MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK
“
PERUBAHAN MINAT PADA LANSIA ”
DISUSUN OLEH : 1. Selamet Cholifah
(720153088)
2. Sukma Dewi
(720153089)
3. Taufiq Wicaksana W
(720153090)
4. Tria neva Valia
(720153091)
5. Trisna Safitri
(720153092)
6. Trisnawati
(720153093)
7. Tutut Setya Lisna M
(720153094)
Kelas : 4B Prodi : S1 Keperawatan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Telp./Faks.(0291)442993/437218 Kudus 59316 Website : http://www.stikesmuhkudus.ac.id
[Type text]
Page 1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perubahan Minat pada Lansia”.
Penulisan makalah ini dimaksud untuk memenuhi salah satu penugasan Keperawatan Gerontik program pendidikan Strata I jurusan keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas dukungan, partisipasi, dan bimbinganya, kepada : 1. Ibu Yuli Setyaningrum 2. Seluruh rekan-rekan yang telah membantu pembuatan makalah ini. Atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari seluruh pembaca sekalian demi kesempurnaan Makalah ini. Saya mengharapkan kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan seluruh rekan-rekan Mahasiswa- Mahasiswi STIKES Muhammadiyah Kudus..
Kudus , 07 November 2018
Penyusun
[Type text]
Page 2
DAFTAR ISI
Contents
COVER .................................................... .......................................................................................... ......................................Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ..................................................... ........................................................................................................... .............................................................................. ........................ 3 BAB I PENDAHULUAN .................................................... ........................................................................................................ ........................................................... ....... 4 A. Latar Belakang ................................................ ..................................................................................................... ..................................................................... ................ 4 B. Rumusan Masalah ..................................................... ......................................................................................................... ........................................................... ....... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................... .......................................................................................................... ........................................................... ....... 5 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6 A. Perubahan Minat Minat Pada Lansia .................................................... .............................................................................................. .......................................... 6 BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 16 A. Kesimpulan ..................................................... .......................................................................................................... ................................................................... .............. 16 B. Saran ...................................................... ............................................................................................................ ............................................................................ ...................... 16 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17
[Type text]
Page 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Saat ini, di seluruh dunia orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Usia lanjut merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya, pasti akan dialami oleh seseorang bila ia panjang umur. Di indonesia, istilah untuk kelompok usia ini belum baku, orang memiliki sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan istilah lansia atau jompo. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial seedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Menurut Hurlock secara umum orang lajut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam , sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada. Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mecapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia. [Type text]
Page 4
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah tentang perubahan minat pada lansia antara lain : 1. Apa saja perubahan minat pada lansia ? 2. Apa saja masalah umum pada lansia ? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan dari mkalah tentang perubahan minat pada lansia antara lain : 1. Untuk mengetahui perubahan minat dari lansia. 2. Untuk mengetahui masalah umum pada lansia.
[Type text]
Page 5
BAB II PEMBAHASAN A. Perubahan Minat Pada Lansia Seperti perubahan fisik, mental dan gaya hidup pada orang-orang berusia lanjut, juga terjadi perubahan minat dan keinginan yang tidak dapat dihindari. Terdapat hubungan yang erat antara jumlah keinginan dan minat orang pada seluruh tingkat usia dan keberhasilan penyesuaian mereka. SEbaliknya hal ini menentukan kebahagiaan atau ketidakbahagiaan yang akan diperoleh. PAda usia lanjut, pendapat seperti ini benar untuk setiap tingkat usia selam kurun waktu kehidupan. Hal itu penting untuk diketahui, karena bagaimanapun juga penyesuaian pada usia lanjut sangan dipengaruhi oleh perubahan minat dan keinginan yang dilakukan secara sukarela atau terpaksa. Apabila orang yang berusia tua ingin mengubah minat dan keinginannya karena alas an kesehatan, situasi keuangan atau alasan lainnya mereka akan memperoleh kepuasan yang lebih baik disbanding mereka yang menghentikan kegiatannya karena sikap yang tidak menyenangkan dari sebagian kelompok masyarakat. Seperti minat dan keinginan seseorang dari setiap tingkat usia, hal ini juga sangat berbeda pada mereka yang sudah s udah tua. Bagaimanapun juga, keinginan tertentu mungkin dianggap sebagai tipe keinginan orang berusia lanjut pada umumnya, antara lain keinginan dan minat pribadi, minat untuk berekreasi, keinginan social, keinginan yang bersifat keagamaan, dan keinginan untuk mati. 1. Minat Pribadi Minat atau ketertarikan pribadi pada usia lanjut antara lain melipuri minat terhadap diri sendiri, minat terhadap penampilan, minat pada pakaian dan minat pada uang. 2. Minat dalam Diri Sendiri Orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila ia semakin tua. Orang mungkin menjadi sangat berorientasi pada egonya (egocentric) dan pada dirinya (selfcentred) dimana mereka lebih banyak berpikir tantang dirinya daripada orang lain dan kurang memperhatikan keinginan dan kehendak orang lain. 3. Minat pada Penampilan
[Type text]
Page 6
Walaupn beberapa orang berusia lanjut menganggap penting tentang penampilan mereka seperti yang dulu bisa dilakukan, tetapi banyak juga yang menunjukkan sikap tidak perduli terhadap penampilannya. Mereka mungkin akan berhenti dalam merawat pakaian, bahkan mereka tidak ambil pusing dengan perwatan diri. Sementara ada sebagian yang tampak kotor dan jorok dalam penampilan, tetapi orang berusia lanjut umumnya tidak banyak menggunakan waktu agar penampilannya lebih menarik, atau sedapat mungkin menutupi tanda-tanda ketuaan fisik mereka. a. Status ekonomi Orang berusia lanjut merupakan factor penting yang menentukan tingkat ketertarikan mereka dalam merawat dan menjaga penampilan. Apabila setiap sen dari uangnya harus dihitung dan apabila beberapa hal penting dalam kehidupan harus dihemat, maka uang yang dimanfaatkan untuk merawat dan menjaga penampilan seseorang dianggap sebagai kemewahan yang tidak menghasilkan apa-apa. b. Tempat tinggal Juga sangat memainkan peranan penting dalam menentukan tingkat ketertarikan seseorang dalam merawat penampilannya. Mereka yang hidup sendiri berminat jauh lebih sedikit dibanding yang tinggal bersama anak yang telah dewasa atau tinggal dalam rumah bersama orang-orang berusia lanjut lainnya. 4. Minat terhadap Pakaian Minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlibat dalam kegiatan social. Sebagian tergantung pada status ekonomi, dan sebagian lagi tergantung pada kesadaran untuk menerima kenyataan bahwa mereka telah lanjut usia sehingga harus menyesuaikan diri. Beberapa orang berusia lanjut ada yang masih terus memakai gaya dan model yang bisa mereka pakai pada masa muda dan madya sehingga menolak untuk berpakaian model masa kini, walaupun mereka harus memesan secara khusus pada tukang jahit. Orang berusia lanjut lainnya justru sebaliknya sangat mementingkan mode dan mungkin memilih pakaian ayng idrancang untuk orang muda yang pantas menjadi anak atau cucunya. Mereka berontak dengan usia lanjut dan karenanya mencoba
[Type text]
Page 7
untuk meyakinkan diri mereka sendiri dan orang lain bahwa mereka lebih muda disbanding kenyataan yang mereka hadapi. Minat orang berusia lanjut pada pakaian juga karena dipengaruhi oleh kesulitan dalam mencari mode yang cocok dengan usia mereka yang siap pakai dan tidak ketinggalan zaman. Misalnya apabila rok pendek sedang banyak digemari, maka wanita berusia lanjut akan sulit dalam mencari pakaian, rok atau jas panjang yang siap pakai yang dianggap cocok dengan usianya. Begitu juga pakaian yang dijualkan untuk mereka seringkali dibuat dengan rancangan yang tidak bagus, karena tidak menarik dan dibuat dalam cetakan warna yang tidak menimbulkan pujian karena tidak cocok dengan kondisi kulit dan rambut wanita berusia lanjut. Masalahnya juga sama bagi pria berusia lanjut dalam mencari pakaian yang cocok. Akan tetapi bagi pria masalahnya relative lebih kecil dibanding wanita. 5. Minat Untuk Rekreasi Pria dan wanita berusia lanjut cenderung untuk tetap tertarik pada kegiatan rekreasi yang biasa dinikmati pada masa mudanya, dan mereka hanya akan mengubah minat tersebut kalau betul-betul diperlukan. Perubahan utama yang terjadi adalah secara bertahap mempersempit minat dibanding perubahan radikal terhadap pola yang sudah s udah dibentuknya, dan mengubah minat kebentuk rekreasi yang bersifat permanen. 6. Minat Sosial Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merawa menderita karena jumlah kegiatan social yang dilakukannya semakin berkurang. Hal ini lazim diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan kemasyarakatan, yaitu suatu proses pengunduran diri secara timbale balik pada masa usia lanjut dari lingkungan social. Social disengagement, seperti yang dijelaskan oleh Birren, meliputi empat elemen “pelepasan beban” yaitu meliputi : Keterlibatan dengan orang lain berkurang,
pengurangan variasi v ariasi peranan peran an social yang dimainkan, penggunaan kemampuan mental yang semakin bertambah, dan berkurangnya partisipasi dalam kegiatan fisik. Adapun sumber dari kontak social : a. Persahabatan pribadi yang akrab Persahabatan pribadi yang akrab dengan para anggota dari kelompok jenis kelamin yang sama yang di bina ulang sejak masa dewasa atau pada awal tahun [Type text]
Page 8
pernikahan, sering terhenti. terhen ti. Apabila salah satunya mati atau pindah tempat tinggal sehingga menjadi jauh. Dalam hal seperti ini tampaknya orang usia lanjut tidak mampu lagi menetapkan jenis persahabatan lain yang seperti itu. b. Kelompok persahabatan Kelompok semacam ini terbentuk dari pasangan pasangan yang bersatu yang dibentuk pada waktu mereka masih muda karena mereka mempunyai minat dan kesenangan yang serupa secara timbal balik. c. Kelompok atau pekumpulan formal Apabila keperanan kepemimpinan dalam kelompok atau perkumpulan formal diambil alih oleh anggota yng lebih muda dan apabila perencanaan kegiatan terutama berorientasi pada minat mereka yang lebih muda itu. Orang lanjut usia merasa tidak diperlukan lagi dalam organisasi semacam ini dan menghentikan keanggotaan mereka dalam perkumpulan tersebut. 7. Minat Terhadap keagamaan Walaupun terdapat kepercayaan popular dalam masyarakat yang mengatakan bahwa orang tertarik pada kegiatan keagamaan pada saat kehidupan hamper selesai, akan tetapi bukti-bukti yang menunjang kepercayaan seperti ini sangat sedikit. SEmentara orang berusia lanjut menjadi lebih tertarik pada kegiatan keagamaan karena mereka sangat tidak mampu, tetapi pada umumnya mereka tidak harus tertarik pada kegiatan keagamaan karena pertimbangan kegiatan tersebut dapat menciptakan minat baru atau dapat merupakan titik perhatian baru. 8. Minat untuk Mati Selama masa anak-anak, dewasa, dan sedikit pada masa dewasa dini, rasa tertarik terhadap kematian lebih berkisar pada seputar kehidupan setelah mati daripada terhadap sebab-sebab yang menjadikan seseorang mati. SEbagai hasil pendidikan tentang keagamaan dirumah, dan ditempat ibadah, menjadikan banyak anak muda mempunyai konsep yang berbeda tentang suraga atau neraka dan tentang kehidupan didunia fana Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akherat dan lebih mementingkan tentang kematian itu sendiri serta kematian dirinya. Pendapat semacam ini benar, khususnya bagi orang yang [Type text]
Page 9
kondisi fisik dan mentalnya semain memburuk, mereka cenderung untuk berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan seperti itu. Hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang yang masih muda, dimana kematian bagi mereka tampaknya masih jauh dank arena itu mereka kurang memikirkan tentang kematian. B. Masalah Umum Pada Lansia 1. Penurunan masalah fisik dan fungsi tubuh Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. 1) Sistem pernafasan pada lansia.
Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
Penurunan aktivitas paru (mengembang & mengempisnya) sehingga jumlah udara pernafasan perna fasan yang masuk ke paru par u mengalami penurunan, penuru nan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang (luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya proses difusi.
Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu proses oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua ke jaringan.
CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
2) Sistem persyarafan.
[Type text]
Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
Mengecilnya syaraf panca indera. Page 10
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
3) Perubahan panca indera Penglihatan
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
Meningkatnya ambang pengamatan sinar: daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
Hilangnya daya akomodasi.
Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
4) Perubahan panca indera pendengaran
Presbiakusis (gangguan pada pendengaran): hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.
5) Perubahan panca indera pengecap dan penghidu
Menurunnya kemampuan pengecap.
Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.
Kemunduran dalam merasakan sakit.
Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
6) Perubahan kardiovaskuler
[Type text]
Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
Page 11
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur tid ur keduduk (duduk ke berdiri) b erdiri) bisa menyebabkan m enyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg).
Sistem genito urinaria.
Ginjal, mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan di glomerulo menurun sampai 50%,
fungsi
tubulus
kemampuan mengkonsentrasi
berkurang urin,
berat
akibatnya jenis
urin
kurangnya menurun
proteinuria (biasanya +1).
Vesika urinaria/kandung kemih, otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
Atropi vulva.
Vagina, selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
Daya sexual, frekuensi sexsual intercouse cenderung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
7) Perubahan Sistem endokrin / metabolik
[Type text]
Produksi hampir semua hormon menurun.
Page 12
Pituitary, pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya berkurangn ya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
Menurunnya aktivitas tiroid
Menurunnya produksi aldosteron.
Menurunnya sekresi hormon: progesteron, estrogen, testosteron.
Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).
8) Perubahan sistem pencernaan
Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
Esofagus melebar.
Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
Fungsi absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu).
Liver (hati), makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
9) Perubahan sistem muskuloskeletal.
Tulang rapuh.
Resiko terjadi fraktur.
Persendian besar & menjadi kaku.
Pada wanita lansia > resiko fraktur.
Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan berkurang).
[Type text]
Page 13
10) Perubahan sistem kulit & jaringan ikat
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adipose.
Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka kurang baik.
Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.
11) Perubahan sistem reproduksi.
Selaput lendir vagina menurun/kering.
Menciutnya ovarium dan uterus.
Atropi payudara.
Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.
Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
12) Kegiatan seksual Seksualitas adalah kebutuhan dasra manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduks. Seksualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak [Type text]
Page 14
cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex.
[Type text]
Page 15
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perubahan fisik, mental dan gaya hidup pada orang-orang berusia lanjut, juga terjadi perubahan minat dan keinginan yang tidak dapat dihindari. Terdapat hubungan yang erat antara jumlah keinginan dan minat orang pada seluruh tingkat usia dan keberhasilan penyesuaian mereka. Seperti minat dan keinginan seseorang dari setiap tingkat usia, hal ini juga sangat berbeda pada mereka yang sudah tua. Bagaimanapun juga, keinginan tertentu mungkin dianggap sebagai tipe keinginan orang berusia lanjut pada umumnya, antara lain keinginan dan minat pribadi, minat untuk berekreasi, keinginan social, keinginan yang bersifat keagamaan, dan keinginan untuk mati. B. Saran Dengan disusunya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang yang telah tertulis dalam makalah ini sehigga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Di samping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
[Type text]
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B. (t.thn.). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. R, S. M. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya . Jakarta: Salemba Medika.
[Type text]
Page 17