BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk mencapai sesuatu. Motivasi boleh juga dikatakan sebagai rancangan atau kehendak untuk menuju kejayaan dan mengelakkan dari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah adalah proses menghasilkan tenaga oleh keperluan diarahkan untuk mencapai sesuatu. Seseorang yang mempunyai motivasi bermakna ia telah memperoleh kekuatan untuk mencapai kecemerlangan dan kejayaan dalam kehidupan. Dalam kumpulan kelompok, motivasi menjadi penggerak kepada kejayaan kumpulan. Dengan adanya motivasi, maka wujudlah kerjasama, kerjasama, sifat suka tolong-menolong antara satu sama lain. Motivasi
memainkan
peranan
yang
sangat
penting
dalam
bidang
pendidikan. Guru dan murid memerlukan motivasi untuk mengerakkan dirinya untuk mencapai kualiti kerja atau kejayaan yang lebih lebih cemerlang. Di sini motivasi motivasi boleh ditakrifkan sebagai kebolehan atau persetujuan yang dilaburkan untuk mengembangkan tenaga demi mencapai suatu penghargaan. penghargaan. Oleh yang demikian motivasi adalah merupakan keadaan apabila keperluan manusia itu dipenuhi dengan diberi ganjaran dan sesuatu status yang baik. Ekoran daripada itu, mereka akan bekerja dengan lebih baik baik karena tiada lagi kebimbangan, rasa selamat dan kehidupan yang terjamin telah tersedia tersedia untuk mereka. Begitu juga dengan kepuasan, jika seseorang itu diberi motivasi, maka secara tidak langsung kehendak mereka telah dipenuhi . Terpenuhnya kehendak dan kemauan oleh seseorang itu boleh memberikan suatu kepuasan yang tidak terhingga pada diri seseorang. Pada masa yang sama guru juga menjadi “motivator” kepada pelajar -pelajarnya -pelajarnya untuk berjaya dalam kehidupan mereka. Seorang guru yang baik mesti mempunyai motivasi yang dinamik, cakap dan sentiasa berusaha untuk memajukan serta meningkatkan pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah. Guru yang 1
bermotivasi juga mempunyai tenaga untuk menjadi penggerak kepada pelajar pelajarnya. Pelajar yang bermotivasi ialah pelajar yang mempunyai minat untuk belajar dan
mencapai sesuatu. Mereka akan mendengar dan memberikan perhatian
sepenuhnya kepada pelajarannya. Mereka aktif di dalam dan di luar kelas, mudah bertindak dan sedia menerima teguran dan arahan guru. Mereka boleh berdikari dan suka memberikan pandangan dan pendapat dalam kelas. Pelajar-pelajar seperti ini mempunyai penggerak dalam dirinya untuk mencapai kecemerlangan akademik dan juga dalam hidup keseluruhannya. Oleh itu pengajaran dan pembelajaran yang berkesan di sekolah boleh dicapai melalui guru dan pelajar yang sentiasa bermotivasi. Ahli-ahli psikologi berpendapat bahawa tingkah laku manusia boleh dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adakalanya manusia bertindak berdasarkan perasaan dan nalurinya sendiri dan juga kadang-kala dipengaruhi oleh persekitaran sekeliling. Melalui apa cara pun, manusia bertindak untuk mencapai sesuatu matlamat dan ia akan mencari jalan yang paling mudah untuk mancapai matlamat tersebut. Apa yang mendorong manusia bertindak untuk sesuatu tujuan itu ialah apa yang dinamakan “motivasinya” Untuk memahami dengan lebih mendalam tentang tindakan manusia ini kita perlulah mengkaji beberapa teori yang berkaitan. Jadi teori yang akan diketengahkan disini ialah tentang teori motivasi “Maslow”. Teori Maslow ini dapat memotivasi manusia untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cendrung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau hirerarki kebutuhan, yaitu : ☻ Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan. ☻ Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental psikologikal dan intelektual. ☻ Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain dan mencintai orang lain. 2
☻ Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbolsimbol status. ☻ Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut : 1) Apa lima jenis hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow? 2) Apakah kebutuhan manusia berjenjang ? 3) Bagaimana peranan teori Abraham Maslow dalam aktualisasi kehidupan ?
C. Tujuan Masalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan: 1) Untuk mengetahui apa lima jenis hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow 2) Untuk mengetahui Apakah kebutuhan manusia berjenjang 3) Untuk mengetahui peranan teori Abraham Maslow dalam aktualisasi kehidupan
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut Luthans (2006) motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Menurut Terry dan Rue dalam Suharto dan Budi Cahyono (2005) mengatakan motivasi adalah “…getting a person to exert a high degree of effort…” yang artinya adalah “motivasi membuat seseorang untuk bekerja lebih berprestasi”. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer/ pimpinan membagikan pekerjaan kepada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Dari defenisi di atas tersebut dapat dijelaskan bahwa pimpinan harus mengetahui apa dan bagaimana yang harus dipenuhi (pemuas kebutuhan karyawan) sehingga dapat menjadi daya pendorong bagi karyawan untuk berperilaku ke arah tercapainya tujuan perusahaan. Dalam pemberian motivasi seluruh perusahaan mempunyai kesamaan tujuan untuk merangsang dan mendorong individu agar bekerja lebih giat, efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari pemberian motivasi menurut Hasibuan (2005) yaitu: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja 2. Meningkatkan prestasi kerja 3. Meningkatkan kedisiplinan 4. Mempertahankan kestabilan perusahaan
4
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan 9. Meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku Dalam hal pemberian motivasi ini pimpinan harus mampu melihat situasi serta suasana kerja para karyawan pada saat bekerja, hal ini berguna untuk memberikan motivasi pada saat kapan para karyawan diberikan motivasi, baik itu motivasi positif maupun negatif. Secara garis besarnya, menurut Hasibuan (2005) motivasi terdiri dari: 1. Motivasi positif (incentive positif ), maksudnya memotivasi (merangsang) seseorang dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi. Dengan motivasi positif, semangat kerja orang tersebut akan meningkat karena umumnya manusia senang yang baik-baik saja. 2. Motivasi negatif (incentive negatif ), maksudnya memotivasi seseorang dengan memberi hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik, dengan motivasi negatif ini semangat bekerja orang itu dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam praktiknya kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh suatu perusahaan. Insentif (positif/negatif) harus sesuai dengan perjanjian, penggunaan harus tepat dan seimbang agar dapat meningkatkan semangat kerja serta dapat meraih prestasi kerja yang diinginkan. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif dapat efektif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif sangat efektif untuk jangka pendek. Akan tetapi kita harus konsisten dan adil dalam menerapkannya.
5
B. Teori Motivasi Menurut Abraham Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merupakan gerakan psikologi yang merasa tidak puas dengan psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan mencari alternatif psikologi yang fokusnya adalah manusia dengan ciri eksistensinya. Gerakan ini kemudian dikenal dengan psikologi humanistik (Misiak dan Sexton, 1988). Maslow menamakan psikologi humanistik sebagai “kekuatan yang ketiga”, disamping psikologi behavioristik dan psikoanalisa sebagai kekuatan pertama dan kekuatan kedua. Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya yang tercermin dalam bukunya “Motivation and Personality”. Ia mengajukan teori tentang hierarchy of needs. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah sebagai berikut :
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
6
1) Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah) Kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Teori ini bisa dikatakan sebagai suatu hal yang memang mendasari seseorang untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan kebutuhan ini. Example, Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, rumah, kendaraan dll, yang merupakan kebutuhan pokok, menjadi motif dasar dari karyawan itu sendiri mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi. 2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatannya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya. Example, kebutuhan ini lebih dibutuhkan bagi seseorang yang bekerja dalam organisasi yang menghasilkan produk berupa barang, tidak hanya keselamatan dan keamanan dalam kedudukan, tetapi keamanan dan keselamatan pekerjaan itu sendiri, seperti para buruh yang bekerja pada pabrik yang mengolah bahan kimia, mereka butuh rasa keamanan yang tinggi. 3) Kebutuhan sosial (Social Needs) Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi. Example, biasa lebih diperlukan oleh karyawan yang diharuskan bekerja dibalik meja atau computer, terutama seperti mereka yang bekerja sebagai administrator dalam suatu jejaring sosial, meskipun mereka bisa bersosialisasi lewat dunia maya, tetap saja mereka membutuhkan kehadiran orang-orang sekitar yang dapat diajak kerja sama dan bisa diajak berbicara sambil menunjukkan emosinya.
7
4) Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs) Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan
simbol-simbol
dalam
status
seseorang
serta
prestasi
yang
ditampilkannya. Example, setiap karyawan memiliki prestasi masing-masing, dalam hal itu mereka berkompetisi dalam menyelesaikan tugas sebaik baiknya, setelah pencapaian usaha mereka dinilai baik oleh organisasi dan atasan, biasanya mereka diberikan piagam, atau suatu emblem yang dapat menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang berhasil dalam bidangnya sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Kebutuhan akan hal tersebut memancing mereka untuk terus giat menapaki bidangnya masing-masing. 5) Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization) Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi. Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi. Kebutuhan-kebutuhan
yang
disebut
pertama
(fisiologis)
dan
kedua
(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan 8
intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual. Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya
pemahaman
tentang
unsur
manusia
dalam
kehidupan
organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua, dalam hal ini keamanan sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya. Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa : a. Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
9
b. Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. c. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu. C. Aktualisasi Teori Maslow
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat
aplikatif.
Maslow
menggambarkan
manusia
yang
sudah
mengaktualisasikan diri sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan, dengan mengidentifikasikan 15 ciri orang yang telah mengaktualisasikan diri sebagai berikut: ☻ Memiliki persepsi akurat tentang realitas. ☻ Menikmati pengalaman baru. ☻ Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak. ☻ Memiliki standar moral yang jelas. ☻ Memiliki selera humor. ☻ Merasa bersaudara dengan semua manusia. ☻ Memiliki hubungan pertemanan yang erat. ☻ Demokratis dalam menerima orang lain. ☻ Membutuhkan privasi. ☻ Bebas dari budaya dan lingkungan. ☻ Kreatif. ☻ Spontan. ☻ Lebih berpusat pada permasalahan, bukan pada diri sendiri. ☻ Mengakui sifat dasar manusia. ☻ Tidak selalu ingin menyamakan diri dengan orang lain. 10
Agar menjadi orang yang sudah mencapai aktualisasi diri, tidak selalu dengan menampilakan semua ciri tersebut dan tidak hanya orang yang sudah mengaktualisasikan diri yang menampilakan ciri-ciri tersebut. Namun, orangorang yang menurut Maslow adalah orang yang mengaktualisasikan diri umumnya lebih sering menampilkan ciri-ciri tersebut dibandingkan kebanyakan dari kita. Sebagian besar dari lima belas ciri tersebut sudah jelas dengan sendirinya, tetapi kita mungkin bertanya-tanya tentang pengalaman puncak (experience peak). Maslow mendefinisikan pengalaman puncak sebagai saat-saat tatkala dunia tampak utuh dan orang itu merasa selaras dengannya. Pengalaman puncak selalu melekat dalam diri kita dan mengubah persepsi kita mengenai dunia agar menjadi lebih baik lagi. Bagi sebagian orang, pengalaman puncak diasosiasikan dengan agama, tetapi bisa juga tercetus melalui seni, musik, dan momen-momen yang memerlukan pengambilan resiko. Maslow tidak menyamakan aktualisasi diri dengan kesempurnaan. Orang-orang yang bisa mengaktualisasikan diri pada dasarnya hanya memenuhi potensi dirinya sendiri. Dengan demikian, seseorang bisa saja menjadi tolol, boros, sombong dan tidak sopan sekaligus, tetapi masih tetap bisa mengaktualisasikan dirinya. Orang yang mampu mencapai aktualisasi diri hanya kurang dari satu persen, sebab tidak banyak dari kita yang bisa memenuhi semua kebutuhan yang lebih rendah dalam hierarki. PRESENTASI PEMENUHAN KEBUTUHAN NO
KEBUTUHAN
PRESENTASE
TERPUASKAN
TERPUASKAN
1
Fisiologis
85%
2
Keamanan
70%
3
Dicintai dan Mencintai
50%
4
Self esteem
40%
5
Aktualisasi diri
10%
11
D. Implementasi Teori Maslow dalam Kehidupan
Seorang karyawan, jika sudah memenuhi kebutuhan hirarki maslow dari kebutuhan fisiologis, seperti membangun rumah tangganya dengan hasil gaji yang di capai, merasa aman dan nyaman dengan perusahaan yang disana ia meniti karirnya, hingga kebutuhan self esteem (harga diri/pengakuan diri) yang dalam arti karyawan tersebut sudah tercatat sebagai karyawan yang bisa naik jabatan atau dipromosikan mengisi kursi manajer, kemudian mengaktualisasi dirinya dengan mengikuti seminar-seminar yang membangun jiwa kepemimpinannya, hingga ketika ia mendapatkan prestasi sebagai manajer, kemudian ia melakukan aktualisasi lebih lanjut dengan memberi motivasi terhadap bawahannya.
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita tarik benang merah yaitu sebagai berikut : 1. Hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow ☻ Kebutuhan fisiologis ☻ Kebutuhan akan rasa aman ☻ Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki ☻ Kebutuhan akan prestasi ☻ Kebutuhan aktualisasi diri 2. Kebutuhan manusia menurut maslow berjenjang dan apabila kebutuhan satu telah terpenuhi maka berpindah kepada kebutuhan yang lainnya dan begitu seterusnya sampai seluruh kebutuhan manusia terpenuhi. 3. Peranan teori Abraham Maslow dalam mengaktualisasikan diri dalam kehidupan sangat membantu dalam bidang ilmu pengetahuan serta dalam kehidupan dunia kerja
13
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta http://teorimotivasiabrahammaslow-implikasinya.html http://teorimaslow.html .
14