14
MAKALAH
"KONSEP DASAR MASJID"
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Masjid
DosenPengampu : Moh. Ali Saifudin Zuhri S.EI. M.M
Oleh :
Yeni Yusiati (083143058)
Ludita Cosa Arlian (083143089)
M. Hilmi Gufron (083143185)
Machallafri Iskandar (E20151001)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia yang merindukan keindahan surga.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang konsep dasar masjid yang diberikan oleh dosen mengenai pendidikan manajemen masjid.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan kurangnya ilmu pengtahuan. Namun, berkat kerjasama dan kesungguhan dalam menyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa yang masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di masa yang akan datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sesederhana ini dapat bermanfaat dan maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb
Jember, Februari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang 1
Rumusan Masalah 1
TujuanMakalah 1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Masjid................................................................................................... 2
Ruang lingkup masjid............................................................................................. 2
Peran dan fungsi masjid......…………………………............................................ 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………….. 10
Saran................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Masjid merupakan pusat tempat ibadah kaum muslim, selain itu masjid juga merupakan tempat rang berkumpul dan melakukan sholat berjamaah, dengan tujuan untuk meningkatkan solidaritas dan silaturahmi dikalangan kaum muslim, dimasjid pula merupakan tempat untuk melangsungkan shlat Jumat. Adanya pengetahuan mengenai konsep dasar masjid sangat dibutuhkan untuk meningkatkan rasa solidaritas akan pentingnya keberadaan masjid, dan tetap menjaga eksistensi keberadaanya. Khususnya bagi kalangan muda yang semestinya mengetahui akan pentingnya keberadaan masjid dilingkungan mereka.
Fenomena yang muncul, terutama di kota – kota besar, memperlihatkan banyak masjid yang telah menunjukkan fungsinya sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan kegiatan – kegiatan sosial lainnya.
Rumusan masalah
Apa pengertian masjid ?
Apa saja ruang lingkup masjid ?
Apa saja peran dan fungsi masjid ?
Tujuan masalah
Untuk mengetahui apa pengertian masjid.
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup masjid.
Untuk mengetahui apa saja peran dan fungsi masjid.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian masjid
Masjid berasal dari bahasa arab sajadah yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT bumi yang kita tempati inilah masjid bagi kaum muslimin seirang muslim boleh melakukan sholat di belahan bumi manapun, terkecualidiatas kuburan, diatas tempat yang bernajis, dan ditempat-tempat yang menurut syariat islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat sholat.
Secara bahasa masjid adalah tempat yang digunakan atau dipakai untuk bersujud. Kemudian maknanya meluas menjadi bangunan khusus yang dijadikan orang – orang untuk tempat berkumpul menunaikan shalat berjamaah. Az- zarkasyi berkata, " manakala sujud merupakan perbuatan paling mulia dalam sholat, disebabkan kedekatan hamba Allah kepada – Nya di dalam sujud, maka tempat untuk melaksanakan shlat di ambil dari kata sujud (yakni masjad = tempat sujud), kemudian perkembangan berikutnya lafazh masjad berubah menjadi masjid, yang secara istilah berarti bangunan khusus yang disediakan untuk sholat lima waktu.
Ruang lingkup masjid
Adapun ruang lingkup yang mendasari berdirinya masjid adalah sebagai berikut:
Keberadaan Masjid
Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan masjid.Bermunculan masjid-masjid baru di berbagai tempat, disamping renovasi atas masjid-masjid lama.Semangat mengupayakan pembangunan rumah-rumah Allah itu layak dibanggakan.Hampir di seantero tanah air tidak ada yang tidak tersentuh oleh pembangunan masjid.Ada yang berukuran kecil tapi mungfil, ada yang besar dan megah.Namun, tidak sedikit pula masjid yang terkatung –katung pembangunannya dan tak kunjung frampung, terutama di daerah-daerah yang solidaritas jamaahnya belum kuat.
Setelah bangunan fisik masjid berdiri, volume kegiatan yang berlangsung didalamnya juga beragam.Ada yang mampu mengintensifkan kegiatannya seharian penuh dengan menyelenggarakan tingkat pendidikan rendah sampai tingkat tinggi. Sebaliknya, tidak sedikit jumlah masjid yang pembangunannya diusahakan dengan susah payah justru sunyi dari kegiatan. Disana sini dijumpai masjid yang berfungsi seminggu sekali, yakni untuk shalat Jum'at.
Di dalam proses pembangunan masjid, hal-hal ironis pun makin jadi pemandangan biasa. Sebagai "proyek", si pemborong yang terbiasa berfikir dalam perhitungan benefit medmpergunakan para pekerja. Mereka bekerja keras membangun masjid bahkan tinggal di masjid, tapi tidak kenal shalat.Bagi mereka, taka da bedanya antara kerja membangun gedung biasa dengan mendirikan masjid.Belum pernah terdengar ada pihak yang memberlakukan sanksi bagi pekerja suatu masjid yang tidak shalat mungkin saja ada yang mengingatkan atau menasehati mereka, tetapi tidak sampai pada tindakan pemecatan.Padahal, tidak sedikit pemborong bangunan masjid yang berpredikat haji.
Rasulullah mempraktikkan masjid sebagai pusat pembinaan umat.Benang merah kemakmuran masjid dirangkai dari pembinaannya yang intensif.Pada zaman Rasul, masjid senantiasa padat dengan kegiatan terutama shalat berjamaah.Setiap shalat di selenggarakan berjamaah, sehingga masjid tidak pernah sepi dari kegiatan takwa.Jika akhir-akhir ini kita melihat mujud fisik yang bangunannya megah tetapi sunyi dari kegiatan, itu jelas merupakan penyiumpangan fungsi yang keterlaluan.
Kekurang berdayaan "masjid membina umat" terlihat nyata di masjid yang tersebar di desa-desa.Suara adzan saja terkadang belum dikumandangkan setiap waktu, apalagi waktu subuh. Dikota-kota, banyak masjid yang megah indah dan strategis tempatnya tapi jamaahnya tidak lebih dari lima orang pada saat shalat subuh.
Dinamika Masjid
Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam.Makmur atau sepinya masjid sangat bergantung pada mereka.Apabila mereka rajin beribadah ke masjid, maka makmurlah tempat ibadah itu.Tapi apabila mereka enggan dan malas beribadah ke masjid, maka sepi pulalah baitullah tersebut.Logis pula jika keadaan umat Islam dapat di ukur dari kehidupan dan kemakmuran masjidnya.Masjid yang makmur menunjukan kemajuan umat disekitarnya, sedangkan masjid yang terlantar dan kurang terawat mengisyaratkan tipisnya iman dan kurangnya rasa tanggung jawab umat di sekitarnya.
Dinamika sebuah masjid amat ditentukan oleh faktor objektif umat Islam di sekitarnya. Umat yang dinamis akan menjadikan masjidnya dinamis. Berbagai aktivitas dan kreativitasnya tentu akan berlangsung di masjid. Tempat ibadah ini jadi memiliki daya tarik bagi jamaahnya.
Problematika Masjid
Masjid tidak luput dari berbagai problematika, baik menyangkut pengurus, kegiatan, maupun yang berkenaan dengan jamaah.Jika saja rupa-rupa problematika ini dibiarkan berlarut-larut, kemajuan dan kemakmuran masjid bisa terhambat.Fungsi masjid menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga keberadaan masjid tak berbeda dengan bangunan biasa.
Pengurus tertutup
pengurus masjid dipilih oleh jamaah dan dari jamaah secara demokratis. Mereka dianggap mampu mengemban amanah jamaah.Yakni, melaksanakan tugas dengan baik dan membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara berkala. Lantaran harapan tak selalu sama dengan kenyataan, jamaah dapat saja salah pilih. Muncullah pengurus yang tidak aktif, atau yang bersifat keluarga sentris, atau yang menetapkan corak kepimimpinan tertutup dalam hal program kegiatan masjid dan keuangan.
Jamaah pasif
Jamaah yang pasif juga salah satu faktor penghambat kemajuan dan kemakmuran masjid. Pembangunan masjid akan sangat tersendat-sendat apabila jamaahnya enggan turun tangan, berkeberatan mengeluarkan sebagian kecil rezekinya untuk sumbangan, atau malas menghadiri kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh pihak pengelola masjid. Tanpa dukungan aktif dari jamaah di sekitar, tentu saja berlebihan mendambakan hasil yang berarti dxari masjid.
Berpihak pada satu golongan atau paham
Pengurus masjid yang dalam melaksanakan tugas pembangunan atau kegiatan pelaksanaan ibadah memihak satu golongan atau paham akan mengakibatkan jamaah itu pasif. Menolak sikap/paham golongan yang kebetulan tidak senaluan, disamping tidak memperlihatkan jiwa besar, juga akan menjadikan kegiatan masjid kehilangan gairah. Perbedaan paham dalam masalah khilafiyah, misalnya, bukan harga mati untuk menolak kerja sama yang berdimensi keagamaan. Adalah ironis jika pengurus masjid sampai terjebak pada fanatisme sempit atas nuansa perbedaan yang bersifat tidak terlalu prinsip.
Kegiatan kurang
memfungsikan masjid semata-mata sebagai tempat ibadah shalat Jum'at otomatis menisbikan inisiatif untuk menggelorakan kegiatan kegiatan lain. Masjid hanya ramai sekali dalam seminggu.Di luar jadwal itu barangkali hanya para musafir yang dating untuk shalat dan beristirahat.Masjid seperti ini namanya tetap masjid, tapi sungguh jauh dari status maju apalagi makmur. Masjid "nganggur" semacam ini memerlukan suntikan program agar ia lebih berfungsi.
Tempat wudhu kotor
kurangnya pemeliharaan mengakibatkan masjid kotor dan rusak bila tempat mengambil wudhu dan WC-nya kurang dirawat dan dibersihkan, banyak masjid yang mengabaikan kebersihan kedua tempat rawan itu. Bau tak sedap yang ditimbulkan dapat mengganggu orang-orang yang hendak beribadah di masjid. Citra masjid pun lama-lama akan menjadi negative. Masjid sebagai tempat ibadah harus dibebaskan dari kesan jorok. Bukankah sunnah bagi umat Islam untuk senantiasa bersih dan memelihara kebersihan.
Mengatasi Problematika Masjid
Setiap problematika masjid yang muncul perlu diatasi sesuai dengan keadaan dan kemampuan pengurus dan jamaah masjid.Tentu aja tidak semuanya dapat diatasi, tetapi niscaya ada yang dapat ditangani dengan baik dengan mendahulukan yang lebih patut. Teknik pemecahan masalah pada umumnya manjur dengan cara bertahap karena terapi yang drastis cenderung berakibat mengejutkan. Meski pendekatan berjenjang ini agak memakan waktu, sasaran terpenting adalah suksesnya mencapai tujuan.
Problematika masjid yang muncul tidak boleh dibiarkan berlarut, sehingga keadaannya makin parah dan berat.Setiap masalah yang muncul sebaiknya siatasi sesegera mungkin. Bertindak dalam tahap awal akan lebih ringan jika dibandingkan dengan mengatasi sesuatu yang terlanjur kronis. Namun, kesemuannya itu terpulang kembali kepada faktor manusianya, yakni pengurus dan jamaahnya mampukah mereka mengatasinya dengan baik atau tidak.
Memelihara Citra Masjid
Sebagai baitullah, masjid merupakan tempat suci umat Islam.Di tempat inilah umat Islam beribadah, menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT.apabila ada orang yang mengotori masjid, sudah sewajarnya umat Islam merasa tersinggung dan marah. Umat yakin bahwa masjid tempat yang wajib dibela dan dipelihara kesuciannya. Karena itu, apapun bentuk usaha yang merusak kesucian masjid mereka akan berjihad untuk membela masjid.
Pemeliharaan dan pelestarian citra masjid terpikul sepenuhnya di pundak umat Islam.Baik sebagai pribadi maupun komunitas, umat harus menjaga agar citra masjid tidak buruk dan rusak dalam pandangan dan gangguan pihak luar.Memelihara citra masjid tidak terbatas pada aspek fisik bangunannya, tetapi juga menyangkut gairah kegiatannya. Dalam konteks ini, faktor penentunya tak lain dari sumber daya manusia, yakni pengurus dan jamaah.
Peran dan fungsi masjid
Dalam sejarah perkembangan dakwah Rasulullah saw. Terutama dalam periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagai pusat ibadah yang bersifat mukhdhah/khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebagai berikut :
Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau bukannya mendirikan banteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid;
Kalender Islam yaitu tahun Hijriyah dimulai dengan pendirian masjid yang pertama, yaitu pada tanggal 12 Rabiul awal permulaan tahun Hijriyah selanjutnya jatuh pada tanggal 1 Muharram;
Di Mekah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode Makkiyah, Nabi Muhammad saw.mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah saw.menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid;
Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT;dan
Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama.
Dengan demikian peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi.
Dalam perkembangannya yang terakhir, masjid mulai memperhatikan kiprah operasional menuju keagamaan dan kesempurnaan kegiatan. Pada garis besarnya operasionalisasi masjid menyangkut :
Aspek hissiyah (bangunan)
Belakangan ini bermunculan masjid yang menampakkan gaya dan bentuk arsitektur yang beraneka ragam. Terutama dikota-kota besar, banyak masjid yang berdiri dengan kemewahan dan keindahan.Dalam masalah bangunan fisik masjid, Islam tidak menentukan dan mengaturnya.Artinya, umat Islam diberikan kebebasan, sepanjang bangunan masjid itu berperan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan jamaah/umat. Dan tujuan pendiriannya pun harus ditetapkan secara jelas dan benar-benar disadari sejak awal..karena itu keberadaan sebuah masjid tidak mubazir.
Aspek maknawiyah (tujuan)
Pada masa Rasulullah saw, pembangunan masjid mempunyai dua tujuan yakni, Masjid dibangun atas dasar takwa dengan melibatkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat pembinaan jamaah/umat Islam dan Masjid dibangun atas dasar permusuhan dan perpecahan di kalangan umat dan sengaja untuk menghancurkan umat Islam.
Aspek ijtima'iyah (segala kegiatan)
Aspek kegiatan masjid sebenarnya dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup kelembagaan masjid itu sendiri. Diantara lembaga masjid yang mengejawantahkan aspek kegiatan masjid itu adalah lembaga dakwah dan bakti sosial , lembaga manajemen, dan dana, serta lembaga pengelola dan jamaah.
fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT tempat sholat dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan sholat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan pengagungan asma Allah, selain itu masjid juga berfungsi sebagai;
Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Masjid merupakan tempat kaum muslimin beritikaf membersihkan diri, menggemblengbaton untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.
Masjid merupakan tempat kaum muslimin bermusyawarah guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul di mastarakat.
Masjid merupakan tempat kaum muslimin berkonsultasi mengajukan kesulitan dan meminta bantuan dan perotongan.
Masjid merupakan tempat kaum muslimin membina keutuhan ikatan jamaah dan gotong royan dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
Masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan kaum mislimin.
Masjid merupakan tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pemimpin umat.
Masjid merupakan tempat mengumpulkan dana, menyimpan dana dan membagikannya.
Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.
Fungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan kegiatan operasional yang sejalan denganprogram pembangunan. Umat islam bersyukur bahwa dalam dekade ini masjid tumbuh berkembang baik dari jumlahnya ataupun keidahan arsitekturnya. Hal ini menujukan adanya peningkatan ekonomi umat, peningkatan gairah serta semaraknya kehidupan beragama.
Fenomena akhir-akhir ini terutama di kota-kota besar masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah saja melainkan digunakan sebagai tempat pendidikan dan kegiatan sosial, dengan demikian keberadaan masjid memberikan manfaat bagi jamaah dan masyarakat di lingkungannya. Maka diperlukan pengembangan dan pengelolan yang baik sehingga bisa mencetak insan-insan yang berkualitan dan masyarakat yang sejahtera.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Islam sebagai agama universal (kaffah atau menyeluruh) ditakdirkan sesuai dengan tuntunan tempat dan zaman.Ia sempurna sebagai sumber dari segala sumber nilai. Di dalam Islam tersedia prinsip-prinsip dasar kesempurnaan itu, prinsip yang tidak akan mengalami perubahan sedikit pun sepanjang sejarah umat manusia. Jadi, sungguh tidak tepat usaha/sikap memahami Islam yang bersifat sepotong-potong.Dan masjid merupakan sarana untuk pemahaman serta pendalaman berbagai aspek keislaman tersebut.
Dewasa ini, kita memasuki era globalisasi.Era yang ditandai dengan kian gencarnya pembangunan menyeluruh dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dengan arus informasi sebagai acuan utamanya. Salah satu tujuannya adalah mengangkat harkat, derajat, dan martabat manusia sehingga akan tercipta kenyamanan, kelengkapan, keseimbangan,dan kesempurnaan hidup manusia.
Saran
Sebagai generasi muda muslim, kita diharuskan untuk senantiasa menjaga dan merawat akan adanya keberadaan masjid. Masjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah saja, melainkan sebagai sarana pendidikan dan tempat kegiatan – kegiatan sosial lainnya. Dengan adanya pengelolaan masjid dengan baik maka akan mampu menciptakan lingkungan kehidupan yang baik disekitar masjid.
DAFTAR PUSTAKA
.Ayub.E. Mohammad, Muhsin, Mardjoned.Ramlan.1996. manajemen masjid. Jakarta: Gema Insani Press.
E. Mohammad.Ayub., Muhsin, Ramlan.Mardjoned, manajemen masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),15.
E. Mohammad.Ayub., Muhsin, Ramlan.Mardjoned, manajemen masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),7.