KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Tuhan Yang Maha Esa dan dan junjungan besar Nabi Muhammad SAW, karena berkat rahmat, karunia dan inayah-Nya, kita selalu dapat melakukan hal sebagaimana mestinya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Makalah Hukum Memakan Daging Babi dan Akibatnya Untuk Kesehatan, dimana menyusun dan menyelesaikan makalah ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban saya untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terimakasih atas kesempatan, dukungan moral dan materi kepada :
Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam, Dra. Saniah
Teman-teman di kelas fisioterapi
Saya selaku penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada kita, Amin Wassalmu’alaikum Wr.Wb. Banjarmasin, 20 September 2017
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................... ................................................................................ .............................................. ....................... Kata Pengantar .......................................... ................................................................ ............................................ ...................................... ................ 1 Daftar Isi............................................ Isi................................................................... ............................................. ............................................. .......................2 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................. ................................................................... ............................................ ........................ 3 1.2 Rumusan Masalah ........................................... ................................................................. .......................................... .................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ..................................................... ........................................................................... .................................. ............ 4 BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Halal dan Haram ......................................................... ..................................................................... ............ 5 2.1.1 Pengertian Haram ............................... ...................................................... .............................................. ....................... 5 2.1.2 Pengertian Halal ................................................ ....................................................................... ............................... ........ 5 2.2 Dalil yang Menerangkan Halal dan Haram ........................................... ............................................... .... 5 2.3 Jenis-Jenis Makanan Halal .................................. ........................................................ ...................................... ................ 5 2.4 Jenis-Jenis Makanan Haram ........................................... .................................................................. ........................... .... 7 2.5 Pengertian Daging Babi .......................................... ................................................................. .................................. ........... 11 2.6 Hukum Keharaman Babi Beserta Alasannya ............................................ ............................................ 12 2.7 Damfak Negatif Mengonsumsi Babi ......................................... ......................................................... ................ 14 2.8 Istilah Lain Dari Daging Da ging Babi yang Ada Dalam Makanan ....................... ....................... 15 2.9 Hikmah Babi Diharamkan Dalam Islam ............................... ................................................... .................... 17 BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................... ................................................................ ............................................ ............................... ......... 19 3.2 Saran .......................................... ................................................................ ............................................ .......................................... .................... 19 DAFTAR PUSTAKA ........................................................... ................................................................................. ............................... ......... 20
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan ligkungan sekitarnya. Allah SWT menciptakan berbagai makhluk hidup, diantaranya manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk hidup. Manusia membutuhkan bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat membuat dia tidak letih dalam menjalankan aktivitas kehidupanya atau dapat dikatakan manusia membutuhkan hewan dan tumbuhan sebagai bahan untuk olahan dimana dapat ia makan dan dapat menabahkan energy tubuhnya yang akan habis, hewan juga membutuhkan bantuan manusia dalam hidupnya. Makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT diciptakan untuk tetap bertasbih dan bersujud kepada-Nya, apakah itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Semuanya tetap harus mematuhi perintahdari Tuhannya dan menjauhi segala laranganya. Terkhusus bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia perlu menghindari setiap perbuatan/sikap dan sifat yang berdampak negative, tidak memakan makanan yang telah dilarang oleh agama. Maka dari itu, manusia harus selalu mengingat hal-hal yang dilarang dalam agamanya.
1.2 Rumusan Masalah a) Apakah pengertian halal dan haram? b) Hadist atau Quran yang menerangkan tentang halal dan haram. c) Apa saja jenis-jenis makanan halal. d) Apa saja jenis-jenis makanan haram. e) Hukum keharaman daging babi beserta alasannya. f) Mengetahui damfak negatif mengonsumsi daging babi.
3
1.3 Tujuan Penulisan a) Mengetahui pengertian dari halal dan haram. b) Mengetahui dalil yang menerangkan tentang halal dan haram. c) Mengetahui jenis-jenis makanan halal. d) Mengetahui jenis-jenis makanan haram. e) Mengetahui damfak negatif mengonsumsi daging babi.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Halal dan Haram
2.1.1
Pengertian Haram Kata halal berasal dari bahasa Arab yang berarti disahkan, diizinkan, dan diperbolehkan. Allah swt menghalalkan semua makanan yang mengandung maslahat dan manfaat,baik yang kembalinya kepada ruh maupun jasad, baik kepada individu maupun masyarakat. Pada umumnya semua makanan dan minuman yang ada didunia ini halal, semua untuk dimakan dan
diminum kecuali ada larangan dari Qur’an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW. 2.1.2
Pengertian Halal Kata haram berasal dari Bahasa Arab yang berarti larangan (dilarang oleh agama). Allah SWT mengharamkan semua makanan yang memudhorotkan atau yang mudhorotnya lebih besar daripada manfaatnya. Hal ini tidal lain untuk menjaga kesucian dan kebaikan hati, akal, ruh, dan jasad, yang mana baik atau buruknyakeempat perkara ini sangat ditentukan setelah hidayah dari Allah dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia ynag kemudian akan berubah menja di darah dan daging sebagai unsur penyusun hati dan jasadnya.
2.2 Dalil yang Menerangkan Halal dan Haram
“…barang yang di halalkan oeh Allah dalam kitab -Nya adalah halal, dan barang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan sesuatu yang tidak dilarang-Nya, maka barang itu
termasuk yang diaktifkannya, sebagai kemudahan bagi kamu.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidji) (Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid).
5
“dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah berikan rezekinya kepadamu dan bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada- Nya.” (QS. Al-Maidah :88)
“Wahai orang beriman sesungguhnya arah (khimar), berjudi, qurban untuk berhala, undian dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Ai -Maidah:90)
“Sesungguhnya Sa’ad Ibnu Ubayyin memohon pada Rasulullah SAW agar didoakan kepada Allah supaya doanya diterima
(mustajab), maka beliau bersabda kepadanya : “perbaiki makanan, niscaya diterima doa-doamu” (HR. Tabrani).
“maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah pada kamu…” (QS. An -Nahl:114).
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :
“Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya.”
2.3 Jenis-Jenis Makanan Halal
Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka. Makanan halal dari segi jenis ada tiga :
Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung, ikan.
Berupa tumbuhan (nabati) seperti padi, buah-buahan, sayursayuran dan lain-lain.
Berupa hasil bumi yang lain seperti garam.
6
Makanan halal dari usaha uang diperolehnya, yaitu :
Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja seperti buruh, petani, pegawai, dan lain-lain.
Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal, tetapi dibenci Allah seperti pengamen.
Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakur, walimah, warisan, wasiat, dan lain-lain.
Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan (ghoniah).
2.4 Jenis-Jenis Makanan Haram
Makanan yang haram dalam Islam ada dua jenis :
Ada yang diharamkan karena dzatnya. Maksudnya asal dari makanan tersebut memang sudah haram, seperti : 1. Bangkai Bangkai adalah semua hewan yang mati tanpa penyembelihan yang syar’I dan juga bukan hasil buruan. Allah SWT menyatakan dalam firmanya :
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya”. (QS. Al -Ma’idah:3). Diperkecualikan darinya 3 bangkai, ketiga bangkai ini halal dimakan : o
Ikan, karena dia termasuk hewan air dan telah berlalu penjelasan bahwa semua hewan air adalah halal bangkainya kecuali kodok.
7
o
Belalang, berdasarkan hadist Ibnu Umar secara marfu :
“Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun kedua bangkai itu adalah ikan dan belalang dan adapun kedua darah itu adalah hati
dan limfa”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). o
Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan kecuali An- Nasa’I, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :
“penyembelihan untuk janin adalah penyembelihan induknya”. 2. Darah Yakni darah yang mengalir terpancar. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat 145 :
“atau darah yang mengalir”. Dikecualikan darinya hati dan limfa sebagaimana ditunjukkan dalam hadist Ibnu Umar. Juga dikecuali kan darinya darah yang berada dalam urat-urat setelah penyembelihan. 3. Daging Babi Seperti dalil dalam surah AL- Ma’idah ayat ke-3, yang dimaksud daging babi adalah mencakupseluruh bagian bagian tubuhnya termasuk lemak. 4. Khamar Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
8
agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Ma’idah:90). Dan dalam hadist riwayat Muslim dari Ibnu Umar r.a secara marfu :
“semua yang memabukkan adalah haram, dan semua khamar adalah haram.” Dikiaskan dengannya semua makanan dan minuman yang bisa menyebabkan hilangnya akal (mabuk), misalnya narkoba dengan seluruh jenis dan macamnya. 5. Semua hewan buas yang bertaring
Sahabat Abu Tsa’labah Al -Khusyany r.a berkata : “Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang dari (mengonsumsi) semua hewan buas yang bertaring.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim darinya dengan lafazh :
“Semua hewan buas yang bertaring maka memakanannya haram.” Yang diinginkan disini adalah semua hewan buas yang bertaring dan menggunakan taringnya untuk menghadapi dan memangsa manusia dan hewan lainnya. 6. Semua burung yang memiliki cakar Yang diinginkan dengannya adalah semua burung yang memiliki cakar yang kuat yang dia memangsa dengannya, seperti : elang dan rajawali. 7. Jalallah Dia adalah hewan pemakan feses (kotoran) manusia atau hewan lain, baik berupa onta, sapi, kambing, maupun yang berupa burung, seperti : garuda, angsa (yang memakan feses), dan sebagian gagak. Hukumnya adalah haram. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad dalam satu
9
riwayat dan salah satudari dua pendapat dalam madzhab
Syafi’iyah. Mereaka berdalikan dengan hadits Ibnu Umar r.a beliau berkata :
“Rasulullah SAW melarang dari memakan al -jalallah dan dari meminum susunya.: (HR. Imam Lima kecuali An-
Nasa’i). 8. Keledai jinak Ini merupakan madzhab Imam Empat kecuali Imam Malik dalam sebagian riwayat darinya. Dari Anas bini Malik r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah dan Rasul -Nya melarang kalian untuk memakan daging-daging keledai yang jinak, karena
dia adalah najis.” (HR. Al -Bukhary dan Muslim). Diperkecualikan darinya keledai liar, karena Jabir r.a berkata :
“Saat perang Khaibar, kami memakan kuda dan keledai liar, dan Nabi Muhammad SAW melarang kami dari
keledai jinak.” (HR. Muslim) 9. Kuda Telah disampaikan dalam hadits Jabir bawwasanya mereaka memakan kuda saat perang Khaibar. Semakna dengannya ucapan Asma binti Abi Bakr r.a :
“Kami menyembelih kuda di zaman Rasulullah SAW kamipun memakannya,” (HR. Al -Bukhary dan Muslim). 10. Anjing Para ulama sepakat akan haramnya memakan anjing, di anatara dalil yang menunjukkan hal ini adalah bahwa anjing termasuk dari hewan buas yang bertaring yang telah dijelaskan pengharamannya dan Nabi Muhammad SAW bersabda :
10
“Sesungguhnya Allah SWT jika mengharamkan sesuatu maka Dia akan mengharamkan harganya.”
2.5 Pengertian Daging Babi
Babi merupakan nama binatang yang dapat berupa binatang liar
atau binatang ternak. Al Qur’an mengidentifikasikan bahwa babi yang dimaksud adalah binatang ternak. Dijelaskan dalam Surah Al-Hajj ayat 30 bahwa Allah ttelah menerangkan binatang ternak yang dihalalkan dan binatang ternak yang diharamkan.
“Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan
dusta.” (QS. Al-Hajj:30). Jika diharamkan adalah daging babi, apakah itu berarti bahwa kulit, hati, paru-paru, dan bagian-bagian lainnya dihalalkan untuk dimakan? Dalam Surah Al- Mu’minun ayat 14 disebutkan bahwa daging adalah pembungkus tulang belulang.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucillah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. AlMu’minun;14). Daging adalah bagian dari tubuh binatang yang dapat dimakan yang paling baik kualitasnya. Bagian yang lain seperti kulit, kuku, hati, paru-paru, dan bagian-bagan lainnyabersifat sebagai tambahan. Kalau daging babi sebagai bagian tubuh yang paling baik saja diharamkan untuk dimakan, tentu saja bagian tubuh lain yang lebih rendah
11
kualitasnya juga diharamkan. Jadi semua bagian tubuh babi adalah raham untuk dimakan.
2.6 Hukum Keharaman Babi Beserta Alasannya
Allah telah mengharamkan makanan dan hewan-hewan yang jelek, karena makanan memiliki pengaruh terhadap akhlak dan tabiat seseorang. Harta dan makanan yang halal dan baik akan menumbuhkan darah dan daging yang baik, demikian juga sebaliknya. Apalagi dewasa ini orang-orang sudah banyak yang tidak peduli dengan hal-hal tersebut, sebagaimana Rasulullah telah isyaratkan dalam sabdanya:
!
“Akan datang kepada manusia suatu zaman (ketika itu) seorang tidak lagi peduli dengan apa yang dia dapatkan, apakah dari yang halal atau haram?!” (HR. Bukhari: 2059) Sehingga sangat perlu pengetahuan yang cukup untuk dapat memilih dan memilah-milah hewan yang diperbolehkan dimakan. Di antara hewan yang diharamkan untuk dimakan adalah babi dan ini sudah merupakan kesepakatan kaum muslimin, sebab pelarangan memakan daging babi sudah dijelaskan dalam Al- Qur’an dan Sunnah, di antaranya:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.” (QS. Al Baqarah: 173) Firman-Nya:
12
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al Maa’idah: 3) Dan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.” (QS. An Nahl: 115)
Demikian juga sabda beliau:
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan khamr dan hasil penjualannya dan mengharamkan bangkai dan hasil penjualannya serta mengharamkan babi dan hasil penjualannya.” (HR. Abu Daud) Dengan demikian jelaslah haramnya daging babi dan seluruh anggota tubuhnya.
Alasan lain larangan memakan babi adalah, berikut ini adalah sedikit penjelasan tentang larangan tersebut.
Karena pada daging babi banyak mengandung mafsadat bagi manusia, Babi adalah hewan yang sangat kotor karena biasanya mereka memakan segala sesuatu yang diberikan kepadanya dari mulai bangkai, kotorannya sendiri sampai kotoran manusia. Secara psikis babi memiliki tabiat yang malas, tidak menyukai matahari, sangat suka makan dan tidur, memiliki sifat tamak, dan tidak memiliki kehendak dan daya juang, bahkan u ntuk membela diri sekalipun.
13
Secara fisik babi banyak menyimpan bibit penyakit. Babi dianggap hewan yang sama sekali tidak layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu ALLAH SWT melarang umat Islam untuk mengkonsumsi Babi. Umat Islam diHaramkan untuk makan daging babi.
Babi sebenarnya tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher, orang Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Allah swt akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.
2.7 Istilah Lain dari Daging Babi yang Ada Dalam Makanan
Banyak umat Islam yang masih tidak paham dengan istilah-isti lah yang terdapat dalam dunia kuliner tentang daging babi. Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya kita mengenal istilah-istilah dalam makanan yang mengandung daging yang diharamkan ini.
Pig, babi muda dengan berat kurang dari 50 kg.
Pork, daging babi.
Swine, daging babi untuk seluruh spesies babi.
Hog, babi dewas dengan berat melebihi 50 kg.
Boar, adalah babi liar, babi hutan, atau celeng.
Lard, lemak babi, biasa digunakan sebagai minyak untuk memasak kue, atau bahan sabun.
Bacon, daging hewan yang diasapi, terutama babi.
Ham, daging babi bagian paha.
Sow, babi betina dewasa
Sow milk, susu yang dihasilkan dari babi
Bak, daging babi dalam Bahasa Tionkok.
Char siu, cha siu, char siew, mengacu hidangan kanton berupa barbeque.
14
Cu nyuk, daging babi dalam Bahasa Kheh/Hakka. Istil ah ini digunakan dalam makanan siomay dan bubur.
Rou, babi dalam Bahasa Mandarin
Dwaeji, daging babi dalam Bahasa Korea.
Tonkatsu, hidangan Jepang berupa irisan daging babi yang digoreng dengan tepung panir.
Tonkotsu, hidangan Jepang berupa ramen berkuah keruh, terbuat dari tulang, lemak, dan kolagen babi.
Butaniku, sebutan daging babi dalam Bahasa Jepang.
Yakibuta, hidangan Jepang yang biasanya digunakan untuk toping ramen.
Nibuta, hidangan Jepang berupa pundak babi yang dimasak dengan sedikit kuah.
B2, sebutan untuk makanan yang berbahan daging babi di daerah Batak dan Yogyakarta.
Khinzir, nama untuk babi dalam Bahasa Arab dan Melayu.
2.8 Damfak Negatif Mengonsumsi Bab i Babi terkenal sebagai hewan golongan omnivora yang bisa makan segala dan mampu bertahan hidup dalam kondisi atau wilayah yang super kotor.
Penyakit TBC (Tuberkolosis) Akibat makan daging babi setiap hari atau jangka panjang dapat mengakibatkan kelainan paru. Tahukah anda bahwa daging babi mengandung banyak jenis bakteri tuberkolosis yang merugikan kesehatan dimana seseorang akan tertular dan mengidap penyakit batuk darah yang disebabkan bakteri menyerang jaringan paru paru dimana pertumbuhan bakteri tersebut bisa ditularkan ke orang lain.
15
Disentri dan diare Daging babi memngandung bakteri salmonella yang berasal dari kotoran manusia atau bangkai hewan lain dimana bakteri tersebut dapat memicu munculnya akibat makan daging babi yang merugikan kesehatan yaitu berupa menyebabkan disentri dan diare yang berkepanjangan hingga tubuh mengalami dehidrasi akut.
Kanker usus besar dan anus Babi memiliki jutaan telur cacing pita yang agresif dan mudah berkembang biak diarea kolon atau sistem pencernaan terakhir (Usus besar). Cacing pita bisa menggerogoti dinding usus manusia sehingga usus dalam kondisi rusak dan penuh lubang. Kondisi ini memicu kerusakan dan perubahan sel disekitar usus berubah menjadi sel abnormal penyebab munculnya sel kanker atau penyakit kanker usus. Jika tidak segera diatasai akan menjalar kedaerah anus yang juga memicu muncuknya kanker diarea anus
Kanker paru Didalam daging babi terdapat banyak cacing tambang yang bisa menyerang paru paru manusia sehingga merusak jaringan paru secara perlahan lahan. Kondisi tersebut menimbulkan kerusakan dan kelainan sel paru menjadi tumbuh sel sel kanker yang ber[otensi menyebabkan kanker paru .
Eksim dan kudis Seseorang yang darahnya tidak cocok dengan DNA yang ada pada darah babi maka akan mengalami alergi atau kelainan kulit berupa eksim basah dan kering yang sangat gatal dan mudah menyebar ketika seseorang mengalami penurunan kekebalan tubuh. Daging dan darah babi memiliki kandungan virus kudis atau scabies.
16
Gangguan hati Cacing pita taenia solius adalah jenis parasit terbanyak yang ada didalam daging, Lemak bahkan darah babi yang tidak mudah mati ketika direbus dalam suhu panas 100 derajat saja. Perebusan daging babi harus dilakukan lebih lama dan teliti . Caing pita bersifat parasit yang mudah melekat, Berkembang biak lalu menggerogoto organ hati sehinggga hati kehilangan kemampuannya mengendalikan racun dalam tubuh. Cacing pita menyebabkan infeksi berat pada semua bagian organ tubuh (Cysticercosis) terrmasuk organ hati.
2.9 Hikmah Babi Diharamkan Dalam Islam
Hewan yang diharamkan pasti akan memberikan pengaruh bagi orang yang memakannya. Dan ini berlaku untuk makanan haram secara
umum. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Diharamkan darah yang dialirkan karena darah seperti itu dapat membangkitkan syahwat dan menimbulkan amarah. Jika terus dikonsumsi, maka akan membuat seseorang bersikap melampaui batas. Saluran darah inilah tempat mengalirnya setan pada badan manusia. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setan itu bisa menyusup dalam diri manusia melalui saluran darahnya.” Begitu pula orang yang memakan binatang buas yang bertaring bisa mendapat pengaruh sombong dan congkak di mana sifat tersebut termasuk watak hewan buas. Ada juga hewan yang diharamkan karena sifatnya yang khobits (menjijikkan) seperti babi yang kita bahas kali ini. Maka orang yang gemar memakan babi akan punya sifat khobits pula. Juga yang memakan hewan ini bisa mewarisi sifat sombong dan angkuh sebagaimana babi. Jika ada pengaruh jelek seperti di atas, kenapa dalam keadaan darurat masih dibolehkan untuk dimakan? Jawabnya, karena kebolehannya dalam keadaan darurat seperti itu mengingat bahwa
17
mengambil maslahat dengan dipertahankannya jiwa lebih didahulukan daripada menolak bahaya seperti yang disebutkan. Karena bahaya di atas tidak diwarisi ketika dalam keadaan hajat yang besar seperti yang disebutkan.
18
BAB III PENUTUP
3.3
Kesimpulan
Babi merupakan makhluk ciptaan Allah. Islam melarang muslim mengonsumsi babi karena babi memiliki banyak mudharat. Babi memiliki kebiasaan yang buruk dimana kebiasaan ini tertular melalui darah kepada orang yang mengkonsumsinya.daging babi memiliki banyak kuman karena babi mengonsumsi kotoran, tinggal ditempat yang kotor, kebiasaan hidup yang jorok dan ketidakmampuannya untuk mengeluarkan seluruh kotorannya sehingga mencemari dagingnya. Dari hal diatas tentulah akan berbahaya bagi kesehatan dan akhlak bagi konsumen daging babi untuk kedepannya. Namun Islam adalah ajaran yang suci dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang sehingga memperbolehkan konsumsinya jika dalam darurat dan terdesak.namun sebagi seorang muslim yang baik mari kita jalakan syariat Islam dengan murni dan benar dengan cara menjauhi segala yang diharamkannya.
3.4
Saran
Demikian makalah ini saya buat, semoga apa yang ada didalamnya dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan kepada saya namun tentunya para pembaca paham bahwa hanya saran dan kritik yang membangun lah yang saya perlukan. Dimana itu semua terbentuknya suatu makalah yang baik dan mudah untuk dipahami. Saya memohon maaf terhadap kesalahan atau kurangnya kelengkapan materi yang dibahas pada makalah ini. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kami selaku hambanya tak luput dari salah, khilaf dan lupa.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://retnotbs.wordpress.com/215-2/
http://safiraartanti.blogspot.co.id/2017/03/artikel-haramnya-babi-menurutislam.html
http://www.fikihkontemporer.com/2012/07/hukum-keharaman-babi berdasar-al.html
https://halosehat.com/makanan/daging-berbahaya/akibat-makan-daging babi
http://googleweblight.com/?lite_url=http://anindiwikanti.blogspot.com/20 1602/makalah-makalah-dan-minuman-yang-halal.html?=1
http://kajiantentangquran.blogspot.co.id/2008/07/daging-babi-makananharam.html?m=1
http://www.kabarmakkah.com/2015/12/ini-31-istilah-lain-dari-daging babi.html?m=1
20