A. KONSEP Definisi 1. Duvall Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota 2. WHO, 1969 Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. 3. Bergess, 1962 Yang dimaksud keluarga adalah : a. Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi. b. Anggota tinggal bersama dalam satu rumah. c. Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial. d. Mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat tetapi mempunyai keunikan tersendiri. 4. Helvie, 1981 Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan berhubungan erat. 5. Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989 Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. 6. Departemen kesehatan RI, 1998 Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan(Karin) 7. Reisner ( 1980 ) Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek. 8. Logan’s ( 1979 ) Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. 9. BKKBN ( 1992 ) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dengan anaknya atau ibu dengan anaknya.(sarah) Sandi- ikatan imosional dalam peran dan tugas. Hidup bersama. Berinteraksi 1 sama lain. meningkT Dari definisi diatas tentang keluarga maka disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1 Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. 2 Anggota keluarganya biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 3 Anggotya keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak, adik. 4 Mempunyai tujuan yaitu menciptakan dan mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota. (desy) B. Karakteristik Keluarga : - Terdiri dari 2 orang atu lebih individu yang diikat oleh hubngan darah, perkawinan, atau adopsi - Anggota keluarga biasanya hidp bersama atau jika terpisah tetap akan mempeehatikan satu sama lain. - Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran soaial. - Mempnyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya serta meningkatkanperkembanagn fisik, psikososial, social keluarga yang lain. -
Karakteristik keluarga sehat 1. Menurut Beavers dan Hampson Keluarga yang berfungsi secara optimal ditandai dengan: a. Menunjukan tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang tinggi dalam menghadapi masalahnya secara terus menerus b. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan mereka dengan jelas, terbuka, dan spontan. c. Menghargai perasaan anggotanya d. Mengharapkan anggota keluarga untuk memikul tanggung jawab pribadi terhadap tindakan yang mereka lakukan e. Menunjukan perilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama lain Dalam keluarga ini, orang tua merupakan pemimpin yang nyata dan saling memerhatikan. Akan tetapi ditemukan beberapa keterbatasan gambaran Beavers mengenai keluarga yang kesehatannya optimal. Kritik paling banyak terhadap hal ini adalah bahwa keluarga yang terlibat dalm observasi ini kebanyakan keluarga kulit putih, kelas menengah, dengan dua orang tua. 2. Menurut McCubbin dan Thompson (1998) Keluarga dianggap berfungsi dengan baik jika keluarga dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap budaya dan komunitas umum. 3. Menurut Pratt (1976) Keluarga yang kuat memiliki kontak yang aktif dan beragam dengan berbagai kelompok dan organisasi lain. Yaitu sebagai cara untuk meningkatkan, mendukung, dan memenuhi minat serta kebutuhan anggota keluarganya 4. Menurut Goldenberg (2000) Keluarga yang berfungsi dengan baik adalah keluarga yang mendorong individu yang ada dalam keluarga untuk meraih potensi dirinya. Keluarga yang sehat memberikan kebebasan yang dibutuhkan anggota keluargauntuk mengeksplorasi dan menemukan jati diri, sementara pada saat yang sama memberikan perlindungan dan keamanan yang mereka butuhkan untuk meraih potensi dirinya. C. TIPE KELUARGA Tipe Keluarga menurut Sussman (1974) dan Maclin (1988) 1. Keluarga Tradisional a. Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan, adopsi, atau keduanya. b. Keluarga Besar (Extended Family) Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakeknenek, paman-bibi) 2. Keluarga Non-Tradisional a. Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah b. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo) c. Keluarga homoseksual (gay dan atau lesbian) d. Keluarga komuni yaitu keluarga dengan lebih dari satu pasang monogami dengan anak-anak secara bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-sumber yang ada. Tipe Keluarga menurut Anderson Carter 1. Keluarga inti (nuclear family) : terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. 2. Keluarga besar (extended family) : keluarga inti ditambah sanak saudara seperti nenek, sepupu, paman. 3. Keluarga berantai (serial family) : terdiri atas wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. 4. Keluarga duda/janda (single family) : terjadi karena adanya perceraian atau kematian. 5. Keluarga berkomposisi : keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. 6. Keluarga kabitas : dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk satu keluarga.
Tipe Keluarga menurut Konteks Keilmuan dan Pengelompokan Orang 1. Traditional nuclear : keluarga inti tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya bekerja diluar rumah. 2. Reconstituted nuclear : pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/ istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah dengan anak-anaknya, baik itu anak dari perkawinan lama/ hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. 3. Middle age/ Aging couple : suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau keduanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir. 4. Dyadic nuclear : suami istri yang sudah berumur dan tak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah. 5. Single parent : satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-anak dapat tinggal di rumah/ di luar rumah. 6. Dual carrier : suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak. 7. Commuter married : suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. 8. Single adult : wanita/ pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin. 9. Three generation : tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah. 10. Institusional : anak-anak/ orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti. 11. Comunal : satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas. 12. Group marriage : satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dri anak-anak. 13. Unmaried parent and child : ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi. 14. Cohibing coiple : dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. 15. Gay and lesbian family : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. D. BENTUK KELUARGA Menurut “ Kamanto Sunarto” (1993 ; 159-160), keluarga dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk : 1. Berdasarkan keanggotaannya, terdiri dari keluarga batih dan luas. 2. Berdasarkan garis keturunan, terdiri dari keluarga patrilineal, matrilineal, dan keluarga bilateral. 3. Berdasarkan pemegang kekuasaannya, terdiri dari keluarga patriahat, matriahat, dan keluarga equalitrian. 4. Berdasarkan bentuk perkawinan, terdiri dari keluarga monogami, pologami, dan kelurga poliandri. 5. Berdasarkan status social ekonomi, terdiri dari keluarga golongan rendah, menengah dan golongan tinggi. 6. Berdasarkan keutuhan terdiri atas keluarga utuh, keluarga pecah / bercerai dan keluarga pecah semu. E. CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA 1. Suami sebagai pengambil keputusan 2. Merupakan sustu kesatuan yang utuh 3. Berbentuk monogram 4. Bertanggung jawab 5. Pengambil keputusan 6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa 7. Ikatan kekeluargaan sangat erat 8. Mempunyai semangat gotong royong F. STRUKTUR KELUARGA 1. Peran Formal keluarga Peran formal keluarga atu tertutup merupakan peran eksplisit yang terkandung dalam struktur keluarga (ayah,suami,dll) Nye dan gecas (1976) mengidentifikasi delapan peran dasar yang menysusn posisi social suami-ayah dan isteri-ibu: Provider, pengurus rumah tangga, pengasuh anak, rekreasional, peran pertemanan (memelihara hubungan dengan keluarga pihak ayah dan ibu), terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan), peran seksual.
Kenneedy (1989) dalam tinjauan literature mengenai keayahan digambarkan sebagai pengawas moral, pencari nafkahyang jauh, dan model peran jenis kelamin. 2. Peran Informal keluarga Peran informal keluarga bersifat implicit, sering kali tidak yampak pada permukaannya, dan diharapkanmampu memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga dan atau memelihara keseimbangan keluarga. Disamping itu keberadaan peran iformal diperlukan untuk memenuhu kebutuhan integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga. Contoh peran informal Pendorong. Pendorong memuji dan menerima kontribusi keluarga Penyelaras Penghalang Negosiator Dominator Ciri – ciri struktur keluarga (Anderson Carter) Terorganisir : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga Ada keterbatasan : setiap anggota keluarga memerlukan kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dan menjalankan fungsi tugasnya masing-masing. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masingmasing. Desy) G. FUNGSI KELUARGA Friedman (1988) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga : 1. Fungsi afektif Fungsi afektif berkaitan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basic kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga mengembangkan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga. Adanya perceraian, kenakalan anak, atau masalah lain yang sering timbul dalam keluarga dikarenakan fungsi afektif yang tidak terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk melaksanakan fungsi afektif : Memelihara saling asuh (mutual nurturance) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, dan saling mendukung antar anggota. Setiap anggota yang mendapat kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain, maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim dalam keluarga merupakan modal dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar keluarga atau masyarakat. Prasyarat untuk mencapai saling asuh adalah komitmen dasar dari masing-masing pasangan dan hubungan perkawinan yang secara emosional memuaskan dan terpelihara. Keseimbangan saling menghargai Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang positif dimana tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun sebagai anak, sehingga fungsi afektif akan tercapai. Keseimbangan saling menghormati dapat dicapai apabila setiap anggota keluarga menghormati hak, kebutuhan, dan tanggung jawab angggota keluarga yang lain. Orang tua perlu menyediakan struktur yang memadai dan panduan yang konsisten sehingga batas-batas bisa dibuat dan dipahami. Namun perlu dibentuk fleksibilitas dalam sistem keluarga agar memberikan ruang gerak bagi kebebasan berkembang menjadi individu. Pertalian atau ikatan dan identifikasi Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan individu dalam keluarga adalah pertalian (bonding) atau kasih sayang (attachment). Ikatan dimulai sejak pasangan sepakat untuk memulai hidup baru. Ikatan antara anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya. Keterpisahan dan Kepaduan Untuk merasakan dan memenuhi kebutuhan psikologis, anggota keluarga harus mencapai pola keterpisahan (separatness) dan keterpaduan (connectedness) yang memuaskan. Anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap keluarga menghadapi isu-isu keterpisahan dan kepaduan dengan cara yang unik. 2. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1986). Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar didiplin, belajar norma-norma, budaya, dan prilaku melalui hubungan dan interaksi di dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di masyarakat. 3. Fungsi Reproduksi Dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan, sehingga menambah sumber daya manusia. 4. Fungsi Ekonomi Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,dan tempat tinggal maka keluarga memerlukan sumber keuangan. 5. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup atau mampu menyelesaikan masalah kesehatan. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, 1998 adalah sebagai berikut: 1) Mengenal masalah kesehatan keluarga Keluarga atau orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya. 2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan untuk memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang tejadi dapat dikurangi atau teratasi. 3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesahatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. 4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
5)
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan,ketentraman, dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat Apabila mengalami gangguan kesehatan, keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya, sebagai contoh: keluarga dapat berkonsultasi kepada tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit. (rosi)
Indonesia membagi fungsi keluarga menjadi delapan dengan bentuk operasional yag dapat dilakukan oleh setiap keluarga (UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun1994), yaitu: 1 Fungsi Keagamaan a Membina norma/ ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga b Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku hidup sehari-hari seluruh anggota keluarga c Memberikan contoh konkret dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari ajaran agama. d Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya disekolah dan masyarakat. e Membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. 2 Fungsi Budaya a Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.. b Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai c Membina tuga-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi dunia. d Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berprilaku yang baik (positif) sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi. e Membina budaya keluarga sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat/ bangsa untuk menunjang terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. 3 Fungsi Cinta Kasih a Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar-anggota keluarga (suamiistri-anak) ke dalam symbol-simbol nyata (ucapan, tingkah laku) secara optimal dan terusmenerus b Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar-anggota keluarga maupun antar- keluarga cyang satu dengan yang lainya secara kuantitatif dan kualitatif. c Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang. d Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. 4 Fungsi Perlindungan a Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga. b Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. c Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera 5 Fungsi Reproduksi a Membina kehidupan keluarga sebagia wahana pendidikan reproduksi sehat baik baik anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya. b Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.
c
Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. d Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. 6 Fungsi Sosialisasi a Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkunagn keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama. b Menyadari, merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. c Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak/ kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat. d Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersa menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. 7 Fungsi Ekonomi a Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. b Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian , keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. c Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras, dan seimbang. d Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. 8 Fungsi Pelestarian Lingkungan a. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga. b. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan ekstern keluarga. c. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang, antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat disekitarnya. d. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera Tiga Fungsi Pokok Keluarga (desy) 1. Asih Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. 2. Asuh Menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, social dan spiritual. 3. Asah Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. Fungsi Keluarga yang Berhubungan dengan Struktur : Struktur egalisasi: masing-masing keluarga mempunyai hal yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi) Struktur yang hangat, menerima dan tolerans Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka: mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty dan authenticity) Struktur yang kaku: suka melawan dan tergantung pada peraturan Struktur yang bebas: tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes) Struktur yang kasar: abuse (menyiksa, kejam dan kasar) Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
Disorganisasi keluarga (disfungi idividu, stress emosional).
H. PENDEKATAN KEPERAWATAN KELUARGA a. Level Keluarga Pendekatan dalam keperawatan keluarga (Stanhope & Lancaster, 2004) 1. Keluarga sebagai kontek (Family as Context) Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua Fokus pelayanan keperawatan: individu Individu/anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan 2. Keluarga sebagai klien (Family as Client) Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota keluarga Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada keluarga secara keseluruhan 3. Keluarga sebagai system (Family as System) Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang berinteraksi Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara bersamaan Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan (seperti: hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua) 4. Keluarga sebagai komponen sosial (Family as Component of Society) Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual, ekonomi, dan kesehatan. Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem yang lebih besar yaitu masyarakat Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan saling memberi layanan. b. Pengambilan keputusan dalam perawatan kesehatan keluarga Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota keluarga yang di tuakan. Merekalah yang menentukan masalah dan kebutuhan dasar pengambilan keputusan adalah: hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga kewenangan dan otoritas yang diakui oleh masing-masing anggota keluarga hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota keluarga yang bermasalah. c. Prinsip keperawatan keluarga Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga secara keseluruhan Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan
Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi I. TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA Tahap perkembangan keluarga • Carter & McGoldrick (family therapi perspective, 1989) 1. Keluarga antara : masa bebas (pacaran) dewasa muda 2. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan 3. Keluarga yang memiliki anak muda (anak usia bayi sampai usia sekolah) 4. Keluarga yang memiliki anak dewasa 5. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah 6. Keluarga lansia • Duvall (sociological perspective, 1985) 1. Keluarga baru menikah 2. Keluarga dgn kehamilan pertama 3. Keluarga dengan anak baru lahir 4. Keluarga dengan anak pra sekolah 5. Keluarga dengan anak usia sekolah 6. Keluarga dengan anak remaja 7. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa 8. Keluarga yang hanya terdiri dari orang tua saja / keluarga usia pertengahan 9. Keluarga lansia ( rosi) Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval) 1. Keluarga baru menikah - membina hubungan intim - bina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial - mendiskusikan rencana punya anak 2. Keluarga dengan anak baru lahir - persiapan mjd ortu - adaptasi klg baru , interaksi klg, hub. Seksual 3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah - memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah,rasa aman - membantu anak untuk bersosialisasi - mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar - pembagian tanggungjawab - kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak 4. Keluarga dengan anak usia sekolah - membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar - mempertahankan keintiman pasangan - memenuhi kebutuhan yang meningkat 5. Keluarga dengan anak remaja - memberikan kebebasan seimbang dan bertanggung jawab - mempertahankan hubungan intim dengan keluarga - komunikasi terbuka : hindari debat, permusuhan - persiapan perububahan sistem peran 6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa - perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended - pertahanakan keintiman pasangan - membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru - penataan kembali peran orang tua 7. Keluarga usia pertengahan - pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
- hubungan serasi dan memuaskan dengan anak- anaknya dan sebaya - meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehilangan pasangan,kekuatan fisik,penghasilan - pertahankan keakraban pasangan - melakukan life review masa lalu 9. Keluarga usia tua - pertahankan suasana saling menyenangkan -adapatasi perubahan : kehilangan pasangan,kekuatan fisik,penghasilan - pertahankan keakraban pasangan - melakukan life review masa lalu (karina) J. TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA Tingkat kemandirian keluarga Kemandirian tingkat 1 o Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas o Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan Keluarga Mandiri tingkat II o Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas o Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan o Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar o Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang di anjurkan Keluarga Mandiri tingkat III o Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas o Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan o Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar o Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan o Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif o Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif Keluarga Mandiri tingkat IV o Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas o Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan o Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar o Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan o Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif o Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif o Melaksanakan tindakan promotif secara aktif H. PERAN KELUARGA DAN PERAN PERAWAT KELUARGA : 1. Teori dan Definisi Peran : a) Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem ( Kozier.Barbara,1995:21 ). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya dan diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesional. B) Konflik Peran Konflik terjadi ketika okupan dari suatu posisi merasa bahwa ia berkonflik dengan harapan – harapan yang tidak sesuai ( Hardi&Hardi :1988 ). Macam Konflik Peran
1. Konflik Antar Peran Adalah konflik yang terjadi jika pola – pola perilaku atau norma norma dari satu peran tidak kongruen dengan peran lain yang dimainkan secara bersamaan oleh individu. (2) Intersender Role Conflict Suatu konflik dimana didalamnya dua orang atau lebih memegang harapan harapan yang berkonflik, menyangkut pemeranan suatu peran ( La Rocca, 1978 ). (3) Person Role Conflict Meliputi suatu konflik antar nilai nilai eksternal yang dikomunikasikan kepada perilakuoleh orang lain dan melemparkan sesuatu kedalam situasi yang penuh dengan stress peran. C) Peran-Peran Formal Keluarga Berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga adalah peran, peran terkait yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Nye dan Gecas mengidentifikasi 8 peran dasar yang membentuk posisi social sebagai suami – ayah, dan istri – ibu : (1) Peran Sebagai Penyedia (2) Sebagai Pengatur Rumah Tangga (3) Perawatan Anak (4) Sosialisasi Anak (5) Rekreasi (6) Persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal ) (7) Peran Terapeutik ( memenuhi hubungan afektif pasangan) (8) Peran Seksual D) Peran Informal Keluarga (1) Pendorong Pendorong, memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi darai orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dengan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar. (2) Pengharmonis Pengharmonis yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota penhibur menyatukan kembali perbedaan pendapat. (3) Inisiator-Kontributor Mengemukakan dan menunjukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah masalah atau tujuan-tujuan kelompok. (4) Pendamai (5) Penghalang (6) Dominator (7) Penyalah (8) Pengikut (9) Pencari Nafkah (10) Martik ( tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya berkorban untuk anggota keluarga) (11) Keras Hati (12) Sahabat (13) Kambing Hitam Keluarga ( masalah anggota keluarga yang telah diidentifikasi dalam keluarga sebagai korban atau tempat pelampiasan ketegangan dan rasa bermusuhan, baik secara jelas atau tidak ) (14) Penyaluran (15) Perawat Keluarga (16) Pioneer Keluarga (17) Kordinator Keluarga (18) Distraktor dan Orang Yang Tidak Relevan (19) Penghubung Keluarga (20) Saksi
E) Peran Perawat 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien (keluarga) dengan menggunakan proses keperawatan. 2. Pengenal kesehatan (health monitor) : perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatan nya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga. 3. Advokat klien : Perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dan tenaga kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu keluarga untuk memahami semuainformasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. 4. Pendidik klien : perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat, sehingga keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahui. 5. Koordinator : perawat berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik secara berkelompok atau individu. 6. Kolaborator : perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan askep guna memenuhi kebutuhan dasar keluarga. 7. Pembaru : perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku, meningkatkan keterampilan keluarga agar menjadi sehat. 8. Pengelola : perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga dan kepuasan oleh kelu 9. Penyuluh dan konsultan : perawat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga. 10. Fasilitator : dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya. Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Keluarga mempunyai fungsi : 1. Penyusunan rencana program dan kebijakan pembangunan di bidang promosi kesehatan, kesehatan keluarga dan perbaikan gizi masyarakat. 2. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas di bidang promosi kesehatan, kesehatan keluarga dan perbaikan gizi masyarakat. Penkes dan Promosi Kesehatan Promosi kesehatan ibu, anak dan program KB Promosi kesehatan anak usia sekolah Promosi kesehatan kesehatan remaja dan kesehatan reproduksi Promosi kesehatan kesehatan kerja Promosi kesehatan kesehatan usia lanjut Promosi kesehatan kesehatan lingkungan Promosi kesehatan pencegahan penyakit menular dan pemberantasannya Promosi kesehatan pengobatan dasar Prioritas Kegiatan Promosi Kesehatan PAMSIMAS Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit berbasis air dan lingkungan, dilakukan dengan dua kegiatan pokok yaitu : a). Perubahan perilaku buruk yang masih terjadi di masyarakat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tentang : • Stop buang air besar sembarangan • Cuci tangan pakai sabun. • Mengelola air minum dan makanan yang aman. • Mengelola sampah dengan benar. • Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman b). Pembangunan sarana :
• Pembangunan jamban keluarga. • Pembangunan sarana air bersih. Promosi Kesehatan Rumah Tangga/Masyarakat Program kesehatan di masyarakat menekankan pada kegiatan kampanye dan aktivitas lainnya dengan target-target sasaran tertentu di dalam masyarakat. Fasilitator masyarakat dan petugas kesehatan setempat seperti sanitarian/petugas kesehatan lingkungan, PKK, kader desa dan bidan desa secara bersama-sama dapat melakukan kegiatan promosi kesehatan. Target/sasaran kegiatan seperti ibu muda yang mempunyai anak bayi/balita, ibu hamil, remaja putri, kelompok perempuan dan kelompok laki-laki, karang taruna, kelompok miskin dan kelompok menengah ke atas. Yang perlu di perhatikan adalah kemampuan membaca dari masyarakat dan kesederhanaan pesan yang di sampaikan. Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan di Masyarakat, adalah : • Penyuluhan kelompok terbatas • Penyuluhan kelompok besar (masa) • Pemutaran film/video • Pemasangan poster • Pembagian leaflet • Kunjungan rumah • Pagelaran kesenian • Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa • Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air • Pelatihan kader, unit kesehatan • Kunjungan/wisata kerja ke daerah lain • Penyuluhan dengan metode demonstrasi • Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education) • Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum Pengkajian Keperawatan Keluarga Data Umum 1 Kepala Keluarga (KK) : Tn. L (40thn) 2 Alamat dan telepon : RT 01 RW 05 Desa Tanjung Sari 3 Pekerjaan KK : 4 Pendidikan KK : 5 Komposisi keluarga : 6 Tipe Keluarga : besar 7 Suku Bangsa : 8 Agama : 9 Status sosial ekonomi keluarga : 10 Aktivitas rekreasi keluarga : Genogram: No Nama J. Hub dg Umu Pendidika Pekerjaan Status Klm KK r n Kes. 1 Ibu B P Ibu 60 Sehat 2 Ny .N P Istri 35 Sehat 3 An. G Anak 18 Sehat 4 An. I Anak 14 Sehat 5 An. Z Anak 7 Sehat Catatan: Bila mempunyai anak balita, tuliskan status imunisasinya pada status kesehatannya. 2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dengan anak usia remaja. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Keluarga selalu berusaha memenuhi tugas perkembangan keluarganya secara bertahap. 3. Riwayat kesehatan keluarga saat ini Semua anggota keluarga sehat. 4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Keluarga Tn. L jarang mengalami masalah kesehatan. 5. Data Lingkungan a. Karakteristik rumah :nLingkungan Rumah bersih dan teratur b. Denah rumah : c. Karakteristik tetangga dan komunitasnya : d. Mobilitas geografis keluarga e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
f. System pendukung keluarga : g. Status Keluarga 6. Struktur peran Mereka semua dapat berperan sesuai tata nilai yang berlaku di Indonesia dan wilayah setempat. 7. Nilai atau norma keluarga Mereka semua dapat berperan sesuai tata nilai yang berlaku di Indonesia dan wilayah setempat. 8. Pola komunikasi keluarga Komunikasi antar keluarga lancer. Setiap keputusan yang berhubungan dengan anggota keluarga selalu dilakukan secara musyawarah dengan mempertimbangkan pendapat seluruh anggota keluarga. Anak-anak selalu terbuka untuk menyampaikan segala kesedihan dan kebahagiaan kepada orang tua dan anggota keluarga. 9. Struktur kekuatan keluarga Ayah punya kekuasaan yang tidak terbantahkan jika berurusan tentang pendidikan anak. Ibu punya kuasa tentang pemilihan tempat bermain dan rekreasi anak-anak. 10. Fungsi Keluarga Fungsi ekonomi: Tidak hanya Tn. L yang bertanggung jawab, Ny. N juga berperan dalam fungsi ekonomi keluarga. Fungsi mendapatkan status sosial: Fungsi pendidikan: Fungsi sosialisasi: Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan Tn. L dan Ny. N sudah dapat menyebutkan upaya upaya promosi kesehatan yang penting dilakukan dalam keluarga. Mereka menyatakan mau melaksanakan upaya peningkatan kesehatan keluarga. Tindakan yang sudah dilakukan berupa olah raga secara rutin bersama keluarga minimal 3 kali perminggu. Ny. N selalu memasak dan menyediakan makanan seimbang setiap harinya. a Mengenal masalah kesehatan: b Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan: c Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit: d Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat: Tn. L dan Ny. N selalu berusaha menjaga kondisi kesehatan lingkungan rumah tetap bersih dan teratur e Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan: Keluarga ini selalu memeriksakan kondisi kesehatan seluruh anggota keluarga setiap 3 bulan sekali. Fungsi religious: Fungsi rekreasi: Fungsi reproduksi: Jumlah anak 3, jarak antara anak pertama dan anak kedua 4 tahun, an jarak antara anak kedua dan ketiga 7 tahun. Ny. N memutuskan untuk tidak melaksanakan fungsi reproduksi dalam keluarga. Fungsi afeksi: e. Stress dan koping keluarga Stressor jangka pendek dan panjang Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor Strategi koping yang digunakan Strategi adaptasi disfungsional (karina) f. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga Hasil pemeriksaan menunjukan semua anggota keluarga g. Harapan keluarga DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Merdeka Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Jakarta:EGC Murwani, Arita. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:EGC. http://www.dinkesprovkepri.org/profil/bid-promkes-dan-kesga (diakses 11 Desember 2011) tugas perkembangan keluarga. - Agak bermasalah, , remaja udah mulai mencari identitas diri. - Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan keluarga Fase keluarga : anak remaja 13-7 tahun kemudian. Tahap per Kembangan keluarga: menghadapi anak usia remaja. Untuk makalah ada analisis. Terkait yang diatas. Coba untuk diingat istilah” lainnya, dipahami. Digali lagi lebih dalam. Menganalisa stress dan koping keluarga dalam pasien ini. Nilai kelurga, struktur peran. Tuan a cuba dikatkan kekasusnya,