MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR “MALARIA DAN DBD “
DOSEN PENGAMPU :
Dr. dr. Fauziah Elytha,M.Kes OLEH : KELOMPOK 5 1. Nurul Ain
1511216018 1511216018
2. Rindy Herfionita
1511216055
3. Anjelia Novia Safitri
1611211011
4. Maharani
1611211015
5. Dwi Gusti Adiningrum
1611211017
6. Aulia Rizki Giovany
1611211049
7. Rivanni Aftanisa
1611213029
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2017
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Malaria dan DBD” ini . Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Dr. dr. Fauziah Elytha,M.Kes dosen mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular
Universitas Andalas yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Disamping itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Malaria dan DBD. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah makala h yang kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Padang, Agustus 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................. ................................................................... ........................................ ..................
i
DAFTAR ISI ............................................. ................................................................... ............................................ ................................. ...........
ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................ ................................................................... ................................. ..........
1
1.1 Latar Belakang ............................................. ................................................................... ........................................ ..................
1
1.2 Rumusan Masalah ........................................... ................................................................. ..................................... ...............
2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................... ................................................................ ........................................ ..................
2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................... .................................................................. ................................. ..........
3
2.1 Malaria .......................................... ................................................................ ............................................ ................................. ...........
3
2.1.1
Definisi ........................................... ................................................................. ........................................ ..................
3
2.1.2
Etiologi ........................................... ................................................................. ........................................ ..................
3
2.1.3
Alur Penularan ........................................... .................................................................. ............................. ......
4
2.1.4
Pencegahan dan Penanggulangan ........................................... ...........................................
6
2.2 Demam Berdarah Dengue (DBD) ......................................... ........................................................ ...............
7
2.2.1
Definisi ........................................... ................................................................. ........................................ ..................
7
2.2.2
Etiologi ........................................... ................................................................. ........................................ ..................
7
2.2.3
Alur Penularan ........................................... .................................................................. ............................. ......
8
2.2.4
Pencegahan dan Penanggulangan ........................................... ...........................................
9
PENUTUP ............................................. ................................................................... ........................................ ..................
12
3.1 Kesimpulan .......................................... ................................................................ ............................................ .......................... ....
12
3.2 Saran .......................................... ................................................................ ............................................ ..................................... ...............
12
DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ............................................ ......................
13
BAB III
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasite
yang merupakan golongan plasmodium plasmodiu m yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar di beberapa wilayah di dunia. Umumnya tempat-tempat yang rawan malaria terdapat pada Negara-negara berkembang dimana tidak memiliki tempat penampungan atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur. Malaria merupakan masalah global, sehingga WHO menetapkan komitmen global tentang eliminasi malaria bagi setiap Negara. Petunjuk pelaksanaan eliminasi malaria tersebut telah dirumuskan WHO dalam Global Malaria Programme. Indonesia merupakan negara dengan angka resiko tinggi terhadap malaria. Menurut Soedarto dalam bukunya menyebutkan bahwa pada tahun 2007 sebanyak 396 Kabupaten dari 495 Kabupaten di Indonesia merupakan daerah endemis malaria. Menurut perhitungan ahli berdasarkan teori ekonomi kesehatan, kerugian bisa mencapai 3 trilyun lebih dan berdampak terhadap pendapatan daerah endemis malaria. Demam Berdarah dengue adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia sedangkan manifestasi klinis dan infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah dengue. Dengue adalah penyakit daerah tropis dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia hal ini tampak dari kenyataan seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue. Sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularanya sudah tersebar luas di perumahan perumahan penduduk. Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ketahun sebaliknya angka kematian cenderung menurun ,
1
karena semakin dini penderitamendapat penanganan oleh petugas kesehatan yang ada di daerah – daerah daerah Untuk itu makalah ini dibuat agar mengetahui apa saja hal penting mengenai Malaria dan DBD, karena penyakit ini berbahaya. Selain itu, dapat memahami pencegahan dan penanggulangann penan ggulangannya. ya.
1.2
Rumusan Masalah 1. Apa definisi malaria ? 2. Bagaimana etiologi malaria? 3. Bagaimana alur penularan penyakit malaria? 4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan malaria ? 5. Apa definisi DBD ? 6. Bagaimana etiologi DBD? 7. Bagaimana alur penularan penyakit DBD? 8. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan DBD ?
1.3
Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi malaria ? 2. Untuk mengetahui etiologi malaria? 3. Untuk mengetahui alur penularan penyakit malaria? 4. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan malaria ? 5. Untuk mengetahui definisi DBD ? 6. Untuk mengetahui etiologi DBD? 7. Untuk mengetahui alur penularan penyakit DBD? 8. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan DBD ?
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Malaria 2.1.1
Definisi
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel tunggal) dalam tipe Plasmodium. Malaria menyebabkan gejala yang biasanya termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau kematian. Gejala biasanya muncul sepuluh sampai s ampai lima belas hari setelah digigit. Jika tidak diobati, penyakit mungkin kambuh beberapa bulan kemudian. Pada mereka yang baru selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala ringan. resistensi parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga beberapa tahun jika orang tersebut tidak terpapar terus-menerus dengan malaria. Penyakit ini paling sering ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Gigitan nyamuk memasukkan parasit dari air liur nyamuk ke dalam darah seseorang. Parasit bergerak ke hati di mana mereka dewasa dan bereproduksi Penyakit ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis yang ada di pita lebar sekitar khatulistiwa.[2] Ini termasuk banyak dari Afrika Sub-Sahara, Asia, dan Amerika Latin. Pada 2015, ada 214 juta kasus malaria di seluruh dunia.[5] Hal ini mengakibatkan sekitar 438.000 kematian, 90% di antaranya terjadi di Afrika.[5] Tingkat penyakit menurun dari tahun 2000 hingga 2015 sebesar 37%,[5] namun meningkat dari 2014 di mana ada 198 juta kasus.[6] Malaria umumnya terkait dengan kemiskinan dan memiliki efek negatif yang besar pada pembangunan ekonomi.[7][8] Di Afrika, malaria diperkirakan mengakibatkan kerugian sebesar US$12 miliar setahun karena meningkatnya biaya kesehatan, kehilangan kemampuan untuk bekerja, dan efek negatif pada pariwisata. 2.1.2
Etiologi
Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah.
3
Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusia dan berkembang biak dengan membelah diri. Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu: a)
Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan
menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga). b)
Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan
mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan men yebabkan malaria tropika/ tropik a/ falsiparum (demam tiap 242 448 jam). c)
Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae (demam tiap hari empat). d)
Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, di
Indonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale. Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies plasmodiumnya. Masa inkubasi in kubasi Plasmodium Pla smodium vivax vi vax 14-17 14 -17 hari, Plasmodium ovale 11-16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum 10-12 hari. 2.1.3
Alur Penularan
Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara yaitu secara alamiah dan non alamiah 1.
Secara Alamiah
Yaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria. 2.
Secara Non alamiah
Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles. Berikut beberapa penularan malaria mala ria secara non alamiah :
4
a.
Malaria Bawaan (Kongenital)
Malaria congenital adalah malaria pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita
malaria. Penularan terjadi karena adanya
kelainan pada sawar plasenta ( selaput yang melindungi plasenta ) sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penularan dari ibu kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat.Gejala pada bayi yang baru lahir berupa demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering menangis), pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan atau minum, kuning pada kulit dan selaput lender.Pembuktian pasti dilakukan dengan deteksi parasit malaria pada darah bayi. b.
Penularan Secara Mekanik
Penularan secara mekanik adalah infeksi malaria yang ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi malaria, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama bers ama-sama pada pad a pecandu narkoba atau melalui transplantasi organ. c.
Penularan Secara Oral
Cara penularan
ini pernah
dibuktikan pada ayam (Plasmodium
gallinasium), burung dara (Plasmodium relection) dan
monyet
(Plasmodium knowlesi) Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Masa inkubasi ini bervariasi antara 9 -30 hari tergantung pada species parasit, paling pendek pada plasmodium Falciparum dan paling panjang pada plasmodium malaria. Masa inkubasi ini tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya sebelumn ya dan tingkat imunitas penderita. pen derita. Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum dapat dikatakan bahwa masa
5
inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari. 2.1.4
Pencegahan dan Penanggulangan
a. Pencegahan Menghindari gigitan nyamuk, Tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada malam hari.
Pengobatan pencegahan, 2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.
Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan.
Menebar kan pemakan jentik, Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll.
Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala. Obat-obatan bisa diminum untuk mencegah malaria selama
melakukan perjalanan ke daerah malaria. Obat ini mulai diminum 1 minggu sebelum perjalanan dilakukan, dilanjutkan selama tinggal di daerah malaria dan 1 bulan setelah meninggalkan daerah malaria.Obat yang paling sering digunakan adalah klorokuin.Tetapi banyak daerah yang memiliki spesies Plasmodium falciparum yang sudah resisten terhadap obat ini.Obat lainnya yang bisa digunakan adalah meflokuin dan doksisiklin. Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada kep ada anak-anak dibawah usia usi a 8 tahun dan wanita hamil. Beberapa hal yang perlu diingat mengenai malaria: 1.
Obat-obat yang digunakan dalam tindakan pencegahan tidak 100%
efektif
6
2. 3.
Gejalanya bisa timbul 1 bulan atau lebih setelah gigitan nyamuk Gejala awalnya tidak spesifik dan seringkali disalahartikan sebagai
influenza 4.
Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting, terutama pada malaria
falciparum, yang bisa berakibat fatal pada lebih dari 20% penderita. b. Penanggulangan
2.2
1.
Menemukan dan mengobati penderita
2.
Melakukan mass fever survey (MFS) terutama konfirmasi
3.
Mengendalikan vektor
4.
Memetakan lingkungan dan breeding place
5.
Melakukan surveilans migrasi (bila mobilitasnya tinggi)
6.
Melakukan survei entomologi
7.
Memberi penyuluhan kepada masyarakat
Demam Berdarah Dengue (DBD) 2.2.1
Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda-tanda tanda-tan da perdarahan di kulit berupa beru pa bintik perdarahan petechia (petechia), ruam ( purpura purpura). Kadangkadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun. Hal yang dianggap serius pada demam berdarah dengue adalah jika muncul perdarahan dan tanda-tanda syok/ renjatan 2.2.2
Etiologi
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang terdapat dalam tubuh nyamuk Aedes aegepty (betina). Virus ini termasuk famili Flaviviridae yang berukuran kecil sekali yaitu yaitu 35-45 mm. Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh
7
nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan sebaliknya. Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue pada darahnya (viremia). Virus yang sampai ke lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di kelejar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk 2.2.3
Alur Penularan
Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector penularan virus Dengue dari penderita p enderita kepada orang lain melalui gigitan. Nyamuk Aedes aegypti merupakan faktor penting di daerah perkotaan (daerah urban)
sedangkan di daerah pedesaan (daerah rural) kedua jenis spesies nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di tempat
lembab
dan
genangan
air
bersih.
Sedangkan Aedes albopictus
berkembangbiak di lubang-lubang pohon dalam potongan bambu, dalam lipatan daun dan dalam genangan air lainnya . Virus memasuki tubuh ke manusia melalui gigitan nyamuk n yamuk menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. manu sia. Apabila jumlah virus sudah cukup maka virus akan memasuki sirkulasi (viremia), yang pada saat itu manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas. Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi akan memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakitnya. p enyakitnya. Pada prinsipnya prinsipn ya bentuk reaksi tubuh tubu h terhadap keberadaan virus dengue adalah sebagai berikut : 1. Bentuk reaksi pertama Mengendapkan bentuk netralisasi virus pada pembuluh darah kecil, kulit berupa gejala ruang ruan g (rash). 11
8
2. Bentuk reaksi kedua Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah darah dan kualitas komponen-komponen komponen-kompon en pembuluh darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan. 3. Bentuk reaksi ketiga Terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma atau cairan darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala asites dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura. Apabila tubuh manusia hanya memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang tersebut akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi terjadi maka orang tersebut akan mengalami demam berdarah dengue 2.2.4
Pencegahan dan Penanggulangan a. Pencegahan
1. Pencegahan Primer Tidak ada vakisn untuk mencegah risiko terjangkitnya demam berdarah. Namun, kemajuan besar dibuat dlam mengembangkan vaksin untuk mencegah demam berdarah dengue. Vaksin yang diharapkan efektif saat ini sedang di evaluasi dalam studi klinis. Saat ini satu-satunya cara untuk mengendalikan atau mencegah penularan virus demam berdarah adalah dengan memberantas vector nyamuk demam berdarah, memberikan penyuluhan
sangat
penting
untuk
mendiseminasi
informasi
kepada
masyarakat untuk membershkan tempat perindukan nyamuk dan melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan memasang kawat kasa, perlindungan dengan pakaian dan menggunakan obat gosok anti nyamuk. Di Indonesia dikenal dengan istilah : 4M Plus dalam pencegahan primer DBD, yaitu :
Menguras
Menutup
Mendaur ulang dan Membuang sampah pada tempatnya
Memantau
Plus
9
Menerapkan penggunaan penyemprotan insektisida selama
wabah berlangsung sebagai salah satu langkah vector- control darurat atau dikenal dengan fogging,
Menaburkan
serbuk
abate
(temephos)
pada
tempat
penampungan air
Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan cupang/ikan adu)
pada kolam air.
Menggunakan alat perlindunagn individual di rumah tannga
seperti penutup jendela, baju lengan panjang, kelambu, dll.
2. Pencegahan Sekunder Untuk demam berdarah yang parah, dilakukan pengobatan medic oleh dokter dan perawat yang berpengalaman. Pengobatan medic dapat menurunkan angka kematian lebih dari 20% sampai dengan 1%. Menjaga volume cairan tubuh pasien adalah hal yang sangat kritikal untuk pasien dengan demam berdarah yang parah. Diperlukan pengawasan pederita kontak dan lingkungan sekitar dengan melaporkan kejadian kepada instansi kesehatan setempat, mengisolasi atau waspada dengan menghindari penderita demam dari gigitan nyamuk pada siang hari dengan memasang kasa pada ruang perawatan penderita dengan menggunakan kelambu yang telah direndam dalam insektisida atau lakukan penyemprotan tempat pemukiman dengan insektisida yang punya efek knock down
terhadap
nyamuk
dewasa
ataupun
dengan
insektisida
yang
meninggalkan residu. Lakukan investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi. Selidiki tempat tinggal penderita 2 minggu sebelum sakit.
3. Pencegahan Tersier Untuk penderita DBD yang telah sembuh, diharapkan menerapkan pencegahan primer dengan sempurna. Melakukan stratifikasi daerah rawan wabah DBD diperlukan bagi dinas kesehatan terkait.
10
b. Penanggulangan 1. Diagnosis Dini
Diperlukan alat penunjang (laboratorium)
Perhatikan tanda kegawatan
Perlu monitor berkala : gejala dan laboratorium
2. Perhatian Khusus
Demam 3 hari atau lebih tanpa sebab
Minum air putih yang banyak
Pemeriksaan darah sebaiknya pada demam hari ke-3 atau lebih
3. Fogging Massal 4. Pemberantasan terpadu 5. Promosi Kesehatan
11
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada pad a telurnya telurn ya yang nantinya akan menjadi menjad i nyamuk. n yamuk. Virus memasuki tubuh ke manusia melalui gigitan nyamuk menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana virus melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Pencegahan dilakukan dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel tunggal) dalam tipe Plasmodium. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong ter golong amuba yang disebut diseb ut Plasmodium Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara yaitu secara alamiah dan non alamiah Secara Alamiah yaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria. Secara Non alamiah yaitu penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles
3.2
Saran Untuk pembaca agar bisa meningkatkan lagi pemahaman mengenai malaria
dan DBD dan lakukan usaha pencegahan semaksimal mungkin. Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mengenai berbahayanya Malaria dan DBD. Untuk pemerintah, tingkatkan lagi program pemberantasan Malaria dan DBD.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hinchliff, Sue.(1997).Kamus Keperawatan. Alih bahasa oleh dr.Andry Hartono.Jakarta: EGC Kozier, B. Erb, G Berman A.J . (1995). Fundamental of Nursing : concepts, process, and practice. Fifth Edition.California : Addison-Wesley Addison-Wesle y Publishing Company. Kunoli, Firdaus J. 2013. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular : Untuk Info Media Media Mahasiswa Kesehatan Masyarakat . Jakarta :Trans Info Najmah. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular . Jakarta : Trans Info Media Septiani, Gina. 2009. “Demam Berdarah Dengue dan Cara Pencegahannya”
dalam https://www.google.com/amp/s/ginaseptiani.wordpress/com/200 9/04/25/demam-berdarah-dengue-masalah-dan-cara penanggulangannya/amp/?espv=1 penanggulangann ya/amp/?espv=1 diakses pada 24 Agustus 2017 pukul 21.29 WHO. 2005. Pencegahan dan Pengendalian Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah . Jakarta : EGC http://www.voanews.com/indonesian/news/Butuh-10-15-Tahun-Lagi-untukTemukan-Vaksin-Malaria-129755538.html diakses pada 25 Agustus
2017
13