UNIVERSITAS INDONESIA
TUGAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS Dosen: Prof. Susijati B. Hirawan, SE., M.Sc., Ph.D
PERKEMBANGAN INDIKATOR DAN KEMAKMURAN INDONESIA DIBANDINGKAN INDIA DAN CHINA
ANTONIUS ADIKUSUMA MULYONO NPM 1706998290 KELAS G17-IS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI JAKARTA APRIL 2018
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor ekonomi merupakan bidang yang sangat vital dalam seriap negara menjalankan pemerintahannya. Salah satu ukuran dalam sebuah negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Sukirno (1985) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun, sehingga untuk mengetahuinya harus diadakan perbandingan pendapatan naional dari tahun ke tahun, yang dikenal dengan laju pertumbuhan ekonomi Sedangkan menurut Todaro (1994) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang mantap dimana kapasitas produksi
dari
suatu
perekonomian
meningkat
sepanjang
waktu
untuk
menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin besar. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui indikator-indikator ekonomi berikut: 1. Produk Domestik Bruto (PDB)
nominal
dan real PDB, produksi dan
pendapatan, PDB per kapita, pertumbuhan/growth 2. Indeks Harga Konsumen 3. Tingkat Pengangguran Pertumbuhan
inflasi,
deflasi, GDP deflator
unemployment,
ekonomi
akan
kemiskinan
berpengaruh
terhadap
kemakmuran
masyarakat. Namun pendapatan nasional dan per kapita yang tinggi belum tentu menunjukkan kemakmuran masyarakat di suatu negara karena. Adanya kesenjangan
pendapatan
dalam
masyarakat
merupakan
faktor
yang
mengakibatkan hal tersebut terjadi. Rata-rata pendapatan yang besar kebanyakan berasal dari golongan tertentu yang pendapatannya sangat besar, sedangkan masih banyak masyarakat yang pendapatannya dibawah rata-rata. Selain itu, jumlah kemiskinan dan tingkat pengangguran juga perlu dilihat untuk menentukan
Universitas Indonesia
apakah tingkat kesejahteraan masyarakat sudah merata untuk semua golongan. Kemampuan negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sejalan dengan peningkatan kemakmuran masyarakatnya tergantung dari strategi e konomi yang diterapkan di negara tersebut. Perekonomian di Indonesia mengalami pasang surut sejak mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1945. Salah satu kejadian besar yang mempengaruhi perekonomian Indonesia adalah krisis moneter pada tahun 1998 yang membuat perekonomian Indonesia jatuh sehingga menimbulkan ketidakpastian dalam segala aspek di Indonesia. Setelah krisis moneter tahun 1998, Indonesia terus berupaya untuk bangkit dan meningkatkan perekonomiannya kembali. Dalam perkembangannya,
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia
sudah
mengalami
peningkatan, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk dapat meningkatkan kemakmuran masyarakatnya.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Melakukan analisis perkembangan indikator ekonomi dan kemakmuran serta kondisi perekonomian Indonesia dibandingkan India dan China dalam periode tahun 2008-2017. 2. Mengidentifikasi masalah yang paling menonjol dalam perekonomian di Indonesia. 3. Menemukan strategi untuk pemecahan masalah yang paling menoonjol dalam peekonomianian di Indonesia.
C. Ruang Lingkup
Makalah ini akan berfokus pada kondisi perekonomian di Indonesia, India dan China. Faktor-faktor yang akan dibahas terbatas tentang indikator ekonomi dan kemakmuran dalam periode tahun 2008-2017.
Universitas Indonesia
BAB 2 STUDI KEPUSTAKAAN
A. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross D omestic Product (GDP)
Produk DOmestik Bruto merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing (Sukirno, 2002). Menurut Blanchard dan Johnson (2013), Gross domestic product (GDP) adalah indikator makroekonomi yang paling penting, karena sebagai indikator yang mengukur keseluruhan aktivitas. GDP dalam dua sisi: 1. Sisi produksi a. GDP adalah nilai dari barang jadi dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama periode tertentu. GDP hanya menghitung barang jadi ( final goods), bukan barang intermediate (intermediate goods). Barang jadi merupakan barang yang ditujukan untuk konsumsi akhir, sedangkan barang intermediate adalah barang yang digunakan dalam produksi dari barang lainnya. b. GDP adalah jumlah dari nilai tambah di suatu negara selama periode tertentu. Nilai tambah yang dimaksud adalah nilai dari hasil produksi perusahaan dikurangi nilai barang intermediate yang digunakan dalam produksi tersebut. 2. Sisi pendapatan Pengertian GDP dari sisi pendapatan adalah jumlah dari pendapatan di suatu negara selama periode tertentu.
B. Tingkat Pengangguran ( Unployment Rate)
Nanga (2005) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Menurut Sukirno (2004) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang
Universitas Indonesia
secara
aktif
mencari
Selanjutnya International
pekerjaan Labor
tetapi
belum
Organization (ILO)
memperolehnya.
memberikan
definisi
pengangguran yaitu: 1. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan. 2. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2000). Blanchard dan Johnson (2013) menyatakan teori mengenai hubungan aktual antara GDP Growth dan perubahan tingkat pengangguran yang disebut dengan
Okun’s Law .
Teori tersebut menyatakan bahwa semakin besar GDP
Growth biasanya akan mengarah ke pengurangan tingkat pengangguran.
C. Tingkat Inflasi (I nflation Rate)
Menurut Blanchard dan Johnson (2013), inflasi adalah inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum suatu barang secara terus menerus. Blanchard dan Johnson (2013) menyatakan lebih lanjut bahwa terdapat dua indeks harga untuk mendefinisikan price level sehingga tingkat inflasi dapat diukur dengan 2 cara yaitu: 1. GDP Deflator GDP Deflator adalah rasio dari nominal GDP dibagi dengan real GDP . GDP Deflator menyediakan harga rata-rata dari output, yaitu barang jadi yang diproduksi di suatu negara. 2. Consumer Price Index (CPI) CPI menggambarkan biaya dalam dolar dari daftar barang dan jasa tertentu sepanjang waktu. Daftar tersebut dibuat berdasarkan studi
Universitas Indonesia
yang mendalam dari perilaku belanja konsumen, sebagai upaya untuk menggambarkan consumption basket dari konsumen perkotaan yang khas dan diperbarui kurang lebih sekali setiap 10 tahun. Mankiw dan Ball (2010) menyatakan bahwa CPI adalah ukuran yang paling umum digunakan untuk mendefinisikan level of price. CPI merupakan harga dari daftar keranjang barang dan jasa (saat ini) relatif terhadap harga dari daftar keranjang yang sama pada tahun dasar yang ditentukan.
Universitas Indonesia
BAB 3 PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis perkembangan indikator ekonomi dan kemakmuran negara Indonesia dibandingkan dengan India dan China dalam periode 2008-2017. Selain itu akan dibahas tentang permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia dan analisis untuk strategi pemecahan dari masalah tersebut. A. Analisis Perkembangan Indikator Ekonomi dan Kemakmuran 1. Pertumbuhan PDB (GDP Growth)
Perbandingan GDP growth antara Indonesia, India, dan China dalam periode 2008-2017 disajikan dalam tabel dan grafik dibawah ini:
12 10 % h t 8 w o r 6 G P 4 D G 2
China India Indonesia
0
Tahun Sumber: World Bank
Universitas Indonesia
2. Tingkat Inflasi (I nflation Rate)
Perbandingan tingkat inflasi antara Indonesia, India, dan China dalam periode 2008-2017 disajikan dalam tabel dan grafik dibawah ini:
14 12 10 % e 8 t a R n 6 o i t a 4 l f n I 2
China India Indonesia
0 -2 Tahun Sumber: World Bank dan Tradingeconomics
3. Tingkat Pengangguran ( Unemployment Rate)
Perbandingan tingkat inflasi antara Indonesia, India, dan China dalam periode 2008-2017 disajikan dalam tabel dan grafik dibawah ini:
Universitas Indonesia
9 8 % e 7 t a R6 t n e 5 m4 y o l p3 m e 2 n U1
China India Indonesia
0
Tahun Sumber: World Bank
4. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, India dan China
Berdasarkan data-data pada tabel dan grafik diatas dapat dilakukan analisis pertumbuhan antara Indonesia, India dan China sebagai berikut: a. China
Pada periode 2008-2017, GDP growth China mengalami tren penurunan setelah tahun 2011, bahkan sempat dilewati oleh India pada kurun waktu 2014-2016, dan pada tahun 2017 hampir seimbang. Penyebab turun dan melambatnya pertumbuhan ekonomi China antara lain:
Melemahnya output industri
Penjualan retail yang menurun
Penurunan harga properti, yang membuat sektor tulang punggung perekonomian China, yaitu sektor kontruksi menjadi turun. Untuk tingkat inflasi, China sempat mengalami deflasi pada tahun
2009 setelah naik akibat dari krisis ekonomi pada tahun 2008. Pada kurun waktu 2010-2011, tingkat inflasi kembali naik cukup signifikan karena adanya peningkatan harga konsumen. Kemudian setelah itu tingkat inflasi
Universitas Indonesia
cukup stabil di angka 1-2% sampai dengan tahun 2017. Sedangkan tingkat pengangguran stabil di angka 4% pada kurun waktu 2008-2017. b. India
India menunjukkan tren yang fluktuatif dalam pertumbuhan ekonominya. Sempat bangkit dari krisis ekonomi tahun 2008, GDP growth India kembali menurun pada 2011. Namun sejak tahun 2014, pertumbuhan ekonomi India secara umum kembali mengalami kenaikan, bahkan mengalahkan China pada periode 2014-2016, dan bersaing ketat pada tahun 2017. Beberapa hal yang menyebabkan perekonomian India secara umum bertumbuh antara lain:
Pemerintah India menciptakan kemudahan berusaha agar banyak investasi tertanam, terutama yang bersifat padat karya, sehingga bisa mendorong lebih banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran
Pada sektor keuangan, fokus diarahkan kepada kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada perbankan
Menjaga defisit anggaran pada level yang aman dengan cara meningkatkan penerimaan pajak. Tingkat inflasi India cukup berbanding terbalik dengan GDP
growth-nya. Pada kurun waktu 2008-2017 tingkat inflasi India bahkan sempat beberapa kali mencapai diatas 10%. Penyebab utama inflasi yang tinggi di India adalah kenaikan harga pangan dan minyak. Sementara itu, untuk tingkat pengangguran stabil di angka 3-4% pada periode 2008-2017. c. Indonesia
Tingkat pertumbuhan ekonomi cenderung stabil pada periode 2008-2017. Walaupun terdapat kenaikan dan penurunan selama periode tersebut tetapi tidak terlalu drastis. Setelah sempat turun pada tahun 2009 karena dampak krisis ekonomi tahun 2008 (walaupun masih relatif kecil daripada negara-negara lainnya yang terdampak krisis), GDP growth Indonesia kembali naik di angka sekitar 6% pada sampai dengan tahun 2012. Pada kurun waktu 2013-2017 GDP growth Indonesia menurun di angka 4-5% karena adanya penurunan tajam harga-harga komoditi,
Universitas Indonesia
turunnya pasar saham, yield obligasi domestik dan internasional yang lebih tinggi, dan melemahnya nilai tukar rupiah, namun secara umum perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh dengan layak. Tingkat inflasi Indonesia berada di angka cukup tinggi pada tahun 2008 yaitu sampai dengan 9%. Setelah itu tingkat inflasi naik turun sampai dengan tahun 2015. Penyesuaian harga-harga yang ditetapkan pemerintah merupakan salah satu penyebab tingkat inflasi belum cukup terkendali. Tingkat inflasi cukup terkendali mulai tahun 2016 ketika pada posisi 3% karena kinerja rupiah mulai cukup stabil. Untuk tingkat pengangguran di Indonesia relatif mengalami penurunan sejak tahun 2008, namun masih lebih tinggi daripada China dan India. Salah penyebab angka pengangguran cukup tinggi adalah angka pengangguran untuk tenaga kerja muda usia 15-24 tahun jauh lebih tinggi dari angka rata-rata pengangguran secara nasional. Mahasiswa yang baru lulus dari universitas dan siswa SMA/SMK mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di pasar kerja nasional karena hampir setengah dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia hanya memiliki ijazah SD. d. Analisis Pebandingan Ekonomi antara Indonesia, India dan China
Indonesia,
India
dan
China
mempunyai
persamaan
yaitu
merupakan negaran berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup besar sehingga membuat ketersediaan tenaga kerja cukup melimpah di ketiga negara ini. Sedangkan yang membedakan adalah kesempatan kerja yang terbatas di Indonesia yang membuat tingkat pengangguran di Indonesia lebih tinggi daripada China dan India, padahal penduduk Indonesia jauh lebih sedikit dibanding China dan India yang mencapai 1 Milyar penduduk. Selain itu pola pikir orang Indonesia masih banyak yang berorientasi “mencari kerja” dan bukan menciptakan lapangan pekerjaan. Sedangkan China sudah terkenal dengan jiwa pedagang sejak zaman dahulu, sehingga dapat mengembangkan bisnis secara luas. Sementara di India muncul tenaga kerja muda yang kreatif dan punya inovasi tinggi
Universitas Indonesia
yang membuat SDM di India cukup mendapat ruang untuk mendapatkan pekerjaan atau mengembangkan usaha sendiri. Kelebihan perekonomian di Indonesia dibanding dengan China dan India adalah Indonesia memilih sumber daya yang cukup melimpah didapatkan. Jika dapat mengelola dengan benar sumber data tersebut, maka
akan
meningkatkan
perekonomian
dan
juga
meningkatkan
kemakmuran masyarakatnya. Kelemahan dari Indonesia adalah belum mampu mengelola sumber daya yang dimilik dengan optimal. Masih banyak pengelolaan sumber daya di Indonesia diserahkan kepada pihak asing sehingga Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sedangkan China dan India lebih efektif dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, yaitu memaksimalkan SDM, permodalan dan teknologi. Strategi dan kunci sukse China dan India dalam meingkatkan perekonomian menurut Sinaga (2013) antara lain: 1. Strategi pembangunan berkelanjutan yang diterapkan oleh China adalah menjadikan setiap negeri-negeri yang ada di daratan tersebut saling berperan (warring states) yang saling bersaing dan melengkapi secara sehat dengan kata lain pemerintah melakukan zonanisasi daerah dimana setiap daerah memiliki spesialisasi tersendiri dibandingkan dengan darah lain agar tidak terjadi saling tindih antar satu sama lain. Sedangkan
strategi
pembangunan
yang
ada
di
India
dengan
menitikberatkan kepada pembangunan sumber daya manusia melalui pembangunan berbagai universitas teknik yang berkualitas yang mampu menghasilkan berbagai lulusan insinyur terbaik yang dapat bersaing dengan insinyur-insinyur dari lulusan universitas kenamaan yang berada di Amerika Serikat dan Eropa lainnya. 2. Mitra dagang yang dijalin oleh pemerintahan China diantaranya melalui hubungan perdagangan ekspor-impor menunjukkan tren yang positif. Mitra dagang utama India adalah negara di kawasan Uni Eropa, China, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab. Ekspor utama India
Universitas Indonesia
adalah barang-barang hasil teknik, bahan bakar minyak, bahan kimia dan farmasi, permata dan perhiasan, tekstil dan garmen, produk pertanian, biji besi dan mineral lainnya. Sedangkan barang yang diimpor adalah minyak mentah, mesin, barang elektronik, emas dan perak.
B. Permasalahan Ekonomi Indonesia dan Strategi Pemecahannya
Permasalahan ekonomi yang paling menonjol adalah kesenjangan ekonomi antar masyarakat di Indonesia. PDB Indonesia selama 10 tahun terakhir cukup bagus dan stabil untuk negara berkembang tetapi tingkat pengangguran masih diatas
5%
(walaupun
mengalami
penurunan
setiap
tahunnya).
Tingkat
pengangguran yang masih cukup tinggi merupakan indikasi bahwa masih belum meratanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hanya golongan tertentu atau di daerah tertentu yang rata-rata pendapatannya tinggi, sedangkan banyak masyarakat masih berpenghasilan dibawah rata-rata. Selain itu, di beberapa daerah selain Jawa, terutama di wilayah Indonesia Timur masih belum merata di beberapa sektor seperti perekonomian, insfrastruktur, pendidikan, daya saing usaha, dan lain sebagainya. Strategi untuk mengatasi kesenjangan tersebut antara lain denagn melakukan kebijakan apa yang berdampak luas, antara lain: 1. Pembangunan infrastruktur yang merata terutama di wilayah Indonesia Timur 2. Membuat
kebijakan
layanan
yang
memberi
kesempatan
kepada
masyarakat secara merata seperti pendidikan dan kesehatan 3. Mengalokasikan anggaran ke sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja.
Universitas Indonesia
BAB 4 KESIMPULAN
Kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari beberapa faktor, salah satunya adalah dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang positif biasanya berbanding lurus dengan tingkat kemakmuran masyrakatnya. China dan India yang merupakan negara berkembang dengan penduduk terbanyak di dunia telah membangun perekonomian yang kuat di dunia. Dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki serta melakukan strategi ekonomi dengan baik, kedua negara tersebut terus meningkatkan pertumbuhan ekonominya sehingga berdampak pula pada kemakmuran masyrakatnya. Indonesia, yang merupakan salah satu negara berkembang dan berpenduduk terbanyak di dunia, juga sedang berproses untuk membangun perekonomian yang kuat di dunia. Dalam 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi secara umum stabil dan positif untuk ukuran negara berkembang. Namun masih terdapat permasalahan yang terjadi Indonesia, yaitu tidak meratanya pertumbuhan ekonomi di setiap daerah. Pertumbihan ekonomi tinggi masih berpusat di pulau Jawa, sedangkan di daerah lain terutama di wilayah Indonesia timur pertumbuhannya masih lambat, walau mempunyai potensi sumber daya yang melimpah. Tingkat pengangguran di Indonesia juga masih cukup tinggi dibanding negara-negara berkembang lainnya yang mengindikasikan yang mempunyai pendapatan-pendapatan besar hanya golongan tertentu, sedangkan sisanya masih belum mendapatkan pendapatan yang layak. Kesenjangan ekonomi merupakan masalah utama yang harus diselesaikan oleh pemerintah Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi yang positif dapat berdampak untuk kemakmuran seluruh rakyatnya, bukan hanya untuk golongan terntetu. Salah satu strategi untuk menyelesaikan masalah ini adalah membuat kebijakan untuk program pemerataan pembangunan. Pemerintah Indonesia saat ini sudah berfokus untuk melakukan pembangunan infrastruktur terutama di wilayah-wilayah timur Indonesia. Dengan infrastruktur yang semakin baik maka akan memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas perekonomian.
Universitas Indonesia
Kedepanya selain pembangunan infrastruktur, strategi berikutnya adalah pembangunan SDM dan teknologi, yaitu dengan meningkatkan pendidikan dan kompetensi sehingga SDM di Indonesia mampu untuk lebih berinovasi terutama inovasi teknologi sehingga Indonesia mampu memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki dengan baik, salah satunya dapat mengelola sendiri sumber daya yang dimiliki.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Blanchard, Olivier dan Johnson, David R. (2013). Macroeconomics (6th ed). United States of America: Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall.
BadanPusatStatistik. (2000). Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000 (Buku I). Jakarta: BPS.
https://data.worldbank.org
http://www.bbc.com
https://www.indonesia-investments.com
https://www.seputarforex.com/turunnya-gdp-china-picu-stimulus-lanjutan208037-12
https://tradingeconomics.com
Mankiw, N. dan Ball, Gregory Laurence M. (2010). Macroeconomics and the Financial System (1st edition). United States of America: Worth Publishers.
Nanga, Muana. (2005). Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan (Edisi Kedua). Jakarta: PT Raja Grafika Persada.
Sukirno, Sadono. (1985). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Kebijaksanaan. Jakarta: LPFE-UI.
Sukirno, Sadono. (2002). Teori Mikro Ekonomi (Cetakan 14). Jakarta: Rajawali Press.
Universitas Indonesia
Sukirno, Sadono. (2004). MakroEkonomi (Edisi Ketiga). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Todaro, M.P. (1994). Economic Development (5th ed.). New York, London: Longman.
Universitas Indonesia