BAB I ASPEK UMUM DAN LEGALITAS 1.1
Dasar Gagasan Usaha Tuntutan mengenai tingkat kesejahteraan hidup manusia yang optimal memang merupakan tuntutan universal bagi seluruh manusia. Ketidakseimbangan antara needs dan resources adalah fenomena universal yang disebabkan oleh kecepatan pertumbuhan penduduk yang diikuti kebutuhan hidup yang melaju lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan sumber-sumber kebutuhan hidup. Hal ini juga berkaitan dengan pencari kerja yang semakin bertambah banyak dan disisi lain tidak diikuti dengan ketersedian lapangan kerja baru. Usaha kecil merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Mengingat peranannya dalam pembangunan, usaha kecil harus terus dikembangkan dengan semangat kekeluargaan, saling isi mengisi, saling memperkuat antara usaha yang kecil dan besar dalam rangka pemerataan serta mewujudkan kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Saat ini kami melakukan usaha kecil menengah yaitu usaha kuliner. Makan & minum merupakan kebutuhan pokok manusia setiap hari. Meskipun krisis multidimensi melanda bangsa kita, namun kebutuhan akan makanan & minuman tidak dapat berhenti demi kelangsungan hidup manusia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan makanan & minuman, banyak orang mendambakan dapat menikmati makanan yang harganya relatif murah, rasanya nikmat, aman untuk dikonsumsi & memiliki sesuatu yang khas. Karena itu kami menciptakan usaha ini. Selain itu, tujuannya adalah dapat memperluas kesempatan usaha, memperluas lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus bertambah jumlahnya serta untuk meningkatkan penghasilan masyarakat secara lebih merata dan juga melatih diri untuk bersikap mandiri dengan tidak bergantung pada orang tua. Kami berharap usaha ini semakin maju dan berkembang kedepannya dan menjadi suatu pengalaman yang dapat menjadi acuan bagi kita dimasa depan dalam dunia usaha.
1.2 1.2.1
Visi, Misi, dan Motto Perusahaan Visi : Menjadi perusahaan kuliner yang tetap merakyat dan populer tanpa melihat strata sosial yang ada. Menjadi ukm mandiri yang mencapai sukses di era global Misi : Menyediakan makan cepat saji yang sehat dengan memperhatikan kualitas kebersihan. Memberikan harga yang murah tapi tidak merugikan. Menghilangkan srata sosial yang ada dan semua pembeli sama adanya. Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul.
1.2.2
1.2.3
Motto: Harga murah tapi tidak murahan Pembeli adalah raja
1.3
Legalitas Angkringan Djogja ini belum memiliki badan usaha, baik UD, Fa, CV, atau PT. Kemudian, untuk tahun-tahun mendatang, angkringan ini akan mengurus perijinan untuk PT. Badan usaha ini relative tidak banyak memerlukan biaya untuk pengurusannya. Aspek legalitas diperlukan, mengingat nantinya diharapkan Agkringan akan mengembangkan usaha dan membutuhkan bantuan lembaga keuangan yang biasanya menuntut adanya badan hukum untuk usaha. BAB II ASPEK PEMASARAN
Angkringan dalam bahasa Indonesia mempunyai arti tongkrongan, tempat ngumpul atau tempat ngobrol. Angkringan merupakan suatu konsep berjualan makanan dan minuman yang asyik untuk mengobrol. Hanya ada gerobak yang di terangi oleh lampu minyak, angkringan menjadi tempat yang favorit untuk sekedar makan dan bertukar pikiran. Angkringan kini telah menjadi tempat makan yang paling banyak di pilih orang, karena dengan harganya yang murah meriah yang hampir bisa di jangkau oleh semua kalangan masyarakat. Suasana dan tempat yang pas untuk sebagian orang menghabiskan malam.
Angkringan Djogja adalah suatu usaha kuliner yang kami buka untuk semua kalangan mayarakat yaitu sebuah warung multi-user yang tidak memperlihatkan strata sosial, dari yang berpehangsilan kecil maupun besar, baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang becak, anak-anak perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. Dalam usaha ini kami menekankan pada kualitas makanan dan kenyamanan pembeli, sehingga pembeli merasakan fell free. Dengan model bisnis strategi pemasaran dan pelayanan yang baik dengan tim menajemen yang kompetitif dan suka bereksploarasi, sehingga usaha ini mempunyai peluang yang bagus kedepannya. 2.1
Analisis situasi Warung angkringan djogja akan di buka pada tahun ini dengan menu-menu baru yang akan di tawarkan kepada pelanggan. Dengan konsep yang berbeda dengan warung pangan lainnya yang berada di daerah telang dan lokasi yang strategis sehingga akan menarik banyak palanggan.
2.1.1
Ringkasan pasar Warung angkringan ini memiliki tim kompetitif dan suka bereksplorasi yang mengutamakan produk yang akan di tawarkan kepada pelanggan dan kenyaman pelanggan. Menu makanan di angkringan ini adalah aneka gorengan mulai dari pisang goreng, tahu goreng, tape goreng, kroket, tempe goreng, sate usus atau sate tusuk, sate telur puyuh bacem, sate keong, sate kulit, ceker ayam, kerupuk, bacem tahu tempe, bacem kepala dan ekor. Dan kami juga menambahkan makan khas dari suatu angkringan yaitu sego kucing (nasi kucing), nasi seukuran kepalan tangan (sega sak kepel) ditambah sak ipit sambel bandeng, sambel teri atau oseng tempe. Sementara minumnya kami menawarkan aneka teh panas, wedang jahe, kopi jahe, susu jahe, wedang kopi, kopi susu, wedang jeruk.
2.1.2
Demografi pasar Profil untuk pelanggan umum Angkringan Djogja terdiri dari faktor-faktor geografik, demografik, dan faktor perilaku sebagai berikut: a) Geografik Salah satu kunci kesuksesan jika ingin membangun usaha adalah pemilihan lokasi, karena lokasi ini bisa mempengaruhi dari minat pembeli di sekitarnya. Kami memilih lokasi diwilayah telang-kecamatan kamal (bangkalan), karena wilayah tersebut lokasi strategis yang lebih dekat dengan lingkungan masyarakat yaitu: tempat mangkal ojek dan tukang becak, daerah kost – kostan, kampus, ruko – ruko, dan dekat dengan mini market. Dan juga, tempat tersebut mempuyai suasana yang enak untuk ngobrol dan unutk ngumpul-ngumpul. b) Demografik Terdapat pelanggan yang sama antara konsumen laki-laki dan perempuan Target usia pelanggan angkringan ini berkisar 10 – 25 tahun keatas. Makanan siap saji yang cocok untuk semua usia yang pada dasarnya memiliki sifat konsumtif. Pelanggan ditujukan kepada semua kalangan baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang becak, anak2 perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. Pelanggan yang akan sering datang, ditaksirkan adalah mahasiswa. c) Faktor perilaku Pelanggan akan menikamti suasana yang beda, suasana yang nyaman untuk menghilangkan rasa penat mereka setelah seharian beraktivitas dengan menikamati makan dan minuman yang kami tawarkan. Para pelanggan tidak akan merasa kecewa dengan uang yang mereka keluarkan, karena sebanding dengan yangmereka dapatkan atas pelayanan kami. Dengan pelayanan yang terbaik, pelanggan akan merasa puas dan diharapkan membawa calon pelanggan lainnya dengan memberikan informasi pada orang lain.
2.1.3
Kebutuhan pasar Dengan melihat sifat manusia yang cenderung bersifat konsumtif, dan lebih praktis dengan makanan cepat saji maka usaha ini peluangnya sangat besar.
2.1.4
Tren pasar Kami melihat persaingan pasar yang terjadi pada saat ini khususnya daerah telang ini, kami melakukan eksplorasi untuk memberikan hal yang baru bagi pelanggan dengan konsep yang berbeda dengan warung lainnya yaitu bukan warung namun angkringan dan harga yang di patok juga terjangkau untuk semua kalangan. Untuk membuat para pelanggan merasa puas kami juga
memberikan pelayanan yang ramah dan tempat yang nyaman. Kami tidak memberikan sekat antara penjual dan pembeli, mereka bebas memilih sendiri makanan apa yang mereka sukai dengan langsung mengambilnya karena kami menerapkan makanan secara prasmanan. 2.1.5
Analisis SWOT Analisis SWOT berikut menagkap kekuatan dan kelemahan utama usaha dan menggambarkan peluang serta ancaman yang dihadapi angkringan. a) Strength (kekuatan) Penyajiannya yang sangat praktis, membuat makanan cepat saji banyak diminati konsumen. Tentu kondisi ini akan memberikan keuntungan cukup besar, karena potensi pasarnya juga akan semakin besar. Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari para pembelinya. Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan Djogja yang menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan lain yang telah ada. Pemahaman yang cukup baik tentang produk yang di butuhkan masyarakat. Rancangan pelayanan yang kreatif karena adanya eksplorasi. Penggunaan model bisnis yang mengutamakan kualitas menu yang ditawarkan, pelayanan, lokasi yang tepat dan kemampuan dalam mengorganisasi usaha yang baik. b) Weeknes (kelemahan) Kenaikan harga bahan baku, dan tingginya persaingan pasar. Namun mengatasi kendala tersebut, kami menjalin hubungan kerja dengan supplier bahan baku, dan berusaha menciptakan inovasi baru dalam membuat menu makanan tersebut. Mengandalkan modal luar (bantuan modal) untuk pendirian dan pengembangan bisnis. c) Opportunity (peluang) Adanya dukungan dari masyarakat atau pihak terkait untuk mendirikan usaha tersebut. Sifat manusia yang cenderung konsumtif. d) Threat (ancaman) Adanya isu buruk dari para pesaing. Iklim yang tak menentu
2.2
Persaingan Angkringan merupakan model perdagangan makanan dan minuman dengan menggunakan gerobak dorong berbeda dengan warung lainnya. Angkringan ini disertai tempat duduk dan tikar untuk pelanggan yang memilih untuk lesehan. Usaha ini menekankan pada produk yang di jual dan pelayanan yang di berikan kepada pelanggan.
2.2.1
Tawaran produk Angkringan Djogja akan menawarkan beberapa produk sebagai berikut: Makanan dan minuman dengan harga terjangkau namun kualitas dapat dibandingkan dengan makanan dan minuman yang di jual dengan harga mahal. Karena kami menjual produk yang dapat terjangkau oleh semua golongan, khusunya mahasiswa yang sangat identik dengan angkringan ini.
2.2.2
Kunci menuju keberhasilan Agar konsumen tidak berpaling ke produk orang lain, maka sebisa mungkin kami jaga kualitas cita rasa makanan yang akan ditawarkan kepada konsumen. Karena dalam menjalankan bisnis makanan, cita rasa produk makanan yang lezat menjadi kunci utama sebuah bisnis untuk mencapai kesuksesan.
2.2.3
Isu-isu penting Sebagai bisnis yang baru memulai, isu-isu penting sangat perlu untuk dikelola: Memantapkan usaha dengan meminimalisir kekurangan pada usaha ini. Memantau kepuasan pelanggan.
2.2.4
Strategi pemasaran Strategi pemasaran bisa dilakukan dengan sangat gampang. Awal jualan kami memberikan pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik tersebut harus dilakukan terus menerus agar banyak pelanggan yang makan di angkringan kita. Disamping itu, kami juga memilih lokasi strategis di
2.2.5
dekat kost-kostan, di dekat kontrakan, di tempat yang banyak orang nongkrong dan mempunyai suasana yang bagus dan indah agar pelanggan betah betah berada di angkringan kita. Misi Pemasaran Misi kami dalam usaha angkringan ini adalah memberikan produk dan pelayanan yang memuaskan untuk pelanggan. “Kepuasan anda kebahagian kami”.
2.2.6
Tujuan pemasaran Mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan usaha dengan berbentuk jaringan usaha yang memiliki tempat strategis. Mengurangi biaya produksi untuk meningkatkan laba.
2.2.7
Pasar sasaran Usaha sejenis di telang bangkalan in mungkin sudah banyak, namun kami lebih memayoritaskan kualitas produk yang kami tawarkan kepada pelanggan dan pelayanan yang memuaskan. Apabila usaha ini maju dan berkembang maka kami akan membuka cabang di daerah bangkalan. 2.2.8 Penentuan posisi Angkringan Djogja ini akan memposisikan diri sebagai usaha kuliner yang selalu menjaga kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Dengan tim yang berpengalaman akan menjadikan usaha ini maju dan berkembang.
2.2.9
Strategi Pertama, pelayanan yang baik tersebut harus dilakukan terus menerus agar banyak pelanggan yang makan di angkringan kita. Kedua, menjaga kualitas kuliner yang di tawarkan. Ketiga, kami juga memilih lokasi strategis di dekat kost-kostan, di dekat kontrakan, di tempat yang banyak orang nongkrong dan mempunyai suasana yang bagus dan indah agar pelanggan betah betah berada di angkringan kita. Keempat, melakukan promosi dengan banner, spanduk, dan brosur.
2.2.10 Bauran pemasaran Bauran pemasaran Angkringan Djogja ini tediri dari pendekatan-pendekatan terhadap produk (product), penetapan harga (price), tempat (place), promosi (promotion) yang dikenal dengan “marketing mix” . Angkringan juga menambahkan bauran pemasaran menjadi 3P yaitu, orang (people), proses (proces), (physical evidence). a) Produk (product) Produk yang ditawarkan oleh Angkringan Djogja ini adalah produk yang terjagkau untuk semua golongan yaitu dengan menu makanan adalah aneka gorengan mulai dari pisang goreng, tahu goreng, tape goreng, kroket, tempe goreng, sate usus atau sate tusuk, sate telur puyuh bacem, sate keong, sate kulit, ceker ayam, kerupuk, bacem tahu tempe, bacem kepala dan ekor. Dan kami juga menambahkan makan khas dari suatu angkringan yaitu sego kucing (nasi kucing), nasi seukuran kepalan tangan (sega sak kepel) ditambah sak ipit sambel bandeng, sambel teri atau oseng tempe. Sementara minumnya kami menawarkan aneka teh panas, wedang jahe, kopi jahe, susu jahe, wedang kopi, kopi susu, wedang jeruk. b) Penetapan harga (price) No. Menu Kisaran harga jual 1. Nasi kucing isi bandeng Rp.2.500 2. Nasi Kucing Isi Tempe Rp.2.500 3. Nasi Kucing Isi Teri Rp.2.500 4. Bacem tahu Rp.1.000 5. Bacem tempe Rp.1.000 6. Gorengan Tahu isi Rp.700 - Rp.1.000 7. Pisang goreng Rp.700 - Rp.1.000 8. Tahu goreng Rp.700 - Rp.1.000 9. Tape goreng Rp.700 - Rp.1.000 10. Sate Kikil Rp.2.000 - Rp.2.500 11. Sate Kulit Rp.2.000 - Rp.2.500 12. Sate usus Rp.2.000 - Rp.2.500 13. sate keong Rp.2.000 - Rp.2.500 14. ceker ayam Rp.2.000 - Rp.2.500 15. Kopi Rp.2.000 16. Wedang jahe Rp.2.000 17. Teh hangat Rp.2.000
18.
Kopi susu
Rp.2.000
c)
Tempat (place) Tempat merupakan salah satu kunci sukses, jadi pemilihan tempat harus di pikirkan matangmatang karena tempat ini juga merupakan sarana promosi. Kami memilih tempat yang sangat produktif yaitu sekitar kampus, kost-kostan dan lingkungan pelajar.kami memantapkan lokasi di dekat halte pinggir jalan raya telang. d) Promosi (promotion) Promosi penting dalam usaha ini untuk mendatangkan banyak pelanggan. Kami melakukan penyebaran pamflet, banner, brosur dan membuat spanduk untuk mempromosikan usaha ini. e) Orang (people) Kami memberikan suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari para pembelinya. Memberikan kenyamanan dan keleluasaan yang akan menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan djogja ini dengan warung makan lain yang telah ada. f) Proses (proces) Memberikan pelayanan yang baik dengan tanggap pada setiap permintaan pelanggan dan memperhatikan apa yang mereka butuhkan. g) (physical evidence) Menyangkut physical evidence terhadap usaha jasa meliputi kualitas makanan yang terjaga, pelayanan yang baik. BAB III ASPEK TEKNIS OPERASI 3.1
Teknis penjualan kuliner Usaha angkringan ini menjual makanan dan minuman yang tanpa pemasok dari luar, namun mengolahnya sendiri. kami memperhatikan perlengkapan yang di pakai untuk menyajikan makanan tersebut. Dan juga kwalitas kebersihan lingkungan. Dari mulai gerobak atau booth yang menarik, perlengkapan memasak (seperti kompor gas, dan wajan anti lengket), minyak yang kita pakai, kebersihan di sekitar makanan yang kita sajikan dll. Kami menawarkan harga produk yang sesuai dengan target pasar. Karena kami memilih lokasi usaha yang berada di lingkungan kampus dan kost-kostan maka harga yang kita patok jangan terlalu mahal. BAB IV ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
4.1 Biodata Perusahaan Nama perusahaan : “ Angkringan Djogja” Nama Pimpinan : Siti Maimuna Alamat : Jln. Raya Kamal-Telang Lokasi : dekat halte Telang, Bangkalan No. Telp./Hp : 087856789123 e-mail :
[email protected] Bidang Usaha : Kuliner Badan Hukum :4.2 Struktur Organisasi Kami membuat struktur organisasi untuk pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang jelas. Hal ini kami buat dengan memecah tim menjadi bagian-bagian yang memiliki tugas masing-masing sehingga usaha ini menjadi efektif dan tanggap dalam melayan pelanggan. Berikut adalah bagan struktur organisasi dari usaha ini. MANAJER KEUANGAN : Dewi Sylvia Ferdiana P. MANAJER PEMASARAN:Prafa Inanda
KARYAWAN:Henny Elvandari KARYAWAN:siti juhairia 4.3 Uraian Tugas
1. Pimpinan : Memimpin, mengawasi, dan terus memantau perkembangan usaha yang di geluti, serta membuat keputusan – keputusan dan perencanaan pengembangan usaha yang memiliki prospek sesuai dengan kebutuhan konsumen maupun pelanggan atas dasar kesepakatan bersama/musyawarah. 2. Manajer Pemasaran : Memperkenalkan, memasarkan, mempromosikan, serta memberi sistem pelayanan terbaik kepada konsumen/pelanggan. 3. Manajer keuangan : Mengelola dan meng-audit keuangan perusahaan agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaannya, serta memperhitungkan anggaran keuangan dengan sebaik-baiknya. 4.4 Pemegang/Penanam Modal Pemegang modal dalam usaha ini adalah Henny Elvandari dengan modal sebesar Rp. 6.500.000,00. BAB V KEUANGAN 5.1 Rincian Anggaran 1. Modal awal Modal dari pinjaman PMW Unijoyo Rp. 6.500.000,00. 2. Pengeluaran dan pembelian Dalam usaha ini kami melakukan pengeluaran sebesar Rp. 6.500.000,00, dengan rincian sebagai berikut: No. Kelompok dan jenis Item Harga per item jumlah barang 1. Gerobak Gerobak 1 Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00 Lampu neon 1 Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00 Gembok dan kunci 1 Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00 2. Peralatan Piring milamin 24 Rp. 2.000,00 Rp. 48.000,00 Gelas Beling 24 Rp 3.000,00 Rp. 72.000,00 Sendok 24 Rp. 1.500,00 Rp. 36.000,00 Keranjang Etalase 5 Rp. 5.000,00 Rp. 25.000,00 Tempat sambal 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00 Tempat tissue 7 Rp. 5.000,00 Rp. 35.000,00 Tissue 7 Rp. 3.000,00 Rp. 21.000,00 Ember 2 Rp. 20.000,00 Rp. 40.000,00 Kain lap 3 Rp. 5.000,00 Rp. 15.000,00 Kakulator 1 Rp. 20.000,00 Rp. 20.000,00 Asbak 7 Rp. 5.000,00 Rp. 35.000,00 Termos 1 Rp. 70.000,00 Rp. 70.000,00 Keranjang sampah 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00 Nota harian 1 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00 Daftar menu 7 Rp. 1.500,00 Rp. 10.500,00 Toples(gula dan kopi) 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00 Ceret 2 Rp. 15.000,00 Rp. 30.000,00 Pemeras jeruk 1 Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00 Meja kecil 7 Rp. 50.000,00 Rp. 350.000,00 Tikar yang lebar 5 Rp. 100.000,00 Rp. 500.000,00 Kompor gas + elpiji 1 Rp. 1.100.000,00 Rp. 1.100.000,00 Alat-alat penggorengan 1 Rp. 250.000,00 Rp. 250.000,00 3 Promosi Spanduk 1 Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00 Brosur 500 Rp. 200,00 Rp. 100.000,00 Pamflet 50 Rp. 500,00 Rp. 25.000,00 4 Lain-lain Rp. 102.500,00 Rp. 552.500,00 Total pengeluaran Rp. 6.500.000,00
Study kasus pada Angkringan Djogja Pendapatan perbulan untuk penjualan 50 porsi setiap harinya dengan 18 menu dengan rata-rata harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut: Penghitungan pendapatan per bulan Penjualan menu 50 porsi perharinya Jumlah jenis menu 18 menu Harga rata-rata Rp. 1.600,00 Total harga jual perhari Rp. 1.440.000,00 Revenue Pendapatan per hari Rp. 1.440.000,00 Pendapatan per bulan Rp.43.200.000,00 Total pendapatan per bulan
Rp.43.200.000,00 Biaya- biaya per hari
Food Cost harian Karyawan Sewa lokasi dan listrik
Rp. 600.000,00 Rp. 30.000,00 Rp.20.000,00
Biaya penyusutan Total biaya pengeluaran
Rp. 6.000,00 Rp. 656.000,00
Total pendapatan perhari Pendapatan bersih per bulan
Rp.784.000,00 Rp. 9.408.000,00
Cicilan yang harus dibayar pada PMW Unijoyo Investasi PMW Unijoyo = Rp. 6.500.000,00 Lama pengembalian 1 tahun = 12 bulan Besarnya cicilan pinjaman pokok per bulan= Rp. 6.500.000,00 12 = Rp. 541.666,667 = Rp 542.000,- (pembulatan) Jadi, Angkringan Djogja akan mengembalikan pinjaman pokok dalam waktu 1 tahun (12 Bulan) sebesar Rp 542.000,- x 12 bulan = Rp 6.500.000,- ditambah dengan jumlah bagi hasil sebesar 2% x (Rp 32.000.000,-) = Rp 130.000,-. Maka, total uang yang harus dikembalikan kepada PMW Unijoyo secara keseluruhan adalah sebesar Rp 6.630.000,-. Asumsi pembagian laba/pendapatan pada masing-masing pemegang saham 1 orang = Pendapatan bersih – Cicilan kepada PMW 5 Orang = Rp. 9.408.000,00- Rp 542.000,00 5 =Rp. 1.773.200,00 Dengan demikian, dari hasil perhitungan tersebut kita dapat mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, yaitu dengan 2 kriteria penilaian sebagai berikut: 1) Payback Period (PP) Periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada PMW Unijoyo adalah= Investasi Cicilan per bulan = Rp. 6.500.000,00 Rp 542.000,00 = 12 bulan 2) Net Present Value (NPV) Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi yaitu: NPV = ∑ CF t (1+k)t = Rp. 6.500.000,00 (1+6.500.000)1
= 0,9 Keterangan: NPV bernilai nol atau positif , berarti PV dari arus kas masuk sama dengan atau lebih besar dari PV dari arus kas keluar. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa arus kas proyek tepat cukup untuk: 2.1 Membayar kembali modal yang diinvestasikan. 2.2 Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal. 2.3 Arus kas proyek akan menghasilkan suatu sisa keuntungan yang akan dinikmati oleh pengurus usaha. BAB VI DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN 6.1 Dampak Lingkungan Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari para pembelinya. Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan Djogja yang menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan lain yang telah ada. Tanpa melihat strata sosial yang ada para pelanggan berbaur menjadi satu. 6.2 Dampak Sosial Angkringan telah menjadi tempat konsumsi bagi semua lapisan sosial dalam masyarakat. Entah lapisan bawah, menengah atau yang disebut sebagai lapisan sosial atas. Angkringan sendiri menjadi istimewa karena interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Warung yang bisa menjadi contoh sebuah sistem paling sederhana yang sebenarnya pantas menjadi model untuk hubungan sosial, meskipun tidak bisa mencakup semua aspek. Egaliter atau sederajat adalah ciri khas utama warga angkringan. Tidak peduli siapa yang datang ke angkringan. Apabila ia sudah datang ke angkringan, ia harus siap berbaur tanpa memakai jabatan doktor, insinyur, pengacara, haji, atau yang lainnya. Inilah yang membuat warga angkringan menjadi akrab. Belajar mendengar orang lain sekaligus belajar menyampaikan pendapat pun menjadi aktivitas biasa yang tak membosankan, ditemani gorengan dan sesekali sruputan wedang jahe. KESIMPULAN Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Angkringan Djogja merupakan suatu usaha kecil menengah yang didirikan oleh beberapa orang dengan tujuan yang sama. 2. Usaha angkringan ini akan di dirikan dekat halte pinggir jalan raya di Telang, Bangkalan. 3. Melihat perilaku manusia yang bersifat konsumtif, usaha ini sangat cocok untuk di jadikan usaha kecil menengah. 4. Kami akan melakukan promosi untuk meningkatkan usaha ini. 5. Dan usaha ini dapat dan layak untuk di danai. Form Riset Sederhana : 1. Adakah usaha sejenis di lokasi usaha anda? Tidak ada, namun ada usaha yang hampir sama yaitu usaha CWA (Coffe With Art) tapi berbeda konsep, mereka menggunakan konsep coffe sedangkan kami konsep angkringan. 2. Bila tidak ada usaha sejenis dilokasi anda, apa penyebabnya? Masih belum ada pemikiran untuk membuat suatu angkringan di daerah Telang. 3. Bila ada, ada berapa jumlah usaha sejenis dalam jarak 500m dari (calon) tempat usaha anda? Ada 1 usaha. 4. Berapa rata-rata pengunjung masing-masing tempat usaha ? Cafe With Art rata-rata pengunjung yang mampir ke kafe pada siang hari jumlahnya sedikit =20orang ,kalau malam hari jumlahnya lumayan=40orang. 5. Adakah saat2 tertentu dimana pelanggan usaha tersebut ramai dan adakah saat2 tertentu dimana pelanggan sepi? Cofee With Art menjadi ramai pada saat malam hari, sedangkan sepi pada saat siang hari, bulan puasa dan libur kuliah. 6. Bila usaha anda usaha dagang, barang apa saja yg laku ? Hampir setiap barang laku. 7. Berapa pendapatan sehari masing2 usaha tersebut ? Rata-rata pendapatan perhari dari CWA adalah Rp. 300.000,00 8. Berapa pengeluaran sehari dan sebulannya untuk masing2 tempat usaha ? Rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan CWA per harinya adalah Rp. 250.000,00 9. Berapa tarif gaji karyawan untung masing2 tempat usaha ? Tarif gaji karyawan adalah Rp. 250.000,00 10. Siapa pemasok mereka? (dari mana mereka mengambil barang)
Pemasok dari CWA adalah mengambil makanan dan minuman dari pasar dan untuk kopi memasok dari jombang. 11. Bagaimana system pembayaran mereke ke pemasok? Pembayaran dilkukan secara cash (tunai) 12. Bagaimana kualitas barang dan layanan masing-masing tempat usaha?(cobalah menjadi pelanggan dan berilah penilaian terhadap kualitas dan pelayanannya) Kualitas barang dan pelayanan yang di berikan cukup baik 13. Apakah rata2 tempat usaha mereka adalah milik sendiri atau menyewa? Dalam usaha ini, mereka menyewa menyewa tempat. 14. Berapa kebutuhan listrik , telepon dan air untuk bidang usaha tersebut perbulan? Pengeluaran untuk listrik tiap bulannya sebesar Rp. 60.000,00. Biaya pengeluaran untuk air tiap harinya adalah Rp. 28.000,00. 15. Cantumkan nama usaha, pemilik dan alamat (bisa beberapa usaha) yang digunakan sebagai bahan riset “daerah telang dan sekitarnya” No. Nama usaha Pemilik alamat 1 CWA(Coffe with Art) Ahmad Fatoni JL. Telang Laporan Lanjutan Kelangsungan Usaha Campuz.net Study kasus pada Angkringan Djogja Pendapatan perbulan untuk penjualan 50 porsi setiap harinya dengan 18 menu dengan rata-rata harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut: Penghitungan pendapatan per bulan Penjualan menu
50 porsi perharinya
Jumlah jenis menu
18 menu
Harga rata-rata
Rp. 1.600,00
Total harga jual perhari
Rp. 1.440.000,00 Revenue
Pendapatan per hari
Rp. 1.440.000,00
Pendapatan per bulan
Rp.43.200.000,00
Total pendapatan per bulan
Rp.43.200.000,00 Biaya- biaya per hari
Food Cost harian
Rp. 800.000,00
Karyawan
Rp. 30.000,00
Sewa lokasi dan listrik
Rp.20.000,00
Biaya penyusutan
Rp. 6.000,00
Biaya lain-lain
Rp.34.000,00
Total biaya pengeluaran
Rp. 890.000,00
Total pendapatan perhari
Rp.550.000,00
Pendapatan bersih per bulan
Rp. 6.600.000,00
Sedangkan untuk pendapatan perbulan untuk penjualan 30 porsi setiap harinya dengan 18 menu dengan rata-rata harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut: Penghitungan pendapatan per bulan Penjualan menu
30 porsi perharinya
Jumlah jenis menu
18 menu
Harga rata-rata
Rp. 1.600,00
Total harga jual perhari
Rp. 864.000,00 Revenue
Pendapatan per hari
Rp. 864.000,00
Pendapatan per bulan
Rp.10.368.000,00
Total pendapatan per bulan
Rp.10.368.000,00 Biaya- biaya per hari
Food Cost harian
Rp. 500.000,00
Karyawan
Rp. 30.000,00
Sewa lokasi dan listrik
Rp.20.000,00
Biaya penyusutan
Rp. 6.000,00
Biaya lain-lain
Rp. 14.000,00
Total biaya pengeluaran
Rp. 570.000,00
Total pendapatan perhari
Rp.294.000,00
Pendapatan bersih per bulan
Rp. 3.528.000,00
Cicilan yang harus dibayar pada PMW Unijoyo Investasi PMW Unijoyo = Rp. 6.500.000,00 Lama pengembalian 1 tahun = 12 bulan Besarnya cicilan pinjaman pokok per bulan= Rp. 6.500.000,00 12 = Rp. 541.666,667 = Rp 542.000,- (pembulatan) Jadi, Angkringan Djogja akan mengembalikan pinjaman pokok dalam waktu 1 tahun (12 Bulan) sebesar Rp 542.000,- x 12 bulan = Rp 6.500.000,- ditambah dengan jumlah bagi hasil sebesar 2% x (Rp 32.000.000,-) = Rp 130.000,-. Maka, total uang yang harus dikembalikan kepada PMW Unijoyo secara keseluruhan adalah sebesar Rp 6.630.000,-. Asumsi pembagian laba/pendapatan pada masing-masing pemegang saham untuk 50 porsi per harinya: 1 orang = Pendapatan bersih – Cicilan kepada PMW 5 Orang = Rp. 6.600.000,00- Rp 542.000,00 5 =Rp. 1.211.600,00 Asumsi pembagian laba/pendapatan pada masing-masing pemegang saham untuk 30 porsi per harinya: 1 orang = Pendapatan bersih – Cicilan kepada PMW 5 Orang
= Rp. 3.528.000,00- Rp 542.000,00 5 =Rp. 597.200,00 Dengan demikian, dari hasil perhitungan tersebut kita dapat mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, yaitu dengan 2 kriteria penilaian sebagai berikut: 1) Payback Period (PP) Periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada PMW Unijoyo adalah= Investasi Cicilan per bulan = Rp. 6.500.000,00 Rp 542.000,00 = 12 bulan 2) Net Present Value (NPV) Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi yaitu: NPV = ∑ CF t (1+k)t = Rp. 6.500.000,00 (1+6.500.000)1 = 0,9 Keterangan: NPV bernilai nol atau positif , berarti PV dari arus kas masuk sama dengan atau lebih besar dari PV dari arus kas keluar. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa arus kas proyek tepat cukup untuk: 2.1 Membayar kembali modal yang diinvestasikan. 2.2 Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal. 2.3 Arus kas proyek akan menghasilkan suatu sisa keuntungan yang akan dinikmati oleh pengurus usaha.