MAKALAH TEKNIK PRODUKSI KAPAL PROSES LAUNCHING KAPAL SETELAH PRODUKSI
Disusun oleh : 1. Egi Juniawan
21090110110011
2. Carminto
21090111120002
3. Moh. Resi Trimulyawijaya S
21090111120003
4. Adi Priandiko
21090111120012
5. Roni Rahmad S
21090111120016
6. Marsaut Maurit R
21090111120020
7. Mita Ardiana
21090111130025
8. Muhammad Jordi
21090111130052
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERKAPALAN FAKULAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapal merupakan kendaraan penangkut penumpang di laut, pada semua daerah yang mempunyai perairan tertentu. Sejak dahulu, orang sudah menggunakan kapal sebagai sarana transportasi laut. Hal ini sudah menjadi kebiasaan hubungan antara kelompok orang dengan kelompok orang lainnya. Semua ini diperlukan sebagai sarana transportasi laut. Alat untuk transportasi itu adalah kapal atau perahu. Dengan menggunakan kapal, orang akan dapat menuju ke suatu tempat untuk tujuan tertentu. Kapal berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi beberapa jenis kapal, dan dalam produksi atau pembuaannya kapal tidak diproduksi secara masal. Hal ini dikarenakan sebuah kapal dibuat jika ada pemesanan (made to order product) yang harus memperhatikan jenis muatan, rute pelayaran, kecepatan dinas, jenis bahan, dan nilai ekonomis. Dalam proses pembangunan (fabrikasi/perakitan) suatu kapal harus dilakukan tahap demi tahap yang dimulai dari preparation, sub assembly, assembly, block , dan erection. Dan pada akhirnya setelah kapal tersebut telah selesai dibangun maka akan dilakukan suatu proses peluncuran (launching ) suatu kapal.
1.2 Tujuan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini antara lain : 1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis launching kapal. 2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana proses launching kapal. 3. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses launching kapal.
1.3 Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan launching kapal? 2. Sebutkan jenis-jenis launching kapal dan jelaskan bagaimana prosenya? 3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses launching kapal?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Launching Kapal
Launching kapal adalah peluncuran atau menurunkan kapal dari landasan peluncuran ke air yang disebabkan oleh gaya berat kapal atau dengan memberikan gaya dorong tambahan yang bekerja pada bidang miring kapal. Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik kapal telah mencapai lambung dan bangunan atas (stern arrangement, zinc anode, sea chest), Radiographi Test (RT) atau X-Ray terhadap las-lasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan oleh biro klasifikasi dan tes kebocoran (leak test). Sisa pekerjaan fisik pembangunan selanjutnya diselesaikan dalam keadaan terapung di atas permukaan air.
2.2 Jenis Peluncuran
Peluncuran kapal pada umumnya dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : a. Peluncuran memanjang (End Launching) Peluncuran memanjang adalah peluncuran dimana sumbu memanjang kapal terletak tegak lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu. Pada peluncuran memanjang, buritan kapal diarahkan ke air sehingga buritan akan terkena air terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya :
Linggi belakang tidak terbentur pada landasan.
Pada waktu kapal masuk ke air, maka dapat mengurangi laju kecepatan meluncurnya kapal.
Menambah gaya angkat ke atas pada waktu kapal diluncurkan.
Proses peluncuran kapal secara memanjang terdiri dari tiga periode luncur, yaitu antara lain : 1. Periode I
: Periode dimana kapal mulai bergerak di atas landasan luncur
hingga kapal mulai menyentuh permukaan air. 2. Periode II
: Tahap peluncuran yang dimulai dari akhir periode I sampai kapal
mulai mengapung di air karena gaya apung kapal tersebut (mendapat gaya tekan ke atas).
3. Periode III : Tahap peluncuran dimulai dari akhir periode II sampai kapal meninggalkan landasan luncur dan terapung bebas (tidak menyentuh landasan).
Seiring dengan perubahan zaman dan semakin pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi serta permintaan pasar yang semakin tinggi terhadap proses peluncuran kapal agar dalam proses peluncuran tersebut dapat berjalan dengan baik, aman dan tepat waktu. Proses peluncuran kapal dengan metode end launching yang menggunakan sepatu luncur masih banyak di temukan kendala yang dapat mengurangi efektifitas waktu dan sering terjadi deformasi akibat dari pengaruh kontak langsung antara lambung kapal dengan material yang keras, yang terdapat pada sepatu luncur ( sliding ways). Sejalan dengan tuntutan pasar untuk dapat melakukan peluncuran kapal dengan lebih baik dan smooth, maka di perlukan adanya sarana tambahan untuk dapat mengakomodir
aktivitas
peluncuran
kapal
yang
akan
diluncurkan,
dikengembangkan fasilitas peluncuran yang memiliki landasan (ramp way) yang awalnya menggunakan sepatu luncur untuk proses peluncuran kapal diganti dengan menggunakan ship air bags. Ship air bags adalah balon bertekanan udara yang mempunyai tekanan kerja tertentu untuk dapat mengangkat beban yang di sesuaikan dengan tekanan keja menurut standart dan regulasi yang ada. Dengan ship air bags deformasi yang terjadi dapat berkurang dan tidak adanya cacat-cacat setelah peluncuran. Dengan hadirnya ship air bags ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang tinggi terhadap permintaan konsumen, sehingga meningkatkan mutu dari perusahaan.
b. Peluncuran Melintang (Side Launching) Peluncuran melintang adalah peluncuran dengan sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai. Peluncuran melintang biasanya hanya digunakan apabila dalam keadaan terpaksa, seperti bila permukaan air (water front) di depan landasan sempit. Proses peluncuran kapal secara melintang terdiri dari empat periode luncur, yaitu antara lain : 1. Periode I
: Berawal saat kapal mulai bergerak dan berakhir saat titik berat
kapal berada tepat diatas ujung landasan. Gaya yang bekerja pada kapal adalah
gaya berat dan reaksi landasan. Kapal bergerak dengan kecepatan sebanding dengan kemiringan landasan. 2. Periode II : Dimulai dengan berakhirnya fase pertama dan berakhir saat badan kapal tepat menyentuh air. Gaya yang bekerja pada kapal adalah tetap gaya berat kapal dan gaya reaksi landasan. kapal melakukan gerak lurus sepanjang landasan dan gerak putar dengan ujung landasan sebagai sumbu putar. Jika ujung landasan berada dibawah permukaan air, mungkin fase kedua ini tidak ada. 3. Periode III : Dimulai dengan berakhirnya fase kedua dan berakhir saat sepatu luncur meninggalkan landasan. Gaya yang bekerja pada kapal adalah gaya berat, reaksi landasan dan gaya apung serta hambatan air. Kapal tetap melakukan gerak lurus sepanjang landasan dan gerak putar dengan ujung landasan sebagai sumbu putar. 4. Periode IV : Dimulai dengan berakhirnya fase ketiga dan berakhir saat kapal berhenti bergerak. Gaya yang bekerja adalah gay aberat kapal, gaya apung dan hambatan air. Kapal melakukan gerak lurus dan gerak ayun maupun putar (rolling) dengan redaman.
c. Peluncuran dengan Pengapungan (floating launching) Peluncuran dengan pengapungan, kapal dibangun di dalam dock gali (graving dock) atau galangan terapung (floating dock). Proses pengapungan dilakukan dengan memompa air ke dalam graving dock atau floating dock hingga konstruksi kapal akan terapung dengan sendirinya, selanjutnya pintu dock dibuka (pada graving dock ) dan kapal ditarik keluar dari dock dengan bantuan kapal tarik (tug boat). 2.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan pada Proses Peluncuran Kapal
Di dalam proses peluncuran kapal, maka untuk mengurangi terjadinya gesekan antara peluncuran dengan landasan diberikan bahan pelumas yang terdiri dari bahan campuran kapur, gemuk, dan parafon. Besarnya ta hanan yang disebabkan oleh gesekan ini tergantung dari :
Macam bahan pelumas
Tekanan rata-rata dari peluncur terhadap landasan
Suhu udara pada waktu peluncuran dilaksanakan
Kecepatan peluncuran
Ada beberapa hal yang perlu diperhaikan dalam proses peluncuran kapal, yaitu : 1. Saat akan melakukan peluncuran kapal kita harus mempersiapkan dokumen s tabilitas kapal, misalnya bonjean. 2. Harus memperhatikan case saat dilakukan peluncuran, misalnya bagaimana saat kapal terkena rolling , kapal kandas ( grounding ), gaya reaksi block waktu menopang lunas kapal, 3. Hal yang harus diperhatikan saat melakukan peluncuran kapal dengan metode end launching antara lain : water level, water front, sliding way, jarak bebas kolam labuh, treshold , sarat kapal. 4. Gaya reaksi gravitasi juga harus diperhitungkan, karena akan mempengaruhi posisi kapal saat peluncuran, bouyancy kapal.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Launching kapal adalah peluncuran atau menurunkan kapal dari landasan peluncuran dengan menggunakan gaya berat kapal atau dengan memberikan gaya dorong tambahan yang bekerja pada bidang miring kapal. Jenis-jenis launching kapal :
Peluncuran memanjang (End Launching)
Peluncuran melintang (Side Launching)
Peluncuran dengan Pengapungan (floating launching)
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan proses launching : 1. Untuk proses launching kapal yang menggunakan Ship Air Bags perlu dilakukan penyesuaian terhadap Ship Air Bags yang akan dioperasikan pada kapal-kapal yang memiliki bentuk V-Shape atau kapal dengan rise of floor . 2. Untuk perusahaan atau galangan yang menggunakan fasilitas Ship Air Bags disarankan untuk memastikan kapasitas bearing pada winch yang akan digunakan sebagai alat penarikan. 3. Agar memastikan bahwa semua peralatan yang mendukung proses launching tersebut harus tersertifikasi oleh asosiasi yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin. 2011. Teknik Produksi Kapal. Makasar. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Hibah Penulisan Buku ajar
http://cyberships.wordpress.com/
http://inilahinfo.blogspot.com/2012/08/proses-peluncuran-kapal-pertama-kali-di.html
http://boatindonesia.com/2012/04/peluncuran-dan-docking-metode-naik-turun-kapal-boatdarat-ke-air-dan-sebaliknya/
http://bagusrengga.wordpress.com/2011/06/13/peluncuran-kapal/
http://thewavemaker.wordpress.com/tag/kapal/