MAKALAH PERSEPSI SENSORI + INTEGUMEN ( POLI P OLIP P, ATRESIA ATRESIA COANA COANA , ANJ )
Disusun Oleh
:
Kel!"# $ Ah!%& Gul%! S'%i Juh%ei%h *ii An%ini
Dsen Pe!-i!-in Ns. Di%n Pe/i%, S.Ke".s#"
KELAS A NON REGULER RE GULER S0 KEPERA1ATAN STIKES STIK ES 2ATSI TANGERANG TA 3405 6 3407
8A8 I PENDAHULUAN 0.0 L%% 8el%#%n
Hidu Hidung ng adal adalah ah salu salura ran n
udar udaraa
yang yang pert pertam amaa
mem mempuny punyai ai dua dua
luba lubang ng (kav (kavum um
nasi),dipisahkan oleh sekat hidung(septum nasi) ( Drs.H.Syaifuddin,2006). olip adalah masa lunak,ber!arna putih atau keabu"abuan (Subhan, S.#ep.,200$). %adi polip hidung adalah pembengkakan mukosa hidung yang terisi &airan interselular yang terdorng ke dalam rongga hidung oleh gaya berat ('. ra&y,*$). enyebab + polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat hipersensitifitas atau reaksi alergi pada mukosa hidung, polip biasanya di temukan pada orang de!asa dan arang teradi pada anak - anak (Subhan,S.#ep.,200$). (Sub han,S.#ep.,200$). enatalaksanaan+polip yang masih ke&il dapat diobati kortikosteroid baik lo&al maupun sistemik. ada polip yang &ukup besar dan persisten di lakukan tindakan operatif berupa pengangkatan polip p olip (polippe&tomy) (Subhan,S.#ep.,200$). (Sub han,S.#ep.,200$). 0.3 Ru!us%n M%s%l%h
Dari latar belakang di atas,maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut+ . agaimana anatomi fisiologi dari polip/ 2. pa pengertian dari polip / $. agaimana etiologi dari polip / 1. agaimana klasifikasi dari polip / . agaimana manifestasi klinis dari polip / 6. agaimana patofisiologi dari polip/ 3. agaimana pohon masalah dari polip/ *. agaimana insiden di dunia dari polip/ . agaimana pemeriksaan penunang dari poilp/ 0. agaimana komplikasi dari polip/ . agaimana penatalaksanaan dari polip / 2. agaimana konsep asuhan kepera!atan dari polip/
0.$ Tu9u%n
Dari rumusan masalah diatas,maka dapat ditentukan tuuan sebagai berikut+ . gar mahasis!a kesehatan mengetahui anatomi fisiologi dari polip hidung. 2. gar mahasis!a kesehatan mengetahui pengertian dari polip hidung. $. gar mahasis!a kesehatan mengetahui etiologi dari polip hidung. 1. gar mahasis!a kesehatan mengetahui klasifikasi dari polip. . gar mahasis!a kesehatan mengetahui manifestasi klinis dari polip. 6. gar mahasis!a kesehatan mengetahui patofisiologi dari polip. 3. gar mahasis!a kesehatan mengetahui pohon masalah dari polip *. gar mahasis!a kesehatan mengetahui insiden polip hidung di dunia. . gar mahasis!a kesehatan mengetahui pemeriksaan penunang dari polip hidung. 0. gar mahasis!a kesehatan mengetahui komplikasi dari polip. . gar mahasis!a kesehatan mengetahui penatalaksanaan dari polip. 2. gar mahasis!a mengetahui konsep asuhan kepera!atan dari polip hidung.
8A8 II TINJAUAN TEORI 3.0 An%!i isili
4enurut Drs.H.Syaifuddin hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,mempunyai dua lubang (kavum nasi),dipisahkan oleh sekat hidung(septum nasi).Di dalamnya terdapat bulu"bulu yang berguna untuk menyaring udara ,debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.agian"bagian dari hidung adalah sebagai berikut+ . agian luar dinding terdiri dari kulit. 2. 5apisan tengah terdiri dari otot"otot dan tulang ra!an. $. 5apisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat lipat yang dinamakan karang hidung (konka nasalis),yang berumlah $ buah+ a.
#onka nasalis inferior (karang hidung bagian ba!ah)
b. #onka nasalis media (karang hidung bagian tengah) &.
#onka nasalis superior (karang hidung bagian atas) Di antara konka ini terdapat $ buah lekukan meatus yaitu+ a. 4eatus superior (lekukan bagian atas) b. 4eatus medialis (lekukan bagian tengah) &. 4eatus inferior (lekukan bagian ba!ah). 4eatus"meatus inilah yang dile!ati oleh udara pernafasan ,sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan tekak,lubang ini di sebut kaona. ungsi dari hindung yaitu sebagai berikut+
. ekera sebagai saluran udara pernafasan. 2. Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu"bulu hidung. $. Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa. 1. 4embunuh kuman yang masuk ,bersama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selapu lendir (mukosa) atau hidung. (Drs.H.Syaifuddin,2006) 3.3 Deinisi
olip hidung adalah pertumbuhan aringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. olip adalah aringan yang lembut, tidak terasa sakit dan tidak bersifat kangker. olip memiliki bentuk seperti anggur yang tergantung pada batangnya. Sinus adalah lubang"lubang ke&il berisi udara yang ada disektitar tulang !aah. olip hidung memeliki bentuk dan !arna yang beragam. olip dengan ukuran besar bisa menyubat salauran hidung. 7ni bisa menyebabakan mun&ulnya geala polip seperti hidung tersumbat, hidung berair, kesulitan bernapas, gangguang pada indra pen&iuman dan indra perasa.
3.$ Eili
a) aktor Herediter Seperti +'hinitis alergika,sma serta Sinusitis kronis b) aktor 8on Herediter Seperti karena+ peradangan mukosa hidung , edema, iritasi,reaksi hipersensitifitas. 3. Kl%sii#%si Pli"
4enurut Subhan olip hidung terbagi menadi 2 enis yaitu+ . olip hidung tunggal adalah umlah polipnya hanya satu, berasal dari sel"sel permukaan dinding sinus tulang pipi. 2.
olip hidung 4ultiple adalah umlah polip lebih dari satu berasal dari permukaan dinding rongga tulang hidung bagian atas (etmoid).
3.; M%nies%si Klinis
. 7ngusan 2. Hidung tersumbat terus menerus $. Hilang atau berkurangnya indera pen&iuman 1. 8yeri kepala . 4engorok 6. Suara bindeng 3.5 P%isili
olip berasal dari pembengkakan mukosa hidung yang terdiri atas &airan interseluler dan kemudian terdorong ke dalam rongga hidung dan gaya berat. olip dapat timbul dari bagian mukosa hidung atau sinus paranasal dan seringkali bilateral. olip hidung paling sering berasal dari sinus maksila (antrum) dapat keluar melalui ostium sinus maksilla dan masuk ke ronga hidung dan membesar di koana dan nasopharing. olip ini disebut polip koana. Se&ara makroskopik polip terlihat sebagai massa yang lunak ber!arna putih atau keabu"abuan. Sedangkan se&ara mikroskopik tampak submukosa hipertropi dan sembab. Sel tidak bertambah banyak dan terutama terdiri dari sel eosinofil, limfosit dan sel plasma sedangkan letaknya berauhan dipisahkan oleh &airan interseluler. embuluh darah, syaraf dan kelenar sangat sedikit dalam polip dan dilapisi oleh epitel throrak berlapis semu.
3.7 Phn M%s%l%h Faktor Non Herediter Proses Infeksi/ Inflamasi Pelepasan medioator kimiawi bradikinin dan histamin Nyeri waktu menelan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan mekanisme umpan balik / keinginan makan Penurunan berat badan Ketidakseimbangan saraf vasomotor Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif Faktor Herediter Gen Kelainan pada kromosom dan autosom yang mungkin menurun Proses autoimun Penyakit hinitis alergika Polip Hidung Peningkatan permeabilitas kapiler Gangguan regulasi vaskuler yang menyebabkan dilepasnya sitokin!sitokin dari sel mast "ukosa yang sembab Gangguan pernafasan/ #ipnea $dema Peradangan mukosa hidung
3.< Insi&en &i &uni%
Di merika insiden polip nasi pada anak adalah 0,9, namun insiden ini meningkat pada anak"anak dengan fibrosis kistik yaitu 6"1*9. 7nsiden pada orang de!asa adalah "19 dengan rentang 0,2"2*9. 7nsiden di seluruh dunia tidak auh berbeda dengan insiden di merika olip nasi teradi pada semua ras dan kelas ekonomi. :alaupun ratio pried an !anita pada de!asa 2"1+ , ratio pada anak - anak tidak dilaporkan. Dilaporkan prevalensinya sebanding dengan pasien dengan asma. ngka mortalitas polip nasi tidaklah signifikan, namun polip nasi dihubungkan dengan turunnya kualitas hidup seseorang. ;idak ada perbedaan insiden polip nasi yang nyata diantara bangsa"bangsa di dunia dan diantara enis kelamin. olip multipel yang inak biasanya timbul setelah usia 20 tahun dan lebih sering pada usia diatas 10 tahun. olip nasi arang ditemukan pada anak usia diba!ah 0 tahun. 3.= Pe!ei#s%%n Penun9%n
emeriksaan penunang yang dapat dilakukan pada polip adalah+ .
polos
rontgen
>?;"s&an.
=ntuk
mendeteksi
sinusitis.
oto polos sinus paranasal (posisi !ater, , &ald!ell, dan lateral) dapat memperlihatkan
penebalan mukosa dan adanya batas udara dan &airan di dalam sinus, tetapi pemeriksaan ini kurang bermanfaat pada pada kasus polip. emeriksaan ?; s&an sangat bermanfaat untuk melihat dengan elas keadaan di hidung dan sinus paranasal apakah ada kelainan anatomi, polip, atau sumbatan pada komplek osteomeatal. ?; s&an terutama diindikasikan pada kasus polip yang gagal diterapi dengan medikamentosa. $. iopsi. #ita anurkan ika terdapat massa unilateral pada pasien berusia lanut, menyerupai keganasan pada penampakan makroskopis dan ada gambaran erosi tulang pada foto polos rontgen. 3.04 K!"li#%si
.
Satu buah polip arang menyebabkan komplikasi,tapi ika dalam ukuran besar atau
dalam umlah banyak dapat mengarah pada akut atau infeksi sinusitis kronis,mengorok dan bahkan sesak nafas saat tidur. 2.
ada penderita polip yang berukuran besar dan menganggu pernafasan dapat dilakukan
tindakan pengangkatan polip dengan operasi olipektomi dan
. 4edis a. ila polip masih ke&il dapat diobati se&ara konservatif dengan kortikosteroid sistemik atau oral ,missalnya prednisone 0 mg@hari atau deksametason selama 0 hari kemudian diturunkan perlahan. b. Se&ara lo&al dapat disuntikan ke dalam polip,misalnya triasinolon asetenoid atau prednisolon 0, ml tiap "3 hari sekali sampai hilang. &. Dapat memaki obat se&ara topi&al sebagai semprot hidung misalnya beklometason dipropinoat. d. ;indakan operasi diambil ika polip tidak bisa diobati dan terus membesar serta menganggu alannya pernafasan yaitu operasi polipektomi atau uga bisa operasi etmoidektomi. 2. #epera!atan a. Ao&ational 'ehabilitation 'ehabilitasi yang dilakukan untuk memberikan pendidikan pas&a operasi karena akan ada bekas luka dalam hidung sehingga harus diaari &ara membuang ingus yang tidak membuat pasien kesakitan. b. So&ial 'ehabilitation 'ehabilitasi yang bertuuan untuk adaptasi a!al terhadap perubahan tubuh sebagai bukti dengan partisipasi dalam aktivitas pera!atan diri dan interaksi positif dengan orang lain bertuuan untuk tidak menarik diri dari kontak so&ial.
3.03
Knse" Asuh%n Ke"e%/%%n
I. Pen#%9i%n Ke"e%/%%n A. I&eni%s Klien: 8. Ri/%'% Ke"e%/%%n
#eluhan =tama+hidung terasa tersumbat,sering mengeluarkan lendir(pilek sulit berhenti). 'i!ayat kesehatan dahulu+tidak ada ri!ayat penyakit antung,paru,ken&ing manis,gondok dan penyakit kanker serta penyakit tekanan darah tinggi dan ginal. II. Pen#%9i%n *isi# &%n *unsi A. A#i>i%s6Isi%h%
Beala+#elelahan dan kelemahan ;anda+enurunan kekuatan,menunukan kelelahan 8. Si#ul%si
Beala+5elah,pu&at dan tidak ada tanda sama sekali ;anda+;akikardi,disritmia,pu&at,diaphoresis dan keringat malam C. Inei%s E
Beala 4asalah finansial+biaya rumah sakit, pengobatan ;anda erbagai perilaku ,misalnya marah ,menarik diri , pasif D. M%#%n%n6C%i%n
Beala+noreksi@kehilangan nafsu makan danya penurunan berat badan 09 atau lebih dari berat badan dalam 6 bulan sebelumnya tanpa dengan usaha diet. ;anda+" E. N'ei6Ken'%!%n%%n
Beala+8yeri tekan@nyeri pada daerah hidung ;anda+okus pada diri sendiri , perilaku berhati hati *. Pen%%s%n
Beala+Dipsnea ;anda+Dipsnea,;akikardi,pernafasan mulut,sianosis,terdapat pembesaran polip. G. Isi%h%
Selama indikasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek. H. Sensi#
Daya pen&iuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus(baik purulen,serous,mukopurulen). III. Di%ns% Ke"e%/%%n
. ersihan alan nafas tidak efektif berhubungan dengan seringnya ingusan atasan
karakteristik+Dipsnea,kedalaman
pernafasan,penggunaan
penafasan,sianosis ;uuan+ernafasan normal #riteria hasil+ebas Dipsnea,sianosis,kedalaman nafas normal.
otot
aksesori
2.
Bangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan mekanisme umpan balik, keinginan makan, rasa dan bau karena adanya polip. atasan karakteristik+ enurunan nafsu makan,gangguan sensasi pen&iuman,kurang tertarik pada makanan, penurunan berat badan. ;uuan+ 4enunukan peningkatan nafsu makan. #riteria Hasil+ eningkatan nafsu makan dan tidak ada penurunan berat badab lebih lanut. I?. Ine>ensi
. 7ntervensi diagnosa pertama. 78;<'A<8S7
'S7C85
4andiri #ai@a!asi prekuensi pernapasan, kedalaman, erubahan (seperti takipnea, irama. erhatikan laporan dispnea dan@atau dispnea,
penggunaan
otot
penggunaan otot bantu pernapasan &uping aksesori) hidung, gangguan pengembangan dada .
dapat
mengindikasikan berlanutnya keterlibatan@
pengaruh
pernapasan
yang
membutuhkan
upaya
intervensi. eri posisi dan bantu ubah posisi se&ara 4eningkatkan aerasi periodik
segmen
semua
paru
dan
memobilisasikaan sekresi nurkan@bantu dengan tehnik napas dalam 4embantu dan@atau pernapasan bibiratau
meningkatkan
difusi gas dan ekspansi alan napas ke&il, memberikan
pernapasan
diagfragmatik
abdomen
diindikasikan
bila pasien
beberapa
kontrol
terhadap
pernapasan,
membantu
menurunkan
ansietas !asi@evaluasi !arna kulit, perhatikan pu&at, roliferasi
SD
teradinya sianosis (khususnya pada dasar menurunkan kulit, daun telinga,dan bibir)
pemba!a
dapat kapasitas
oksigen
darah,
menimbulkan hipoksemia. #ai respon pernapasan terhadap aktivitas. enurunan erhatikan
keluhan
dispnea@lapar
oksigen
udara menurunkan
seluler toleransi
meningkatkan kelelahan. %ad!alkaan periode aktivitas. 7stirahat menurunkan istirahat antara aktivitas.
kebutuhan
oksigen
men&egah
dan
kelelahandan
dispnea 7dentifikasi@dorong
tehnik
penghematan 4embantu
energi mis + periode istirahat sebelum dan kelelahan setelah makan, gunakan mandi dengan kursi, menyimpan
menurunkan dan
dispnea energi
dan untuk
duduk sebelum pera!atan
regenerasi selulerdan fungsi pernapasan 4emburuknya
;ingkatkan
tirah
baring
dan
berikan pernapasan@
keterlibatan
hipoksia
dapat
pera!atan sesuai indikasi selama eksaserbasi mengindikasikan penghentian akut@panang
aktivitas
untuk
men&egah
pengaruh
pernapasan
lebih
serius erikan lingkungan tenang
4eningkatkan penyimpanan
relaksasi, energi
menurunkan
dan
kebutuhan
oksigen Cbservasi distensi vena leher, sakit kepala, asien pusing, edema periorbital@fasial, dispnea,dan resiko stridor
non"Hodgkin sindrom
vena
pada kava
superior dan obstruksi alan napas,
menunukkan
kedaruratan onkologis. #olaborasi erikan tambahan oksigen
4emaksimalkan ketersediaan untuk
untuk
sirkulasi,
kebutuhan membantu
menurunkan hipoksemia !asi pemeriksaan laboratorium, mis + BD,
4engukur keadekuatan fungsi
oksimetri
pernapasan
dan
keefektifan
terapi. 2. 7ntervensi diagnosa ke dua. 78;<'A<8S7
'S7C85
4andiri astikan pola diit biasa pasien, yang disukai 4embantu klien untuk mengembalikan nafsu atau tidak disukai
makan
!asi masukan dan pengeluaran dan berat erguna badan se&ara periodik.
dalam
pemenuhan
pengembalian berat badan
nutrisi
dan
8A8 III PENUTUP $.0 Kesi!"ul%n
Hidung adalah saluran udara yang pertama mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi) ( Drs.H.Syaifuddin,2006). olip adalah masa lunak,ber!arna putih atau keabu"abuan (Subhan, S.#ep.,200$). %adi polip hidung adalah pembengkakan mukosa hidung yang terisi &airan interselular yang terdorng ke dalam rongga hidung oleh gaya berat ('. ra&y,*$). enyebab+ polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat hipersensitifitas atau reaksi alergi pada mukosa hidung, polip biasanya di temukan pada orang de!asa dan arang teradi pada anak - anak (Subhan,S.#ep.,200$). enatalaksanaan+polip yang masih ke&il dapat diobati kortikosteroid baik lo&al maupun sistemik. ;api,ada pasien dengan polip yang &ukup besar dan persisten baru akan di lakukan tindakan operatif berupa pengangkatan polip (polippe&tomy). %adi, untuk penatalaksanaan pada pasien harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi agar penangannya bisa tepat. $.3 S%%n
Saran dari kelompok kami sebaiknya untuk penanganan pada pasien dengan polip hidung harus dilakukan se&ara tepat. #arena, penatalaksanaan tindakan untuk setiap pasien yang menderita penyakit polip hidung berbeda"beda tergantung dengan tingkat keparahan penyakit polipnya. polip yang masih ke&il dapat diobati kortikosteroid baik lo&al maupun sistemik. ;api, ada pasien dengan polip yang &ukup besar dan persisten baru akan di lakukan tindakan operatif berupa pengangkatan polip (polippe&tomy). %adi, untuk penatalaksanaan pada pasien harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi agar penangannya bisa tepat.
8A8 I PENDAHULUAN 0.0
0.3 . 2. $. 1.
L%% 8el%#%n At r e s i ak o an ame r u pa k ans ua t uk e l a i n anpe r k e mb an ga nk e g ag al a nh ub un ga na nt a r ak a v um nas ibagi anpos t er i ordeng annas of a r i ng.Kel ai nani niper t amas ek al idi l apor k anol ehRoeder er ( 1 77 5 )d a n me r u pa k a ns a l a hs a t uk e l a i n an k o n ge ni t a lp ad ah i d un gy a n gs e r i n gd ij u mp ai , wal aupunk ej adi anpas t i n yat i dakdi k et ahui . Ke j a di a na t r e s i ak o an ak o ng en i t a lb er k i s a ra nt a r a1d al a m5 00 0 -8 0 00 a ng k ak e l a hi r a n hi dup,dimanadapatt er j adis ec ar auni l at er almaupunbi l at er al .Penut upandapatt er j adis ec ar a pa r s i a la t a ut o t alda nb i s ab er u pame mbr a na t a ut u l a ng.Hamp i r90 %a t r e si ak o anaad al a hj en i s t ul angsedangkan10% adal ahj eni smembr an. Da l a m 6mi n gg up er t a mak e h i d up an ,b a y ib er n af a ss a ng a tt e r g an t u ngp ad ah i d un gn y a .Ha l i n id i s e ba bk a nk a r e na l i d ah b ay iy a ng b ar ul a hi rme ng i s ih amp i rs e l u r u hr o ng ga mu l u td an e pi g l o t i sag a kc o n do ngk ed ep and e k atk ep al a t u m mo l e .An at o mii n ime n y e ba bk a nk e b i a s aa n b ay iu nt u kb er n af a s me l a l u ih i d un gd ar i p ad a mu l u t .Da nu nt u kb er n af a s me l a l u imu l u t ,b a y i me me r l u k an wa k t uu nt u kb el a j a ry a ng b i a s a ny as e k i t a r4 – 6 mi n gg u.Pa da a t r e s i ak o a na bi l a t e r a lb ay it i d akmampume r u ba hk e bi a sa ani n it a np ame na ng i s .Ol e hk ar e nai t ua t r e si ak o an a b i l a t e r a lp ad ab ay ib ar ul a hi rme r u pa k anha ly a ngme ng an c am j i wad anme me r l u k anp er t o l o ng an y a n gc e p atu nt u kme n y e l a ma t k a nhi d up n y a. T er d apats at uk as usat r es i ak oana bi l at er alk ongeni t aly ang t er di r idar it ul ang pada ba yi per empuan usi a 1½ bul an dan t el ah di l akukan r ekonst r uksikoana dengan bor diser t ai pe ma sa ng ans t e ntp l a s t i k . tresia koana kongenital teradi antara dalam 000 sampai *000 kelahiran hidup, tetapi bagaimana pun sulituntuk menentukan insidens yang akurat karena banyak bayi yang dispnea dan meninggal segera setelah lahir akibat gagal bernafas melalui hidung dan tidak terdeteksi. Sebanyak 09 dari atresia koana kongenital biasanya berupa tulang dan sisanya adalah membran. =nilateral lebih sering dari bilateral dengan perbandingan antara perempuan dan laki"laki adalah 2 + . Ru!us%n M%s%l%h 4enelaskan definisi dari atresia koana. 4enelaskan penyebab dari atresia koana. 4enelaskan :C? atresia koana. 4enelaskan askep pada atresia koana.
0.$ Tu9u%n . 4engetahui se&ara umum mengenai anatomi hidung.
2. 4engetahui definisi, manifestasi klinis, diagnosis pada atresia koana. $. 4elaksanakan tugas persepsi sensori pada hidung.
8A8 II TINJAUAN TEORI 3.0
Deinisi tresia koana adalah tertutupnya satu atau kedua posterior kavum nasi oleh membran abnormal atau tulang. Hal ini teradi akibat kegagalan embriologik dari membran bukonasal untuk membelah sebelum kelahiran. #elainan ini dapat teradi bersamaan dengan kelainan &ongenital lainnya yaitu koloboma, kelainan antung, retardasi mental, kelainan pertumbuhan dan Charge syndrome. #elainan &ongenital lainnya adalah Crouzon syndrome, Pfeiffersyndrome dan Antley-Bixler syndrome.
3.3
Eili enyebab pasti dari atresia koana masih belum diketahui, namun banyak dugaan daripada ahli yang berteoritentang teradinya atresia koana. akni pada masa embriologi dalam pembentukan hidung, pada dua lapisan membrane yang terdiri atas nasal dan oral epitel teradi ruptur dan merubah bentuk koana yang kemudian menadi atresia koana. enyebab lain yang menadi dugaan antara lain adanya keterlibatan kromosom yang dapat menyertai kelainan kongenital lain seperti fa&ial, nasal dan palatal deformities, polyda&tylism, &ongenital heart disease, &oloboma of the iris and retina, mental retardation, malformations eEternal ear, esophageal atresia, &raniosynostosis, tra&heoesophageal fistula dan meningo&ele. 3.$ P%isili anyak teori yang berpendapat tentang teradinya atresia koana, namun belum ada teori pasti tentang kelainan ini. ;eori tersebut antara lain+ " 4embran bu&&opharyngeal yang persisten " #egagalan membrane bu&&opharyngeal dari ho&hstetter yang ruptur " agian medial yang tumbuh keluar dari vertikal dan horiFontal tulang palatine " bnormal mesodermal yang adhesi pada area koana " 4isdire&tion dari aliran mesodermal akibat faktor lo&al 3.
Kl%sii#%si erdasarkan deraatnya, atresia koana dapat dibedakan menadi+ tresia koana unilateral − tresia koana bilateral −
a) b) &) 3.;
erdasarkan tipenya terdapat $ tipe atresia koana yaitu+ ;ipe tulang (bony) ;ipe membrane (membranous) ?ampuran antara tulang dan membrane
M%nies%si Klinis Pa da a t r e s i ak o a na u ni l a t e r a lmu ng k i nt i d aka da g ej a l ad an j a r a ng me ni mb ul k a ng a wa t n af a sd an b i a s an y ad ik e t a hu ib el a k a ng an k a r e na s e k r e th i d un gt e r u s me ne r u sa t a uh i d un g t er s umbatpadas at us i s i .Padaba yidic ur i ga ia t r es i auni l at er alapabi l as ewak t umen yus upada i b un y ad en ga np os i s it e r t e nt u ,l u ba ng h i d un gy a ng n or ma lt e r s u mb ato l e hp ay u da r ai b un y a s ehi nggaba yi ak ant er l i hats ul i tber naf ass ampai s i anos i s .
Pa da t i p eb i l at e r a la k an s eg er at e r l i ha tg ej a l ag an gg ua np er n af a san s ep er t in af a sy a ng t er s endat s endatt i dakt er at ur ,t ampakbi r uj i k a bi bi rt er t ut upat aus ewak t udiber imi num dan a kanme r ahk e mb al ij i k ab i b i rt e r b uk aa t aus eda ngme nan gi s .Se l a i nk e s ul i t anb er na f a sj u ga t i mbulkesul i t an sewakt u makan dan mi num kar ena mul utyang bi asanya di gunakan unt uk b er n af a sd i g un ak a nu nt u kma k a na t a umi n um.J i k ab a y id ap atb er t a ha nh i d upd en g anb an t u an j al annaf asmel al uimul u g t ,as t r i cf eedi ngt ube,p ut i n g McGo v e r nd ans e ba ga i n y a ,b a y ia k a n memper l i hat k angej al adant andak l as i kat r es i ak oanabi l at er al y ai t u: 1 .Be r na f a sme l a l ui mu l u ty a ngk o ns t a n 2.Sek r ethi dungbi l at er al y angk ent al 3.Gangguanpenci umandanpengecapan. 4.Kur anggi z i . 5 .Ga ng gu anbi c a r a . Ha mp i r5 0% k a s us a t r e s i ak o an as e r i n gd i s e r t a id en ga nk e l a i n an k e l a i n an k o ng en i t a l l a i n ny a ,t e r u t a map ad ak a s usy an gb i l a t e r a l .Be r g s t o r m,me ng emu k ak a ni s t i l a hCHARGE u nt u k k e l a i n an y a ng s e r i n gb er h ub un ga nd en ga na t r e s i ak o an ay a i t u: Co l o b oma b l i n d ne s s ,He a r t di s ea se( k el ai nanj ant ung) ,At r es i ak oana, Re t a r d e dg r o wt ha n dd e v e l o p me n t( k e t er bel ak ang an me n t a ld anp er k e mb an ga n) , Ge ni t al a noma l i e si nma l e( hi popl as i aal atk el ami nl aki l ak i )d anEar a no ma l i e san dd ea f n es s( gangguanpendengar an) .
3.5
Pen%%l%#s%n%%n Pr i o r i t a su t a ma p ad ab ay ib ar ul a hi ra d al a h me nj a ga p er n af a s an me l a l u imu l u td e ng an memas uk k ans al ur anudar apl as t i kk edal am mul utba y i .Al t er nat i fl ai nadal ahmer ek at k anput i ng k a r e tb ot o lb a y i( p ut i n gMcGo v e r n )y a ngd ap atd i l a k uk a ns a mp ai1t a hu nu nt u kme nd ap at k a n l apanganoper as iy angl ebi hl uas( 2k al iwak t ul ahi r ) .T r ak eos t omibi as an yat i dakdi l ak uk ank al au McGover nbi sadipasang. At r es i a k oana dapat di k or ek s i dengan t i ndak an bedah bai k s e c a r at t a ut e bi hs e de r h an ad an mu da hd i l a k u k an ,t i d ak r ans nas ala r ans pal at al .T r ans nas all me ng ga ng gup er k e mb an ga np al a t u md ur u m,o pe r a s is e be nt a r ,l e bi hs e di k i tp er d ar a ha ns e r t a dapat di k er j ak an pada bay i y ang sa ngat muda us i any a t et api l ebi h se r i ng meny ebabk anr es t enos i s. Bany ak ahl i be r us ah a menc eg ahs t enos i sk embal i dengan p ema s an ga ns t e nts a mp ait e r j a die pi t e l i s a s is e mp ur n a( 2–5b ul a n) .Da pa td i g un ak a np i p a be r b en t u kh ur ufU y a ngd ip as an gd id epa nk o l l ume l l ad and ib er il u ba ngd ib ag i a nd epa nu nt u k per naf asan. Sedangkant r ans pal at almember i kan vi sual i sasi yang l ebi h bai k dengan i ns i densr es t enos i sy a ngl eb i hr e nd ah .Ad abe be r ap ac ar ai n si s ip al a t um pa dame t od ei n it e t a pi y a ngp al i n gs e de r ha naa da l a hi n si s i mi dl i ne. Pada t i pe membr an, at r esi a dapat di t embus mel al ui hi dung dan di i kut idengan pemasangan st entsel ama 6 mi nggu.Pada okl usit ul ang per l u di l akukan per f or asidan p eme c a ha nd i n di n gp emi s a hd en ga nb or ,p ah atd ank u r e ts e r t as e l u r u ht u l a ngy a n gme nu t u pi har usd iangk at . ada atresia koana unilateral, tindakan bedah dilakukan setelah pasien de!asa. 4etode transnasal biasanya memberikan hasil yang baik sehingga pendekatan transpalatal arang digunakan. ada atresia koana bilateral biasanya operasi menggunakan mikroskop atau alat endoskopi, dengan selalu berpedoman pada dasar hidung.
#esalahan kearah superior dapat mengakibatkan terkenanya intra kranial (basis sfenoid ) dan dapat timbul komplikasi yang serius.
8A8 III KASUS ATRESIA KOANA Seor angi buber namaS.Fat i mahusi a30t ahunbeker j asebagaipedagang,membawa bayiper empuannyaber i ni si alW,usi a1½ bul an dan ber al amatdiJL.Kamboj a13 Sampang, dat angkeBagi anTHTBRSUDSampangt anggal23Mei2000j am 11. 00.Dar ial l oanamnesi sdi j umpaiadany ak el uhanpas i ent er l i hats es akdanmembi r uapabi l adiber imi num danmemer ah k e mb al is e t e l a hme na ngi s .Kemud i ank e dual u ba ngh i du ngs el a l ub er a i rs ej a kl a hi rd anp as i en k el i hat ansel al uber naf asmel al ui mul ut .Dar i dat ay angdi per ol ehr i wa yatpen yak i tpenghi dupada k el uar g at i dakada. Di l a k u k an o pe r a s ir e k o ns t r u k s ik o a na p ad at a ng ga l3 0 Me i2 00 0.Se be l u m o pe r a s i k av um nas idie v al uas id enganendos k opi ,t er l i hatobs t r uk s iber u pat ul angy angdit ut upimuk os a pada kedua koana.Secar a hat i hat idengan pedoman dasarhi dung daer ah t er sebutdibor denganbordi amondy a ngd ib er ip el i n du ngp i p ak a r e ts a mp ait e mb usk en as o f a r i n g.De ng an t r o ka rl u r u s,da er a ht e r s ebu td i l e bar k ans e car ah at i h at is amp aid i a me t e r5mm d and ik o nt r o l denganj ar ididaer ahnas of ar i ng.Lal uev al uas ik embal idenganendos k opi ,mel al uit r ok art er l i hat mu k os an as of a r i n g.Ka t e t erk ar e td i ma su kk anme l a l u it r o ka rk ena so f a r i n gt e r u sk emu l utd and i i k atuj ungn y ad enganbenang,dandit ar i kl agik el uarh i dungl al ut r ok ard i k el uar k an.T er h adap u j u ngbe na ngy an gs a t ul a gid i l a k uk a nh aly a ngs amapa dal u ba nghi d un gs e be l a hn y as eh i n gg a k e d uauj u ngb en an gk e l u arme l a l u ik e d ual u ba ngh i d un g.Ke du au j u ngb en an gd i ma s u k k ank e da l am p i pad ar is l an gi n f u sy a ngd ib er il ub an gl u ba ngk e c i ls ep an j an g±5c md and i be ng k ok k an s eper t ihur ufU,l al udi k el uar k ank eduauj ungn y adiper t eng ahans l angt er s ebuty angdil uba ngi± 1 cm.Sl ang di masukkan kedal am l ubang hi dung dan benang dii katunt uk fik sasi .Kont r ol pe r d ar ah an( ) .KU p os to p :b ai k .Se wa kt up as i e ns ad ar ,b i s ab er na f a sme l al u ih i d un g( d it e s d en g ank a pa sd id ep anhi d un g) .
BABI V ASUHANKEPERAWAT AN PADAKLI ENATRESI AKOANA
3. 1Pe ng ka j i a n: a)I dent i t asAnak - Nama
:
- Us i a
An.W :
1 ½b ul a n
- Suku
:
Madur a
- J e ni sk e l a mi n
:
Pe r e mp ua n
- Ag ama
:
I s l a m
- Al amat
:
JL.Kamboj a13Sampang
b)I dent i t asOr angT ua - Na maI b u
:
S.F at i ma h
- Us i a
:
3 0t a hu n
- Suku
:
Madur a
- J e ni sk e l a mi n
:
Pe r e mp ua n
- Pe ndi d i k an
:
SD
- Pe k e r j a an
:
Pe da g an g
- Ag ama
:
I s l a m
- Al amat
:
JL.Kamboj a13Sampang
- Hu bu ng an
:
I b u
c )Kel uhanut ama - Se s a kd anme mb i r ua pa b i l ad ib er i mi n um d anme me r a hk e mb al i s e t e l a hme na ng i s d)Ri wa y atp en y ak i ts ek ar an g - Di j umpaiadanya kel uhan pasi en t er l i hatsesak dan membi r u apabi l a diber imi num dan me me r a hk e mb al is e t e l a h me na ng i s .Ke mu di a nk e du al u ba ngh i d un gs e l a l ub er a i rs e j a kl a hi r danpas i enkel i hat ansel al uber naf asmel al ui mul ut . e)Ri wa y atp en y ak i tda hul u - Ti dakadapen y ak i ty a ngdi der i t as ec ar as pec i fi c . f )Ri wa y atpen y ak i tk el uar ga - Ti d akadar i wa y atp en y ak i tp en ghi d up ad ak e l u ar g a. 3. 2Pe me r i k s aa nFi s i k: - KU/KP/KG :sedang/kur ang. - BB
:2 , 9k g
- Su hu
:3 8˚ C
- RR
:di s pnea( ) ,s i anos i s( )
- Hi d un g
:Rh .An t:k a v um n as i l a pa ng
- Muk os a
:nor mal ,s ek r etj er ni h( +) ,mas sa( ) .
- Rh.Pos t
:k oanat i dakbi s adi per i k sa.
3. 3Pemer i ksaanPenunj ang a) Me l e t a k k ank a pa sa t a uk a c ad id ep anh i d un g.Bi l at e r d ap atu da r a ,k a pa sa k anb er g er a kd an kac aakanber embun.
b) Memasukkan kat et er kar etmel al uil ubang hi dung ke f ar i ng dan akan t er dapatt ahanan. Pemer i k s aannas of ar i ngs ec ar adi gi t al . c ) Pemer i k s aank ac ar i nos k opi pos t er i or . d) Me ne t e sk anme t i l e nb l uek ehi d un gd andi l i h atk e be r a da an ny ame l al ui mu l ut . e) Pemer i k s aanr adi ol ogi : −
Fot o pol os hi dung l at er al dengan memakai zat k ont r as dal am posi siber bar i ng dapat menent uk ank e t eb al anat r es i ad ar i k on t r asdi hi dungdanudar adi nas of ar i ng.
−
CT Scan dapatmembedakan at r esi a bent uk t ul ang at au membr an dan dapatmenent ukan angul as is er t at ebal ny a.
f ) Kon su lKar d i o l o giAn ak −
Ti dakadak el ai nank ar di ol ogi
g) Ko ns ul Ba gi a nI .Pe ny a k i tMa t a −
;idak di umpai kelainan h) ;erapi
−
I nj .Ampi s i l l i n
−
I n j .As a mt r a ne k s ama t
3. 4Ana l i s aDat a
D;
<;7C5CB7
DS+ pasien terlihat sesak dan membiru apabila di beri minum dan memerah kembali setelah menangis. DC+ suhu $*G?, '' dispnea, kulit terlihat sianosis, 2, kg.
tresia koana unilateral
'C5<4 ola nafas efektif
tidak
Se&ret hidung satu sisi ada bayi menyusui Dipsnea Sianosis
DS+ ibu klien mengatakan kedua lubang hidung n.: selalu berair seak lahir. DC+ pasien terlihat selalu bernafas melalui mulut.
antuan nafas
Bangguan nafas
4ulut ernafas konstan
DS+ ibu klien #eterbatasan informasi mengatakanendidikannya hanya smpai sekoah dasar. DC+ ibu klien terlihat bingung atau tidak paham atas informasi yang diberikan.
#urangnya pengetahuan
DS+ klien merasa lemas, nafsu makan turun. DC+ kurus, menurun
8utrisi kurang dari kebutuhan
Sulit makan > minum antuan nafas mulut #urang giFi
DS+ klien merasa sulit makan > minum DC+ berat badan turun > porsi makan sedikit
antuan alan nafas mulut
Bangguan sensori
persepsi
Bangguan pen&iuman > penge&ap
3. 5 Di agnosaKeper awat an •
Pol anaf ast i dakef ek t i fb. dadan y as ec r e tda l am hi dung.
•
Ganggu annaf asb . dk e t i dak ef ek t i f anj al annaf as .
•
Ku r an gn y apen ge t a hu anb. dk e t e r b at a sa ni nf or ma si .
•
Nu t r i s ik u r a ngda r i k e bu t u ha nb . dme nu r u nn y an af s uma k an .
•
Ga ng gu anpe r s e ps i s e n s or i p en c i u ma n( h i d un g)&p en ge c a p
•
Ga ng gu ank o n se pd i r i c i t r at u bu hy a ngb . dp er u ba ha np er s e ps i
3. 6I nt er v ens idanRa si onal •
Pol anaf ast i dakef ek t i fb. dadan y as ec r e tdal am hi dung.
;uuan + ola nafas menadi efektif dalam 0 - menit setelah dilakukan tindakan. #riteria Hasil + " '' normal (6 - 20 E@menit) " Suara napas vesikuler " ola napas teratur tanpa menggunakan otot bantu pernapasan " Saturasi oksigen 009 78;<'A<8S7 Cbservasi+ Cbservasi '' tiap 1 am, bunyi napas, kedalaman inspirasi, dan gerakan dada uskultasi bagian dada anterior dan posterior antau status oksigen pasien 4andiri + erikan posisi fo!ler atau semifo!ler tinggi 5akukan nebulizing erikan C2 (oksigenasi)
#olaborasi+ erikan obat sesuai dengan indikasi mukolitik, ekspetoran, bronkodilator.
'S7C85 4engetahui keefektifan pola napas 4engetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya suara napas tambahan 4en&egah teradinya sianosis dan keparahan 4en&egah obstruksi@aspirasi, dan meningkatkan ekspansi paru 4embantu pengen&eran sekret 4engkompensasi ketidakadekuatan C2 akibat inspirasi yang kurang maksimal
4ukolitik untuk menurunkan batuk, ekspektoran untuk membantu memobilisasi sekret, bronkodilator
menurunkan spasme bronkus dan analgetik diberikan untuk meningkatkan kenyamanan
•
arkan batuk efektif pada pasien
4embantu pasien untuk mengeluarkan sekret yang menumpuk
arkan terapi napas dalam pada pasien
4embantu melapangkan ekspansi paru
Ganggu annaf asb . dk e t i dak ef ek t i f anj al annaf as . Tuj uan:
pol anaf asmenj adi ef ek t i f .
Kr i t er i aHa si l :
menunj uk k anpol anaf asy angef ek t i ft anp aadan y agangguannaf as
78;<'A<8S7
'S7C85
'espiratory monitoring+ 4onitor rata"rata irama, kedalaman dan 4engetahui keefektifan pernafasan usaha untuk bernafas. ?atat gerakan dada, lihat kesimetrisan, =ntuk mengetahui penggunaan otot bantu penggunaan otot antu dan retraksi dinding pernafasan dada. 4onitor suara nafas 4engetahui penyebab nafas tidak efektif 4onitor kelemahan otot diafragma ?atat omset, karakteristik dan durasi batuk
•
− −
Ku r an gn y apen ge t a hu anb. dk e t e r b at a sa ni nf or ma si .
;uuan + pasien mengerti proses penyakitnya dan program pera!atan serta therapi yang diberikan #riteria Hasil + 4ampu menelaskan kembali tentang penyakit 4engenal kebutuhan pera!atan dan pengobatan tanpa &emas 78;<'A<8S7
'S7C85
. #ai pengetahuan klien tentang penyakitnya
4empermudah dalam memberikan penelasan pada klien 3. 4eningkatan pengetahuan dan mengurangi &emas %elaskan tentang proses penyakit (tanda$. 4empermudah intervensi dan geala), identifikasi kemungkinan penyebab. %elaskan kondisi tentangklien . %elaskan tentang program pengobatan 4en&egah keparahan penyakit dan alternatif pengobatan Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk men&egah
4emberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan
komplikasi
5.
Diskusikan tentang terapi dan pilihannya
4erevie!
7nstruksikan kapan harus ke pelayanan;anyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur pera!atan dan pengobatan •
Nu t r i s ik u r a ngd ar i k e bu t u ha nb . dme nu r u nn y an af s uma k an T uj uan:
k ebut uhannut r i s ipas i enbi s at er penuhi
−
#riteria Hasil + asien mampu menghabiskan diet yang dihidangkan ;idak ada tanda"tanda malnutrisi 8ilai laboratorim, protein total *"* gr9, lbumin $.".1 gr9, Blobulin .*"$.6 gr9, H
−
tidak kurang dari 0 gr 9 4embran mukosa dan konungtiva tidak pu&at
− −
78;<'A<8S7
'S7C85 4engetahui kebutuhan kalori harian. 4emudahkan dalam monitoring status nutrisi.
8utrisi enteral meningkatkan fungsi sistem pen&ernakan.
enanda malnutrisi
enentuan umlah kalori dan bahan makanan yang memenuhi standar giFi.
4en&egah penurunan nafsu makan enanda kekurangan nutrisi
%auhkan benda"benda yang tidak enak untuk dipandang seperti urinal, kotak drainase, bebat dan pispot Saikan makanan hangat dengan variasi yang menarik
•
Dapat mengurangi nafsu makan
4enambah selera makan psien
Bangguan persepsi sensori pen&iuman (hidung) > penge&ap ;uuan + mengembalikan fungsi pen&iuman > penge&ap ke normal #riteria Hasil + individu akan mendemonstrasikan penurunan geala beban sensori berlebih yang ditandai dengan penurunan persepsi pen&iuman > penge&ap 78;<'A<8S7
'S7C85
nurkan klien untuk mengubah posisi se&ara sering, meskipun hanya mengangkat satu sisi tubuh dengan sedikit berulang 'uuk ke perubahan proses pola berpikir yang berhubungan dengan ketidakmampuan mengevaluasi realitas untuk mengetahui intervensi tambahan Dengan meningkatkan stimulus sensori yang bervariasi hal ini dapat membantu men&egah perubahan akibat kemunduran sensori yang lain Dengan terlebih dahulu menelaskan tentang stimulus sensori yang akan dialami individu, kondisi distress, tekanan dan konfusi akan berkurang #ualitas@kuantitas input sensori berkurang akibat immobilitas@pengurangan
•
Ga ng gu ank o n se pd i r i c i t r at u bu hy a ngb . dp er u ba ha np er s e ps i T uj u an:
me ne r i mad anme ni n gk a t k a nh ar g ad i r i
Kr i t er i aHas i l : −
−
Ci t r at ubuhpos i t i fdanak ur at Ko ns epd i r i y a ngpo si t i fmen unj uk anba hwai n di v i dua ka ns es ua idal am hi d upn y a 78;<'A<8S7 Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, perasaan, pandangan dirinya. ?atat prilaku menarik diri. eningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada pera!atan. ertahankan pendekatan positif selama
'S7C85 4embantu pasien untuk perasaannya yang tidak biasa.
menyadari
Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak lanut dan terapi yang lebih ketat. antu pasien@orang terdekat untuk
aktivitas pera!atan.
menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri.
3. 7 Ev a l u as i
#etika mera!at klien yang mengalami perubahan sensori, pera!at mengevaluasi apakah tindakan pera!atan meningkatkan atau paling tidak mempertahankan kemampuan klien untuk berinteraksi dan berfungsi dalam lingkungan. Sifat dasar perubahan sensori klien mempengaruhi &ara pera!at mengevaluasi pera!atan. era!at mengadaptasikan hasil evaluasi pada klien yang defisit sensori untuk menentukan apakah hasil a&tual sama dengan hasil yang diharapkan. 4isalnya, pera!at menggunakan teknik komunikasi yang sesuai untuk mengevaluasi apakah klien yang mengalami defisit penghidu men&apai kemampuan pen&iuman dengan lebih efektif.
BABV PENUTUP 4. 1
Kesi mpul an
At r e s i ak o an aa da l a ht e r t u t u pn y as a t ua t a uk e du ap os t e r i o rk a v u mn as io l e hme mb r a n abno r malat aut ul ang.Kel ai nani nidapatt er j adiber s amaandeng ank el ai nanc ongeni t a ll ai nn y a y a i t u k o l o b oma ,k e l a i n an j a nt u ng ,r e t a r d as i me nt a l ,k e l a i n an p er t u mb uh an d an Char ge sy ndr ome. Ban y akt e or iy a ngbe r p end ap att e nt a ngt e r j a di n y aa t r e si ak oa na ,na mu nbe l um a dat e or i pas t i t ent angk el ai nani ni . 4 . 2
Sa r a n
4ahasis!a kepera!atan dan seseorang yang profesinya sebagai pera!at diharapkan mampu memahami dan menguasai berbagai hal tentang tresia #oana seperti etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan lainnya, serta asuhan kepera!atan yang tepat bagi pasien yang menderita atresia koana, agar gangguan pada daerah hidung ini dapat teratasi dengan baik.
8A8 I PENDAHULUAN A.
L%% 8el%#%n Hemangioma merupakan tumor inak pembuluh darah yang berproliferasi dari sel" sel endotelium pembuluh darah diikuti involusi terus menerus meyebabkan kelainan yang merupakan hasil dari anomali perkembangan pleksus vaskular. Hemangioma sering teradi pada bayi yaitu ,9 sampai 2,69 dan anak"anak yaitu 09 sampai 29. 5esi ini lebih sering teradi pada !anita dibanding pria dengan rasio $+. 5esi hemangioma tidak ada pada saat kelahiran. 4ereka bermanifestasi pada bulan pertama kehidupan, menunukkan fase proliferasi yang &epat dan perlahan"lahan berinvolusi menuu bentuk lesi yang sempurna.
8.
Tu9u%n Penulis%n ;uuan =mum 4ahasis!a mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan suhan #ebidanan pada ayi penderita Hemangioma dan mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan penyakit Hemangioma ;uuan #husus a. 4engetahui pengkaian pada penyakit Hemangioma b. 4engetahui Definisi,
8A8 II PEM8AHASAN A.
Deinisi
Hemangioma adalah suatu tumor aringan lunak yang sering teradi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari satu tahun ("09). iasanya Hemangioma sudah nampak seak bayi dilahirkan ($09) atau mun&ul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (309). Hemangioma mun&ul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti + kepala, leher, muka, kaki atau dada. =mumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran. Hemangioma infantil adalah neoplasma vaskuler inak yang memiliki peralanan klinis karakteristik ditandai dengan proliferasi a!al dan diikuti dengan involusi spontan. Selama fase proliferatif pada periode neonatal atau a!al masa bayi, proliferasi sel endotel &epat membagi bertanggung a!ab untuk pembesaran hemangioma kekanak"kanakan. khirnya, fase involusional teradi, dimana hemangioma infantil kebanyakan klinis diselesaikan pada usia tahun. Hemangioma adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan hemangioma paling infantil se&ara medis tidak signifikan. #adang"kadang hemangioma anak"anak mungkin menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah, menyebabkan output tinggi gagal antung atau kelainan struktural yang signifikan atau &a&at. %arang, hemangioma infantil kulit dapat dikaitkan dengan satu atau lebih kelainan kongenital yang mendasari.
8.
Eili
enyebab hemangioma sampai saat ini masih belum elas. ngiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. ?ytokines, seperti asi& ibroblast Bro!th a&tor (B) dan Aas&ular
. 2. $.
1.
D.
. a)
T%n&%@%n&% ;ampak seperti tanda lahir, tetapi pertumbuhannya teradi se&ara &epat pada usia 6"2 bulan. ertumbuhan ini mulai menyusut dan melambat pada usia "3 tahun dan tumor ini men&iut pada usia 0"2 tahun, kebanyakan ada pula yang menghilang pada usia 0"$ tahun. danya pola merah terang yang timbul, terkadang dengan permukaan bertekstur (kadang disebut hemangioma stroberi karena ber!arna merah seperti buah stroberi). embuluh darah vena yang menyebar dari tumor uga bisa terlihat di ba!ah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, !arna merahnya akan memudar. ekas !arna akhir itu umumnya akan hilang saat anak berusia 3 tahun. =ntuk hemangioma yang mun&ul pada lapisan kulit lebih ba!ah (hemangioma dalam), terlihat seperti lebam atau kebiru"biruan pada kulit tapi terkadang uga malah tidak tampak sama sekali. 5ebam ini biasanya terlihat pada saat anak berusia 2"1 bulan P%isilis Hemangioma merupakan sisa"sisa aringan Ivaso formativeJdari aringan mesidermal dan mempunyai kemampuan untuk berkembang. 4a&am"ma&am Hemangioma + Hemangioma kapiler Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks) Hemangioma kapilar terdapat pada !aktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. ;ampak sebagai ber&ak merah yang makin lama makin besar. :arnanya menadi merah menyala, tegang, dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. =kuran dan
dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial ber!arna merah terang, dan ada yang subkutan ber!arna kebiruan. 7nvolusi spontan ditandai oleh memu&atnya !arna di daerah sentral, lesi menadi kurang tegang dan lebih mendatar. b) Branuloma piogenik 5esi ini teradi akibat proliferasi kapilar yang sering teradi sesudah trauma, adi bukan oleh karena proses peradangan, !alaupun sering disertai infeksi sekunder. 5esi biasanya solitar, dapat teradi pada semua umur, terutama pada anak dan sering mengalami trauma. 4ula"mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang &epat. eberapa lesi dapat men&apai ukuran &m dan dapat bertangkai. 5esi mudah berdarah. 2.
Hemangioma kavernosum 5esi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang ber!arna merah ampai ungu. ila ditekan mengempis dan akan &epat menggembung lagi apabila dilepas. 5esi terdiri tas elemen vaskular yang matang. entuk kavernosum arang mengadakan involusi spontan. $. Hemangioma &uran %enis ini terdiri atas &uran antara enis kapilar dan enis kavernosum. Bambaran klinisnya uga terdiri atas gambaran kedua enis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitar, dapat teradi seak lahir atau masa anak"anak. 5esi berupa tumor yang lunak, ber!arna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa. E. . 2.
$. *.
*%# "e&is"sisi erdarahan. ada tempat tertentu, dapat mengganggu fungsi, seperti + ambliopia, sesak nafas, gangguan ken&ing. ;rombositopenia, D.7.?.
Pene%h%n =ntuk mendeteksi timbulnya hemangioma se&ara dini mungkin agak sulit. kan tetapi, ika anak telah lahir dan terlihat ada kelainan pada kulitnya, seperti keterangan yang disebutkan pada tanda"tanda hemangioma, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi atau men&egah perkembangan hemangioma lebih lanut. Dalam banyak kasus perlakuan tidak akan ditunukkan. %ika pengobatan diperlukan, bagaimanapun, mungkin meliputi+ a. #ortison+ 7neksi ke hemangioma atau diberikan se&ara oral melalui mulut. %ika diberikan se&ara oral untuk !aktu yang lama memiliki efek samping termasuk peningkatan risiko infeksi sistemik, tekanan darah tinggi, diabetes, nafsu makan meningkat, iritasi lambung, penekanan pertumbuhan, dll b. erdenyut Dye 5aser ;herapy+ ;erapi ini memperlakukan pembuluh darah dangkal terbaik. %ika pera!atan ini dianurkan biasanya diperuntukkan bagi komponen dangkal hemangioma, ditandai dengan lesi, datar merah. Hal ini biasanya diberikan dalam serangkaian pera!atan laser arak 2"1 minggu. &. ntibiotik+ %ika hemangioma yang terinfeksi dan membukanya dapat diobati dengan kursus singkat antibiotik dan pembersihan luka sehari"hari.
d.
e.
G. .
2.
a) b)
&)
$. a)
lpha 7nterferon+ ;erapi ini terbatas pada yang paling parah dan hemangioma berpotensi mengan&am kehidupan. 7ni melibatkan pemberian obat sistemik melalui tembakan harian, biasanya ke kaki, selama beberapa bulan. Hal ini biasanya diberikan kepada bayi oleh orang tua di ba!ah arahan dan penga!asan dokter. ;erapi ini memiliki efek samping yang serius yang potensial termasuk efek neurologis, kelainan darah dan lain"lain. Cperasi pengangkatan+ Dalam kasus yang arang, hemangioma dapat diangkat dengan operasi terutama ika mereka tidak mungkin untuk menyelesaikan se&ara spontan atau menimbulkan distorsi aringan signifikan dan deformasi. Asuh%n6Pen%n%n%n
) 2) $) 1) 1.
a) b) &) .
a) b) &)
;idak respon kortikosteroid #ontraindikasi pemberian kortikosteroid angka panang #omplikasi pada pemberian kortikosteroid enolakan dari orang tua dengan penggunaan terapi kortikosteroid. ;erapi edah ;indakan bedah yang dapat dilakukan adalah operasi eksisi, terutama pada hemangioma infantil yang tidak mengalami involusi komplet, hemangioma infantil yang memberi pengaruh kosmetik pada !aah,hemangioma infantil yang berlokasi pada region periorbita, hidung, mulut,saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan hemangioma infantil yang mengan&am i!a anak. 7ndikasi + ;erdapat tanda"tanda pertumbuhan yang terlalu &epat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menadi $"1 kali lebih besar. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia. ;idak ada regresi spontan, misalnya tidak teradi penge&ilan sesudah 6"3 tahun. ;erapi 'adiasi ;erapi ini masih kontroversial, meskipun sampai saat ini masih sering dilakukan. #omplikasi yang teradi dapat berupa kerusakan epipisis, mamae, gonade, kulit, lensa mata, dan glandula tiroid. #omplikasi berupa karsinoma dan sarkoma pernah dilaporkan. engobatan radiasi pada tahun"tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena + enyinaran berakibat kurang baik pada anak"anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif #omplikasi berupa keganasan yang teradi pada angka !aktu lama 4enimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.
8A8 III PENUTUP Kesi!"ul%n Hemangioma adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan hemangioma paling infantil se&ara medis tidak signifikan. #adang"kadang hemangioma anak"anak mungkin menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah, menyebabkan output tinggi gagal antung atau kelainan struktural yang signifikan atau &a&at. %arang, hemangioma infantil kulit dapat dikaitkan dengan satu atau lebih kelainan kongenital yang mendasari.
DA*TAR PUSTAKA
http+@@pera!athealth.blogspot.&o.id@201@0@asuhan"kepera!atan"pada"klien"atresia.html http+@@bams"suatmiko.blogspot.&o.id@202@01@makalah"polip"hidung.html http+@@ietkekem.blogspot.&o.id@202@0@makalah"hemangioma.html