MAKALAH SISTEM OPERASI DAN PEMELIHARAAN TENAGA LISTRIK
MUHAMMAD ALFIAN 0541 10 005 | TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PAKUAN PAKUAN - BOGOR
PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC – DC DC PADA GARDU INDUK
I.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Selain sumber AC, AC, di Gardu Induk juga diperlukan sumber arus searah (DC). Sumber tenaga untuk untuk kontrol kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai Batere sebagai sumber arus searah. Catu daya DC bersumber dari Rectifier dan Batere terpasang pada instalasi secara paralel dengan beban,
sehingga
dalam
operasionalnya disebut Sistem DC. Tujuan Pemeliharaan Sistem DC adalah untuk mengusahakan agar Rectifier dan Batere berikut rangkaiannya selalu bekerja sesuai karakteristiknya, sehingga diharapkan Sistem DC mempunyai keandalan yang tinggi.
1.2. Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui secara umum sistem pemeliharaan sumber AC dan DC berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan oleh PLN. 2. Mengetahui
metode
pemeliharaan
pada
Baterai,
meliputi
uji
Kapasitas, uji Elektrolit dan rekondisi Baterai.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini pembahasan akan dibatasi pada pembahasan tentang pemeliharaan sumber AC & DC secara umum dan praktek pemeliharaan Baterai.
II.
Kajian Pustaka 1
2.1. Gambaran Umum
Pengoperasian
suatu
Gardu Induk memerlukan
fasilitas pendukung
yaitu sumber tegangan rendah AC 380 Volt yang diperlukan untuk sistem Kontrol,
Proteksi, maupun untuk sistem mekanik penggerak peralatan di
Gardu Induk. Pada gardu Induk 150 kV sumber AC dipasok dari Trafo pemakaian sendiri (PS) sedangkan pada GITET 500 KV, selain Trafo PS dilengkapi juga dengan Generator Set yang diperlukan untuk keadaan darurat atau pada saat Trafo pemakaian sendiri (PS) mengalami gangguan atau sedang dipelihara. Pemakaian
sendiri
di
Gardu Induk
kebutuhan Tenaga Listrik peralatan bantu,
berfungsi
untuk
memenuhi
pada umumnya dibutuhkan
untuk memasok daya listrik ke peralatan di Gardu Induk antara lain :
Pengisian Baterai ( Charger )
Motor kipas pendingin
Motor sirkulasi minyak
Penerangan gedung
Telekomunikasi
Selain sumber AC, di Gardu Induk juga diperlukan sumber arus searah (DC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai Baterai sebagai sumber arus searah. Untuk kebutuhan operasi relai dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V,
sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem
Catu Daya DC 48V. Diagram instalasi Sistem DC dapat dilihat pada Gambar 2. 1.
2
Gambar 2.1. Diagram Instalasi Sistem DC 2.2. Sistem AC 2.2.1. Transformator Pemakaian Sendiri
Pengoperasian suatu Gardu Induk memerlukan fasilitas pendukung yaitu sumber tegangan rendah AC 380 Volt yang diperlukan untuk sistem Kontrol, Proteksi, maupun untuk sistem mekanik penggerak peralatan di Gardu Induk. Umumnya peralatan instalasi Suplai AC yang terpasang di Gardu Induk adalah sebagai berikut : 1. Load Breaker Switch ( LBS ) 2. Trafo PS 3. NFB ( No Fuse Breaker ) 4. Panel Distribusi AC. Peralatan sistem Suplai AC dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini :
3
Gambar 2.2. Peralatan sistem Suplai AC
Pada gardu Induk 150 kV sumber AC dipasok dari Trafo pemakaian sendiri (PS) sedangkan pada GITET 500 KV,
selain Trafo PS dilengkapi
juga dengan Generator Set yang diperlukan untuk keadaan darurat atau pada saat
Trafo pemakaian
sendiri
(PS)
mengalami gangguan atau sedang
dipelihara.
Gambar 2.3. Transformator PS
4
2.2.2. Genset
Genset merupakan bagian dari sistem suplai AC yang sangat penting sebagai salah satu satu sumber tenaga bagi instalasi di dalam sistem kelistrikan Gardu Induk,
baik untuk sistem kontrol maupun sistem-sistem penggerak
peralatan Gardu Induk. Genset diperlukan sekali untuk keadaan darurat, apabila penyediaan listrik utama terganggu, misalnya suplai dari Trafo PS ( pemakaian sendiri ) mengalami gangguan, pemeliharaan atau kondisi sistem Black-Out. Sehingga kondisi demikian Generator set dapat menggantikan
dan dapat
menyediakan sumber daya listrik untuk keperluan mensuplai Charger, penerangan
ruangan
operator,
penggerak
kipas pendingin Transformer,
penggerak
motor PMT dan keperluan lainnya sesuai dengan kemampuan
Genset.
Gambar 2.4. Genset Prinsip kerja dari Genset adalah gabungan antara mesin penggerak dan Generator pembangkit listrik. Penggerak mula menggunakan prinsip Motor bakar
untuk merubah
energi
kimia
dalam bahan bakar menjadi energi
mekanis.
2.2.3. Generator
Prinsip kerja dari Generator adalah mesin listrik yang mengkonversi energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip dasar generator adalah menggunakan hukum Faraday.
e = d φ / d t, 5
Generator terdiri dari lilitan stator dan lilitan rotor. Lilitan rotor dialiri arus searah melalui sikat arang pada cincin slip. Lilitan stator terdiri dari beberapa buah lilitan (N),
Gambar 2.5. Prinsip kerja Generator serempak dasar
Rotor yang terdiri dari lilitan rotor yang telah dialiri arus searah diputar dengan kecepatan tetap oleh penggerak mula. Dengan adanya putaran rotor maka
pada kumparan stator akan teinduksi fluks magnet dengan
bentuk
gelombang sinusoidal seperti rumus dibawah ini : e = d φ / d t, Keterangan : e
: tegangan induksi pada kumparan stator
dφ
: fluksi yang timbul pada periode waktu kumparan stator
dt : periode waktu
Tegangan yang terinduksi ke kumparan stator akan membentuk sinusoida setiap satu putaran penuh (untuk generator 2 kutub). Sedangkan besarnya frekuensi yang timbul tergantung dari banyaknya kutub, putaran dan waktu, seperti rumus di bawah ini :
Keterangan : f
: frekuensi pada kumparan stator 6
P
: jumlah kutub kumparan stator
n
: jumlah putaran rotor
2.3.Sistem DC 2.3.1. Rectifier atau Charger
Rectifier atau Charger sering disebut juga Konverter adalah suatu rangkaian
alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC) yang berfungsi untuk suplai DC dan mengisi Batere agar kapasitasnya tetap terjaga penuh, tersebut
harus
selalu tersambung ke
oleh karena itu Batere
Rectifier
sehingga keandalan
sumber DC pada Gardu Induk terjamin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka kapasitas harus disesuaikan dengan kapasitas Batere terpasang,
Rectifier
paling tidak
kapasitas arusnya harus mencukupi untuk pengisian Batere : Jenis alkali sebesar 0, 2 C ( 0, 2 X Kapasitas) dan 0, 1 C untuk Batere asam, beban statis Gardu Induk, 200
Ah
maka
ditambah
misalkan kapasitas Batere terpasang sebesar
minimum
Kapasitas arus Rectifier terpasang dengan
kapasitas arus sebesar : 0, 2 x 200 A = 40 A + I statis misal 10 A maka minimum kapasitas Rectifier 50 A. Oleh karena sumber AC Rectifier tidak boleh padam maka pengecekan tegangan tegangan input AC maupun tegangan output DC harus diperiksa secara rutin / periodik. Prinsip kerja dari rectifier yaitu Sumber AC baik 1 fasa maupun 3 fasa masuk melalui terminal
input Rectifier itu ke Trafo step-down
dari
tegangan 220 V / 380 V menjadi tegangan 110 V atau 48 V kemudian oleh Diode penyearah / Thyristor arus bolak balik
(AC)
tersebut
dirubah
menjadi arus searah dengan ripple / gelombang DC tertentu. Kemudian untuk memperbaiki ripple / gelombang DC yang terjadi diperlukan suatu rangkaian penyaring (filter) yang dipasang sebelum ke terminal Output.
7
Gambar 2.6. Prinsip Kerja Rectifier
2.3.2. Mode Operasi Pengisian Pada Rectifier
Umumnya jenis pengisian pada Rectifier yang diperlukan oleh Batere adalah Floating, Equalizing dan Boosting. 2.3.2.1. Pengoperasian Rectifier
a. Persiapan : 1. Pastikan semua switch/NFB/MCB dalam kondisi OFF. 2. Posisikan VR “V-Ajust” dan VR “A-Ajust” pada posisi minimum 3. Sambungkan kabel input tegangan AC 3 phasa ke terminal Rectifier 4. Sambungkan kabel Batere ke terminal DC Rectifier sesuai polaritasnya 5. Masukkan kabel tegangan AC ke sumber tegangan AC (Stop contact) b. Pengoperasian : 1. Hidupkan Rectifier dengan memasukkan NFB Input 2. Posisikan VR “A-Ajust” pada posisi maximum 3. Atur VR “V-Ajust” sampai Voltmeter pada Rectifier menunjuk harga tegangan sesuai yang diminta (selanjutnya jangan diputar-
8
putar
lagi),
setting
ini adalah
setting
tegangan
akhir
(maximum). 4. Posisikan VR “A-Ajust” pada posisi minimum. 5. Masukkan switch / NFB / MCB Output (tersambung ke Baterai / beban). 6. Atur VR “A-Ajust” sampai menunjuk besarnya arus yang dibutuhkan.
(Pengaturan
ini
adalah
setting
arus
yang
dibutuhkan dalam pengisian) 7. Khusus untuk Pengisian Boosting : a) Atur “Timer” keposisi waktu yang dibutuhkan b) Tekan tombol “BA” (Pengoperasian
timer
ini
adalah
untuk setting waktu pengisian).
c. Proses Pengisian : Setelah langkah - langkah pengoperasian dilakukan, berarti Rectifier
sudah
proses pengisian
operasi (mengisi) ke Baterai, selanjutnya dan
lakukan
diamati
sesuai dengan kektentuan dalam
pengisian Baterai. d. Selesai Pengoperasian : 1. Posisikan semua VR ke posisi minimum. 2. Lepas switch/MCB/NFB output dan input Selesai
2.3.2.2. Floating Charge
Adalah jenis pengisian ke Baterai untuk menjaga Baterai dalam keadaan full charge dan Baterai tidak mengeluarkan maupun menerima arus
listrik
tersambung
saat mencapai ke
tegangan
floating
dan
Batere tetap
Charger dan beban. Di Gardu Induk umumnya
menggunakan sistem floating. Bila sumber AC hilang atau pengisi Baterai terganggu, maka beban langsung di suplai dari Baterai.
Tegangan Floating : Standard : 1, 40 V – 1, 44 V tiap sel (Batere alkali) Standard : 2, 10 V – 2, 2 V tiap sel (Batere asam). 9
Arus Floating : Standard : ± 0, 01 x C (Alkali / Asam)
2.3.2.3. Equalizing Charge
Adalah
jenis pengisian Batere untuk menyamakan / meratakan
tegangan karena terjadi perbedaan tegangan tiap sel.
Tegangan Equalizing : Standard : 1, 5 V – 1, 6 V tiap sel (alkali) Standard : 2, 25 V – 2, 3 V tiap sel (asam)
Arus Equalizing : Standard : Max. 0, 2 x C (Alkali) Standard : Max. 0, 1 x C (Asam)
2.3.2.4. Boosting Charge
Adalah jenis pengisian cara cepat yang digunakan untuk initial charge atau pengisian
kembali
pada
Baterai setelah Baterai
mengalami
pengosongan yang besar atau setelah di test kapasitas.
Tegangan Boosting : Standard : 1, 65 V – 1, 7 V tiap sel (Batere alkali) Standard : 2, 35V – 2, 4 V tiap sel (Batere asam)
Arus Boosting : Standard : 0, 1 ~ 0, 2 x C (Alkali) Standard : 0, 05 ~ 0, 1 x C (Asam)
2.4. Baterai
Batere atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung
proses
elektrokimia
yang reversibel
(dapat
berbalikan)
dengan efisiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia
reversibel, adalah didalam Batere dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenagan listrik ( proses pengosongan ), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia
pengisian
kembali
dengan
cara 10
regenerasi
dari
elektroda-elektroda
yang dipakai,
yaitu
dengan
melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam sel. Jenis sel Batere ini disebut juga “ Storage Battery “, adalah suatu Batere yang mana dapat digunakan berulangkali pada keadaan sumber listrik arus bolak balik (AC) terganggu. Tiap sel Batere ini terdiri dari dua macam elektroda yang
berlainan,
yaitu elektroda positif dan elektroda negatif yang
dicelupkan dalam suatu larutan kimia. Menurut pemakaian Batere dapat : − Stationary (tetap) − Portable (dapat dipindah-pindah)
2.4.1. Prinsip kerja
a) Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar 1. 1 Bila sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda,
kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda
dan ion-ion positif mengalir ke katoda. b) Pada proses pengisian menurut skema Gambar 3. 10.
Bila sel
dihubungkan dengan power suplai maka, Elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sbb :
Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power suplly ke katoda.
Jadi
Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda
Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda.
reaksi
kimia
pada
saat
pengisian (charge) berlangsung
sebaliknya.
11
Gambar 2. 7. (a). Reaksi elektrokimia Pada sel Batere ( discharge) Gambar2. 7. (b )Reaksi elektrokimia pada sel Batere ( charge )
2.5. Uji Kadar Potassium Karbonat Electrolit Baterai ( K 2Co3 ) 2.5.1. Tujuan
Adapun Tujuan pengujian kandungan potassium carbonate (K2CO3) adalah untuk memperoleh infomasi apakah elektrolit Baterai masih efektif untuk direkondisi atau sudah tidak efektif lagi untuk direkondisi.
2.5.2. Prosedur Pelaksanaan Uji Kadar Potassium Karbonat Elektrolit Baterai
a. Pengambilan sampel pengujian Satu unit Baterai, sampel diambil beberapa tetes larutan elektrolit tiap sel Baterai sehingga untuk satu unit Baterai terkumpul + 200 ml elektrolit. b. Pembuatan 50 ml larutan HCL 10 % - Masukkan 50 ml air murni ke gelas erlenmeyer -
Memakai pipet 5 ml, masukkan 5 ml HCL
pekat
ke gelas
erlenmeyer lalu aduk secukupnya Larutan tersebut cukup untuk satu kali pengujian. 12
Untuk pembuatan larutan yang lebih banyak dapat dilakukan seperti langkah tersebut diatas. c. Prosedur pengukuran dilaksanakan sebagai berikut : 1. Isilah gelas burette dengan HCL 10 % sampai penuh (larutan sampai pada batas titik nol) 2. Dengan menggunakan pipet, teteskan 5 ml larutan sampel (Potassium hydroxide) ke gelas erlenmayer 3.
Masukkan 50 ml air murni (H2O) ke dalam gelas Erlenmeyer
4. Tambahkan sedikit bubuk phenolphtalein ke dalam larutan tersebut
hingga
berubah
warna menjadi
ungu
Sambil
5. Perlahan teteskan HCL 10 % dari gelas burette
sampai
mengocok perlahan gelas Erlenmeyer,
larutan
dalam gelas Erlenmeyer berubah
warna menjadi
bening (tanpa warna ) 6. Bacalah jumlah HCL 10 % yang telah dipakai pada gelas burette dan catatlah batas permukaannya dengan tanda “ p “ 7. Tambahkan sedikit bubuk methylorange ke dalam larutan bening
pada Gelas Erlenmeyer hingga berubah
warna
menjadi kuning jernih 8. Sambil
mengocok
perlahan-lahan gelas
Erlenmeyer,
perlahan-lahanteteskan HCL 10 % dari gelas burette sampai larutan dalam gelas Erlenmeyer
berubah
warna menjadi
orange 9. Bacalah jumlah HCL 10 % yang telah dipakai pada gelas burette dan catatlah batas permukaannya dengan tanda “ m “ 10. Dari langkah - langkah tersebut
kandungan K2CO3 dari
sampel dapat diketahui dengan rumus : ( m - p ) x 2 x 69. 1/5 = . . .
Gr/liter Standard kadar maksimum K2CO3 untuk
Baterai yang diproduksi Nife adalah 100 Gr/liter.
2.6. Rekondisi 2.6.1. Prinsip Melakukan Rekondisi Baterai :
1. Pengosongan/discharge 13
2. Pembersihan sel Batere 3. Penggantian elektrolit 4. Pengisian arus/charging 5. Pengosongan/discharge
2.6.2. Tujuan
Untuk meningkatkan kembali kapasitas Batere atau memperbaiki dan mengembalikan proses kimiawi didalam sel Baterai dengan cara melakukan penggantian elektrolit.
2.6.3. Tahapan Rekondisi
1. Batere bebas dari beban sistem 2. Discharge/kosongkan Batere 3. Lepas conector dan sel Batere 4. Bersihkan sel Batere : • Buang elektrolit lama • Bersihkan dalam sel Baterai dengan mengisi air murni dan di keluarkan lagi sampai cairan yang keluar bersih 5. Isi kembali sel Batere dengan elektrolite yang masih baik • Jarak waktu diisi setelah selesai dibersihkan tidak boleh melebihi 1 jam • Karena bila terlalu lama, elektroda akan bersenyawa dengan udara bisa menyebabkan panas ( Batere rusak) 6. Pasang sel Batere kembali dirak dan disambung / dirangkai seperti semula 7. Setelah selang waktu 5 - 24 jam dari pengisian elektrolite, lakukan pengisian arus (charging) dengan mode Boosting.
III.
Analisa Dan Pembahasan
3.1. Data Hasil Pengukuran 3.1.1. Data Hasil Pengukuran Equalizing Charge
14
3.1.2. Data Hasil Pengukuran Boosting Charges
15
3.1.3. Data Hasil Uji Potasium Karbonat
Dari
pengujian
kadar
potasium
karbonat
elektrolit
Batere
didapatkan data sebagai berikut: 16
M = 5. 3 ; P = 2. 2 Dimana: P = jumlah HCL 10 % yang terpakai untuk membuat larutan dalam gelas erlenmeyer (H2O + potassium hydroxide + phenolphtalein + HCL 10%) menjadi bening. M = jumlah HCL 10 % yang terpakai untuk membuat larutan dalam gelas erlenmeyer (H2O + potassium hydroxide + phenolphtalein + HCL 10 % + methylorange) menjadi orange.
3.2. Aalisa Data 3.2.1. Equalizizng Charge
Dari data dokumen pengukuran pada saat Equalizing charge dapat kita lihat bahwa tegangan
per-sel
sebelum
di Equalizing memiliki range
antara 1. 31-1. 35 V. Setelah di Equalizing
maka
tegangan
per-sel
mengalami peningkatan menjadi 1. 55-1. 61 V. Berdasarkan teori yang ada bahwa tegangan standard per-sel setelah diEqualizing memiliki range 1. 5-1. 6 V per-sel. Dan apabila terdapat salah satu sel yang memiliki tegangan di bawah 1. 5 V maka perlu dilakukan rekondisi Batere. Dan dari data diatas tegangan tiap-tiap sel setelah dilakukan Equalizing memiliki nilai diatas 1. 5 V. Namun terdapat beberapa sel yang
memiliki tegangan diatas 1. 60 V, yaitu sel
30-32. Sel 30-32
memiliki tegangan tiap sel sebesar 1. 61 V. Nilai ini melampaui nilai standard tegangan
Equalizing.
Namun
hal
ini
tidak terlalu
dipermasalahkan.
3.2.2. Boosting Charge
Dari data dokumen pengukuran pada saat Boosting charge dapat kita lihat bahwa tegangan awal yaitu tegangan sebelum dilakukan Boosting charge memiliki range sebesar 0. 98-1. 27 V tiap sel. Setelah satu jam pertama dilakukan Boosting charge range tegangan tiap sel meningkat menjadi 1. 42-1. 64 V. Setelah dua jam dilakukan Boosting charge
17
range tegangan tiap sel meningkat lagi menjadi 1. 66-1. 74 V . Dapat kita lihat bahwa tegangan persel terus mengalami peningkatan. Standard tegangan akhir Boosting charge untuk Batere alkali ialah 1. 65-1. 7 V tiap sel. Dari data yang diperoleh setelah dua jam dilakukan Boosting charge tegangan yang diperoleh secara keseluruhan sudah berada dalam range 1. 65-1. 7 V tiap sel. Namun ada beberapa
sel
yang
memiliki tegangan yang diatas 1. 7 V. Dari data teknis Batere yaitu: C (kapasitas) = 2 58 AH KP (kapasitas pengisian) = 361, 2 AH Jumlah sel = 40 Ich 1 = 0. 1 X 258 = 25.8 A Ich 2 = 0. 2X258=51.6 A T1 = KP / Ich 1 = 140 / 10 = 14 jam T2 = KP / I ch 2 = 140 / 20 = 7 jam Vakhir = 1. 7 x 40 = 68 V
3.2.3. Uji Kadar Potasium Karbonat
Kadar
potasium
karbonat
(K 2CO3)
dapat
diperoleh
dengan
memasukannilai M dan P ke dalam persamaan :
Dengan
memasukkannya
kedalam persamaan
diatas
maka
didapatkan kadar K 2CO3 sebesar 85. 684 gram/liter. Dengan mengacu pada standar kadar maksimum yang dibuat oleh Nife yaitu 100 gr / liter, maka berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa kandungan K2CO3 masih berada dalam batas maksimum, sehingga tidak perlu
dilakukan
penggantian Elektrolit. Dengan kata lain Batere masih dapat digunakan.
18
IV.
Penutup
4.1. Kesimpulan
1. Untuk
mengetahui
kapasitas Baterai yang sesungguhnya, dapat
dilakukan Uji kapasitas. 2. Terdapat tiga metode pengisian, yaitu : Equalizing charge, Boosting charge, dan Floating charge. Dimana metode pengisian dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. 3. Masing – masing metode pengisian memiliki Arus, Tegangan, dan lama waktu pengisian yang berbeda-beda. 4. Penggantian Elektrolit dapat meningkatkan kapasitas dari Baterai. 5. Rekondisi / Penggantian elektrolit dilakukan setelah didapatkan data dari hasil Uji Elektrolit ( kadar pottasium karbonat ) yang melebihi standard. 6. Berdasarkan
hasil uji elektrolit yang dilakukan pada praktek
ini
terhadap Batere produksi nife, didapatkan kadar pottasium karbonat sebesar 85.684 gram/liter.Jika dibandingkan dengan standard kadar maksimum pottasium karbonat yang ditetapkan oleh nife, yaitu sebesar 100 gram / liter maka dapat dikatakan elektrolit Batere tersebut masih baik.
4.2. Saran
Untuk melihat pelaksanaan Pemeliharaan Sistem Suplai AC & DC yang sesungguhnya, sebaiknya mahasiswa melakukan Kerja Praktek di unit-unit operasional PLN, seperti di Gardu Induk.
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. 2009. Pemeliharaan Sistem Suplay AC & DC B.1.1.2.14.3. Jakarta: PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan
[2]http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=22&submit.y=15&page=2 &qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Felkt%2F1995 %2Fjiunkpe-ns-s1-1995-23489065-14928-baterai chapter2.pdf
[3] Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives, And Power System third edition, Prentice Hall International Inc, 1997.
[4] B.L. Theraja, Electrical Technology, Nirja Construction & Dev. Co. Ltd, 1980.
20