BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secara merata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. Sebelum pencelupan dilakukan maka harus dipilih zat warna yang sesuai dengan serat. Pencelupan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik dengan menggunakan alat – alat alat tertentu pula. Pada awalnya awaln ya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil, maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Keunggulan zat warna sintetis adalah lebih mudah diperoleh, ketersediaan warna terjamin, jenis warna bermacam-macam, dan lebih praktis dalam penggunaannya. Meskipun dewasa ini penggunaan zat warna alam telah tergeser oleh keberadaan zat warna sintesis, namun penggunaan zat warna alam yang merupakan kekayaan budaya warisan nenek moyang masih tetap dijaga keberadaannya khususnya pada proses pembatikan dan perancangan busana. Rancangan busana maup un kain batik yang menggunakan zat warna alam memiliki nilai jual atau nilai ekonomi yang tin ggi karena memiliki nilai seni dan warna khas, ramah lingkungan sehingga berkesan etnik dan eksklusif.
1.2
TUJUAN PENULISAN
Penulisan kajian ini merupakan upaya dalam memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kendali juga sebagai sarana dalam mengembangkan kemampuan akademik mahasiswa. Kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dimana uraian – uraian uraian tersebut mampu memberikan tambahan pengetahuan dalam teknologi pencelupan tekstil.
1.3
RUMUSAN MASALAH
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PENCELUPAN
Pencelupan merupakan suatu upaya dalam meningkatkan nilai komersil dari barang tekstil. Nilai komersil ini menyangkut nilai indra seperti warna, pola dan mode,dan nilai nilai guna yang tergantung dari apakah produk akhir dipakai untuk pakaian,barang barang rumah tangga atau penggunaan lain. Lagi pula, nilai nilai gunasebagai pakaian tergantung pada tingkatan yang dikehendaki dari sifat sifat penyesuaian seperti misalnya sifat sifat pemakaian, sifat sifat pengolahan, sifat sifat perombakan dan sifat sifat sebagai cadangan. Nilai nilai ini dapat diberikandengan cara cara yang beraneka ragam oleh macam macam bahan, seperti serat serat kapas, benang benang, kain tenun, dan kain rajut, bermacam macam caraproses, termasuk pencelupan. Serat tekstil sebagai bahan baku utama untuk industri tekstil memegang peranansangat penting. Serat tekstil yang digunakan pada industri tekstil bermacam macam jenisnya. Ada yang langsung diperoleh dari alam dan ada juga yang berupa seratbuatan. Sifat serat tekstil yang digunakan akan mempengaruhi proses pengolahannya dan juga akan sangat menentukan sifat bahan tekstil jadinya. Pemilihan zat warna yang sesuai untuk serat merupakan suatu hal yang penting.Pewarnaan akan memberikan nilai jual yang lebih tinggi. Efisiensi zat warna sangatpenting dimana harga bahan kimia cenderung mengalami kenaikan. Selain ituefektifitas kecocokan warna harus diperhatikan kerena merupakan faktor utama penentumutu produk tekstil. Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada bahan tekstil secaramerata dan baik, sesuai dengan warna yang diinginkan. Sebelum pencelupan dilakukan maka harus dipilih zat warna yang sesuai dengan serat. Pencelupan dapat dilakukandengan berbagai macam teknik dengan menggunakan alat alat tertentu pula.Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air atau medium lain, kemudian memasukkan bahan tekstil kedalam larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna kedalam serat. Penyerapan zat warna kedalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik dan reaksi kesetimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau
lainnya ditambahkan kedalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga diperoleh warna yang dikehendaki.
2.2
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PROSES PENCELUPAN
a)
Pengaruh Elektrolit Pada intinya penambahan elektrolit kedalam larutan celup adalah memperbesar jumlah zat warna yang terserap oleh serat, meskipun beraneka zat warna akanmempunyai kesepakatan yang berbeda.
b)
Pengaruh Suhu Pada umumnya peristiwa pencelupan adalah eksotermis. Maka dalam keadaansetimbang penyerapan zat warna pada suhu yang tinggi akan lebih sedikit biladibandingkan penyerapan pada suhu yang rendah. Akan tetapi dalam praktek keadaansetimbang tersebut sukar dapat dicapai hingga pada umumnya dalam pencelupanmemerlukan pemanasan untuk mempercepat reaksi
c)
Pengaruh perbandingan larutan Perbandingan larutan celup artinya perbandingan antara besarnya larutan terhadapberat bahan tekstil yang diproses. Dalam kurva isotherm terlihat bahwa kenaikankonsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah besarnya penyerapan.Maka untuk mencelup warna-warna tua diusahakan untuk memakai perbandinganlarutan celup yang kecil, sehingga zat warna yang terbuang atau hilang hanya sedikit.Untuk mengurangi pemborosan dalam pemakian zat warna dapat mempergunakanlarutan simpan bekas (standing bath) celupan. Dengan menambahkan zat warna barupada larutan bekas tadi maka dapat diperoleh larutan celup dengan konsentrasi sepertisemula.
d)
Pengaruh pH Penambahan alkali mempunyai pengaruh menambah penyerapan. Meskipundemikian kerap kali dipergunakan soda abu untuk mengurangi kesadahan air yangdipakai atau untuk memperbaiki ke larutan zat warna.
2.3
PENJELASAN TENTANG MESIN JET DYEING
Mesin pencelupan sistem jet (jet dyeing machine) adalah mesin yang digunakan untuk mencelup kain dalam bentuk untaian (rope). Mesin ini dirancang untuk meminimalisasi kekurangan yang kerap terjadi pada pencelupan menggunakan mesin jenis winch, jigger maupun beam. Mesin jet dyeing dapat digunakan untuk proses pretreatment (pengelantangan), pencelupan termasuk pencucian serta pembilasan.
2.3.1
SKEMA MESIN OVERFLOW DYEING
Mesin over flow dyeing ditujukan untuk pencelupan kain-kain halus dan kain rajut yang terbuat dari serat alam maupun serat sintetis. Pada mesin over flow dyeing gaya gravitasi dari gerakan sirkulasi larutan dalam bak pencelupan akan menggerakan kain sehingga kain di dalam bejana bergerak tanpa tegangan. Mesin ini digunakan untuk proses pretreatment dan pencelupan kain dalam bentuk rope dengan larutan dan kain yang sama-sama bergerak. Mesin jenis ini cocok untuk pencelupan kain-kain halus yang mudah kusut. Kecepatan transportasi kain dapat disesuaikan dengan kecepatan rel oleh aliran air yang dipompa ke dalam tabung transportasi kain dengan laju 60-250 meter/menit. Kendali mesin dioperasikan oleh komputer sehingga kesalahan yang disebabkan oleh operator dapat diabaikan.
Gambar Skema Mesin Over Flow Dyeing
2.4
FUNGSI MESIN DYEING
Secara umum mesin jet dyeing berfungsi untuk proses desizing (penghilangan kanji), scouring (pemasakan) dan dyeing (pencelupan), kain yang dapat dimasukan ke mesin jet dyeing diantaranya ialah poliester, cotton, dan campuran, terdapat bagian bagian pada mesin jet dyeing diantaranya ialah whinch reel, nozzle, pompa sirkulasi, tank feeding, dan heat exchanger.
2.5
BAGIAN – BAGIAN MESIN JET DYEING
a) NOZZLE Nozzle merupakan suatu peralatan berbentuk terompet yang memungkinkan daya dorong terjadi. Alat ini dipasang pada leher mesin dan dapat diganti menurut keperluaannya disesuaikan dengan tebal tipisnya kain. Apabila nozzle yang dipakai terlalu kecil sedang kain yang diproses cukup tebal, maka kain akan menyumbat nozzle sehingga tidak terjadi sirkulasi kain terlalu tipis. Maka akan terjadi slip sehingga tidak terjadi sirkulasi kain b) WINCH REEL Winch reel , merupakan roda berputar aktif membantu sirkulasi kain dipasang di bagian atas didalam mesin
c) FEEDING TANK Feeding tank , karena mesin bekerja pada temperatur dan tekanan tinggi maka tidak mungkin penyuapan larutan/zat-zat dilakukan secara langsung dengan membuka bejana utama. Oleh karena itu larutan/zat-zat yang akan ditambahkan ditampung dalam feeding tank dan melalui pompa disuapkan ke dalam bejana utama. Feeding tank ini juga menampung larutan yang tumpah dari bejana utama untuk disuapkan kembali. d) LEVEL INDICATOR Level Indicator merupakan penunjuk batas larutan minimal dan maksimal sehingga sirkulasi larutan berlangsung sesuai dengan kapasitas pompa e) HEAT EXCHANGER
Heat Exchanger yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan temperatur f) ENTAGLING ALARM Entangling Alarm yang akan berbunyi apabila kain macet, tidak tersirkulasi g) PERALATAN PENGATUR PROGRAM Peralatan Pengatur Program yang berfungsi untuk menaik turunkan temperatur. h) POMPA SIRKULASI Pompa Sirkulasi untuk mensirkulasi larutan minimal sekali dalam satu menit. Menit tinggi kemampuan sirkulasi pompa akan menghasilkan pencelupan yang lebih rata dan lebih tua i) POMPA ISAP TEKAN , Pompa Isap Tekan untuk menyedot larutan dari feeding tank dan diusapkan ke dalam bejana utama j) UNLOADING WHEEL Unloading Wheel berfungsi untuk membantu penarikan kain keluar dari mesin.
2.6
ALUR MESIN JET DYEING
1. Dispers Reactive Pewarna dispersi adalah pewarna universal untuk kain poliester. Pewarna dispersi dapat digunakan dengan berbagai teknik dan mudah akan mewarnai sintetis seperti poliester, nilon, selulosa asetat, vilene, viscose, velvet sintetis dan PVC . Pewarna dispersi juga bisa digunakan untuk memberi warna plastik. Sekarang pewarna kita sepenuhnya bergantung pada pewarna reaktif dan zat warna dispersi. Lebih dari 80% menggunakan pewarna reaktif dan zat warna dispersi untuk pencelupan barang tekstil
2. Reduce Cleaning Pembersihan reduksi digunakan untuk menghancurkan dan menghilangkan zat warna dispersi yang diendapkan pada serat poliester. Karena pemborosan besar air, energi dan waktu karena pembilasan diperlukan untuk menghilangkan zat pereduksi. Sangat mencemari karena tingginya konduktivitas yang dihasilkan. Pembersihan reduksi dilakukan pada pencelupan kain poliester
3. Reactive Dyeing Proses ini dilakukan setelah melakukan reduce cleaning untuk kain campuran antara poliester dan kain cotton, reactive dyeing mengakibatkan ikatan kovalen antara pewarna kain dengan serat kain cotton sehingga pewarna kain dapat menempel pada kain cotton.
2.7
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MESIN JET DYEING
KELEBIHAN
Karena mesin berisi penuh larutan maka tidak memungkinkan adanya udara sehingga pembentukan busa dapat dihindari.
Dengan kecepatan mesin yang tinggi 120-300 meter permenit dan kekuatan pompa yang dapat mensirkulasi seluruh larutan sekali setiap menit maka kain terbebas dari kemungkinan terbentuknya lipatan permanen.
Kain selalu mengambang di dalam larutan sehingga dengan mudah digerakkan oleh dorongan larutan tanpa ada penegangan
Beberapa mesin dipasang dengan sistem tandem sehingga instalasinya lebih hemat
Kecepatan gerakan larutan serta sirkulasi larutan yang tinggi memungkinkan mesin ini dipakai untuk mencelup kain dari berbagai ketebalan serta terbuat dari berbagai macam serat atau campurannya.
KEKURANGAN -
Kain dicelup dalam bentuk tali sehingga ada risiko keterikatan dan dapat membentuk lipatan Biaya peralatan dan perawatan tinggi, pembusaan bisa menjadi masalah, dan beberapa kain mungkin terkikis dalam prosesnya
BAB. III PENUTUP 3.1
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Arifin Praja. Blog SMK MADIUN. Madiun 2. Darmojo S Hardjito. Diktat Kuliah Teknologi Pencelupan II Terapan Metode Teori Dan Praktisi. UNIS, Tangerang. 2003 3. Ir. Rasjid Djupri, Msc. dkk. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan. ITT, Bandung. 1973 4. Isminingsih. G, Msc. S Teks. dkk. Pengantar Kimia Zat Warna. ITT, Bandung. 1978 5. Roesmana, Herlambang, Teknologi Pencelupan 1 & 2, Akademi Industri Tekstil, Bandung. 2004 6. Sunarto. Diktat Teknologi Pencelupan – 1. AITB, Bandung. 2008