KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah Kesehatan Fisik Pada Lansia” ini dengan sebaik baiknya. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Makalah ini terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ns. Gilang Dwi Pratiwi, S.Kep., M.SI selaku Dosen Keperawatan Komunitas Komun itas II yang memberikan motivasi, bimbingan, serta arahan. 2. Teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Tangerang, 2017 Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR
...............................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
3
A. Latar Belakang........................................................................
3
B. Rumusan Masalah ...................................................................
3
C. Tujuan Penulisan ....................................................................
4
D. Manfaat Penulisan ..................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................
5
A. Anatomi Fisiologi Tulang Belakang ......................................
5
B. Definisi ...................................................................................
9
C. Klasifikasi ...............................................................................
10
D. Etiologi. ..................................................................................
12
E. Patofisiologi ............................................................................
13
F. Tanda & Gejala .......................................................................
14
G. Komplikasi. ............................................................................
14
H. Pemeriksaan Penunjang. .........................................................
15
I. Penatalaksanaan Medis ............................................................
17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .....................................................
19
A. Pengkajian .............................................................................
19
B. Diagnosa .................................................................................
20
C. Intervensi ................................................................................
20
BAB IV PENUTUP ....................................................................................
25
A. Kesimpulan .............................................................................
25
B. Saran ......................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
26
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit dan tidak diulang kembali sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kematangan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga merupakan masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439) Munculnya masalah kesehatan pada lansia karena masa transisi dari usia dewasa ke usia lanjut yang dimana terjadi perubahan pada tubuh. Perubahan yang tejadi cenderung ke arah penurunan fungsi organ dan jaringan tubuh. Adanya penurunan fungsi organ dan jaringan tubuh inilah yang kemudian muncul berbagai masalah kesehatan yang akan dibahas pada makalah ini. B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komdisi fisik pada lansia? 2. Apa saja masalah kesehatan pada lansia?
3
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Lansia
Menurut Para Ahli : 1. Menurut WHO Lansia merupakan pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun. 2. Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. 3. Menurut Smith “1999” Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu young old “65-74 tahun”, middle old “75-84 tahun” dan old old “lebih dari 85 tahun”.
4. Menurut Setyonegoro Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun, selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun “young old”, 75-80 tahun “old” dan lebih dari 80 tahun “very old”.
5. Menurut Sumiati AM Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas. 6. Menurut Efendi, 2009 Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. 7. Menurut Potter & Perry, 2009 Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya.
5
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penuaan
1. Hereditas : Genetik/keturunan 2. Nutrisi : Makanan 3. Status kesehatan 4. Stress 5. Pengalaman hidup 6. Lingkungan C. Batasan Lansia
Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa batasan umur Lansia, yaitu: a. Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun b. Usia lanjut ( fiderly) : 60 – 74 tahun c. Lansia tua (old ) : 75 – 90 tahun d. Lansia sangat tua (very old ) : > 90 tahun Menurut Depkes RI (2003), lansia dibagi atas : a. Pra lansia : Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. b. Lansia : Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. c. Lansia resiko tinggi : Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih. D. Klasifikasi Lansia
a. Pralansia (Prasenelis) Seseorang yang berusia diatas 45-59 tahun b. Lasia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih c. Lansia resiko tinggi Seseorang yang bersiko 70 tahun atau lebih, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (DEPKES RI,2003 dalam bukunya Rosidawati 2008) d. Lansia potensial
6
Menghasilkan barang atau jasa (DEPKES RI 2003) dalam bukunya rosidawati 2008. Lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan. e. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada orang lain (DEPKES RI dalam bukunya Rosidawati 2008) E. Karakteristik Lansia
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuia pasal 1 ayat 2 UU NO 13 tentang kesehatan) b. Kebutuhaan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaktif sehingga kondisi maladaktif c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi F. Masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada lansia
a. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pernafasan : Penyakit paru obstruksi kronik, Tubercolosis, Influenza, Pneumonia. b. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem kardiovaskuler : Hipertensi, Penyakit jantung koloner, Gagal jantung c. Lansia dengan masalah pada sistem Neurologi : Cerebro vaskuler accident. d. Lansia dengan masalah pada sistem musculoskeletal : Fraktur, Osteoporosis, Osteotritis, Reumatik, Gout e. Lansia dengan masalah pada sistem endokrin : Diabetes milietus f. Lansia dengan masalah pada sistem sensorik : Katarak , Glukoma, Presbikusis g. Lansia dengan masalah pada sistem pencernaan : Gastrisis, Hemoroid, Konstipasi, Peridonitis h. Lansia dengan masalah pada sistem reproduksi : Menopause, BPH, Inkontinesia i. Lansia dengan masalah kesehatan pada Integumen : Dermatitis, Herpes, Candidiasis, ulkus ekstremitas bawah, Pressure Ulcers j. Lansia dengan masalah kesehatan jiwa : Demensia, 7
G. Sistem pernafasan pada lansia. 1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal. 2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret. 3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml. 4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya prose difusi. 5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan. 6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri. 7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi. Sistem persyarafan. 1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan. 2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir. 3) Mengecilnya syaraf panca indera. 4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia. 1) Penglihatan a) Kornea lebih berbentuk skeris. b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa). d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap. 8
e) Hilangnya daya akomodasi. f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala. 2) Pendengaran. a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin. 3) Pengecap dan penghidu. a) Menurunnya kemampuan pengecap. b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang. 4) Peraba. a) Kemunduran dalam merasakan sakit. b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku. 2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
9
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ). 4) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ). Sistem genito urinari a.
1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. 2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin. 3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. 4) Atropi vulva. 5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna. 6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus. . Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1) Produksi hampir semua hormon menurun. 2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah. 3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH. 4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat. 5) Menurunnya produksi aldosteron. 6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
10
7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess). e. Perubahan si stem pencernaan pada usia lanjut.
1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. 2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit. 3) Esofagus melebar. 4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi. 6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ). 7) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah. f. Sistem muskuloskeletal.
1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh. 2) resiko terjadi fraktur. 3) kyphosis. 4) persendian besar & menjadi kaku. 5) pada wanita lansia > resiko fraktur. 6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas. 7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ). a. Gerakan volunter Ù gerakan berlawanan. b. Gerakan reflektonik Ù Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus.
11
c. Gerakan involunter Ù Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus d. Gerakan sekutu Ù Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter. g. Perubahan sistem kuli t & kari ngan ikat.
1). Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak. 2). Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa 3). Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi. 4). Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen. 5). Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik. 6). Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh. 7). Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. 8). Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun. 9). Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun. 10). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot. Perubahan sistem reproduksi dan kegi atan sexual.
1) Perubahan sistem reprduksi. a) selaput lendir vagina menurun/kering. b) menciutnya ovarium dan uterus. c) atropi payudara. d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur. 12
e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik. 2) Kegiatan sexual. Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani Ù tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara sosial Ù kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas. Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex. 2. Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. b. kesehatan umum c. Ttingkat pendidikan d. Keturunan (herediter) e. Lingkungan f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri
13
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit. Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk. Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu. Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial. 1. perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka. 2. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak. 3. Gangguan halusinasi. 4. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi. 5. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri
14