BAB II PEMBAHASAN 2.1
Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting
sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini
tersebut
merupakan
informasi
utama
yang
dapat
diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan
auditor
dan
kesimpulan
yang
diperolehnya.
Berdasarkan standar professional akuntan publik seksi 508, pendapat auditor dikelompokkan ke dalam lima tipe, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian Pendapat ini dikeluarkan auditor jika tidak adanya pembatasan terhadap auditor dalam lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan
standar
akutansi
keuangan
dalam
laporan
keuangan disertai dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit tipe ini merupakan laporan yang paling diharapkan dan dibutuhkan oleh semua pihak. Baik oleh klien maupun oleh auditor. Ada beberapa kondisi laporan keuangan yang harus dipenuhi untuk menilai laporan keuangan yang dianggap menyajikan secara wajar kepada posisi keuangan dan hasil suatu organisasi agar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu:
Standar
pedoman untuk menyusun laporan keuangan, Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke
periode telah cukup dijelaskan. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya
akuntansi
keuangan
digunakan
sebagai
telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
1
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas Suatu paragraf penjelas dalam laporan audit diberikan oleh
auditor
dalam
keadaan
tertentu
yang
mungkin
mengharuskannya melakukan hal tersebut, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, diantaranya yaitu :
Klien membatasi ruang lingkup audit
Kondisi-kondisi yang ada diluar kekuasaan klien ataupun auditor menyebabkan auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting
Laporan keuangan tidak disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan
Ketidakkonsistenan
penerapan
standar
akuntansi
keuangan yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
4. Pendapat tidak wajar Pendapat ini merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi keuangan. Selain itu pendapat tidak wajar disebabkan karena
ruang
lingkup
auditor
dibatasi
sehingga
bukti
kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya,
2
sehingga
tidak
dapat
dipakai
oleh
pemakai
informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, maka laporan ini disebut lampiran tanpa pendapat (adverse opinion). Hal ini disebabkan beberapa kondisi, yaitu adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, kemudian karena auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya. Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan
klien,
sedangkan
auditor
menyatakan
tidak
memberikan pendapat (no opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan
atau
karena
ia
tidak
independen
dalam
hubungannya dengan klien.
2.2
Laporan Audit Bentuk Baku Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh
auditor
dalam
mengkomunikasikan
kepada
pihak
yang
berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum. Laporan Standar Suatu laporan standar merupakan laporan yang lazim diterbitkan. Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion)
yang
menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
keuangan,
maka
Mengingat
pentingnya
pemahaman
yang
audit
laporan
mendasar
tentang
bentuk dan isi laporan standar menjadi sangat penting. 3
Paragraf Pendahuluan Paragraf
pendahuluan
(introductory
paragraph)
membuat tiga penyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor. Kami telah mengaudit … neraca … Perusahaan Y … untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kalimat
pada
menunjukkan
paragraf
bahwa
auditor
pertama telah
seperti
mengaudit
di
atas
laporan
keuangan tertentu dari perusahaan yang ditunjuk. Setiap laporan keuangan disebutkan satu per satu berikut tanggal penerbitan
setiap
tanggal
penerbitan
setiap
laporan
keuangan tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen. Kalimat di atas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak di tangan manajemen. Tanggung
jawab
kami
adalah
menyatakan
…
berdasarkan auditor kami. Kalimat di atas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor berperan untuk melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuan-temuan. Paragraf Ruang Lingkup Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Paragraf ruang lingkup audit menunjukkan dengan jelas sifat yang dilakukan dan menunjukkan beberapa keterbatasan audit. Kalimat dalam paragraf ini adalah : Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Kalimat ini menjelaskan bahwa auditor telah memenuhi standar yang digunakan. Namun, sumber standar apakah berasal dari AICPA atau standar yang bersifat spesifik tidak disebutkan.
4
Standar tersebut mengharuskan kami … audit agar memperoleh keyakinan yang memadai …
laporan
keuangan bebas dari salah saji material Kalimat di atas menunjukkan dua keterbatasan penting suatu audit, yaitu : pemberitahuan bahwa auditor hanya mencari keyakinan yang memadai saja, bukan keyakinan yang absolut dan memperkenalkan konsep mateialitas. Suatu pengujian,
audit
meliputi
bukti-bukti
pemeriksaan,
yang
atas
mendukung
…
dasar laporan
keuangan. Kalimat di atas menunjukkan lebih jauh sifat audit. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi … estimasi signifikan … penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kalimat
di
menggunakan
atas
menyebutkan
pertimbangan
dalam
bahawa
auditor
menilai
dan
mengevaluasi respresentasi laporan keuangan manajemen dan juga menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak seluruhnya disadarkan fakta. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Kalimat di atas mengatakan bahwa hanya dasar yang memadai saja yang diperlukan untuk memberikan pendapat. Paragraf Pendapat Paragraf
pendapat
memenuhi
(opinion
memenuhi empat standar pelaporan.
paragraph)
Kalimat paragraf
pendapat dijelaskan sebagai berikut. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas … Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini, hendaknya
disimpulkan
bahwa
pendapat
tersebut
dinyatakan oleh orang atau orang-orang yang professional, berpengalaman, dan ahli. Bagian kedua dari kalimat tersebut
5
berkaitan dengan laporan keuangan yang disebutkan dalam paragraf pendahuluan: sehingga judul setiap laporan tidak diulang kembali. Pernyataan pendapat memenuhi keempat standar pelaporan. … menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material … posisi keuangan … hasil usaha dan arus kas … Pendapat
wajar
tanpa
pengecualian
menyatakan
kepercayaan auditor bahwa laporan keuangan mancapai tujuan yang ditetapkan dengan menyajikan secara wajar posisi keuangan (neraca) entitas, hasil usaha (laporan rugilaba dan laporan laba ditahan), serta arus kas (laporan arus kas). … sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum … Kalimat ini memenuhi setandar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan harus menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP. Standar pelaporan kedua dan ketiga mensyaratkan komentar
dalam
laporan
auditor
hanya
jika
terdapat
ketidakkonsistenan dalam penerapan GAAP atau manajemen gagal mengungkapkan sesuatu yang wajib diungkapkan. Oleh karena itu, dengan tidak adanya komentar atas hal ini dalam laporan auditor, dapat disimpulkan bahwa kedua standar pelaporan tersebut telah terpenuhi. Penyimpangan dari Laporan Standar Dalam praktik, dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan auditor menerbitkan laporan standar.
Penyimpangan
dari laporan
standar tergolong
dalam salah satu dari dua kategori berikut ini :
Laporan standar dengan bahasa penjelasan Karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap
6
menyatakan
pendapat
wajar
tanpa
pengecualian
(unqualified), karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP.
Namun
mengharuskan
terdapat
beberapa
auditor
kondisi
yang
menambahkan paragraf
penjelasan (explanatory
paragraph)
atau
bahasa
penjelasan lain pada laporan standar. Biasanya informasi penjelasan
diletakkan
ada
paragraf
penjelasan
yang mengikutiparagraf pendapat. 1. Jenis-jenis pendapat lain Kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah apabila terjadi salah satu kondisi berikut ini :
Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dan GAAP.
Auditor tidak mampu mandapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan dalam satu atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
atas
laporan
keuangan
secara
keseluruhan. Dalam hal ini, auditor akan menyatakan salahsatu pendapat dari jenis pendapat berikut ini :
Pendapat
wajar
dengan
pengecualian
(qualified
opinion)
Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Menolak
memberikan
pendapat
(disclaimer
of
opinion) Penyimpangan dari GAAP, meliputi prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum, penerapan GAAP yang salah, dan kegagalan untuk membuat pengungkapan yang diwajibkan oleh GAAP. Pada kondisi dimana auditor tidak mampu
mendapatkan
bukti
kompeten
yang
cukup
membuktikan apakah satu atau lebih asersi sesuai dengan
GAAP
atau
tidak,
dikenal
dengan
7
istilah pembatasan lingkup (scope limitations). Dalam hal ini, auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak Penolakan digunakan
untuk jika
memberikan
memberikan
terdapat
pendapat.
pendapat
pembatasan
hanya
lingkup
yang
berkaitan dengan masalah yang dapat memberikan dampak sangat material terhadap laporan keuangan.
2.3
Persyaratan Lain 1. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Standar pelaporan pertama menyatakan : “Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar keuangan di Indonesia.” Standar pelaporan pertama tidak mengharuskan auditor untuk menyatakan tentang fakta (statement of fact), namun standar tersebut mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu pendapat menegnai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai prinsip akuntansi tersebut. Istilah “standar akuntansi keuangan di Indonesia” adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Standar pelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
2. Konsistensi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Standar
pelaporan
kedua
(standar
konsistensi)
berbunyi : “Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan
keuangan
periode
berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.”
8
Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara
dua
periode
dipengaruhi
secara
material
oleh
perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya. Standar pelaporan secara tersirat mengandung arti bahwa auditor puas bahwa daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi
secara
material
oleh
perubahan
prinsip
akuntansi dan bahwa prinsip akuntansi tersebut telah diterapkan secara konsisten diantara dua atau lebih periode akuntansi baik karena (1) tidak terjadi perubahan prinsip, atau (2) terdapat perubahan prinsip akuntansi atau metode penerapannya, namun dampak perubahan prinsip akuntansi terhadap daya banding laporan keuangan tidak material. Perbandingan laporan keuangan suatu entitas di antara beberapa periode dapat dipengaruhi oleh (a) perubahan akuntansi, (b) kesalahan dalam laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya, (c) perubahan penggolongan, dan (d) peristiwa atau transaksi yang sangat berbeda dengan yang dipertanggungjawabkan dalam pelaporan keuangan yang disajikan dalam periode sebelumnya. Perubahan dalam prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan memerlukan penjelasan dalam laporan auditor independen dengan cara menambahkan paragraf penjelasan.
3. Pengungkapan Memadai Dalam Laporan Keuangan Standar pelaporan ketiga berbunyi : “Pengungkapan informatif
dalam
laporan
keuangan
harus
dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.” Penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akutansi
keuangan
pengungkapan
di
Indonesia
informatif
yang
mencakup memadai
dimuatnya
atas
hal-hal
material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan, dan
9
isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan, yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan,
dan
dasar-dasar
yang
digunakan
untuk
menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan. Jika
manajemen
menghilangkan
informasi
yang
seharusnya diungkapkan sesuai dengan standar, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi cukup dalam laporannya.
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Berdasarkan standar professional akuntan publik seksi 508,
pendapat auditor dikelompokkan ke dalam lima tipe, yaitu : 1.Pendapat wajar tanpa pengecualian
10
2.Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas 3.Pendapat wajar dengan pengecualian 4.Pendapat tidak wajar 5.Pernyataan tidak memberikan pendapat Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum. – – – – 3.2
Paragraf pendahuluan Paragraf ruang lingkup Paragraf pendapat Laporan standar dengan bahasa penjelasan Saran Auditor dalam mengaudit suatu laporan
harus
memperhatikan opini atau pendapat tentang laporan yang sudah diaudit. Pendapat tersebut sangat penting karena opini merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan
auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Dalam mengeluarkan pendapat, seorang auditor sangat
mempertaruhkan kredibilitas sebagai seorang auditor. Jika terdapat
kesalahan
dalam
mengeluarkan
pendapat
terdapat sanksi yang sangat tegas.
DAFTAR PUSTAKA http://sebioke.blogspot.co.id/2014/01/opini-atau-pendapatauditor.html http://supriakuntansisy.blogspot.co.id/2011/04/opini-audit.html?m=1
11