MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA CVT SEPEDA MOTOR
DI SUSUN OLEH :
YUSUF KURNIAWAN
20153020007
FANDI WIDIYANTO
20153020008
WAHYU KURNIAWAN
20153020028
MUHAMMAD YANA
20153020030
TMOM A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PROGRAM VOKASI D3.TEKNIK MESIN 2017
DEFINISI CVT DAN CARA KERJANYA
PENGERTIAN CVT
CVT adalah kepanjangan dari Continuos Variable Transmission, yaitu system perpindahan kecepatan secara full otomatis sesuai dengan putaran mesin, mesin ini tidak memakai gigi transmisi, tapi sebagai gantinya menggunakan dua buah pulley (depan dan belakang) yang dihubungkan dengan sabuk (v-belt).
CARA KERJA
Cara kerja dari mesin matic atau CVT (Continuous Varible Transmission) pada sepeda motor. Ternyata lebih sederhana dari mesin konvensional atau mesin bertransmisi. Semua komponen CVT terdapat pada box CVT atau secara kasat mata bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri motor matic kita, yang terlihat begitu besar dan berat. Disitu terdapat tiga komponen utama yaitu puly depan(Drive Pulley), puly belakang(Driven Pulley) dan v-belt.depan dihubungkan ke crankshaft engine(kruk-as), sedangkan puly belakang dihubungkan ke as-roda. Yang menghubungkan puly depan dan puly belakang adalah v-belt. Pada saat stationer atau putaran rendah, puly depan memiliki radius yang kecil dibandingkan dengan puly belakang atau rasio gigi ringan. Seiring dengan bertambahnya putaran mesin (rpm), maka puly depan radiusnya juga ikut membesar sedangkan puly belakang justru mengecil atau sama dengan rasio gigi berat. Untuk kerja v-belt hanya menghubungkan kedua puly tersebut agar dapat berjalan secara bergantian. Jadi saat puly depan membesar maka yang menyebabkan puly belakang mengecil adalah karena desakan dari v-belt, karena panjang v-belt selalu sama pada proses ini. Karena kerja CVT yang linear, maka
mesin matic dapat menghasilkan akselerasi yang halus tanpa adanya kehilangan tenaga. CARA KERJA CVT SEBAGAI BERIKUT
Tenaga kerja mesin diteruskan oleh drive pulley > V belt > driven pulley > unit kopling centrifugal > roda belakang Saat putaran mesin rendah atau langsam
Saat putaran langsam atau stasioner gaya centrifugal yang terjadi saat sepatu bergesek dari unit kopling centrifugal belum mampu mengalahkan tegangan pegas centrifugal, sepatu gesek tidak mampu memutarkan rumah kopling sehingga kopling centrifugal belum bekerja, tenaga putaran mesin yang sudah diteruskan oleh tranmisi diam pada unit kopling centrifugal sehingga sampai keroda dan sepeda motor tidak berjalan. Saat putaran mesin meninggi atau saat berjalan
Pada saat putara mesin ditambah kurang lebih 3000 rpm, ga ya centrifugal yang terjadi pada sepatu bergesek sudah cukup besar. Sepatu kopling akan terlempar keluar dan menempel dengan rumah kopling, pada saat seperti ini kopling centrifugal mulai meneruskan tenaga putaran mesin keroda belakang sehingga sepeda motor mulai berjalan. Sedangkan gaya centrifugal yang telah diterima roller pemberat pada pulley belum cukup untuk mengalahkan tegangan pegas pada driven pulley. Saat seperti ini menyebabkan driven pulley menyempit yang menghasilkan diameter yang besar, karena panjang sabuk tetap maka drive pulley akan menyesuaikan untuk berada pada posisi melebar, ( diameter kecil ) rasio tranmisi besar sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang besar.
Saat mesin diputaran menengah
Saat putaran mesin menaik hingga kecepatan menengah gaya centrifugal yang diterima roller pemberat pada drive pulley cukup besar sehingga roller terlempar keluar menekan pulley geser pada bagian drive pulley untuk bergerak kearah yang menyempit dan mendorong sabuk kebagian diameter drive pulley yang lebih besar, panjang sabuk tetap sehingga sabuk pada bagian driven pulley ke posisi yang lebih ( diameter mengecil ) keadaan ini pastinya membuat rasio tranmisi mengecil sehingga laju saat kecepatan sepeda motor bertambah. Saat putaran mesin saat kecepatan meninggi
Saat mesin putaran meninggi maka gaya centrifugal yang diterima roller pada drive pulley semakin kuat sehingga roller terlempar kesisi terluar, semakin kuat menekan pulley pada bagian drive pulley untuk bergerak kearah menyempit dan mendorong sabuk kebagian diameter drive pulley yang paling besar. Saat ta rikan sabuk pada bagian driven pulley akan semakin besar menekan pegas driven pulley untuk menggeser drive pulley keposisi yang paling lebar ( diameter terkecil ) keadaan ini membuat rasio tranmisi semakin kecil sehingga laju kecepatan sepeda motor semakin tinggi. Saat motor membawa beban yang berat atau saat jalan menanjak
Saat kondisi motor membawa beban yang berat berakselarasi dengan cepat atau berjalan menanjak yang dibutuhkan torsi yang besar agar motor dapat terus dengan melaju, kondis yang seperti ini ditemui pada kondisi ini adalah motor sedang melaju dengan kecepatan yang rendah padahal saat ini dibutuhkan torsi yang besar. Biasanya pengendara berusaha meningkatkan torsi yang dihasilkan mesin dengan cara membuka katup lebar-lebar agar putaran mesin naik dan menghasilkan torsi yang besar.
Pada CVT yang bekerja secara otomatis berdasarkan pengaturan pu taran mesin, hala ini pastinya akan menjadi kendala secara normal saat putaran mesin dinaikkan maka rasio tranmisi akan menurun sehingga hal ini justru akan merepotkan karena torsi yang dihasilkan justru berkurang. Karena itu untuk mengatasi kesulitan tersebut CVT dilengkapi dengan suatu perangkat yang biasa disebut sebagai kickdown mechanisme . konstruksi dari kickdown mechanism yang terletak pada bagian driven pulley terdiri atas alur yang dibuat pada pulley geser da nok / torque cam yang ditanamkan pada pulley tetap. Saat roda belakang memperoleh tahanan jalan yang besar diakibatkan karena sepeda motor sedang membawa beban berat, berakselarasi sangat cepat atau saat jalan menanjak akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian driven pulley. Hal tersebut akan terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan, pada alur pulley tersebut akan terjadi tarikan yang sangat kuat oleh sabuk bagian driven pulley. Hal ini terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan. Dengan demikian diameter driven pulley akan tetap membesar dan drive pulley akan tetap pada diameter kecil meskipun gaya centrifugal yang diterima roller sangat tinggi pada putaran mesin dinaikkan dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada rasio terbesar agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan torsi sangat besar.
KOMPONEN CVT SEPEDA MOTOR
1.Primary Sheave 2. V-Belt 3. Secondary Sheave 4. Gear Reduksi
Primary Sheave
Pada Primary sheave sendiri ada beberapa komponen pendukung yaitu
- Fixed Sheave, berfungsi sebagai penahan v-Belt. Komponen ini tidak bergerak dan berbentuk piringan. Biasanya bagian sisinya menyerupai tali kipas sebagai
pendingin mesin
- Sliding Sheave, berfungsi menekan V-Belt dalam putaran tinggi, karena sliding sheave ini tidak dapat bergerak kekanan ataupun ke kiri - Collar, berfungsi sebagai tempat dudukan dari fixed sheave, sliding sheave dan cam - Cam , berfungsi sebagai tempat dudukan slider - Slider, berfungsi sebagai pendorong roller, yang roller sendiri mendorong slider sheave. Slider ini bergerak saat mesin pada putaran tinggi - Roller, berfungsi sebagai penekan sliding sheave, cara kerjanya sesuai putaran mesin. Apabila mesin pada putaran tinggi, roller ini menekan sliding sheave dan begitu pula sebaliknya. Gaya ini disebut gaya centrifugal
2. V-Belt
V-belt berfungsi sebagai penghubung antara sliding sheave dan secondary sheave. Yaitu meneruskan putaran mesin dari sliding sheave, biasanya v-belt ini memiliki gerigi yang dirancang agar v-belt tidak terlalu panas akibat gesekan terus menerus
3. Secondary Sheave
Didalam
secondary
sheave
juga
ada
beberapa
komponen
penting
yaitu
- Sliding Sheave, berfungsi menekan v-belt. Perbedaan sliding sheave di secondary sheave dengan sliding sheave pada primary sheave adalah tidak memiliki sirip. -
Fixed
Sheave,
berfungsi
sebagai
penahan
v-belt
atau
bagian
statis
- Per, berfungsi sebagai pendorong sliding sheave - Torque Cam, berfungsi membantu menekan otomatis sliding sheave pada saat motor memerlukan akselerasi - Clutch housing (rumah kopling), bersungsi meneruskan putaran v-belt ke poros roda - Sepatu kopling, berfungsi sebagai penghubung putaran ke poros roda belak ang sistem kerjanya tipe centrifugal yaitu bekerja sesuai dengan tinggi rendahnya putaran mesin
Gear Reduksi
Fungsinya sendiri sebagai penyeibang putaran mesin dengan roda. Selain itu juga sebagai pendongkrak tenaga, biasanya ada oli khusus untuk melumasi gear untuk mengurangi
panas,
dan
merusak
gear
akibat
gesekan
terus
menerus
DIAGNOSIS CVT SEPEDA MOTOR
A .Tanda Kerusakan pada roller CVT Jika Roller CVT rusak, atau sudah habis usia pakainya, maka akan terasa getaran atau vibrasi pada putara bawah dan tenaga pada putaran atas tidak maksimal dengan
kata
lain,
akselerasi
pada
putaran
atas
seperti
tertahan
B. Tanda kerusakan Mangkuk Kopling CVT Ketika mangkuk kopling bermasalah, maka gejala yang timbul pada saat motor dijalankan pada putaran bawah dan atas terasa jedug-jedug, ndut-ndutan, atau terasa seakan tersendat C. Tanda Kerusakan Kampas Sentrifugal Bila kampas sentrifugal Aus, maka akselerasi motor anda akan melambat, dan kecepatan menjadi berkurang daripada kondisi motor normal
D. Tanda Kerusakan Komponen Secondary Sliding Sheave CVT Jika ada kerusakan pada komponen secondary sliding sheave ini, maka putaran menengah motor akan terasa tertahan sesaat dan kemudian normal kembali E. Tanda Kerusakan pada Komponen Secondary Fixed Sheave CVT Komponen secondary Fixed Sheave biasanya aus atau rusaknya pada tiga lubang pin guidenya, dengan ciri-ciri ketika yang rusak adalah tiga lubang tersebut melebar. Jika tidak segera diganti, maka akan berpengaruh pada komponen CVT lainnya
F. Tanda Kerusakan Corong CVT Motor slip itu merupakan tanda kerusakan pada komponen corong CVT. Bila corong CVT rusak dan dibiarkan, maka akan sedikit fatal. Karena bila rusak atau aus, ada kemungkinan grease atau gemuk akan bocor. Sehingga V-belt, kampas kopling dan komponen lainnya menjadi slip
Daftar pustaka http://rendigustiantsm2.blogspot.co.id/2013/05/cara-kerja-dan-definisi-cvt.html http://agungwibowo92.blogspot.co.id/2015/08/mengupas-cvt-pada-sepeda-motordan.html https://www.slideshare.net/bujangjelihin1/modul-cvt