Piutang Dagang (Makalah Ini Disusun Bertujuan Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Pengantar Akuntansi)
Dosen: Asep Komarudin, SE., M. Si
Disusun oleh Kartini Sri Hosa Tantri Hayatin Tiara Dewi Mahmud Mutanudin Akuntansi 3 B (Reguler)
Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) LA Tansa Mashiro Rangkasbitung 2017
Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah dengan judul Piutan Dagang “
”
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca maupun penulis. Rangkasbitung, 9 Desember 2017
Penulis
i
Daftar Isi Kata Pengantar ....................................................................................................... i Daftar Isi ................................................................................................................ ii BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ................................................ ............................. 2 BAB II Pembahasan ............................................................................................... 3
2.1 Pengertian Piutang. ......................................................................... 3 2.2 Piutang Dagang ............................................................................... 3 2.3 Metode Penghapusan Piutang ......................................................... 8 2.4 Piutang Wesel.................................................................................. 11 BAB III Penutup .................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14 3.2 Saran................................................. ............................................... 14 Daftar Pustaka ........................................................................................................ 16
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG
Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan.
Dalam
melaksanakan
penjualan
kepada
para
konsumen,
perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen
umumnya lebih menyukai bila
perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak – kreditur, yaitu pihak yang menjual barang atau jasa dan memperoleh piutang, dan debitur yaitu pihak yang melakukan pembelian dan menjadikan utang.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Apa yang dimaksud dengan piutang? 2) Apa sajakah jenis-jenis piutang?
1
3) Hal-hal apa saja yang berhubungan dengan piutang dagang? 4) Hal-hal apa yang berhubungan dengan piutang wesel? 5) Metode apa yang dipakai dalam penghapusan piutang dan jurnalnya?
1.3
TUJUAN PENULISAN
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengetahui jenis jenis piutang, 2. Mendeskripsikan piutang dagang, 3. Mendeskripsikan piutang wesel, 4. Mendiskusikan dampak dari suatu kegiatan atas adanya piutang dagang dan piutang wesel. 5. Membedakan antara piutang dagang dan piutang wesel. 6. Memenuhi tugas dari mata kuliah akuntansi dasar
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
PENGERTIAN DAN JENIS PIUTANG
Piutang timbul apabila perusahaan (atau seseorang) menjual barang atau jasa kepada perusaahaan lain (atau orang lain) secara kredit. Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Piutang
merupakan
klaim
terhadap
kas
yang
berasal
dari
individu/perusahaan lain. Pada umumnya piutang dibagi menjadi: 1) Piutang Dagang berasal dari penjualan barang/jasa, dikumpulkan dalam 30-60 hari. 2) Piutang Wesel klaim atas instrumen kredit yang dikeluarkan, mensyaratkan adanya bunga, dikumpulkan dalam 60-90 hari. 3) Piutang lain-lain piutang bunga, uang muka karyawan. Ketiga jenis piutang akan dibahas lebih dalam pada sub bab selanjutnya. 2.2
PIUTANG DAGANG
Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang dagang harus dibedakan dari piutang wesel ataupun
3
piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari aktiva lain yang tidak timbul dari penjualan sehari-hari, karena piutang dagang berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang utama. Selain itu jumlah rupiah yang dimasukkan sebagai piutang dagang harus dapat ditagih dalam jangka waktu normal yang tercermin dalam termin penjualan yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh, apabila perusahaan menetapkan termin penjualan 2/30, n/30, maka piutang yang timbul diharapkan akan dapat diterima dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak transaksi penjualan terjadi.Masalah – masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi empat hal, yaitu: 1) Pengakuan Piutang Dagang
Dimisalkan pada tanggal 1 juli 2000 perusahaan dagang merapi menjual barang kepada perusahaan Merbabu seharga Rp. 100.00 0 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 5 juli, barang seharga Rp. 10.000 di kembalikan oleh perusaah Merbabu kepada perusahaan Merapi. Tanggal 11 juli, perusahaan Merapi menerima pembayaran dari perusahaan Merbabu sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksitransaksi di atas dalam pembukuan perusaah Merapi adalah sebagai berikut: Juli 1.. Piutang Dagang
Rp. 100.000
Penjualan
Rp. 100.000
(Penjualan kredit kepada perusahaan Merbabu)
4
5. Retur & Potongan Penjualan Piutang Dagang
Rp. 10.000 Rp. 10.000
(Pengembalian barang dari perusahaan Merbabu) 11. Kas
Rp. 88.200
Potongan Tunai
Rp. 1.800
Piutang Dagang
Rp. 90.000
Potongan tunai biasanya diberikan oleh produsen (pabrik) kepada grosser (pedagang besar) atau dari grosser kepada took-toko pengecer yang umumnya merupakan langganan dan transaksinya dilakukan dalam partai besar. Potongan tunai semacam ini tidak pernah kita jumpai dalam transaksi penjualan dari took pengecer kepada konsumennya. 2)
Penilaian Piutang Dagang
Apabila piutang dagang telah dicatat dalam pembukuan, persoalan berikutnya adalah bagaimana melaporkan piutang dagang dalam neraca. Merunut Prinsip Akuntansi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bias direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. 3)
Kerugian Piutang Dagang
Penjualan kredit disamping mendatangkan keuntungan, juga bias membawa kerugian bagi perusahaan. Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan perusahaan. Di lain pihak penjualan secara kredit seringkali 5
mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Kerugian ini dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama, seperti kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu. 4)
Pengalihan Piutang Dagang
Dalam keadaan normal, piutang diterima pelunasannya dalam bentuk kas dan rekening piutang yang bersangkutan dihilangkan dari pembukuan. Akan tetapi apabila piutang telah berkembang menjadi sedemikian bensar jumlahnya, maka penyelesaian piutang dengan cara “normal” seperti di atas perlu diubah. Perusahaan -perusahaan yang memiliki piutang dalam jumlah besar seringkali berusaha untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya dengan cara menjual atau mengalihkan piutang tersebut kepada perusahaan lain sehingga dapat segera memperoleh kas, dan dengan demikian memperpendek jarak siklus operasi dari kas ke kas. Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain karena beberapa alasan: a. Dalam situasi uang ketat perusahaan sulit mendapatkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan kasnya, selain itu tingkat bunga pinjaman juga cukup tinggi, oleh karena itu piutang sedapat mungkin harus segera diubah menjadi kas meski tidak melalui cara yang biasa.
6
b. Penagihan piutang seingkali memakan waktu yang cukup lama dan kadang-kadang memerlukan biaya yang cukup besar, oleh karena itu perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat. Di Negara yang perekonomiannya telah berkembang, dikenal berbagai cara pengalihan piutang, misalnya: penjualan piutang kepada lembaga keuangan, penggadaian piutang, dan penjualan dengan kartu kredit (credit card). Dalam penjualan biasa, terdapat dua pihak yang melakukan transaksi yaitu penjual dan pembeli. Apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit, maka terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu: 1.
Penjual
2. Penerbit Kartu Kredit 3. Pembeli Ditinjau dari sudut pembeli, apabila pembelian dilakukan dengan menggunakan kartu kredit, maka penerbit kartu kredit akan membaar kepada penjual sebesar harga barang yang dibeli. Selanjutnya pembeli akan membayar kepada penerbit kartu kredit (atau melalui banknya) sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh penerbit kartu kredit. Penerbit-penerbit kartu kredit yang terkenal adalah VISA, MasterCard, American Express, dan Diners Club.
7
Keuntungan yang diperoleh pihak penjual apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit adalah: 1. Penyelidikan mengenai identitas dan bonafiditas pembeli dilakukan oleh penerbit kartu kredit. Penjualan tidak perlu lagi bersusah payah melakukan hal ini sebagaimana terjadi pada penjualan kredit biasa. 2. Penjual tidak perlu lagi menyelenggarakan buku pembantu piutang yang berisi catatan piutang kepada asing-masing pembeli (debitur) 3. Penjualan tidak lagi terlibat dalam proses penagihan kepada pembeli karena hal itu akan dilakukan oleh penerbit kartu. Penjual hanya berhubungan dengan penerbit kartu kredit yang pelaksanaannya jauh lebih mudah dan sederhana. 4. Penjual dapat menerima kas lebih cepat dari penerbit kartu kredit. 2.3
METODE PENGHAPUSAN PIUTANG
Dalam pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan 2cara, yaitu 1) Metode Cadangan
Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
8
a. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan ditandingkan (matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan. b. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang. c. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan. Jurnal-Jurnal yang berhubungan dengan penghapusan piutang metode cadangan adalah sebagai berikut : a. Jurnal membuat taksiran kerugian piutang Beban kerugian piutang
Rp. XXX
Cadangan kerugian piutang
Rp. XXX
b. Piutang Dagang yang benar-benar tidak dapat ditagihdihapus Cadangan kerugian piutang
Rp. XXX
Piutang Dagang
Rp. XXX
c. Saat debitur menyatakan mampu membayar Piutang Dagang
Rp. XXX
Cad. Kerugian Piutang
Rp. XXX
d. Saat debitur membayar hutang tersebut
9
Kas
Rp. XXX
Piutang Dagang
Rp. XXX
2) Metode Penghapusan Langsung
Apabila perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung, maka jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening cadangan kerugian piutang. Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung dideberkan ke dalam rekening kerugian piutang dan rekening piutang dagang dikredit. Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penghapusan piutang metode lansung : a. Jurnal saat penghapusan piutang Beban kerugian piutang
Rp. XXX
Piutang Dagang
Rp. XXX
b. Jurnal saat piutang yang telah dihapus dinyatakan mampu dibayar Piutang Dagang
Rp. XXX
B. Kerugian Piutang
Rp. XXX
c. Saat debitur membayar hutang tersebut. Kas
Rp. XXX
Piutang Dagang
Rp. XXX
10
2.4
PIUTANG WESEL
Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau o rang lain yang ditunjuk. Bentuk surat wesel biasa bermacam-macam, asalkan memenuhi ketentuan-ketentuan yang termuat pada pasan 100 KUHD yang memberikan batasan-batasan sebagai berikut: a. Di dalam surat wesel harus terdapat tulisan “surat wesel”. b. Surat wesel adalah perintah tak bersyarat untuk membayar uang sejumlah tertentu. c. Disebutkan nama orang yang harus membayar. d. Ditentukan hari jatuh tempo atau hari pembayarannya. e. Disebutkan tempat pembayarannya. f.
Disebutkan nama orang yang ditunjuk.
g. Dicantumkan tanggal dan tempat penarikan (pembuatan) surat wesel. h. Dibubuhi tandatangan orang yang menarik wesel. Undang-undang mewajibkan penarik wesel untuk memberitahukan adanya penarikan wesel kepada pihak tertarik. Di dalam praktek, agar wesel menjadi lebih kuat. Biasanya pihak yang berkewajiban membayar (tertarik) diminta untuk memberikan tandatangan persetujuan pada surat wesel. Penandatangan wesel oleh pihak tertarik disebut akseptasi yang berarti pengakuan dari pihak tertarik bahwa ia mengetahui akan kewajibannya 11
untuk membayar wesel sebagaimana tersebut dalam surat wesel tersebut. Akseptasi atau tandatangan persetujuan dicantumkan pada bagian pinggir atau di bagian bawah surat wesel. Dengan demikian dalam surat wesel terdapat tiga pihak, yaitu: penarik, tertarik, dan pemegang wesel. 1) Wesel Berbunga dan Wesel Tidak Berbunga Wesel dapat dibedakan menjadi wesel berbunga dan wesel tidak berbunga. Suatu wesel disebut wesel berbunga apabila dalam wesel disebutkan suatu tingkat bunga tertentu, sedangkan wesel tidak berbunta adalah wesel yang tidak menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu. Jika wesel menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu (biasanya dinyatakan dalam persen), maka tertarik harus membayar wesel tersebut pada tanggal jatuhnya sebesar nilai nominal wesel ditambah sejumlah bunga yang dihitung atas dasar persentase bunga sebagaimana tertulis dalam surat wesel. 2) Penyelesaian dan Pengalihan Piutang Wesel
Suatu wesel mungkin akan disimpan perusahaan sambil menunggu hari jatuhnya, dan pada saat tersebut nanti perusahaan akan menerima pembayaran dari pihak tertarik sebesar nilai nominal wesel di tambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang wesel yang bersangkutan, akan tetapi kadang-kadang tidak semua piutang wesel dapat diterima pembayarannya, karena pihak tertarik tidak menaati kewajibannya sehingga perlu diadakan penyelesaian.
12
Surat wesel adalah surat berharga yang bias dipindahtangankan, artinya wesel bias dialihkan dari suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan atau orang lain dan dengan demikian bias dijual untuk mendapatkan kas. Untuk mendapatkan uang dengan cepat, pemegang saham kadang-kadang menjual piutang wesel kepada pihak ain sebelum t anggal jatuh wesel. Penjualan
piutang
wesel
sebelum
tanggal
jatuhnya
disebut
pendiskontoan piutang wsel karena pemegang wesel akan menerima pembayaran yang jumlahnya lebih kecil daripada nilai jatuh wesel yang bersangkutan. Harga jual wesel yang lebih rendah ini akan menyebabkan pendapatan bunga yang diterima pemegang wesel manjadi berkurang. Hal ini wajar, karena bagian pendapatan bun ga yang tidak jadi diterima ini merupakan harga yang harus dibayar untuk penerimaan kas yang lebih cepat dari tanggal seharusnya (tanggal jatuh wesel). 3) Piutang Wesel Dengan Angsuran
Dalam praktek kita jumpai juga wesel yang pembayarannya diangsur selama jangka waktu wesel. Piutang semacam ini disebut piutang wesel dengan angsuran. Setiap penerimaan angsuran akan terdiri dari : a.
Bunga dari pokok pinjaman yang belum dibayar
b.
Pengurangan atas pokok pinjaman. Pendapatan bunga setiap
periode angsuran semakin menurun, sedangkan angsuran pokok pinjaman semakin bertambah. 13
BAB III PENUTUP 3.1
KESIMPULAN
Piutang merupakan hak untuk menagih sejumah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit. Terdapat dua jenis piutang, yaitu piutang dagang dan piutang wesel. Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan dating. Jangka waktu wesel bias bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Surat wesel yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda bukti adanya piutang wesel. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman uang. Dalam hal ini peminjam (debitur) membuat surat janji untuk membayar pinjamannya beberapa waktu dimasa yang akan datang. 3.2
SARAN
Sebelum mengakhiri uraian dari makalah ini, adap un saran dari penulisan makalah adalah sebagai berikut.
14
1) Kepada para manager perusahaan agar lebih baik dalam memelih mana kreditur yang baik dalam membayar agar tidak terjadi kerugian 2) Kepada bagian akuntan perusahaan harus memperhatikan leikuiditas perusahaan, supaya tidak ada mogok kredit. 3) Dalam menerbitkan wesel harus memperhatikan keuntungan atau kerugian dari penerbitan wesel tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA .
Suharli, Michell. 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muawanah, Umi, dkk. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan.
Jusup Al Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi.Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Sutoyo, dkk. 1999. Akuntansi Keuangan Jilid 1. Bandung: Angkasa
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate accounting . Yogyakarta: BPFE
16