INFRASTUKTUR PERDESAAN DAN PERKOTAAN
EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN TROTOAR DI KORIDOR JALAN KAMBOJA DENPASAR UTARA
MAHASISWA: KADEK WIRA WIBAWA (1591861002)
UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR TAHUN 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan paper yang membahas tentang efisiensi dan efektivitas pemanfaatan trotoar di Kota Denpasar tepat pada waktunya dalam tahap studi dan tugas mata kuliah Infrastruktur Pedesaan dan Perkotaan. Ucapan terima kasih diucapkan penulis kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya paper ini yaitu :
Ibu Dr. Ir. Widiastuti, MT. Selaku koordinator mata kuliah Infrastruktur Pedesaan dan Perkotaan dan bimbingannya
Bapak Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST., MA. Selaku dosen mata kuliah Infrastruktur Pedesaan dan Perkotaan.
Ibu Dr. Ni Ketut Agusinta Dewi, ST. MT. Selaku dosen mata kuliah Infrastruktur Pedesaan dan Perkotaan.
Segenap teman yang turut mendukung dalam penyelesaian tugas ini. Disadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik, saran dan masukan dari pembaca yang akan sangat membantu dalam penyempurnaan paper selanjutnya. Akhir kata, penulis menyanmpaikan terima kasih. Diharapkan paper ini bermanfaat, khususnya dalam penambahan wawasan terhadap efisiensi dan efektivitas pemanfaatan trotoar yang ada di daerah perdesaan maupun perkotaan yang tidak disadari merupakan suatu hal yang sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan.
Denpasar, Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................
1
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran ..................................................................................
3
1.2.1. Maksud...........................................................................................................
3
1.2.2. Tujuan ............................................................................................................
3
1.2.3. Sasaran ...........................................................................................................
4
1.3. Ruang Lingkup.........................................................................................................
4
1.3.1. Lingkup Kawasan Perencanaan .....................................................................
4
1.3.2. Lingkup Materi Perencanaan .........................................................................
4
1.4. Keluaran ...................................................................................................................
5
1.5. Sistematika Pembahasan ..........................................................................................
6
BAB II GAMBARAN UMUM TROTOAR DI KORIDOR JALAN KAMBOJA ..
7
2.1. Lokasi Koridor Dalam Kota.....................................................................................
7
2.2. Kondisi Fisik ............................................................................................................
8
2.3. Kondisi Lingkungan Sekitar ....................................................................................
11
2.4. Pemanfaatan Koridor ...............................................................................................
12
BAB III ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMANFAATAN TROTOAR JALAN KAMBOJA .......................................................................................
16
3.1. Alasisis Efektivitas Pemanfaatan Terhadap Jumlah Jam Penggunaan/Hari ............
16
3.2. Analisis Efektivitas Pemanfaatan Ruang .................................................................
16
3.3. Analisis Efisiensi Ruang dan Waktu........................................................................
19
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................
21
4.1. Kesimpulan ..............................................................................................................
21
4.2. Saran ........................................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
23
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Denpasar merupakan salah satu kota yang sedang berkembang pesat, baik dari tingkat
perekonomian maupun jumlah penduduknya. Selain itu Denpasar adalah ibu kota provinsi Bali, dimana pusat pemerintahan provinsi berada di Denpasar. Untuk mendukung kegiatan dan perkembangan Kota Denpasar dibutuhkan infrastruktur fisik dan non fisik yang tersedia dengan baik agar tidak menghambat proses tersebut. Infrastruktur fisik itu meliputi sarana dan prasarana, tata guna, desain, dll dan non fisik meliputi hubungan sosial, aktivitas perekonomian, dll. Kebutuhan akan infrastruktur fisik sangat esensial untuk menunjang kemudahan aksesibilitas kegiatan dan perkembangan di perkotaan. Infrastruktur fisik itu misalnya adalah jalan. Jalur pedestrian merupakan salah satu prasarana infrastruktur fisik berupa jalan yang diperuntukan bagi aktifitas pejalan kaki. Pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas jalan khusus untuk aktifitas berjalan kaki yang berupa jalur pedestrian, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain (UU No.22 Tahun 2009 pasal 131). Sudah selayaknya jalur pedestrian hanya digunakan untuk beraktifitas pejalan kaki bukan aktifitas lain seperti aktifitas kendaraan dan parkir kendaraan, berdagang karena dapat membahayakan keselamatan dan mengurangi kenyamanan sirkulasi pejalan kaki. Perencanaan akan kebutuhan jalur pedestrian harus direncakan dengan baik sesuai ketentuan dan standar aturan perencanaan jalur pedestrian dengan mempertimbangkan dan mengutamakan aspek keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki. Dibutuhkan peratuan yang tegas dan jelas mengenai peraturan tentang jalur pedestrian, yang kita tahu karena saat ini banyak jalur pedestrian yang tidak digunakan sebagaimana fungsi utamanya, jalur pedestrian yang seharusnya untuk memberi kenyamanan pejalan kaki beralih fungsinya menjadi area parkir dan kegiatan berjualan pedagang kaki lima. Sehingga pengguna utama jalur pedestrian yaitu pejalan kaki merasa terganggu dan kurang nyaman ketika melintasi jalur pedestrian. SNI 03-2443-1999 menegaskan fungsi utama pedestrian adalah memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki baik dari segi keamanan dan kenyamanan. Kenyamanan jalur pedestrian harus dijadikan prioritas dalam perencanaan transportasi perkotaan. Pembangunan jalur pedestrian yang baik sesuai perencanaan jalur pejalan kaki pada jalur umum akan meningkatkan kenyamanan dan kuantitas pejalan kaki dan kualitas lingkungan perkotaan yang berdampak pada penurunan emisi gas rumah kaca, polusi udara,
dan konsumsi energi. Selain itu jalur pedestrian juga dapat meningkatkan kesehatan pejalan kaki dan kualitas lingkungan perkotaan. Edi Darmawan 2003, dalam Muslihun 2013, terdapat 3 unsur penting yang harus dijaga dalam kondisi hubungan yang harmonis, seimbang dan lestari terhadap perencanaan suatu kawasan yaitu manusia dengan aktifitasnya, lingkungan alam sebagai tempat dan pemanfaatan jalur oleh manusia di lingkungan alam tersebut. Keharmonisan akan timbul bilamana alam terjaga dengan baik dengan meminimalkan penggunaan kendaraan yang memakai bahan bakar yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu jalur pedestrian merupakan upaya untuk meminimalisir polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan. Lingkungan kota yang bersih dari polusi adalah kota yang ramah bagi pejalan kaki dengan memberikan fasilitas yang layak dan memadai untuk aktifitasnya yaitu berupa jalur pedestrian yang nyaman dan aman untuk berjalan kaki dan beraktifitas. Melakukan survey dijalur pedestrian Jl. Kamboja, Denpasar bertujuan agar fungsi jalur pedestrian dapat dikembalikan sesuai fungsi utamanya, yaitu sebagai sarana transportasi non kendaraan khususnya berjalan kaki. Kenyamanan jalur pedestrian secara langsung dapat meningkatkan kuantitas pejalan kaki. Oleh karena itu, salah satu hal penting yang harus dikaji adalah aspek kenyamanan jalur pedestrian tersebut. Menurut Marsh 1991, dalam Muslihun 2013, kenyamanan dapat dibentuk melalui 2 hal, yaitu kenyamanan klimatik dan kenyamanan visual. Kenyamanan klimatik dihubungkan dengan kesesuaian faktor-faktor iklim mikro dalam mempengaruhi temperatur kulit dan persepsi manusia terhadap panas dan dingin, yaitu meliputi radiasi matahari, temperatur udara, angin dan kelembaban. Kenyamanan visual berhubungan dengan aspek kesesuaian pemandangan yang ditangkap oleh mata pengamat dengan lingkungannya melalui persepsi dan preferensi. Faktor lain yang sering ditambahkan sebagai penunjang kenyamanan yaitu kenyamanan fisik. Kenyamanan fisik berkaitan erat dengan aspek kesesuaian bentuk dan disain objek atau elemen-elemen yang dibangun terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya kesesuaian bangku taman, lampu-lampu taman, jalur pedestrian, papan reklame dan infrastruktur lainnya. Kenyamanan fisik ini sering dikaitkan dengan konsep “ergonomis”, yaitu objek atau stuktur yang dibangun secara dimensional dan strukturalnya mengikuti kebutuhan gerak tubuh manusia penggunanya. Hal ini dimaksudkan agar objek atau struktur yang dibangun dapat optimal dan nyaman untuk digunakan oleh pengguna jalur pedestrian yaitu pejalan kaki.
1.2
Maksud, Tujuan, dan Sasaran Berdasarkan latar belakang diatas, yang membahas tentang infrastruktur pedestrian
yang terdapat pada segmen Jl. Kamboja, dapat dipaparkan sebagai berikut antara lain: maksud, tujuan, dan sasaran dari penelitian tersebut.
1.2.1 Maksud Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengevaluasi keberadaan Jalur pedestrian yang tersedia di Jl. Kamboja saat ini kurang berfungsi efektif, dikarenakan berbagai hal, misalnya jalur pedestrian digunakan aktifitas lain seperti area transaksi jual-beli kendaraan bermotor, tempat berkumpulnya aktifitas komunitas motor atau komunitas lain, aktifitas pedagang asongan keliling yang kemungkinan menggangu kenyamanan pengguna utama jalur pedestrian yaitu pejalan kaki. Hal ini dapat terlihat dari pejalan kaki masih memilih menggunakan kendaraan untuk berpindah tempat ke tempat lainnya, dari pada menggunakan jalur pedestrian. Faktor kenyamanan diduga menjadi penyebab masih rendahnya apresiasi pengguna jalur pedestrian. Kondisi terik matahari disiang hari maupun iklim mikro (suhu dan kelembaban) secara umum Kota Denpasar yang tergolong cukup panas dan kelembaban udara yang tinggi terutama pada siang hari dan juga kualitas visual sekitar jalur pedestrian yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan analisis mengenai kondisi-kondisi yang terkait dengan aspek kenyamanan untuk meningkatkan kenyamanan jalur pedestrian Jl. Kamboja agar berfungsi sebagai mana fungsi utamanya sebagai transportasi jarak pendek dan efektif, fungsional serta nyaman bagi pengguna jalur terutama pejalan kaki yang menjadi pengguna utama dan masyarakat di sekitarnya.
1.2.2 Tujuan Selain untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai kenyamanan suatu infrastruktur kota yaitu khususnya jalur pedestrian. Adapun tujuan lain dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui kondisi existing dan fasilitas penunjang jalur pedestrian di Jl. Kamboja kaitannya dengan aspek kenyamanan penggunanya. 2. Menganalisis efisiensi dan efektifitas pengguna jalur pedestrian terhadap kenyamanan jalur pedestrian di Jl. Kamboja.
3. Menyusun rekomendasi untuk peningkatan kualitas pelayanan agar berfungsi efektif dan nyaman bagi pengguna jalur pedestrian dan juga diharapkan dapat diterapkan pada jalur pedestrian lainnya.
1.2.3 Sasaran Sasaran dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam peningkatan kenyamanan jalur pedestrian dan juga perencanaan jalur pedestrian secara umum serta perencanaan atau pengembangan Jalur pedestrian Jl. Kamboja khususnya dan jalur pedestrian yang lain untuk efektifitas jalur pedestrian serta kenyamanan jalur pedestrian yang optimal baik ditinjau dari berbagai aspek kenyamanan.
1.3
Ruang Lingkup Pembahasan pada ruang lingkup terdiri dari dua bagian, yaitu ruang lingkup kawasan
perencanaan dan ruang lingkup materi perencanaan. Ruang lingkup kawasan mencakup batas wilayah studi yang berupa batas administratif. Sedangkan ruang lingkup materi merupakan batasan pembahasan subtansi studi. 1.3.1 Lingkup Kawasan Perencanaan Ruang lingkup kawasan perencanaan masalah infrastruktur pedestrian dalam pros penelitian di Jl. Kamboja wilayah Kota Denpasar Utara dari banyaknya penggunaan fasilitas pejalan kaki yang ada. Penelitian hanya terbatas sisi timur dan barat, dimana jalur pedestrian berada. Penelitian dengan mengabaikan faktor lain yang tidak disebutkan. Kenyamanan berdasarkan efektifitas dan efisiensi pejalan kaki yang sudah pernah melintasi jalur pedestrian Jl. Kamboja. 1.3.2 Lingkup Materi Perencanaan Materi yang akan di bahas adalah menganalisis serta jenis aktivitas atau kegiatan di jalur pedestrian, kemudian mengidentifikasi tingkat kenyamanan jalur pedestrian berdasarkan analisis efektivitas pemanfaatan terhadap jumlah jam penggunaan/hari, menganalisis efektivitas pemanfaatan ruang, dan menganalisis efesiensi ruang dan waktu, serta memberikan rekomendasi terkait penataan jalur pedestrian untuk meningkatkatkan kenyamanan berjalan kaki di lokasi studi kasus. Aspek
kenyamanan jalur pedestrian penelitian yang dianalisis berdasarkan aspek kenyamanan menurut teori yang sudah ada ataupun penelitian terdahulu yang serupa mengenai kenyamanan jalur pedestrian terutama permasalahan yang hampir sama pada Jalur pedestrian kawasan Jl. Kamboja, Denpasar Utara.
1.4
Keluaran Keluaran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gbr. 1.1. Dari
gambar tersebut diketahui bahwa kawasan Jl. Kamboja khususnya pada jalur pedestrian dapat berfungsi secara efektif jika dirancang, dibangun serta dikelola dengan tujuan memenuhi kebutuhan kenyamanan pengguna utama jalur pedestrian yaitu pejalan kaki. Faktor kenyamanan mencakup faktor kenyamanan fisik dan panca indera. Evaluasi terhadap kondisi faktual faktor-faktor tersebut dan melihat hubungannya dengan efisiensi dan efektivitas pengguna, sehingga dapat disusun suatu usulan dan rekomendasi dalam hal peningkatan kenyamanan, baik itu kenyamanan secara fisik maupun panca indera pengguna jalur pedestrian. Usulan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengguna sehingga bisa diaplikasikan dan dimanfaatkan pada jalur pedestrian yang lain.
A
A
Denah Jalan Kamboja
Gambar 1.1 Perencanaan jalur pejalan kaki yang terletak pada koridor Jalan Kamboja
1.5
Sistematika Pembahasan Pada pembahasan tentang trotoar yang mengangkat kasus tentang efisiensi dan
efektifitas pemanfaatan trotoar di Jl. Kamboja, Denpasar Utara, yang menyusun penelitian ini disusun secara sistematis adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan memuat latar belakang masalah, maksud, tujuan, sasaran, ruang lingkup kawasan perencanaan dan ruang lingkup materi perencanaan, keluaran, dan sistematika pembahasan. BAB II Gambaran Umum Trotoar di Koridor Jalan Kamboja, yang memuat tentang letak koridor dalam kota, kondisi fisik, kondisi lingkungan sekitar, dan pemanfaatan koridor (pagi, siang, sore, saat liburan, dan pada waktu perayaan tertentu). BAB III Analisis Efisiensi dan Efektifitas Pemanfaatan Trotoar Jalan Kamboja, memuat tentang analisis efektifitas pemanfaatan terhadap jumlah jam penggunaan/hari, analisis efektifitas pemanfaatan ruang, dan analisis efisisiensi ruang dan waktu. BAB IV Penutup yang memuat Kesimpulan dan saran.
BAB II GAMBARAN UMUM TROTOAR DI KORIDOR JALAN KAMBOJA Gambaran umum dalam hal ini sebagai konteks yang akan memberikan informasi tentang tempat atau lokasi penelitian infrastuktur trotoar yang ada di Jl. Kamboja, Denpasar Utara. Informasi tersebut meliputi letak koridor dalam Kota Denpasar, kondisi fisik, kondisi lingkungan sekitar, dan pemanfaatan koridor di Jl. Kamboja. 2.1 Letak Koridor Dalam Kota Denpasar Kota Denpasar, selain merupakan ibu kota daerah tingkat II, juga merupakan ibu kota Provinsi Bali dan sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, serta perekonomian. Letak yang sangat strategis ini sangatlah menguntungkan, baik dari segi pusat pendidikan, ekonomi, maupun kepariwisataan karena merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan kabupaten lainnya. Kota Denpasar berada di antara 08° 35″ 31”08° 44″ 49′ Lintang Selatan dan 115° 10″ 23′-115° 16″ 27′ Bujur Timur, yakni berbatasan dengan: di sebelah utara Kabupaten Badung, di sebelah timur Kabupaten Gianyar, di sebelah selatan Selat Badung; dan di sebelah barat Kabupaten Badung. Luas seluruh Kota Denpasar adalah 12.778 Ha, termasuk tambahan dari reklamasi pantai serangan seluas 380 Ha. Keadaan fisik Kota Denpasar dan sekitarnya sedemikian maju dan pola kehidupan masyarakatnya telah banyak menunjukkan ciri-ciri dan sifat perkotaan. Denpasar menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat industri dan pusat pariwisata. Denpasar terdiri atas empat kecamatan, yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara. Secara administrasi lokasi jalan Kamboja ada di Kecamatan Denpasar Utara, tepatnya di Desa Dangin Puri Kangin. Kawasan Jl. Kamboja merupakan kawasan yang menjadi pusat pendidikan, pemerintahan, dan perekonomian. Bus dan angkutan kota yang menuju ke pusat kota dipastikan akan melewati jalan ini. Aktifitas dikawasan jalan ini tergolong ramai dan beragam dari polisi, PNS, pegawai swasta, siswa, mahasiswa dan masyarakat umum. Secara administrasi batas-batas kawasan Jl. Kamboja dengan wilayah sekitarnya adalah sebagai berikut :
Sisi utara adalah Kawasan Polda Bali (Jl. Wr. Supratman)
Sisi barat adalah Gelanggang Gor Ngurah Rai, pendidikan, dan perkantoran
Sisi selatan adalah jalur menuju Jl. Hayam Wuruk
Sisi timur adalah gedung perkantoran dan pendidikan
Peta Pulau Bali Peta Kota Denpasar
Lokasi Jl. Kamboja Gambar 2.1 peta lokasi Jalan Kamboja, Denpasar Utara. 2.2 Kondisi Fisik Jl. Kamboja Berdasarkan dokumentasi, survei langsung dan pengukuran di lokasi penelitian mengenai kondisi yang ada saat ini diketahui dimensi jalur pedestrian di Jl. Kamboja adalah maksimal 2,5 meter dan minimal 1,5 meter dengan panjang jalur pedestrian yang dipilih sesuai segmen
yaitu ± 600 meter pada masing-masing sisi, yaitu sisi timur dan barat.
Pembatas jalan dengan jalur pedestrian berupa peninggian jalur pedestrian setinggi ± 20 cm. Di sepanjang jalur ini terdapat saluran drainase tertutup yang terletak di bawah jalur pedestrian yang ditutup secara rapi dan teratur. Penerangan di jalur pedestrian Jl. Kamboja sudah mencukupi untuk melakukan aktifitas di malam hari. Sign misalkan zebra cross sudah tersedia di hampir setiap perpotongan dengan jalan lain. Rambu-rambu berupa simbol-simbol lalu lintas diletakan dipinggir jalur pedestrian. Jenis pohon peneduh di sepanjang jalur adalah jenis pohon mahoni dan terdapat juga papan reklame sebagai media promosi produk
komersial kebanyakan papan reklame tersebut berisi baliho yang mempromosikan sekolahnya untuk mendapat perhatian publik. Tabel 2.1 Peta Pembagian Segmen di Jl. Kamboja Denah Jalan Kamboja
Tampak dan Potongan per Segmen Segmen 1
Segmen 1
Tampak Melintang
A
A
Potongan A-A
B
B
Lebar trotoar : 1,5-2 meter, peninggi trotoar : 20 cm. Lebar jalan: ± 9 meter, dan panjang jalan: ± 350 meter. Karakteristik kawasan : kawasan pendidikan, rumah dinas polisi, dan galanggang olah raga.
Segmen 2
Segmen 2 Tampak
Denah Jalan Kamboja
Potongan B-B
Lebar trotoar : 1,5-2,5 meter, peninggi trotoar : 10 cm. Lebar jalan: ± 8 meter, dan panjang jalan: ± 300 meter. Karakteristik kawasan : kawasan pendidikan dan perkantoran
Tabel 2.2 Kondisi Fisik di Masing-Masing Segmen Jalan Kamboja Denah Jalan Kamboja
Kondisi Fisik per Segmen Segmen 1
Segmen 1
A
A
Kiri (dari arah utara) Lebar trotoar: 1,5 meter Tinggi:20 cm Elemen material: Paving
Kanan (dari arah utara) Lebar trotoar: 1,8 meter Tinggi:20 cm Elemen material: Paving
Segmen 2
Segmen 2
Denah Jalan Kamboja
Kiri (dari arah selatan) Lebar trotoar: 2,3 meter Tinggi:10 cm Elemen material: Paving
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Kiri (dari arah selatan) Lebar trotoar: 2,3 meter Tinggi:10 cm Elemen material: Paving
Kondisi fisik lebar ruang pejalan kaki yang terdapat pada segmen 1 yang berupa trotoar telah memenuhi standar lebar minimum yaitu 1,5 meter pada sisi kiri dan 1,8 meter pada sisi kanan, sedangkan untuk tingginya sudah memenuhi standar yaitu memiliki ketinggian 20 cm. Untuk elemen materialnya terdiri dari paving block. Tetapi dari segi keamanan pada segmen 1 ini terlihat kurang aman, mengingat pada pinggir trotoar tidak terdapat pembatas antara pejalan kaki dengan pengendara bermotor. Disamping itu juga terlihat kondisi trotoar yang ada pada segmen 1 ini sudah mengalami kerusakan pada titiktitik tertentu yang cukup parah dimana lantainya sudah banyak yang terlepas sehingga mengganggu kenyamanan berjalan kaki. Sedangkan trotoar yang terdapat pada segmen 2, kondisi fisiknya mempunyai lebar sekitar 2.3 meter pada kedua sisinya, sedangkan ketinggian trotoar yang ada pada segmen 2 ini tergolong cukup landai yaitu sekitar 10 cm, dan belum bisa dikatakan memenuhi standarnya karena standar minimum untuk ketinggian trotoar yaitu 20 cm. Namun kondisi trotoar pada segmen 2 ini sudah lebih baik dibandingkan dengan trotoar yang ada pada segmen 1, karena pada pedestrian ini sudah terdapat vasilitas pejalan kaki untuk para tuna netra. Dari segi keamanannya juga sudah lebih baik karena adanya pohon-pohon perindang yang tumbuh di pinggir trotoar sekaligus menjadi pelindung bagi pejalan kaki.
2.3 Kondisi Lingkungan Sekitar Jl. Kamboja Kondisi lingkungan di sekitar jalan Kamboja adalah penggunaan ruangnya didominasi kawasan pendidikan, karena disepanjang jalan ini berderet bangunan sekolah: SMA Negeri 1 Denpasar, Kompleks pendidikan Saraswati, SMA Negeri 7 Denpasar, SMP Negeri 3 Denpasar, SD Negeri 28 Dangin Puri, pengguna ruang lainnya adalah perkantoran, puskesmas dan Gelanggang Olah Raga Ngurah Rai. Jl. Kamboja dapat dituju dari berbagai arah, yaitu dari arah utara melalui jalan Wr. Supratman, sedangkan dari arah selatan melalu jalan Hayam Wuruk, dan dari arah timur melewati jalan Jepun. selain lokasi jalan ini berada dekat dengan pusat kota, jalan ini merupakan jalan arteri sekunder yang sering menimbulkan macet pada jam tertentu, terutama pada sore hari waktu jam pulang sekolah dan pulang kerja.
Kondisi lingkungan dan fungsi bangunan di sekitar Jalan Kamboja, Denpasar Utara
Rumah dinas polisi
A
A
Gelanggang Gor Ngurah Rai SMA N 7 Denpasar
SMP N 3 Denpasar
Puskesmas 1 Denpasar Utara
Denah Jalan Kamboja
Universitas Mahasaraswati SD Negeri 28 Dangin Puri
Gambar 2.2 Kondisi lingkungan sekitar Jl. Kamboja
2.4 Pemanfaatan Koridor Keramaian di jalur pedestrian ini terjadi hampir disepanjang jalur pedestrian Jl. Kamboja dan waktu keramaian terjadi pada jam-jam tertentu yaitu pada pagi hari 07.00 – 08.00, siang hari 12.00 – 14.00, dan sore hari 16.00 – 17.00, karena wilayah jalan Kamboja ini termasuk kawasan pendidikan. Sedangkan pada hari libur dan hari minggu biasanya terjadi penurunan aktifitas yang menggunakan fasilitas pedestrian tersebut. Kecuali pada
spot-spot tertentu saja mengalami peningkatan penggunaan pedestrian dihari libur, karena dijadikan sebagai tempat berolah raga atau jogging track. Orang biasanya melakukan kegiatan olah raga jogging track pada jam-jam tertentu yaitu pada pagi hari dari pukul 06.00 08.00, dan pada waktu sore hari yaitu pukul 16.00 – 18.00 wita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Aktivitas di jalan Kamboja pada waktu siang hari, pada saat murid-murid Pulang dari sekolah, dan pada waktu sore hari saat orang melakukan olah raga jogging track.
pada hari-hari perayaan tertentu seperti kegiatan seremonial tahunan yang dilakukan oleh siswa-siswi sekolah yang ada di Kota Denpasar, peningkatan penggunaan fasilitas pedestrian sangat padat dari pagi sampai sore hari pada saat hari tersebut dan sampai melakukan penutupan jalan yang ada di kawasan Jl. Kamboja. Pada penelitian yang saya lakukan di Jl. Kamboja terdapat kegiatan anak SMA/SMK yang mengadakan kegiatan pameran kuliner yang diadakan di sepanjang jalan Kamboja yang membuat suasana menjadi ramai bagi para pejalan kaki. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada gambar 2.4.
Gambar 2.4. Aktivitas di sepanjang jalan Kamboja pada waktu kegiatan hari-hari tertentu.
Fungsi jalur pedestrian di Jl. Kamboja sangat beragam. Selain fungsi khusus jalur sebagai jalur pejalan kaki, terdapat aktifitas pengguna lain didalamnnya. Banyak aktivitas lain yang menggunakan jalur pedestrian ini diantaranya: sebagai ruang menunggu kendaraan (halte Bus Sarbagita), bersosialisasi, berdagang asongan, keindahan kota, bermain, dan duduk-dukuk juga beristirahat terutama bagi orang-orang yang biasa melakukan aktifitasnya di sekitaran jalan Kamboja yang menjadikan jalur pejalan kaki sebagai tempat transaksi jualbeli motor/mobil. Bisa dikatakan penumpukan pejalan kaki dan pengguna jalur berada pada hari dan jam tersebut sehingga jalur pedestrian sangat ramai akan aktifitas.
Tabel 2.3 Pemanfaatan trotoar di luar aktivitas pejalan kaki Kegiatan di luar aktivitas pejalan kaki
Halte Bus Sarbagita
Dijadikan tempat parkir kendaraan
Menjadi tempat jual-beli kendaraan
Pedagang kaki lima di atas trotoar
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Foto
Keterangan Kalau ditinjau dari fungsi trotoar adalah dieruntukan bagi pejalan kaki. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi dilapangan banyak hal yang terjadi tidak mendukung para pejalan kaki, seperti didirikannya Halte bus Sarbagita. Sering terjadi penyimpangan fungsi diatas trotoar dijadikan sarana parkir bagi kendaraan bermotor, sehingga para pejalan kaki harus melinjas ke badan jalan.
Bagi para makelar kendaraan, trotoar yang ada di jalan Kamboja biasanya dijadikan sebagai tempat nongkong dan tempat beristirahat, sehingga dapat mengganggu bagi pengguna pejalan kaki.
Trotoar juga sering dijadikan sebagai tempat berjualan bagi para pedagang kaki lima yang tidak menghiraukan kenyamanan bagi pejalan kaki.
BAB III ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMANFAATAN TROTOAR JALAN KAMBOJA
3.1 Analisis Efektivitas Pemanfaatan Terhadap Jumlah Jam Penggunaan/Hari Setelah melakukan pencatatan jumlah pejalan kaki tiap segmen pada Jalan Kamboja selama tiga hari ( Senin, Kamis, dan Minggu ) pada jam sibuk dimulai dari pagi (07.0008.00), siang (12.00-14.00) dan sore ( 16.00-17.00), maka dapat dilihat jumlah pejalan kaki di Jalan Kamboja pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Jumlah pejalan kaki di Jl. Kamboja berdasarkan pada jam sibuk Segmen
Pagi (07.00-08.00)
Siang (12.00-14.00) Sore (16.00-17.00)
1
6 orang/jam
14 (7 orang/jam)
9 orang/jam
2
27 orang/jam
48 (24 orang/jam)
36 orang/jam
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung atau pejalan kaki yang paling banyak terdapat pada segmen 2 sedangkan pada segmen 1 memiliki jumlah pejalan kaki/ pengunjung yang paling sedikit dikunjungi. Selain itu pada sore (16.00 – 17.00) pada tiap segmen memiliki peningkatan pengunjung per jamnya, dibandingkan pada waktu pagi hari dan siang hari.
3.2 Analisis Efektivitas Pemanfaatan Ruang Efektifitas pemanfaatan ruang pedestrian (trotoar) sebagai sarana pejalan kaki adalah ditinjau dari penggunaan atau pemakai ruang yang sudah sesuai dengan kebutuhannya. Dalam hasil survey yang dilakukan pada segmen 1 yang ada di koridor jalan Kamboja terlihat jumlah pejalan kaki yang tidak begitu ramai, dikarenakan fungsi dari bangunan yang berada di sebelah kiri dan kanan koridor tidak membutuhkan ruang bagi pejalan kaki yang berjumlah banyak. Sehingga trotoar yang ada pada segmen 1 di jalan Kamboja memiliki ukuran yang minimum yaitu berkisaran antara 1,5 meter, dan memiliki ketinggian trotoar yang sudah memenuhi standar yaitu sekitar 20 cm. Dari segi keamanan peguna pejalan kaki pada trotoar di segmen 1 ini terlihat kurang diperhatikan, karena tidak terdapatnya pembatas antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor, dan seharusnya pada pembatas antara trotoar
dengan badan jalan ditanami tanaman perindang yang bertujuan sebagai pembatas dan sekaligus sebagai peneduh bagi pejalan kaki. Sedangkan ditinjau dari segi kenyamanan bagi para pejalan kaki, belum bisa dibilang layak karena kondisi trotoar yang sudah rusak dan terdapat lobang-lobang di setiap titik-titik tertentu, dan tidak terdapatnya paving penanda untuk para pejalan kaki yang tuna netra. Sedangkan pada segmen 2 yang menjadi kawasan pendidikan yang memiliki tingkat keramaian yang cukup padat pada waktu atau jam-jam tertentu, sehingga trotoar pada segmen 2 ini sudah memiliki ukuran lebar yang lebih besar dibandingkan pada segmen 1 yaitu sekitar 2 - 2,5 meter, yang sudah memenuhi kebuduhan bagi pengguna pejalan kaki yang ada di kawasan tersebut. Namun pada ketinggian trotoar tidak memenuhi standar karena trotoar di segmen 2 ini memiliki ketinggian hanya 10 cm, sehingga dapat mengakibatkan penyalah gunaan trotoar sebagai lahan tempat parkir bagi kendaraan roda dua maupun roda empat. Untuk kenyamanan yang ada di segmen 2 ini sudah terlihat agak nyaman, namun adanya fasilitas tambahan di atas trotoar seperti halte yang udah tidak herfungsi dan itu dapat mengganggu kenyamanan bagi pejalan kaki. Sedangkan dari segi keamanan sudah cukup baik, karena pada pembatas trotoar dengan jalan sudah ditanami tanaman peneduh dan berfungsi sebagai pelindung bagi para pejalan kaki.
Tabel 3.2. Permasalahan dalam pemanfaatan ruang Segmen
Pada segmen 1 Di kiri jalan lihat dari arah utara
Foto kondisi trotoar
Keterangan Pada trotoar ini terlihat kerusakan yang cukup parah dan dapat menggangu kenyamanan pengguna pejalan kaki di sekitaran segmen tersebut.
Pada segmen 1 Di kanan jalan lihat dari arah utara
Pada segmen 2 Di kiri jalan lihat dari arah selatan
Pada segmen 2 Di kanan jalan lihat dari arah selatan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Kurangnya keamanan pada pengguna pejalan kaki yang ada pada trotoar di koridor ini, karena tidak terdapatnya pembatas antara pinggir trotoar dengan badan jalan sehingga dapat membahayakan keselamatan bagi pejalan kaki. Pada gambar disamping terlihat ada beberapa kendaraan yang parkir di atas trotoar, dikarenakan tinggi trotoar yang tidak memenuhi standar dan dapat mengganggu para pejalan kaki.
Terdapat bangunan halte yang tidak berfungsi di atas trotoar yang dapat menggangu para pejalan kaki yang melintas di areal sekitaran tempat tersebut.
3.3 Analisis Efisiensi Ruang dan Waktu Efisiensi ruang dan waktu dapat ditinjau dari segi jumlah pengguna pejalan kaki yang ada di Jalan Kamboja sesuai dengan segmen yang ditentukan. Dan menentukan kelayakan infratruktur seperti jalur pejalan kaki atau pedestrian. Pada segmen 1 di koridor Jalan Kamboja memiliki lebar 1,5 meter yang sudah memenuhi standar, karena diwilayah tersebut sangat jarang dilewati oleh para pejalan kaki, disebabkan bangunan pendukung yang ada di sisi kiri dan kanan koridor memiliki pintu utama yang tidak melewati Jalan Kamboja tersebut. Disamping itu juga dikarenakan kondisi trotoar yang ada di Jalan Kamboja pada segmen 1 ini sudah mengalami kerusakan, seperti banyaknya material trotoar yang lepas dan menimbulkan lobang-lobang disetiap titik tertentu. Untuk itu perlu adanya perbaikan trotoar yang ada di kawasan tersebut sehingga bisa menjaga keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalur pejalan kaki dan penambahan pohon peneduh seperti pohon palem terutama pada segmen 1 yang diletakkan pada pinggir jalur trotoar antara pejalan kaki dengan badan jalan.
Gambar 3.1. Pemasangan paving penanda tuna netra pada trotoar dan contoh penempatan tanaman yang berada di pinggir jalan untuk kenyamanan bagi pejalan kaki.
Sedangkan pada segmen 2 di koridor Jalan Kamboja menjadi pusat kawasan pendidikan dan perkantoran, sehingga lebar trotoar yang ada di segmen 2 menjadi lebih luas yaitu sekitar 2 – 2,5 meter, karena ruang bagi pejalan kaki pada waktu atau jam-jam tertentu menjadi meningkat karena aktivitas yang begitu padat. Terutama pada saat pagi hari, siang hari, dan sore hari, dimana pada jam tersebut kegiatan dari berangkat kesekolah atau kekantor, dan saat jam istirahat pada siang hari, begitu pula dengan jam pulang sekolah atau pulang dari kantor yang hampir dilakukan bersamaan. Selain itu juga masih banyaknya
orang-orang yang melakukan pelanggaran di areal pejalan kaki, seperti contohnya trotoar dijadikan tempat parkir bagi kendaraan sehingga dapat mengganggu kenyamanan bagi pejalan kaki. Untuk itu pada kawasan segmen 2 di jalan Kamboja perlu dilakukan proses perbaikan fasilitas bagi pejalan kaki sehingga mendapatkan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya. Seperti contohnya ditambahkan bollard agar kendaraan tidak dapat parkir atau melewati jalur pedestrian tersebut, dan penambahan sarana peneduh yaitu kanopi atau urban umbrella yang dipasang pada jalur pedestrian bagian kiri dan kanan di sepanjang segmen 2 di kawasan Jalan Kamboja.
Gambar 3.2. Pemasangan bollard dan penambahan sarana peneduh yaitu kanopi atau urban umbrella
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian studi tentang efisiensi dan efektivitas pejalan kaki terhadap pemanfataan jalur pedestrian di Jl. Kamboja, maka disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Kondisi fisik prasarana jalur pedestrian yang terdapat baik pada Jalan Kamboja sebenarnya telah sesuai atau melebihi standar ukuran lebar minimum yang nyaman yaitu 1,5 meter. Namun karena adanya aktivitas tambahan berupa Pedagang Kaki Lima yang menjual ditambah banyaknya kendaraan yang parkir di atas jalur pedestrian dengan pembagian ruang atau sirkulasi yang tidak jelas antara sirkulasi pejalan kaki dengan activity area, menyebabkan pejalan kaki yang melewatinya kurang merasa nyaman.
2.
Penataan dan penambahan elemen material berupa paving penanda bagi penderita tuna netra dan penambahan
pohon peneduh di sepanjang jalan Kamboja terutama pada
segmen 1 yang berfungsi sebagai pembatas antara pejalan kaki dengan pengendara motor, sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna jalur pejalan kaki. 3.
Penambahan bollard pada segmen 2 yang memiliki ketinggian trotoar sekitar 10 cm, agar kendaraan tidak parkir atau melewati jalur pedestrian. Dan penambahan sarana peneduh yaitu kanopi atau urban umbrella yang dipasang pada jalur pedestrian bagian kiri dan kanan di sepanjang segmen 2 di kawasan Jalan Kamboja.
4.2 Saran Berdasarkan hasil-hasil kesimpulan yang telah diuraikan diatas, penulis bermaksud memberikan saran-saran untuk peningkatan jalur pedestrian untuk memberikan aspek kenyamanan yang lebih baik/lebih nyaman dari kondisi jalur pedestrian yang telah didapat dari serangkaian hasil analisis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Perlunya penambahan peneduh baik berupa pohon/shelter/lainnya untuk memberikan keteduhan bagi pejalan kaki terutama disiang hari.
2.
Perlunya pengelolaan lebih lanjut dan pemeliharaan rutin serta penegasan aturan yang jelas mengeai sirkulasi dalam hal pemanfaatan jalur pedestrian.
3.
Mengevaluasi seluruh aspek – aspek mengenai perbaikan dan peningkatan kondisi yang sudah ada sekarang perlu dilakukan. Selain itu dengan peningkatan-peningkatan tersebut denggan harapan banyak masyarakat lebih menyenangi jalan kaki sebagai transportasi
sekunder masyarakat untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang bersih, indah dan bebas polusi. 4.
Perlunya usaha persuasif untuk mengajak masyarakat menggunakan jalur pedestrian dalam beraktifitas disekitar Jl. Kamboja untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang dapat menimbulkan kemacetan dan polusi udara sekitar perkotaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, Niniek. 2009. Pedestrian ways dalam Perancangan Kota. Klaten : Yayasan Humaniora. Muslihun, Muhammad. 2013. Studi Kenyamanan Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Jalur Pedestrian Di Jalan Protokol Kota Semarang (Studi Kasus Jalan Pahlawan). Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Nurhidayanti, Rahman. 2014. Studi Kenyamanan Jalur Pedestrian Pada Kawasan Waterfront (Studi Kasus : Jalan Penghibur Dan Jalan Somba Opu), Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin UU No.22 Tahun 2009 pasal 131