MAKALAH PEMANFAATAN PERALATAN ILMU FISIKA DALAM ILMU KEDOKTERAN
Disusun Oleh :
HAIRIL ANWAR 1.B 09.055 YAPENAS 21 KABUPATEN MAROS 2009 KATA PENGANTAR 1
Alhamdulillah puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunaia-Nya karunaia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Pemanfaatan Pemanfaatan Peralatan Ilmu Fisika dalam Ilmu Kedokteran“ Kedokteran “ dapat diselesaikan. Salam dan Taslim ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang yang telah telah memberi memberikan kan petunjuk petunjuk bagi bagi kita semua semua agar agar tetap tetap beraktiv beraktivitas itas sebaga sebagaii seorang seorang hamba yang di ridhoi oleh Allah SWT. Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan skripsi ini. Meskipun demikian, atas petunjuk dan limpahan rahmat-Nya hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi dengan adanya uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pada saatnya saatnya makalah makalah ini dapat dapat terwujud terwujud meskipun meskipun dalam dalam bentuk bentuk sederhan sederhana. a. Untuk Untuk itu sudah sudah sepantasnya jika penyususn menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing, atas petunjuk dan bimbingan yang yang diberika diberikan n kepada kepada Penyusu Penyusun n sehingg sehingga a makalah makalah ini dapat dapat diselesa diselesaikan ikan.. Ucapan Ucapan terima terima kasih penyusun sampaikan kepada rekan-rekan dan segenapa pihak yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data selama penyusunan makalah ini. Keberhasilan penyusunan makalah ini takkan ada tanpa restu dan dorongan kedua orang tua kamis tercinta. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya. Disadari Disadari bahwa bahwa penyusu penyusunan nan makalah makalah ini jauh dari kesempu kesempurnaa rnaan. n. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang konstruktif senantiasa diharapkan demi perbaikan. Akhirnya kepada Allah SWT. penulis memohon doa restu atas segala jasa-jasa mereka dapat dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin. Maros, 18 Desember 2009 Penyusun, Hairil Anwar
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................... ........................ ...................................... ................................. ................ .. 2
DAFTAR ISI............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... A. Latar Belakang ................. ......................... ................. .................. .................. .................. ...................... ............. B. Rumusan Masalah...... Masalah............... .................. .................. ................. ................. ............................ ................... C. Tujuan.......... Tujuan................... .................. .................. ................. ................. .................. .................................. ......................... D. Manfaat ........................ ................................. .................. .................. .................. .................. ......................... ................ BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... A. Peralatan Fisika dalam dalam Ilmu Kedokteran Kedokteran .............. ....................... .................... ........... B.
Jenis Peralatan Fisika dalam ilmu Kedokteran......................... Kedokteran.........................
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... A. Ilmu Kedokteran ................ ........................ ................. .................. .................. .................. ..................... ............ B.
Penggunaan Peralatan Fisika dalam Ilmu Kedokteran.............
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... A.
Simpulan ................. .......................... ................. ................. .................. .................. .................. ................. ................. ................... ..........
B.
Saran DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Latar Bela Belakan kang g Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutam terutama a dalam dalam dunia dunia IT (Inform (Informatic atic Techno Technology logy). ). Perkemba Perkembanga ngan n dunia dunia IT berimbas berimbas pada pada perkemb perkembanga angan n berbag berbagai ai macam macam aspek aspek kehidup kehidupan an manusia manusia.. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewa Dewasa sa ini duni dunia a kese kesehat hatan an mode modern rn telah telah mema memanfa nfaatk atkan an perke perkemb mbeng engan an teknolog teknologii untuk untuk meningk meningkatka atkan n efisiens efisiensii serta serta efektivit efektivitas as di dunia dunia kesehat kesehatan. an. Sala Salah h satu satu cont contoh oh peng pengap apli lika kasi sian an duni dunia a IT di duni dunia a kese keseha hata tan n adal adalah ah penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG (Ultra sonografi). USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada Pada awal awalnya nya penem penemuan uan alat alat USG USG diawa diawalili deng dengan an penem penemuan uan gelom gelomba bang ng ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini ini yang yang dima dimanf nfaa aatk tkan an adal adalah ah kem kemampu ampuan an gelo gelomb mban ang g ultr ultras ason onik ik dala dalam m menghan menghancurk curkan an sel-sel sel-sel atau atau jaringa jaringan n “berbah “berbahaya” aya” ini kemudia kemudian n secara secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk untuk penderi penderita ta arthriti arthritis, s, haemorr haemorrhoid hoids, s, asma, asma, thyrotox thyrotoxicos icosis, is, ulcus ulcus pepticu pepticum m (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri dada). Baru aru
pada
awa awal
tahun
1940, 940,
gelom lombang ang
ultra ltras sonik onik
din dinilai ilai
memung memungkink kinkan an untuk untuk digunak digunakan an sebagai sebagai alat mendia mendiagnos gnosis is suatu suatu penyak penyakit, it, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut disimpulkan disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. 4
Bers Bersam ama a
deng dengan an
saud saudar aran anya ya,,
Frei Freide deri rich ch,,
seor seoran ang g
ahli ahli
fisi fisika ka,,
berh berhas asil il
menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan dengan mengu menguku kurr transm transmisi isi pantu pantulan lan gelo gelomb mban ang g ultras ultrason onik ik melal melalui ui tulang tulang tengkora tengkorak. k. Dengan Dengan menggu menggunaka nakan n transdu transduser ser (kombina (kombinasi si alat pengiri pengirim m dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik. Tahun 1949, John Julian Wild, ahli bedah Inggris yang bekerja di Medico Medico Technol Technologic ogical al Research Research Institut Institute e of Minnesot Minnesota, a, berkola berkolabora borasi si dengan dengan John Reid, seorang teknisi dari National Cancer Institute. Mereka melakukan investigasi terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonik. Beberapa jenis alat yang yang dibu dibuat at untu untuk k kepe kepent ntin inga gan n inve invest stig igas asii ters terseb ebut ut anta antara ra lain lain B-mo B-mode de ultrasound, ultrasound, transduser/alat transduser/alat pemindai jenis A-mode transvaginal, transvaginal, dan transrectal. transrectal. Prinsip alat-alat tersebut mengacu pada sistem radar. Oleh sebab itu mereka kemudia kemudian n menyeb menyebutny utnya a sebagai sebagai Tissue Tissue Radar Radar Machine Machine (mesin (mesin radar radar untuk untuk deteksi jaringan). Beberapa hasil penelitian lanjutan yang cukup penting dalam bidang obstetri ginekologi antara lain ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal biometry), teknologi transduser/alat pemindai digital, transduser dua dimensi dan tiga dimensi dimensi modern penghasil penghasil tampilan gambar jaringan yang lebih fokus, dan penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan kandungan (Fetal Anatomic Anatomic Sex Assignment/FASA). Teknolog Teknologii transdu transduser ser digital digital sekira sekira tahun tahun 1990-an 1990-an memung memungkink kinkan an sinyal gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai sebagai berikut berikut,, pertama pertama,, gelomba gelombang ng akan akan diterim diterima a transdu transduser. ser. Kemudi Kemudian an gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini. 5
B. Rumus Rumusan an Masal Masalah ah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa itu itu peralat peralatan an fisika fisika dalam dalam kedok kedoktera teran n? 2. Bagaimana Bagaimana Penggunaa Penggunaan n peralatan peralatan fisika dalam ilmu kedokteran kedokteran ? 3. Apa peran peran perala peralatan tan fisika fisika dalam dalam ilmu ilmu Kedokter Kedokteran an ? C. Tujuan Dari rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui mengetahui peran peran peralatan peralatan fisika dalam ilmu kedokteran kedokteran 2. Untuk mengetahui mengetahui perkembanga perkembangan n ilmu kedokteran kedokteran dengan dengan peralatan peralatan ilmu ilmu fisika D. Manfaat aat Dari rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui mengetahui peran peran peralatan peralatan ilmu fisika fisika dalam dalam kedoktera kedokteran n 2. Dapat memberika memberikan n manfaat manfaat tentang begitu pentingnya pentingnya peralatan fisika dalam dalam dunia kedokteran 3.
Dapat memberikan inspirasi untuk menciptakan suatu alat baru guna peningkatan peralatan kedokteran
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ilmu Fisik Fisika a Dalam Dalam Kedok Kedoktera teran n Memp Mempel elaj ajar arii ilmu ilmu fisi fisika ka tent tentun unya ya hamp hampir ir semu semua a oran orang g yang yang mene menemp mpuh uh pendidikan mencapai sekolah lanjutan tingkat atas mengetahuinya. Contoh yang selalu selalu disajik disajikan an dari dari SLTP SLTP ilmu fisika tidak jauh jauh dari dari gerak gerak peluru, peluru, pesawat pesawat pengebom, dan bola bilyard bertumbukan. Fisika Medis menjadi asing bagi telinga kita yang baru mendengar istilah ini, karena jauh dari contoh-contoh yang selalu disampaikan guru-guru kita. Secara harfia harfiah h Fisika Fisika Medis Medis memp mempun unya yaii makna makna ilmu ilmu fisika fisika pada pada ilmu ilmu kedo kedokte ktera ran, n, sehingga cakupan fisika medis memang sangat luas sebanding dengan luasnya ilmu kedokteran. Namun, Namun, dengan dengan tingkat tingkat urgensi urgensinya nya fisika fisika medis medis banyak banyak berpera berperan n dalam dalam ikut berkontribusi dalam pemanfaatan radiasi nuklir dalam bidang kesehatan yaitu bidang bidang radioter radioterapi, api, radiodi radiodiagno agnostik stik,, dan kedokter kedokteran an nuklir. nuklir. Sehingg Sehingga a tenaga tenaga fisika medis di rumah sakit tidak jauh dari lulusan fisika nuklir atau radiasi. Secara profesi, fisika medis di Indonesia telah diakui menjadi tenaga kesehatan dengan amandemen terhadap peraturan pemerintah tentang tenaga kesehatan dengan dengan peratura peraturan n menteri menteri kesehat kesehatan an dan dilajut dilajutkan kan dengan dengan ditetapk ditetapkanny annya a keputusa keputusan n menteri menteri pendaya pendayaguna gunaan an aparatur aparatur negara negara dan badan badan kepegaw kepegawaian aian negara. 7
Secara Secara internas internasiona ionall dengan dengan payung payung lembag lembaga a Internat Internationa ionall Organiza Organization tion for Medica Medicall Physic Physics s (IOMP) (IOMP),, seda sedang ng dalam dalam tahap tahap memp memper erjua juang ngkan kan di forum forum International Labour Organization (ILO) untuk menjadi tenaga ksehatan seperti halnya dokter. Tugas utama dari fisikawan medis adalah berkontribusi dalam pelayanan rumah saki sakitt
dala dalam m
jami jamina nan n
kual kualit itas as/k /kon ontr trol ol kual kualit itas as pera perala lata tan n
sumb sumber er radi radias asi, i,
pengukuran keluaran berkas radiasi, dan menghitung dosis radiasi. Selain itu, fisikaw fisikawan an medis medis dituntut dituntut untuk untuk berkreas berkreasii atau atau menelit menelitii untuk untuk dapat dapat menelit menelitii keakur keakurasi asian an siste sistem, m, meto metode de dan dan peral peralata atan n yang yang dipak dipakai ai dalam dalam menja menjaga ga keakuratan dosis radiasi. Lebih lanjut juga dapat membuat sistem atau perangkat yang dapat membantu dalam peranannya di rumah sakit, sehingga ketelitian dan keakuratannya meningkat. Melihat Melihat tugas tugas di rumah rumah sakit, sakit, fisika fisika medis medis akan akan terfoku terfokus s pada pada penguku pengukuran, ran, perhitungan, dan ketelitian dosis dan sumber radiasi. Hal ini mengingat filosofi pemanfatan radiasi untuk kesehatan harus mempunyai manfaat dengan dosis radiasi dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya. Pemanfaatan radiasi yang tidak tidak berm bermanf anfaat aat dapat dapat memb membah ahay ayaka akan n baik baik pasien pasien,, peker pekerja, ja, radia radiasi si dan dan masyarakat umum. B. Jenis Peralatan Peralatan Fisika Fisika dalam dalam ilmu ilmu Kedokteran Kedokteran Fisika Fisika medis medis menggun menggunakan akan alat fisik, fisik, termasuk termasuk optik optik dan radiasi radiasi pengion, USG, laser, panas dan kemaknitan teknologi, dalam diagnosis dan pengoba pengobatan tan penyakit penyakit.. The high technolo technology gy equipm equipment ent used in diagnost diagnostic ic and therapeutic therapeutic applications is often designed and maintained maintained by medical medical physicists. physicists. Peral Peralata atan n teknol teknologi ogi tingg tinggii yang yang digun digunak akan an dalam dalam aplika aplikasi si diagn diagnost ostik ik dan dan terapeutik sering dirancang dan diurus oleh fisikawan medis. Keseh Kesehat atan an teknol teknolog ogii tingg tinggii merup merupaka akan n salah salah satu satu sekto sektorr indus industri tri terkem terkemuka uka di duni dunia a ekonom ekonomii terke terkemu muka ka.. The The major major killer killers s and debi debilit litati ating ng diseases of an aging population are cancer, heart disease, stroke, diabetes, 8
arthritis and neurological disorders. Pembunuh utama penyakit dan melemahkan populasi yang menua adalah kanker, penyakit jantung, stroke, diabetes, arthritis dan gangguan neurologis. Industry is spending hundreds of millions of dollars on research on new diagnostic and therapeutic tools. Industri menghabiskan ratusan juta dolar untuk penelitian baru alat diagnostik dan terapeutik. The NIST Physics Laboratory plays a major role in developing both research tools and national measurement standards that support US industry and allow our industries to compete, to gain, and to maintain market share in this intense international competi competition tion.. Laborat Laboratoriu orium m Fisika Fisika yang yang NIST NIST memaink memainkan an peran peran utama utama dalam dalam pengemb pengembang angan an peneliti penelitian an baik baik alat dan standar standar pengukur pengukuran an nasional nasional yang mendukung industri AS dan membiarkan industri kami untuk bersaing, untuk memper memperoleh oleh,, dan mempert mempertaha ahankan nkan pangsa pangsa pasar pasar di kompeti kompetisi si internas internasiona ionall intens ini.
Medical Physics Fisika Medis The role of NIST in developing national standards for medical physics is exemp exemplif lified ied by the work work of the Ionizi Ionizing ng Radia Radiatio tion n Divis Division ion in stand standar ards ds for diagno diagnosti stic c and and ther therape apeut utic ic radiol radiolog ogy. y. Peran Peran NIST NIST dalam dalam menge mengemb mban angk gkan an standa standarr nasio nasiona nall untuk untuk fisika fisika medis medis ditun ditunjuk jukka kan n oleh oleh karya karya Divisi Divisi Radia Radiasi si pengionan dalam standar-standar untuk radiologi diagnostik dan terapeutik. Xrays continue to provide some of the most effective screening tools in modern medicin medicine. e. X-sinar X-sinar terus terus menyedi menyediakan akan beberapa beberapa alat penyar penyaringa ingan n yang yang paling paling efektif efektif dalam dalam pengoba pengobatan tan modern. modern. There There are approxi approximat mately ely 26 million million x-ray x-ray mammograms per year and helical computerized tomography (CT) is recognized as extr extrem emel ely y effe effect ctiv ive e in scre screen enin ing g for for earl early y stag stage e lung lung canc cancer er and and for for atherosclerosis of coronary arteries. Ada sekitar 26 juta x-ray mammograms per tahun dan heliks computerized tomography (CT) diakui sebagai sangat efektif dalam penyaringan untuk tahap awal kanker paru-paru dan untuk aterosklerosis arteri arteri koron koroner. er. NIST NIST provi provide des s the x-ray x-ray stan standar dards ds for for the the medic medical al phys physics ics commun community ity in North North America America through through close close collabo collaborati rations ons with with the America American n Association of Physicists in Medicine and the Food and Drug Administration 9
(FDA). NIST menyediakan x-ray standar bagi masyarakat fisika medis di Amerika Utara melalui kolaborasi erat dengan American Association of fisikawan dalam Obat dan Food and Drug Administration (FDA). We have recently moved to expand this support to the International Atomic Energy Agency to provide for mammog mammograph raphy y instrum instrument ent calibrat calibrations ions for develop developing ing countri countries. es. Kami Kami baru pindah untuk memperluas dukungan ini kepada Badan Energi Atom Internasional untuk menyediakan alat mamografi kalibrasi untuk negara berkembang. Biofisika meng menggun gunaka akan n konse konsep p dan dan alatalat-ala alatt fisik fisik kimia kimia dan dan fisika fisika molekular untuk menentukan dan menganalisis struktur, energetika, dinamika, dan interaksi dari molekul biologis. This field of research is leading to designs of new classes of instrumentation for use in the expanding fields of genomics, proteomics, and clinical diagnostics for a variety of biological markers. Bidang penelitian ini mengarah pada desain kelas baru instrumentasi untuk digunakan dalam bidang memperluas genomika, proteomics, dan klinis diagnostik untuk berbagai marker biologis Terahert Terahertz z spektros spektroskop kopii
Suat Suatu u prog progra ram m seda sedang ng dila dilaku kuka kan n untu untuk k
meng mengeks ekspl plora orasi si intra intramo molek lekul ul dinam dinamika ika freku frekuens ensii renda rendah h prote protein in dan dan DNA. DNA. Current efforts focus on obtaining THz spectra of models for proteins (eg, Nmethylacetamide) and small, synthetic DNA oligomers (eg, poly(A)4). Saat ini fokus pada upaya mendapatkan spektrum THz model untuk protein (misalnya, Nmethyla methylacet cetamid amide) e) dan kecil, kecil, DNA sinteti sintetis s oligome oligomers rs (misalny (misalnya, a, poli (A) 4). We then then plan plan to empl employ oy midmid-in infr frar ared ed and and farfar-in infr frar ared ed (THz (THz)) time time-r -res esol olve ved d spectroscopies to directly monitor low frequency, concerted motions of small protei proteins ns and and helic helical al DNA DNA oligo oligome mers rs or relate related d syste systems ms.. Kami Kami kemu kemudia dian n berencana berencana untuk menggunakan inframerah pertengahan dan jauh-inframerah jauh-inframerah (THz) (THz) waktu-s waktu-spect pectrosc roscopie opies s memutus memutuskan kan untuk untuk secara secara langsung langsung memanta memantau u frekuensi rendah, gerakan terpadu protein kecil dan heliks DNA oligomers atau sist sistem em terk terkai ait. t. Such Such meas measur urem emen ents ts will will extr extrac actt prot protei einn-fo fold ldin ing g rate rates s and and determ determin ine e mech mechani anism sms s respo responsi nsible ble for DNA DNA base base pair pair hydr hydroge ogen-b n-bond onding ing,, surf surfac ace e
inte intera ract ctio ions ns and and
heli helix x
dyna dynami mics cs..
Peng Penguk ukur uran an sepe sepert rtii
itu itu
akan akan
meng mengeks ekstra trak k prote proteinin-lip lipat at meka mekanis nisme me tarif tarif dan dan berta bertang nggun gung g jawab jawab untuk untuk 10
mene menent ntuk ukan an pasa pasang ngan an basa basa DNADNA-ik ikat atan an hidr hidrog ogen en,,
inte intera raks ksii dan dan heli heliks ks
permu permuka kaan an dinam dinamik ika. a. Thes These e invest investiga igatio tions ns use use state state-of -of-th -thee-ar artt pulse pulsed d THz THz generation generation and detection methods methods including including GaAs antennas and ZnTe nonlinear crystals for broadband spectroscopic determinations and imaging of short-chain DNA probes on supports. supports. Penyelidikan Penyelidikan ini menggunakan menggunakan state-of-the-art state-of-the-art THz berde berdenyu nyutt gene generas rasii dan dan metod metode e pendet pendeteks eksia ian n Gaas Gaas term termasu asuk k anten antena a dan nonlinier ZnTe broadband spektroskopi kristal untuk penentuan dan pencitraan rantai pendek DNA probe pada mendukung. Application of molecular dynamics modeling and 2D correlation techniques are also being employed for identifying molecul molecular ar motions motions respons responsible ible for observe observed d THz spectra. spectra. Penera Penerapan pan model model dinam dinamika ika molek molekul uler er dan dan tekni teknik k kore korelas lasii 2D juga juga sedan sedang g digun digunaka akan n untuk untuk mengidentifikasi gerakan molekuler THz bertanggung jawab untuk mengamati spektra. Enhanced Raman spectroscopy Raman spectroscopy spectroscopy is being applied to the conformational studies of small peptides in crystals, in rare-gas matrixes, and in solution. Enhanced Spektroskopi Raman spektroskopi spektroskopi Raman sedang diterapkan pada studi konformasi peptida kecil dalam kristal, di matrixes gas lang langka ka,, dan dala dalam m laru laruta tan. n. In addi additi tion on,, we are usin using g polar olariz ized ed Rama Raman n spectroscopy to determine the secondary and tertiary structures of membrane proteins and their orientation with respect to the membrane. Selain itu, kami menggun menggunaka akan n terpolar terpolarisa isasi si Raman Raman spektro spektrosko skopi pi untuk untuk menentu menentukan kan struktur struktur sekunder dan tersier protein membran dan orientasi mereka terhadap membran. In these studies, the proteins are bound to synthetic lipid bilayers or bicelles and aligned in a high magnetic field for study. Dalam studi ini, protein terikat lipid sintetis bilayers atau bicelles dan selaras dalam medan magnet yang tinggi untuk belajar. belajar. The alignme alignment nt is similar similar to what what can be done with liquid crystals crystals with electric or magnetic fields and has been successfully used in bimolecular NMR spectros spectroscop copy. y. Penjaja Penjajaran ran serupa serupa dengan dengan apa yang yang dapat dapat dilakuk dilakukan an dengan dengan kristal cair dengan listrik atau medan magnet dan telah berhasil digunakan dalam bimolecular spektroskopi NMR. By studying these aligned proteins with polarized 11
Raman spectroscopy we obtain additional data about the orientation of the bondpolarizability tensors with respect to the known polarization direction of the laser. Deng Dengan an
mempe empela laja jari ri
terp terpol olar aris isas asii
ini ini
sela selara ras s
prot protei ein n
deng dengan an
spek spektr tros osko kopi pi
kita kita memp memper erol oleh eh data data tamb tambah ahan an tent tentan ang g
Raman aman
orie orient ntas asii
ikat ikatan an--
polariza polarizabili bility ty tensors tensors sehubun sehubungan gan dengan dengan arah arah polarisa polarisasi si dikenal dikenal laser. laser. This information is combined with molecular models to infer details about the structure of the prot protein ein.. Infor Informa masi si ini ini digab digabun ungka gkan n deng dengan an mode modell molek molekula ularr untu untuk k meny menyimp impulk ulkan an rinci rincian an meng mengena enaii strukt struktur ur prote protein. in. The The Raman Raman spect spectrom romet eter er prese presentl ntly y consi consists sts of a single single-fr -freq equen uency cy Ar
+
laser, laser, operat operating ing at vario various us
frequencies between 455 nm and 514 nm, a He-Ne laser operating at 633 nm, or a single or frequency doubled Ti:Sapphire laser, with tunable frequency output from from 700 700 nm to 975 975 nm and and from from 350 nm to 490 490 nm. nm. Spek Spektro trome meter ter Raman Raman sekarang yang terdiri dari frekuensi tunggal Ar + laser, beroperasi pada berbagai frekuensi antara 455 nm dan 514 nm, sebuah laser He-Ne yang beroperasi pada 633 nm, atau satu atau dua kali lipat frekuensi Ti: Sapphire laser, dengan output frekue frekuens nsii merd merdu u dari dari 700 nm ke 975 nm dan dari dari 350 350 nm ke 490 nm. The Raman Raman-sc -scatt attere ered d light light is analy analyzed zed with with a 0.5 cm
-1
resolution resolution triple-grating triple-grating
monochromator. The Raman-cahaya tersebar dianalisis dengan resolusi 0,5 cm -1
triple-kisi monochromator. The selectivity of the monochromator is sufficient for
resolving features to within 10 cm
-1
of the excitation frequency. The selektivitas
dari monochromator cukup untuk menyelesaikan fitur untuk dalam 10 cm
-1
dari
frekuensi eksitasi. Near field scanning optical microscopy Single molecule probes have been used by others to study structure and dynamics of single proteins in a biological biological or biomimetic biomimetic environment. environment. Lapangan Lapangan dekat mikroskop optik scanning probe probe molek molekul ul tungg tunggal al telah telah digun digunak akan an oleh oleh oran orang g lain lain untuk untuk memp mempela elajar jarii struktur dan dinamika protein tunggal dalam biomimetic biologis atau lingkungan. In the next year we plan to extend these studies to include the behavior behavior of single mole molecu cule les s
in
bioe ioengin nginee eere red d
mate materi rial als. s.
Pada ada
tahu tahun n
beri beriku kutn tnya ya
kam kami
merencanakan untuk memperluas studi ini mencakup perilaku molekul tunggal 12
dala dalam m baha bahann-ba baha han n buat buatan an.. As part part of this this effo effort rt we are are cons constr truc ucti ting ng an instrument capable of fast full-field single-molecule imaging whose applications include include studying studying translat translationa ionall diffusio diffusion. n. Sebagai Sebagai bagian dari dari upaya upaya ini kita membangun sebuah alat yang mampu cepat penuh bidang pencitraan molekul tunggal-aplikasi tunggal-aplikasi yang mencakup mencakup difusi translasi belajar. Traditionally, molecular diffusion has been studied in biological systems using fluorescence fluctuation correlation spectroscopy (FCS), a confocal technique. Secara tradisional, difusi molekuler telah dipelajari dalam sistem biologis menggunakan korelasi fluktuasi fluoresensi spektroskopi (FCS), sebuah teknik confocal. There is some concern that that in FCS FCS the the diff diffus usio ion n of mole molecu cule les s is affe affect cted ed by the the conf confoc ocal al beam beam.. Dikhawatirkan Dikhawatirkan bahwa dalam FCS difusi molekul dipengaruhi dipengaruhi oleh sinar confocal. We plan to combine combine our single-m single-molec olecule ule full-fie full-field ld imaging imaging apparat apparatus us with a confocal beam to help elucidate the effect of light-forces on single fluorescent molec molecule ules s in embed embedded ded in biolog biologica icall memb membran ranes. es. Kami Kami beren berencan cana a untu untuk k menggabungkan menggabungkan satu-molekul satu-molekul kita penuh pencitraan pencitraan lapangan aparat dengan berk berkas as conf confoc ocal al untu untuk k memb memban antu tu menj menjel elas aska kan n efek efek caha cahaya ya-g -gay aya a pada pada fluorescent satu molekul dalam tertanam dalam membran biologis. Electron paramagnetic resonance (EPR) spectroscopy Oxidative and radiation damage to biological tissues result in formation of free radicals and these paramagnetic centers can be quantified by EPR spectroscopy. Resonansi paramag paramagneti netik k elektron elektron (EPR) (EPR) spektros spektroskop kopii oksida oksidatif tif dan dan kerusa kerusaka kan n radias radiasii jarin jaringa gan n biolog biologis is hasil hasil dalam dalam pembe pembentu ntukan kan radika radikall beba bebas s dan dan pusa pusat-p t-pusa usatt paramagnetik paramagnetik ini dapat diukur oleh EPR spektroskopi. spektroskopi. NIST is one of the leaders in applying this technique to measurement of low levels of radiation doses in bone, bone, tooth tooth enam enamel el and and dent dentin. in. NIST NIST adalah adalah salah salah satu satu pemim pemimpin pin dalam dalam menerap menerapkan kan teknik teknik ini untuk untuk penguku pengukuran ran tingkat tingkat radiasi radiasi rendah rendah dosis dosis dalam dalam tulang, gigi enamel dan dentin. In a collaboration with Russian scientists scientists and the National Cancer Institute we are developing measurement methods to determine the radiation doses to residents near major nuclear facilities in the old Soviet Union. Union. Dalam Dalam kerjasa kerjasama ma dengan dengan para para ilmuwan ilmuwan Rusia Rusia dan National National Cancer 13
Institute pengukuran kami sedang mengembangkan metode untuk menentukan dosis radiasi kepada penduduk di dekat fasilitas nuklir utama di Uni Soviet lama. Research is focused on improving the sensitivity and accuracy to the level that the method can be a quantitative tool in radiation epidemiology. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan sensitivitas dan keakuratan ke tingkat yang metode kuantitatif dapat menjadi alat dalam radiasi epidemiologi. The weak signal from the irradiated hydroxy apatite is confounded by signals from other organic free radica radicals, ls, and and samp sample le prep prepara aratio tion n techn techniqu iques es and and instru instrume ment ntati ation on must must be substantially substantially improved to measure environmental environmental doses. Sinyal yang lemah dari iradiasi hidroksi apatit yang bingung dengan sinyal dari radikal bebas organik lainnya, dan teknik-teknik persiapan sampel dan instrumentasi harus ditingkatkan secara substansial untuk mengukur dosis lingkungan.
14
BAB III PEMBAHASAN A. Ilmu Ilmu Kedo Kedokt ktera eran n Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu ilmu dan dan teknol teknolog ogi, i, terma termasu suk k disipl disiplin in ilmu ilmu dan dan tekno teknolog logii kedokt kedokter eran an serta serta kesehatan. Terobosan penting dalam bidang ilmu dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk termasuk penyakit penyakit-pen -penyak yakit it yang yang menjadi menjadi lebih lebih penting penting secara secara epidemo epidemologi logis s sebag sebagai ai konse konsekue kuens nsii logis logis dari dari pemb pemban angu gunan nan di segal segala a bidan bidang g yang yang telah telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penggun Penggunaan aan isotop isotop radioak radioaktif tif dalam dalam kedokte kedokteran ran telah telah dimulai dimulai pada pada tahun 1901 oleh Henri DANLOS yang menggunakan radium untuk pengobatan penyakit tubercolusis pada kulit. Namun yang dianggap Bapak Ilmu Kedokteran Nuklir adalah George C. de HEVESSY, dialah yang meletakkan dasar prinsip perunut dengan menggunakan radioisotop alam Pb-212. Dengan ditemukannya radioisotop buatan maka radioisotop alam tidak lagi digunakan. Radioisotop
buatan
yang
banyak
dipakai
pada
masa
awal
perkembangan kedokteran nuklir adalah I-131. Akan tetapi pemakaiannya kini telah terdesak oleh Tc-99m selain karena sifatnya yang ideal dari segi proteksi radiasi dan pembentukan citra juga dapat diperoleh dengan mudah serta relatif mura murah h harg hargan anya ya.. Namu Namun n demi demiki kian an I-13 I-131 1 masi masih h sang sangat at dipe diperl rluk ukan an untu untuk k diagnostik dan terapi, khususnya kanker kelenjar tiroid. Perke Perkemb mbang angan an ilmu ilmu kedo kedokte kteran ran nukli nuklirr yang yang sang sangat at pesa pesatt terseb tersebut ut dimungk dimungkink inkan an berkat berkat dukunga dukungan n dari perkemba perkembanga ngan n teknolog teknologii instrume instrumentas ntasii untu untuk k pemb pembua uata tan n citr citra a teru teruta tam ma deng dengan an digu diguna naka kann nnya ya komp komput uter er untu untuk k pen pengola golaha han n
data data
sehi sehing ngga ga
sist sistem em
inst instru rume ment ntas asii
yang yang
dahu dahulu lu
hanya anya 15
menggunakan detektor radiasi biasa dengan sistem elektronik yang sederhana, kini telah berkembang menjadi peralatan canggih kamera gamma dan kamera positron yang dapat menampilkan citra alat tubuh, baik dua dimensi maupun tiga dimensi serta statik maupun dinamik. Dewa Dewasa sa ini, ini, apli aplika kasi si tekn teknik ik nukl nuklir ir dala dalam m bida bidang ng kese keseha hata tan n tela telah h memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnosis maupun terapi berbagai jenis penyakit. penyakit. Berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti ilmu penyakit dalam, ilmu penyakit syaraf, ilmu penyakit jantung, dan sebagainya telah mengambil manfaat dari teknik nuklir ini. Kedokteran Nuklir Ilmu Ilmu
Kedo Kedokt kter eran an
Nukli uklirr
adal adalah ah
caba cabang ng
ilmu ilmu
kedo kedokt kter eran an
yang yang
menggunakan sumber radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. kedokteran. Pada kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan). Pada Pada studi studi in-vivo, in-vivo, setelah radioiso radioisotop top dapat dapat dimasuk dimasukkan kan ke dalam dalam tubu tubuh h pasi pasien en mela melalu luii mulu mulutt atau atau sunt suntik ikan an atau atau dihi dihiru rup p lewa lewatt hidu hidung ng dan dan sebagainya maka informasi yang dapat diperoleh dari pasien dapat berupa: 1.
Citra Citra atau gamb gambar ar dari dari organ organ atau bagia bagian n tubuh tubuh pasien pasien yang yang dapat dapat diperol diperoleh eh dengan bantuan peralatan yang disebut kamera gamma ataupun kamera positron (teknik imaging)
2.
Kurva-ku Kurva-kurva rva kinetik kinetika a radioiso radioisotop top dalam dalam organ organ atau bagia bagian n tubuh tubuh tertentu tertentu dan angka-angka yang menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar yang diperoleh dengan kamera gamma atau kamera positron. 16
3.
Radioak Radioaktivi tivitas tas yang yang terdapa terdapatt dalam conto contoh h bahan bahan biologis biologis (darah (darah,, urine dsb) dsb) yang yang diam iambil bil
dari dari tubu tubuh h
pasie asien, n, dica dicaca cah h
deng denga an
inst instru rum men yang yang
dirangkaikan pada detektor radiasi (teknik non-imaging). Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging maupun non-imaging memb member erika ikan n infor informa masi si meng mengen enai ai fungs fungsii organ organ yang yang diperi diperiks ksa. a. Penci Pencitra traan an (ima (imagi ging ng)) pada pada kedo kedokt kter eran an nukl nuklir ir dala dalam m bebe bebera rapa pa hal hal berb berbed eda a deng dengan an pencitraan dalam radiologi. Pada studi in-vitro, dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan biolog biologis is misal misalny nya a 1 ml darah darah.. Cupli Cuplika kan n baha bahan n biolog biologis is terse tersebu butt kemud kemudia ian n dire direak aksi sika kan n deng dengan an suat suatu u zat zat yang yang tela telah h dita ditand ndai ai deng dengan an radi radioi oiso soto top. p. Peme Pemerik riksaa saann nnya ya dilak dilakuk ukan an deng dengan an bantu bantuan an detek detektor tor radias radiasii gamm gamma a yang yang dirang dirangka kaii deng dengan an suatu suatu sistem sistem instr instrum ument entas asi. i. Stud Studii sema semacam cam ini biasa biasany nya a dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon-hormon tertentu dalam darah pasien seperti insulin, tiroksin dll. Pemerik Pemeriksaan saan kedokte kedokteran ran nuklir nuklir banyak banyak membant membantu u dalam dalam menunjan menunjang g diagnosis berbagai penyakitseperti penyakit jantung koroner, penyakit kelenjar gondok, gangguan fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker dengan mendeteksi penyebarannya pada tulang, mendeteksi pendarahan pada saluran pencernaan makanan dan menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang dapat diperoleh dari diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat ini berkembang pesat. Disampi Disamping ng membant membantu u penetapa penetapan n diagnosi diagnosis, s, kedokter kedokteran an nuklir nuklir juga berperan berperanan an dalam dalam terapi-t terapi-terap erapii penyaki penyakitt tertentu tertentu,, misalny misalnya a kanker kanker kelenja kelenjar r gondok, hiperfungsi kelenjar gondok yang membandel terhadap pemberian obatobatan non radiasi, keganasan sel darah merah, inflamasi (peradangan)sendi yang sulit sulit dikenda dikendalika likan n dengan dengan menggun menggunaka akan n terapi terapi obat-ob obat-obata atan n biasa. biasa. Bila untuk keperluan diagnosis, radioisotop diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka maka dalam dalam terap terapii radioi radioiso sotop top seng sengaja aja diber diberika ikan n dalam dalam dosis dosis yang yang besar besar 17
terutam terutama a dalam dalam pengobat pengobatan an terhada terhadap p jaringa jaringan n kanker kanker dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk melenyapkan sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu. Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada akhir tahun 1960an, yaitu yaitu setel setelah ah reakt reaktor or atom atom Indo Indones nesia ia yang yang perta pertama ma mulai mulai diop diopera erasik sikan an di Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu oleh tenaga ahli dari luar negeri merintis pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir di Bandung. Unit ini merupakan cikal bakal Unit Kedok Kedokter teran an Nukli Nuklirr RSU RSU Hasan Hasan Sadik Sadikin, in, Faku Fakulta ltas s Kedo Kedokte ktera ran n Unive Univers rsita itas s Padjadjaran. Menyusul kemudian unit-unit berikutnya di Jakarta (RSCM, RSPP, RS Gatot Subroto) dan di Surabaya Surabaya (RS Sutomo). Sutomo). Pada tahun 1980-an didirikan didirikan unit-uni unit-unitt kedokte kedokteran ran nuklir nuklir berikut berikutnya nya di RS sardjito sardjito (Yogyak (Yogyakarta arta)) RS Kariadi Kariadi (Semarang), RS Jantung harapan Kita (Jakarta) dan RS Fatmawati (Jakarta). Dewasa ini di Indonesia terdapat 15 rumah sakit yang melakukan pelayanan kedokter kedokteran an nuklir nuklir dengan dengan menggu menggunaka nakan n kamera kamera gamma, gamma, di samping samping masih masih terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang hanya mengoperasikan alat penatah ginjal yang lebih dikenal dengan nama Renograf B. Penggunaan Penggunaan Peralatan Peralatan Fisika Dalam Ilmu Ilmu Kedokteran Kedokteran Siapa sangka karya Röntgen yang mengantarkan dirinya mendapatkan hadiah nobel fisika pada 1901 ini akan menjadi sebuah alat yang sangat berguna sekali dalam kedokteran. Sinar-X itulah sebuah fenomena yang ditemukan oleh Roentge Roentgen n pada laborato laboratorium riumnya. nya. Sebuah Sebuah fenome fenomena na yang yang kemudia kemudian n menjadi menjadi awal pencitraan medis (medical imaging) pertama, tangan kiri istrinya menjadi uji coba eksperimen penemuan ini. Inilah menjadi titik awal penggunaan penggunaan pencitraan medis untuk mengetahui struktur jaringan manusia tanpa melalui pembedahan terlebih dahulu. Penemuan ini juga menjadi titik awal perkembangan fisika medis di dunia, yang menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam bidang kedokteran.
18
Ekspe Eksperim rimen en Röntg Röntgen en terhad terhadap ap tanga tangan n istrin istrinya, ya, menj menjadi adi inspir inspirasi asi produksi alat yang dapat membantu dokter dalam diagnosa terhadap pasien, dengan mengetahui mengetahui citra tubuh manusia. Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X ini sifatnya adalah membuat gambar 2 dimensi dari organ tubuh yang dicitrak dicitrakan an dengan dengan memanf memanfatka atkan n konsep konsep atenuasi atenuasi berkas berkas radiasi radiasi pada pada saat saat berinterakasi berinterakasi dengan materi. Gambar atau citra objek yang diinginkan diinginkan kemudian direkam dalam media yang kemudian dikenal sebagai film. Dari Gambar yang diproduksi di film inilah informasi medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang akan dianalisis. Setelah Setelah puluhan puluhan tahun tahun sinar-X sinar-X ini mendom mendominas inasii dunia dunia kedokte kedokteran, ran, terdapat kelemahan yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi dipetakan dalam gamba gambarr 2 dime dimens nsi. i. Sehin Sehingg gga a akan akan terjad terjadii saling saling tump tumpah ah tindih tindih stukur stukur yang yang dipetakan, secara klinis informasi yang direkam di film dapat terdistorsi. Inilah tantanga tantangan n berikut berikutnya nya bagi bagi fisikawa fisikawan n untuk untuk berkrea berkreasi. si. Tahun Tahun 1971, 1971, seorang seorang fisikwa fisikwan n bernama bernama Hounsfi Hounsfield eld memperk memperkena enalkan lkan sebuah sebuah hasil hasil invensin invensinya ya yang dikenal dikenal dengan dengan Compute Computerize rized d Tomogra Tomography phy atau yang lazim lazim dikenal dikenal dengan dengan nama nama CT Scan. Scan. Invensi Invensi Hounsfi Hounsfield eld ini menjaw menjawab ab tantang tantangan an kelemah kelemahan an citra citra sinar-X konvensional yaitu CT dapat dapat mencitrakan objek dalam 3 Dimensi yang tersusu tersusun n atas atas irisan-i irisan-irisa risan n gambar gambar (tomogr (tomography aphy)) yang yang dihasilk dihasilkan an dari dari perhitungan algoritma(bahasa program) komputer. Karya Hounsfield ini menjadi revolusi besar-besaraan dalam dunia pencitraan medis atau kedokteran yang merupakan rangkaian yang berkaitan. Citra/gambar hasil CT dapat menujukan struktur tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga secara medis dapat dijadikan sebagai sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang dibutuhkan. Untuk mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT atau Hounsfield Unit (HU), namun penemuan ini juga meruapakan jasa Radon dan Cormack. Tahun 1990an, lahir kembali sebuah perangkat yang dikenal dengan nama nama Magneti Magnetic c Resonan Resonance ce Imaging Imaging.. Perangk Perangkat at ini invensi invensi yang yang tidak tidak kalah kalah hebatnya dengan CT, karena menggunakan sistem fisika yang berbeda. MRI istilah kerennya menggunakan pemanfaatan aktivitas fisis spin tubuh manusia 19
pada saat berada dalam medan magnet yang kuat dan kemudian dengan sistem gangguan gangguan gelombang gelombang radio yang sama dengan frekuensi Larmor, menghasilkan menghasilkan sebuah sinyal listrik. Sinyal inilah yang dikenal dengan Free Induction Decay yang kemudian dievaluasi dengan Transformasi Fourier menjadi citra 3 Dimensi. Inve Invens nsii ini ini juga juga sang sangat at feno fenome mena nal, l, kare karena na tero terobo bosa san n baru baru yang yang tida tidak k meng menggun gunak akan an radia radiasi si peng pengion ion sepert sepertii CT dan dan sinar sinar Roent Roentgen gen untuk untuk dapa dapatt meng menghas hasilk ilkan an sebuah sebuah citra citra denga dengan n resol resolusi usi yang yang yang yang sang sangat at baik baik dalam dalam mencitr mencitrakan akan stuktur stuktur tubuh tubuh manusia manusia khususn khususnya ya organ organ kepala. kepala. Inventor Inventor MRI mendapat ganjaran hadiah nobel bidang fisologi dan kedokteran tahun 2003. Inilah sekelumit peranan fisika yang yang sangat revlusioner mengubah duni dunia a kedo kedokt kter eran an menj menjad adii mode modern rn.. Tanp Tanpa a lahi lahirn rnya ya sina sinarr-X, X, CT, CT, dan dan MR bagaimana kita dapat mengetahui posisi kelainan yang ada ditubuh kita bagian dalam atau kanker? Dengan karya fisikawan, insiyur, ahli komputer munculah sebuah teknologi yang digunakan untuk penegakkan diagnosa. Banyak teknologi lain yang dikembangkan oleh para fisikawan dan ilmuwan lain untuk kedokteran seperti halnya ultrasonografi, linear accelerator untuk radioterapi, dan juga CT dan USG 4 Dimensi. Marilah Marilah para para ilmuwan ilmuwan bangsak bangsaku, u, berlomb berlombalah alah berkrea berkreasi. si. Minimal Minimalnya nya untuk untuk keman kemandir dirian ian kita kita akan akan tekno teknolog logii untu untuk k melay melayan anii kebutu kebutuhan han bangsa bangsa sendiri….. Fisikawan medis Indonesia teruslah berkarya.
BAB IV 20
PENUTUP A. Kesi Kesimp mpul ulan an Dari Dari pemb pembah ahas asan an di atas atas maka maka dapa dapatt disi disimp mpul ulka kan n bahw bahwa a
Ilmu Ilmu
Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radi radias asii terb terbuk uka a bera berasa sall dari dari disi disint nteg egra rasi si inti inti radi radion onuk ukli lida da buat buatan an,, untu untuk k memp mempela elajar jarii perub perubah ahan an fisiol fisiolog ogi, i, anato anatomi mi dan dan biokim biokimia ia,, sehin sehingga gga dapa dapatt diguna digunaka kan n untu untuk k tujua tujuan n diagn diagnost ostik, ik, terap terapii dan dan penel peneliti itian an kedo kedokte kteran ran.. Pada Pada kedokteran Nuklir, radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine da sebagainya, yang diambil dari tubuh pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas percobaan). Pada Pada studi studi in-vivo, in-vivo, setelah radioiso radioisotop top dapat dapat dimasuk dimasukkan kan ke dalam dalam tubu tubuh h pasi pasien en mela melalu luii mulu mulutt atau atau sunt suntik ikan an atau atau dihi dihiru rup p lewa lewatt hidu hidung ng dan dan sebagainya maka informasi yang dapat diperoleh dari pasien dapat berupa: 1. Citra Citra atau gambar gambar dari organ organ atau bagian bagian tubuh tubuh pasien yang yang dapat diperol diperoleh eh dengan dengan bantuan bantuan peralata peralatan n yang yang disebut disebut kamera kamera gamma gamma ataupun ataupun kamera kamera positron (teknik imaging) 2. Kurva-kurva Kurva-kurva kinetika kinetika radioisotop radioisotop dalam dalam organ atau bagian bagian tubuh tertentu dan dan angka-angka angka-angka yang menggambarkan menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu disamping citra atau gambar yang diperoleh dengan kamera gamma atau kamera positron. 3. Radioak Radioaktiv tivitas itas yang terdapa terdapatt dalam contoh contoh bahan biologis biologis (darah, (darah, urine dsb) yang diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan pada detektor radiasi (teknik non-imaging).
B. Saran 21
Dari kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menggunakan Menggunakan alat-alat alat-alat kedoketaran kedoketaran dengan sebaik-baiknya sebaik-baiknya 2. Membeli Membeli dan menggun menggunakan akan alat-ala alat-alatt kedokteran kedokteran dari luar guna melengk melengkapa apaii peralatan Rumah Sakit yang ada di Indonesia 3. Marilah Marilah para ilmuwan ilmuwan bangsaku, bangsaku, berlombala berlombalah h berkreas berkreasi. i. Minimalnya Minimalnya untuk kemandirian kita akan teknologi untuk melayani kebutuhan bangsa sendiri….. Fisikawan medis Indonesia teruslah berkarya
22
DAFTAR PUSTAKA Browsing Internet 1.
http://www.itagz.com/aang/
dibaca tanggal 1 Muharram 1431 H/ 18 Desember
2009 dan download tanggal 18 Desember 2009. 2.
http://staff.blog.ui.ac.id/supriyanto.p/category/berita-seputar-fisika-medis/
posting
14 Mare Marett Blog Blog : Pera Perana nan n Fisi Fisika ka dala dalam m ilmu ilmu kedo kedokt kter eran an diba dibaca ca tang tangga gall 1 Muharram 1431 H/ 18 Desember 2009. 3.
http://alifis.wordpress.com/2009/06/28/seri-fisika-kesehatan__radiasimanfaatnya-dalam-kedokteran-kesehatan/ dibaca tanggal 1 Muharram 1431 H/ 18 Desember 2009 dan download tanggal 18 Desember 2009
4.
http://www.scribd.com/doc/2369186/Fisika-XII dibaca tanggal 1 Muharram 1431 H/ 18 Desember 2009 dan download tanggal 18 Desember 2009
5.
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0920563203909704 dibaca tanggal 1 Muharram 1431 H/ 18 Desember 2009 dan download tanggal 18 Desember 2009
23