BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sekolah inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khus khusu us dan regu egular lar dala dalam m satu atu siste istem m pers erseko ekolah lahan, dima imana siswa iswa berk berkeb ebut utuh uhan an khus khusus us mend mendap apat atka kan n pend pendid idik ikan an khus khusus us sesu sesuai ai deng dengan an potensinya potensinya masing-ma masing-masing sing dan sis siswa wa regular regular mendapat mendapatkan kan layanan layanan khusus khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus khusus ataupun ataupun sis siswa wa regular regular dapat dapat bersama-s bersama-sama ama mengemban mengembangka gkan n potensi potensi masing-masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat. Dan di dalam membangun sekolah inklusi kita juga harus memperhatikan berb berbag agai ai konse onsep p mula mulaii dari dari konse onsep p mana manaje jeme men n sek sekolah olah hing hingga ga konse onsep p infras infrastru truktu kturr sekola sekolah. h. Upaya Upaya pening peningka katan tan mutu mutu pendi pendidik dikan an di sekola sekolah h perlu perlu didukun didukung g kemampu kemampuan an manajerial manajerial epala Sekolah Sekolah.. epala Sekolah Sekolah hendakny hendaknya a berupa berupaya ya untuk untuk menday mendayag aguna unaka kan n sumber sumber-su -sumbe mber, r, baik baik person personal al maupu maupun n mate materi rial al,, se!a se!ara ra efek efekti tiff dan dan e"si e"sien en guna guna menu menunj njan ang g ter ter!apa !apain inya ya tuju tujuan an pendidikan di sekolah se!ara optimal. #anajemen sekolah akan efektif dan e"sien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan !ommit !ommitmen mentt $tangg $tanggung ung jawab jawab terhad terhadap ap tugas tugas%% tenaga tenaga kepen kependid didika ikan n yang yang handal, handal, sarana-pr sarana-prasar asarana ana yang memadai memadai untuk untuk mendukun mendukung g kegiata kegiatan n belajar belajar-mengajar, dana yang !ukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partis partisipa ipasi si masyar masyarak akat at yang yang tingg tinggi. i. Bil Bila a salah salah satu satu hal hal di atas atas tidak tidak sesuai sesuai dengan yang diharapkan dan&atau tidak berfungsi sebagaimana sebagaimana mestinya, maka efekti'itas dan e"siensi pengelolaan sekolah kurang optimal.
(. )ujuan )ujuan
)ujuan )ujuan pendidikan inklusi menurut *as!hake *as!hake dan Bronson $Lay ekeh #arthan, (++ 1/-1/+%, terbagi menjadi 0 yakni bagi anak berk berkeb ebut utuh uhan an khus khusus us,, bagi bagi piha pihak k sek sekolah olah,, bagi bagi guru guru,, dan dan bagi bagi masyarakat, lebih jelasnya adalah sebagai berikut 1. Bagi Bagi anak berk berkebu ebutuh tuhan an khusus khusus a.na a.nak k akan akan mera merasa sa menj menjadi adi bagia bagian n dari dari masy masyar arak akat at pada pada umumnya. 1 | 2age
b.n b.nak ak akan akan memp memper erol oleh eh ber berma!a ma!amm-ma ma!a !am m su sumb mber er untu untuk k belajar dan bertumbuh. !.#eningkatkan harga diri anak. d.nak d. nak memper memperole oleh h kesem kesempat patan an untuk untuk belaja belajarr dan menja menjalin lin persahabatan bersama teman yang sebaya. (. Bagi pihak sekolah s ekolah a.#emperoleh a.#emperoleh pengalaman untuk mengelola berbagai perbedaan dalam satu kelas. b.#e b.#eng ngem emba bang ngka kan n
apres apresia iasi si
bahw bahwa a
seti setiap ap
orang orang
memi memili liki ki
keunikan dan kemampuan kemampuan yang berbeda satu dengan lainnya. !.#eningkatkan kepekaan terhadap keterbatasan orang lain dan rasa empati pada keterbatasan anak. d.#eni d.#eningk ngkatk atkan an kemam kemampuan puan untuk untuk menol menolong ong dan mengaj mengajar ar semua anak dalam kelas 0. Bagi guru a.#em a.#embant bantu u guru guru untuk untuk mengh menghar argai gai perbed perbedaan aan pada setiap setiap anak anak dan meng mengak akui ui bahw bahwa a anak anak berk berkeb ebut utuh uhan an khus khusus us juga juga memiliki kemampuan b.#en!iptakan kepedulian bagi setiap guru terhadap pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. !.3uru !.3uru akan akan meras merasa a tertan tertantan tang g untuk untuk men!ip men!iptak takan an metode metode-meto metode de
baru aru
dal dalam
pem pembel belajar ajaran an
dan dan
menge engem mbang bangk kan
kerjasama dalam meme!ahkan masalah. d.#eredam kejenuhan guru dalam mengajar. 4. Bagi masyarakat a.#e a.#eni ning ngk katk atkan keset esetar araa aan n
sosi sosial al
dan dan
kedam edamai aian an
dala dalam m
masyarakat. b.#engajark b.#engajarkan an kerjasam kerjasama a dalam masyarak masyarakat at dan mengajark mengajarkan an setiap anggota masyarakat tentang proses demokrasi. !.#embangun rasa saling mendukung dan saling membutuhkan antar anggota masyarakat.
2 | 2age
BAB II PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN SEKOLAH a. Manajemen Komponen-Komponen Pendidikan 1. #anajemen esiswaan 2enerimaan siswa baru pada sekolah inklusi hendaknya memberi kesempatan dan peluang kepada anak luar biasa untuk dapat diterima dan mengikuti pendidikan di sekolah inklusi terdekat. Untuk tahap awal, agar memudahkan pengelolaan kelas, seyogianya setiap kelas inklusi dibatasi tidak lebih dari ( $dua% jenis anak luar biasa, dan jumlah keduanya tidak lebih dari 5 $lima% anak. #anajemen esiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan len!ar, tertib, dan teratur, serta men!apai tujuan yang diinginkan. #anajemen esiswaan meliputi antara lain $1% 2enerimaan Siswa Baru6 $(% 2rogram Bimbingan dan 2enyuluhan6 $0% 2engelompokan Belajar Siswa6 $4% ehadiran Siswa6 $5% #utasi Siswa6 $7% 2apan Statistik Siswa6 $% Buku 8nduk Siswa. (. #anajemen urikulum urikulum men!akup kurikulum nasional dan kurikulum muatan lo!al. urikulum nasional merupakan standar nasional yang dikembangkan oleh Departemen 2endidikan 9asional. Sedangkan kurikulum muatan lo!al merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang disusun oleh Dinas 2endidikan 2ropinsi dan&atau abupaten&ota. urikulum yang digunakan di kelas inklusi adalah kurikulum anak normal $reguler% yang disesuaikan $dimodi"kasi sesuai% dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa. #odi"kasi dapat dilakukan dengan !ara $1% #odi"kasi alokasi waktu, $(% #odi"kasi isi&materi, $0% #odi"kasi proses belajar-mengajar, $4% #odi"kasi sarana-prasarana, $5% #odi"kasi lingkungan belajar, dan $7% #odi"kasi pengelolaan kelas. #anajemen urikulum $program pengajaran% Sekolah 8nklusi antara lain meliputi $1% #odi"kasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa $anak luar biasa%6 $(% #enjabarkan kalender pendidikan6 $0% #enyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar6 $4% #engatur pelaksanaan penyusunan program pengajaran persemester dan persiapan pelajaran6 $5% #engatur pelaksanaan penyusunan program kurikuler dan ekstrakurikuler6 $7% #engatur pelaksanaan penilaian6 $% #engatur pelaksanaan kenaikan kelas6 $% #embuat laporan kemajuan belajar siswa6 $/% #engatur usaha perbaikan dan pengayaan pengajaran. 0. #anajemen )enaga ependidikan )enaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan&atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
| 2age
)enaga kependidikan di sekolah meliputi )enaga 2endidik $3uru%, 2engelola Satuan 2endidikan, 2ustakawan, Laboran, dan )eknisi sumber belajar. 3uru yang terlibat di sekolah inklusi yaitu 3uru elas, 3uru #ata 2elajaran $2endidikan gama serta 2endidikan :asmani dan esehatan%, dan 3uru 2embimbing husus. #anajemen tenaga kependidikan antara lain meliputi $1% 8n'entarisasi pegawai6 $(% 2engusulan formasi pegawai6 $0% 2engusulan pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi6 $4% #engatur usaha kesejahteraan6 $5% #engatur pembagian tugas.
4. #anajemen Sarana-2rasarana Di samping menggunakan sarana-prasarana seperti halnya anak normal, anak luar biasa perlu pula menggunakan sarana-prasarana khusus sesuai dengan jenis kelainan dan kebutuhan anak. #anajemen sarana-prasarana sekolah bertugas meren!anakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan menge'aluasi kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan se!ara optimal pada kegiatan belajar-mengajar. 5. #anajemen euangan&Dana omponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponenkomponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya. Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu dialokasikan dana khusus, yang antara lain untuk keperluan $1% egiatan identi"kasi input siswa, $(% #odi"kasi kurikulum, $0% 8nsentif bagi tenaga kependidikan yang terlibat, $4% 2engadaan sarana-prasarana, $5% 2emberdayaan peranserta masyarakat, dan $7% 2elaksanaan kegiatan belajar-mengajar. 2ada tahap perintisan sekolah inklusi, diperlukan dana bantuan sebagai stimulasi, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 9amun untuk penyelenggaraan program selanjutnya, diusahakan agar sekolah bersama-sama orang tua siswa dan masyarakat $Dewan 2endidikan dan omite Sekolah%, serta pemerintah daerah dapat menanggulanginya. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi $1% ;torisator6 $(% ;rdonator6 dan $0% Bendaharawan. ;torisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. ;rdonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. epala Sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai ;torisator dan dilimpahi fungsi ;rdonator untuk memerintahkan pembayaran. 9amun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ;rdonator untuk menguji hak atas pembayaran. 7. #anajemen Lingkungan $
! | 2age
Sekolah sebagai suatu system so!ial merupakan bagian integral dari system so!ial yang lebih besar, yaitu masyarakat. #aju mundurnya sumber daya manusia $SD#% pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. ;leh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. #asyarakat hendaknya ditumbuhkan =rasa ikut memiliki> sekolah di daerah sekitarnya. #aju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya epala Sekolah dan Dewan 3uru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya.Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan !ara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. . #anajemen Layanan husus ;leh karena para siswa sekolah inklusi terdiri atas anak-anak normal dan anak-anak luar biasa, agar anak-anak luar biasa tidak sampai terabaikan, dapat dilakukan manajemen layanan khusus. #anajemen layanan khusus ini men!akup manajemen kesiswaan, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, pendanaan, dan lingkungan.epala sekolah dapat menunjuk stafnya, terutama yang memahami ke-2LB-an, untuk melaksanakan manajemen layanan khusus ini.
". S#$%k#%$ &eko'a( ink'%&i Struktur ;rganisasi Sekolahgar semua komponen di atas dapat dilaksanakan sebaik mungkin, struktur organisasiSekolah 8nklusi dapat dibuat seperti alternatif di bawah ini.
) | 2age
*. Pem"a+ian ,%+a& Pimpinan Seko'a( 1. epala Sekolah epala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai manajer, administrator, edu!ator, dan super'isor.epala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan pendidikan sekolah, termasuk di dalamnya adalah penanggung jawab pelaksanaan administrasi sekolah.epala Sekolah mempunyai tugas meren!anakan, mengorganisasikan, mengawasi, dan menge'aluasi seluruh proses pendidikan di sekolah, meliputi aspek edukatif dan administratif, yaitu pengaturan 1% administrasi kesiswaan (% administrasi kurikulum 0% administrasi ketenagaan 4% administrasi sarana-prasarana 5% administrasi keuangan 7% administrasi hubungan dengan masyarakat % administrasi kegiatan belajar-mengajar. gar tugas dan fungsi epala Sekolah berjalan baik dan dapat men!apai sasaran perlu adanya jadwal kerja epala Sekolah yang men!akup 1% kegiatan harian (% kegiatan mingguan 0% kegiatan bulanan 4% kegiatan semesteran 5% kegiatan akhir tahun pelajaran, dan 7% kegiatan awal tahun pelajaran. (. )ata Usaha epala )ata Usaha adalah penanggung jawab pelayanan pendidikan di sekolah. *uang lingkup tugasnya adalah membantu epala Sekolah dalam menangani pengaturan a. administrasi kesiswaan b. administrasi kurikulum !. administrasi ketenagaan d. administrasi sarana-prasarana e. administrasi keuangan f. administrasi hubungan dengan masyarakat g. administrasi kegiatan belajar-mengajar. 0. ?akil epala Sekolah
| 2age
)ugas ?akil epala Sekolah adalah membantu tugas epala Sekolah dan dalam hal tertentu mewakili epala Sekolah baik ke dalam maupun keluar, bila epala Sekolah berhalangan. Sesuai dengan banyaknya !akupan tugas, $tujuh% urusan yang perlu penanganan terarah di sekolah, yaitu Urusan Kesiswaan, *uang lingkupnya men!akup 1% 2engarahan dan pengendalian siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah6 (% 2embinaan dan pelaksanaan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan $7%6 0% 2engabdian masyarakat. Urusan Kurikulum, *uang lingkupnya meliputi pengurusan kegiatan belajarmengajar, baik kurikuler, ekstra kurikuler, maupun kegiatan pengembangan kemampuan guru melalui elompok erja 3uru $3% atau pendidikan dan pelatihan $diklat%, serta pelaksanaan penilaian kegiatan sekolah. Urusan Ketenagaan, *uang lingkupnya men!akup meren!anakan $planning%, mengorganisasikan $organi@ing%, mengarahkan $dire!ting%, mengkoordinasikan $!oordinating%, mengawasi $!ontrolling%, dan menge'aluasi $e'aluation%, hal-hal yang berkaitan dengan ketenagaan. Urusan sarana-prasarana, *uang lingkupnya men!akup meren!anakan $planning%, mengorganisasikan $organi@ing%, mengarahkan $dire!ting%, mengkoordinasikan $!oordinating%, mengawasi $!ontrolling%, dan menge'aluasi $e'aluation%, hal-hal yang berkaitan sarana-prasarana sekolah. Urusan Keuangan, *uang lingkupnya men!akup meren!anakan $planning%, mengorganisasikan $organi@ing%, mengarahkan $dire!ting%, mengkoordinasikan $!oordinating%, mengawasi $!ontrolling%, dan menge'aluasi $e'aluation%, hal-hal yang berkaitan dengan keuangan&pendanaan sekolah. Urusan Hubungan dengan Masyarakat (Humas) , ruang lingkupnya men!akup 1% #emberikan penjelasan tentang kebijaksanaan sekolah, situasi, dan perkembangan sekolah sesuai dengan pendelegasian epala Sekolah6 (% #enampung saran-saran dan pendapat masyarakat untuk memajukan sekolah6 0% #embantu mewujudkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan usaha dan kegiatan pengabdian masyarakat. Urusan Kegiatan Belajar Mengajar , *uang lingkupnya men!akup mengorganisasikan $organi@ing%, mengarahkan $dire!ting%, mengkoordinasikan $!oordinating%, mengawasi $!ontrolling%, dan menge'aluasi $e'aluation%, hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajarmengajar yang dilaksanakan oleh guru
| 2age
B. MODEL PENDIDIKAN INKLUSI/ 2endidikan inklusif pada dasarnya memiliki dua model. Pertama yaitu model inklusi penuh $ full inclusion%. #odel ini menyertakan peserta didik berkebutuhan khusus untuk menerima pembelajaran indi'idual dalam kelas reguler. Kedua yaitu model inklusif parsial $ partial inclusion%. #odel parsial ini mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus dalam sebagian pembelajaran yang berlangsung di kelas reguler dan sebagian lagi dalam kelaskelas pull out dengan bantuan guru pendamping khusus. #odel lain misalnya dikemukakan oleh Brent Hardin dan Marie Hardin Brent dan #aria mengemukakan model pendidikan inklusif yang mereka sebut inklusif terbalik $re!erse inclusi!e%. Dalam model ini, peserta didik normal dimasukkan ke dalam kelas yang berisi peserta didik berkebutuhan khusus. #odel ini berkebalikan dengan model yang pada umumnya memasukkan peserta didik berkebutuhan khusus ke dalam kelas yang berisi peserta didik normal. #odel inklusif terbalik agaknya menjadi model yang kurang la@im dilaksanakan. #odel ini mengandaikan peserta didik berkebutuhan khusus sebagai peserta didik dengan jumlah yang lebih banyak dari peserta didik normal. Dengan pengandaian demikian seolah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus se!ara kuantitas lebih banyak dari sekolah untuk peserta didik normal, atau bisa juga tidak. #odel pendidikan inklusif seperti apapun tampaknya tidak menjadi persoalan berarti sepanjang menga!u kepada konsep dasar pendidikan inklusif.
0 | 2age
#odel pendidikan inklusif yang diselenggarakan pemerintah 8ndonesia yaitu model pendidikan inklusif moderat. 2endidikan inklusif moderat yang dimaksud yaitu 1. 2endidikan inklusif yang memadukan antara terpadu dan inklusi penuh (. #odel moderat ini dikenal dengan model mainstreaming #odel pendidikan mainstreaming merupakan model yang memadukan antara pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus $Sekolah Luar Biasa% dengan pendidikan reguler. 2eserta didik berkebutuhan khusus digabungkan ke dalam kelas reguler hanya untuk beberapa waktu saja. Ailoso"nya tetap pendidikan inklusif, tetapi dalam praktiknya anak berkebutuhan khusus disediakan berbagai alternatif layanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. nak berkebutuhan khusus dapat berpindah dari satu bentuk layanan ke bentuk layanan yang lain, seperti
1% Bentuk kelas reguler penuh nak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain $normal% sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama.
") Bentuk kelas reguler dengan cluster nak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain $normal% di kelas reguler dalam kelompok khusus. 0% Bentuk kelas reguler dengan pull out nak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain $normal% di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus. 4% Bentuk kelas reguler dengan cluster dan pull out nak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain $normal% di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar bersama dengan guru pembimbing khusus. 5% Bentuk kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian nak berkebutuhan khusus belajar di kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak lain $normal% di kelas reguler.
| 2age
7% Bentuk kelas khusus penuh di sekolah reguler nak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler. Dengan demikian, pendidikan inklusif seperti pada model di atas tidak mengharuskan semua anak berkebutuhan khusus berada di kelas reguler setiap saat dengan semua mata pelajarannya $inklusi penuh%.
•
2engertian a. #odel kurikulum regular yaitu kurikulum yang mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti kurikulum reguler sama seperti kawan-kawan lainnya di dalam kelas yang sama.
b. #odel kurikulum reguler dengan modi"kasi, yaitu kurikulum yang dimodi"kasi oleh guru pada strategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun pada program tambahan lainnya dengan tetap menga!u pada kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Di dalam model ini bisa terdapat siswa berkebutuhan khusus yang memiliki 228. !. #odel kurikulum 228 yaitu kurikulum yang dipersiapkan guru program 228 yang dikembangkan bersama tim pengembang yang melibatkan guru kelas, guru pendidikan khusus, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lain yang terkait.
1 | 2 a g e
urikulum 228 atau dalam bahasa 8nggris #ndi!iduali$ed %ducation Program $82% merupakan karakteristik paling kentara dari pendidikan inklusif. onsep pendidikan inklusif yang berprinsip adanya persamaan mensyaratkan adanya penyesuaian model pembelajaran yang tanggap terhadap perbedaan indi'idu. #aka 228 atau 82 menjadi hal yang perlu mendapat penekanan lebih. )homas #. Stephens menyatakan bahwa 82 merupakan pengelolaan yang melayani kebutuhan unik peserta didik dan merupakan layanan yang disediakan dalam rangka pen!apaian tujuan yang diinginkan serta bagaimana efekti'itas program tersebut akan ditentukan. •
2erbedaan 2erbedaan dari ketiganya sudah nampak pada pengertiannya, yakni a. #odel kurikulum regular penuh, 2eserta didik yang berkebutuhan khusus mengikuti kurikulum reguler ,sama seperti teman-teman lainnya di dalam kelas yang sama. 2rogram layanan khususnya lebih diarahkan kepada proses pembimbingan belajar, moti'asi dan ketekunan belajar. b. #odel kurikulum regular dengan modi"kasi, kurikulum regular dimodi"kasi oleh guru dengan menga!u pada kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. !. #odel kurikulum 228, kurikulum disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang melibatkan berbagai pihak. 3uru mempersiapkan 2rogram 2embelajaran 8ndi'idual $228% yang dikembangkan bersama tim pengembang urikulum Sekolah. #odel ini diperuntukan bagi siswa yang tidak memungkinkan mengikuti kurikulum reguler.
•
eunggulan dan kelemahan a.
#odel kurikulum regular penuh
eunggulan 2eserta didik berkebutuhan khusus dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. $Areiberg, 1//5% elemahan 2eserta didik berkebutuhan khusus harus menyesuaikan diri dengan metode pengajaran dan kurikulum yang ada. 2ada saat-saat tertentu, kondisi ini dapat menyulitkan mereka. #isalnya, saat siswa diwajibkan mengikuti mata pelajaran >menggambar.> arena memiliki hambatan penglihatan, tentu saja siswa disability tidak bisa >menggambar.> )api, karena mata pelajaran ini wajib dengan kurikulum yang >ketat>, >tidak Ceksibel,> tidaklah
11 | 2 a g e
dimungkinkan bagi guru maupun siswa disability untuk melakukan >adaptasi atau subsitusi> untuk mata pelajaran >menggambar> tersebut. b.
#odel kurikulum regular dengan modi"kasi
eunggulan 2eserta didik berkebutuhan khusus dapat diberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. elemahannya )idak semua guru di sekolah regular paham tentang B. Untuk itu perlu adanya sosialisasi mengenai B dan kebutuhannya. !.
#odel kurikulum 228
eunggulan 2eserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. elemahan 3uru kesulitan dalam menyusun 82 dan sangat membutuhkan waktu yang banyak.
3. KONSEP DESAIN IN/4AS,4UK,U4 a% )ema 2eran!angan User sekolah inklusi adalah anak normal dan anak difabel. . )ema tersebut diterapkan karena pengguna bangunan sekolah ini adalah anak difabel dan anak normal, yang masing-masing anak memiliki kebutuhan yang berbeda pula. 9amun tujuan utama mereka sama, yaitu untuk mendapatkan pendidikan yang layak, hal tersebut sesuai dengan tujuan di!iptakannya sebuah sekolah inklusi, agar anak normal dan akan difabel dapat belajar bersama dalam satu ruangan, tanpa ada diskriminasi.#aka fasilitas-fasilitas baik "sik maupun non "sik harus dapat
12 | 2 a g e
digunakan oleh semua anak baik difabel ter!apainya sebuah tujuan pendidikan.
maupun normal, sehingga
b% 3aya 2eran!angan 2enggayaan yang diterapkan pada sekolah inklusi ini adalah =rt De!o *etro>. rt De!o adalah sebuah gerakan seni yang melibatkan !ampuran unsur dekoratif modern, rt De!o ini dikenal luas sekitar tahun 1/(+-1/0+an, dimana mempunyai !iri khas yang didapat dari para pelopor pelukis sekitar awal tahun 1/++an. rt de!o adalah sebuah pekerjaan yang menunjukan aspek !ubism, *ussian !onstru!ti'ism dan 8talian futurism, dengan !iri abstrak, distorsi, dan simple, terutama bentuk-bentuk geometris dan memakai banyak warna, yang dipakai untuk menunjukan tingginya tingkat perdagangan, teknologi dan ke!epatan. 2enggayaan rt De!o yang akan diterapkan, adalah gaya rt De!o yang ada di kota Bandung, hal itu dikarenakan lokasi sekolah inklusi terletak di kota Bandung, selain itu Bandung merupakan kota di dunia yang memiliki bangunan rt De!o yang signi"kan. 2enggayaan rt De!o di kota Bandung lebih didominasi oleh bangunan-bangunan dengan gaya Streamline De!o, seperti
1 | 2 a g e
Bentuk organisasi ruang yang akan diterapkan pada bangunan sekolah inklusi ini adalah organisasi terpusat. ;rganisasi terpusat merupakan merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokan mengelilingi sebuah ruang terpusat yang luas dan dominan. $?iryawan, (++400% Bentuk organisasi terpusat !o!ok untuk diterapkan pada sekolah inklusi ini, dikarenakan dilihat dari tujuan sekolah inklusi yang menggabungkan anak-anak normal dan anak difabel, sehingga dapat ter!iptannya sebuah kebersamaan dan sifat saling menghargai antara satu sama lain. Dalam hal ini ruang terpusat dari sekolah inklusi adalah Lobby dan aksesbilitas. Dikarenakan konsep programatik dari sekolah inklusi adalah aksesbilitas "siknnya. ksesibilitas tersebut harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar memudahkan untuk di akses oleh anak difabel, khususnya difabel ortopedi. Letak dari aksesbilitas bangunan sekolah inklusi ini harus mudah didapat dan hubungannya dekat dengan ruangan yang bersifat utama, dalam hal ini yaitu ruangan kelas, dan ruang guru. B. onsep lemen 8nterior a% onsep Bentuk Sekolah inklusi adalah sekolah yang menanamkan sifat koorperatif atau kerjasama hal itu sesuai dengan tema yang diterapkan yaitu =Unity 8n Di'ersity>. ;leh karena itu pemilihan bentuk yang akan diterapkan pada sekolah inklusi ini adalah bentuk lingkaran agar ter!iptanya sebuah kerjasama, atau suasana kebersamaan dapat lebih terasa. Se!ara 2sikologi bentuk lingkaran adalah koneksi, komunitas, keseluruhan, ketahanan, pergerakan, keamanan. Selain itu bentuk yang akan diterapan adalah bentuk-bentuk geometris $!iri bentuk dari gaya rt De!o% dan di olah lebih dinamis $meminimalkan sudut-sudut tajam% agar aman bagi siswa.onsep bentuk ini men!akup pada
H Bentuk Aurnitur $ #eja Belajar nak, ursi, dll%
1! | 2 a g e
3ambar 0+.Aasilitas Duduk
3ambar 01.Aasilitas Duduk
Sumber www.designrumahku.!om Sumberwww.apartmenttherapy.!om . Bentuk !eiling
3ambar 0(. Ieiling Design Ieiling Design Sumber www.auspoll!eiling.!om www.noeJpe!tations.!om
3ambar 00.
Sumber
B. Bentuk 2ola Lantai
3ambar 04. Alooring Design $Sumber www.annahape.!om% Dengan penerapan bentuk diatas baik pada elemen interior $!eiling, dinding, lantai% maupun pada furnitur, se!ara tidak langsung pengunjung dikondisikan untuk dapat berkumpul bersama. Dikarenakan !iri dari sekolah inklusi adalah kekeluargaan dan kebersamaan. b% onsep ?arna
1) | 2 a g e
?arna memiliki peranan penting dalam sebuah interior sekolah. 2ara psikolog telah melakukan beberapa eksperimen yang telah dapat dibuktikan bahwa penggunaan warna yang tepat untuk sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar, baik bagi siswa maupun gurunya. Suatu lingkungan yang diran!ang dengan baik, bukan hanya memberi kemudahan belajar, tetapi juga dapat mengurangi masalah-masalah perilaku yang negatif. $Darmaprawira., (++(100%. ?arna yang akan diterapkan pada interior sekolah 8nklusi ini adalah warna nalogus. nalog sering juga disebut dengan warna senada, yaitu yang penggunaan warna-warna yang berdekatan atau terletak bersebelahan pada lingkaran warna. $. ?arna !eria tersebut identik dengan warna-warna yang terang.
2emilihan warna !ream yang lembut pada dinding dan lantai men!iptakan kesan luas ringan dan terbuka.
Berikut adalah persentase penggunaan warna pada interior sekolah inklusi
1 | 2 a g e
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan warna orange dan hijau memiliki perbandingan yang sama, warna kuning dijadikan sebagai aksentuasi ruang. ?arna !ream merupakan warna dominan yang diterapkan pada dinding dan lantai, agar ruang lebih terkesan ringan dan luas. !% onsep #aterial K )ekstur onsep pemilihan bahan yang akan diterapkan pada sekolah ini adalah material yang aman, dan tidak membahayakan user atau pengguna bangunan ini. hal tersebut dikarenakan pada bangunan sekolah ini terdapat anak difabel ortopedi yang memiliki kebutuhan khusus atau memiliki !ara yang berbeda dalam beradaptasi pada lingkungan, dikarenakan anak difabel ortopedi membutuhkan alat bantu untuk ambulasi atau pergerakannya. a. #aterial Lantai #aterial lantai yang akan diterapkan pada sekolah ini adalah material yang tidak li!in, dan tidak bersifat keras, hal itu dilakukan agar tidak terlalu membahayakan ketika anak difabel terjatuh. #aterial tersebut seperti - arpet Loop 2ile #aterial ini hanya diterapkan pada ruang-ruang yang membutuhkan peredaman suara yang !ukup tinggi, seperti ruang auditorium, ruang rapat, dan laboratoriumbahasa.
- Lantai Einyl
1 | 2 a g e
Lantai 'inyl diterapkan hampir pada semua ruangan.
3ambar 05. #arsden Alooring A9 /+5 #arsden Alooring A9 /+0
3ambar 07.
Sumber. www.marsdenCooring.!om Sumber.www.marsdenCooring.!om
3ambar 0. #arsden Alooring ?oods uinaJ Bamboo #arsden Alooring A9 /+4 Sumber. www.marsdenCooring.!om www.marsdenCooring.!om
3ambar 0.
Sumber.
- Lantai eramik Lantai keramik diterapkan pada ruang laboratorium ipa, indoorswimming pool, greenhouse s!hool, dan ruang kesenian, yang memiliki tingkat kekotoran yang !ukup tinggi, sehingga dapat lebih mudah untuk dibersihkan.
10 | 2 a g e
Berikut adalah persentase penggunaan material lantai di atas
b. #aterial Ieiling #aterial yang akan diterapkan pada !eiling adalah material gypsum dengan rangka metal furing hollow 4&4 !m. Ainishing !eiling gypsum ini menggunakan !at dan lapisan <2L $
d% onsep Aurnitur 3alt Aurnitur $1///% mengemukakan 7 konsep peran!angan desain bangku dan kursi, yaitu folding, sta!king, portable, kno!k down, adjustable, dan !ombination. Berikut ini dipaparkan 7 konsep tersebut. $#artadi, (++70%.
1 | 2 a g e
a. Aolding yaitu suatu konsep desain bangku dan kursi yang dapat dilipat. onsep ini lebih menekankan kepada upaya untuk meningkatkan efesiensi dalam hal pengangkutan atau penyimpanan.
b. Sta!king, yaitu konsep desain bangku dan kursi yang dapat ditumpuk. Seperti pada konsep folding konsep ini berupaya memudahkan dan menghemat ruang dalam hal penyimpanannya.
!. 2ortable, yaitu konsep desain bangku dan kursi yang menekankan kemudahan untuk dipindahkan atau mobilitas produk tersebut. Desain
2 | 2 a g e
dengan konsep ini biasanya !ukup ringan atau diberi roda pada bagian dasarnya sehingga mudah dipindahkan.
d. no!k down yaitu suatu konsep desain bangku dan kursi yang dapat dibongkar-pasang. onsep desain ini biasanya berupa komponen-komponen se!ara terpisah yang bisa di bongkar pasang se!ara mudah dan !epat. onsep ini lebih menekankan pertimbangan efesiensi untuk penyimpanan maupun pengangkutan.
e. djustable yaitu suatu konsep desain bangku dan kursi yang dapat disetel atau disesuaikan dengan kebutuhan pemakai. onsep ini banyak diterapkan
21 | 2 a g e
pada kursi kantor yang bisa diatur sedemikian rupa, untuk mendapat posisi duduk yang nyaman sesuai akti'itas yang dilakukan.
f.
Iombination $modular% yaitu suatu konsep desain bangku dan kursi yang terdiri dari modul-modul $bagian-bagian% yang bisa dirangkai atau disusun sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Berdasarkan data diatas, konsep furnitur yang sesuai untuk diterapkan pada sekolah inklusi ini adalah konsep adjustable. onsep furnitur
22 | 2 a g e
ini lebih dapat dikondisikan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, yang pada dasarnya ukuran dari furnitur bagi anak difabel dan anak normal berbeda. Dikarenakan ada beberapa anak difabel ortopedi yang bergerak dengan kursi roda, dan furnitur yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa pengguna kursi roda tersebut. e% onsep pen!ahayaan Se!ara umum pen!ahayaan yang digunakan adalah pen!ahayaan alami dan buatan. 2en!ahayaan yang akan diterapkan pada sekolah ini adalah pen!ahayaan general dan pen!ahayaan khusus. 2en!ahayaan general akan diterapkan pada ruangan yang tidak terlalu memerlukan sebuah efek 'isual yang khusus, seperti )oilet,Dapur,3udang. 2en!ahayaan khusus akan diterapkan pada ruangan yang bersifat publi!, dan membutuhkan kualitas 'isual yang baik, seperti Lobby, *uang elas, ula& )uang Serbaguna, *uang antor, *uang )erapi, *uang ssesment, 2erpustakaan, *uang bermain nak. :enis-jenis lampu yang digunakan adalah - Lampu Aluores!ent tipe SL dengan arah pen!ahayaan downlight. - Lampu 2ijar $8n!andes!ent& Bohlam%. - Ili!k strip !ontinuous lighting.
2 | 2 a g e
BAB PENU,UP
A. esimpulan Di dalam membangun sekolah inklusi kita haru mengerti tentang manajemen sekolah, selain itu juga harus mengetahui tentang model pendidikan inklusif, dan juga konsep desain infratruktur jadi di dalam membangun sekolah inklusi kita harus memperhatikan ketiga hal tersebut. #anajemen sekolah, #anajemen $berbasis% sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah untuk meren!anakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan menge'aluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang bersangkutan. omponen-komponen tersebut meliputi 1. input siswa $kesiswaan%, (. kurikulum, 0. tenaga kependidikan, 4. sarana-prasarana, 5. dana, 7. lingkungan $hubungan sekolah dengan masyarakat%, dan . kegiatan belajar-mengajar #odel pendidikan inklusif pada dasarnya memiliki dua model. Pertama yaitu mode' ink'%&i pen%( 7full inclusion8. #odel ini menyertakan peserta didik berkebutuhan khusus untuk menerima pembelajaran indi'idual dalam kelas reguler. Kedua yaitu mode' ink'%&i9 pa$&ia' 7 partial inclusion8. #odel parsial ini mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus dalam sebagian pembelajaran yang berlangsung di kelas reguler dan sebagian lagi dalam kelaskelas pull out dengan bantuan guru pendamping khusus. Siswa sekolah inklusi adalah anak normal dan anak difabel. . )ema tersebut diterapkan karena pengguna bangunan sekolah ini adalah anak difabel dan anak
2! | 2 a g e
normal, yang masing-masing anak memiliki kebutuhan yang berbeda pula. 9amun tujuan utama mereka sama, yaitu untuk mendapatkan pendidikan yang layak, hal tersebut sesuai dengan tujuan di!iptakannya sebuah sekolah inklusi, agar anak normal dan akan difabel dapat belajar bersama dalam satu ruangan, tanpa ada diskriminasi.#aka fasilitas-fasilitas baik "sik maupun non "sik harus dapat digunakan oleh semua anak baik difabel maupun normal, sehingga ter!apainya sebuah tujuan pendidikan.
Da9#a$ i&i https&&asrulywulandari.wordpress.!om&tag&pendidikan& http&&ailfaro.blogspot.!om&(+1+&+5&manajemen-sekolah-dalampendidikan.html http&&elib.unikom.a!.id&download.phpMidN14571
2) | 2 a g e