MAKALAH PROPAGASI PADA SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK
Di susun oleh :
Nama
: 1. Andreas
(151.041.008)
2. Reza Radiannor (151.041.006) Kelompok : III Jurusan
: Teknik Elektro (S1)
Tugas 1
: Sistem Komunikasi Seluler
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini dengan judul “Propagasi pada sistem komunikasi bergerak , ”
penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Sistem Komunikasi Seluler di program studi teknik Elektro Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakrta. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Gatot Santoso, MT. selaku dosen mata kuliah Sistem Komunikasi Seluler dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Atas segala bantuan, dorongan dan motivasi yang diberikan semua pihak, semoga mendapat balasan dari Tuhan. Amin.
Yogyakarta, 08 Maret 2018 Penulis
Andreas 151.041.008
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.......................................................................................
i
Kata Pengantar .......................................................................................
ii
Daftar Isi
iii
.................................................................................................
BAB I Pendahuluan .................................................................................
1
1.1. Latar Belakang
.................................................................................
1
............................................................................
2
.............................................................................................
2
1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan
BAB II Pembahasan
..............................................................................
2.1. Pengertian Propagasi
..........................................................................
2.2. Propagasi pada ruang bebas ( free space) 2.1.1. Mekanisme Propagasi Radio
..................................................... ........................
..............................................................
2.5. Propagasi dengan Hamburan (Scattering ) 2.6. Propagasi dengan Pemantulan ( Refleksi)
3
....................................... 4
2.3. Propagasi pada Bidang Datar atau Permukaan Bumi 2.4. Propagasi dengan Diffraksi
3
5 7 10
......................................... 11 ........................................... 12
BAB III Penutup ......................................................................................
14
3.1. Kesimpulan
.....................................................................................
14
.................................................................................................
15
3.2, Saran
Daftar Pustaka
.......................................................................................
Lampiran Contoh Soal
.........................................................................
iii
16 17
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat ini kebutuhan masyarakat akan layanan jasa telekomunikasi terus meningkat dengan pesat. Hal ini menuntut inovasi dalam teknologi telekomunikasi yang sesuai dengan keadaan masyarakat saat ini yang memiliki mobilitas yang tinggi. Salah satu teknologi komunikasi yang menjadi trend saat ini adalah sistem komunikasi nirkabel atau wireless. Jaringan nirkabel adalah teknologi pengiriman data dari satu titik ke titik lain tanpa kabel fisik, antara lain menggunakan radio, selular, infrared, dan satelit. Pada komunikasi nirkabel, dibutuhkan adanya media transmisi yaitu gelombang radio. Gelombang radio yang ditransmisikan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi alam, jarak antara antena pemancar dan penerima, pemilihan bandwidh serta efek fading yang menyebabkan pelemahan spektrum sinyal sehingga kondisi kanal menurun. Radio adalah transmisi dan penerimaan sinyal dengan gelombang elektromagnetik tanpa kabel. Spektrum Radio Frequency (RF) menempati range 9 KHz – 300 GHz. Penggunaan gelombang radio jelas memberikan banyak keuntungan. Terutama terkait sifatnya yang mobile, dapat bergerak dan berpindah tempat dengan bebas tanpa perlu terhalang adanya kabel. Dengan beberapa pertimbangan teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi pentransmisian gelombang dalam jarak yang jauh, akan lebih efisien apabila menggunakan udara bebas sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan karena gelombang radio atau RF ( radio frequency) akan diradiasikan oleh antena sebagai matching device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat atau berpropagasi melalui udara dari antena pemancar ke antena penerima yang jaraknya bisa mencapai beberapa kilometer, bahkan ratusan sampai ribuan kilometer.
1
2
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas diperoleh beberapa perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengertian dari propagasi pada sistem komunikasi bergerak? 2. Bagaimana prinsip kerja propagasi pada sistem komunikasi bergerak? 3. Bagaimana proses komunikasi data dapat dilakukan, serta jenis-jenis dari propagasi pada sistem komunikasi bergerak?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian propagasi pada sistem komunikasi bergerak 2. Mengetahui tentang prinsip kerja propagasi pada sistem komunikasi bergerak 3. Mengetahui tentang jenis propagasi pada sistem komunikasi bergerak 4. Menambah wawasan tentang propagasi pada sistem komunikasi bergerak
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Propagasi
Gelombang radio akan melakukan propagasi untuk mentransmisikan suatu informasi. Propagasi gelombang radio didefinisikan sebagai perambatan gelombang radio di suatu medium (umumnya udara). Propagasi gelombang radio dapat dikatakan ideal jika gelombang yang dipancarkan oleh antena pemancar diterima langsung oleh antena penerima tanpa melalui suatu hambatan (line of sight /LOS). Line of Sight (LoS) merupakan perambatan gelombang radio dari antena pemancar ke antena penerima tanpa adanya halangan ( obstacle) karena proses perambatan sinyalnya terjadi secara langsung (direct path) dan satu lintasan ( single path). Sedangkan Non Line of Sight (NLoS)
adalah
perambatan
gelombang radio merambat dari antenna pemancar ke antena penerima melaui banyak jalur (multipath). Hal ini dikarenakan sinyal radio tersebut melewati free space (atmosfir) ataupun penghalang lain seperti pohon, gedung, dan gunung sehingga mengalami refleksi, refraksi dan scattering saat
terjadinya
proses
propagasi
sehingga
dapat
menyebabkan fading. Seluruh pemodelan dasar pada propagasi radio, disebut sebagai model propagasi ruang bebas ( free space). Propagasi ruang bebas ( free space) terjadi apabila di antara transmitter dan receiver tidak terdapat penghalang apapun. Makna inti dari propagasi suatu gelombang radio adalah menyebarkan (transmisi) gelombang elektromagnitik di udara bebas. Oleh karena itu kualitas hasil penerimaan sinyal sedikit maupun banyak juga dipengaruhi oleh kejadiankejadian di luar angkasa. Cuaca yang sangat baik tentu akan sangat membantu dalam menaikkan kualitas sinyal yang dapat ditangkap oleh antena penerima.
3
4
2.2. Propagasi pada ruang bebas ( free space)
Propagasi ruang bebas berfungsi untuk memperkirakan penguatan dari sinyal pada penerima. Seperti kita ketahui bahwa permukaan bumi dapat mengubah propagasi suatu gelombang, dengan demikian kondisi yang ideal dari ruang bebas di mana gelombang elektromagnetik dipancarkan dapat kita asumsikan. Dengan kita anggap bahwa daya sebesar P watt diradiasikan atau dipancarkan dari suatu antena pemancar di udara bebas ke segala penjuru dalam bentuk yang seragam. Pada jarak yang sangat jauh, medan gelombang yang teradiasikan dapat dianggap menjadi gelombang datar yang mempunyai kuat medan listrik (E). Besarnya kuat medan itu dirumuskan sebagai berikut :
d adalah jarak terhadap suatu pemancar.
Gambar 2.1. Model transmisi gelombang radio Berdasarkan
lokasinya,
propagasi
gelombang
radio
dapat
dikelompokkan menjadi propagasi dalam ruang ( Indoor ) dan propagasi luar ruang (Outdoor ). Sementara itu, gelombang radio berdasarkan perambatannya dalam ruang dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu ground wave dan sky wave. Ground wave adalah gelombang yang dekat dengan permukaan tanah dan sky wave adalah gelombang yang merambat ke langit. Ground wave sendiri ada yang merambat secara line of sight (LoS) atau secara garis lurus pada ruang bebas (sering disebut space wave) dan merambat secara memantul dengan tanah ( ground reflected wave).
5
Satu lagi gelombang dalam kategori ground wave yang benar-benar merambat dipermukaan tanah yaitu gelombang permukaan ( surface wave).
Gambar 2.2. Gelombang radio berdasarkan perambatannya 2.2.1. Mekanisme Propagasi Radio a) LOS (Line of Sight)
Gambar 2.3. Model sederhana LOS Salah satu mekanisme perambatan gelombang radio adalah LOS, yang merupakan lintasan gelombang radio yang mengikuti garis pandang. Propagasi jenis ini disebut pula sebagai propagasi ruang bebas karena gelombang radio memancar bebas ke segala arah dan diterima langsung oleh receiver. Transmisi ini terjadi jika antena pemancar dan penerima dapat “saling melihat” yaitu jika di antara keduanya dapat ditarik garis lurus tanpa hambatan apa pun. Lintasan LOS merupakan lintasan yang menghasilkan daya yang
6
tertinggi di antara mekanismemekanisme yang lain. Dengan kata lain, lintasan LOS menawarkan rugi-rugi lintasan ( pathloss) yang terendah. Di atas permukaan bumi, transmisi ini dibatasi jaraknya oleh lengkungan bumi.
Gambar 2.4. Model sederhana LOS di atas permukaan bumi
b) NLOS ( Non Line of sight) atau Multipath
NLOS ( Non Line of sight) atau Multipath dapat didefinisikan secara sederhana sebagai fenomena perambatan dari sinyal yang dikirimkan melalui lintasan yang bervariasi. Dengan kata lain, multipath merupakan fenomena diterimanya sinyal-sinyal yang mengalami fading oleh penerima. Karena adanya fenomena ini maka sinyal yang datang dari Tx akan diterima oleh Rx dengan level daya dan waktu kedatangan yang bervariasi dimana sinya secara LOS (langsung) akan diterima oleh Rx dengan waktu kedatangan yang lebih awal dan level daya yang lebih besar dibandingkan sinyal yang berpropagasi secara NLOS (tidak lansung). Oleh karena itu total sinyal yang diterima oleh Rx merupakan penjumlahan dari masingmasing komponen sinyal yang malalui lintasan dengan berbagai macam mekanisme propagasi. Ini berarti daya yang diterima oleh penerima merupakan jumlahan (vektor) dari seluruh gelombang radio yang datang tersebut yang memiliki kemungkinan untuk saling menguatkan atau malah melemahkan.
7
Gambar 2.5. Efek multi ath
2.3. Propagasi pada Bidang Datar atau Permukaan Bumi
Sudah dijelaskan bahwa gelombang tanah pada prinsipnya dibentuk dari dua komponen gelombang yang terpisah. Komponen gelombang itu adalah gelombang permukaan (surface wave) dan gelombang ruang (space wave). Untuk menentukan apakah komponen gelombang tersebut diklasifikasikan sebagai gelombang permukaan atau gelombang ruang cukuplah sederhana. Pengertian dari gelombang permukaan adalah gelombang yang menjalar sepanjang permukaan bumi, sedangkan gelombang ruang adalah gelombang yang menjalar di atas permukaan bumi. Antara kata ”sepanjang” dan di atas ada sedikit perbedaan. Menjalar di atas artinya penjalaran gelombang beberapa puluh meter di atas permukaan bumi pada ketinggian antena. Coba perhatikan Gambar 2.6. Gelombang permukaan mencapai bagian penerima dengan cara menjalar sepanjang permukaan tanah. Gelombang permukaan dapat mengikuti kontur
8
(liku-liku) permukaan tanah di atas bumi karena mengalami proses difraksi (penyebaran). Pada saat gelombang permukaan menemukan obyek penghalang yang ukurannya lebih besar besar dari panjang gelombang, maka gelombang tersebut cenderung akan melengkung atau berbelok ke arah obyek. Untuk obyek yang lebih kecil, penjalaran gelombang tidak menjadi masalah karena akan mengalami difraksi.
Gambar 2.6. Gelombang Permukaan dan gelombang ruang Gelombang permukaan yang menjalar di atas tanah akan menyebabkan berkurangnya energi atau daya pancar sebagai akibat adanya pelemahan. Akibat ini tentu sinyal penerimaa menjadi lebih lemah atau kecil. Untuk menghindari hal ini, maka penghalang harus dihilangkani atau dengan membuat gelombang terpolarisasi vertikal untuk mengurangi gelombang bersinggungan dengan permukaan bumi. Gelombang permukaan biasanya dialami oleh gelombang dengan frekuensi di bawah 500 KHz. Gelombang ini akan mengalami perubahan propagasi sebab dipengaruhi oleh ketidaksempurnaan konduktivitas atau daya hantar di permukaan bumi.
9
Gambar 2.7. Gelombang Permukaan menjalar di atas tanah Pelemahan yang dialami oleh gelombang ini sebagai fungsi dari konduktivitas dan permitivitas bumi. Penetrasi gelombang pada lapisan tanah, bergantung pada frekuensi dan nilai konstanta bumi relatif. Nilai konstanta relatif permitivitas (Pr) berkisar antara 80 hingga 4, sedangkan konduktivitas (V) bervariasi dari 5 hingga 0,001 mho/m. Kalau kita cermati adanya gelombang menjalar di atas permukaan laut dan tanah kering, maka akan ditemui suatu fenomena yang berbeda. Dalam hal ini popagasi gelombang permukaan akan menjadi paling baik bila berada di atas permukaan laut, sementara menjadi paling buruk bila berada di atas tanah kering pada frekuensi-frekuensi yang masih dalam rentangnya. Perubahan kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap gelombang tanah. Redaman gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi permukaan tanah. Impedansi ini merupakan fungsi dari konduktivitas dan frekuensi. Jika bumi mempunyai konduktivitas yang tinggi, maka redaman (penyerapan energi gelombang) akan berkurang. Dengan demikian, propagasi gelombang tanah di atas air, terutama air garam (air laut) jauh lebih baik dari pada di tanah kering (berkonduktivitas rendah), seperti padang pasir. Rugi-rugi (redaman) tanah ak an meningkat dengan cepat dengan semakin besarnya frekuensi. Karena alasan tersebut, gelombang tanah sangat tidak efektif pada frekuensi di atas 2 MHz.
10
Namun demikian, gelombang tanah sangat handal bagi hubungan komunikasi. Penerimaan gelombang tidak terpengaruh oleh perubahan harian maupun musiman, sebagaimana yang terjadi pada gelombang langit (gelombang ionosfir). Propagasi gelombang tanah merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi di dalam lautan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa perbedaan antara propagasi di permukaan laut dan di atas tanah kering untuk frekuensi-frekuensi rendah menjadi tidak begitu berarti. Perbedaan yang cukup tajam akan muncul apabila terjadi peningkatan frekuensi untuk daya pemancar tertentu terjadi penurunan tajam pada frekuensi tinggi.
2.4. Propagasi dengan Diffraksi
Defraksi adalah kemampuan gelombang radio untuk berputar pada sudut yang tajam dan membelok disekitar penghalangnya. Perhatikan gambar 2.8. berikut ini, defraksi menghasilkan perubahan arah dari energi gelombang radio di sekitar tepi penghalang. Gelombang radio dengan panjang gelombang panjang dibandingkan dengan diameter suatu penghalang, maka dengan mudah dipropagsikan disekitar penghalang itu. Namun demikian, bila panjang gelombang turun akan terjadilah pelemahan, hingga frekuensi-frekuensi sangat tinggi membentuk daerah bayangan (Shadow zone). Daerah bayangan pada dasarnya adalah daerah kosong dari sisi berlawanan datangnya gelombang dalam arah segaris pandang dari pemancar terhadap penerima.
Gambar 2.8. Diffraksi gelombang radio pada sekitar penghalang
11
2.5. Propagasi dengan Hamburan ( Scattering )
Hamburan gelombang radio terjadi jika medium tempat gelombang merambat terdiri atas benda-benda (partikel) yang berukuran kecil (jika dibandingkan dengan panjang gelombang) dan jumlah per satuan volumenya cukup besar. Mekanisme hamburan akan menyebabkan gelombang menuju ke segala arah sehingga transmisi gelombang radio dengan mekanisme hamburan mempunyai efisiensi yang kecil. Biasanya digunakan antena dengan permukaan yang luas untuk meningkatkan efisiensi. Transmisi jenis ini memanfaatkan sifat lapisan troposfer yang menghamburkan gelombang elektromagnetik dan sering disebut dengan istilah hamburan tropo (troposcatter ). Dalam hal ini, benda-benda penghambur dapat berupa pepohonan, rambu-rambu lalu lintas dan tiang-tiang lampu jalan. Efisiensi yang kecil mengakibatkan mekanisme hamburan ini hanya berpengaruh pada penerima yang berada di sekitar benda penghambur saja. Daya gelombang terhambur akan meluruh dengan cepat sehingga pengaruhnya pada penerima yang berada jauh dari penghambur menjadi sangat kecil. Meskipun demikian, berbagai pengukuran menunjukkan bahwa daya yang diteri ma sering lebih daripada yang diperkirakan oleh sinyal terpantul dan terdifraksi. Hal ini menunjukkan kontribusi gelombang terhambur pada penerimaan sinyal. Proses penghaburan ( scattering ) oleh lapisan troposfir, dilukiskan seperti gambar 2.9. Seperti ditunjukkan oleh gambar tersebut, dua antena pengarah diarahkan sedemikian rupa sehingga tembakan keduanya bertemu di troposfir. Sebagian besar energinya merambat lurus ke ruang angkasa. Namun demikian, dengan proses yang sulit dimengerti, sebagian energinya juga dihamburkan ke arah depan. Seperti juga ditunjukkan dalam gambar tersebut, sebagian energi juga dihamburkan ke arah depan yang tidak dikehendaki.
12
Gambar 2.9. Mekanisme hambuiran oleh troposfir. Frekuensi yang terbaik dan paling banyak digunakan adalah sekitar 0.9,2 dan 5 GHz. Namun demikian, besarnya gelombang yang diterima hanyalah s eper seribu hingga seper satu juta dari daya yang dipancarkan. Disini jelas diperlukan daya pemancar yang sangat besar, dan penerima yang sangat peka. Selain itu, proses hamburan mengalami dua macam fading. Yang pertama, fading yang disebabkan oleh transmisi dengan banyak lintasan ( multipath fading ) yang bisa timbul beberapa kali dalam 1 menit. Yang kedua, fading yang disebabkan oleh perubahan atmosfir, tetapi lebih lambat dari yang pertama, yang mengakibatkan perubahan level/kuat gelombang yang diterima.
2.6.Propagasi dengan Pemantulan ( Refleksi )
Gambar 2.10. Refleksi 2 gelombang radio oleh permukaan bumi
13
Mekanisme pantulan terdiri atas dua jenis, yaitu: mekanisme pantulan pada atmosfer bumi dan pada permukaan bumi. Permukaan bumi dan lapisan ionosfer secara bersama-sama dapat membentuk pantulan gelombang yang berulang-ulang sehingga diperoleh jangkauan radio yang sangat jauh. Mekanisme pantulan pada atmosfer bumi menghasilkan lintasan terpantul lapisan ionosfer. Lapisan ionosfer merupakan lapisan atmosfer bumi yang memiliki sifat dapat memantulkan gelombang elektromagnetik. Dengan lintasan ini, jangkauan radio dapat mencapai jarak yang lebih jauh daripada menggunakan lintasan hamburan tropo. Pada siang hari, lapisan ionosfer kurang stabil oleh karena proses ionisasi, sehingga mengakibatkan efektivitasnya sebagai pemantul menjadi kurang baik. Lapisan ionosfer menjadi lebih stabil pada waktu malam hari sehingga semakin efektif sebagai pemantul gelombang radio.
Gambar 2.11. Refleksi gelombang radio oleh ionosfer Mekanisme pantulan juga terjadi di atas permukaan bumi, yaitu oleh permukaan bumi itu sendiri. Bersama-sama dengan lintasan LOS, lintasan terpantul oleh permukaan bumi ini membentuk apa yang ground reflection (2 ray) model .
Gambar 2.12. Refleksi gelombang radio oleh permukaan bumi
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Propagansi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks. Diantara sekian banyak pengaruh adalah adanya kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang tidak menentu. Dengan melihat kondisi yang demikian, maka sangat sulit diperkirakan sebaran radiasi medan elektromagnetik secara pasti dari suatu jarak
terhadap
kedudukan suatu pemancar.
Namun, hal
itu masih
memungkinkan untuk mempropagasikan gelombang tetapi harus diperhatikan setiap pengamatan cuaca yang disampaikan oleh lembaga meteorologi dan geofisika. Jenis-jenis gelombang yang ditransmisikan dapat dibedakan menjadi empat macam. 1. Gelombang terarah antara dua titik. Propagansi gelombang yang demikian biasa disebut dengan propagansi segaris pandang (line of sight). 2. Gelombang terpantul, yakni merupakan gelombang yang datang setelah adanya pantulan pada suatu titik antara di permukaan bumi. 3. Gelombang permukaan, yakni merupakan gelombang yang merampat pada permukaan bumi mengikuti kelengkungan yang ada. 4. Gelombang ionosferik atau gelombang langit merupakan gelombang yang mengarah ke atas langit meninggalkan pemancar kemudian bengkok karena ada lapisan konduksi dari lapisan pada atmosfir yang lebih tinggi, setelah itu kembali ke permukaan bumi. Gelombang permukaan adalah gelombang yang menjalar sepanjang permukaan bumi, sedangkan gelombang ruang adalah gelombang yang menjalar diatas permukaan bumi. Antara kata “sepanjang” dan “diatas” ada
14
15
sedikit perbedaan. Menjalar diatas artinya penjalaran gelombang beberapa puluh meter diatas permukaan bumi pada ketinggian antena. Lapisan ionosfir mempunyai kualitas yang baik untuk memancarkan atau memantulkan sinyal radio dari permukaan bumi. Sinyal radio yang ditransmisikan, beberapa sinyal akan keluar dan lepas dari permukaan bumi menuju lapisan ionosfir. Gelombang tanah merupakan sinyal langsung yang dapat didengar dalam keadaan normal. Gelombang ini secara cepat akan melemah dan akan didengar kembali sebagai “ fading”. Gelombang yang lain merupakan gelombang langit. Gelombang-gelombang ini dapat memantul pada lapisan ionosfir dan pemantulan itu dapat beberapa ribu kilometer bergantung kepada kondisi atmosfer.
3.2. Saran
Dengan semakin berkembangnya komunikasi data pada zaman sekarang ini, kita diharapkan mampu memilih dengan teliti mana yang bermanfaat
dan yang kurang bermanfaat, agar dengan berkembangnya
komunikasi data ini dapat kita maksimalkan sebaik mungkin tidak hanya tergerus oleh arus perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Trafik pada Sistem Telekomunikasi Seluler Berbasis CDMA 2000 1X di Wililayah Semarang Kota. Eko Budiyono, 2006 J, Herman. 1986. Teori Propagasi. Bandung: STT Telkom. John D, Kraus.1988. Antennas: Series in Electrical Engineering , 2th Edition. New York: McGraw-Hill. Optimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika, Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik
Stasiun Induk Ponsel: Rangkuman Fakta EMF/Kesehatan . Mobile Manufacturers Forum
Wirelees and celluler telecomunications. William C.Y Lee Wireless communication. Theodore S. Rappaport
16
LAMPIRAN CONTOH SOAL
17