Masjid Raya Makassar awalnya dirancang M Soebardjo, kemudian diresmikan pada tanggal 25 Mei 1949. Kemudian pada tahun 1957 Presiden pertama RI, Soekarno melaksanakan sholat Jumat di masjid ini. Sedangkan pada tahun 1967, mantan Presiden Soeharto juga berkunjun berkunjung g dan sholat Jumat di masjid perjuangan ini. Karena itu, kehadiran masjid raya merupakan tonggak sejarah masa lalu.
Dana awal pembangunan masjid hanya Rp60.000 yang diprakarsai K H Ahmad Bone, seorang ulama asal Kabupaten Bone tahun 1947 dengan menunjuk ketua panitia KH Muchtar Lutfi, dua tahun kemudian diresmikan dengan menghabiskan biaya biaya Rp1,2 juta. Seorang jurnalis asing yang mengunjungi masjid tersebut menulis dalam sebuah artikelnya bahwa Masjid Raya Makassar adalah masjid terbesar di Asia Tenggara di masa itu dengan daya tampung sekitar 60.000 orang hingga ke halaman. Ketika Jusuf Kalla melontarkan ide perombakan besar-besaran masjid tersebut, muncul reaksi dengan tudingan sebagai kapitalis murni, dengan tuduhan akan mendirikan plaza di atas lokasi bekas bangunan masjid itu. Namun, seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan masjid sejak peletakan batu pertama oleh Gubernur HZB Palaguna 9 Oktober 1999, maka Jusuf Kalla sebagai pebisnis membuktikan tekadnya untuk memperbarui bangunan dan model masjid tersebut. Di balik kontroversi pembangunan pembangunan kembali masjid kebanggaan masyarakat Makassar itu, masjid itu menjelma menjadi rumah ibadah yang berdiri megah mirip dengan masjid di Timur Tengah dengan sentuhan arsitek meditarian. Mesjid dua lantai di Jl. Bulusaraung Bulusaraung ini menggunakan menggunakan bahan bangunan bangunan sekitar 80 persen dari bahan baku lokal, memiliki dua menara setinggi 66,66 meter, daya tampung 10.000 jamaah dan fasilitas berupa perpustakaan, kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.
INFORMASI Nama Lokasi Alamat
Masjid Raya Makassar Makassar (Indonesia) –
Kota
Makassar
Propinsi
Sulawesi Selatan Indonesia
Negara Koordinat Geografi
. Pendiri Tanggal Pembangunan Tanggal Penyelesaian Tanggal Diresmikan Diresmikan Oleh .
– – – – .
ARSITEKTUR Luas Area Luas Bangunan Arsitek Style / Gaya Jumlah Menara Tinggi Menara Jumlah Kubah Diameter Kubah .
– hektar – hektar – m – m 2
M Soebardjo – 1 66.66 m 2 m .
ORGANISASI Ketua Imam Masjid
– –
.
.
SPESIFIKASI Kapasitas
>60.000 jamaah
A lamat dan Lok asi Mas ji d Raya Makas s ar Jalan Masjid Raya, Bontoala, Andalas Makassar, Sulawesi Selatan 90111 Lokasi masjid di wikimapia : klik disini Lihat Peta Lebih Besar
S ejarah Masji d Raya Makas s ar Masjid Raya Makassar, dibangun di atas lahan lapangan sepakbola Exelsior Makassar seluas 13.912 meter persegi yang dihibahkan untuk pembangunan masjid tersebut. Bangunan awal Masjid Raya Makassar dirancang oleh M Soebardjo dan dibangun pada tanggal 25 Mei 1949. Masjid raya kebanggaan muslim Makassar ini menjadi tempat dilaksanakannya untuk pertama kali perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pada tahun pada 1955 silam. Presiden pertama RI, Ir. Soekarnopernah singgah dan melaksanakan sholat Jumat di masjid ini di tahun 1957. Sedangkan mantan Presiden Soeharto juga berkunjung dan sholat Jumat di masjid perjuangan ini pada tahun 1967.
Masjid Raya Makasar, foto dar i rs-stutz.com
Dana awal pembangunan masjid hanya Rp. 60.000 (enam puluh ribu rupiah) yang diprakarsai K H Ahmad Bone, seorang ulama asal Kabupaten Bone tahun 1947 dengan menunjuk ketua panitia KH Muchtar Lutfi, dua tahun kemudian diresmikan dengan menghabiskan biaya Rp1,2 juta rupiah. Bangunan induk masjid ini memuat 10 ribu jemaah, jika digabung dengan halaman masjid dapat menampung hingga 50 ribu jemaah. Ketika pertama kalinya ditempati salat Jumat pada Agustus 1949, sekalipun bangunannya belum rampung namun seluruh ruangan penuh sesak hingga melimpah ke jalan umum.
Pada masa itu, pemerintah menganjurkan semua masjid di kota ini ditutup dan bersatu di Masjid Raya guna melaksanakan salat Jumat berjemaah. Kegiatan tersebut membuat tentara KNIL yang masih berkuasa di Makassar, merasa gusar dan menyesali pemberian izin membangun masjid. Sebab, Masjid Raya tidak hanya sebagai tempat ibadah saja tapi juga digunakan sebagai markas pertemuan dan kegiatan pejuang kemerdekaan.
Menara Masjid Raya Makasar foto dari heningkata.multiply.com
R enovas i Total Mas jid R aya Makas s ar Seiring perjalanan waktu, Masjid Raya Makassar dirombak total dari bentuk aslinya pada Februari 1999. Saat itu, Ketika Jusuf Kalla melontarkan ide perombakan besar-besaran masjid tersebut, muncul reaksi dengan tudingan sebagai kapitalis murni, dengan tuduhan akan mendirikan plaza di atas lokasi bekas bangunan masjid itu. Namun, seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan masjid sejak peletakan batu pertama oleh Gubernur HZB Palaguna 9 Oktober 1999, maka Jusuf Kalla sebagai pebisnis membuktikan tekadnya untuk memperbarui bangunan dan model masjid tersebut. Di balik kontroversi pembangunan kembali masjid kebanggaan masyarakat Makassar itu, masjid itu menjelma menjadi rumah ibadah yang berdiri megah mirip dengan masjid di Timur Tengah dengan sentuhan arsitektural meditaria. Menurut Pak JK (Yusuf Kalla, Mantan Wapres), renovasi pertama Masjid Raya Makassar sejak dibangun tahun 1949, dilakukan pada tahun 1978 oleh Gubernur Ahmad Lamo. Namun, 29 tahun kemudian atap masjid bocor-bocor sehingga sangat sulit dipertahankan. Karena itu, masjid ini dibangun kembali dengan struktur dan arsitektur baru mengadopsi Masjid Cordoba Spanyol, sementara bangunan lama hanya menyisahkan menara disamping kiri masjid. Bangunan Masjid Raya Makassar yang baru ini dibangun menggunakan bahan bangunan dari bahan baku lokal sekitar 80 persen, memiliki dua menara setinggi 66,66 meter, berdaya tampung 10.000 jamaah dan fasilitas berupa perpustakaan, kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.
Interior Masjid Raya Makasar, foto dari rs-stutz.com
S umbang an Pak J K (J us uf K alla) Dana pembangunan masjid masing-masing bersumber dari Jusuf Kalla (JK) sebesar Rp18,5 miliar, Aksa Mahmud (Bosowa Coorporation) Rp1,5 miliar, Pemkot Makassar Rp3 miliar, Pemprov Sulsel Rp1 miliar, jamaah masjid Rp1 miliar dan Andi Sose Rp500 juta. Pada hari jumat 27 Mei 2005 bertepatan dengan 18 Rabiul Akhir 1426 H, Masjid Raya Makassar diresmikan pemakaiannya oleh Wakil Presiden RI, Drs H Muhammad Jusuf Kalla.
C eri ta para penjag a s epatu Ada berkah tersendiri bagi beberapa remaja tiap hari Jumat tiba. Mereka mencari rezeki dengan menjadi penjaga alas kaki di Masjid Raya Makassar. Hanya berbekal pengalas (terpal atau koran) dan kartu bernomor, mereka siap beraksi. Setiap Jumat selalu menjadi penjaga alas kaki di Masjid Raya. Beroperasi di pintu masuk lantai bawah menuju tempat wudhu. Penghasilannya Bisa sampai seratus ribu, dan dibagi dua sama pengurus Masjid. Di Masjid Raya, banyak titik tempat penitipan sendal, kita tinggal memilih sesuai posisi ideal kita, mau di lantai bawah, lantai atas, samping kiri, dan samping kanan. Semua terbukti mampu menjaga alas kaki dengan aman.
A l-qur’an Raksasa di Masjid Raya Makassar Masjid Raya Makassar memiliki koleksi sebuah Al- Qur’an besar berukuran 1 x 1,5 meter yang dipajang secara tetap di lantai 2 Masjid. Alqur’an ini senantiasa mendapat perhatian jamaah yang datang beribadah. Bahkan hampir setiap saat tampak ada jamaah masjid yang berphose di samping Al-Qur’an yang dipajang dalam kotak kayu jati tertutupi kaca tembus pandang tersebut.
Alqur'an Raksasa di Masjid Raya Makassar.
Al-Qur’an besar ini merupakan produk ke -6 dari Yayasan Al- Asy’ariah Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah. Penulis utama Al-Qur’an ini adalah KH.Ahmad Faqih Muntaha, anak dari penghafal dan penulis kaligrafi terkenal KH.Muntaha Al-Hafidz, pendiri Yayasan Al- Asy’ariah yang mengelola berbagai pendidikan formal, seperti Pondok Pesantren Al- Asy’ariah. Juga pendiri Padepokan Agung tertua di Wonosobo, lembah Pegunungan Dieng. Produk pertama Al-Qur’an besar seperti ini, menurut catatan pihak pengelola Masjid Raya Makassar, diserahkan ke Presiden RI pada 5 Juli 1994. Produk serupa yang kedua disimpan di Istana Negara, Jakarta. Produk ketiga dibuat atas pesanan Gubernur DKI Jakarta, H.Sutioso. Kemudian, keempat, dibuat atas pesanan dari Gubernur Provinsi Jawa Tengah, H.Murdianto. Produk kelima dibuat atas pesanan Sultan Hasanah Bolkia dari Brunai Darussalam. Produk Al-Qur’an besar yang dipajang di Masjid Raya Kota Makassar merupakan pesanan dari Pembina Masjid Raya Makassar yang juga pendiri Bosowa Coorporation, Drs.H.M.Aksa Mahmud. Al-Qur’an besar dengan 6666 ayat, 114 surah, dan 30 juz tersebut terdiri atas 605 lembar. Menggunakan kertas berkualitas produksi Perum Peruri. Penulisan menggunakan campuran Tinta Cina dan Air Teh kental agar tahan tidak meluntur. Al- Qur’an besar yang pembuatannya hingga selesai memakan waktu satu tahun (12 bulan), berat total termasuk tempatnya 584 kg.
Masjid Raya Makassar Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Masjid Raya Makassar
Informasi umum
Makassar , Sulawesi
Letak
Selatan, Indonesia
Afiliasi agama
Islam
Deskripsi arsitektur
Jenis arsitektur
Masjid
Peletakan batu
1948
pertama
Tahun selesai
1949
Masjid Raya Makassar merupakan sebuah masjid yang terletak di Makassar , Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1948 dan selesai pada tahun 1949. Masjid ini mengalami renovasi dari tahun 1999 hingga tahun 2005. Pertama kali dirancang oleh arsitek Muhammad Soebardjo setelah memenangi sayembara yang digelar panitia pembangunan masjid raya. Masjid ini dapat menampung hingga 10.000 jamaah. Mesjid dua lantai di Jl. Bulusaraung ini menggunakan bahan bangunan sekitar 80 persen dari bahan baku lokal, memiliki dua menara setinggi 66,66 meter, daya tampung 10.000 jamaah dan fasilitas berupa perpustakaan, kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.
Sejarah[sunting | sunting sumber ] Masjid Raya Makassar, dibangun di atas lahan lapangan sepak bola Exelsior Makassar seluas 13.912 meter persegi yang dihibahkan untuk pembangunan masjid tersebut. Bangunan awal Masjid Raya Makassar dirancang oleh M Soebardjo dan dibangun pada tanggal 25 Mei 1949. Dana awal pembangunan masjid hanya Rp. 60.000 (enam puluh ribu rupiah) yang diprakarsai K H Ahmad Bone, seorang ulama asal Kabupaten Bone tahun 1947 dengan menunjuk ketua panitia KH Muchtar Lutfi, dua tahun kemudian diresmikan dengan menghabiskan biaya Rp1,2 juta rupiah pada tahun 1949.
Interior Masjid Raya Makassar
Masjid raya kebanggaan muslim Makassar ini menjadi tempat dilaksanakannya untuk pertama
kali perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pada tahun pada 1955 silam. Presiden pertama RI, Ir. Soekarno pernah singgah dan melaksanakan sholat Jumat di masjid ini pada tahun 1957. Sedangkan mantan Presiden Soeharto juga berkunjung dan sholat Jumat di masjid perjuangan ini pada tahun 1967. Masjid Raya Makassar dirombak total dari bentuk aslinya pada Februari 1999. Saat itu, Ketika Jusuf Kalla melontarkan ide perombakan besar-besaran masjid tersebut, muncul reaksi dengan tudingan sebagai kapitalis murni, dengan tuduhan akan mendirikan plaza di atas lokasi bekas bangunan masjid itu. Namun, seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan masjid sejak peletakan batu pertama oleh Gubernur HZB Palaguna 9 Oktober 1999, maka Jusuf Kalla sebagai pebisnis membuktikan tekadnya untuk memperbarui bangunan dan model masjid tersebut.
Masjid Raya Makassar SHARE: 0 makassar guide September 08, 2014
Masjid yang diresmikan pada 25 Mei 1949 oleh Presiden Soekarno ini, dibangun dengan Dana awal pembangunan hanya sebesar enam puluh ribu rupiah. Masjid Makmur Melayu Masjid Katangka, Masjid Tertua di Sulawesi Selatan Masjid Al Markaz Al Islami
Terletak di jalan Bulusaraung, Masjid Raya Makassar merupakan salah satu saksi bisu sejarah kota anging mamiri pada masa penjajahan. Dengan luas bangunan 10.500 meter persegi, masjid ini mampu menampung hingga 10 ribu jamaah. Masjid Raya Makassar sempat menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara sebab, jika digabung dengan kapasitas ruangan yang ada di luar, Masjid ini mampu menampung kurang lebih 50 ribu orang.
Masjid yang diresmikan pada 25 Mei 1949 oleh Presiden Soekarno ini, dibangun dengan Dana awal pembangunan hanya sebesar enam puluh ribu rupiah. Penggagasnya adalah, KH. Ahmad Bone, seorang ulama asal Bone.
Jika dilihat secara seksama, bentuk Masjid Raya Makassar menyerupai badan pesawat terbang. Hal ini terinspirasi dari keresahan masyarakat Makassar yang tengah dihantui
kehadiran pesawat pengebom B-29 yang selalu terbang diatas k ota.
Sejak dibangun pada 1947, bangunan Masjid Raya Makassar mengalami renovasi total di tahun 2009. Kerusakan yang cukup menganggu waktu itu adalah atap yang bocor. Akhirnya masjid dibangun ulang dengan struktur dan arsitektur yang mengadopsi Masjid Cordoba di Spanyol. Rangka bangungan lama yang masih disisakan adalah menara yang disamping kiri masjid.
Masjid Raya Makassar
Masjid Raya Makassar Masjid Raya Makassar merupakan masjid terindah di Kota Makassar, masjid yang memiliki luas bangunan 1.5 kilometer persegi diresmikan pada tahun 1949. Masjid Raya Makassar memiliki kapasitas yang dapat menampung 10.000 jemaah, ciri khas dari masjid ini adalah pola arsitekturnya yang mengikuti gaya timur tengah dengan sentuhan arsitektur mediterian. Dengan kombinasi tiga warna dasar yaitu krem yang mencirikan warna alam (natural), hijau yang melambangkan keislaman (agama), serta hitam (warna Kabah).