makalah interaksi gen
BAB I PENDAHULUAN
Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas. Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda
( monohibrid) akan
menghasilkan rasio genotipe 1!1 dan rasio fenotipe "1. Sementara itu, persilangan dengan dua sifat beda ( dihibrid) dihibrid) menghasilkan menghasilkan rasio fenotipe fenotipe #""1, #""1, hanya berlaku berlaku apabila apabila kedua pasang gen yang me$arisi kedua pasang sifat tersebut masing%masing terletak pada ! kromosom kromosom yang berlainan, dan masing%masin masing%masing g mengekspres mengekspresikan ikan sifatnya sifatnya sendiri. sendiri. &eberapa &eberapa cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bah$a penga$asan suatu sifat kadang ' kadang tidak dilakukan oleh suatu pasang gen saa, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen yang mengadakan interaksi ( kerasama ). an hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. *ada 1#+, -.&atenson dan ./ *unnet menemukan bah$a pada persilangan 0! dihasilkan rasio fenotipe 1 1 1 ". Mereka menyilangkan kacang kapri berbunga ungu yang serbuk sarinya lonong dengan kacang kapri berbunga mearah yang serbuk sarinya bundar. asio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari hukum mendel yang seharusnya seharusn ya pada keturunan kedua (0!), perbandingan perbandingan fenotipenya # " " 1. *ada 1#1+, seorang sarana 2merika yang bernama 3.H Morgan dapat memecahkan misteri misteri terseb tersebut. ut.Mor Morgan gan menemu menemukan kan bah$a bah$a kromos kromosom om mengan mengandun dung g banya banyak k gen dan mekanisme pe$arisannya menyimpang dari hukum Mendel. Hingga saat ini, telah diketahui bah$a lalat lal at buah memiliki kira ' kira 4+++ gen,padahal lalat buah hanya memiliki pasang kromosom saa. Sepasang di antaranya memiliki ukuran kecil sekali, menyerupai dua buah titik. 5adi, dalam sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saa melainkan puluhan,bahkan ratusan gen. *ada umumnya gen memiliki pekeraan sendiri s endiri ' sendiri untuk menumbuhkan karakter, tetapi ada beberapa genyang berinteraksi atau menumbuhkan karakter. 6en tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom yang berbeda. Interaksi antar gen akan menimbulkan perbandingan fenotipe keturunan yang menyimpang dari hukum Mendel, keadaan ini disebut penyimpangan hukum Mendel. Menurut mendel, perbandingan fenotipe 0! pada persilangan dihibrid adalah # " " 1. 2pabila teradi penyimpangan hukum Mendel, perbandingan fenotipe dapat menadi # " , # 7 atau 1! " 1. *erbandingan tersebut merupakan modifikasi dari # " " 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Interaksi Gen Inte Interak raksi si gen gen adala adalah h peny penyim impan panga gan n semu semu terh terhad adap ap huku hukum m Mend Mendel el yang yang tida tidak k
meli melibat batka kan n modi modifi fika kasi si nisb nisbah ah fenot fenotip ipe, e, tetap tetapii meni menimb mbulk ulkan an feno fenotip tipe%f e%fen enot otip ipee yang yang merupakan hasil kera sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Selain teradi interaksi antar alel, interaksi uga dapat teradi secara genetik. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya peristi$a aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio fenotipe, tetapi menimbulkan menimbulkan fenotipe%feno fenotipe%fenotipe tipe yang merupakan merupakan hasil kera sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. *eristi$a semacam ini dinamakan interaksi gen menurut ( Suryo !++1). *eristi$a interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh -. &ateson dan ./. *unnet setelah mereka mengamati pola pe$arisan bentuk engger ayam. Menurut -illiam . Stansfield ( 1##1 4 ) fenotipe adalah hasil produk gen yang diba$a diba$a untuk untuk dieksp diekspresi resikan kan ke dalam dalam lingku lingkunga ngan n tertent tertentu. u. 8ingku 8ingkunga ngan n ini tidak tidak hanya hanya meliputi meliputi berbagai berbagai faktor eksternal seperti temperatur dan banyakny banyaknyaa suatu kualitas cahaya. Sedangkan faktor internalnya meliputi Hormon dan en9im. 6en merinci struktur protein.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Interaksi Gen Inte Interak raksi si gen gen adala adalah h peny penyim impan panga gan n semu semu terh terhad adap ap huku hukum m Mend Mendel el yang yang tida tidak k
meli melibat batka kan n modi modifi fika kasi si nisb nisbah ah fenot fenotip ipe, e, tetap tetapii meni menimb mbulk ulkan an feno fenotip tipe%f e%fen enot otip ipee yang yang merupakan hasil kera sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Selain teradi interaksi antar alel, interaksi uga dapat teradi secara genetik. Selain mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya peristi$a aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio fenotipe, tetapi menimbulkan menimbulkan fenotipe%feno fenotipe%fenotipe tipe yang merupakan merupakan hasil kera sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. *eristi$a semacam ini dinamakan interaksi gen menurut ( Suryo !++1). *eristi$a interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh -. &ateson dan ./. *unnet setelah mereka mengamati pola pe$arisan bentuk engger ayam. Menurut -illiam . Stansfield ( 1##1 4 ) fenotipe adalah hasil produk gen yang diba$a diba$a untuk untuk dieksp diekspresi resikan kan ke dalam dalam lingku lingkunga ngan n tertent tertentu. u. 8ingku 8ingkunga ngan n ini tidak tidak hanya hanya meliputi meliputi berbagai berbagai faktor eksternal seperti temperatur dan banyakny banyaknyaa suatu kualitas cahaya. Sedangkan faktor internalnya meliputi Hormon dan en9im. 6en merinci struktur protein.
Semua Semua en9im en9im yang yang dike diketa tahu huii adal adalah ah prot protein ein.. :n9im :n9im mela melaku kuka kan n fung fungsi si kata katali lis, s, yang yang menyebabkanpemecahan atau penggabungan berbagai molekul. Semua reaksi kimia$i yang teradi di dalam sel merupakan persoalan metabolisma. eaksi ' reaksi ini merupakan reaksi pengubahan bertahap satu substansi menadi substansi lain, setiap langkah ( tahap) diperantarai oleh suatu en9im spesifik. Semua langkah yang mengubah substansi pendahulu ( precursor ) menadi produk akhir menyusun suatu alur biosintesis.Interaksi gen teradi bila dua atau lebih gen mengekspresikan protein en9im yang mengkatalis langkah ' langkah dalam suatu alur bersama.
2.2. Contoh Interaksi Gen
*eristi$a interaksi gen berupa avatisme pertama kali dilaporkan oleh -. &ateson dan ./. ./. *unnet *unnet setelah setelah mereka mereka mengam mengamati ati pola pola pe$ari pe$arisan san bentuk bentuk engge enggerr ayam. ayam. ;arakte ;arakter r engger tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh dua gen yang berinteraksi. alam hal ini terdapat empat macam bentuk engger ayam yaitu ma$ar, kacang, $alnut, dan tunggal. *ersila *ersilanga ngan n ayam ayam beren berengge ggerr rose rose dengan dengan ayam ayam beren berengge ggerr pea mengha menghasilk silkan an keturunan dengan bentuk engger yang sama sekali berbeda dengan bentuk engger kedua indu indukny knya. a. 2yam hibr hibrid id (has (hasil il persi persila lang ngan an)) ini ini memi memilik likii eng engge gerr berb berben entu tuk k $aln $alnut. ut. Selanutnya, apabila ayam berengger $alnut disilangkan dengan sesamanya, maka diperoleh generasi 0! dengan rasio fenotipe $alnut rose pea single < # " " 1. ari rasio fenotipe tersebut, terlihat adanya satu kelas fenotipe yang sebelumnya tidak pernah diumpai, yaitu bentuk engger tunggal. Munculnya fenotipe ini, dan uga fenotipe $alnut, mengindikasikan adanya keterlibatan dua pasang gen nonalelik yang berinteraksi untuk menghasilkan suatu fenotipe. ;edua pasang gen tersebut masing%masing ditunukkan oleh fenotipe rose dan fenotipe pea. 2pab 2pabila ila gen gen yang yang berta bertang nggu gung ng a$ab a$ab atas atas muncu munculn lnya ya feno fenotip tipee rose rose adala adalah h , sedangkan gen untuk fenotipe pea adalah *, maka keempat macam fenotipe tersebut masing% masing dapat dituliskan sebagai %pp untukr os e, rr*% untukpea, %*% untuk$alnut, dan rrpp untuk single. Selain itu, biasanya kita beranggapan bah$a suatu sifat keturunan yang nampak pada suatu individu itu ditentukan oleh sebuah gen tunggal, misalnya bunga merah oleh gen , bunga putih oleh gen r, buah bulat oleh gen &, buah oval (lonong) oleh gen b, batang tiggi oleh gen 3, batang batang pendek oleh gen t dll.
2kan tetapi dalam kehidupan sehari%hari seringkali kita mengetahui bah$a cara di$ariskannya sifat keturunan tidak mungkin diterangkan dengan pedoman tersebut di atas, karena sulit sekali disesuaikan dengan hukum%hukum Mendel.
Sebuah contoh klasik yang dapat dikemukakan di sini ialah hasil percobaan -iliam &ateson dan ./ *unnet yang telah di bicarakan sebelumnya diatas. Mereka menga$inkan berbagai macam ayam negeri dengan memperhatikan bentuk engger di atas kepala. 2yam -yandotte mempunyai enger tipe ma$ar (=rose=), sedang ayam &rahma berengger tipe ercis(=pea=). *ada $aktu dika$inkan ayam berengger rose didapatkan ayam%ayam 01 yang kesemuanya mempunyai engger bersifat$alnut (=$alnut=< nama semacam buah). Mula% mula dikira bah$a engger tipe $alnut ini intermedier. 3etapi yang mengherankan ialah bah$a pada $aktu ayam%ayam $alnut itu dibiarkan ka$in sesamanya dan dihasilkan banyak ayam%ayam 0! maka perbandingan #""1 nampak dalam keturunan ini. ;ira%kira #>1 bagian dari ayam%ayam 0! ini berengger $alnut. ">1 ma$ar, ">1 ercis dan 1>1 tunggal (single). 0enotip engger yang baru ini disebabkan karena adanya interaksi (saling pengaruh) antara gen%gen. 2danya 1 kombinasi dalam 0! memberikan petunuk bah$a ada ! pasang alel yang berbeda ikut menentukan bentuk dari engger ayam. Sepasang gen menentukan tipe engger ma$ar dan sepasang gen lainnya untuk tipe engger ercis. Sebuah gen untukrose dan sebuh gen untukpea mengadakan interaksi menghasilkan engger $alnut, seperti terlihat pada ayam%ayam 01. 5enggerrose ditentukan oleh gen dominan (berasal dari =rose?), engger pea oleh gen dominan * (berasal dari =pea?). ;arena itu ayam berengger ma$ar homo9igot mempunyai genotip pp, sedangkan ayam berengger ercis homo9igot mempunyai genotip rr**. *erka$inan dua ekor ayam ini menghasilkan 01 yang berengger $alnut (bergenotip r*p) dan 0! memperlihatkan perbandingan fenotip #""1. Selain mengalami berbagai modifikasi nisbah fenotipe karena adanya peristi$a aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe%fenotipe yang merupakan hasil kera sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. *eristi$a semacam ini dinamakan interaksi gen. *eristi$a interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh -. &ateson dan ./. *unnet setelah mereka mengamati pola pe$arisan bentuk engger ayam. alam hal ini terdapat empat macam bentuk engger ayam, yaitu ma$ar, kacang, $alnut, dan tunggal, seperti dapat dilihat pada 6ambar !.1 dan 6ambar !.!.
Gamar 2.1. !i"e#ti"e $engger a%am
Gamar 2.2. !i"e#ti"e &engger A%am
*ersilangan ayam berengger ma$ar dengan ayam berengger kacang menghasilkan keturunan dengan bentuk engger yang sama sekali berbeda dengan bentuk engger kedua tetuanya. 2yam hibrid (hasil persilangan) ini memiliki engger berbentuk $alnut. Selanutnya,
apabila ayam berengger $alnut disilangkan dengan sesamanya, maka diperoleh generasi 0 ! dengan nisbah fenotipe $alnut ma$ar kacang tunggal < # " " 1. ari nisbah fenotipe tersebut, terlihat adanya satu kelas fenotipe yang sebelumnya tidak pernah diumpai, yaitu bentuk engger tunggal. Munculnya fenotipe ini, dan uga fenotipe $alnut, mengindikasikan adanya keterlibatan dua pasang gen nonalelik yang berinteraksi untuk menghasilkan suatu fenotipe. ;edua pasang gen tersebut masing%masing ditunukkan oleh fenotipe ma$ar dan fenotipe kacang. 2pabila gen yang bertanggung a$ab atas munculnya fenotipe ma$ar adalah , sedangkan gen untuk fenotipe kacang adalah *, maka keempat macam fenotipe tersebut masing%masing dapat dituliskan sebagai %pp untuk ma$ar, rr*% untuk kacang, %*% untuk $alnut, dan rrpp untuk tunggal. engan demikian, diagram persilangan untuk pe$arisan engger ayam dapat dielaskan seperti pada 6ambar !.1". *
pp
@
ma$ar
rr** kacang
01
r*p
$alnut 0! # %*%
" %pp
ma$ar
" rr*%
kacang
1 rrpp
tunggal
$alnut
$alnut ma$ar kacang tunggal #
"
"
Gamar 2.1'. Diagram "ersilangan interaksi gen nonalelik
1
2pabila gen yang bertanggung a$ab atas munculnya fenotipe ma$ar adalah , sedangkan gen untuk fenotipe kacang adalah *, maka keempat macam fenotipe tersebut masing%masing dapat dituliskan sebagai %pp untuk ma$ar, rr*% untuk kacang, %*% untuk $alnut, dan rrpp untuk tunggal. engan demikian, diagram persilangan untuk pe$arisan engger ayam dapat dielaskan seperti pada 6ambar berikut ini.
Kesimpulannya :
1. 0enotip engger yang baru ini disebabkan karena adanya interaksi (saling pengaruh) antara gen%gen.
!. 2danya 1 kombinasi dalam 0! memberikan petunuk bah$a ada ! pasang alel yang berbeda ikut menentukan bentuk dari engger ayam. Sepasang alel menentukan tipe engger ma$ar dan sepasang alel lainnya untuk tipe engger ;acang. ". Sebuah gen untuk ma$ar dan sebuh gen untuk kacang mengadakan interaksi menghasilkan engger $alnut, seperti terlihat pada ayam%ayam 0 1. . 5engger ma$ar ditentukan oleh gen dominan (berasal dari =rose?), engger kacang oleh gen dominan * (berasal dari =pea?). 4. ;arena itu ayam berengger ma$ar homo9igot mempunyai genotip pp, sedangkan ayam berengger kacang homo9igot mempunyai genotip rr**. . Sedangkan ayam yang berengger 3unggal adalah 2yam yang homo9igot resesif. 7. *erka$inan dua ekor ayam ini menghasilkan 0 1 yang berengger $alnut (bergenotip r*p) dan 0! memperlihatkan perbandingan fenotip #""1. A. 6en dan gen * adalah bukan alel, tetapi masing%masing domina terhadap alelnya ( dominan terhadap r, * dominan terhadap p). sebuah atau sepasang gen yang menutupi (mengalahkan) ekspresi gen lain yang buka alelnya dinamakan gen yang epistasis. 6en yang dikalahkan ini tadi dinamakan gen yang hipostasis. Peristiwanya disebut epistasi dan hipostasi.
2.'. Mo(i)ikasi Nisah Men(el
*ercobaan%percobaan persilangan sering kali memberikan hasil yang seakan%akan menyimpang dari hukum Mendel. alam hal ini tampak bah$a nisbah fenotipe yang diperoleh mengalami modifikasi dari nisbah yang seharusnya sebagai akibat teradinya aksi gen tertentu. misal untuk monohibrida bukan "1 tapi 1!1. an pada dihibrida, mungkin kombinasi yang mucul adalah, #1 atau 141. Munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut = Penyimpangan Semu Hukum Mendel =, kenapa = Semu” , karena prinsip segregasi bebas tetap berlaku atau karena masih mengikuti hukum Mendel, hal ini disebabkan oleh gen%gen yang memba$a sifat memiliki ciri tertentu. 5adi Penyimpangan semu hukum Mendel adalah penyimpangan yang keluar dari aturan hukum Mendel, karena teradi perubahan rasio 0!%nya karena gen memiliki sifat berbeda%beda. 5adi, rasio fenotipe tidak akan sama seperti yang telah diuraikan pada hukum Mendel. *enyimpangan semu hukum Mendel teradinya suatu kerasama berbagai sifat yang memberikan fenotip berlainan namun masih mengikuti hukum%hukum perbandingan genotip dari Mendel. *enyimpangan semu ini teradi karena adanya ! pasang gen atau lebih saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip baru pada suatu individu. engan demikian *eristi$a pengaruh mempengaruhi antara ! pasang gen atau lebih disebut Interaksi Gen. engan kata lain bah$a Interaksi 6en adalah apabila ! pasang gen atau lebih bekerasama
sehingga membentuk suatu fenotipe baru.6en memiliki peran tersendiri dalam menumbuhkan karakter, tetapi ada beberapa gen yang saling berinteraksi dengan gen lain dalam menumbuhkan karakter. 6en%gen tersebut terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom yang berbeda. Secara garis besar modifikasi nisbah Mendel dapat dibedakan menadi dua kelompok, yaitu modifikasi nisbah " 1 dan modifikasi nisbah # " " 1. 2.3.1. Modiikasi !isbah 3 : 1 "Monohybrid#
2da tiga peristi$a yang menyebabkan teradinya modifikasi nisbah " 1, yaitu semi (ominansi* ko(ominansi* (an gen letal. +1, Semi
dominansi
$%ntermedier$&ominansi
'idak
Sempurna
*eristi$a semi dominansi teradi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu hetero9igot akan muncul sifat antara (intermedier). engan demikian, individu hetero9igot akan memiliki fenotipe yang berbeda dengan fenotipe individu homo9igot dominan. 2kibatnya, pada generasi 0 ! tidak didapatkan nisbah fenotipe ' - 1, tetapi menadi 1 - 2 - 1 seperti halnya nisbah genotipe. /ontoh peristi$a semi dominansi dapat dilihat pada pe$arisan $arna bunga pada tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). 6en yang mengatur $arna bunga pada tanaman ini adalah M, yang menyebabkan bunga ber$arna merah, dan gen m, yang menyebabkan bunga ber$arna putih. 6en M tidak dominan sempurna terhadap gen m, sehingga $arna bunga pada individu Mm bukannya merah, melainkan merah muda. Bleh karena itu, hasil persilangan sesama genotipe Mm akan menghasilkan generasi 0 ! dengan nisbah fenotipe merahmerah mudaputih < 1 ! 1. +2,
Kodominansi
Seperti halnya semi dominansi, peristi$a kodominansi akan menghasilkan nisbah fenotipe 1 ! 1 pada generasi 0 !. &edanya, kodominansi tidak memunculkan sifat antara pada individu hetero9igot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan hasil ekspresi masing%masing alel. engan perkataan lain, kedua alel akan sama%sama diekspresikan dan tidak saling menutupi. *eristi$a kodominansi dapat dilihat misalnya pada pe$arisan golongan darah sistem 2&B pada manusia (lihat uga bagian pada bab ini tentang beberapa contoh alel ganda). 6en I2 dan I & masing%masing menyebabkan terbentuknya antigen 2 dan antigen & di dalam eritrosit individu yang memilikinya. *ada individu dengan golongan darah 2& (bergenotipe
I2I&) akan terdapat baik antigen 2 maupun antigen & di dalam eritrositnya. 2rtinya, gen I 2 dan I& sama%sama diekspresikan pada individu hetero9igot tersebut. *erka$inan antara laki%laki dan perempuan yang masing%masing memiliki golongan darah 2& dapat digambarkan seperti pada diagram berikut ini.
+',
(en letal
6en letal atau 6en ;ematian ialah gen yang dalam keadaan homo9igot dapat mengakibatkan kematian pada individu yang dimilikinya. ;ematian ini dapat teradi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. 2kan tetapi, adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada $aktu individu yang bersangkutan menelang de$asa. 2da dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. 6en letal dominan dalam keadaan hetero9igot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada individu hetero9igot. *eristi$a letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper), yaitu ayam dengan kaki dan sayap yang pendek serta mempunyai genotipe hetero9igot (/pcp). 2yam dengan genotipe /p/p mengalami kematian pada masa embrio. 2pabila sesama ayam redep dika$inkan, akan diperoleh keturunan dengan nisbah fenotipe ayam redep (/pcp) ayam normal (cpcp) < ! 1. Hal ini karena ayam dengan genotipe /p/p tidak pernah ada. Sementara itu, gen letal resesif misalnya adalah gen penyebab albino pada tanaman agung. 3anaman agung dengan genotipe gg akan mengalami kematian setelah cadangan makanan di dalam bii habis, karena tanaman ini tidak mampu melakukan fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil. 3anaman 6g memiliki $arna hiau kekuningan, sedang tanaman 66 adalah hiau normal. *ersilangan antara sesama tanaman 6g akan menghasilkan keturunan dengan nisbah fenotipe normal (66) kekuningan (6g) < 1 !. a) Gen letal (ominan &eberapa contoh dapat dikemukakan disini.
1. *ada ayam dikenal gen dominan / yang bila homo9igotik akan bersifat letal dan menyebabkan kematian. 2lelnya resesip c mengatur pertumbuhan tulang normal. 2yam hetero9igot /c dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat, yaitu memiliki kaki pendek. 2yam demikian disebut ayam redep (Creeper ). Meskipun ayam ini Campak biasa,
tetapi
ia
sesungguhnya menderita
penyakit
keturunan yang disebut
achondroplasia. 2yam homo9igot // tidak pernahdikenal, sebab sudah mati $aktu embryo. &anyak kelainan terdapat padanya, sepeti kepala rusak, rangka tidak mengalami penulangan, mata kecil dan rusak. *erka$inan antara dua ayam redep meghasilkan keturunan dengan perbandingan ! ayam redep1 ayam normal. 2yam redep /c itu sebenarnya berasal dari ayam normal (homo9igot cc), tetapi salah satu gen resesip c mengalami mutasi gen (perubahan gen) dan berubah menadi gen dominan /. !. *ada manusia dikenal &rakhifalangi, adalah keadaan bah$a orang yan berari pendek dan tumbub menadi satu. /acat ini disebabkan oleh gen dominan & dan merupakan cacat keturunan. *enderita &rakhtifalangi adalah hetero9igot &b, sedang orang berari normal adalah homo9igot bb. 5ika gen dominan gomo9igotik (&&) akan memperlihatkan sifat letal. 5ika ada dua orang brakhtifalaangi ka$in, maka anak% anaknya kemungkinan memperlihatkan perbandingan ! &rakhtifalangi 1 Cormal. ". *ada tikus dikenal gen letal dominan D (Dello$) yang dalam keadaan hetero9igotik menyebabkan kulit tikus berpigmen kuning. 3ikus homo9igot DD tidak dikenal,sebab letal. 3ikus homo9igot yy normal dan berpigmen kelabu. *erka$inan ! tikus kuning akan menghasilkan anak dengan perbandingan ! tikus kuning1 tikus kelabu (normal). ari ke tiga contoh dimuka dapat diketahui bah$a gen dminan letal baru akan nampak pengaruhnya letal apabila homo9igotik. alam keadaan hetero9igotik gen dominan letal itu tidak mengakibatkan kematian, namun biasanya menimbulkan cacat. b) Gen Letal resesi) &eberapa contoh dapat dikemukakan disini 1. *ada agung ( Zea mays) dikenal gen dominan 6 yang bila homo9igotik menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil (9at hiau daun) secara normal, sehingga daun ber$arna hiau benar. 2lelnya resesif g bila homo9igotik (gg) akan memperlihatkan pengaruhnya letal, sebab klorofil tidak akan berbentuk sama sekali pada daun
lembaga, sehingga kecambah akan segera mati. 3anaman hetero9igot 6g akan mempunyai daun hiau kekuningan, tetapi dapat hidup terus sampai menghasilkan buah dan bii, adi tergolong normal. 5ika ! tanaman yangdaunnya hiau kekuninan dika$inkan maka keturunannya akan memperlihatkan perbandingan 1 berdaun hiau normal ! berdaun hiau kekuningan. !. *ada manusia dikenal gen letal resesif I yang bila homo9igotik akan memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu timbulnya penyakit Ichytosis congenita. ;ulit menadi kering dan betanduk. *ada permukaan tubuh terdapat bendar%bendar berdarah. &iasanya bayi telah mati dalam kandungan. ". *ada
sapi dikenal gen resesif am, yang bila homo9igotik (amam)
akan
memperlihatkan pengaruhnya letal. 2nak sapi yang lahir, tidak mempunyai kaki sama sekali. -alaupun anak sapi ini hidup, tetapi karena cacatnya amat berat, maka keadian ini tergolong sebagai letal. Sapi homo9igot dominan 2m2m dan hetero9igot 2mam adalah nomal. /ara menurunnya gen letal resesif ini sama seperti pada contoh dimuka. andaikan ada sapi antan hetero9igot Amam ka$in dengan sapi betina homo9igot dominan AmAm, maka anak%anaknya akan terdiri dari sapi homo9igot AmAm dan hetero9igot Amam, di kemudian hari anak%anak sapi ini dibiarkan ka$in
secara acakan (random). ;arena sapi 01 terdiri dari ! macam genotif, yaitu 2m2m dan 2mam, maka ada kemungkinan perka$inan, ialah a) 1 kemungkinan 2m2m E 2m2m, antan betina bolak%balik b) 1 kemungkinan betina 2m2m E antan 2mam c) 1 kemungkinan antan 2m2m E betina 2mam d) 1 kemungkinan 2mam E 2mam, antan betina bolak%balik. Bleh ;arena sapi homo9igot resesif amam letal, maka sapi%sapi 0! akan memperlihatkan perbandingan genotip # 2m2m 2mam. ari berbagai keterangan di muka dapat diambil kesimpulan bah$a hadirnya gen letal menyebabkan keturunan menyimpang dai hukum mendel, sebab perka$inan monohybrid tidak menunukan perbandingan "1 dalam keturunan, melainkan !1. Mendeteksi dan mengeliminir gen%gen letal, ari keterangan dimuka dapat diketahui, bah$a gen letal dominan dalam keadaan hetero9igotik akan memperlihatkan sifat cacat,
tetapi gen letal resesip tidak demikian halnya. &erhubung dengan itu lebih mudah kiranya untuk mendeteksi hadirnya gen letal dominan pada satu individu daripada gen letal resesif. 6en%gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan alan mengadakan perka$inan berulang kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. 3entu saa hal ini mudah dapat dilakukan pada he$an dan tumbuh%tumbuhan tetapi tidak pada manusia. 2.3.2. Modiikasi !isbah ) : 3 : 3 : 1 "&ihybrid#
Modifikasi nisbah # " " 1 disebabkan oleh peristi$a interaksi gen misalnya yang dinamakan epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen nonalelik. 5adi, dalam hal ini suatu gen bersifat dominan terhadap gen lain yang bukan alelnya. Interaksi antara gen akan menimbulkan perbandingan fenotipe keturunan yang menyimpang dari hukum Mendel. Menurut hukum Mendel pada perbandingan fenotipe (0 !) pada persilangan dihibrid adalah # " " 1, apabila teradi penyimpangan dari hukum Mendel perbandingan tersebut akan berubah menadi # " , atau # 7, atau 1! " 1 atau 141, dll. &ila diteliti betul%betul angka%angka perbandingan di atas, ternyata uga merupakan penggabungan angka%angka perbandingan Mendel. #7 < #("F"F1), 1!"1 < (#F")"1, 141 < (#F"F")1, #" < #"("F1). ;eadian
Interaksi
gen
yang
menyebabkan
teradinya
Modifikasi
Cisbah
ihybrid>*eyimpangan Semu Hukum Mendel ihybrid terbagi menadi macam yaitu ;riptomer (#"), ;omplementer (#7), :pistasis%Hipostasis (1!"1) dan *olimer (141) *. Kriptomer
;riptomeri merupakan suatu peristi$a dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya. engan kata lain bah$a kriptomer adalah peristi$a dimana suatu faktor dominan baru nampak pengaruhnya bila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelanya. ;riptomeri memiliki ciri khas ada karakter baru muncul bila ada ! gen dominan bukan alel berada bersama.0aktor dominan ini seolah%olah sembunyi "kriptos#. 5adi 0aktor yang tersebunyi tersebut adalah 0aktor ;riptomer. Interaksi bentuk kriptomeri sifatnya menyembunyikan karakter yang terdapat pada leluhur (< ata+isme). ,ontoh karakter yang dipengaruhi oleh gen kriptomer antara lain :
a) &entuk 5engger ayam b) -arna bulu mencit c) -arna bunga 8inaria maroccana
/orrens (1#1") menyilangkan &unga -inaria marroana berbunga Merah dengan berbunga *utih, dimana masing%masing berasal dari keturunan murni. -arna pada bunga hanya akan muncul, ika kedua gen penghasil pigmen $arna, yaitu 2 dan & muncul. 5ika salah satu dari kegua gen tersebut tidak muncul maka bunga menadi tidak ber$arna (putih) karena en9im penghasil pigmen tidak aktif imna 2 < ada pigmen $arna anthosianin tak ada pigmen $arna anthosianin
b
&
< :n9im protoplasma basa a <
< :n9im protoplasma tidak basa.
&erdasarkan hasil persilangan di atas. 0 ! menghasilkan perbandingan fenitope Gngu Merah putih sebesar # " . 5ika dilihat sepintas, hal tersebut tampak tidak sesuai dengan hukum Mendel. Sebenarnya, perbandingan # " tersebut hanya merupakan modifikasi dari perbandingan # " F (" F 1).
,ontoh lain :
Misalnya Linaria maroccana biru (2a&b) disilangkan dengan Linaria maroccana merah (2abb), sedangkan gen 2 untuk antosianin dan gen & untuk sifat basa. 5ika ! gen dominan 2 dan & maka ber$arna biru, 1 gen dominan 2 maka ber$arna merah 1 gen dominan & atau 2 dan & tidak ada maka ber$arna putih
&erdasarkan hasil persilangan di atas. 0 ! menghasilkan perbandingan fenitope &iru Merah putih sebesar 5ika dilihat sepintas, hal tersebut tampak tidak sesuai dengan hukum Mendel. Sebenarnya, perbandingan tersebut hanya merupakan modifikasi dari perbandingan (# %") (" F " ) (" F 1). ri"tomer Pa(a !ik/s0Menit-
*ersilangan 3ikus ber$arna Hitam dengan 3ikus ber$arna *utih menghasilkan ;eturunan 01 ber$arna ;rem, Sedangkan 0! diperoleh Cisbah 0enotip ;remHitam*utih < # " . ari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bah$a disini terdapat dua sifat beda. 1. *ada 3ikus, Sifat $arna putih adalah esesif dengan Simbol a, sedangkan Hitam merupakan Sifat ominan dengan Simbol 2. !. 3imbulnya Sifat -arna ;rem disini disebabkan oleh adanya factor yang tersembunyi dimana 0aktor ini merupakan /aktor &ominan (hal ini dapat dilihat dari timbulnya sifat krem yang imbangannya lebih banyak).
". *ada 3ikus yang ber$arna putih uga disebabkan oleh 0aktor yang tersebunyi yaitu 0aktor esesif. . Ilustrasinya adalah sebagai berikut •
Misalnya 0aktor yang tersembunyi ominan diberi Simbol ;, maka yang resesif diberi symbol k (;ebalikan dari ;).
•
&ila sifat $arna Hitam 2 bertemu dengan factor tersembunyi dominan maka hasilnya menadi $arna ;rem.
•
Sebaliknya &ila sifat $arna Hitam 2 bertemu dengan factor tersembunyi resesif maka hasilnya menadi -arna Hitam.
•
&ila 6en aa bertemu dengan factor tersembunyi dominan maupun resesif maka hasilnya menadi $arna *utih ari hasil persilangan tersebut dapat dilihat bah$a timbulnya sifat>$arna lain yang
disebabkan oleh 0aktor tersembunyi umlahnya lebih banyak sehingga disini dapat disimpulkan bah$a 0aktor tersembunyi yang menimbulkan $arna ;re m < dominan 0. Komplementer
;omplementer adalah peristi$a dimana ! gen dominan saling mempengaruhi atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. engan kata lain bah$a ;omplementer merupakan bentuk kerasama dua gen dominan yang saling melengkapi untuk memunculkan suatu karakter. 6en ;omplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, ika terdapat bersama%sama akan saling melengkapi sehingga muncul fenotipe alelnya. &ila salah satu gen tidak ada, maka pemunculan sifat terhalang. ,ontoh karakter yang dipengaruhi oleh gen komplementer antara lain : •
-arna bunga kacang 8athyrus odoratus
•
-arna kulit bii agung
•
&entuk buah labu summer suash (/ucurbita pepo)
3uli (=eaf mutism?) pada manusia
•
*erka$inan pria bisu tuli dengan $anita bisu tuli, ternyata keturunan 01%nya semuanya normal, bagaimanakah Hasil ;eturunan 0 !% nya
Melihat angka perbandingan 0! yang hampir sama, yaitu # 7, maka bila suatu perka$inan hanya menghasilkan anak sedikit (misalnya 1 atau !) dimungkinkan semua normal
atau
semua
;unci pemahamam gen%gen komplementer adalah •
rr epistasis (menutupi) & dan b
•
bb epistasis (menutupi) 2 dan a
bisu
tuli.
C. Polimer +1 - 1,
*olimer adalah *ola penurunan sifat yang berdasarkan banyak gen sehingga disebut uga Multiple (en Heredity uantitati Heredity atau Poymeri . *olimer adalah peristi$a dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri%sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. *olimer adalah bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). *erbedaan dengan komplementer adalah tanpa kehadiran salah satu gen (alel dominan) karakter yang disebabkannya tetap muncul, hanya mutu > deraatnya yang kurang dibandingkan dengan kehadirannya. 6en yang menumbuh kan karakter polimeri biasanya lebih dari ! gen sehingga disebut =karakter gen ganda ( polygeni inheritane)?.
Seperti telah dielaskan pada &ab Monohybrid terdahulu bah$a sifat ;uantitatif ini peka terhadap pengaruh lingkungan, variasinya bertingkat%tingkat dan biasanya dipengaruhi oleh banyak gen. *enurunan sifat ;uantitatif ini banyak terdapat pada sifat%sifat penting yang mempengaruhi nilai ekonomis seekor ternak, misalnya *roduksi Susu, *roduksi 3elur,
*ertambahan &erat &adan pada ternak, penimbunan lemak dsb. engan kata lain bah$a sifat ;uantitatif berkaitan erat dengan *roduksi dan *roduktivitas seekor ternak. Hipotesa tentang *olimer atau Multiple 6en Heredity ini pertama kali dikemukakan oleh Cilson%:hla, yaitu pada tahun 1#+A dengan materi tanaman 6andum yaitu 6andum berbii Merah disilangkan dengan 6andum berbii *utih. ari persilangan yang dilakukan oleh Celson :hla pada gandum berbii merah dengan gen berbii putih, pada 01 didapatkan gandum berbii Merah tetapi $arna biinya tidak merah tua seperti *arentalnya. Sedangkan pada 0! didapatkan perbandingan 6andum berbii Merah dengan *utih yaitu 14 1. Camun ia menemukan variasi $arna yang bertingkat%tingkat dari hasil keturunan nya, yaitu Merah 3ua ( Dark Red ), Merah agak tua ( Medium Dark Red ), Merah Muda ( Medium Red ), ;emerahan ( Light Red ) dan *utih. 2pabila dilihat dari $arna bii maka orang mengira bah$a sifat tersebut ditentukan oleh sepasang gen saa, namun apabila melihat hasil perbandingan pada 0! yaitu 14 1, maka dapat disimpulkan bah$a sifat ini ditentukan oleh lebih dari satu pasang gen. *eristi$a tersebut mirip dengan persilangan dihibrid tidak dominan sempurna ulang menghasilkan $arna peralihan seperti merah muda. -arna yang dihasilkan ini tidak hanya dikontrol oleh satu pasangan gen saa melainkan oleh dua gen yang berbeda lokus, namun masih berpengharuh terhadap sifat yang sama, peristi$a ini disebut polimeri. 5adi *olimeri adalah dua gen atau lebih yang menempati lokus berbeda, tetapi memiliki sifat yang sama.
&erdasarkan hasil generasi 0! dapat diketahui, bah$a fenotipe merah akan selalu muncul ika mendapatkan gen dominan M berapapun umlahnya. 0enotipe putih hanya akan muncul, ika tidak terdapat gen dominan M. Semakin banyak umlah gen dominan, maka sif at yang muncul akan semakin kuat. 5adi, satu ciri dipengaruhi oleh banyak gen dan teradi secara akumulatif (,umulati+e*dditi+e) /ontoh polimeri yang lain adalah 1. -arna kulit dan $arna iris pada mata manusia. !. Sifat ;etebalan 8emak *unggung (&ack 0at) pada 3ernak babi. •
Sifat ketebalan lemak punggung (back fat) pada ternak babi merupakan sifat yang penurunannya secara kuantitatif.
•
Misalnya &abi yang mempunyai ketebalan lemak punggung +,A inch mempunyai genotype bbff (Simbol & atau b < &ack dan 0 atau f < 0at), berarti gen b dan f merupakan gen netral yang menentukan tidak adanya pertambahan ketebalan lemak punggung.
•
Sedangkan 6en & dan 0 merupakan gen aktif yang menentukan adanya pertambahan ketebalan lemak punggung sebesar +,! inch.
•
&ila &abi dengan &ack 0at +,A inch dika$inkan dengan &abi &ack fat 1, inch, maka 01 diperoleh &abi dengan &ack 0at 1,! inch dan 0! hasil intersemating diperoleh 0enotipe &abi dengan &ack 0at yaitu 1,J 1,J 1,!J 1,+ dan +,A inch.
#. Sifat%Sifat *roduksi yang lain dalam bidang peternakan yang pola penurunannya termasuk ;uantitatif dan 0rekuensinya mengikuti ;urve istribusi Cormal adalah *roduksi Susu, *&&, *roduksi telur dll. 5adi Individu%Individu yang mempunyai produksi Medium>rata%rata terdapat dalam 2.3. E"istasis :pistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain yang
bukan alelnya. 6en yang mengalahkan disebut ?epistasis? dan gen yang dikalahkan disebut ?hypostasis?. *ada peristi$a epistasis, paling sedikit harus ada ! pasang gen yang terlibat. 6en pada lokus yang satu berinteraksi dengan gen pada lokus lain. ari hasil interaksi tersbut diperoleh fenotip yang tidak akan diperoleh ika gen%gen tersebut bekera sendiri%sendiri. Interaksi epistasis sama sifatnya dengan kondisi dominan resesif, perbedaannya adalah kondisi dominan%resesif berlaku bagi gen sealel. 2da tipe ratio epistasis dari induk dihibrida yang umum dikenal, yaitu 1. :pistasis dominan (1!"1)J misal $arna labu summer suash dan $arna kulit gandum. !. :pistasis resesif (#")J misal $arna bulu mencit, $arna bii buncis ". Interaksi ganda (#1) . :pistasis dominan ganda (141) 4. :pistasis esesif ganda (#7) . :pistasis dominan dan resesif (1"")J misal $arna bulu ayam ras. 2.3.1. E"istasis Dominan
*ada peristi$a epistasis dominan teradi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya. Cisbah fenotipe pada generasi 0 ! dengan adanya epistasis dominan adalah 1! " 1. *eristi$a epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pe$arisan $arna buah $aluh besar (Cucurbita pepo). alam hal ini terdapat gen D yang menyebabkan buah ber$arna kuning dan alelnya y yang menyebabkan buah ber$arna hiau. Selain itu, ada gen - yang menghalangi pigmentasi dan $ yang tidak menghalangi pigmentasi.
*ersilangan antara
$aluh putih (--DD) dan $aluh hiau ($$yy) menghasilkan nisbah fenotipe generasi 0 ! sebagai berikut. * --DD
@
putih
$$yy hiau
01
-$Dy
putih 0!
# -%D% putih
" -%yy putih " $$D% kuning
1!
"
putih kuning hiau
1
1 $$yy hiau Gamar 2.4. Diagram "ersilangan e"istasis (ominan
Contoh ejadian !pistasis Dominan lainnya" yaitu # *eristi$a epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pe$arisan $arna buah $aluh besar (Cucurbita pepo). alam hal ini terdapat gen D yang menyebabkan buah ber$arna kuning dan alelnya y yang menyebabkan buah ber$arna hiau. Selain itu, ada gen - yang menghalangi pigmentasi dan $ yang tidak menghalangi pigmentasi. *ersilangan antara $aluh putih (--DD) dan $aluh hiau ($$yy) menghasilkan nisbah fenotipe generasi 0 ! sebagai berikut
Pa(a !anaman &ag/ng -
3anaman 5agung ber$arna *utih disilangkan dengan tanaman 5agung ber$arna Merah. 3anaman 5agung berbii *utih 6enotipenya adalah < II** dan 5agung berbii Merah
genotipenya < iipp. * memba$akan sifat $arna Gngu sedangkan pp memba$akan sifat $arna merah, I menekan $arna dan ii menyebabkan timbulnya $arna.
2.3.2. E"istasis 5esesi)
*eristi$a epistasis resesif teradi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya. 2kibat peristi$a ini, pada generasi 0! akan diperoleh nisbah fenotipe # " . /ontoh epistasis resesif dapat dilihat pada pe$arisan $arna bulu mencit (Mus musculus). 2da dua pasang gen nonalelik yang mengatur $arna bulu pada mencit, yaitu gen 2 menyebabkan bulu ber$arna kelabu, gen a menyebabkan bulu ber$arna hitam, gen / menyebabkan pigmentasi normal, dan gen c menyebabkan tidak ada pigmentasi. *ersilangan antara mencit berbulu kelabu (22//) dan albino (aacc) dapat digambarkan seperti pada diagram berikut ini. * 22// @ aacc kelabu
albino
01
2a/c
kelabu 0! # 2%/%
"
2%cc
albino
"
aa/%
hitam
1
aacc
albino
kelabu hitam albino #
"
kelabu
Gamar 2.4. Diagram "ersilangan e"istasis resesi)
/ontoh lain dari epistasis resesif, yaitu *e$arisan $arna bulu mencit (Mus musculus). 2da dua pasang gen nonalelik yang mengatur $arna bulu pada mencit, yaitu gen 2 menyebabkan bulu ber$arna kelabu, gen a menyebabkan bulu ber$arna hitam, gen / menyebabkan pigmentasi normal, dan gen c menyebabkan tidak ada pigmentasi. *ersilangan antara mencit berbulu kelabu (22//) dan albino (aacc) dapat digambarkan seperti pada diagram berikut ini.
*ada hodentia, dilakukan perka$inan antara He$an yang ber$arna Hitam dengan 6enotipe 22&& dengan He$an 2lbino dengan 6enotipe aabb. 6en 2 menampakkan $arna Hitam sedangkan aa menampakkan $arna ;ream. 6ene & menampakkan timbulnya $arna, sedangkan bb menutupi timbulnya $arna, dalam hal ini bb menutupi gen 2.
2.3.'. E"istasis Dominan 5esesi)
:pistasis dominan%resesif teradi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini uga epistatis terhadap pasangan gen I. :pistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 1" " pada generasi 0!. /ontoh peristi$a epistasis dominan%resesif dapat dilihat pada pe$arisan $arna bulu ayam ras. alam hal ini terdapat pasangan gen I, yang menghalangi pigmentasi, dan alelnya, i,
yang tidak menghalangi pigmentasi. Selain itu, terdapat gen /, yang menimbulkan
pigmentasi, dan alelnya, c, yang tidak menimbulkan pigmentasi. 6en I dominan terhadap / dan c, sedangkan gen c dominan terhadap I dan i. *
II//
@
putih
iicc putih
01
Ii/c
putih 0! # I%/%
" I%cc
putih
" ii/%
ber$arna
1 iicc
putih
putih
putih ber$arna 1" "
Gamar 2.16. Diagram "ersilangan e"istasis (ominan#resesi)
/ontoh epistasis dominan resesif lain, yaitu
2.3.3. E"istasis 5esesi) D/"likat
2pabila gen resesif dari suatu pasangan gen, katakanlah gen I, epistatis terhadap pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini uga epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang teradi dinamakan epistasis resesif ganda. :pistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe # 7 pada generasi 0!. Sebagai contoh peristi$a epistasis resesif ganda dapat dikemukakan pe$arisan kandungan H/C pada tanaman $ri%olium repens. 3erbentuknya H/C pada tanaman ini dapat dilukiskan secara skema sebagai berikut. gen 8
gen H
&ahan dasar sianogenik
en9im H
en9im 8
glukosida
H/C
6en 8 menyebabkan terbentuknya en9im 8 yang mengatalisis perubahan bahan dasar menadi bahan antara berupa glukosida sianogenik. 2lelnya, l, menghalangi pembentukan en9im 8. 6en H menyebabkan terbentuknya en9im H yang mengatalisis perubahan glukosida sianogenik menadi H/C, sedangkan gen h menghalangi pembentukan en9im H. engan demikian, l epistatis terhadap H dan h, sementara h epistatis terhadap 8 dan l. *ersilangan dua tanaman dengan kandungan H/C sama%sama rendah tetapi genotipenya berbeda (88hh dengan llHH) dapat digambarkan sebagai berikut *
88hh
@
llHH
H/C rendah
H/C rendah
01
8lHh H/C tinggi 0! # 8%H% H/C tinggi
" 8%hh H/C rendah " llH% H/C rendah
H/C tinggi H/C rendah #
1 llhh H/C rendah Gamar 2.7. Diagram "ersilangan e"istasis resesi) gan(a
Contoh epistasis resesi% ganda lainnya" yaitu #
7
*erka$inan 2yam Silky *utih (-hite Silky) dengan 2yam orking *utih (-hite orking). 2pabila 6enotipe 2yam Silky *utih < 22bb dan 2yam orking *utih < aa&&. 6en 2 menyebabkan timbulnya $arna, aa menekan sifat &, sedangkan 6en & menimbulkan -arna dan bb menekan Sifat 2.
2.3.. E"istasis Dominan D/"likat
2pabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen II ini uga epistatis terhadap
pasangan gen I, maka epistasis yang teradi dinamakan epistasis dominan ganda. :pistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 14 1 pada generasi 0 !. /ontoh peristi$a epistasis dominan ganda dapat dilihat pada pe$arisan bentuk buah Capsella. 2da dua macam bentuk buah Capsella, yaitu segitiga dan oval. &entuk segitiga disebabkan oleh gen dominan / dan , sedang bentuk oval disebabkan oleh gen resesif c dan d. alam hal ini / dominan terhadap dan d, sedangkan dominan terhadap / dan c. *
//
@
ccdd
segitiga
oval
01
/cd
segitiga 0! # /%%
" /%dd
segitiga
" cc%
segitiga
1 ccdd
oval
segitiga
segitiga oval 14 1
Gamar 2.8. Diagram "ersilangan e"istasis (ominan gan(a ,ontoh lainnya yaitu :
*ada Sifat *enurunan &ulu ;aki 2yam. 2pabila ayam yang kakinya berbulu dika$inkan dengan ayam yang kakinya tidak berbulu, maka 01 akan didapatkan ayam yang kakinya berbulu. ;emudian pada 0! didapatkan atio 0enotipe antara yang ;aki &erbulu dengan ;aki 3idak &erbulu < 141. Ilustrasinya adalah sebagai berikut 2pabila ayam yang kakinya berbulu memiliki genotype 22&& dan yang tidak berbulu memiliki genotype aabb, gen 2 akan menimbulkan bulu pada ;aki dan aa menimbulkan sifat tidak berbulu. Sedangkan 6en & menimbulkan sifat berbulu dan bb menimbulkan sifat tidak berbulu pada kaki.
2.3.9. Gen D/"likat (engan E)ek /m/lati)
*ada Cucurbita pepo dikenal tiga macam bentuk buah, yaitu cakram, bulat, dan lonong. 6en yang mengatur pemunculan fenotipe tersebut ada dua pasang, masing%masing & dan b serta 8 dan l. 2pabila pada suatu individu terdapat sebuah atau dua buah gen dominan dari salah satu pasangan gen tersebut, maka fenotipe yang muncul adalah bentuk buah bulat (&%ll atau bb8%). Sementara itu, apabila sebuah atau dua buah gen dominan dari kedua pasangan gen tersebut berada pada suatu individu, maka fenotipe yang dihasilkan adalah bentuk buah cakram (&%8%). 2dapun fenotipe tanpa gen dominan (bbll) akan berupa buah berbentuk lonong. *e$arisan sifat semacam ini dinamakan epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif. *
&&88
@
cakram
lonong
01
bbll
&b8l cakram
0! # &%8%
" &%ll
bulat
" bb8%
bulat
1 bbll
lonong
cakram
cakram bulat lonong #
1
ar 2.11. Diagram "ersilangan e"istasis gen (/"likat (engan e)ek k/m/lati)
/ontoh lain dari epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif, yaitu
Pa(a !anaman ,uurbita pepo:
*ada Cucurbita pepo dikenal tiga macam bentuk buah, yaitu cakram, bulat, dan lonong. 6en yang mengatur pemunculan fenotipe tersebut ada dua pasang, masing%masing & dan b serta 8 dan l. 2pabila pada suatu individu terdapat sebuah atau dua buah gen dominan dari salah satu pasangan gen tersebut, maka fenotipe yang muncul adalah bentuk buah bulat (&%ll atau bb8%). Sementara itu, apabila sebuah atau dua buah gen dominan dari kedua pasangan gen tersebut berada pada suatu individu, maka fenotipe yang dihasilkan adalah bentuk buah cakram (&%8%). 2dapun fenotipe tanpa gen dominan (bbll) akan berupa buah
berbentuk lonong. *e$arisan sifat semacam ini dinamakan epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif.
BAB III PENU!UP A. esim"/lan
*ersilangan dengan dua sifat beda ( dihibrid) menghasilkan rasio fenotipe #""1, hanya berlaku apabila kedua pasang gen yang me$arisi kedua pasang sifat tersebut masing% masing terletak pada ! kromosom yang berlainan, dan masing%masing mengekspresikan sifatnya sendiri, beberapa cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bah$a penga$asan suatu sifat kadang ' kadang tidak dilakukan oleh suatu pasang gen saa, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen yang mengadakan interaksi ( kerasama ).an hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Interaksi gen ini teradi karena adanya ! pasang gen atau lebih saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe%fenotipe yang merupakan hasil kera sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik. Interaksi gen teradi bila dua atau lebih gen mengekspresikan protein en9im yang memba$a sifat yang baru dari sifat induknya. /ontoh dari interaksi gen adalah 2vatisme yang teradi pada ayam berengger rose yang dika$inkan dengan ayam yang berengger pea, akan menghasilkan sifat baru yang tidak ada pada induknya, yaitu $alnut rose pea single < # " " 1.
