GIZI PENERBANGAN MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Kondisi Khusus
oleh SUCI ANISA.M
P17331115054
DEDE RISKA
P17331115058
M. RIFQI FAUZI
P17331115068
SUCI AYU JAYANTI
P17331115074
TARA NAZAHA P.
P17331115075
NIDYANI AULIA R.
P17331115063
YUANI ANGELINA P.
P173311150
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA III 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kewarnegaraan dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Gizi Penerbang”. Makalah ini menyajikan materi membahas tentang Gizi Penerbang dalam Gizi Kondisi Khusus. Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Surmita selaku dosen mata kuliah Gizi Kondisi Khusus yang telah memberikan materi terhadap kami. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literature guna membantu mahasiswa dalam belajar mata kuliah Gizi Kondisi Khusus.
Bandung, Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3 BAB I .................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4 1.1
Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3
Tujuan ................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6 2.1
Definisi Pilot Angkatan Udara ............................................................................. 6
2.1.1 2.2
Resiko penyakit Yang Muncul Pada Pilot dan Navigator .................................... 7
2.2.1 2.3
Hubungan Gizi dan Human Factor .............................................................. 6
Hipoxid Hipoksia.......................................................................................... 7
Pertimbangan Gizi Bagi Pilot Angkatan Udara .................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertahanan negara adalah upaya untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara (Dephan, 2010). Terlahir dari perjuangan bangsa Indonesia, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) memberikan kontribusinya sesuai kemampuan, kompetensi, dan profesinya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka menegakan kedaulatan serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Mabes TNI AD, 2005). Salah satu unsur yang menetukan keberhasilan dari tegaknya kedaulatan Negara adalah kualitas dari seorang prajurit TNI AD. Kualitas fisik ditentukan oleh tiga hal yaitu ukuran bobot manusia, masukan untuk bobot manusia serta daya tahan fisik. Masukan
gizi
yang
cukup
kuantitas
dan
kualitasnya,
diperlukan
untuk
pembangunan, baik fisik maupun mental (Depkes, 1991). Kesehatan militer merupakan upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah secara bermakna baik di lingkungan darat, laut dan udara. Salah satu kesehatan kerja militer adalah gizi prajurit dilapangan yang mencakup kebutuhan gizi prajurit, gizi prajurit dalam latihan, gizi prajurit dalam pertempuran (Kesad,2010). Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam jumlah sesuai dengan yang dianjurkan setiap harinya (Karyadi dan Muhilal, 1996).
Kecukupan asupan kalori dan gizi serta kondisi kesehatan para prajurit menjadi sangat penting agar mereka memiliki kemampuan dan keahlian untuk berlatih dan bertempur dengan baik (Chrisnandi, 2007). Prajurit pada hakekatnya telah mengenal arti dan guna makanan secara harfiah, tetapi pada dasarnya prajurit belum meyadari sepenuhnya kepentingan makanan dalam menyusun pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Karena itu dalam penyelenggaraan penyediaan makanan, kebutuhan masyarakat akan makanan perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makan dan sosial budaya klien, sehingga makanan perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makanan yang disajikan dapat diterima klien (Mukrie, 1990). Prinsip yang mendasari dalam penyelenggaraan makanan institusi dan harus dipertimbangkan adalah menyediakan makanan sesuai dengan jumlah dan macam zat gizi yang diperlukan konsumen secara menyeluruh, dipersiapkan dengan citarasa yang tinggi, dilaksanakan dengan cara kerja yang memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi yang layak.(Mukrie, 1990).
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana kebutuhan energi untuk TNI AU? b. Bagaimana kebutuhan zat gizi untuk TNI AU? c.
Bagaimana prinsip pemberian makan untuk TNI AU?
d. Bagaimana cara menyusun menu gizi seimbang untuk TNI AU?
1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui kebutuhan energi untuk TNI AU b. Untuk mengetahui kebutuhan zat gizi untuk TNI AU c.
Untuk mengetahui prinsip pemberian makan untuk TNI AU
d. Untuk mengetahui cara menyusun menu gizi seimbang untuk TNI AU
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pilot Angkatan Udara Pilot Angkatan Udara merupakan petugas yang ditugaskan untuk memegang kendali terhadap berbagai macam jenis pesawat berteknologi canggih. Pilot Angkatan Udara menggunakan seluruh kemampuan fisik dan pikiran secara maksimal dalam kondisi lingkungan yang memiliki efek fisiologis yang drastis terhadap tubuh. Oleh karena itu baik pria atau wanita yang menjadi pilot AU diharuskan memiliki kemampuan fisik dan kemampuan berpikir serta kemampuan atletis yang baik pula. Keahlian yang menggunakan seluruh kemapuan fisik dan pikiran, maka dibutuhkan asupan makanan yang baik dan bergizi bagi pilot maupun navigator baik sebelum penerbangan ataupun setelah penerbangan. Pekerjaan pilot maupun navigator memerlukan konsentrasi yang sangat tinggi sehingga asupan gizi bagi pilot maupun navigator berbeda dari asupan gizi pada umumnya.Selain itu, faktor psikologi pilot yang baik juga dibutuhkan untuk kemampuan berpikir pilot. Karena jika pilot atau navigator kehilangan tenaga dan konsentrasi dapat terjadi human error .
2.1.1
Hubungan Gizi dan Human Factor Human error dapat terjadi pada saat penerbangan. Dimana 70 % kejadian kecelakaan
udara
diakibatkan
oleh
human
error .
Human
factor
menggambarkan hubungan antara manusia dan lingkungan kerjanya serta peralatan yang digunakan ( software atau
hardware).
Tujuan dari
pemeriksaan terhadap faktor manusia adalah untuk mengurangi human error dan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan keamaan saat
penerbangan serta meningkatkan performance kerja dari pilot itu sendiri. Human error sangat berkaitan dengan keahlian dan konsentrasi pilot atau navigator. Seorang pilot angkatan udara dapat dihadapkan dengan situasi dimana performans kerja seorang pilot dapat menentukan keselamatan
baik dari pilot itu sendiri ataupun penumpangnya. Kehilangan konsentrasi dapat disebabkan oleh beberapa aspek, salah satunya akibat kurang atau tidak sesuai (seimbang)nya pemberian makanan untuk pilot maupun navigator. Dari sebab itulah, pemberian makan atau asupan bagi pilot maupun
navigator
sangat
perlu
diperhatikan
mulai
dari
jumlah
kalori,protein,lemak,karbohidrat dan zat gizi makro lainnya. Gizi yang baik kemungkinan dapat meningkatkan kesiapan dan performance kerja dari seorang pilot yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh human error. Pada saat penerbangan dilakukan pilot dan navigator mulai membutuhkan konsentrasi yang tinggi sehingga banyak energi yang keluar. Maka jumlah energi yang dibutuhkan pilot maupun navigator harus seimbang dengan pengeluaran energinya. Agar konsentrasi pilot maupun navigator tetap stabil dan tidak terjadi human error. Energi expenditure pada penerbangan, yaitu :
Activity
Kcal/min
4-G Turns
2,3
Landing
2,5
Rolls
3,0
Aerial Combat Maneuvering
4,8
Piloting helicopters during aerobatics
1,6
Aerobatics by aircraft pilots
1,8
Barrel roll
3,6
2.2 Resiko penyakit Yang Muncul Pada Pilot dan Navigator 2.2.1
Hipoxid Hipoksia Dalam penyakit hiposia dibagi kedalam 4 kategori yaitu : 1) hipoksikkoksia, 2) anemia Hipoksia,
3) hipoksia stagnan, dan 4) hipoksia histotoxic. Hipoxia terjadi keadaan tubuh manusia dimana jaringan tubuh lapar akan oksigen. Ini adalah kekurangan oksigen di dalam tubuh. Pada hipoksid hipoxia, ada Kurang oksigen dalam darah arteri. Ketegangan oksigen diturunkan baik paru-paru maupun arterial Darah, dan hemoglobin tidak Jenuh dengan oksigen normal tingkat. Jenis hipoksia ini mempengaruhi Tubuh secara keseluruhan dan merupakan satu Bentuk hipoksia yang paling serius. Hipoksia hipoksia sering terjadi Oleh ketegangan rendah oksigen masuk Udara terinspirasi seperti yang terlihat tinggi Ketinggian, pernapasan gas inert, Dan inhalasi obat bius Agen. Kondisi paru-paru yang tidak normal Juga bisa menghasilkan hipoksia hipoksia.Emfisema, asma, pneumonia, Atau pneumotoraks mendorong Pembentukan jenis hipoksia ini.obstruksi mekanis jalan nafas oleh benda asing, laringospasme, atau bronkospasme menghambat aliran oksigen dari atmosfer ke paru-paru, menciptakan keadaan oksigen inginkan dangkal gerakan pernafasan dari manapun sebab, dengan penurunan tingkat bunga atau amplitudo, dapat menyebabkan hipoksid hipoxia.
a. Tanda – tanda Hipoxid Hipoksia Seringkali tanda atau gejala hipoksia tidak mudah dikenali karena hipoksid hipoxia tidak kentara saat onset. Gejala dan tanda biasanya berbeda pada setiap orang dan seringkali tidak akan terjadi dalam urutan yang sama seperti yang tercantum di bawah ini. Karena itu, penting untuk menyadari semua gejala dan tanda. Tanda-tanda yaitu : 1. Pernapasan yang cepat 2. Sianosis 3. Koordinasi menjadi miskin 4. Lassitude / lesu 5. Penilaian yang buruk 6. Gejalanya meliputi:
7. Kelaparan untuk udara 8. Pusing 9. Otot sekaligus kelelahan mental 10. Sakit kepala 11. Mual 12. Dingin atau panas berkedip 13. Gangguan penglihatan 14. Perasaan geli 15. Euforia
b. Penyebab Hipoxid Hipoksia Penyebab utama hipoksid hipoxia sering disebut sebagai penyakit ketinggian. Individu yang melakukan perjalanan ke ketinggian yang lebih tinggi di pegunungan dari dataran rendah dapat dipengaruhi oleh tingkat oksigen yang menurun di udara yang mereka hirup. Hal ini bisa mengakibatkan kelelahan, mual, sakit kepala serta sesak napas. Individu yang menderita penyakit ketinggian harus beristirahat, minum banyak cairan dan menghentikan atau memperlambat pendakian mereka ke tempat yang lebih tinggi sehingga tubuh dapat menyesuaikan diri dengan tingkat oksigen secara bertahap.
Ada banyak situasi lain yang juga bisa menyebabkan hipoksia. Individu yang menggunakan nitrous oxide serta bentuk inhalans lain sebagai obat rekreasi berisiko besar menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Individu-individu dengan masalah yang mempengaruhi pernapasan misalnya asma, apnea tidur atau emfisema juga bisa mengalami hipoksia. Ada juga komplikasi yang terjadi akibat penggunaan anestesi yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dalam tubuh. Penyebab lain juga bisa menjadi gagal jantung.
Dalam kasus hipoksid hipoxia, ada , sel-sel diracuni dan tidak mampu untuk menerima oksigen dari kapiler. Dalam jenis hipoksia ini sel tidak bisa memanfaatkan oksigen, meski jumlah oksigennya dalam darah mungkin normal dan di bawah ketegangan normal hipoksid hipoxia diproduksi oleh sianida. Secara teoritis, itu bisa diproduksi oleh agen yang depre seluler pernafasan. Penyakit jantung, sirkulasi, darah serta paru-paru bisa menyebabkan beberapa jenis hipoksia. Selain itu, pekerjaan seperti pilot dapat menjadi penyebab penyakit hipoksid hipoxia. Hal ini bisa terjadi sering karena terlalu sering menggunakan alkohol atau narkoba. Asupan racun tertentu seperti hidrogen sulfida dan juga sianida juga bisa menjadi penyebab hipoksia jenis ini. Beberapa individu dapat mengalami kadar oksigen yang menurun karena kelainan bentuk atau defisiensi hemoglobin. Kondisi ini juga dikenal sebagai keracunan karbon monoksida serta hipoksid hipoxia. Merokok juga merupakan penyebab umum hipoksid hipoxia karena ini adalah penyebab umum banyak masalah pada tubuh. Tidak peduli penyakit apa yang Anda baca, Anda akan hampir selalu menganggap merokok sebagai penyebabnya. Hal terpenting yang dapat dilakukan setiap individu untuk memperbaiki kesehatan secara keseluruhan adalah berhenti merokok.
c.
Pengobatan Hipoxid Hipoksia
Hipoksia hipoxid hipoksia seringkali bisa menjadi kondisi yang fatal. Ada berbagai cara untuk mengobati hipoksia tergantung seberapa parah hipoksia. Jika seseorang menderita hipoksia, langkah terpenting adalah membangun jalan nafas dengan dibantu pernapasan. Individu ini perlu segera dibawa ke rumah sakit dimana dia bisa diletakkan di ventilator untuk membantu pernapasan. Detak jantung dan tekanan darah perlu dipantau. Mereka perlu diawasi dengan bantuan obat-obatan dan juga banyak cairan. Jika ada kejang yang mereka butuhkan untuk bisa ditekan. Cairan serta obat yang dibutuhkan bisa diberikan dengan cairan intravena atau IV. Seringkali selimut dingin bisa digunakan untuk memperlambat aktivitas sel otak sekaligus mengurangi kebutuhan oksigen. Ini harus menjadi langkah awal
segera dalam mengobati hipoksia bahkan sebelum alasan mendasar untuk hipoksia ditangani. Sepanjang jalur menuju pemulihan, individu dapat mengalami regresi kepribadian, kehilangan ingatan, halusinasi, dan amnesia, kedutan serta kejang otot. Pemulihan selalu dimungkinkan terutama bila otak belum kelaparan akan oksigen dalam waktu yang sangat lama. Untuk alasan ini, penting memberi udara yang memadai dan bantuan medis kepada individu yang menderita hipoksia.
2.3 Pertimbangan Gizi Bagi Pilot Angkatan Udara Makanan yang dikonsumsi sebelum dan selama penerbangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pilot. Dimana pilot membutuhkan konsentrasi yang tinggi sehinga asupan yang diterima akan mempengaruhi kinerja pilot. Hal hal yang harus dipehatikan dalam pemberian asupan makanan bagi pilot angkatan udara, yaitu : a. Hydration status b. Pre-flight nutrition c.
In-flight nutrition
d. Komposisi tubuh e. Suplemen
2.3.1
Efek dehidrasi terhadap kinerja pilot Dehidrasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Dehidrasi bisa terjadi karena pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan atau lebih besar dari pemasukan. Keadaan dehidrasi dapat menurunkan kinerja dan kemampuan pilot dalam membaca arah. Dehidrasi dapat menurunkan G tolenrance. Dehidrasi juga dapat mengurangi kemampuan penglihatan perifer. Akibat yang ditimbulkan dari dehidrasi terhadap kinerja pilot dapat merugikan penumpang pesawat. Maka dari itu dehidrasi terhadap kinerja pilot perlu dihindari dengan mengkonsumsi cairan yang banyak seperti air minum dan air kelapa. Selain itu, konsumsi buah
buahan seperti semangka,blewah, jeruk sunkist, dll
–
dapat mengatasi atau mencegah terjadinya dehidrasi. Dehidrasi dapat diakibatkan oleh berbagai factor, seperti : 1. Lingkungan sekitar
Lingkungan pada tekanan udara dan kelembaban yang rendah (<5%) seperti di kokpit dapat mempercepat hilangnya cairan.
Temperatur yang meningkat di kokpit yang disebabkan karena adanya pancaran panas atau panas yang dihasilkan dari gerakan-gerakan mesin
2. Ketinggian
Sekresi natrium dan air dari ginjal meningkat pada keadaan hipoxia akut
Meningkatnya pernafasan sebagai respon tehadap keadaan hipoxia dapat meningkatkan hilangnya cairan tubuh
3. Natrium dan Hidrasi
Natrium membantu meregulasi keseimbangan cairan diluar sel
Natrium di keluarkan lebih cepat pada ketinggian.
Euhydration dianjurkan pada setiap penerbangan
4. Protokol hidrasi
Pilot yang mengalami perubahan visual periferal karena dehidrasi, akan mengalami peningkatan fungsi penghilatan perifer sesaat setelah konsumsi cairan
Pilot harus minum sebelum merasa haus
Karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi status hidrasi pada saat penerbangan, akan lebih baik apabila pilot menjaga keseimbangan cairan sebelum melakukan penerbangan.
Pilot dianjurkan untuk konsumsi cairan sebanyak 400-600 ml selama
periode
4
jam
sebelum
penerbangan
yang
membutuhkan manuver secara intens
Hyperhydration tidak dianjurkan
Tambahan 10-20ml air/cairan dibutuhkan tiap satu jam penerbangan
5. Pre-flight Nutrition
Sebuah studi menunjukan bahwa konsumsi makanan tinggi karbohidrat
sebelum
meningkatkan
terjadinya
hemoglobin
kondisi
saturation
hipoksia secara
dapat
signifikan
dibandingkan dengan konsumsi makanan tinggi protein
Makanan tinggi karbohidrat dapat meningkatkan hemoglobin saturation hingga 4 %
6. In-flight Nutrition : kemungkinan dapat terjadi mabuk udara (air sickness)
Dikarenakan lingkungan pada saat penerbangan bersifat dinamis, maka sangat penting untuk mempertimbangkan pemberian nuutrisi yang tepat apabila mabuk udara terjadi
Konsumsi makanan dengan gizi cukup dan seimbang sebelum penerbangan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya air sickness
Hindari makan makanan pedas dan tinggi alkohol
Pilot dianjurkan untuk konsumsi bland food (makanan lunak, tidak pedas, dan rendah serat) seperti kreker dan seteguk soda untuk mengurangi gejala dari air sickness
7. High Altitude Anorexia
Kejadian ini merupakan hilangnya nafsu makan dikarenakan paparan akut terhadap ketinggian
Kejadian hipoxia dalam waktu yang singkat dapat menekan konsentrasi plasma acylated ghrelin yang akan menyebabkan hilangnya nafsu makan
Pada ketinggian di udara akan meningkatkan metabolic rate sehingga perlu meningkatkan asupan kalorinya agar dapat mempertahankan berat badan.
8. Air sickness pada pilot perempuan Sebuah studi menurut Lindseth et al menemukan bahwa 75 % pilot wanita mengalami air sickness. Berdasarkan hasil dietary recall ditemukan bahwa pilot wanita tersebut asupan vit a, vit c dan zat besinya rendah. Meski penyebab dari air sickness pada pilot wanita masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut, dianjurkan bagi pilot wanita agar meningkatkan asupan vit a, vit c, dan zat besi
2.4 Gizi untuk Pilot Gizi untuk pilot biasanya mencapai dari 2500 hingga 2800 kkal dimana asupan energy tersebut dibutuhkan pilot untuk melakukan kegiatan selama penerbangan berlangsung. Asupan makanan pilot diberikan sebelum dan sesudah penerbangan. Contoh asupan gizi untuk pilot (2800 kkal) yaitu : 05.00 AM : Sarapan pagi (563.5 kkal : KH 86 gr, Prot 20 gr dan Lemak 15.5 gr) 08.00 AM : Snack (353.5 kkal : KH 43 gr,Prot 9 g dan lemak
DAFTAR PUSTAKA Ross P.Cajaro, D.D.S Hypoxid Hypoxia : It Causes and Symptoms. 1874. The Boston Atlas