9
ii
iii
MAKALAH KOMUNITAS III
MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN NOLLA J. PENDER
(MODEL PROMOSI KESEHATAN)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
ARTADRINIA ZIKRUL L. (009 STYC 13)
DIAN EFITA YANTI (018 STYC 13)
HELMI YATI ASRI (035 STYC 13)
KHAERUL UMAM (048 STYC 13)
MUHAMMAD SOPIAN (063 STYC 13)
NI NYOMAN SULASTRI (072 STYC 13)
RAMDINA EKA YANTI (080 STYC 13)
SITI KHADIJAH (092 STYC 13)
ZULFAH NURRAHMAN ( 105 STYC 13)
ABDUL AZIS (002 STYC 13)
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah "Model Konseptual Keperawatan Nolla J. Pender (Model Promosi Kesehatan)" ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Penulis juga berterima kasih pada Dosen Pembimbing mata kuliah Komunitas III yang telah menugaskan pembuatan makalah ini dan membimbing penulis dalam menyusun makalah.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang "Model Konseptual Keperawatan Nolla J. Pender (Model Promosi Kesehatan)". Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang ikut membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Mataram, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penulisan 2
Ruang Lingkup 2
Metode Penulisan 3
Sistematika Penulisan 3
BAB 2 PEMBAHASAN 4
Sejarah Nolla J. Pender 4
Promosi Kesehatan 5
Paradigma Keperawatan 7
Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender 11
Penjelasan Model HPM Pender 16
BAB 3 PENUTUP 26
Simpulan 26
Saran 26
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teori keperawatan adalah sebagai usaha menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Salah satu tujuan pokok pembangunan kesehatan adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan, pencegahan dan penyembuhan. Hal ini sesuai dengan prilaku masyarakat yang di harapkan dalam Indonesia Sehat yaitu: bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya k/esehatan. Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat, walaupun pada kenyataannya derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah mencanangkan Indonesia Sehat, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma sehat, yang salah satunya menekankan pendekatan promotif dan preventif dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat. Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitikberatkan pada pelayanan diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan. Perubahan paradigma ini menempatkan perawat pada posisi kunci dalam peran dan fungsinya. Hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan yang lain dilakukan oleh perawat.
Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan preventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nolla. J Pender dengan menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang "Health Promotion Model "atau model promosi kesehatan. Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis (Alligood, 2014). Makalah ini akan mencoba membahas tentang model promosi kesehatan dari Nolla J. Pender serta komponen paradigma keperawatan tentang model promosi kesehatan.
Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Memperoleh gambaran Nursing Theories dari Model Promosi Kesehatan dari Nolla J. Pender dalam lingkup pelayanan keperawatan.
Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mendeskripsikan Sejarah Nolla J. Pender
Mahasiswa mampu mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender dalam lingkup komponen paradigma
Ruang Lingkup Penulisan
Pembahasan makalah ini dibatasi pada pembahasan tentang Model. Promosi Kesehatan dan lingkup komponen paradigma model promosi kesehatan.
Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi melalui buku referensi dan internet.
Sistematika Penulisan
BAB I: Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan,
Sistematika Penulisan.
BAB II : Pembahasan
BAB III: Penutup meliputi: Simpulan dan Saran
BAB 2
PEMBAHASAN
Sejarah Nolla J. Pender
Teori model konseptual Nolla J. Pender dilatar belakangi oleh adanya suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini terjadi dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam memandang sebuah penyakit dan berbagai gejala penyebabnya, bukan sebagai fokus pelayanan kesehatan saja. Pada perubahan paradigma inilah yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Hampir semua lapisan dibidang pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan promosi dan preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan oleh para perawat. Oleh karena adanya promosi dan preventif kesehatan yang cenderung dilakukan dan diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan model konseptual dari Nolla J. Pender yang berjudul " Health Promotion Model " atau model promosi kesehatan.
Nolla J. Pender lahir pada tanggal 16 Agustus 1941 di Lansing, Michigan. Ketertarikan pada keperawatan bermula dari Nolla J. Pender berusia 7 tahun, pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang menolong orang lain.
Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima bekerja di unit bedah RS Michigan. Tahun 1964, meraih gelar BSN di Universitas State Michigan di East Lansing, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan di Universitas Michigan di raih pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikolog dan pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas North Western di Evanston. Illinois.
Pernihakannya dengan Albert Pender seorang asisten professor di bidang bisnis dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan tentang keperawatan dalam perspektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996.
Promosi Kesehatan
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan public yang sehat. Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas, lingkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup. Perawat mengerti dan memikirkan usaha peningkatan derajat kesehatan. Dan telah menetapkan skema untuk upaya peningkatan derajat kesehatan:
Kesehatan individu
Individu berperan dalam penentuan status kesehatan mereka sendiri. Peningkatan derajat kesehatan individu itu pada tingkat membuat keputusan pribadi dan praktek. Setiap derajat peningkatan harus mempertimbangkan dalam formulasi kesehatan nasional melalui usaha peningkatan derajat kesehatan.
Kesehatan keluarga
Keluarga berperan dalam perkembangan dan kepercayaan kesehatan dan tindakan kesehatan. Masing-masing keluarga mempunyai sebuah karakter yang berbeda, nilai, peran, dan kekuatan struktur. Gaya orang tua dan lingkungan keluarga dapat memberikan kesehatan atau sebaliknya. Lebih banyak perhatian harus diberikan kepada perkembangaan strategi untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
Kesehatan komunitas
Berdasarkan pendapat dune, kesehatan kelompok yang baik perilaku mampu memperbaiki kondisi kehidupan keluarga dan kelompok.
Kesehatan lingkungan.
Tingkat dari kesehatan lingkungan yang baik berefek luas ke individu, keluarga, dan komunitas dapat sampai kepotensi optimal mereka. Kesehatan lingkungan yang baik adalah manifestasi dalam keharmonisan dan keseimbangan diantara dua manusia disekeliling mereka.
Kesehatan masyarakat.
Sebuah masyarakat yang baik adalah semua anggota masyarakat mempunyai standar hidup menemukan kebutuhan dasar manusia dan mengajak dalam beraktifitas yang cepat kepotensi mereka. Sebuah masyarakat yang baik adalah anggota masyarakat yang mau membantu dan bertanggungung jawab untuk kesehatan.
Teori pemahaman untuk promosi kesehatan & proteksi kesehatan
Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned Behavior
Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemauan dibawah kontrol bukan sebagai hambatan untuk menunjukkan perilaku. Kepercayaan merupakan class dari pondasi dalam struktur konseptual, dengan memperhatikan perilaku. Model ini memperhatikan prediksi dan bergantian, sehingga perilaku mengikutinya.
Social Cognitive Theory (Self-Efficacy)
Teori kognitif sosial adalah sebuah pendekatan teori yang menjelaskan perilaku manusia. Dengan perspektif individu merupakan adanya suatu kekuatan pada dirinya bukan control yang otomatis pada stimulus eksternal. Perilaku manusia menerangkan adanya kejadian secara timbal balik pada tindakan yang menentukan adanya interaksi dengan yang lainnya. Persepsi self-efficacy adalah mempertimbangkan salah satu kekuatan untuk menyelesaikan sebuah tingkatan penampilan dalam perilaku yang spesifik.
The Theory Of Interpersonal Behavior
Sebuah model perilaku meliputi afektif dan psikologis dalam kekuatan yang menerangkan perilaku ini merupakan factor yang memberikan perhatian dalam model-model perilaku lainnya.
Cognitive Evaluation Theory
Motifasi manusia adalah dasar dari sebuah susunan dalam kebutuhan psikologisnya: dari penentuan dirinya, kompetensi dan hubungan interpersonal. Menentukan dirinya dan motivasi intrinsic (IM) adalah konsep utama dalam teori. Motivasi intrinsic adalah energi dalam kebutuhan dalam dirinya dan hubungan dalam kompetensi untuk nilai perilaku personal.
The Interaction Model Of Chen Health Behavior
Model interaksi kesehatan klien berfokus pada karakteristik, klien dan factor eksternal pada klien untuk menyediakan keterangan secara komprehensif pada tindakan langsung terhadap pengurangan resiko dan promosi kesehatan.
Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan menggabungkan konsep orang, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan (Alligood 2014). Konsep-konsep ini secara independen signifikan, namun interlaced untuk membentuk sebuah model dari disiplin keperawatan. Mengingat interpretasi yang unik dari setiap konsep, pemanfaatan teori keperawatan tertentu bergantung pada pandangan dunia.
Konsep manusia adalah multidimensi dan menggabungkan sosial ekonomi, budaya, biologis, dan psikologis varians. Pengalaman hidup membentuk kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan serta kemampuan mereka untuk meramalkan konsekuensi dari perilaku ini. Setiap orang memiliki pandangan yang unik dari dunia karena nuansa luar biasa yang telah dibuat, kepribadian dan persepsi mereka.
Hubungan antara orang dan lingkungan mereka dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada kesehatan mereka. Akses ke makanan bergizi, paparan bahaya kesehatan, dan perilaku pribadi berisiko adalah pengamatan dilihat dalam pengaturan klinis. Dampak yang kurang mudah terlihat termasuk situasi hidup, norma-norma budaya/masyarakat, dan sistem dukungan sosial.
Konsep kesehatan dianggap sebagai keadaan pikiran yang mungkin ada meskipun kehadiran penyakit kronis atau penyakit. Kesehatan diukur pada kontinum di mana periode penyakit dapat menggoyahkan kemampuan seseorang untuk mempertahankan homeostasis. Oleh karena itu, di saat krisis, penekanan ditempatkan pada proses penyakit. Namun, status kesehatan seseorang dapat meningkat selama krisis sebagai perilaku mereka berubah, menciptakan perbaikan ditandai dalam perasaan mereka secara keseluruhan kesejahteraan. Defisit perawatan kesehatan baik dapat diperburuk atau dibantu oleh unsur-unsur dari komponen lainnya.
Perawat memainkan peran penting dalam memfasilitasi kemampuan pasien untuk mengenali dan mencapai keseimbangan dalam hidup. Untuk mendukung klien dalam usaha ini perawat harus mengidentifikasi apa yang berharga untuk klien dalam jangka pendek sambil membantu klien dalam mengembangkan tujuan jangka panjang. Memberdayakan klien dengan pengetahuan dan memberikan intervensi perawat khusus melibatkan kolaborasi dan introspeksi.
Nolla J. Pender pada tahun 1982 dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana orang melihat kesehatan mereka dan bagaimana latar belakang dan kekuatan lingkungan tindakan pribadi langsung; akhirnya, fungsinya adalah untuk memprediksi potensi perilaku kesehatan yang positif untuk kelompok individu atau (Sakraida 2014). Promosi kesehatan di mana-mana dalam keperawatan. Oleh karena itu, model ini dapat diterapkan dalam arti luas. Namun, hal itu dapat diterapkan pada tingkat individu sedangkan akuntansi untuk pengalaman sosial budaya yang unik untuk menjelaskan fenomena perilaku mempromosikan kesehatan (Kearney-Nunnery, 2008). Pender merevisi model ini terakhir pada tahun 2006 untuk lebih meningkatkan kegunaannya dalam mengembangkan intervensi keperawatan dalam mempromosikan kesehatan (McCullagh, 2013). Revisi menekankan peran bahwa harapan memiliki dalam memprediksi kemanjuran intervensi keperawatan dan meningkatkan status kesehatan klien (Ho, Berggren & Dahlborg-Lyckhage, 2010).
HPM membagi proposisi utama dalam tiga kategori utama: karakteristik individu dan pengalaman, kognisi perilaku spesifik dan mempengaruhi, dan hasil perilaku (Kazer & Fitzpatrick, 2012). Penentu utama lebih dikategorikan dalam proposisi ini untuk memprediksi perilaku mempromosikan kesehatan. Kognisi perilaku spesifik diidentifikasi sebagai manfaat yang dirasakan tindakan, hambatan untuk bertindak, self-efficacy, aktivitas terkait mempengaruhi, pengaruh interpersonal, dan pengaruh situasional (Sakraida 2014). Komitmen seseorang untuk sebuah rencana tindakan, serta tuntutan dan preferensi bersaing selanjutnya diukur untuk memprediksi hasil (McCullagh, 2013).
McCullagh (2013) menegaskan bahwa inti dari HPM didasarkan pada teori-teori perilaku manusia, yang menganalisis dinamika motivasi pribadi; yang paling berpengaruh adalah teori sosial-kognitif (SCT) dan teori kepentingan (EVT). Hambatan tindakan yang bisa dikembangkan untuk tindakan keperawatan tetapi sangat tergantung pada kesiapan untuk bertindak oleh pasien (Stark, Chase, & DeYoung, 2010). Apakah aktual atau yang dirasakan, hambatan untuk tindakan mungkin termasuk "waktu, ketidaknyamanan, kesulitan perilaku, serta biaya personal" (Stark et al., 2010). tuntutan attentional seperti kemampuan untuk multitask dan memproses informasi baru, serta tuntutan afektif, yang mencakup reaksi emosional terhadap stres, kesepian, dan kerugian harus dipertimbangkan karena dapat membatasi perilaku promosi kesehatan, terutama pada populasi lanjut usia (Stark et al., 2010). Menurut McGuire & Anderson, hambatan yang dirasakan diidentifikasi sebagai faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku promosi kesehatan.
Asumsi utama dari teori ini fokus pada unsur-unsur paradigma yang Pender gambarkan yakni:
Manusia
Manusia sebagai makhluk holistik yang berusaha untuk mewujudkan sebuah negara yang optimal dari aktualisasi diri dengan menggunakan atribut bawaan dan eksistensial untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mencapai keseimbangan (Sakraida 2014). Isyarat ini sementara membimbing seseorang menuju negara yang sejahtera sepanjang kontinum melalui jalur yang paling resistensi. Meskipun manusia tersebut dipandang sebagai diri regulator independen, penyedia layanan kesehatan berpengaruh dalam memprovokasi perubahan gaya hidup dengan peran-pemodelan dan memberikan wawasan (Sakraida 2014). HPM ini didorong oleh persepsi klien keberhasilan; apakah perilaku akan menghasilkan hasil yang diinginkan tergantung pada upaya yang dilakukan dan tingkat kesulitan.
Manusia dalam model promosi kesehatan mengacu pada individu yang merupakan fokus utama dari model pender ini, setiap orang memiliki karakteristik pribadi yang unik dan pengalaman yang mempengaruhi tindakan selanjutnya. Diakui bahwa individu belajar perilaku kesehatan dari keluarga dan comunity, sehingga model mencakup komponen untuk penilaian dan intervensi pada keluarga dan comunity tingkat serta pada tingkat individu.
Konsep Pender tentang manusia tersebut adalah jumlah dari pengalaman dan kategori atribut pribadi termasuk biologis, psikologis, dan pengaruh sosial budaya (Sakraida 2014). Lebih khusus, Pender mencari pandangan yang paling komprehensif dan optimis manusia dan mendefinisikan status kesehatan sebagai keadaan halus keseimbangan antara masing-masing orang dan atau lingkungannya (McCullagh, 2013). Orang berusaha untuk pertumbuhan dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan hisor nya.
Lingkungan
Lingkungan dalam teori Pender ini didefinisikan sebagai pengaruh interpersonal dan situasional, bukan kekuatan statis. Lingkungan mengacu pada keadaan fisik, interpersonal, dan ekonomi di mana orang hidup. Kualitas lingkungan tergantung pada tidak adanya zat beracun, ketersediaan makanan dan sebagainya.
Sehat
Model Pender ini memandang kesehatan sebagai keadaan makhluk yang bervariasi dalam tingkat sepanjang kontinum, yang dipengaruhi oleh pengubah internal dan eksternal. "Pender mendefinisikan kesehatan sebagai aktualisasi potensi manusia yang melekat dan diperoleh melalui perilaku yang diarahkan pada tujuan, perawatan diri yang kompeten, dan hubungan yang memuaskan dengan orang lain untuk menjaga integritas struktural dan harmoni "(McCullagh, 2013).
Perawat
Dalam model Pender ini perawat memainkan peran utama dalam memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada klien untuk mempromosikan self-efficacy, yang dibuat lebih efektif bila kepercayaan praktisi dirasakan dalam keterampilan nya sendiri/ pengetahuan yang luas. Tujuan utama dari perawat adalah untuk membantu orang dan bisa merawat diri sendiri.
Model Promosi Kesehatan Menurut Nolla J. Pender
Pengertian Teori Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model/HPM)
Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik. Bagan RPM dapat dilihat sebagai berikut:
Faktor persepi kognitifPersepsi control kesehatanPersepsi efektifitas diriDefinisi kesehatanPersepsi status kesehatanPersepsi manfaat perilaku promosi kesehatanPersepsi hambatan terhadap perilaku promosi kesehatanFactor modifikasiKarakteristik demografiKarakteristik biologiinterpersonalFactor situasiMenetapkan perilaku promosi kesehatanSyarat untuk bertindakPartisipasi dlm perilaku peningkatan kesehatanFaktor persepi kognitifPersepsi control kesehatanPersepsi efektifitas diriDefinisi kesehatanPersepsi status kesehatanPersepsi manfaat perilaku promosi kesehatanPersepsi hambatan terhadap perilaku promosi kesehatanFactor modifikasiKarakteristik demografiKarakteristik biologiinterpersonalFactor situasiMenetapkan perilaku promosi kesehatanSyarat untuk bertindakPartisipasi dlm perilaku peningkatan kesehatanModel Promosi Kesehatan Nola J, Pender
Faktor persepi kognitif
Persepsi control kesehatan
Persepsi efektifitas diri
Definisi kesehatan
Persepsi status kesehatan
Persepsi manfaat perilaku promosi kesehatan
Persepsi hambatan terhadap perilaku promosi kesehatan
Factor modifikasi
Karakteristik demografi
Karakteristik biologi
interpersonal
Factor situasi
Menetapkan perilaku promosi kesehatan
Syarat untuk bertindak
Partisipasi dlm perilaku peningkatan kesehatan
Faktor persepi kognitif
Persepsi control kesehatan
Persepsi efektifitas diri
Definisi kesehatan
Persepsi status kesehatan
Persepsi manfaat perilaku promosi kesehatan
Persepsi hambatan terhadap perilaku promosi kesehatan
Factor modifikasi
Karakteristik demografi
Karakteristik biologi
interpersonal
Factor situasi
Menetapkan perilaku promosi kesehatan
Syarat untuk bertindak
Partisipasi dlm perilaku peningkatan kesehatan
Model Promosi Kesehatan Nola J, Pender
Sumber : Tommey dan Alliod, 2006. Nursing Theorist and Their Work
Philadelphia,. Mosby
Komponen Teori Model Promosi Kesehatan
Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai beriku .
Teori Nilai Harapan (Etpectancy-Value Theory)
Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dari perilakunya akan tetap digunakan dalam dirinya, ada 2 hal pokok yaitu :
Hasil tindakan bernilai positif
Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang diinginkan.
Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Teori model interaksi yang meliputi Iingkungan, manusia dan perilaku yang saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada:
Pengarahan diri (self direction)
Pengaturan diri (self regulation)
Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy).
Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar:
Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai petunjuk untuk tindakan yang akan datang.
Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu
Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk generasi dan mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu melakukan trial dan error
Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi diri untuk memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan eksternal untuk menciptakan motivasi dalam bertindak.
Refleksi diri, berpikir tentang proses pikir seseorang dan secara aktif memodifikasinya.
Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan refleksi diri. Kepercayaan diri terdiri dari :
Pengenal diri (self atribut)
Evaluasi diri (self evaluation)
Kemajuan diri (self efficacy).
Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman, belajar dari pengalaman yang lain persuasi verbal dan respons badaniah terhadap situasi tertentu. Kemajuan diri merupakan fungsi dari kemampuan (capability) yang berlebihan yang membentuk kompetensi dan kepercayaan diri. Kemajuan adalah konstruksi sentral dari HPM.
Asumsi dari Model Promosi Kesehatan
Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup di mana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.
Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya.
Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang kompleks, berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.
Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.
Proposisi Model Promosi Kesehatan
Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
Manusia melakukan perubahan perilaku di mana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.
Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan tindakan dan perbuatan dari perilaku.
Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.
Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat menambah hasil positif.
Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.
Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.
Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.
Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.
Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.
Penjelasan Model HPM Pender
Keuntungan2 dari tindakan yang dirasakanPenghambat2 untuk bertindak yang dirasakan Kemajuan diri dirasakanTindakan yang terkait yang mempengaruhiPengaruh hubungan interpersonal (klg, kelompok, provider), norma dukungan dan modelPengaruh situasional; pilihan, sifat kebutuhan; estetikaKomitment pd Rencana TindakanKebutuhan bersaing segera (control rendah) & Pilihan2 (Kontrol tinggiMetode Perilaku Promosi Kesehatan (HPM)Sifat2 & Pengalaman IndividuPerilaku Spesifik Pengetahuan dan SikapHasil PerilakuHubungan dengan perilaku sebelumnyaFaktor Pribadi;biologi,psikologis, social budayaKeuntungan2 dari tindakan yang dirasakanPenghambat2 untuk bertindak yang dirasakan Kemajuan diri dirasakanTindakan yang terkait yang mempengaruhiPengaruh hubungan interpersonal (klg, kelompok, provider), norma dukungan dan modelPengaruh situasional; pilihan, sifat kebutuhan; estetikaKomitment pd Rencana TindakanKebutuhan bersaing segera (control rendah) & Pilihan2 (Kontrol tinggiMetode Perilaku Promosi Kesehatan (HPM)Sifat2 & Pengalaman IndividuPerilaku Spesifik Pengetahuan dan SikapHasil PerilakuHubungan dengan perilaku sebelumnyaFaktor Pribadi;biologi,psikologis, social budayaKerangka Konseptual Model Promosi Kesehatan
Keuntungan2 dari tindakan yang dirasakan
Penghambat2 untuk bertindak yang dirasakan
Kemajuan diri
dirasakan
Tindakan yang terkait yang mempengaruhi
Pengaruh hubungan interpersonal (klg, kelompok, provider), norma dukungan dan model
Pengaruh situasional; pilihan, sifat kebutuhan; estetika
Komitment pd Rencana Tindakan
Kebutuhan bersaing segera (control rendah) & Pilihan2 (Kontrol tinggi
Metode Perilaku Promosi Kesehatan (HPM)
Sifat2 & Pengalaman Individu
Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap
Hasil Perilaku
Hubungan dengan perilaku sebelumnya
Faktor Pribadi;
biologi,psikologis,
social budaya
Keuntungan2 dari tindakan yang dirasakan
Penghambat2 untuk bertindak yang dirasakan
Kemajuan diri
dirasakan
Tindakan yang terkait yang mempengaruhi
Pengaruh hubungan interpersonal (klg, kelompok, provider), norma dukungan dan model
Pengaruh situasional; pilihan, sifat kebutuhan; estetika
Komitment pd Rencana Tindakan
Kebutuhan bersaing segera (control rendah) & Pilihan2 (Kontrol tinggi
Metode Perilaku Promosi Kesehatan (HPM)
Sifat2 & Pengalaman Individu
Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap
Hasil Perilaku
Hubungan dengan perilaku sebelumnya
Faktor Pribadi;
biologi,psikologis,
social budaya
Revisi Model Promosi Kesehatan (Pender, N.J, Murdaugh, C.L., & Parsons, M.A (2002). Promosi kesehatan dalam praktik keperawatan dikutip dart Tomey & Alligood (2006) hal 458.
Karakteristik dan pengalaman individu
Perilaku sebelumnya
Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi kesehatan saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan yang mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara otomatis.
Pengaruh tidak langsungnya adalah melalui persepsi pada self efficacy, manfaat, hambatan dan pengaruhi aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut. Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum saat itu ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai informasi yang akan dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut di kemudian waktu. Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut. Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level/kadar efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.
Faktor personal
Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis dan social budaya. Faktor–faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk secara alami oleh target perilaku.
Faktor biologis personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan.
Faktor psikologis personal
Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan diri, motivasi, kemampuan personal, status kesehatan, dan definisi sehat
Faktor social kultural
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi
Perilaku spesifik pengetahuan dan sikap (behaviour-spesific cognitionsand affect)
Manfaat tindakan (perceived benefits of actions)
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi manfaat merupakan representasi mental dan konsekuensi perilaku positif berdasarkan teori expecting value.
Hambatan tindakan yang dirasakan (perceived barriers to actions)
Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan, Hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas: persepsi mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan dan personal cost dari perilaku yang diberikan.
Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku/gayahidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan harnbatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi promosi kesehatan secara langsung dengan bertindak sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk merencanakan tindakan.
Kemajuan diri (perceived self efficacy)
Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment/keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan. Perceived self efficacy adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost) sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam domain motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan keterampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan/ menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil.
Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe informasi :
Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau umpan balik yang diberikan
Pengalaman-pengalaman dan mengobservasi performan-ce orang lain dan hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dan orang lain.
Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana seseorang menyatakan kemampuannya
Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity related affect. Semakin positif affeck, semakin besar persepsi eficacynya, sebaliknya self eficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang tinggi akan mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku yang ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung dengan harapan efficacy dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.
Activity-related affect (sikap yang berhubungan dengan aktivitas)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku, didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan, sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam memori dan dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul terhadap tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-related), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related).
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negatif kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan perasaan positif dan negatif. Dengan demikian, keseimbangan di antara afek positif dan negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut merupakan hal yang penting untuk diketahui.
Activity-related affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negatif dan positif harus diuraikan sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek, perasaan negatif diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak rnengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara self-efficacy dan activity related affect.
McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat latihan merupakan predictor yang penting terhadap efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan sebagai sumber informasi efficacy. Dengan demikian, activity-related Affect dikatakan mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui self-efficacy dan komitmen terhadap rencana tindakan.
Interpersonal Influences
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman, dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi: norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial (dorongan instrumental dan emosional) dan modeling (pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan perilaku promosi kesehatan. Norma sosial mernbentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan sosial untuk suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku kesehatan dan merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku dalam teori kognitif sosial. Pengaruh interpersonal mernpengaruhi perilaku promosi kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan, contoh pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal, individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian.
Situational influences (pengaruh situasional)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada, kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada lingkungan yang tidak aman dan mengancarn. Lingkungan yang menarik juga lebih diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan.
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan karakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta. Kedua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam mengembangkan strategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerimaan dan pemeliharaan perilaku kesehatan.
Hasil perilaku
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke arah perilaku yang di harapkan.
Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA).
Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada tidak. Kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan berperilaku. Tanggung jawab dalam merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif:
Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian, dengan mengabaikan pilihan berkompetensi
Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan, membawa dan memperkuat perilaku
Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahwa perencanaan tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di implementasikan. Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering mengahasilkan tujuan yang baik, namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan
Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan
Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetisi.
Tingkat dimana individu mampu melawan pilihan kompetensi tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari "memberi" pilihan kompetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan, mengemudi dengan melewati pusat rekreasi, selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak baik/menghitungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.
Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi perkembangan atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain. Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri. Komitmen yang kuat dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat kebutuhan akan kornpetisi atau pilihan. Didalarn HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan.
Perilaku promosi kesehatan
Variable pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek kehidupan, menghasilkan pengalarnan kesehatan yang positif disepanjang proses kehidupan
BAB 3
PENUTUP
Simpulan
Dengan perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan preventif Nolla. J Pender telah menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang "Health Promotion Model" atau model promosi kesehatan. Dimana model tersebut menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif social (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu hal yang logis dan ekonomis.
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan masyarakat, mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan public yang sehat. Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas, linkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup.
Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik.
Saran
Mahasiswa
Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga penulis mendapatkan data untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Pendidikan
Pada Prodi Keperawatan, khususnya perpustakaan, agar dapat menyediakan buku-buku yang sudah mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber referensi untuk materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan dijadikan makalah selanjutnya.
Perawat
Sebagai pelaku kesehatan dan penyuluh kesehatan diharapkan dapat memberikan contoh dalam melakukan perubahan perikaku sehat untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dalam Promosi Kesehtan sangat diperlukan peran perawat dan dapat diterapkan pada seluruh subjek keperawatan individu, keluarga, kelompok maupun komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work (8th ed.). St. Louis, MO: Elsevier/Mosby.
Ho, A., Berggren, I., &Dahlborg-Lyckhage, E. (2010). Diabetes empowerment related to Pender's Health Promotion Model: a meta-synthesis. Nursing & Health Sciences, 12(2), 259-267.doi:10.1111/j.1442-2018.2010.00517.x
Kazer, M., & Fitzpatrick, J. (2012).Encyclopedia of Nursing Research. New York, NY: Springer Pub.
Kearney-Nunnery, R. (2008). Advancing Your Career: Concepts of Professional Nursing. Philadelphia: F.A. Davis.
McCullagh, M. C. (2013). Health promotion. In S. J. Peterson, & T. S. Bredow (Eds.), Middle range theories- application to nursing research (3rd ed. (pp. 224-234). Philadelphia, PA: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Sakraida, T. J. (2014). Health promotion model. In M. R. Alligood (Ed.), Nursing theorists and their work (8th ed. (pp. 396-416). St. Louis, MO: Elsevier/Mosby.
Stark, M., Chase, C., &DeYoung, A. (2010). Barriers to Health Promotion in Community Dwelling Elders.Journal of Community Health Nursing, 27(4), 175-186.doi:10.1080/07370016.2010.515451