BAB 1
(PENDAHULUAN )
LATAR BELAKANG
Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat
terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama. Oleh karena itu,
tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang
ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun
Iman, terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan
Islam terhadap hal-hal yang "ghoib" yang hanya dapat diyakini secara
transedental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar
manusia. Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah terdiri dari: 1) iman
kepada Allah 2) iman kepada Malaikat-malaikat Allah 3) iman kepada Kitab-
kitab Allah 4) iman kepada Rasul-rasul Allah 5) iman kepada hari Kiamat dan
6) iman kepada Qada dan Qadar
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib
dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah
keimanannya, sehingga mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu
kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Diharapkan kajian ini dapat menambah pemahaman kita mengenai pentingnya
rukun iman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Rumusan Masalah
Apa pengertian dari Aqidah ?
Apa saja ruang lingkupnya ?
BAB 2
( PEMBAHASAN )
PENGERTIAN AKIDAH DAN RUANG LINGKUPNYA
Pengertian Akidah
Kata Akidah berasal dari bahasa Arab yaitu al-'aqdu yang berarti ikatan ,
al-tautsiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu
yang artinya mengokohkan ( menetapkan ), dan ar-rabthu biquwwah yang
berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah ( terminologi ) :
aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit
pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, aqidah islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada
Allah dengan segala pelaksanaan dan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-
Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-
Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang
telah shahih tentang prinsip –prinsip Agama ( Ushuluddin ), perkara-perkara
yang ghaib,beriman kepada apa yang menjadi ijma'( konsensus ) dari Salafush
Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i( pasti ), baik secara ilmiah
maupun secara alamiah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dn As-Sunnah
yang Shahih serta ijma' Salaf as-Shalih.
Ruang Lingkup Aqidah
Obyek materi pembahasan mengenai aqidah pada umunya adalah Arkan Al-Iman ,
yaitu :
a. Iman kepada Allah SWT. b. Iman kepada Malaikat c. Iman kepada kitab-
kitab Allah. d. Iman kepada Rasul-rasul Allah . e. Iman kepada hari kiamat
f. Iman kepada Qada dan Qadar (Takdir )
Iman kepada Allah SWT.
Pengertian iman kepada Allah SWT ialah :
-Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
-Membenarkan dengan yakin ke-Esaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya
menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap
makhluk-Nya.
-Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat
sempurna, suci dari sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala
yang baru (makhluk ).
Allah Zat yang Maha Mutlak itu, menurut ajaran Islam, adalah Tuhan Yang
Maha Esa. Segala sesuatu yang mengenai Tuhan disebut ketuhanan.
Firman Allah QS. Al-Baqarah (2):163 yang artinya :
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan ( yang berhak
disembah ) melainkan Dia , Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Al-Q-ur'an telah memberikan petunjuk, cara bagaimana memperoleh keimanan
terhadap aqidah pokok. Selanjutnya, Al-Qur'an memberikan pula petunjuk
sekitar ketuhanan dengan menerangkan nama. Nama dan sifat Tuhan, yang
menggambarkan Zat Allah, kekuasaan-Nya, kebijaksanaan-Nya, sifat-sifat
kesempurnaan-Nya dan Wajib Dia Kita imani.
Dalam mengimani Allah SWT. Bukan berarti Al-Qur'an memperkenalkan Allah
SWT. Sebagai sesuatu yang bersifat ide atau material, yang tidak dapat
diberi sifat atau gambaran dalam kenyataan atau dalam keadaan yang
dijangkauoleh akal manusia.
Karena itu Al-Qur'an menempuh cara pertengahan dalam memperkenalkan Tuhan.
Sifat-sifat Allah menurut Al-Qur'an antara lain Maha Mendengar, Maha
Melihat, Hidup, Berkehendak, Ar-Rahm, menghidupkan dan mematikan. Firman
Allah QS. Al-A'raf (7):80 yang artinya :
Dan ( Kami juga telah mengutus ) Luth ( kepada kaumnya ). ( Ingatlah )
tatkala dia berkata kepada mereka : " Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun ( di dunia ini
) sebelummu ?
Ayat di atas mengajak manusia untuk berdoa / menyeru-Nya dengan sifat-sifat-
Nya, nama-nama yang terbaik itu dalam arti mengajak untuk menyesuaikan
kandungan permohonan dengan sifat yang di sandang Allah, sehingga jika
seorang memohon rezeki ia menyeru Allah dengan sifat ar-Razzaq ( Pemberi
Rezeki ).
Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala
perbuatan dengan beribadah kepada-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya, mengakui bahwa Allah SWT. Bersifat dari
segala sifat, dengan ciptaan-Nya di muka bumi sebagai bukti dari
keberadaan, kekuasaan, dan kesempurnaan Allah SWT.
Keyakinan kepada para Malaikat
MAN KEPADA MALAIKAT
Dari segi etimologi iman artinya percaya dan membenarkan. Iman berasal dari
kata amana-yu'minu imanan. Pengertian secara terminologi memiliki arti
meyakini di dalam hati, mengucapkan dengan lisan (lidah) dan
mengaplikasikan dalam perbuatan sehari-hari
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa iman mencakup tiga aspek,
yaitu pembenaran dalam hati, ucapan dengan lisan dan pembuktian dengan amal
perbuatan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Salah satu aspek keimanan yang harus kita jalani adalah iman kepada hal-hal
gaib. Di dalamnya termasuk makhluk yang bernama malaikat.
Kata malaikat adalah jamak dari kata malakun yang artinya utusan. Menurut
terminologi malaikat adalah makhluk rohani yang bersifat gaib, diciptakan
dari nur, selalu taat, tunduk serta patuh kepada Allah SWT dan tidak pernah
ingkar kepadanya. Mereka tidak membutuhkan makan, minum atau tidur. Mereka
tidak memiliki keinginan apapun secara fisik, serta menghabiskan waktunya
siang dan malam hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Beriman kepada malaikat berarti memercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah
SWT telah menciptakan makhluk bernama malaikat. Mengimani keberadaan
malaikat merupakan hal yang sangat penting. Kepercayaan tersebut akan
memurnikan amalan umat islam dari segala bentuk kesyirikan.
Secara tersirat, QS Al Baqarah ayat 2-3 memberi penjelasan bahwa beriman
kepada malaikat adalah pangkal keimanan kepada wahyu yang diturunkan Allah
SWT kepada para rasul-Nya. Hal itu disebabkan, Allah SWT menurunkan wahyu
kepada para rasul-Nya melalui perantara Malaikat Jibril.
Demikian pula sebaliknya, jika ada orang yang mendustakan keberadaan
malaikat berarti ia telah mendustakan wahyu dan kitab-kitab Allah SWT dan
mendustakan risalah para rasul.
Hikmah Beriman Kepada Malaikat
1. Tidak sombong, karena malaikat tidak punya sifat sombong
2. Memperkuat keimnan kepada Allah, karena malaikat senantiasa bertasbih
kepada-Nya
3. Suka mendo'akan kebaikan dan ampunan bagi orang lain, sesuai degan sifat
malaikat
4. Mengingat akan adanya balasan Allah pada saat malaikat mencabut nyawa
5. Menghindari keinginan untuk berbuat dosa karena malaikat selalu mencatat
segala amal baik dan buruk manusia
6.
Perbedaan Manusia Dengan Malaikat
Manusia
1. Diciptakan dari tanah dan berjenis kelamin
2. Diciptakan lebih akhir dari malaikat
3. Tidak termasuk makhluk gaib
4. Ada yang ingkar kepada Allah
5. Diciptakan mempunyai nafsu
6. Berpasangan, memproduksi keturunan
Malaikat
1. Diciptakan dari cahaya dan tidak berjenis kelamin
2. Diciptakan lebih dahulu
3. Termasuk makhluk gaib
4. Semua taat kepada Allah
5. Tidak mempunyai nafsu
6. Diciptakan tidak berpasangan
Tugas Malaikat
1. Perantara untuk menyampaikan wahyu Allah Kepada para nabi dan rasul
2. Perantara untuk menguatkan hati orang beriman
3. Perantara dalam melaksanakan hukum Allah
4. Penolong dan mendoakan manusia
5. Memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal kerohanian
6. Memberikan ilham kepada hati manusia untuk berprilaku baik
7. Mencatat segala perbuatan manusia
8. Mencabut nyawa manusia
Macam-macam Malaikat
Malaikat mempunyai jumlah yang tak terhitung banyaknya. Umat islam
diwajibkan mengetahui sepuluh malaikat yang utama. Sepuluh malaikat
tersebut memiliki tugasnya masing-masing, yaitu sebagai berikut ini.
1. Jibril
Nama lainnya adalah Rūhul-Amin dan Ruhul-Qudus. Tugasnya adalah
menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul. Hal itu dijelaskan Allah Swt
dalam QS Asy-Syu'ara ayat 193-195 :
"Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas."
2. Mikail
Tugasnya adalah mengurusi kesejahteraan makhluk hidup. Misalnya, menurunkan
dan mengalirkan hujan ke wilayah-wilayah yang diperintahkan Allah Swt.,
serta mengatur angin dan awan. Tidak ada setetes air pun yang turun dari
langit, kecuali pada saat itu ada malaikat yang menentukan tempat
menetesnya di muka bumi ini.
QS Al-Baqarah ayat 98 Allah SWT berfirman "Barang siapa yang menjadi musuh
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka
Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir."
3. Israfil
Tugasnya adalah meniup sangkakala (trompet) yang menandai datangnya hari
kiamat. Israfil meniup trompet itu sebanyak tiga kali. Tiupan pertama
mengejutkan seluruh makhluk, tiupan kedua mematikan seluruh makhluk, dan
tiupan ketiga membangkitkan umat manusia untuk menghadap sang pencipta.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an Surah Yasin Ayat 51 "Dan ditiuplah
sangkalala*, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya
(menuju) kepada Tuhan mereka."
*Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua yang sesudahnya bangkitlah
orang-orang dalam kubur.
4. Izrail
Tugasnya adalah mencabut nyawa manusia dan semua makhluk hidup lainnya.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an Sura An-Nahl Ayat 31, "(yaitu) orang-
orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik* oleh Para Malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum**, masuklah kamu ke dalam
syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
*Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan atau
dapat juga berarti mereka mati dalam Keadaan senang karena ada berita
gembira dari Malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.
**Artinya selamat sejahtera bagimu.
5. Munkar dan Nakir
Munkar dan Nakir adalah dua malaikat yang menanyai manusia di alam kubur.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis berikut ini, "Sesungguhnya seorang
hamba (yang meninggal) apabila telah diletakan di dalam kubur, dia
mendengar suara sendal para pengantarnya yang pulang. Kemudian datanglah
kepadanya dua orang malaikat. Mereka mendudukannya dan bertanya kepadanya
(yang meninggal) "Bagaimana pendapatmu tentang orang ini (Muhammad) ?"
Sesungguhnya orang mukmin akan menjawab, "Aku bersaksi bahwa dia adalah
hamba Allah dan rasul-Nya." Kemudian dikatakan kepadanya, "Lihat tempatmu
di neraka, sesungguhnya Allah telah menggantikan buat kamu tempat di
surga." Maka ia melihat keduanya (surga dan neraka)." (HR. Bukhari dan
Muslim)
6. Rakib dan Atid
Dua malaikat tersebut mempunyai tugas menuliskan amal pekerjaan manusia
sehari-hari. Pekerjaan baik dicatat oleh Malaikat Rakib yang ada di sebelah
kanan manusia dan amal buruk dicatat oleh Malaikat Atid yang berada di
sebelah kiri manusia. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an Surah Qaf Ayat
17-18, " (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya,
seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada
suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat
Pengawas yang selalu hadir."
7. Malik
Malaikat Malik juga dikenal dengan Malaikat Zabaniyah. Ia bertugas menjaga
neraka dan memimpin para malaikat penyiksa penghuni neraka. Allah Swt.
berfirman dalam Surah Az-Zukhruf Ayat 77, "Mereka berseru: "Hai Malik*
Biarlah Tuhanmu membunuh Kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal
(di neraka ini)".
*Malikadalah Malaikat penjaga neraka
8. Ridwan
Bertruga menjaga surga sesuai firman Allah SWT dalam QS Az-Zumar : 73 "Lalu
seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya"
Menurut Abu A'la Al Maududi, seorang tokoh pembaru dari Pakistan, beriman
kepada malaikat akan memurnikan dan mebebaskan konsep tauhid dari perbuatan-
perbuatan syirik. Hal itu juga sejalan dengan beberapa hadis Nabi Muhammad
Saw. yang melarang umat islam untuk menyambah malaikat.Dengan mengimani
keberadaan malaikat, umat islam juga menyadari bahwa tugas-tugas dan
kewajiban yang dijalankan malaikat sangat dekat dan berkaitan erat dengan
kehidupan manusia. Dengan memahami hal itu, umat islam akan terdorong untuk
mengerjakan amalan-amalan yang dihadiri dan didoakan malaikat atas perintah
Allah Swt. Di antara amalan-amalan tersebut adalah.
( Mengerjakan ibadah pada malam Lailatul Qadar.
( Membaca Al-Qur'an dan berzikir kepada Allah Swt.
( Mengerjakan kebajikan.
( Menuntut ilmu yang bermanfaat.
( Berjalan menuju masjid.
( Mengerjakan salat berjamaah pada saf yang pertama.
( Hadir lebih awal ketika mengerjakan salat jum'at.
( Memberikan sedekah dan infak dalam kebaikan.
( Mengerjakan ibadah haji dan wukuf di arafah.
( Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
( Mengunjungi orang yang sakit.
( Tidur dalam keadaan berwudhu.
Demikian pula sebaliknya, dengan beriman kepada malaikat, umat islam akan
menjauhi amalan-amalan yang dilaknat dan dijauhi oleh malaikat atas
perintah Allah Swt. Di antara amalan-amalan tersebut adalah.
( Hidup dalam kekafiran.
( Melindungi orang yang mendustakan ajaran agama.
( Mencaci-maki sahabat Nabi Muhammad Saw.
( Mengacung-acungkan besi kepada saudaranya dengan tujuan menakut-nakuti.
( Mengerjakan kemaksiatan di dalam rumah, seperti mabuk-mabukan.
( Meletakkan anjing dan patung di dalam rumah.
Dengan mengerjakan dan menjauhi dua macam perbuatan di atas, umat islam
akan makin bertambah tebal keimanannya kepada Allah Swt. Pada akhirnya, hal
itu mengangkat dan meninggikan derajat manusia itu sendiri.
Harapan Kita Mengimani Para Malaikat, mengerjakan Amalan-amalan yang
dido'akan oleh Malaiakat, seperti membaca Al-Qur'an, selalu Zikir Kepada
Allah SWT dan mengunjungi orang yang sedang sakit, menjauhi amal-amal yang
dilaknat oleh Malaikat seperti memelihara anjing dan memajang patung di
dalam rumah, mencaci maki kepada sesama dan menghindari dari kekufuran
Keyakinan pada Kitab-kitab suci
Iman kepada kitab-kitab suci dalam Islam merupakan kestuan yang tidak dapat
terpisahkan dengan Iman kepada Allah, firman Allah yang artinya :
Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang telah diturnkah tuhannya
kepadanya, demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya, (
mereka mengatakan )" kami tidak membeda bedakan antara seseorang pun dengan
yang lain dari rasul-rasul-Nya" dan mereka mengatakan "kami dengar dan kami
taat ( mereka berdoa ) : ampunilah kami, ya tuhan kami, dan kepada
engkaulah tempat kembali . ( QS. Al-Baqarah, 2:285)
Allah menurunkan wahyu kepada nabi dan rasul , untuk sebagian dari mereka
wahyu itu berkumpul dalam kitab-kitab , antara lain : Zabur, Taurat, Injil,
dan Al-Qur'an.
Pengertian Beriman Kepada Kitab Allah
Menurut bahasa kata kitab artinya buku/surah kiriman dan hukum ( peraturan
). Sedangkan kata iman artinya percaya atau yakin Dari dua pengertian itu
secara terminologi iman kepada kitab-kitab Allah dapat diartikan sebagai
memepercayai atau meyakini bahwa Allah benar-benar menurunkan kitab-kitab-
Nya kepada Rasul-Nya agar kitab-kitabnya itu dijadikan sebagai rambu-rambu
/ pedoman hidup umat manusia agar memperoleh kemudahan / kebahagiaan di
dunia dan akhirat . Atau sebaliknya jika tidak memperhatiakn dan melanggar
rambu-rambu yang telah ditentukan Allah. Kita akan menemui banyak kesulitan
bahkan akan celaka dan menderita seumur hidup .
Pada akhirnya masing-masing manusia mempunyai kehidupan yaitu :
Alam Rahim; Alam Dunia; Alam Barzakh; Alam Akhirat
Setiap manusia pasti melalui keempat alam di atas. Di alam dunia manusia
harus merencanakan dan memikirkan bagaimana kiatnya supaya mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kehidupan di alam barzakh dan akhirat
bersifat individual, artinya sebagai refleksi dan balasan amal-amal masing-
masing selama hidup di dunia.
Cara Beriman Kepada Kitab-kitab Allah
Kitab Allah adalah kitab suci umat islam, sebagai orang islam kita harus
yakin bahwa Kitab Allah adalah firman Allah yang diwahyukan melalui
malaikat Allah kepada nabi Muhammad sebagai nabi terakhir. Dinamakan Al-
Qur'an karena ia merupakan kitab suci yang wajib dibaca dan dipelajari.
Selain itu Al-Qur'an juga dinamakan Al-Kitab ( ketetapan / tulisan ), Az-
Zikr ( peringatan ) dan Al-Furqon ( pembeda antara kebenaran dan kebatilan
).
Al-Qur'an mempunyai tujuan untuk menyempurnakan kitab-kitab terdahulu (
Taurat, Injil, Zabur ) dengan diwahyukannya Al-Qur'an, hapuslah masa
berlaku / tenggangnya kitab-kitab itu. Adapun Al-Qur'an berlaku sampai hari
kiamat yang kan datang .
Dengan demikian, arti kepercayaan kita terhadap kitab-kitab Allah dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Kita wajib mempercayai kitab Zabur, Taurat, Injil yang asli tetapi tidak
wajib mengamalkan isinya karena masa berlakunya sudah habis.
Dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya,
sesuai dengan yang telah dijanjikan Allah dalam kitab suci-Nya.
Kita wajib mempercayai ketiga kitab tersebut sebagai wahyu dari Allah .
Kita tidak boleh mempercayai ketiga kitab tersebut yang telah terhimpun
dalam Bible, apalagi mengamalkan ajarannya .
Kita wajib mempercayai Al-Qur'an serta mengamalkan isinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Hikmah Beriman Kepada Kitab-kitab Allah
Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah dalam kehidupan antara lain, yaitu
:
Mempunyai iman yang kuat dan mantap tanpa ada keraguan sedikitpun.
Selalu berada dalam hidayah dan petunjuk Allah .
Taat beribadah kepada Allah.
Sabar dalam menerima cobaan, selalu bersyukur dan jauh dari sifat sombong
ketika mendapat keberhasilan.
Mempunyai kepekaan/ ketentraman dan keadilan sosial yang tinggi sehingga
memperhatikan lingkungannya dimana dia hidup.
Mempunyai sikap optimis dalam iberibadah kepada Allah, berdasarkan
kepercayaan, bahwa pertolongannya sangat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik (muhsinin).
Fungsi dan Tujuan Diturunkan Kitab-Kitab Allah
a . sebagai pedoman seluruh umat Islam sampai akhir zaman .
b .Al-Qur'an sebagai penawar ( obat ) mujarab terhadap penyakit mental (
rohani ) .
c .Al-Qur'an mengaskan tentang fungsi manusia yang beribadah.
d .Al-Qur'an mendorong umat manusia untuk mempelajari Iptek dan
meningkatkan kearah yang lebih maju.
e . Memperkuat keyakinan kepada kebenaran kerasulannya nabi Muhammad.
f .Sebagai simbol untuk mengatur / tata cara hidup dalam beragam Islam.
KEYAKINAN KEPADA NABI DAN RASUL
Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba. Dinamakan Nabi karena mereka
adalah orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang
diberitahu beritanya (lewat wahyu). Sedangkan kata rasul secara bahasa
berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau memberi arahan.
Definisi secara syar'i yang masyhur, nabi adalah orang yang mendapatkan
wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah
orang yang mendapatkan wahyu dalam syari'at dan diperintahkan untuk
menyampaikannnya.
Beriman kepada Nabi dan Rasul termasuk ushul (pokok) iman. Oleh karena itu,
kita harus mengetahui bagaimana beriman kepada Nabi dan Rasul dengan
pemahaman yang benar. Syaikh Muhammad ibn Sholeh Al Utsaimin menyampaikan
dalam kitabnya Syarh Tsalatsatul Ushul, keimanan pada Rasul terkandung
empat unsur di dalamnya.Perlu diperhatikan bahwa penyebutan empat di sini
bukan berarti pembatasan bahwa hanya ada empat unsur dalam keimanan kepada
nabi dan rasul-Nya.
1. Mengimani bahwa Allah benar-benar mengutus para Nabi dan Rasul. Orang
yang mengingkari – walaupun satu Rasul – sama saja mengingkari seluruh
Rasul. Allah ta'ala berfirman yang artinya. "Kaum Nuh telah mendustakan
para rasul." (QS. Asy-Syu'araa 26:105). Walaupun kaum Nuh hanya mendustakan
nabi Nuh, akan tetapi Allah menjadikan mereka kaum yang mendustai seluruh
Rasul.
2. Mengimani nama-nama Nabi dan Rasul yang kita ketahui dan mengimani
secara global nama-nama Nabi dan Rasul yang tidak ketahui. Akan datang
penjelasannya.
3. Membenarkan berita-berita yang shahih dari para Nabi dan Rasul.
4. Mengamalkan syari'at Nabi dimana Nabi diutus kepada kita. Dan penutup
para nabi adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang beliau
diutus untuk seluruh umat manusia. Sehingga ketika telah datang Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka wajib bagi ahlu kitab tunduk
dan berserah diri pada Islam Sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya :
" Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (QS. An-Nisa'
4:65)
1. Tugas Para Rasul
Allah mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan syari'at
dari tiap Rasul berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul dengan tugas
yang sama. Beberapa diantara tugas tersebut adalah:
1. Menyampaikan risalah Allah ta'ala dan wahyu-Nya.
2. Dakwah kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
3. Memberikan kabar gembira dan memperingatkan manusia dari segala
kejelekan.
4. Memperbaiki jiwa dan mensucikannya.
5. Meluruskan pemikiran dan aqidah yang menyimpang.
6. Menegakkan hujjah atas manusia.
7. Mengatur umat manusia untuk berkumpul dalam satu aqidah.
2. Sifat-sifat Para Rasul :
1. Sifat Wajib
Sifat wajib bagi rasul adalah sifat yang harus dan wajib dimiliki oleh para
rasul. Sifat-sifat wajib ini adalah:
a. Siddiq, artinya benar atau jujur. Segala sesuatu yang diterima oleh
rasul dari Allah wajib dikatakan dengan benar dan jujur.
b. Amanah, artinya dapat dipercaya. Seorang rasul harus dapat dipercaya
untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh Allah swt. sama
seperti aslinya, tanpa ditambah atau dikurangi.
c. Tablig, artinya menyampaikan. Maksudnya menyampaikan semua wahyu yang
diterima dari Allah walaupun mereka menghadapi halangan dan rintangan yang
berat.
d. Fatanah, artinya cerdik dan bijaksana. Seorang rasul haruslah cerdik,
karena hanya orang cerdik yang dapat memimpin dan membimbing umat.
2. Sifat Mustahil
Sifat mustahil bagi rasul adalah sifat yang mustahil dimiliki oleh
para rasul. Sifat mustahi adalah kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi
rasul. Sifat-sifat mustahil bagi rasul adalah:
a. Kizib, artinya berbohong atau dusta.
b. Khianat, artinya tidak dapat dipercaya.
c. Kitman, artinya menyembunyikan atau tidak menyampaikan.
d. Baladah, artinya bodoh atau dungu.
Sifat-sifat di atas mustahil dimiliki oleh para rasul. Jika rasul memiliki
sifat-sifat tersebut, maka dakwah yang disampaikan kepada umatnya tidak
akan berhasil, bahkan akan gagal semua.
3. Sifat Jaiz
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat-sifat yang diperbolehkan bagi mereka,
yaitu kebolehan berupa sifat-sifat manusiawi yang dimiliki manusia pada
umumnya. Sifat-sifat ini disebut sifat basyariah atau sifat kemanusiaan,
seperti rasul makan, minum, tidur, beristri, sedih, dan gembira.
Iman kepada hari kiamat
A. Pengertian Hari Kiamat
Hari akhir disebut juga dengan hari kiamat, artinya hari kebangkitan. Pada
hari kebangkitan ini semua manusia yang telah meninggal dibangkitkan
kembali untuk mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatannya selama hidup
di dunia. Pada saat terjadinya hari akhir, semua makhluk yang ada di dunia
ini akan musnah, langit hancur, gunung-gunung meletus, lautan meluap, dan
bumi memuntahkan segala isinya. Kiamat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
Kiamat sughra adalah kiamat kecil, misalnya terjadinya kematian, terjadinya
musibah seperti banjir, gempa bumi, gelombang tsunami, dan lain-lain.
Firman Allah SWT :
Artinya : "Segala sesuatu itu pasti rusak, kecuali Zat-nya (Allah)." (QS.
Al-Qashas/28 : 88)
Dalam firman Allah SWT yang lain disebutkan :
Artinya : "Tiap-tiap yang bernyawa (pasti) akan mengalami mati." (QS. Ali
Imran : 185)
Kiamat kubra adalah kiamat besar, yaitu saat rusaknya jagad raya dengan
segala isinya. Firman Allah SWT :
Artinya : "Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat) dan
bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungnya dan manusia
bertanya : "Mengapa bumi (jadi begini)?" (QS. Al-Zalzalah : 1-3)
Firman Allah SWT :
Artinya : "Apabila bumi digoncangkan dahsyat-dahsyatnya dan gunung-gunung
dihancurkan sehancur-hancurnya maka jadilah ia debu yang beterbangan." (QS.
Al-Waqi'ah : 4-6)
B. Tanda Terjadinya Kiamat
- Terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam dari arah timur. Hal ini
terjadi karena perubahan besar dalam susunan alam semesta.
- Keluarnya suatu binatang yang sangat aneh. Binatang ini dapat bercakap-
cakap kepada semua orang dan menunjukkan kepada manusia bahwa kiamat sudah
sangat dekat.
- Datangnya Al-Mahdi. Beliau termasuk keturunan dari Rasulullah SAW. Oleh
karena itu, beliau serupa benar akhlak dan budi pekertinya dengan
Rasulullah SAW.
- Munculnya Dajal. Dajal adalah seorang yang muncul sebagai tanda semakin
dekat datangnya kiamat. Dajal bermata buta sebelah dan mengaku sebagai
"Tuhan".
- Hilang dan lenyapnya Al-Qur'an dan mushaf, hafalan dalam hati. Bahkan
lenyap pulalah yang ada di dalam hati seseorang.
- Berkumpulnya manusia, seperti selamatan kelahiran, khitanan, perkawinan,
ulang tahun, dll. Akan tetapi tidak pernah sedikit pun dijalankan perintah-
perintah-Nya serta dijauhi larangan-Nya.
- Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi ini di tengah-tengah
merajalela pengaruh Dajal.
C. Peristiwa Sesudah Hari Akhir
1. Alam Barzah
Alam barzah juga disebut alam kubur. Di alam barzah manusia sudah dapat
merasakan balasan amal baik dan buruk yang dia lakukan selama hidup di
dunia. Firman Allah SWT :
Artinya :
"Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya
saja. Dan di hadapan mereka ada barzah (dinding pemisah) sampai hari mereka
dibangkitkan." (QS. Al-Mukmin : 100)
2. Yaumul Ba'ats
Yaumul Ba'ats artinya hari kebangkitan, yaitu hari bangkitnya kembali
seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s. hingga manusia terakhir dari alam
kubur setelah malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua.
Firman Allah SWT :
Artinya :"Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan
bermacam-macam, agar kepada mereka itu dapat diperlihatkan amalan-amalannya
yang sudah-sudah." (QS. Az-Zalzalah : 6)
3. Yaumul Mahsyar
Yaumul Mahsyar adalah hari berkumpulnya seluruh umat manusia. Setelah
manusia dibangkitkan dari alam kubur, manusia digiring dan dikumpulkan di
padang mahsyar. Firman Allah SWT :
Artinya :
"…….. Dan kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak kami tinggalkan seorang
pun dari mereka." (QS. Al-Kahfi : 47)
4. Yaumul Mizan
Yaumul Mizan yaitu hari penimbangan amal baik dan amal buruk yang dilakukan
manusia selama hidupnya. Firman Allah SWT :
Artinya : "Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami
sebagai pembuat perhitungan." (QS. Al-Anbiya : 47)
5. Yaumul Hisab
Yaumul hisab artinya hari perhitungan amal baik dan buruk yang dilakukan
selama hidupnya. Firman Allah SWT :
Artinya : "Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang
diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah
amat cepat hisabnya." (QS. Al-Mukmin : 17)
6. Sirattalmustaqim
Sirat adalah jalan atau jembatan penentu dari setiap manusia setelah
diperhitungkan dan ditimbang perbuatan baik-buruknya. Sirat tersebut
menentukan manusia masuk surga atau neraka.
7. Surga dan Neraka
Surga dan neraka adalah tempat terakhir yang diciptakan oleh Allah SWT
untuk memberikan balasan atas perbuatan manusia semasa di dunia.
D. Fungsi Iman kepada Hari Akhir
Menambah iman serta ketaqwaan kepada Allah SWT
Lebih taat kepada Allah dan Rasulullah SAW dengan menghindarkan diri dari
perbuatan maksiat
Senantiasa hidup dengan hati-hati, waspada, dan selalu meminta ampunan
kepada Allah SWT
Memberi motivasi untuk beramal dan beribadah karena segala perbuatan baik
akan mendapat balasan di akhirat
Selalu menghiasi diri dengan berzikir kepada Allah SWT sehingga jiwa
menjadi tenang
Iman Kepada Hari Akhir
A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir menurut bahasa adalah kehancuran atau kebangkitan. Sedangkan
menurut istilah hari akhir adalah hari kehancuran alam semesta beserta
seluruh isinya kemudian mausia akan dibangkitkan dari alam kuburnya untuk
dimintai pertanggungjawaban atas semua amal perbuatannya selama didinuia.
Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman yang ke lima sehingga setiap
muslim harus mempercayai akan datangnya hari akhir. Iman kepada hari akhir
maksudnya adalah mempercayai dengan seluruh hati bahwa suatu saat alam
semesta akan hancur dan manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju alam
akhirat yang akan kekal selamanya tanpa ada batas waktu akhirnya.
Hari akhir atau hari kiamat adalah hari binasanya atau hancurnya seluruh
alam semesta. Hari kiamat didahului dengan tanda-tanda seperti keluarnya
Dajjal, Ya'juj Ma'jud, turunnya Nabi Isa AS, keluarnya hewan-hewan besar,
muculnya matahari dari barat dan lain sebagainya.
Sesudah hari kiamat manusia dibangkitkan dari kematian dan mulai menjalani
kehidupan baru di alam akhirat dengan fase sebagai berikut :
1. Yaumul Ba'ats ( Hari Kebangkitan )
2. Yaumul Mahsyar ( Hari Berkumpul di Padang Mahsyar )
3. Yaumul Mizan ( Hari Pertimbangan Amal )
4. Yaumul Jaza' ( Hari Pembalasan )
B. Fungsi dan Hikmah Iman Kepada Hari Akhir Bagi Kehidupan
1.Fungsi iman kepada hari akhir antara lain :
- Bertindak / beramal dengan penuh tanggung jawab
- Kehidupan yang shaleh di masyarakat
- Menambah rasa iman dan taqwa pada Allah
Beriman kepada hari akhir artinya meyakini bahwa hari akhir itu haq dan
tidak ada keraguan tentangnya. Adanya hari akhir dan mengimaninya merupakan
motivasi bagi seorang mukmin untuk semakin bersemangat dalam berlomba-lomba
berbuat kebaikan dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat.
2.Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
Dari uraian diatas kita dapat mengambil hikmah dari iman kepada hari akhir
antara lain :
Hidup didunia hanya sementara
Orang yang beriman kepada hari akhir akan memanfaatkan hidupnya didunia
untuk selalu beramal shaleh, karena mereka menyadari bahwa hidup didunia
hanya sementara. Demikian pula kesenangan dan kenikmatan yang ada didunia
hanya bersifal sementara.
Bertindak dengan penuh pertimbangan
Dalam setiap perbuatan yang akan dilakukan orang yang beriman kepada hari
akhir akan selalu mempertimbangkannya dengan cermat, karena menyadari bahwa
setiap perbuatan akan mendapat balasan.
Senantiasa ingin berada dalam kebenaran
Orang yang beriman kepada hari akhir akan merasa dalam lindungan Allah SWT
dan dijauhkan dari kesesatan, karena berada dalam kebenaran yaitu jalan
Allah SWT dan orang yang tidak beriman pada hari akhir berada dalam siksaan
dan kesesatan.
IMAN KEPADA QADA DAN QADAR
A. Tanda-tanda Iman Kepada Qada dan Qadar
1. Pengertian Qada dan Qadar
a. Qada ialah : ketetapan Allah terhadap Makhluk-Nya atas segala sesuatu
yang akan terjadi sejak zaman azali.
b. Qadar ialah : perwujudan dari Qada (ketetapan) Allah atas segala sesuatu
yang terjadi pada makhluk-Nya.
Dengan kata lain qadar adalah qada Allah yang telah
terjadi.
Qada dan Qadar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, sebab yang
satu ibarat rencana sedang yang lainnya merupakan implementasi (perwujudan)
dan rencana tersebut. Apa yang telah ditetapkan dalam qada Allah, dapat
diwujudkan atau tidak melalui qada atau takdir-Nya.
Takdir Allah dibedakan menjadi 2 macam:
a. Takdir mubram : qada dan qadar Allah yang tidak bisa diubah lagi ,
contohnya : kematian , jenis kelamin, hari kiamat,dll.
b. Takdir Muallaq : qada dan qadar Allah yang masih bisa berubah.
tergantung ikhtiar dan usaha seseorang.
Contoh : a. ingin pandai,usahanya rajin belajar
b. ingin kaya, usahanya rajin bekerja
Ketentuan Allah SWT yang terdapat di alam raya yang bersifat tetap atau
tidak berubah, yang disebut sunatullah. Sunatullah dibedakan menjadi 2 :
a. Sunatullah yang tertulis dalam Al-Qur'an disebut ayat Qauliyah
b. Sunatullah yang digelar dalam alam raya disebut ayat Kauniyah
2. Pengertian Beriman Kepada Qada dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar (takdir) artinya percaya bahwa tiap-tiap
yang telah, sedang, dan akan terjadi terhadap diri kita semata-mata
merupakan ketentuan Allah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hukum beriman kepada qada dan qadar adalah Fardhu'ain, tidak
mempercayainya dianggap 'Murtad'. iman kepada qada dan qadar hendaknya
memberikan dorongan agar kita giat belajar, bekerja dan berdo'a serta mawas
diri (Berhati-hati) , karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi.
Qada dan qadar merupakan rahasia Allah dimana manusia harus
memahaminya, walaupun kadang tidak sesuai dengan harapan kita.
Meskipun segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah, manusia tidak
boleh malas, menyerah pada nasib, apalagi putus asa. Karena manusia itu
tidaklah 'Mutlak Musayyan' (dipaksakan oleh kekuatan Allah) atau
'Mukhayyan' (diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri)
3. Dalil Naqli tentang Qada dan Qadar
a. Q.S. Al Qamar ayat 49
b. Q.S. An Nisa ' ayat 78
c. Q.S. Al Hadid ayat 22
4. Tanda-tanda Kelemahan kepada Qada dan Qadar
di antara tanda-tanda keimanan kepada qada dan qadar antara lain
a. Selalu bersikap mawas diri
b. Selalu bersikap kerja keras, bersemangat maju, dan sukses.
c. Selalu menghindari sikap sombong dan takabur
d. Selalu bersikap berani berbuat berani bertanggungjawab
e. Menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali
kepada Allah pada saat yang telah
ditentukan
f. Menyadari bahwa segala apa yang diperoleh dan dialami manusia berupa
nikmat atau musibah merupakan
ketentuan kehendak Allah.
Meskipun segala sesuatu telah ditetapkan Allah, namun manusia mempunyai
kewajiban berikhtiar dan bertawakal kepada Allah SWT.
Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan tidak mengenal putus
asa.
Tawakal adalah berserah diri kepada Allah setelah berikhtiar.
Hubungan antara Ikhtiar dan Tawakal sangatlah erat, keduanya tidak dapat
dipisahkan pada diri seorang mukmin. Tidaklah seseorang itu dikatakan
tawakal bila tidak mau berikhtiar. Jadi letak tawakal adalah : Setelah
berikhtiar atau berusaha.
Rasulullah SAW, pernah bersabda yang artinya
"Ikatlah kambing-kambingmu , kemudian bertawakallah kepada Allah"
Keadaan seseorang tidak akan berubah hanya dengan berpangku tangan saja.
Firman Allah :
a. Q.S Ar-Rad ayat 11
b. Q.S At Taubah ayat 105
B. HIKMAH BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
Beriman kepada qada dan qadar mengandung hikmah yang besar bagi pelakunya,
antara lain :
a. Melatih diri untuk senantiasa bersyukur dan bersabar
b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
c. Memupuk sikap optimis dan giat bekerja
d. Menenangkan jiwa
e. Sumber motivasi untuk meraih kemajuan
f. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
g. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan
sesuai dengan ketentuan Allah
h. Menumbuhkan sikap dan perilaku terpuji menghilangkan perilaku tercela
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar
keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau
rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:man kepada Allah SWT , Iman kepada
Malaikat-malaikat Allah SWT, Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT, Iman kepada
Rasul-rasul Allah SWT, Iman kepada hari Kiamat, Iman kepada Qada dan Qadar,
2. Iman kepada Allah SWT serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi
perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan
dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa
Allah SWT itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya
akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian,
kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya.
3. Keyakinan terhadap adanya malaikatakan berpengaruh terhadap perilaku
manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan
buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap
perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan
dicatat oleh malaikat.
4. Iman kepada kitab Allah SWT bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang
kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus
ditempuh manusia telah diberitahukan Allah SWT dalam kitab suci.
5. Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya
rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik
yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah SWT.
6. Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan
tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang
sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan
amal ibadah dan balasannya.
7. Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa
dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah
Allah SWT takdirkan kepadanya dan Allah SWT akan memberikan yang terbaik
kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.