Infrastruktur Wilayah dan Kota Infrastruktur Telekomunikasi
Disusun Oleh: Kelompok 2 Ahmad Abdullah Hakim (D52114015) Rahman Putra Bahari (D52114030) Ajie Anastaufan (D52114301) Andi Starina Fitri (D5115305) Ranthy Jan Trisnawati Mantong (D52114310) Ayu Lestari M. Siri (D52114314)
Teknik Pengembangan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2015
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya sehingga tugas ini dapat terselesaikan tanpa ada kendala yang berarti. Makalah ini bertema tentang infrastruktur telekomunikasi dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Infrastruktur Wilayah dan Kota. Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui tentang definisi, sejarah, manfaat, dan contoh kasus tentang infrastruktur telekomunikasi. Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.
Gowa, 21 September 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Telekomunikasi sebagai bagian dari infrastruktur wilayah dan kota telah berkembang sangat jauh saat ini dan merevolusi cara hidup manusia, baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis dan lain sebagainya. Era informasi memberikan ruang lingkup yang sangat besar untuk mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, akurat, tepat waktu, lebih baik, memberikan kenyamanan yang lebih dalam mengelola dan menikmati kehidupan. Dengan teknologi telekomunikasi, semua proses kerja dan konten akan ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual dan personal. Akibatnya, kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat. Kecepatan proses meningkat sangat tajam di banyak aktivitas modern manusia. Oleh karena itu, perkembangan infrastruktur telekomunikasi dianggap sangat penting dalam menunjang kebutuhan telekomunikasi bagi masyrakat modern.
1.2 Rumusan Masalah Untuk mengkaji dan mengulas tentang telekomunikasi dalam infrastruktur, maka diperlukan sub-pokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah definisi infrastruktur telekomunikasi? 2. Bagaimana sejarah infrastruktur telekomunikasi? 3. Apa saja manfaat infrastruktur telekomunikasi? 4. Apa saja kendala infrastruktur telekomunikasi di Indonesia? 5. Apa saja contoh kasus infrastruktur telekomunikasi di Indonesia? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Infrastruktur Wilayah dan Kota tahun 2015 dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan baik untuk penulis maupun bagi pembaca tentang infrastruktur telekomunikasi dan mengetahui manfaat beserta contoh kasus yang berkaitan dengan infrastruktur telekomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Infrastruktur Telekomunikasi Telekomunikasi sebagai salah satu bagian dari infrastruktur wilayah dan kota diartikan sebagai pertukaran informasi antara dua pihak, yaitu pihak pengirim dan pihak penerima, dimana terdapat jarak di antara keduanya. Menurut Bernard dan Garry A. Steiner, teknologi komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb. Menurut Hovland, Janis dan Kelley, teknologi komunikasi merupakan proses individu mengirim rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Menurut New Comb, teknologi komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan diskriminatif dari sumber kepada penerima. Infrastruktur media dan telekomunikasi menurut Grant & Meadows yaitu struktur fisik yang menjadi prasarana dalam jaringan komunikasi. Jika infrastruktur teknologi media dan telekomunikasi berkembang dengan baik, maka hal tersebut juga akan semakin meningkatkan efek kemajuan dibidang teknologi media dan telekomunikasi. Menurut pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 1999, telekomunikasi disebut sebagai setiap pemancaran, pengiriman dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya.
2.2 Sejarah Infrastruktur Telekomunikasi Infrastruktur media dan telekomunikasi telah ada sejak zaman Yunani kuno, dimana infrastruktur masih bersifat tradisional dan analog. Infrastruktur analog yaitu struktur fisik yang lebih banyak melibatkan panca indra untuk memproses informasi, misalnya manusia menggunakan api, asap atau lampu sebagai media penyampaian informasi, dalam hal ini asap, lampu, atau api merupakan contoh infrastruktur media analog. Kelemahan infrastruktur ini adalah rentan terhadap cuaca buruk ataupun noise; jaringan frekuensi penerima informasi relatif sempit; alat-alat masih sederhana dimana satu alat hanya bisa memberikan satu fungsi, yaitu untuk memproduksi, mendistribusikan atau menyimpan informasi; kurang efektif dan efisien dalam kecepatan penyampaian, memproses ataupun menangkap informasi. Infrastruktur teknologi telekomunikasi tradisional seperti asap, api, ataupun lampu, mengalami perkembangan sejak pada tanggal 24 Mei 1844 Morse berhasil memecahkan kode Morse dan menandai dimulainya era telekomunikasi. Setelah kode morse terpecahkan, para ahli dibidang teknologi pun mulai mengembangkan berbagai
penelitian dibidang infrastruktur telekomunikasi, menggunakan elektromagnet sehingga telekomunikasi analog pun mulai beralih ke telekomunikasi digital. Telekomunakasi digital dimulai dengan temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke21.
2.3 Manfaat Infrastruktur Telekomunikasi Infrastruktur teknologi telekomunikasi yang merata di setiap wilayah Indonesia, akan meningkatkan kualiatas informasi bagi masyarakat, arus informasi yang diciptakan menjadi lebih lancar dan cepat sampai pada sasaran, dan dapat menjadi motor penggerak untuk kegiatan yang lebih produktif, seperti membuka peluang usaha, kegiatan bisnis, pendidikan, transportasi, pariwisata, dan kemajuan dalam industri perfilman dan musik.
Hudson dari University of San Francisco, meneliti tentang vitalnya infrastruktur teknologi media dan komunikasi di suatu Negara, yaitu :
Memberikan pemahaman atau promosi tentang suatu produk, sehingga menjadi media antara produsen dan konsumen dalam melakukan transaksi ekonomi.
Menjadi motor penggerak untuk membangun daerah dan efisiensi di bidang transportasi.
Membantu suatu daerah yang terisolir mendapatkan akses komunikasi dan informasi sehingga dalam keadaan darurat dapat segera mendapat bantuan dari luar.
Menjalin kerjasama internasional dengan negara-negara lain di bidang pemerintahan, pariwisata dan bisnis.
Jika diringkas, maka manfaat infrastruktur teknologi media dan telekomunikasi yaitu : efisiensi (menghemat pengeluaran), efektivitas (meningkatkan kualitas) dan equity (memberi manfaat bagi masyarakat).
2.4 Kendala Infrastruktur Telekomunikasi Perkembangan teknologi jaringan telekomunikasi saat ini, tengah mengarah kepada konvergensi teknologi, yang muaranya berdampak pada perubahan struktur industri telekomunikasi. Dalam kaitan itu, ada beberapa permasalahan yang harusnya segera dipecahkan, yakni: 1) Keterbatasan infrastruktur. 2) Kesenjangan konektivitas. 3) Tarif telekomunikasi di Indonesia masih tergolong tinggi untuk semua jenis layanan kecuali PSTN (Public Switched Telephone Network) lokal. 4) Keamanan jaringan dan data belum memadai. 5) Masih terdapat overlapping (tumpang tindih) antara satu peraturan dengan peraturan lain dalam regulasi telekomunikasi di Indonesia. 6) Penegakan hukum masih lemah. 7) Penggunaan sumber daya yang belum efisien dan manajemennya belum tertata rapi. Dengan kondisi itu, perkembangan teknologi telekomunikasi yang telah mengarah kepada konvergensi antara berbagai jenis layanan menjadi tersendat. Padahal dalam era konvergensi, penyelenggaraan jasa telekomunikasi, kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa telekomunikasi, memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi melalui media apa aja, termasuk TV, siaran, radio dan multimedia. Tersendatnya perkembangan era konvergensi, bisa berdampak pada lemahnya daya saing nasional.
2.5 Contoh Kasus Infrastruktur Telekomunikasi
Percepatan pembangunan Broad Band di Indonesia. Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto Santosa menyatakan jaringan fixed broadband atau jaringan pitalebar tetap adalah keniscayaan yang harus dibangun di Indonesia. Menurut dia pengembangan pita lebar nasional merupakan salah satu strategi terbaik dalam meningkatkan daya saing bangsa dan kualitas hidup masyarakat di Tanah Air. Setyanto berpendapat dengan pembangunan infrastruktur bidang TI ini, transformasi ekonomi Indonesia akan dipercepat dan juga daya saing Indonesia akan meningkat. Dia mengutip data dari Bank Dunia, penambahan 10 persen pita lebar mampu memicu pertumbuhan ekonomi sebesar 1,38 persen di negara berkembang serta meningkatkan 1,5 persen produktivitas tenaga kerja dalam lima tahun menurut Booz Company. Ia juga berharap pemerintah ke depan memiliki keberpihakan pada sektor TIK bahkan harus “melek” TIK agar bisa menata sektor TIK menjadi infrastruktur ekonomi yang menyejahterakan masyarakat. Ia menjelaskan hingga saat ini infrastruktur pita lebar akses tetap baru mencapai 15 persen rumah tangga, 30 persen gedung dan 5 persen populasi serta 12 persen populasi untuk pita lebar akses bergerak. Pada 2019 ditargetkan dapat mencakup 71 persen rumah tangga, 100 persen gedung, 30 persen populasi, dan 100 persen populasi untuk infrastruktur pita lebar di perkotaan. Untuk perdesaaan, ditargetkan mampu mencakup 49 persen rumah tangga dan 6 persen populasi serta 52 persen populasi untuk pita lebar bergerak. Setyanto yang juga mantan Komisaris PT Indosat itu ingin agar pemerintah menyadari bahwa setidaknya ada tiga pekerjaan rumah yang harus dirampungkan yakni dalam hal peningkatan kualitas informasi, menjamin kelancaran arus informasi, dan mendorong arus informasi untuk kepentingan produktif. “Misalnya konsep e-government itu adalah produk, sementara sarana untuk ke arah sana kan harus bagus, jadi kita harus segara menata dan membangun infrastruktur TIK,” katanya. Menurut dia persoalannya lebih terletak pada kemauan pemerintah untuk memulai proyek tersebut mengingat segala hambatan hampir pasti ada jalan keluarnya.
Telkom Tanam Kabel Serat Optik 345 Kilometer di Sulawesi. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mulai membangun jaringan kabel serat optik Luwuk Tutuyan Cable System (LTCS) sepanjang 345 km yang menghubungkan wilayah Sulawesi Timur dan Utara yang diperkirakan seleasai bulan Juni 2015. Direktur Network IT & Solution Telkom, Abdus Somad Arief, mengatakan bahwa pembangunan jaringan LTCS itu menjadi bagian dari Indonesia Digital Network. Bukan cuma di darat, jaringan juga nantinya akan menjulur di bawah laut. Abdus menambahkan, dengan pembangunan kabel optik, maka diharapkan jaringan komunikasi berjalan lebih lancar, dan membantu masyarakat untuk melakukan
komunikasi secara cepat. Telkom juga akan mengupayakan seluruh pembangunan jaringan optik di sejumlah wilayah selesai tepat waktu. Hingga saat ini, Telkom telah membangun infrastruktur kabel serat optik sepanjang 76.700 km mulai dari Aceh hingga Papua. Khusus jaringan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) rencananya akan diresmikan pada awal Mei 2015 ini. Diharapkan pembangunan ini akan memberikan dampak positif untuk pemerataan akses komunikasi dan informasi broadband, dengan kualitas yang sama. Sehingga perekonomian berbasis digital pun bisa dilakukan masyarakat diseluruh wilayah Indonesia. .
Refarming atau tata ulang frekuensi jaringan 4G LTE di pita frekuensi 1.800 MHz dan 800 MHz, untuk wilayah Indonesia Timur terutama Makassar telah rampung dilakukan oleh lima operator Indonesia, seperti Telkomsel, XL, Indosat, Tri, dan Smartfren. Direktur Jenderal Komunikasi dan Informatika, Kalamullah Ramli mengatakan, pemerintah telah menyelesaikan langkah penting transisi teknologi jaringan dari sebelumnya 3G menjadi 4G LTE, berharap industri ini bisa memberikan manfaat banyak masyarakat. “Hal tersebut juga sesuai dengan permintaan Kominfo, agar operator bisa menghadirkan aplikasi yang berharga untuk masyarakat," jelas Kalamullah Ramli, di peresmian acara pagelaran 4G, di Makassar, Senin (6/7/2015). Menurutnya, dengan selesai digelarnya penataan frekuensi jaringan 4G ini, diharapkan bisa menjadi 'karpet merah' bagi masyarakat Indonesia. Sehingga masyarakat bisa menjadi produsen untuk menghadirkan aplikasi-aplikasi bermanfaat. "Dengan adanya karpet merah ini, diharapkan masyarakat Indonesia bisa lebih produktif lagi berkreasi dan bukan sekedar hanya sebagai konsumtif digitalisasi di negeri sendiri lagi," tambah Ramli.
BAB III KESIMPULAN Perkembangan infrastruktur media dan telokomunikasi membuka jalan bagi terciptanya berbagai teknologi media dan telekomunikasi yang makin canggih dan berdayaguna tinggi. Hal tersebut tentu akan memberikan pengaruh besar terhadap budaya masyarakat, gaya hidup, bahkan berefek pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Berkat infrastruktur yang semakin berkembang, teknologi telekomunikasipun semakin berkembang, hal tersebut yang mendorong Pemerintah untuk semakin meningkatkan infrastruktur media dan telekomunikasi di Indonesia secara merata, sehingga berbagai menfaat teknologi komunikasi bener-bener dapat dimaksimalkan sebagai sarana kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia yang memadai, dalam hal ini jumlah akses, kualitas jaringan, jangkauan frekuensi, menjadi hal vital yang harus dipenuhi agar teknologi media dan telekomunikasi tidak hanya memberi manfaat untuk alat komunikasi tetapi berperan pula dalam menghasilkan peluang ekonomi masyarakat untuk mengembangkan bisnis, pendidikan, traveling, pariwisata, hiburan, industri ekonomi kreatif dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/11982543/Infrastruktur_Media_dan_Telekomunikasi_Sebagai_Motor_Pe rtumbuhan_Ekonomi Diakses pada tanggal 20 September 2015 Pukul 22.00 WITA. http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/05/03/090663117/telkom-tanam-kabel-serat-optik345-kilometer-di-sulawesi Diakses pada tanggal 20 September 2015 Pukul 20.15 WITA. http://iskisolo.com/2014/12/infrastruktur-telekomunikasi-indonesia-harus-percepat-bangunjaringan-broadband/ Diakses pada tanggal 20 September 2015 Pukul 19.30 WITA. http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/184infrastruktur-telekomunikasi Diakses pada tanggal 20 September 2015 Pukul 22.00 WITA. http://www.stiead.ac.id/index.php/kolom-ketua/101-efisiensi-infrastruktur-telekomunikasi Diakses pada tanggal 20 September 2015 Pukul 19.00 WITA. http://techno.okezone.com/ Diakses pada tanggal 20 September 2015 Pukul 21.00 WITA.