BAHASA INDONESIA “Ringkasan dan Simpulan”
Kelas 1A2 Oleh : Kelompok 8 Hanifa Abdul Hadi (165070300111018) Syahar Banu (165070300111021) Natasha Alfira Dhea Novita (165070300111026) Annisa Nafilata Ruchaina (165070301111034) Triamanda (165070301111035)
ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar (Pateda, 1993:91). Jadi karya ilmiah ditulis bukan sekedar memepertanggungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan tersebut secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena hasil suatu karya ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sistematis merupakan sifat yang harus dipenuhi dalam penulisan karya ilmiah artinya disusun dalam suatu urutan yang teratur, sehingga pembaca mudah memahami hasil tulisan tersebut. Hasil tulisan imiah harus disusun pula secara logis dan benar sehingga didapat suatu simpulan yang logis dan sesuai permasalahan. Sebab itu perlu dipelajari dan dipahami konsep dan jenis-jenis penulisan simpulan. Ringkasan dan simpulan dalam suatu karya ilmiah merupakan bagian akhir tulisan yang membawa pembaca keluar dari pembahasan. Secara umum ringkasan merupakan kegiatan
memilih
informasi
pokok
dari
karya
tulis
dengan
menghilangkan topik-topik kecil, ilustrasi-ilustrasi, model-model, dan contoh-contoh sedangkan kesimpulan menunjukan jawaban atas tujuan yang telah dikemukakan dalam pendahuluan. Oleh karena itu perlu adanya suatu penalaran strategi penulisan ringkasan dan simpulan, agar terhindar dari kemungkinan terjadinya pemahaman yang salah. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari ringkasan? 2. Apa tujuan dari membuat ringkasan? 3. Bagaimana cara membuat ringkasan? 4. Apa pengertian dari simpulan? 5. Bagaimana pola penalaran dalam mengambil simpulan? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5.
Menjelaskan pengertian dari ringkasan secara deskriptif. Memahami tujuan dari membuat ringkasan. Menjelaskan cara membuat ringkasan secara rinci. Menjelaskan pengertian dari simpulan secara deskriptif. Memahami pola penalaran dalam mengambil simpulan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ringkasan Ringkasan memiliki banyak pengertian, di antaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004), ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat. Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu.
2.2 Tujuan Membuat Ringkasan Ringkasan dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu. Seorang penulis ringkasan tidak akan membuat ringkasan yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut. 2.3 Cara Membuat Ringkasan Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan biasanya tahu cara membuat ringkasan yang baik. Tetapi di sampin gitu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.
Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan benar antara lain : a Membaca Naskah Asli Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang. Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan. b Mencatat Gagasan Utama Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang ,maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu. Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan menggunakan pokokpokok yang telah dicatat. Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensi untuk memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan atau tidak dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang
diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama, sedangkan alineac
alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu kalimat. Mengadakan Reproduksi Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatanyang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa
d
penulis karangan dan harus diurut. Ketentuan Tambahan Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya: Sebaiknya dalam menyusun ringkasan mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah
kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal. Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya merupakan ringkasan
kalimat-kalimat saja. Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula
dipersingkat atau digeneralisasi. Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau
rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah. Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan.
2.4 Pengertian Simpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpulan adalah sesuatu yang disimpulkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan. Simpulan juga berarti kesudahan pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan uraian sebelumnya) atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif. Simpulan berbeda dengan ringkasan. Jika pada ringkasan penulis tetap mempertahankan isi, sudut pandang, serta sistematika karya aslinya, sedangkan dalam simpulan terdapat penilaian atau pendapat pembuat simpulan. Oleh sebab itu, simpulan dapat dinyatakan benar, kurang benar, atau salah. Untuk dapat menarik simpulan yang benar, kita harus menggunakan data, fakta, atau asumsi yang benar. Jika data, fakta, atau asumsinya tidak akurat, hasil simpulannya juga tidak akan akurat.
2.5 Pola Penalaran dalam Mengambil Simpulan Dalam mengambil simpulan, digunakan pola penalaran deduktif dan induktif. 1. Penalaran Deduktif Pola ini diawali dengan mengemukakan pernyataan yang umum lalu diikuti dengan pernyataan-pernyataan khusus. Penalaran deduktif terdiri atas tiga bentuk berikut. a. Silogisme Silogisme adalah proses pengambilan simpulan dengan mengungkap-kan terlebih dahulu pernyataan yang bersifat umum (premis umum) disusul dengan pernyataan khusus (premis khusus).Contoh: PU : Semua peserta ujian diwajibkan mengenakan atribut dan seragam dari sekolah asalnya. PK : Susi adalah salah seorang peserta ujian. K : Susi wajib mengenakan atribut dan seragam sekolah asal. b. Sebab-Akibat-Akibat Pola ini diawali dengan pengungkapan fakta yang merupakan sebab, lalu disusul dengan simpulan yang berupa akibat. Contoh : Masyarakat kita masih rendah tingkat kedisiplinannya. Dapat dilihat dari kurang sadarnya menjaga kebersihan lingkungan. Masih banyak penduduk yang membuang
sampah di selokan dan di kali. Saat datang musim hujan, aliran air di selokan dan kali tersumbat, tidak lancar. Akhirnya, banjir melanda di mana-mana. c. Akibat-Sebab-Sebab Pola ini dimulai dengan pernyataan yang merupakan akibat, kemudian ditelusuri penyebabnya. Contoh: Dua dari tiga remaja di kota-kota besar di Indonesia menurut penelitian, pernah berpacaran. Separuh di antaranya telah terlibat pergaulan bebas. Kebanyakan dari mereka terpengaruh oleh budaya Barat yang bebas. Mereka dengan serta-merta mengadopsinya dari tayangan-tayangan film di media elektronik. Ditambah lagi, pembinaan agama di rumah maupun di sekolah sangat kurang. 2. Penalaran Induktif Pola penalaran ini bermula dari pengungkapan hal-hal yang khusus, kemudian ditarik suatu simpulan yang bersifat umum. Berikut adalah pola-pola penalaran induktif. a. Generalisasi Generalisasi ialah pengambilan simpulan umum berdasarkan fakta dan data yang bersifat khusus. Data dan fakta diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei. Contoh: Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada SMA Teladan saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa memakai sepatu hitam dan kaos kaki putih. Pakaian mereka putih-putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke dalam rok, memakai ikat pinggang warna hitam. Pakaian mereka dilengkapi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi dapat dikatakan siswa SMA Teladan, pakaiannya seragam dan tertib sewaktu mengikuti upacara. b. Sebab-Sebab-Akibat Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi sebab, lalu ditarik simpulan yang merupakan akibat. Contoh:
Hutan banyak ditebangi secara ilegal oleh oknum pengelola hutan. Terjadi kebakaran hutan di mana-mana. Pengawasan terhadap hutan lindung sangat lemah. Penduduk sekitar pun ikut-ikutan sampai membuka ladang dengan menebangi hutan. Akibatnya, setiap datang musim hujan , bencanalongsor terjadi. c. Akibat-Akibat-Sebab Pola ini dimulai dengan mengungkapkan fakta-fakta yang merupakan akibat lalu dikemukakan peristiwa yang menjadi penyebabnya. Contoh: Ketika hujan, banjir melanda di mana-mana. Para penduduk mengungsi di tempat yang tinggi. Mereka harus menunggu air surut kembali. Ini disebabkan saluran air tersumbat oleh sampah yang dibuang warga sembarangan. d. Analogi Analogi ialah pengambilan simpulan dengan mengambil kesamaan dari suatu hal yang diperbandingkan. Biasanya dua hal atau lebih yang dibandingkan dianggap memiliki kesamaan sifat dasarnya. Contoh: Seorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah dia sanggup melaluinya ? Jadi, menuntut ilmu sama saja halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan, berikut ini kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut : 1. Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. 2. Ringkasan dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. 3. Cara membuat ringkasan yang benar adalah dengan membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, mengadakan reproduksi, dan memperhatikan ketentuan tambahan. 4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpulan adalah sesuatu yang disimpulkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan. Simpulan juga berarti kesudahan pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan uraian sebelumnya) atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif. 5. Dalam mengambil simpulan, digunakan pola penalaran deduktif dan induktif.
DAFTAR RUJUKAN Yusuf, M., dkk. 2013. Modul Kuliah Bahasa Indonesia. Polsri. Palembang. Suhardi, Achmad Agus. 2011.Tahapan Menulis, (online), (http://indonesiaindonesia.com/f/12246-tahapan-menulis/, diakses 21 November 2016) Soekarto, Muhammad. 2000. Menulis, (online), (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_053597_chapter2.pdf, diakses 21 November 2016) Djunaedi, Achmad. 2000. penulisan tinjauan pustaka. Jogjakarta : Universitas Gajah Mada, (online), (http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a05-metlittinjauan-pustaka.pdf , diakses 21 November 2016) Sahara, Siti dkk. 2010. Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK UIN. Jakarta. Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia.