1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Bel Belaka akang ng Masal Masalah ah
Sebagai upaya pencegahan penularan hepatitis B secara vertikal dari ibu ke bayi maka pemberian pemberian imunisasi imunisasi hepatitis hepatitis B pertama pertama sedini sedini mungkin mungkin yaitu usia 0 – 7 hari (W (World orld Health Organizations, 2001). Negara Indonesia merupakan negara dengan tingkat prevalensi hepatitis B 2,5 % - 25 %. Persent Persentase ase tersebu tersebutt diambi diambill dari dari persen persentas tasee terend terendah ah dan tertinggi yaitu dari populasi umum 5 % - 20 %, kalangan donor darah 2,5 % 25 %, dan dikalangan wanita hamil 3,6 % - 8,7 % (Depkes RI, 2001). Imunisasi hepatitis B sedini mungkin setelah lahir, mengingat sekitar 33 % ibu melahirkan di negara berkembang adalah pengidap HBsAg (Hepatitis B serum Antigent) positif dengan perkiraan transmisi maternal 40 % (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 1999). Pemberi Pemberian an imunis imunisasi asi hepatit hepatitis is B kepada kepada bayi bayi sedin sedinii mungki mungkin n menjad menjadii prioritas program imunisasi hepatitis B. hal ini akan memberikan perlindungan segera bagi bayi tersebut dari infeksi yang sudah terjadi (melalui penularan perinatal)
berkembang
menjadi
kronis
(Bambang
Heryanto,
2002.http://www.litbang.depkes.go.id/data.php). Imunisasi hepatitis B cukup efektif untuk mencegah penyakit hepatitis B dan juga untuk mencegah kanker hati. Vaksin ini memberikan daya lindung yang sangat tinggi (> 96 %) terhadap penyakit penyakit hepatitis B, B, sebagaimana telah
2
terbukti pada berbagai percobaan klinis dari jutaan pemakainya. Bila jadwal vaksin telah dijalani selengkapnya, maka daya lindungnya akan bertahan lebih kurang selama 5 tahun, setelah itu dapat diberikan tambahan imunisasi untuk memperpanjang daya lindungnya. Targe argett Univ Univers ersal al Chil Child d Immu Immuni niza zati tion on (UCI (UCI)) dalam dalam caku cakupa pan n untu untuk k imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B harus mencapai 80 %, baik di tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten bahkan disetiap desa. (Satgas (Satgas ImunisasiImunisasi-IDAI, IDAI, 2005). 2005). Target imunisasi imunisasi bayi di Indonesia Indonesia adalah 4.723.611 dengan hasil cakupan 1.481.050 bayi mendapat imunisasi Hepatitis B, jadi cakupan bayi adalah 31,4 %. (Ditjen. PPM-PL.Depkes Rl, 2006). Target imunisasi bayi di Jawa Barat adalah 883.003 bayi dengan hasil cakupan 221.058 221.058 bayi, jadi persentase persentase cakupan bayi adalah 25 % (Dinkes (Dinkes Jawa Barat, 2003). Jumlah bayi di Kabupaten Garut pada tahun 2008 adalah 35.075 bayi, dengan hasil cakupan hepatitis B 0 – 7 hari sebesar 1.351 bayi atau 3,9 %. Di Puskesmas Citeras pada tahun 2008 target imunisasi hepatitis B pertama (0 – 7 hari) adalah 1.349 dan hasil cakupan 838 bayi mendapat imunisasi hepatitis B atau 62,1 %. Sedangkan target cakupan imunisasi di Kabupaten Garut dan Puskesmas Citeras adalah 80 %.
3
Tabel 1.1 Cakupan Imunisasi Hepatitis B 0 -7 hari per Desa Di Wilayah Kerja Puskesmas Citeras Tahun 2008
No
Desa
Target
Cakupan
Persentase
1
Citeras
93
79
84,4
2
Cihaurkuning
151
68
45,0
3
Cibunar
160
81
50,6
4
Sukaratu
115
82
71,3
5
Sukarasa
112
73
65,2
6
Karangmulya
73
65
89,0
7
Lewo baru
90
75
83,3
8
Kutanagara
116
71
61,2
9
Sanding
179
76
42,5
10
Sukajaya
87
55
63,2
11
Bunisari
80
56
70,0
12
Mekarmulya
93
57
61,3
Fakt Faktor or-fa -fakt ktor or yang yang memp mempen enga garu ruhi hi cakup cakupan an imun imunis isas asii : 1) Peril Perilak aku, u, merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun maupun dari dalam dirinya; 2) Sikap, Sikap, merupakan merupakan reaksi atau respon respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek, sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang yang tertutu tertutup; p; 3) Penget Pengetahu ahuan an adalah adalah penggu penggunaa naan n pikiran pikiran dan penalar penalaran an logika logika serta serta bahasa bahasa yang yang merupak merupakan an suatu suatu hasil hasil tahu tahu yang yang terjad terjadii setelah setelah sese seseor oran ang g
mela melaku kuka kan n
peng pengin inde dera raan an
suat suatu u
obje objek k
tert terten entu tu
(Pen (Penel elit itia ian n
Muha Muhamm mmad ad Ali, Ali, Bagi Bagian an Ilmu Ilmu Kese Keseha hata tan n Anak Anak,, Faku Fakult ltas as Kedo Kedokt kter eran an Universitas Sumatera Utara, 2003).
4
Peng Pengeta etahu huan an meru merupa paka kan n suatu suatu hasi hasill yang yang terja terjadi di sete setelah lah sese seseor oran ang g melakukan penginderaan sesuatu objek tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusi manusiaa diperol diperoleh eh melalu melaluii proses proses meliha melihat, t, mendeng mendengar ar selain selain itu melalui melalui penga pengalam laman an dan proses proses belajar belajar dalam dalam pendid pendidika ikan n formal formal dan non formal formal (Notoatmod (Notoatmodjo, jo, 2003). 2003). Sehingga Sehingga pengetahuan pengetahuan tentang tentang imunisasi imunisasi hepatitis B dapat mempengaruhi terhadap cakupan imunisasi hepatitis B. Survey Survey pendah pendahulu uluan an dilaku dilakukan kan pada pada ibu ibu yang yang memilik memilikii balita balita 3 bulan bulan sampai15 bulan sebanyak 20 orang di desa Cibunar pada tanggal 15 April 2009 2009 denga dengan n mengaju mengajukan kan pertan pertanyaan yaan,, “Apakah “Apakah ibu mengeta mengetahui hui tentan tentang g imunisasi hepatitis B ?”. hasilnya adalah 7 ibu mengetahui tentang imunisasi hepatitis B, dan 13 ibu menjawab tidak tahu serta belum begitu paham tentang imunisasi hepatitis B. Berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang pengaruh tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi terhadap cakupan Imun Imunis isas asii Hepa Hepati titi tiss B pert pertam amaa pada pada bayi bayi 0 – 7 hari ari di wila wilaya yah h kerj kerjaa Puskesmas Citeras Tahun 2008.
B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah
Berdasarkan data hasil cakupan imunisasi hepatitis B yang didapat dari Dina Dinass
Kese Keseh hatan atan Kabu Kabupa pate ten n Garu Garutt
sert sertaa
Pusk Puskes esm mas Cite Citera rass
penu penuli liss
menemukan masalah cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi 0 – 7 hari, sehingga sehingga menimbulkan menimbulkan pertanyaan pertanyaan “Adakah “Adakah pengaruh pengaruh tingkat tingkat pengetahuan pengetahuan
5
ibu tentan tentang g imuni imunisas sasii hepatit hepatitis is B terhada terhadap p cakup cakupan an imunis imunisasi asi hepatit hepatitis is B pertama pada bayi 0 – 7 hari di wilayah kerja Puskesmas Citeras Tahun 2008”.
C. Tuju ujuan an Penel Penelit itian ian 1. Tujua ujuan n Um Umum
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B terhadap cakupan imunisasi hepatitis B pertama pada bayi 0 – 7 hari di wilayah kerja Puskesmas Citeras. 2. Tujua ujuan n Kh Khus usus us
A. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui gamb gambar aran an ting tingka katt peng penget etah ahua uan n ibu ibu yang yang memiliki balita 4 bulan sampai 15 bulan tentang imunisasi hepatitis B di wilayah kerja Puskesmas Citeras B. Untu Untuk k meng mengeta etahu huii gamb gambara aran n caku cakupa pan n imun imunis isas asii hepa hepatit titis is B di wilayah kerja Puskesmas Citeras C. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui peng pengar aruh uh ting tingka katt peng penget etah ahua uan n ibu ibu yang yang memi memili liki ki bali balita ta 4 bula bulan n samp sampai ai 15 bula bulan n terh terhad adap ap caku cakupa pan n imunisasi hepatitis B di wilayah kerja Puskesmas Citeras
D. Manfa Manfaat at Peneli Peneliti tian an 1. Bag Bagi Pe Penel neliti
Hasil Hasil penelit penelitian ian ini dihara diharapka pkan n mampu mampu menamb menambah ah wawasa wawasan n ilmu ilmu penge pengetah tahuan uan bagi bagi penuli penuliss dan menamb menambah ah pengal pengalaman aman dalam dalam hal melakukan penelitian serta dapat menerapkan metodologi penelitian
6
2. Bagi Bagi Temp Tempat at yang yang Ditel Diteliti iti
Hasi Hasill pene peneli liti tian an ini ini dih diharap arapka kan n menj menjad adii baha bahan n masu masuka kan n bagi bagi Puskesmas Puskesmas Citeras dalam rangka rangka meningkatka meningkatkan n cakupan cakupan imunisasi imunisasi hepatitis B pada bayi 0 – 7 hari. 3. Bagi Bagi Ilmu Ilmu Peng Penget etah ahua uan n
Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat menambah menambah pengetahua pengetahuan n serta memberi motivasi bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengetahuan akan imunisasi.
E. Ruang Ruang Lingk Lingkup up Pene Peneli litia tian n
Ruang lingkup dalam penelitian inimeliputi : 1. Ruan Ruang g Ling Lingku kup p Materi Materi Pengaruh pengetahuan tentang imunisasi hepatitis B terhadap cakupan imunisasi hepatitis B 0 – 7 hari di wilayah kerja Puskesmas Citeras 2. Ruan Ruang g Ling Lingku kup p Resp Respon onden den Ibu yang memiliki anak umur 4 bulan sampai 15 bulan di wilayah kerja Puskesmas Citeras. 3. Ruan Ruang g Ling Lingku kup p wakt waktu u Penelitian dimulai dari 1 Mei – 1 Juni 2009 4. Ruan Ruang g Ling Lingku kup p Tem Tempat pat Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Citeras.
7
F. Keasli Keaslian an Penel Peneliti itian an
Tidak idak terda terdapa patt
penel peneliti itian an sebel sebelum umny nyaa meng mengen enai ai peng pengaru aruh h ting tingka katt
pengetahuan pengetahuan tentang imunisasi imunisasi hepatitis B terhadap terhadap cakupan cakupan imunisasi imunisasi hepatit hepatitis is B 0 - 7 hari. hari. Tetapi etapi peneli penelitia tian n tentan tentang g imunis imunisasi asi hepatit hepatitis is B perna pernah h diteli diteliti ti oleh oleh Dadi Dadi Supriad Supriadii dengan dengan judul judul Hubun Hubungan gan Kunjun Kunjungan gan Neo Neona natal tal Dini Dini deng dengan an Stat Status us Imun Imunis isas asii Hepati Hepatiti tiss B di Kabu Kabupa pate ten n Tasikmalaya Tahun 2001. desain penelitian menggunakan kasus control tanpa matching. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada variable penelitian, desain penelitian, waktu serta tempat penelitian.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinja Tinjauan uan Teori eori 1. Peng Pengeetah tahuan a. Pengertian ian
Peng Pengeta etahu huan an meru merupa paka kan n suau suau hasi hasill tahu tahu yang yang terja terjadi di setel setelah ah seseorang seseorang melakukan melakukan pengindera penginderaan an suatu objek tertentu tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian bes besar ar penge pengeta tahu huan an manu manusi siaa diper diperol oleh eh mela melalu luii pros proses es melih melihat at atau atau mend menden enga garr sela selain in itu itu melal melalui ui peng pengal alama aman n dan dan pros proses es bela belaja jarr dala dalam m pendidikan formal maupun non formal. (Notoatmodjo, 2003) Peng Pengeta etahu huan an pada pada manu manusi siaa bertu bertuju juan an untu untuk k dapa dapatt menj menjaw awab ab masalah-mas masalah-masalah alah kehidupan kehidupan manusia, manusia, pengetahua pengetahuan n diibaratkan diibaratkan sebagai sebagai suatu alat yang dihadapi. (Notoadmodjo, 1997) Pengetahuan adalah penggunaan pikiran dan penalaran logika serta bahasa dalam hal ini pikiran mengajukan pertanyaan yang relevan dengan perso persoala alan n sedang sedangkan kan penalar penalaran an merupak merupakan an proses proses bagaim bagaimana ana pikira pikiran n menarik kesimpulan dari hal-hal yang sebelumnya diketahui. Peran logika adalah menjadi seperangkat azas yang mengarahkan supaya berfikir benar. (J. Sudarminta, 2002)
9
b. Ting Tingka katt Peng Penget etah ahua uan n
Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari 6 tingkatan (Notoadmodjo, 1998) yaitu : 1) Tahu ( Know) diartik diartikan an sebaga sebagaii mengin mengingat gat suatu suatu materi materi yang yang telah telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (comprehensif ), ) , diar diartik tikan an seba sebaga gaii suat suatu u kema kemamp mpua uan n mema memaha hami mi untu untuk k menje menjelas laska kan n secar secaraa bena benarr tenta tentang ng obje objek k yang yang diketah diketahui ui dan dapat dapat mengin menginterp terprest restasi asikan kan materi materi yang yang harus harus dapat dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan. 3) Aplikasi
(application )
diart artikan
seb sebagai
kema emampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebana sebanarny rnyaa atau pengal pengalaman aman hukum, hukum, rumus, rumus, metode, metode, prins prinsip ip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain. 4) Analisis ( analysis ) diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komonen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintetis ( synthesis )
merupakan merupakan suatu suatu kemampu kemampuan an untuk untuk meletakan meletakan
atau memnghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
10
6) Evaluasi ( Evaluation) meru merupa paka kan n kema kemamp mpua uan n untu untuk k mela melaku kuka kan n penmelitian terhadap suatu meteri atau objek yang berdasarkan cerita yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. c. Peng Penguk ukur uran an Pen Penge geta tahu huan an
Pernyataan yang dapat dipergunakan untuk mengukur pengetahuan secara umum dikelompokan dua jenis, yaitu: 1) Pertanyaan Pertanyaan subjektif, subjektif, misalnya misalnya jenis jenis pertanya pertanyaan an essai. essai. 2) Pertanyaan Pertanyaan objektif objektif,, misalnya misalnya pertanyaan pertanyaan pilihan pilihan berga berganda nda betul, betul, salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertan Pertanyaa yaan n essai essai disebu disebutt pertan pertanyaa yaan n subjek subjektif tif karena karena penilai penilain n untuk pertanyaan tersebut melibatkan factor-faktor subjektif dan penilaian. Seda Sedang ngka kan n pert pertan anya yaan an objek objektif tif lebih lebih disu disuka kaii karen karenaa lebih lebih muda mudah h disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih c epat dinilai.
2. Imunisasi a. Pengertian ian
Imun Imunis isas asii adala adalah h suat suatu u cara cara untu untuk k meni mening ngka katk tkan an keke kekeba bala lan n seseorang secara aktif terhadap suatu antigen. (IDAI, 2005) Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberiakn perlindungan kekebalan di dalam tuuh bayi dan anak guna melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak. (Rumah
Sakit
Infeksi
[email protected])
Prof.
Dr.
Sulianti
Sarosa,
2007.
11
b. Macam Macam-m -maca acam m Imuni Imunisa sasi si
Terdap erdapat at dua dua macam macam Imunis Imunisasi asi,, menuru menurutt Ikatan Ikatan Dokter Dokter Anak Anak Indonesia tahun 2005, yaitu : 1) Imun Imunis isas asii Akt Aktif if Merupakan pemberian imunisasi berupa pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri. Contohnya adalah imunisasi campak, polio, BCG, Hepatitis B, DPT. DPT. 2) Imun Imunis isas asii Pas Pasif if Penyuntikan sejumlah antibody, antibody, sehingga kadar antibiotic dalam tubuh meningkat, contohnya adalah pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut tersebut menerima berbagai berbagai jenis antibody antibody dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, missal antibody terhadap campak. Terdapat 2 macam imunisasi, menurut Litbang, yaitu : 1. Imunisasi Imunisasi dasar ialah pemberian pemberian kekebalan kekebalan I, II, III pada pada bayi. bayi. 2. Imunisasi Imunisasi ulang ulang ialah ialah pemberian pemberian kekebalan kekebalan setelah setelah imunis imunisasi asi dasar dasar.. c. Tujua ujuan n Imun Imunis isas asii
Tujua Tujuan n imunis imunisasi asi adalah adalah untuk untuk mencega mencegah h terjadi terjadinya nya penyak penyakit it terte tertent ntu u pada pada seseo seseora rang ng dan dan meng menghi hilan langk gkan an peny penyak akit it terten tertentu tu pada pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan manghilangkan penyakit tertentu. (Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Anak Indonesia. 2005)
d. Manf Manfaa aatt Imun Imunis isas asii
12
Manfaat dai Imunisasi adalah : 1) Untuk An Anak Mence enceg gah
pend enderit eritaa aan n
yang ang
dise diseb babk abkan
oleh leh
peny penyak akit it
dan
kemungkinan cacat atau kematian. 2) Untu Untuk k Kel Kelua uarg rgaa Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. 3) Untu Untuk k Neg Negar araa Memperbaiki Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan menciptakan bangsa bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara. e. Standa Standarr Ke Ketet tetapa apan n Imu Imunis nisas asii
Target arget Univ Univers ersal al Child Child Immu Immuni niza zatio tion n (UCI (UCI)) dalam dalam caku cakupa pan n imun imunis isas asii untu untuk k BCG, BCG, DPT DPT, Poli Polio, o, Camp Campak ak dan dan Hepati Hepatitis tis B haru haruss mencapai 80 %, baik ditingkat nasional, provinsi dan kabupaten bahkan disetiap desa. (Satgas Imunisasi-IDAI, 2005) 3. Hepatitis B a. Pengertian ian
Hepatitis B adalah penyakit yang dapat merusak hati dan dapat berlangsung lama dan menjadi berat. (http://imune.health.gov.au ( http://imune.health.gov.au)) Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota family Hevadnavirus yang dapat menyebabkan perad peradang angan an hati hati akut akut menahu menahun n yang yang pada pada sebagi sebagian an kecil kecil kasus kasus dapat dapat beerlanjut sirosa hari atau kanker hati. (Filbert Anthony, 2006. http://www.wikipedia.org/wiki/hepatitis http://www.wikipedia.org/wiki/hepatitis))
13
b. Etiologi
Hepatit Hepatitis is B diseba disebabka bkan n oleh virus hepatit hepatitis is B (VHB). (VHB). Virus Virus ini perta pertama ma kali kali ditemu ditemukan kan oleh oleh Blumbe Blumberg rg pada pada tahun tahun 1965 1965 dan dikena dikenall dengan nama antigen Australia. Virus Virus ini termasuk DNA virus. Virus hepatitis B berupa partikel 2 lapis berukuran 42 nm yang disebu disebutt “Partik “Partikel el Dane”. Dane”. Lapisa Lapisan n luar luar terdir terdirii atas atas antige antigen n HbsAg HbsAg yang yang membungkus partikel inti (core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada pertikel inti terdapat Hepatitis B core antigen (HbcAg) dan Hepatitis B e antigen (HbeAg) antigen permukaan (HbsAg) terdiri atas lipo protein. Virus Hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari. c. Car Cara Pe Penu nula larran
Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara, yaitu : 1) Parente entera rall Dimana Dimana terjadi penembusan penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk tusuk jarum atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tattoo. 2) Non Non Pare Parent nter eral al Karen Karenaa pers persen entu tuha han n yang yang erat erat enga engan n bend bendaa yang yang terce tercema marr viru viruss hepatitis B. Secara epidemologi penularan penyakit infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting, yaitu: 1) Penu Penula laran ran verti vertika kall
14
Yaitu penularan infeksi virus hepatitis hepatitis B dari ibu yang HbsAg positif kepada kepada anak anak yang yang dilahi dilahirkan rkan yang yang terjadi terjadi selama selama masa masa perina perinatal. tal. Resiko terinfeksi pada bayi mancapai 50-60 % dan bervariasi antar Negara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik. 2) Penu Penula laran ran Horiz Horizon onta tall Yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hep hepatit atitis is B kepa kepada da oran orang g lain lain di seki sekita tarn rnya ya,, misa misaln lnya ya mela melalu luii hubungan seksual. d. Gejala
Umumnya tidak ada gejala dan tanda-tanda selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Infeksi sering kali tidak disertai gejala apapun, akan teta tetapi pi pada pada hepa hepati titis tis B akut akut memi memili liki ki gamb gambar aran an ikter ikterus us yang yang jelas jelas.. Hepatitis Hepatitis B akut memiliki gambaran gambaran gejala klinis yang terjadi atas 3 fase, yaitu: 1) Fase Fase Praik Praikteri teriak ak (prodr (prodrom omal) al) Gejala non Spesifik, permulaan penyakit tidak jela, demam tinggi, anoreksia, mual, nyeri di daerah hati disertai perubahan warna air kemi kemih h menj menjad adii gelap gelap.. Peme Pemeri riks ksaan aan labo laborat rator oriu ium m mulai mulai tamp tampak ak kelain kelainan an hati hati (kadar (kadar biliru bilirubin bin serum, serum, SGOT SGOT dan SPGT SPGT, Fosfato Fosfatose se alkali, meningkat).
2) Fase ase Ikt Ikter erik ik
15
Gejala demam dan gastrointestinal tambah hebat disertai hepatomegali dan splenomegali, timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada ming inggu kedu kedua. a. Sete Setela lah h
timb timbu ul
ikte ikteru russ,
gejal ejalaa
menuru nurun n
dan
pemeriksaan laboratorium tes fungsi hati abnormal. 3) Fase Fase Peny Penyem emb buhan uhan Fase ini ditandai dengan menurunnya kadar enzim aminotransferase, pembesaran hati masih ada dan terasa nyeri, pemeriksaan labolatorium menjadi normal. e. Pencegahan
Penceg Pencegaha ahan n merupa merupakan kan upaya upaya terpent terpentin ing g karena karena paling paling efektif efektif terhadap infeksi virus Hepatitis B (VHB). Seca Secara ra
umum umum
penc penceg egah ahan an
menc mencak akup up
ster steril ilis isas asii
inst instru rume ment nt
kesehatan, alat dialysis individual, membuang jarum disposable ke tempat khusu khusus, s, dan pemaka pemakaian ian sarung sarung tangan tangan oleh oleh tenaga tenaga medis, medis, penyul penyuluha uhan n perihal sex yang aman, penggunaan jarum suntik disposable, mencegah kontak mikrolesi (pemakain sikat gigi, sisir) menutup luka. Selain itu idealnya skrining ibu hamil (trisemester ke-1 dan ke-3) terutama terutama resiko tinggi tinggi dan skrining skrining populasi populasi resiko tinggi (lahir di daerah hiper hiperren rende demi miss
dan dan
beluu beluum m
pena penah h
imun imunis isas asi, i,
homo homo-h -hete etero rose seks ksua ual, l,
pasangan sex ganda, tenaga medis, pasien dialysis, keluarga pasien VHB, kontak seksual dengan pasien VHB). Sedangkan secara khusus program imunisasiuniversal bayi baru lahir telah berhasil menurunkan prevalens VHB. (Boerhan Hidayat, Purnmawati, S. Pujianto, 2005)
16
f. Vaksi aksin n Hep Hepat atit itis is B
Vaksin hepatitis B sering disebut dengan unject. Unject ini sendiri adalah : 1) Alat Alat sunt suntik ik (sem (sempr prit it dan dan jaru jarum) m) sekali sekali pakai pakai dan dan tida tidak k bias bias dipa dipaka kaii ulang dengan spesifikasi Uniject_HB sebagai berikut :
Isi kemasan 0,5 cc
Ukuran jarum 25 G x 5/8”
Dimensi; panjang kemasan 2,3 x 3,5 cm
Satu box carton (3 liter) isi 100 uniject
Satu coldbox carton (isi 40 liter) berisi 800 uniject-HB 12 water pack.
2) Alat Alat sunt suntik ik yang yang tida tidak k perl perlu u diis diisii vaks vaksin in oleh oleh petu petuga gass sebe sebelu lum m disuntikan, karena sudah terisi dari pabriknya, setiap uniject sudah dilengkapi dengan alat pemantau suhu VVM (Vaksin (Vaksin Vial Monitor). 3) Alat Alat sunt suntik ik yang yang tidak tidak perl perlu u dist dister erili ilisa sasi sika kan n oleh oleh petu petuga gass sebe sebelu lum m disuntikan karena sudah steril dari pabriknya. pa briknya. 4) Alat Alat sunt suntik ik yang yang dapat dapat menc menceg egah ah terja terjadi diny nyaa penu penula lara ran n peny penyak akit it karena jarum suntik hanya dapat dipakai satu kali saja.
g. Jadwal Jadwal Pemberia Pemberian n Imuni Imunisasi sasi Hepatiti Hepatitiss B
17
Jadwal pemberian imunisasi hepatitis b dapat dilihat dalam table berikut : Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Imunisasi Hepatitis B Umur
Vaksin
Keterangan HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam Saat Lahir Hepatitis B-1 setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HBsAg ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. HB- 1. Apabila semua status HBsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HBsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari. HB-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval 1 Bulan Hepatitis B-2 HB-1 dan Hb-2 adalah 1 bulan. HB-3 pada umur 6 bulan. Untuk mendapat 6 Bulan Hepatitis B-3 respons imun yang optimal interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2005
h. Efek sampin samping/ g/ Kejadian Kejadian Ikutan Ikutan Pasca Pasca Imunisasi Imunisasi (KIPI) (KIPI) Hepatiti Hepatitiss B
KIPI KIPI adalah adalah suatu suatu kejadi kejadian an sakit sakit yang yang terjadi terjadi setela setelah h menerim menerimaa imunisasi yang diduga disebabkan oleh imunisasi. Terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi (dapat sampai 3 bulan). Pemantauan KIPI ditujukan pada setiap kelainan yang terjadi pada periode pasca imunisasi. Pemantauan suntikan yang aman ditujukan pada sasaran suntikan, petugas da masyarakat serta lingkungan terkait.
Menurut WHO : 1999, klasifikasi KIPI adalah sebagai berikut :
18
1) Reak Reaksi si Vak Vaksi sin n Induksi vaksin yaitu intrinsic vaksin dengan individu. Potensiasi vaksin yaitu gejala yang timbul dipicu oleh vaksin. Kejadian disebabkan atau dipicu oleh vaksin walaupun diberikan secara benar. Disebabkan oleh sifat dasar vaksin. 2) Kesa Kesala laha han n Prog Progra ram m Kejadi Kejadian an diseba disebabka bkan n oleh kesala kesalahan han dalam dalam persiap persiapan, an, penang penangana anan, n, ataupun pemberian vaksin. 3) Kebetul tulan Kejadian terjadi setelah imunisasi tapi tidak disebabkan oleh vaksin. 4) Reak Reaksi si Sunt Suntik ikan an Kejadi Kejadian an yang yang diseba disebabk bkan an oleh rasa takut/ takut/ gelisa gelisah h atau sakit sakit dari dari tindakan penyuntikan dan bukan dari vaksin. 5) Tidak idak Dik Diket etah ahui ui Penyebab kejadian tidak dapat ditetapkan. Gejala KIPI ringan (sering dijumpai) pada pemberian imunisasi hepatitis B, reaksi local pada anak adalah 5 % pada orang dewasa adalah 15% demam >38 OC yaitu 1-6%, dan tidak dijumpai iritabel, malaise dan gejala sistemik.
B. Ke Kera rang ngka ka Kons Konsep ep
19
Kerang Kerangka ka konsep konsep penelit penelitian ian adalah adalah suatu suatu hubung hubungan an atau atau kaitan kaitan antar antar konsep satu terhadap konsep yang lain yang ingin dit eliti. (Notoatmodjo, 2002) Lewren Lewrence ce Green Green menga menganal nalisa isa perilak perilaku u manusi manusiaa berangk berangkat at dari dari tingka tingkatt kesehatan bahwa kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua factor perilaku dan factor diluar perilaku. Perilaku itu sendiri ditentkan atau dibentuk dari 3 faktor berikut : 1. Faktor Pred redisposisi ( predisposing factor ) terw terwuj ujud ud dala dalam m pend pendid idik ikan an,, pengetahuan, sikap dan persepsi. 2. Faktor Pend endukung ( enabling yang terwu terwuju jud d dala dalam m ling lingku kup p fisi fisik, k, enabling factor factor ) yang ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan pendapatan keluarga, dan lain-lain. 3. Fakt Fakto or Pen Penguat (reinforcing factor ) yang terwujud dalam sikap petugas, orang tua tua dan lain lain-l -lai ain, n, yang yang meru merupa paka kan n kelo kelomp mpok ok refe refere rens nsii dari dari peri perila laku ku masyarakat. (Notoadmodjo, 2003) Pengetahuan adalah penggnaan pikiran dan penalaran logika serta bahasa dalam hal ini pikiran mengajukan pertanyaan yang relevan dengan persoalan (J. Sudarminta Sudarminta,, 2002). 2002). Maka pengetahuan pengetahuan lebih berperan terhadap hasil cakupan cakupan imunisasi Hepatitis B dibandingkan dengan faktor lainnya. Faktor Predisposisi Pendidikan Pengetahuan Sikap Persepsi
Faktor Pendukung Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Pendapatan Keluarga
Faktor Penguat Sikap Petugas Orang Tua
Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada bayi 0 – 7 hari
20
Gambar 2.1 Kerangka Konsep (Modifikasi dari teori Lewrence Green, Notoatmodjo, 2003)
C. Hip Hipote otesa
1. Ha : Terdap erdapat at peng pengaru aruh h yang yang sign signif ifik ikan an anta antara ra peng penget etah ahua uan n deng dengan an rendahnya cakupan imunisasi Hepatitis B. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dengan rendahnya cakupan imunisasi Hepatitis B. 2. Ha : dit diter erim imaa jik jikaa ρ1 ≤ ρ2 ; α ≤ 0,05 Ho : diterima jika ρ 1 < ρ2 ; α > 0,05