MAKALAH KASUS DBD DI KOTA BENGKULU
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Apriyanti Iis Dahlia Della Rezita Wenti Kusmiati Dini Anggraini Novi Ardana Nia Anggraini
1526030077 1526030072 1526030063 1526030064 1526030057 1526030054 1526030065
DOSEN PEMBIMBING
Dr Hj. Netty Herawati, DHSM, M.Si
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU TAHUN 2018
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, dengan judul “Kasus DBD di Kota Bengkulu”. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena it u, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi manfaat tersendiri bagi teman-teman sekalian.
Bengkulu,
Maret 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
2
C. Tujuan Penulisan .....................................................................
2
PEMBAHASAN
A. Materi .....................................................................................
3
B. Analisis situasi ........................................................................
8
C. Pembahasan ............................................................................
9
PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 11 B. Saran ........................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. DBD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut. Salah satu cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan Fogging. Selain itu juga dapat dilakukan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi untuk memberantas jentik nyamuk. Program studi Kesehatan Lingkungan Program Diploma tiga Kesehatan FIK UMS sebagai salah satu institusi yang dapat melaksanakan fogging merasa bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Sebagai wujud kepedulian itu maka dilaksanakan program fogging di beberapa daerah. Berbagai upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah dilaksanakan meliputi : promosi kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk, pencegahan dan penanggulangan faktor resiko serta kerja sama lintas program dan lintas sector terkait sampai dengan tingkat desa /kelurahan untuk pemberantasan sarang nyamuk. Masalah utama dalam upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum optimalnya upaya pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD tersebut perlu di tingkatkan antara lain pemeriksaan jentik secara berkala dan berkesinambungan serta menggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD.ut ke lapangan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penatalaksanaan DBD pada kasus di Kota Bengkulu ? 2. Apa upaya pemerintah dalam mengatasi kasus DBD di Kota Bengkulu
C. Tujuan
Dengan adanya kasus demam berdarah dangue (DBD) ini diharapkan masyarakat dapat mencegah dan mengetahui cara menanggulangi khususnya di Bengkulu
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Materi 1. Pengertian demam berdarah
DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ). DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001). Demam dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama terinfeksi virus ( Arif Mansjur : 2001). Menurut beberapa ahli pengertian DHF sebagai berikut: a. DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001). b. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman, 1996). 2. Penyebab penyakit demam berdarah
Penyebab utama adalah Arbovirus (Arthropodborn Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty). Yang vektor utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan: a. Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan seharihari. b. Sanitasi lingkungan yang kurang baik. c. Penyedaiaan air bersih yang langka.
3
Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang Aedes Aegypti 40-100 m. Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, (Noer, 1999). 3. Cara penularan penyakit demam berdarah Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty betina. a. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang : 1) Yang sakit DBD atau 2) Yang tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus dengue) 3) Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes Aegypti. b. Virus dengue yang terhisap akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. c. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. d. Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anakanak), ia akan segera menderita DBD. e. Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. f. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu. g. Tanda-tanda Penyakit Demam Berdarah Dengue 4. Tahap penyakit demam berdarah Tahap penyakit demam berdarah meliputi demam biasa, demam berdarah klasik, demam berdarah dengue atau hemoragik dan sindrom syok dengue, yakni sebagai berikut:
4
a. Demam berdarah (klasik) Gejala demam berdarah yang terjadi berbeda-beda tergantung pada usia pasien. Pada bayi dan anak-anak ditandai dengan ruam yang muncul. Pada usia remaja dan dewasa, penyakit demam berdarah ditandai dengan sakit kepala parah, demam tinggi dan nyeri dibelakang mata, nyeri pada tulang dan sendi, muntah dan mual dan ruam pada kulit. b. Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue atau sering disingkat menjadi DBD biasanya ditinjukkan dengan gejala seperti penderita demam berdarah klasik dan empat gejala utama lainnya yakni demam tinggi, pendarahan hebat dan diikuti pembesaran hati serta sistem sirkulasi udara yang memiliki kegagalan. Diagnosis lainnya pada DBD adalah kerusakan pembuluh darah, kerusakan pembuluh limfa,pendarahan di bawah kulit seperti memarkebiruan, trombositopenia dan jumlah sel darah merah merah yang meningkat. c. Sindrom syok dengue Sindrom syok dengue adalah tingkat yang paling tinggi dari infeksi virus dengue. Hal ini ditandai dengan pasien akan mengalami seluruh gejala penyakit demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue dan kebocoran cairan yang terjadi dipembuluh darah, perdarahan dan syok yang menyebabkan tekanan darah rendah dan berlangsung demam selama 2-7 hari. Awal terjadinya akan ditandai dengan tubuh dingin, sakit perut dan sulit tidur. 5. Tanda dan gejala penyakit demam berdarahan Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut : a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius). b. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
5
c. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya. d. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali). e. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok. f.
Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
g. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala. h. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi. i.
Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
j.
Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
6. Cara pengobatan penyakit demam berdarah Pada banyak kasus yang terjadi, DBD sering berujung pada kematian. Banyaknya kasus kematian yang terjadi sering kali diakibatkan karena ketidak tahuan dan lampannya penanganan terhadap penderita sehingga begitu penderita di bawa ke Rumah Sakit kondisinya sudah parah. Sebenarnya tidak ada pengobatan yang spesifik ataupun vaksin untuk demam berdarah. Bila anda pikir sesorang terkena demam berdarah, berikan mereka cairan sebanyak mungkin, bawa mereka ke puskesmas terdekat, dan hindarkan mereka dari nyamuk untuk menghindari yang lain terjangkiti juga. Penyakit ini dapat berlangsung hingga 10 hari, dan pemulihannya dapat memakan maktu 1 minggu hingga 4 minggu. Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu
6
dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus. Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian
antipiretika
Jika
anda
mengalami
panas
tinggi
yang
berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek darah anda. Apabila anda menemukan trombosit anda sudah di batas bawah normal (batas normal: 150.000-500.000), berhati-hatilah. Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sbb: a. Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik) b. Cobalah menurunkan panas dengan minum obat penurun panas c. Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi banyak juga yang tidak menganjurkannya) d. Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb) e. Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis). Sebenarnya, semua usaha di atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap serangan demam berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu (dan memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari jumlah leukosit dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka biasanya trombosit yang kemudian akan bertambah. 7. Cara pencegahan penyakit demam berdarah Saat ini, metode utama yang digunakan untuk mengontrol dan mencegah terjadinya demam berdarah dengue adalah dengan melakukan pemberantasan terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar virus dengue.
7
Nyamuk Aedes aegypti ini dapat berada di dalam rumah ataupun luar rumah. Di dalam rumah biasanya nyamuk tersebut suka bersembunyi di tempat yang gelap seperti di lemari, gantungan baju, di bawah tempat tidur dll. Sedangkan apabila di luar rumah nyamuk Aedes aegypti tersebut menyukai tempat yang teduh & lembab. Nyamuk betinanya biasanya akan menaruh telur-telurnya pada wadah air di sekitar rumah, sekolah, perkantoran dll, dimana telur tersebut dapat menetas dalam waktu 10 hari. B. Analisis Situasi
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bengkulu ternyata masih menjadi momok menakutkan. Terbukti di tahun 2017 ini tercatat sudah ada tiga pasien yang meninggal dunia. Bahkan kemarin (25/12), berdasarkan data terhimpun RB ada satu pasien yang meninggal dunia diduga karena terkena DBD. Pasien tersebut bernama RN (22) beralamat di Kelurahan Kampung Bali, Kota Bengkulu yang sebelumnya sempat dirawat RSUD Kota dan dirujuk ke RSMY Bengkulu. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Susylawati, S.Sos, SKM, M.Kes ketika dikonfirmasi belum mengetahui persis adanya laporan pasien yang diduga terkena DBD meninggal dunia. Ia mengungkapkan, secepatnya pihaknya akan menurunkan tim survei mengecek langsung kebenaran tersebut ke lapangan. “Kita belum dapat laporannya kalau ada yang meninggal dunia terkena DBD. Karena kita juga akan survei dulu, siapa tahu pasien tersebut ada penyakit komplikasi dan sebagainya. Jika benar terbukti terkena DBD kita juga akan lakukan fogging di lokasi sekitar kediamannya,” kata Susylawati. Diungkapkan Susylawati, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu terungkap bahwa kasus DBD tahun 2016 sebanyak 850 kasus. Sedangkan di tahun 2017 ini mengalami penurunan hanya 224 kasus. “Untuk tahun ini tercatat 2 pasien yang meninggal dunia. Jelas persoalan DBD ini pun menjadi perhatian serius bagi kami. Sebab jangan sampai kejadian BD luar biasa seperti tahun sebelumnya kembali terulang,” ujarnya.
8
Terkait kenapa DBD kembali menyerang Kota Bengkulu, sambung Susylawati, hal ini kemungkinan terjadi lantaran iklim di Kota Bengkulu tidak menentu, dan kurangnya kesadaran masyarakat membersihkan lingkungan. “Apalagi saat ini telah memasuki musim penghujan, hampir setiap tempat ada genangan air yang menjadi tempat favorit nyamuk berkembang biak. Makanya kita berharap masyarakat juga saling menjaga kebersihan lingkungannya,” imbau Susylawati. Sementara itu, Sekretaris Komisi I DPRD Kota, Hamsi, A.Md meminta, agar Dinkes Kota untuk berperan aktif turun ke lapangan terkait kasus DBD yang kembali merebak di Kota Bengkulu tersebut. “Jangan sampai kejadian luar biasa seperti tahun sebelumnya kembali terulang. Jika perlu rutin lakukan fogging di tiap kelurahan, itu bisa lebih efektif. Karena dana untuk fogging itu sudah kita anggarkan,” tegas Hamsi. C. Pembahasan
Walaupun angka penderita DBD pada Januari 2017 cukup banyak tapi tidak sampai menelan korban jiwa karena cepat mendapatkan perawatan medis. Untuk mengantisipasi meningkatnya korban DBD di Bengkulu, Dinkes Provinsi setempat mengimbau Dinkes kabupaten dan kota agar melakukan fogging atau pengasapan di daerah yang sudah ditemukan korban DBD. Hal ini dilakukan agar korban DBD di daerah setempat tidak bertambah lagi. Selain itu, dengan dilakukan fogging nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembang biak dengan cepat di daerah Bengkulu tersebut. Dinkes Bengkulu juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan gerakan 3M, yakni menguras, menimbun, dan membakar. Jika gerakan 3M ini dapat dilakukan dengan baik oleh masyarakat, maka akan terhindar dari DBD. Warga juga diimbau agar menutup genangan air yang ada di sekitar tempat tinggal. Sebab, genangan air merupakan tempat nyamuk penyebab DBD berkembang biak. Apalagi pada musim hujan nyamuk ini akan sangat cepat berkembang biak.
9
Karena itu, jika ada genangan air di sekitar rumah segera diatasi. Demikian pula kaleng bekas dan tumpukan sampah yang ada di sekitar tempat tinggal agar dibersihkan atau dibakar. Dengan demikian, tidak menjadi sarang nyamuk penyebab DBD. "Sekarang ini intensitas hujan di Bengkulu, masih tinggi sehingga potensi nyambuk penyebab DBD untuk berkembang biak cukup tinggi. Karena itu, tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk harus dibersihkan agar tidak terkena DBD. Hal senada diungkapkan Kadis Kesehatan Kota Bengkulu, Herwan Antoni. Ia mengatakan, untuk mengantisipasi agar korban DBD di daerah ini tidak bertambah lagi pihaknya segera melakukan pengasapan atau fogging di daerah yang sudah ditemukan penderita penyakit DBD. Kita segera menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan fogging di daerah yang sudah ditemukan korban DBD. Ini kita lakukan agar korban tidak bertambah lagi ke depan," ujarnya. Diharapkan seharusnya, pengasapan dilakukan di seluruh wilayah Kota Bengkulu, tapi karena anggaran terbatas, maka hanya dilakukan di wilayah yang sudah ditemukan korban DBD. Kita berharap dengan adanya fogging ini korban DBD tidak bertambah lagi di Kota Bengkulu. Warga juga diminta menjaga kebersihan di sekitar rumah sehingga akan terhindar terkena DBD.
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Saat ini, metode utama yang digunakan untuk mengontrol dan mencegah terjadinya demam berdarah dengue adalah dengan melakukan pemberantasan terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar virus dengue. Terbukti di tahun 2017 ini tercatat sudah ada tiga pasien yang meninggal dunia. Bahkan kemarin (25/12), berdasarkan data terhimpun RB ada satu pasien yang meninggal dunia diduga karena terkena DBD. Nyamuk Aedes aegypti ini dapat berada di dalam rumah ataupun luar rumah. Di dalam rumah biasanya nyamuk tersebut suka bersembunyi di tempat yang gelap seperti di lemari, gantungan baju, di bawah tempat tidur dll. Sedangkan apabila di luar rumah nyamuk Aedes aegypti tersebut menyukai tempat yang teduh & lembab. Nyamuk betinanya biasanya akan menaruh telur-telurnya pada wadah air di sekitar rumah, sekolah, perkantoran dll, dimana telur tersebut dapat menetas dalam waktu 10 hari.
B. Saran
Dengan adanya kasus tersebut diharapkan masyarakat dapat menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan 3M akan menghindari kit a terjangkit virus DBD.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritasatu.com/nasional/413075-selama-januari-2017-ratusan-warga bengkulu-terkena-dbd.htmlWidoyono.PENYAKIT TROPIS Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan pemberantasannya.Erlangga:Jakarta.2011 Handrawan Nadesul. Cara mudah mengalahkan demam berdarah. Kompas Media Nusantara:Jakarta.2007 Hadinegoro Sri Rezeki H.et al. Tata laksana Demam Berdarah dengue di Indonesia. Dinas Kesehatan Propinsi riau:Riau.2005 https://www.neliti.com/id/publications/186319/evaluasi-program penanggulangan-penyakit-demam-berdarah-dengue-dbd-di-puskesmas http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/2017/12/26/dbd-kembali-renggut-nyawa/
12