Tanaman yang dipilih : Mangga Kasturi ( Mangifera Casturi) Casturi)
Alasan pemilihan : 1. Belum ada di buku FHI dan MMI 2. Secara ilmiah telah dibuktikan sebagai antioksidan. 3. Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa mangga kasturi dapat digunakan sebagai imunomodulator, antioksidan, antibakteri, antiproliferatif
Ringkasan bukti pengembangan penelitian : A. MANGGA KASTURI SEBAGAI IMUNOMODULATOR
Berdasarkan Jurnal penelitian Sutomo, Subagus Wahyuono, Erna Prawita A. Yuswanto yang berjudul “Aktivitas “ Aktivitas Isolat Buah Mangifera casturi casturi Kosterm. Sebagai Imunomodulator Secara In-Vitro menunjukkan hasil positif bahwa ”
terpenoid dari buah kasturi memiliki aktivitas imunomodulator. Eksplorasi senyawa aktif dari buah M. casturi casturi masih belum banyak dilakukan, termasuk uji aktivitasnya sebagai imunomodulator. Senyawa-senyawa sebagai imunomodulator tersebut diantaranya adalah apigenin (golongan flavonoid), sinomenine (golongan alkaloid), andrographolide (golongan terpenoid). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi senyawa dari buah M. casturi casturi dan uji aktivitasnya sebagai imunomodulator. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut methanol pa. Metanol merupakan pelarut universal universal yang dapat menyari menyari senyawa yang yang bersifat polar, semi polar , dan non polar yang cocok untuk menyari senyawa terpenoid. Ektrak metanol buah kasturi dipekatkan dengan rotary vaccum evaporator hingga diperoleh ekstrak methanol kental. Ekstrak metanol kental kemudian dilakukan isolasi dan identifikasi setelah itu dilakukan linearitas kurva baku kemudian di uji fagositosis makrofag dengan lateks beads. beads.
Isolat memiliki potensi potensi sebagai
imunomodulator dimana pada dosis 12,5; 25,0; dan 50,0 µg/ml secara in vitro menunjukkan efek yang signifikan (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol negatifnya. B. MANGGA KASTURI SEBAGAI ANTIBAKTERI
Berdasarkan Jurnal penelitian K.Rosyidah, S.A.Nurmuhaimina, N.Komari, dan M.D.Astuti yang bejudul “AKTIVITAS ANTIBAKTERI ANTIBAKTERI FRAKSI SAPONIN DARI KULIT BATANG TUMBUHAN KASTURI ( Mangifera ( Mangifera casturi) casturi) menunjukkan ”
hasil positif bahwa saponin dari kulit batang tumbuhan kasturi memiliki aktivitas
antibakteri terhadap E.coli ( penyebab diare) dan S.aureus ( penyebab penyakit kulit ) secara in vitro. Penilitian Uji fitokimia pendahuluan dari tanaman kasturi yang dilakukan Mustikasari dan Ariyani (2007) mengindikasikan bahwa batang kasturi mengandung senyawa terpenoid, steroid, dan saponin. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa terpenoid (Gunawan, 2008), steroid (Islam, et al ., 2003), dan saponin (Prihatman, 2001) Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Metanol merupakan pelarut universal yang dapat menyari senyawa yang bersifat polar, semi polar , dan non polar yang cocok untuk menyari senyawa saponin. Ektrak methanol kulit batang tumbuhan kasturi dipekatkan dengan rotary vaccum evaporator hingga diperoleh ekstrak methanol kering.Ekstrak metanol kering dilarutkan dalam metanol kemudian dipartisi dengan n-heksana dalam corong pisah sehingga terbentuk busa stabil. Busa yang stabil dipekatkan dengan penguap putar sampai kering sehingga diperoleh ekstrak saponin padat. Ekstrak saponin padat diimpregnasi menggunakan silika gel 60 kemudian dimasukkan ke dalam kolom KVC. Kolom dielusi dengan pelarut kloroform:aseton (7:3). Eluat yang dihasilkan dari proses elusi ditampung dalam wadah terpisah sehingga menghasilkan sejumlah fraksi. Fraksi yang harga Rf nya sama digabungkan sehingga diperoleh beberapa fraksi gabungan. Setiap fraksi gabungan diuji aktivitas antibakterinya. Berdasarkan hasil penelitian fraksi A yang diperoleh dari ekstrak saponin pada kulit batang tumbuhan kasturi ( Mangifera casturi) dengan diameter hambat sebesar 10,3 ± 0,5 mm terhadap bakteri E.coli dan 10,8 ± 0,3 mm terhadap S.aureus. C. MANGGA KASTURI SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Berdasarkan Jurnal penelitian Alifni Adha Bakti, Liling Triyasmono, Muhammad Ikhwan Rizki yang berjudul “PENENTUAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KASTURI ( Mangifera casturi Kosterm.) dengan metode DPPH menunjukkan hasil positif ”
bahwa flavonoid total dari daun kasturi memiliki aktivitas antioksidan. Flavonoid yang terkandung dalam genus Mangifera merupakan senyawa golongan polifenol yang tersebar dialam dan memiliki sifat sebagai penangkal radikal bebas (Pourmourad et al ., 2006).
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut eta nol 70% dengan perbandingan 1:2,5. Etanol merupakan pelarut universal yang dapat menyari senyawa yang bersifat polar, semi polar , dan non polar yang cocok untuk menyari senyawa flavonoid. Ektrak etanol daun kasturi dipekatkan dengan rotary vaccum evaporator hingga diperoleh ekstrak ethanol kental. Ekstrak etanol kental kemudian dilakukan identifikasi flavonoid dengan 3 cara yaitu uji alkalin, uji Pb asetat dan uji amonia menggunakan kertas saring. Kemudian diuji penetapan kadar flavonoid total (meliputi: penentuan panjang gelombang maksimum, penentuan Operating Time, penentuan kurva baku kuersetin, penentuan flavonoid total, penentuan persen perolehan kembali atau persen recovery), setelah itu penentuan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (meliputi: penentuan panjang gelombang maksimum, penentuan Operating Time, pembuatan larutan kuersetin sebagai pembanding, penentuan nilai IC 50 ekstrak etanol daun M.casturi). Berdasarkan hasil penelitian kadar total flavonoid dari ekstrak etanol daun M.casturi adalah 9,31 ± 0,08%b/b dan nilai IC 50 untuk ekstrak etanol daun M.casturi sebesar 34,558 ppm yang termasuk dalam golongan antioksidan yang sangat aktif.