksinya akan menyebabkan kehilangan material (material loss) dan dapat melunakkan beton (soft). Serangan Sulfat (sulphate attack) Sulfat alami (natural sulphate) dan bahan polutan dari dalam tanah atau air laut dapat menyebabkan serangan Sulfat kedalam beton. Ion sulfat dari air laut akan bereaksi dengan hydrates dari portland cement yang dapat menyebabkan penurunan mutu beton, membuat beton menjadi lemah / lunak dan rapuh (brittle). Serangan Asam oleh Bakteri Pada bak tempat penampungan minyak mentah, struktur bawah dari bangunan offshore, pada daerah pantai yang air lautnya diam dan suhunya cenderung tetap (Oil Well 70-80 °C) atau (45-50 °C) akan berpotensi menumbuhkan mikroba aktif yang menghasilkan karbon dioksida serta dapat menurunkan PH air. Hal ini akan berpotensi menyebabkan proses korosi pada struktur beton, baja maupun bahan logam yang terdapat pada daerah tersebut. Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga beton tersebut retak, terkelupas atau pecah, sehingga daya dukung dan dimensi beton menjadi berkurang. Dari hasil pengujian terjadi kenaikan nilai slump sejalan dengan peningkatan kandungan Sikament-NN dan SikaFume. Hal ini disebabkan proses dipresi admixture yang akan meningkatkan workabilitas campuran beton dengan ditandai peningkatan nilai slump sejalan dengan penambahan persentase SikaFume. Penambahan bahan SikaFume pada variasi A7 (SikaFume 5,0 % dan 7,0%) adalah variasi yang terbaik permeabilitas beton dan kuat tekan beton pada kondisi rendaman air normal (pH 7), air asam (pH 3) dan air basa (pH 13). Sedikitnya rembesan air yang dapat keluar dari beton akan menghasilkan penyusutan beton yang semakin kecil. Keadaan beton yang padat, kedap air (watertight), susut yang kecil, akan menghasilkan kuat tekan yang semakin besar. 5. Pengangkutan Pengangkutan beton segar harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini: a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. b. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah direncanakan, seperti faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan. c. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka waktu yang lebih lama, maka harus dipakai bahan tambahan penghambat pengikatan (admixture type retarder). Di tempat pekerjaan, pengangkutan beton sampai ke tempat penuangan dapat menggunakan:
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Kereta sorong, gerobak roda satu. Saluran atau talang (chute). Ban berjalan. Pompa beton (concrete pump). Wadah atau bucket dari baja dengan bukaan bagian bawah dan diangkat dengan tower crane atau crane.
6. Penuangan (Pengecoran) Cara penuangan (pengecoran) beton mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan beton dengan mutu yang diinginkan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain: a. Beton yang dituang harus sesuai dengan kelecakan (workability) yang diinginkan, agar dapat mengisi bekisting dengan baik dan penuangan harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan butiran agregat kasar dari adukan dan dapat menyebabkan sarang kerikil yang mengakibatkan kekuatan beton berkurang. b. Harus diperhatikan kesinambungan penuangan beton, penuangan lapisan beton yang baru harus dilakukan sebelum lapisan beton sebelumnya mencapai waktu setting awal (initial setting time). c. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya dan beton yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh digunakan lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai cara penuangan beton supaya tidak terjadi segregasi adalah: 1)
Beton yang dicor harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan, tinggi jatuh penuangan adukan maksimum 60 cm (Gambar 1).
Gambar 1. Cara Penuangan yang Dapat Menghindari Segregasi
Gambar Pekerjaan Pembetonan
2)
Untuk pengecoran kolom dan dinding penuangan dilakukan melalui pipa penghantar (tremie) sampai di bawah kolom. Bila penuangan dilakukan dari atas dengan ketinggian penuangan mencapai 3 - 4 m, beton yang dituang akan menumbuk tulangan dan bagian dasar, menyebabkan agregat kasar terlempar keluar dari adukan sehingga terjadi
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3)
segregasi. Bila tidak menggunakan tremie, pengecoran dilakukan melalui bukaan di dinding bekisting bagian bawah untuk mengurangi tinggi jatuh penuangan, seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Penuangan Melalui Jendela pada Bekisting Kolom
4) 5) 6)
Pada pengecoran pelat lantai dan balok, penuangan sebaiknya dilakukan berlawanan terhadap arah pengecoran atau menghadap beton yang telah dituang. Beton yang dituang harus menyebar, tidak boleh ditimbun pada suatu tempat tertentu dan dibiarkan mengalir ke dalam bekisting. Arah penuangan adukan pada permukaan yang miring harus dilakukan dari bawah ke atas, sehingga kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan.
7. Pemadatan Pemadatan beton pada pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kekuatan dan ketahanan beton yang telah mengeras. Pemadatan beton harus dilakukan segera setelah beton dituang, dan sebelum terjadi waktu setting awal dari beton segar. Setting beton segar di lapangan dapat diperiksa dengan menusuk tongkat ke dalam beton tanpa kekuatan dan dapat masuk 10 cm. Tujuan pemadatan beton segar adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara sehingga dapat mencapai kepadatan maksimal. Tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada: a. Komposisi bahan beton. b. Cara dan usaha pemadatan di lapangan. Komposisi bahan yang perlu diperhatikan adalah: Kelecakan (workability) dari adukan yang ditentukan oleh nilai slump-nya. Dengan nilai slump yang sesuai, bekisting akan terisi dengan baik. Campuran yang terlalu banyak air akan menyebabkan segregasi. Campuran yang gemuk (banyak semen) akan membuat beton yang lebih plastis, sehingga campuran lebih kompak. Cara dan usaha pemadatan sangat dipengaruhi oleh kelecakan betonnya. Semakin lecak semakin mudah pemadatannya, makin rendah slump-nya makin sulit pemadatannya. Pemadatan secara mekanis lebih padat dibandingkan dengan cara manual. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat dilakukan pemadatan adalah: Pemadatan dilakukan sebelum waktu setting, biasanya antara 1 sampai 4 jam bergantung apakah ada pemakaian admixture. Alat pemadat tidak boleh menggetar pembesian, karena akan menghilangkan/melepaskan kuat lekat antara besi dengan beton yang baru dicor dan memasuki tahap waktu setting (setting time). Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari bleeding, yaitu naiknya air atau pasta semen ke atas permukaan beton dan meningggalkan agregat di bagian bawah. Hal ini dapat menimbulkan permukaan kasar
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
(honeycomb) di bagian bawah, dan beton yang lemah di dekat permukaan karena hanya terdiri dari pasta semen. Untuk pengecoran bagian yang sangat tebal atau pengecoran massal, penuangan dan pemadatan dilakukan berlapislapis. Tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 500 mm. Pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara: 1. Cara manual 2. Menggunakan alat getar mekanis (vibrator) Pemadatan dengan cara menual dapat dilakukan dengan menusukkan sebatang tongkat atau besi tulangan ke dalam secara berulang-ulang, atau dengan menumbuk beton segar dengan alat penumbuk. Pemadatan dengan penumbukan dilakukan bila mengecor beton tumbuk yaitu beton dengan air yang sangat sedikit, atau campuran yang kaku. Pemadatan dengan penusukan tongkat dilakukan terhadap beton yang cukup plastis. Terdapat beberapa jenis alat getar mekanis, antara lain: 1. Jarum penggetar. 2. Penggetar permukaan. 3. Penggetar bekisting/acuan. 4. Meja getar. 5. Balok penggetar. Alat penggetar mekanis yang paling banyak dipakai adalah jarum penggetar, jarum penggetar terdiri dari mesin dan selang karet dengan ujung baja lancip yang menggetar antara 3000 sampai 12000 getaran per menit. Berikut ini beberapa pedoman proses pemadatan menggunakan alat jarum penggetar: a) Pemadatan dilakukan secara vertikal dan masuknya ujung getar oleh beratnya sendiri. b) Penggetaran dilakukan pada spasi atau jarak yang teratur yang masih dalam pengaruh getaran antara satu titik dengan titik lainnya. c) Bila permukaan sekeliling jarum mulai menunjukan berkumpulnya pasta semen atau menjadi licin, maka pemadatan telah cukup dan harus pindah ke titik lainnya, dengan menarik pelan-pelan keluar sehingga lubang yang ditinggalkan ujung penggetar dapat tertutup dengan sendirinya. d) Lamanya waktu penggetaran di setiap titik adalah 5 – 15 detik. e) Penggetaran tidak boleh dilakukan terlalu lama sampai terjadi bleeding. f) Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan pembesian, karena dapat merusak daya lekat ujung pembesian lain dengan beton yang telah mulai setting. g) Tidak terjadi persinggungan antara alat penggetar dengan bekisting. h) Tidak boleh menggunakan alat getar untuk mengalirkan adukan beton dalam pengisian bekisting. i) Tebal lapisan yang dicor tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar. 8. Penyelesaian Akhir Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan meratakan pemukaan beton segar sesuai dengan tebal dan jenis permukaan yang direncanakan. Penyelesaian akhir permukaan beton dapat dilakukan dengan cara manual atau masinal. Penyelesaian secara manual menggunakan raskam/sendok dan dilakukan dengan tangan, sedangkan secara masinal menggunakan mesin trowel. Mesin trowel mempunyai dasar yang terdiri dari beberapa daun pelat baja yang dapat berputar dan menghaluskan permukaan beton. Permukaan yang diselesaikan dengan mesin trowel lebih kuat dan awet dibandingkan dengan pekerjaan tangan. Kadang-kadang penyelesaian tekstur permukaan akhir dilakukan secara khusus. Antara lain adalah sebagai berikut: a. b.
Permukaan bertekstur yang dibentuk dari pemakaian bekisting dengan permukaan tekstur. Permukaan yang berbentuk tekstur, dengan menggunakan alat pencetak (stamp concrete). Pembentukan tekstur dengan alat pencetak dilakukan saat beton mulai memasuki setting awal, dengan menekan cetakan karet (dengan permukaan bertekstur) ke permukaan beton, kadang-kadang diberi lapisan pigmen warna sebelum ditekan.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
c.
Pembuatan tekstur dengan cara mekanis misalnya dengan cara abrasi setelah beton mengeras. Untuk menyesuaikan fungsi akhir dari beton yang dicor, kadang-kadang ditambahkan bahan pelapis permukaan dan dikerjakan sesuai dengan tekstur permukaan yang direncanakan.
Terdapat beberapa jenis bahan pelapis, antara lain: a. b.
Tambahan adukan pasta semen atau semen kering. Tambahan bahan pengeras permukaan (floor hardener), gunanya untuk mendapatkan permukaan yang keras dan tahan aus. Biasanya dilakukan untuk lapisan perkerasan jalan, pelat lantai parkir dan lain-lainnya. Jumlah persentase bahan yang dipakai bergantung pada tingkat lalu lintas yang dilayani, untuk lantai parkir biasanya 3 – 5 kg/m2, sedangkan untuk lalu lintas berat pemakaian bahan ini mencapai 7 – 10 kg/m2. c. Tambahan pigmen warna, untuk mendapatkan permukaan yang berwarna. Pengerjaan lapisan penyelesaian akhir permukaan dengan bahan pelapis biasanya menggunakan mesin trowel. Hal ini karena akan menghasilkan permukaan yang lebih kuat karena alat trowel lebihkuat menekan bahan pelapis sehingga lebih bersatu dengan beton di bawahnya. PEKERJAAN PERAWATAN (CURING) Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu pasca-pembukaan bekisting (demoulding of form work) agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai mendekati kekuatan yang telah direncanakan. Perawatan ini berupa pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton yang ternyata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila terjadi kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan. A. Pengaruh Curing terhadap Kekuatan Beton Dapat dinyatakan bahwa perkembangan yang baik dari kekuatan beton tidak hanya dipengaruhi keseluruhan semen terhidrasi, dan ini terbukti dalam praktik di lapangan. Kualitas beton juga tergantung kepada gel/space ratio dari pasta semen. Jika sekiranya ruang yang terisi air dalam beton segar lebih besar dari volume yang dapat diisi oleh produksi dari hidrasi, hidrasi yang lebih banyak akan menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi dan permeabilitas yang lebih rendah. Oleh sebab itu kehilangan air dari beton harus diproteksi, dan selanjutnya kehilangan air secara internal oleh pengeringan sendiri harus digantikan oleh air dari luar. Yaitu pemasukan air ke dalam beton harus difasilitasi sebaik mungkin, sehingga proses hidrasi yang terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton sangat terbantu oleh pengadaan airnya. Meskipun pada keadaan normal, air tersedia dalam jumlah yang memadai untuk hidrasi penuh selama pencampuran, perlu adanya jaminan bahwa masih ada air yang tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan proses hidrasi itu sendiri. Penguapan dapat menyebabkan suatu kehilangan air yang cukup berarti sehingga mengakibatkan terhentinya proses hidrasi, dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan kekuatan. Dapat ditambahkan juga, bahwa penguapan dapat menyebabkan penyusutan kering yang terlalu awal dan cepat, sehingga berakibat timbulnya tegangan tarik yang mungkin menyebabkan retak, kecuali bila beton telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan ini. Oleh karena itu direncanakan suatu cara perawatan untuk mempertahankan beton supaya terus menerus berada dalam keadaan basah selama periode beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Hal ini termasuk pencegahan penguapan dengan pengadaan beberapa selimut pelindung yang sesuai maupun dengan membasahi permukaannya secara berulang-ulang. Sehari setelah pengecoran merupakan saat yang terpenting untuk periode sesudahnya. Oleh sebab itu diperlukan perawatan dengan air sehingga untuk jangka panjang, kualitas beton, baik kekuatan maupun kekedapan airnya, dapat lebih baik. Perawatan dengan cara membasahi menghasilkan beton yang terbaik. Semakin erat pendekatan kondisi perawatan, semakin kuat beton yang dihasilkan. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 3.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Dalam menafsirkan hasil pengujian laboratorium, harus diperhitungkan bahwa bahan yang diuji umumnya kecil. Oleh karenanya sifat-sifat bahan ini sangat dipengaruhi oleh perubahan dari lapisan permukaannya. Karena umumnya lapisan permukaan mudah terpengaruh oleh kondisi perawatan. Hal ini dibuktikan oleh kerusakan tampang melintang yang tebal jauh lebih kecil daripada yang ditunjukkan oleh contoh bahan uji yang lebih kecil. Penggenangan atau penyiraman secara terus menerus tidak selalu merupakan suatu cara yang praktis, dan akan lebih baik bila disokong dengan penerapan cara-cara lain. Proteksi terhadap penguapan air segera setelah pengecoran yaitu menyelimuti permukaan beton dengan lembaran polythene atau kertas bangunan merupakan cara yang paling efektif pada langkah-langkah berikutnya. Tetapi, karena kurang baiknya daya insulasi bahan-bahan ini, mungkin diperlukan tambahan perlindungan untuk mengurangi pengaruh panas sinar matahari.
Gambar 3. Kuat Desak (Tekan) Beton yang Dikeringkan dalam Udara di Laboratorium Sesudah Perawatan Awal dengan Membasahinya
Secara alternatif, hessian (sejenis karung goni) yang basah dapat ditutupkan langsung pada permukaan, segera setelah beton cukup keras agar hessian tidak menyebabkan kerusakan atau melekat pada permukaan beton. Pasir basah, pada lapisan setebal 50 mm juga dapat digunakan untuk merawat permukaan horizontal yang luas. Baik hessian basah ataupun pasir basah jarang dikerjakan dengan baik, penyiraman atau pembasahan beton pada interval waktu tertentu siang dan malam hari sering terlupakan. Menggunakan pasir basah mempunyai kelemahan karena akan menambah biaya sehubungan dibutuhkannya tenaga kerja tambahan untuk menempatkan dan mengambil kembali pasir itu. Permukaan lantai akan mengering lebih cepat sehubungan dengan ketebalannya yang lebih tipis. Oleh karena itu harus diadakan sarana yang memadai untuk mencegah kekeringan dengan menyelimuti dengan kertas atau lembaran polythene yang kedap air. Lapisan tipis untuk perawatan beton, yang harus diterapkan sementara beton masih basah umumnya diterima sebagai suatu sarana yang memuaskan untuk perawatan beton. Meskipun bukan yang paling efisien, perawatan yang paling praktis dan ekonomis bentuknya ialah penggunaan senyawa kimia untuk perawatan beton dengan penyiraman terutama pada permukaan horizontal yang luas. B.
Sistem Perawatan Beton Lainnya a) Perawatan beton yang dipercepat (accelerated curing): Dengan kondisi curing normal, beton mengeras secara perlahan. Curing harus dipertahankan minimal 14 hari untuk mendapatkan kekuatan akhir yang mendekati kekuatan beton yang dirawat 28 hari. Dengan mengerasnya pasta beton, akan terbentuk penampang beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Lamanya pencapaian kekuatan beton yang
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
direncanakan supaya dapat memikul beban menyebabkan pembongkaran bekisting dapat dilaksanakan setelah umur beton mencapai empat minggu (28 hari). Pencapaian kekuatan beton dalam waktu yang lebih singkat dapat dilakukan dengan menambah bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan atau dengan menaikkan temperatur saat curing. Mempersingkat waktu curing untuk mendapatkan kekuatan umur normal beton 28 hari mempunyai beberapa keuntungan:
Pembangunan dapat dipercepat. Penggunaan cetakan atau bekisting dapat digunakan secara berulang-ulang dengan frekuensi yang tinggi, sehingga dapat menghemat biaya bekisting. Dapat mengurangi gudang penyimpanan beton yang telah mengeras, terutama pada produksi beton pracetak. Mempercepat produksi beton dan mempercepat pengantaran ke lapangan.
Selain keuntungan di atas, cara curing ini memerlukan biaya yang cukup besar, sehingga perlu dipertimbangan dari segi ekonomisnya. Metode mempercepat perawatan beton dapat dilakukan dengan perawatan dengan uap panas. Ada 2 jenis perawatan dengan uap panas: 1)
2)
Perawatan dengan uap panas tekanan rendah. Pemeliharaan dengan cara ini adalah untuk mempercepat waktu pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tekanan atmosfir dan temperatur di bawah 100°C dan dimaksudkan untuk menghasilkan siklus pekerjaan yang pendek pada industri komponen beton (beton prefab/pracetak). Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi. Metode ini sangat berbeda dengan metode pemeliharaan dengan uap bertekanan rendah dan bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan beton yang memerlukan persyaratan berikut: Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai dalam waktu 24 jam. Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfat atau bahan kimia lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan (cold storage) atau temperatur yang tinggi. Diperlukan beton dengan susut dan rangkak rendah.
Kedua jenis perawatan tersebut memerlukan biaya dan waktu perawatan yang tidak sama. Waktu perawatan dengan tekanan tinggi lebih cepat dari waktu perawatan dengan tekanan rendah. b)
Senyawa kimia untuk perawatan beton: Senyawa kimia untuk perawatan dengan membentuk lapisan tipis adalah suatu cairan yang disemprotkan pada permukaan beton untuk menghambat penguapan air dari beton. Sebuah jenis penyemprot kebun yang dapat dipegang dengan tangan sesuai untuk pekerjaan ini. Hampir semua bahan-bahan kimia untuk perawatan beton yang tersedia di pasaran dan terbukti memuaskan pemakaiannya terdiri dari larutan sejenis damar. Setelah digunakan, larutan itu menguap dan meninggalkan permukaan beton. Lapisan resin (sejenis damar) tersebut tinggal dengan sempurna sekitar empat minggu. Selanjutnya lapisan ini menjadi getas dan mulai mengelupas akibat pengaruh sinar matahari dan cuaca. Pengujian di laboratorium dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa cara ini telah memberikan perawatan pada beton yang setara dengan membasahinya secara terus menerus selama 14 hari. Penggunaan curing compound biasanya dilakukan untuk permukaan beton yang vertikal dan terkena sinar matahari seperti kolom, balok dan dinding beton.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
4.
Baja Tulangan U 24 Polos Besi beton yang digunakan biasanya berbentuk penampang bulat dengan 2 jenis permukaan yang berbeda, yaitu besi berpermukaan polos yang juga disebut dengan besi polos (plain bar) dan besi dengan permukaan berulir yang disebut dengan besi ulir (deformed bar). Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan perencanaan yang memenuhi persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu penyangga atau selimut beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar. 2. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak bersih terkecil dari pembesian, agar agregat dapat lolos di antara pembesian ketika dipadatkan. 3. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi daya lekat (bond strength) antara besi dengan beton.
Gambar Penulangan diatas sloof pasangan batu
Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan dan 1/3 tebal pelat lantai untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan ukuran agregat maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos dengan mudah di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak tersangkut dan cetakan dapat diisi serta dipadatkan dengan baik.
Gambar Pekerjaan Pembesian
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERHITUNGAN TEKNIS Volume Baja Tulangan Polos U24 Peralatan Tenaga
= = =
819.60
Waktu Kerja Kapasitas Kerja / Hari
=
200.00
Waktu Kerja yang di pakai untuk pembesian
=
819.60 200.00
x
TOTAL Waktu Kerja
=
4.10
Hari
5.
Kg 1 1 1 3
ALAT BANTU - Mandor - Tukang - Pekerja
Kg/ Hari 1
Hari
=
4.10
Hari
Baja Tulangan U 32 Ulir Besi beton yang digunakan biasanya berbentuk penampang bulat dengan 2 jenis permukaan yang berbeda, yaitu besi berpermukaan polos yang juga disebut dengan besi polos (plain bar) dan besi dengan permukaan berulir yang disebut dengan besi ulir (deformed bar). Dalam pekerjaan penulangan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah: 4. Batu penyangga (spacer) untuk menjaga selimut beton harus sesuai dengan perencanaan yang memenuhi persyaratan. Ukuran terbesar dari butiran agregat dalam campuran beton harus lebih kecil dari tebal batu penyangga atau selimut beton, sehingga selimut beton betul-betul merupakan adukan beton bukan mortar. 5. Ukuran terbesar dari butiran agregat yang dipakai harus lebih kecil dari jarak bersih terkecil dari pembesian, agar agregat dapat lolos di antara pembesian ketika dipadatkan. 6. Besi tulangan harus bebas karat dan minyak, karena hal ini akan mengurangi daya lekat (bond strength) antara besi dengan beton. Ukuran agregat maksimum harus lebih kecil dari 1/5 jarak antara sisi-sisi cetakan dan 1/3 tebal pelat lantai untuk menjamin keseragaman distribusi agregat dalam beton, sehingga kekuatan beton lebih seragam. Sedangkan ukuran agregat maksimum harus 3/4 jarak bersih tulangan, ditujukan supaya agregat dapat lolos dengan mudah di antara tulangan sewaktu penuangan, sehingga agregat tidak tersangkut dan cetakan dapat diisi serta dipadatkan dengan baik.
Gambar Pekerjaan Pembesian
PERHITUNGAN TEKNIS Volume Baja Tulangan U32 Ulir Peralatan Tenaga
= = =
77,094.92
Kg 1 1 1
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
ALAT BANTU - Mandor - Tukang
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3 Waktu Kerja Kapasitas Kerja / Hari
=
200.00
Waktu Kerja yang di pakai untuk pembesian
=
77,094.92 200.00
x
TOTAL Waktu Kerja AKUMULASI Percepatan
= =
385.47 42.00
Hari Hari
- Pekerja
Kg/ Hari 1
Hari
=
385.47
6. Penyediaan Baja Struktur BJ 37 (Titik Leleh 240 MPa) Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,dan pemasangan yang akan dikerjakan ,dimensi pekrjaan sesuai dengan garis, bentuk, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. e. Material Baja Struktur BJ 37 Titik Leleh 240 MPa
Tahapan pelaksanaannya : 9) a.
Penyiapan Tempat Kerja dan Pemasangan
Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 3177.04 KG dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 7 Hari pekerjaan 7.
Fondasi Cerucuk,Penyediaan dan Pemancangan Cerucuk Ruang lingkup pekerjaan Pondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan. a. Material Kayu Kayu untuk tiang turap, kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, harus diberi bahan pengawet. Tiang turap harus terbuat dari kayu yang digergaji atau ditebang, dengan sudut-sudut persegi. Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya semua kulit kayu harus dibuang. Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan AASHTO M133 86. Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar.
Tahapan pelaksanaannya : 1) Umum Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. 2) Pengawetan Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 - 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
Hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis harus diperoleh sebelum pemancangan tiang pancang yang tidak diawetkan. 3) Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang. Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan. 4) Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan. 5) Pemancangan Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya. PERHITUNGAN TEKNIS Volume Penyediaan dan Pemancangan Tiang Pancang Kayu
=
Peralatan Tenaga
= =
Waktu Kerja Kapasitas Kerja
=
Waktu Kerja yang di pakai untuk pemancangan
=
TOTAL Waktu Kerja
=
450.00
M 1 1 2 10
28.00
M / Hari
450.00
x
28.00
16.07
ALAT BANTU - Mandor - Tukang - Pekerja
1
Hari
=
16.07
Hari
8. Penyediaan Tiang Pancang Baja Diameter 400 mm dengan tebal 12 mm Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,dan pemasangan yang akan dikerjakan ,dimensi pekrjaan sesuai dengan garis, bentuk, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
Hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
f. Material Tiang Pancang Baja Dia.400 Tebal 12 mm
Tahapan pelaksanaannya : 10) Penyiapan Tempat Kerja dan Pemasangan b.
Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 907.50 M’ dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 7 Hari pekerjaan 9. Penyediaan Tiang Pancang Baja Diameter 300 mm dengan tebal 9 mm Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan,dan pemasangan yang akan dikerjakan ,dimensi pekrjaan sesuai dengan garis, bentuk, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. g. Material Tiang Pancang Baja Dia.300 Tebal 9 mm
Tahapan pelaksanaannya : 11) Penyiapan Tempat Kerja dan Pemasangan c.
Sebelum pemasangan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi.
Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 1.860 M’ dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 15 Hari pekerjaan 10.
Pemancangan Tiang Pancang baja Diameter 400 mm Ruang lingkup pekerjaan pemancangan Tiang Pancang Baja Diameter 400 ,Pemancangan Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan. b. Material Tiang Pancang Baja Diameter 400 mm dengan tebal 12 mm, kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, Tiang Pancang harus terbuat dari Baja, Baja untuk tiang pancang penahan beban. Tiang pancang baja harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, keropos dan bertagar. Dan harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar.
Tahapan pelaksanaannya : 6) Umum Semula tiang pancang Baja harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. 7) Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang. Bilamana tiang pancang membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan. 8) Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan tiang harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan. 9) Pemancangan Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
Tiang Pancang Baja Diameter 400 tebal 12 mm
10) Penyambungan Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadapa panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang baja pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan. Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 880 M’ dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 22 Hari pekerjaan 11.
Pemancangan Tiang Pancang baja Diameter 300 mm Ruang lingkup pekerjaan pemancangan Tiang Pancang Baja Diameter 300 ,Pemancangan Pekerjaan yang diuraikan dalam
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Seksi ini akan mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau ke dalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan jumlah dan panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan. c. Material Tiang Pancang Baja Diameter 300 mm dengan tebal 12 mm, kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, Tiang Pancang harus terbuat dari Baja, Baja untuk tiang pancang penahan beban. Tiang pancang baja harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, keropos dan bertagar. Dan harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar.
Tahapan pelaksanaannya : 11) Umum Semula tiang pancang Baja harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. 12) Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang. Bilamana tiang pancang membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan. 13) Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan tiang harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan. 14) Pemancangan Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
Tiang Pancang Baja Diameter 300 tebal 9 mm
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
15) Penyambungan Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadapa panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang baja pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan. Pada pekerjaan ini Volume yang di perluka adalah = 1.800 M’ dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal dan ritme pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan volume pekerjaan ini, estimasi waktu yang diperlukan adalah = 30 Hari pekerjaan 12.
Preboring dia meter 300 mm Lingkup pekerjaan ini meliput Pengeboran dan pengisian lubang boring. Mutu beton readymix yang digunakan adalah minimal K 300 atau sesuai dengan spesifikasi pekerjaan ini. Tercakup di dalamnya adalah pekerjaan bekisting, pembesian, dan pengecoran. a. Material Beton Pemakaian adukan “Ready-mix” harus mendapatkan persetujuan dari konsultan MK/ Pengawas, yang sebelumnya akan diajukan dan dilaksanakan trial mix di batching plant. Pembuatan trial mix disaksikan oleh konsultan pengawas. Pengujian mutu beton menggunakan kubus dengan ukuran 15x15 cm atau silinder dia. 25 cm tinggi 30 cm. b. Pekerjaan Bekisting dan Baja Tulangan Baja tulangan dapat dipasang setelah pemasangan bekisting atau secara simultan bersamaan dengan pemasangan bekisting. Pembesian menggunakan besi beton mutu BJTP-32 (polos). Antara papan bekisting dengan baja tulangan, diganjal dengan beton decking sehingga baja tulangan tidak melekat pada papan bekisting dan memudahkan pada waktu pembongkaran bekisting. Untuk pekerjaan penulangan, pemotongan baja tulangan dan pembengkokannya digunakan alat bar cutter dan dan bar bending. PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan beton adalah: 5. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen di dalam campuran beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan. Tidak boleh ada tambahan air adukan atau pengurangan air adukan selama pembetonan. 6. Pembetonanan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran seragam (uniform), baik sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai penyelesaian akhir. 7. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi ke cetakan dengan baik, mudah dituang dan mudah dipadatkan (tidak terjadi segregasi ataupun bleeding). 8. Perawatan (curing) yang baik pasca-pembetonan. Pelaksanaan faktor-faktor di atas ditentukan oleh: E. Pekerjaan bekisting (form work), F. Pekerjaan penulangan, G. Pekerjaan pembetonan, H. Perawatan (curing).
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERHITUNGAN TEKNIS Volume Preboring Diameter 300 Peralatan
= =
1,500.00
M' 1 1 1 1 3 6
Tenaga
=
Waktu Pembuatan Beton : Kapasitas Kerja / Hari
=
603.64
Waktu Kerja yang di pakai pengadukan beton
=
1,500.00 603.64
Pengeboran / Pemasangan Acuan + besi
=
TOTAL Waktu Kerja
=
12.48
Bore Pile Concreate Pump Alat Bantu - Mandor - Tukang - Pekerja
M'/ hari x
1
Hari
=
2.48
Hari
10.00
Hari
Hari
1. Pekerjaan Pasangan Batu Pekerjaan Pasangan Batu ini dilaksanakan setelah pemancangan pcerucuk ulin telah selesai dipasang mencakup dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. a. Material Batu Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi. Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh. b. Material Campuran Adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini, harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai. Adukan Semen untuk Pasangan Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28 hari. Dalam adukan semen tersebut kapur tohor dapat ditambahkan sebanyak 10% berat semen.
Tahapan pelaksanaannya : 1)
Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2)
Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
3)
Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
4)
Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi.
5)
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperoleh bidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
6)
Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian dimana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
7)
Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam Spesifikasi.
8)
Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu. Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuai dengan ketentuan Spesifikasi.
Gambar Pekerjaan Pasangan Batu
PERHITUNGAN TEKNIS Volume Pasangan Batu
=
Peralatan
=
284.00
M3 1
Tenaga
=
1 1 1 2 8
Waktu Pengadukan : Kapasitas Kerja ( Menentukan )
=
10.25
Untuk 2 Kelompok Kerja
=
2
x
10.25
Waktu Kerja
=
284.00
x
1
CONCRETE MIXER WATER TANK TRUCK ALAT BANTU - Mandor - Tukang Batu - Pekerja
M3/ Alat Concrete Mixer/ Hari
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
M3 Hari
=
20.51
M3/ Hari
=
13.85
Hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
20.51 Lain - lain ( angkat angkut susun )
3.00
=
TOTAL Waktu Kerja
=
16.85
Hari
Hari
` DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 1.
Stabilisasi dengan Tanaman Pekerja meratakan tanah untuk tempat penanaman Gebalan Rumput dengan di bantu oleh alat bantu Jarak penanaman gebalan rumput dan perataan tanah lainnya harus di koordinasikan dengan dinas terkait dan direksi. Setelah tanah diratakan selesai maka tanah humus di taburkan/disebarkan sedikit ke dTanah yang sudah diratakan Kemudian Gebalan Rumput ditaruh diatas tanah yang sudah diratakan kemudian di tutup dengan tanah humus kembali dengan di beri siraman air yang cukup. Setelah Gebalan Rumput tertutup rapi di atas tanah humus, kemudian di atas tanah di beri pupuk yang cukup. Proses perawatan tetap di lakukan sampai pohon dapat hidup dan dapat di biarkan besar dengan sendirinya.
PERHITUNGAN TEKNIS Volume Stabilisasi dengan Tanaman
=
Peralatan Tenaga
= =
Waktu Kerja Kapasitas Kerja
=
100.00
Waktu Kerja yang di pakai Pekerjaan stabilisasi Tanaman
=
200.00 100.00
x
TOTAL Waktu Kerja
=
2.00
Hari
2.
200.00
M2 1 1 2 4
ALAT BANTU - Mandor - Tukang - Pekerja
BH / Hari 1
Hari
=
2.00
Pohon Pekerja menggali lubang untuk tempat penanaman dengan di bantu oleh alat bantu Jarak antar satu lubang ke lubang lainnya harus di koordinasikan dengan dinas terkait dan direksi. Setelah lubang selesai maka tanah humus di masukkan sedikit ke dasar lubang Kemudian Pohon di masukkan kedalam lubang dan kemudian di tutup dengan tanah humus kembali dengan di beri siraman air yang cukup. Setelah pohon tertutup rapi oleh tanah humus, kemudian di atas tanah humus tersebut di beri pupuk yang cukup. Proses perawatan tetap di lakukan sampai pohon dapat hidup dan dapat di biarkan besar dengan sendirinya.
PERHITUNGAN TEKNIS Volume Pohon
=
Peralatan
=
250.00
BH 1
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
ALAT BANTU
Hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tenaga
=
1 0 6
Waktu Kerja Kapasitas Kerja
=
125.00
Waktu Kerja yang di pakai Penanaman Pohon
=
250.00 125.00
x
TOTAL Waktu Kerja
=
2.00
Hari
- Mandor - Tukang - Pekerja
BH / Hari 1
Hari
=
2.00
Hari
3. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga yang sudah terlatih, bahan bahan yang sudah disiapkan dirakit dan dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran Rambu jalan. Setelah rambu jalan sudah selesai, kemudian dilakukan pemasangan pada titik yang sudah ditentukan oleh direksi. Pada titik lokasi untuk penempatan Rambu jalan , lubang digali dengan ukuran kedalaman yang sudah ditetentukan oleh gambar rencana,setelah lubang sudah siap Rambu ditaruh dengan memberikan begesting untuk tiang penyangga kedudukan rambu jalan. Lubang di isi dengan cor beton K175. Proses perawatan tetap di lakukan sampai Penempatan Rambu jalan benar benar kokoh. PERHITUNGAN TEKNIS Volume Rambu Jalan Tunggal
=
2.00
BH
Peralatan Tenaga
= =
Waktu Kerja Kapasitas Kerja
=
51.00
Waktu Kerja yang di pakai Pembuatan Rambu Jalan Tunggal
=
2.00 51.00
x
TOTAL Waktu Kerja
=
1.00
Hari
1 1 3 5
ALAT BANTU - Mandor - Tukang - Pekerja
BH / Hari 1
Hari
=
0.0392
4. Patok Pengarah
Pekerja menggali lubang untuk tempat penempatan Patok Pengarah dengan di bantu oleh alat bantu Jarak antar satu lubang ke lubang Patok Pengarah lainnya harus di koordinasikan dengan dinas terkait dan direksi. Setelah lubang selesai maka Patok Pengarah yang sudah dibuat di base camp dibawa kelokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck,patok pengarah di masukkan kedalam lubang Setelah patok pengarah sdh ditempatkan/di masukkan kedalam lubang dan kemudian dasar patok pengarah di isi dengan beton K175 dengan di beri penyangga di keliling sisi patok pengarah.
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
Hari
METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TURAP / TALUD / BRONJONG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PERHITUNGAN TEKNIS Volume Patok Pengarah
=
30.00
BH
Peralatan
=
1
Tenaga
=
1 4 8
Waktu Kerja Kapasitas Kerja
=
94.00
Waktu Kerja yang di pakai Pembuatan Patok Pengarah
=
30.00 94.00
x
TOTAL Waktu Kerja
=
1.00
Hari
ALAT BANTU/DUMP TRUCK - Mandor - Tukang - Pekerja
BH / Hari 1
Hari
=
0.3191
Demikian metoda pelaksanaan ini di buat secara garis besar, sedangkan metoda pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Semoga pada saat pelaksanaan nanti akan timbul ide-ide yang baru sehingga metode ini dapat lebih disempurnakan kedepannya. Samarinda, 28 Maret 2016 PT. HASANAH JAYA
H.HASAN BASRI Direktur Utama
PT. HASANAH JAYA General Contractor Jl. KS.Tubun Gg.Wira Tirta RT.18 NO.27 Samarinda
Hari