T U GA GA S I N D I V I D U
MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN “
”
PELAYARAN DAN AKTIFITAS KENELAYANAN
OLEH:
HERI SURIYONO I1A1 14 004 MSP B
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga sehingga penulis masih diberi, kesehatan kekuatan serta nikmat yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini meskipun penulis sadar bahwa masih banyak terapat kekurangankekurangan yang harus dibenahi Tak lupa Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Wawasan Kemaritiman yang telah membimbing penulis, agar tugas ini dapat terselesaikan dengan cepat. Penulis juga banyak mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang telah memberi motivasi kepada penulis agar penulis juga dapat menyelesaikan tugas ini. Makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui pengetahuan tentang pelayaran dan aktifitas kenelayanan. Tugas ini dibuat oleh penulis dengan berbagai macam rintangan baik dari dalam maupun luar pribadi penulis. Walaupun laporan ini masih memiliki kelebihan dan kekurangan, penulis mohon saran dan kritiknya. Terima kasih Kendari,1 juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………..…………….. ……………………………..……………..
i
DAFTAR ISI………………………………………….………….
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang………………………………… Belakang…………………………………..…….
1
1.2.Rumusan Masalah……………………… Masalah……………………….. ..…… ……..……..
2
1.3.Tujuan dan Manfaat…………………… Manfaat …………………….. ..……… ………..…..
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hak Pelayaran…………………… Pelayaran ……………………... ...……. …….
3
2.2. Kenelayanan……………………………….…………
5
BAB III PENUTUP
3.1.Simpulan……………………………………... 3.1.Simpulan…………………………………… ...……… ………
7
3.2.Saran…………………………………………………..
7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Negara kepulauan yang memiliki
laut yang yang sangat sangat
luas.Bangsa Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudra yang menyebabkan lalu lintas pelayaran antara kedua benua harus dapat di kontrol. Dalam sejarah laut bangsa indonesia dikenal sebagai sarana vital bagi perdagangan internasional karena perdagangan atau ekspor-impor barang antarnegara tersebut diangkut oleh kapal melalui pelayaran di laut, dan sampai sekarang pelayaran yang mengangkut barang-barang ekspor-impor itu mendominasi kurang lebih 90 persen. Pelayaran internasional itu dikuasai oleh Negara-negara maju yang memiliki armada kapal yang besar dan kuat, sehingga Negara-negara berkembang meskipun memiliki laut belum mendapatkan keuntungan yang optimal optimal dari pelayaran internasional internas ional tersebut. Bangsa Indonesia juga sejak dahulu hidup dan bergantung pada laut. segala aktifitas mereka seperti menangkap ikan, berada pada laut. Menurut UU no 31 tahun 2004 orang yang mata pencahariannya melakukan menangkap ikan disebut nelayan. Nelayan Indonesia pada umunya tinggal di daerah pesisir. Kehidupan nelayan di Indonesia sangat bergantung pada keadaan cuaca. 1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tugas ini yaitu: a. Pengertian hak pelayaran? b. Kenelayanan? 1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam tugas ini yaitu: a. Mengetahui pengertian hak pelayaran b. Mengetahui kenelayanan dan segala aktifitasnya
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Hak Pelayaran
Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime. Hak pelayaran ialah bagian dri hak maritime yang telah ditetapkan oleh Negara sehingga hak pelayaran juga telah diatur dalam perundangundangan. Pelayaran internasional berada dalam wadah organisasi dunia, yang disebut International Maritime Organization atau IMO yang bermarkas di London. IMO telah banyak mengeluarkan berbagai aturan pelayaran internasional yang mengikat setiap Negara termasuk Indonesia dan Indonesia juga telah meratifikasi beberapa perjanjian internasional di buat IMO tersebut. Dalam pelayaran dikenal dengan beberapa hak dalam pelayaran yaitu hak lintas damai,hak lintas transit dan hak lintas alur kepulauan. Hak lintas damai dan bukan damai
Dalam Pasal 17 Konvensi mengatur bahwa kapal dari semua Negara baik Negara pantai maupun Negara tidak berpantai mempunyai hak lintas damai melalui laut territorial. Pasal 18 Konvensi memberikan pengertian lintas (passage), yaitu berlayar atau navigasi melalui laut territorial untuk tujuan melintasi laut tanpa ta npa memasuki perairan pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut (roadsteads). Pasal 19 Konvensi menyebutkan bahwa lintas adalah damai selama tidak menggangu kedamaian, ketertiban atau keamanan Negara pantai, sedangkan lintas dianggap bukan damai apabila membayakan kedamaian, ketertiban, atau keamanan Negara pantai.
Hak lintas transit
Dalam Pasal 37 menyatakan bahwa lintas transit (transit ( transit passage) passage) berlaku pada selat selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara satu bagian laut lepas (high seas) seas) atau zona ekonomi eksklusif dan bagian laut lepas atau zona ekonomi eksklusif lainnya. Sedangkan hak lintas transit itu sendiri terdapat dalam Pasal 38 Konvensi yang mengatakan bahwa semua kapal ( ships) ships) dan pesawat udara (aircraft ( aircraft ) mempunyai hak lintas transit yang tidak boleh dihalangi. Hak lintas alur kepulauan
Dalam pasal 53 Suatu Negara Kepulauan dapat menentukan alur laut dan rute penerbangan di atasnya, yang cocok digunakan untuk lintas kapal dan pesawat udara asing yang terus menerus dan langsung serta secepat mungkin melalui atau diatas perairan kepulauannya dan laut teritorial yang berdampingan dengannya. Semua Kapal dan Pesawat Udara menikmati hak lintas alur laut kepulauan dalam alur laut dan rute penerbangan demikian. Lintas alur laut kepulauan berarti pelaksanaan hak pelayaran dan penerbangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi ini dalam cara normal semata-mata untuk melakukan transit yang terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang antara satu bagian laut lepas atau ZEE dan bagian laut lepas atau ZEE lainnya 2.2. Kenelayanan
Kenelayanan berasal dari kata nelayan. menurut undang-undang no 31 tahun 2004 nelayan ialah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Menurut Ensiklopedia Indonesia (1990), Nelayan >>> orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung sebagai mata pencaharian Penggolongan sosial nelayan ditinjau dari 3 sudut pandang : a. Segi penguasaan alat-alat produksi/peralatan tangkap
- Nelayan pemilik - Nelayan buruh b. Tingkat skala investasi modal usaha - Nelayan besar - Nelayan kecil c. Tingkat teknologi peralatan tangkap yang digunakan - Nelayan modern - Nelayan tradisional Faktor -Faktor Penyebab Kemiskinan Kemiskina n Nelayan
Kemiskinan ialah ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup khususnya kebutuhan hak dasar, seperti pangan, kesehatan, pendidikan, dsb. Penyebab kemiskinan nelayan yaitu faktor alamiah dan faktor non alami. a) Faktor alamiah - Fluktuasi musim - musim penangkapan ikan - Struktur alamiah sumberdaya ekonomi b) Faktor non alamiah - Berhubungan dgn keterbatasan daya jangkau teknologi penangkapan
ikan - Ketimpangan dalam sistem bagi hasil - Tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja - Lemahnya penguasaan jaringan pemasaran hasil tangkapan - Belum berfungsix koperasi nelayan yang ada Pola Strategi Strategi & Adaptasi Nelayan
Pola strategi adaptasi meliputi:
Pembentukan rumah tangga yang luas>>> hidup secara berkelompok dengan rumah tangga lain dalam satu pemukiman
Pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari menerapkan prinsip “asal perut kenyang” tanpa memperhatikan lagi nilai gizi & nutrisi yang terkandung dalam makanan
Menghadapi musim panceklik >>> membina hubungan patro-klien dalam aktifitas kerja
Bekerja secara serabutan >>> bekerja tidak hanya melakukan penangkapan ikan >>> nelayan cenderung mencari pekerjaan tambahan
BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan
Bangsa Indonesia memiliki laut yang sangat luas dan merupakan Negara dengan pertemuan dua benua (benua asia dan Australia) dan dua samudra (samudra pasifik dan hindia). Hal ini i ni menyebabkan lalu lintas pelayaran kapal antara kedua benua harus melewati perairan. Bangsa Indonesia memegang peranan penting dalam lalulintas pelayaran tersebut. Untuk mencegah agar tidak terjadi kesalahan dalam pelayaran pemerintah telah membuat undangundang yang membahas tentang pelayaran di Indonesia. Nelayan umumnya tinggal di daerah pesisir,Berbagai aktifitas tiap harinya mereka lakukan.Salah satu persoalan hidup yang harus mereka hadapi yaitu masalah kemiskinan,pemerintah Indonesia telah menyediakan sarana dan prasarana untuk menghadapi persoalan tersebut,namun baru hanya sebagian nelayan yang merasakan fasilitas tersebut. 3.2. Saran
Indonesia yang memiliki laut sangat luas itu tidak diimbangi dengan kekuatan pelayaran baik pelayaran nasional dengan asas cabotage apalagi pelayaran internasionalnya. Perlu Perbanyak sosialisasi kepada para nelayan, guna mengontrol segala aktifitas nelayan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairul, S.H. 1989. Hukum Internasional, Horizon Baru Hukum Laut Internasional. Djambatan: Konvensi Hukum laut 1982, , Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial . Bandung: Humaniora Utama Press,