BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan ibu post partum. Nyeri post partum dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain: kontraksi uterus selama periode involusi uterus, pembengkakan payudara karena proses laktasi yang belum adekuat, perlukaan jalan lahir, dan perlukaan insisi bedah pada ibu post sectio post sectio caesarea (SC). caesarea (SC). Nyeri dapat dirasakan pada berbagai macam tingkatan mulai dari nyeri ringan-sedang sampai nyeri berat. Tingkatan nyeri yang dirasakan pasien post partum tergantung dari banyaknya sumber penyebab nyeri, toleransi pasien terhadap nyeri, dan faktor psikologis dan lingkungan (Carpenito,2000; Potter dan Perry, 2006; Bobak, 2005; Rohmah. N. & Walid, S. 2008). Nyeri berdampak sangat komplek bagi perawatan ibu post partum, antara lain: terhambatnya mobilisasi dini, terhambatnya laktasi, terhambatnya proses bonding attachment, perasaan lelah, kecemasan, kecewa karena ketidaknyamanan, gangguan pola tidur, dan dan bahkan bahkan bila nyeri nyeri berkepanjangan berkepanjangan akan meningkatkan risiko post risiko post partum partum blues. blues. Dampak-dampak negatif ini bila tidak diatasi akan mempengaruhi proses pemulihan ibu post partum. part um. Nyeri pada ibu post partum terutama dirasakan pada hari pertama dan kedua, dimana fase adaptasi psikologis ibu masuk pada tahap taking in yaitu tahap dependent. Tahap ini ibu masih membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan porsi terbesar yang pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur dan nutrisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nyeri secara umum? 2. Apa yang dimaksud manajemen nyeri? 3. Bagaimana cara melakukan manajemen nyeri? 4. Bagaimana cara seorang bidan untuk membantu ibu melakukan manajemen nyeri?
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara mengurangi manajemen nyeri pada ibu post partum.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Nyeri
1. Pengertian Nyeri Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Secara umum nyeri merupakan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam t ubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional (Hidayat A, 2008).
2. Fisiologi Nyeri Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu, tingkat atau karakteristik nyeri tergantung dari area dan luasnya fraktur yang dialami (Hidayat A, 2008).
3. Etiologi/Penyebab Nyeri a. Trauma Trauma ini juga terbagi menjadi beberapa macam. Penyebab trauma ini terbagi menjadi : 1) Mekanik. Rasa nyeri yang diakibatkan oleh mekanik ini timbul akibat ujungujung saraf bebas mengalami kerusakan. Contoh dari nyeri akibat trauma mekanik ini adalah akibat adanya benturan, gesekan, luka dan lain-lain. 2) Thermis. Nyeri karena hal ini timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air. 3) Khemis. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau pun basa kuat.
2
4) Elektrik. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar. b. Neoplasma Neoplasma ini juga terbagi menjadi dua yaitu : 1) Neoplasma Jinak 2) Neoplasma Ganas. c. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah. d. Peradangan. Nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. e. Penyebab nyeri juga disebabkan karena tindakan pembedahan.
B. Pengertian Manajemen Nyeri
Manajemen nyeri atau pain management adalah salah satu bagian dari disiplin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau pain relief. Manajemen nyeri cukup efektif dalam mengatasi nyeri, yakni dengan perasaan kontrol, mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa menjadi metode pengalih yang menenangkan, serta menggangu siklus nyeri-ansietas-ketegangan (Sloman, 1995).
C. Manajemen Nyeri Ibu Post Partum
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan tidak nyaman pada ibu, ibu diharapkan dapat mengatasi gangguan ini dan member kenyamanan pada ibu. 1. After pains atau keram perut Hal ini disebabkan konktraksi dalam relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada multipara karena adanya penurunan otot uterus secara bersamaan, menyebabkan relaksasi intermitten (sebentar-sebentar). Sedangkan pada wanita menyusui after pains disebabkan karena isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin yang bukan hanya memicu refleks let down (pengeluaran ASI) tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Anjurkan untuk mengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut bila perlu beri analgestik.
3
2. Pembengkakan payudara Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri yang terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Jika karena sakit ibu malah berhenti menyusui, kondisi ini akan semakin parah, ditandai dengan mengeliatnya payudara dan ibu mengalami demam. Hal yang dilakukan pada upaya pencegahan : -
Pemberian ASI sedini mungkin,
-
Pemberian ASI setiap 2-3 jam dan jangan memberikan bayi minum air atau suplemen lain,.
-
Gunakan kedua payudara secara bergantian ketika menyusui.
-
Gunakan air hangat pada payudara, dengan menempelkan kain atau handuk hangat pada payudara.
-
Jika ada pembengkakan pada aerola atau jika payudara masih terasa penuh setelah menyusui, lakukan pengeluaran ASI secara manual.
-
Gunakan bra yang kuat untuk menyangga payudara, pastikan bahwa bra tidasiotomi, laserasi, atau
menekan payudara karena dapat menyebabkan
penekanan lebih lanjut. -
Letakkan kantong es pada payudara di antara waktu menyusui untuk mengurangi nyeri.
-
Minum parasetamol/ asetaminofen untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Nyeri perineum Ibu nifas mengalami nyeri tidak lebih dari 8 minggu yang disebabkan oleh trauma persalinan (laserasi ataupun episiotomi) dan penjahitan robekan perineum. Cara mengatasi : a) Letakkan kantong es di daerah genital untuk mengurangi rasa nyeri, selama ±20 menit, 2 atau 3 kali sehari. b) Lakukan rendam duduk dalam air hangat atau dingin selama 10-15 cm selama 30 menit, 2 atau 3 kali sehari. c) Lakukan latihan kegel untuk meningkatkan sirkulasi di daerah tersebut dan membantu memulihkan tonus otot. Untuk melakukan hal ini, bayangkan otot perineum sebagai elevator. Ketika rileks, elevator tersebut berada di lantai satu. Secara perlahan, kontraksikan otot untuk mengangkat kelantai dua, tiga, dan empat. Ketika sudah mencapai lantai empat, tahan selama beberapa detik,
4
kemudian secara perlahan rileks kembali. Gerakan ini dapat dilakukan kapanpun. d) Minum paracetamol atau asetaminofen untuk mengurangi nyeri. 4. Konstipasi Disebabkan karena motilitas usus berkurang selama paersalinan, obat anastesi, dan mungkin ibu takut karena sakit atau merusak jahitan. Asuhan yang dilakukan yaitu: -
Memperbanyak minum, minimal 3 liter perhari.
-
Meningkatkan makanan yang berserat, seperti buah-buahan.
-
Biasakan BAB tepat waktu, saat pertama kali ada dorongan untuk BAB.
-
Kalau perlu pemberian laksatif untuk melunakkan feses
5. Haemoroid Hemoroid disebabkan adanya penekanan uterus terhadap vena didalam anus dan rectum selama kehamilan dan pada saat proses persalinan. Pada ibu yang sudah mengalami hemoroid sebelum kehamilan penekanan tersebut akan memperparah hemoroid. 6. Diuresis
D. Cara Yang Dapat Dilakukan Bidan Untuk Membantu Mengurangi Nyeri
Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat dilaksanakan oleh bidan, diantaranya : 1. Mengurangi
faktor
yang
menambah
nyeri
misalnya
ketidakpercayaan,
kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan. a) Ketidakpercayaan Pengakuan bidan akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan pada pasien bahwa bidan mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat memahami tentang nyerinya. b) Kesalahpahaman Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan membantu mengurangi nyeri. Hal ini dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya.
5
c) Ketakutan Memberikan informasi yang tepat dapat membantu mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka menangani nyeri. d) Kelelahan Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk mengatasinya, kembangkan pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup. e) Kebosanan Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapetik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, membayangkan dan sebagainya. 2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik, seperti : a) Teknik Latihan Pengalihan
Menonton televisi
Berbincang-bincang dengan orang lain.
Mendengarkan musik
b) Teknik Relaksasi Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga pasien merasa nyaman, tenang dan rileks. c) Stimulasi Kulit
Menggosok dengan halus pada daerah nyeri.
Menggosok punggung.
Menggunakan air hangat dan dingin.
Memijat dengan air mengalir.
3. Pemberian obat analgesik Pemberian obat analgesik dilakukan guna mengganggu atau membolak transmisi stimulus nyeri agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgesiknya adalah narkotika dan bukan narkotika. Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi vital, seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling 6
banyak dikenal masyarakat adalah aspirin, asetaminofen, dan bahan antiimflamasi nonsteroid.
E. Terapi Kompres Hangat
Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan rasa nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat. Alat atau Bahan : 1. Botol berisi air panas (suhu 46-51,5C)/air hangat 2. Thermometer air 3. Kain pembungkus Cara Kerja : 1. Cuci tangan 2. Isi botol dengan air panas lalu tutup kemudian keringkan 3. Masukkan botol ke dalam kantong kain, atau bila menggunakan kain masukkan kain pada air hangat lalu peras. 4. Tempatkan botol/kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres. 5. Angkat botol setelah 20 menit, lalu isi lagi botol dan taruh pada daerah yang akan dikompres lagi. 6. Setelah selesai lalu cuci tangan.
F. Terapi Kompres Air Dingin
Merupakan tindakan dengan cara memberikan kompres dingin yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa nyaman, menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri, mencegah oedema, dan mengontrol peredaran darah dengan meningkatkan vasokonstriksi. Alat atau Bahan : 1. Thermometer 2. Air dingin. 3. Kain/ kantong pelindung. 4. Kantong es atau sejenisnya. Cara Kerja : 1. Cuci tangan. 2. Ukur suhu tubuh. 7
3. Asupan air dingin pada kantong es atau bila menggunakan kain asupan kain pada air dingin lalu diperas. 4. Letakan kantong/kain pada daerah yang akan dikompres seperti pada axial, pada daerah yang sakit. 5. Setelah selesai lalu cuci tangan.
8
BAB III PENUTUP a. Kesimpulan
Masa nifas merupakan sesuatu yang fisiologis terjadi terhadap ibu setelah melahirkan. Masa dimana semua organ kandungan akan kembali seperti sebelum terjadinya kehamilan. Didalam melewati masa nifas, seorang bidan haruslah memberikan informasi atau cara untuk seorang ibu agar dapat memanajemen atau mengurangi rasa nyeri setelah melahirkan.
b. Saran
1. Perlunya dikembangkan cara-cara lainnya untuk penanganan terhadap nyeri. 2. Pensosialisasian tentang nyeri pada ibu post partum harus di tingkatkan lagi agar masyarakat Indonesia paham betul dengan pengertian nyeri sesungguhnya .
9
DAFTAR PUSTAKA
1. https://plus.google.com/115481555290881828571/posts/Ttgxv2Eb7Gd 2. http://enniestikes.blogspot.co.id/2016/08/tingkat-nyeri-pada-ibu-nifas-yang.html 3. https://id.scribd.com/doc/292558182/MANAJEMEN-NYERI-MAKALAH-ready-pdf 4. https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.co.id/2016/10/makalah-merencanakanasuhan-kebidanan.html
10